Pendapatan Regional
KELOMPOK 2
1. Nadira Asyifa 08.20.947
2. Syahfitri 08.20.1023
3. Putry Faiza Adelia Rawy 08.20.971
4. Nova Tiara 08.20.955
Dosen Pengampu :
EMILIA EMBUN SARI S.Sos., M.E
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah –Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Pendapatan Regional“ ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dan Pengertian Nilai Tambah ............................................................ 5
B. Contoh Perhitungan Nilai Tambah .................................................................. 6
C. Berbagai Konsep Dan Definisi ....................................................................... 7
D. Contoh Perhitungan Nilai Konstan ................................................................. 9
E. Metode Perhitungan Pendapatan Regional .................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Konsep Dan Pengertian Nilai Tambah ?
2. Apa Contoh Perhitungan Nilai Tambah?
3. Apakah Berbagai Konsep Dan Definisi?
4. Apakah Contoh Perhitungan Nilai Konstan?
5. Apa Metode Perhitungan Pendapatan Regional?
3
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Dan Pengertian Nilai Tambah.
2. Untuk mengetahui Contoh Perhitungan Nilai Tambah
3. Untuk mengetahui Berbagai Konsep Dan Definisi.
4. Untuk mengetahui Contoh Perhitungan Nilai Konstan.
5. Untuk mengetahui Metode Perhitungan Pendapatan Regional.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Dalam menghitung nilai tambah suatu sektor, biaya antara harus dikeluarkan atau
dikurangkan dari nilai jual produksi pada lokasi tempat produksi. Nilai tambah inilah yang
menggambarkan tingkat kemampuan menghasilkan pendapatan diwilayah tersebut.
Keuntungan Rp.2.600.000,00
Dari contoh diatas biaya antaranya adalah bibit, pupuk, dan pestisida sebesar
Rp.1.200.000,00 sehingga nilai tambah dari kegiatan tersebut adalah Rp. 5.000.000,00-
Rp.1.200.000,00 = Rp. 3.800.000,00. Ini adalah bagian yang bisa dinikmati masyarakat
setempat seandainya seluruh faktor-faktor produksi itu dimiliki oleh masyarakat setempat
dengan catatan dari penghasilan tersebut masih perlu dikurangkan biaya penyusutan dan pajak
yang mungkin ditagih pemerintah.
6
C. Berbagai Konsep dan Definisi
Berbagai konsep dan definisi yang biasa dipakai dalam membicarakan pendapatan
regional/ nilai tambah yaitu sebagai berikut :
1.Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
a. PDRB atas harga berlaku
PDRB atas harga berlaku adalah jumlah ni;lai produksi atau pendapatan atau
pengeluaran yang dinilai sesuai dengan harga yang berlaku pada tahun yang
bersangkutan.
b. PDRB atas dasar konstan
PDRB atas harga konstan adalah jumlah nilai produksi atau pendapatan atau
pengeluaran yang dinilai atas dasar harga tetap (harga pada tahun dasar) yang
digunakan selama satu tahun.
c. Produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar
PDRB atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added)
yang timbul dari seluruh sektor perekonomian diwilayah itu. Yang dimaksud dengan
nilai tambah bruto adalah nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara
(intermediate cost). Nilai tambah bruto mecakup komponen-komponen faktor
pendapatan (upah,gaji, bunga, sewa tanah, dan keuntungan ), penyusutan, dan pajak
tidak langsung neto. Jadi, dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing
sektor dan menjumlahkannya, akan menghasilkan produk domestik regional bruto
atas harga pasar.
Produk domestik regioanal neto atas dasar harga pasar dikurangi penyusutan.
Penyusutan yang dimaksud adalah nilai susut (aus) atau pengurangan nilai barang-
barang modal ( mesin-mesin, peralatan, kendaraan dan lainnya) karena barang modal
tersebut terpakai dalam proses produksi atau karena faktor waktu
PDRN atas biaya faktor adalah PDRN atas dasar biaya harga pasar dikurangi pajak
tak langsung neto. pajak tidak langsung meliputi pajak penjualan, bea ekspor, biaya
cukai, dan pajak lain-lain, kecuali pajak pendapatan dan pajak perseroan. Pajak tidak
7
langsung dari unit-unit produksi dibebankan kepada pembeli sehingga harga akan
otomatis dinaikan oleh produsen itu sendiri. Berlawanan dengan pajak tidak langsung
yang berakibat menaikan harga barang, subsidi yang diberikan pemerintah kepada
unit-unit produksi terutama kepada unit-unit produksi yang dianggap penting untuk
memenuhi kebutuhan kepada masyarakat luas, akan menurunkan harga pasar.
Dengan demikian,pajak tidak langsung dan subsidi mempunyai pengaruh yang
berlawanan terhadap harga barang dan jasa (output produksi).
4.Pendapatan regional
Pendapatan regional neto adalah produk domestik regional neto atas dasar biaya
faktor dikurangi aliran dana yang mengalir keluar ditambah aliran dana yang
mengalir masuk. Produk domestik regional neto atas dasar biaya faktor, merupakan
jumlah dari pendapatan berupa upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan
yang timbul, atau merupakan pendapatan yang berasal dari kegiatan diwilayah
tersebut. Akan tetapi pendapatan yang dihasilkan tersebut, tidak seluruhnya menjadi
pendapatan penduduk daerah lain, misalnya suatu perusahaan yang modalnya
dimiliki oleh orang luar, tetapi perusahaan tadi beroperasi di daerah tersebut. Dengan
sendirinya keuntungan perusahaan itu sebagian akan menjadi milik orang luar, yaitu
milik orang yang mempunyai modal. Sebaliknya jika ada penduduk daerah
menanamkan modal diluar daerah makan sebagian keuntungan perusahaan akan
mengalir kedaerah tersebut.
Harga konstan artinya harga produk didasarkan atas harga pada tahun tertentu. Tahun
yang dijadikan patokan harga disebut tahun dasar untuk penetuan harga konstan.
Jadi, kenaikan pendapatan hanya disebabkan oleh meningkatnya jumlah fisik
produksi karena harga dianggap tetap/konstan. Akan tetapi, pada sektor jasa yang
tidak memiliki unit produksi, nilai produksi dinyatakan dalam harga jual.
7.Pendapatan perkapita
Pendapatan perkapita adalah total pendapatan suatu daerah dibagi jumlah penduduk
didaerah tersebut untuk tahun yang sama. Angka yang digunakan semestinya adalah
total pendapatan regional dibagi jumlah penduduk. Akan tetapi, angka ini sering kali
tidak diperoleh sehingga diganti dengan total PDRB atas dasar harga pasar dibagi
dengan jumlah penduduk. Angka pendapatan perkapita dapat dinyatakan dalam
harga berlaku maupun dalam harga konstan1 tergantung pada kebutuhan.
1
Op cit, hal.28-20
9
Dalam harga konstan maka besarnya kenaikan pendapatan regional dalamkurun
waktu 5 tahun adalah 11,96% .Total pendapatan tahun 2000 dengan
menggunakan harga konstan tahun1995 dibagi dengan total pendapatan tahun
1995= 3.358.919 : 3.000.000= 11,96 %Sedangkan indeks tahun 1995=
1 akibatnyaterjadi kenaikan indeks 0,1196.Indeks inflasiMula-mula dihitung nilai
produksi tahun 2000 dengan harga tahun berlaku(2000) yaitu ( 1.100 x 600 ) + (
2.300 x 1000 ) = 2.960.000Nilai produksitahun 2000 dengan harga konstan ( 1995
) ( 1.100 x 500 ) +(2.300 x 800 ) = 2.390.000Maka inflasi 2.960.000: 2.390.000 =
1.2385Hal ini berarti tingkat inflasi selama 5 tahun adalah 23,85%.Nilai konstan
sektor jasa adalah nilai harga berlaku tahun 2000 dibagi indeksinflasi
yaitu1.200.000: 1.2385= 968.919
Metode perhitungan pendapatan regional pada tahap pertama dapat dibagi dalam dua
metode, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung adalah
perhitungan dengan menggunakan data daerah atau data asli yang menggambarkan
kondisi daerah dan digali dari sumber data yang ada di daerah itu sendiri. Hal ini
berbeda dengan metode tidak langsung yang menggunakan data dari sumber nasional
yang dialokasikan kemasing-masing daerah.
b.Pendekatan pendapatan
c.Pendekatan pengeluaran
Pendapatan dari segi pengeluaran adalah menjumlahkan nilai penggunaan akhir dari
barang dan jasa yang diproduksi didalam negeri. jika dilihat dari segi penggunaan
maka total penyediaan/ produksi barang dan jasa itu digunakan untuk :
(a) Konsumsi rumah tangga
(b) Konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung
(c) Konsumsi pemerintah
(d) Pembentukan modal tetap bruto (investasi)
(e) Perubahan stok, dan
(f) Ekspor neto
Ekspor neto adalah total ekspor dikurangi total impor. Total penyediaan (total
barang dan jasa yang tersedia) didalam negeri saja maka total konsumsi harus
dikurangi dengan nilai impor kemudian ditambah dengan nilai ekspor. Sebenarnya
pendekatan pengeluaran juga menghitung juga apa yang diproduksi diwilayah
tersebut tetapi hanya yang menjadi konsumsi atau penggunaan akhir. Berbeda
dengan pendekatan produksi, pendekatan pengeluran tidak menimbulkan
perhitungan ganda karena apa yang telah di konsumsi seseorang atau lembaga
sebagai konsumsi akhir tidak akan dapat lagi dikonsumsi orang atau lembaga lain.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.coursehero.com/file/p2i45na/CONTOH-PERHITUNGAN-NILAI-
KONSTAN-Misalnya-disuatu-propinsi-hanya-ada-3-sektor/
14