Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Pendapatan Regional

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah


EKONOMI REGIONAL DAN PERKOTAAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

KELOMPOK 2
1. Nadira Asyifa 08.20.947
2. Syahfitri 08.20.1023
3. Putry Faiza Adelia Rawy 08.20.971
4. Nova Tiara 08.20.955

Dosen Pengampu :
EMILIA EMBUN SARI S.Sos., M.E

Prodi Ekonomi Syariah


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
SYEKH H. ABDUL HALIM HASAN
AL-ISHLAHIYAH BINJAI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah –Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Pendapatan Regional“ ini tepat pada waktunya.

Kami beraharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekan dalam kehidupan sehari hari. Kami juga
berterimakasih kepada banyak pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Binjai,27 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dan Pengertian Nilai Tambah ............................................................ 5
B. Contoh Perhitungan Nilai Tambah .................................................................. 6
C. Berbagai Konsep Dan Definisi ....................................................................... 7
D. Contoh Perhitungan Nilai Konstan ................................................................. 9
E. Metode Perhitungan Pendapatan Regional .................................................... 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan dari kebijakan ekonomi adalah menciptakan kemakmuran. Salah satu


ukuran kemakmuran terpenting adalah pendapatan. Kemakmuran tercipta karena
ada kegiatan yang menghasilkan pendapatan. Ada juga pendapatan dari harta,
tetapi harta adalah akumulasi dari kegiatan sebelumnya.

Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat


pada wilayah analisis . tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan
wilayah maupun pendapatan rata-rata wilayah tersebut. Menganalisis suatu
region atau membicarakan pembangunan regional tidak mungkin terlepas dari
membahas tingkat pendapatan masyarakat diwilayah tersebut. Ada beberapa
parameter yang bisa digunakan untuk mengukur adanya pembangunan
wilayah. Salah satu parameter terpenting adalah meningkatnya pendapatan
masyarakat. Parameter lain, seperti meningkatkan lapangan kerja dan
pemerataan pendapatan juga sangat terkait dengan peningkatan pendapatan
masyarakat diwilayah tersebut, yaitu yang dimaksud adalah pendapatan rata-
rata msyarakat, untuk itu perlu mengetahui alat ukur dan metode yang dipakai
untuk menetapkan besarnya tingkat pendapatan masyarakat.nilai tambah inilah
yang mengukur tingkat kemakmuran masyarakat setempat dengan asumsi
seluruh pendapatan itu dinikmati masyarakat setempat

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Konsep Dan Pengertian Nilai Tambah ?
2. Apa Contoh Perhitungan Nilai Tambah?
3. Apakah Berbagai Konsep Dan Definisi?
4. Apakah Contoh Perhitungan Nilai Konstan?
5. Apa Metode Perhitungan Pendapatan Regional?

3
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Dan Pengertian Nilai Tambah.
2. Untuk mengetahui Contoh Perhitungan Nilai Tambah
3. Untuk mengetahui Berbagai Konsep Dan Definisi.
4. Untuk mengetahui Contoh Perhitungan Nilai Konstan.
5. Untuk mengetahui Metode Perhitungan Pendapatan Regional.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dan Pengertian Nilai Tambah

Dalam membicarakan pendapatan dan pertumbuhan regional,


sangat perlu diketahui tentang konsep/ arti nilai tambah. Kesalahan yang biasa
terjadi adalah apabila orang menganggap bahwa pendapatan regional adalah
identik dengan nilai produksi yang dihasilkan diwilayah tersebut. Sebenarnya
nilai produksi tidak sama dengan nilai tambah karena dalam nilai produksi
terdapat biaya antara (intermediante cost), yaitu biaya pembelian / biaya
perolehan dari sektor lain yang telah dihitung sebagai produksi atau berasal
dari impor (dihitung sebagai nilai produksi di Negara pengekspor).
Menghitung nilai produksi sebagai pendapatan regional bisa
mengakibatkan perhitungan ganda (double-counting). Misalnya seorang
tukang kue menghasilkan 100 buah kue per hari yang di jualnya dengan harga
@300,00 sehingga nilai penjualannya/ nilai produksinya adalah Rp. 30.000,00.
Padahal untuk menghasilkan kue tersebut dia terpaksa membeli berbagai jenis
input seperti tepung beras, gula, kelapa, vanili, minyak goreng, dan bahan
bakar. Bahan-bahan yang digunakan tersebut telah dihitung di sector lain.
Misalnya, beras deihitung disektor pertanian dan disektor industri
penggilingan beras menjadi tepung, gula telah dihitung di sektor pertanian dan
minyak goreng di sektor industri. Jika bahan baku yang digunakan diimpor
dari Negara lain, berarti nilai bahan baku itu telah dihitung sebagai pendapatan
diwilayah lain. Bahan-bahan yang berasal dari sektor lain disebut “ biaya
antara” . bibit termasuk biaya antara karena nilai produksinya telah dihitung
pada periode sebelumnya. Dengan demikian, dalam nilai produksi, telah
terdapat nilai produksi dari sektor/ kegiatan lain dan ini menimbulkan
perhitungan ganda (double-counting) apabila tidak dikurangkan.

5
Dalam menghitung nilai tambah suatu sektor, biaya antara harus dikeluarkan atau
dikurangkan dari nilai jual produksi pada lokasi tempat produksi. Nilai tambah inilah yang
menggambarkan tingkat kemampuan menghasilkan pendapatan diwilayah tersebut.

Nilai tambah bruto terdiri dari :


a. Upah dan gaji
b. Laba atau keuntungan
c. Sewa tanah
d. Bunga uang
e. Penyusutan
f. Pajak tidak langsung neto

B. Contoh Perhitungan Nilai Tambah


Berikut adalah contoh perhitungan nilai tambah yang sangat sederhana
Misalnya, seorang petani mengolah sebidang tanah seluas 1 hektar yang ditanam jagung.
Untuk memproduksi jagung, petani tersebut mengeluarkan biaya sebagai berikut:
1. Membeli bibit 25 kg Rp. 8.000,00 =Rp. 200.000,00
2. Menyewa traktor untuk lahan 1 ha =Rp. 300.000,00
3. Tenaga kerja yang digaji 50 hk Rp.8.000,00 =Rp. 400.000,00
4. Pupuk 250 kg Rp. 2.000,00 =Rp. 500.000,00
5. Pestisida 10 liter Rp. 50.000,00 =Rp. 500.000,00
6. Sewa mesin pipil =Rp. 500.000,00
Total pengeluaran Rp.2.400.000,00

Hasil produksi 5.000 kg Rp. 1000,00 Rp.5.000.000,00

Keuntungan Rp.2.600.000,00
Dari contoh diatas biaya antaranya adalah bibit, pupuk, dan pestisida sebesar
Rp.1.200.000,00 sehingga nilai tambah dari kegiatan tersebut adalah Rp. 5.000.000,00-
Rp.1.200.000,00 = Rp. 3.800.000,00. Ini adalah bagian yang bisa dinikmati masyarakat
setempat seandainya seluruh faktor-faktor produksi itu dimiliki oleh masyarakat setempat
dengan catatan dari penghasilan tersebut masih perlu dikurangkan biaya penyusutan dan pajak
yang mungkin ditagih pemerintah.

6
C. Berbagai Konsep dan Definisi
Berbagai konsep dan definisi yang biasa dipakai dalam membicarakan pendapatan
regional/ nilai tambah yaitu sebagai berikut :
1.Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
a. PDRB atas harga berlaku
PDRB atas harga berlaku adalah jumlah ni;lai produksi atau pendapatan atau
pengeluaran yang dinilai sesuai dengan harga yang berlaku pada tahun yang
bersangkutan.
b. PDRB atas dasar konstan
PDRB atas harga konstan adalah jumlah nilai produksi atau pendapatan atau
pengeluaran yang dinilai atas dasar harga tetap (harga pada tahun dasar) yang
digunakan selama satu tahun.
c. Produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar
PDRB atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added)
yang timbul dari seluruh sektor perekonomian diwilayah itu. Yang dimaksud dengan
nilai tambah bruto adalah nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara
(intermediate cost). Nilai tambah bruto mecakup komponen-komponen faktor
pendapatan (upah,gaji, bunga, sewa tanah, dan keuntungan ), penyusutan, dan pajak
tidak langsung neto. Jadi, dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing
sektor dan menjumlahkannya, akan menghasilkan produk domestik regional bruto
atas harga pasar.

2.Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas harga pasar

Produk domestik regioanal neto atas dasar harga pasar dikurangi penyusutan.
Penyusutan yang dimaksud adalah nilai susut (aus) atau pengurangan nilai barang-
barang modal ( mesin-mesin, peralatan, kendaraan dan lainnya) karena barang modal
tersebut terpakai dalam proses produksi atau karena faktor waktu

3.Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas dasar biaya faktor

PDRN atas biaya faktor adalah PDRN atas dasar biaya harga pasar dikurangi pajak
tak langsung neto. pajak tidak langsung meliputi pajak penjualan, bea ekspor, biaya
cukai, dan pajak lain-lain, kecuali pajak pendapatan dan pajak perseroan. Pajak tidak

7
langsung dari unit-unit produksi dibebankan kepada pembeli sehingga harga akan
otomatis dinaikan oleh produsen itu sendiri. Berlawanan dengan pajak tidak langsung
yang berakibat menaikan harga barang, subsidi yang diberikan pemerintah kepada
unit-unit produksi terutama kepada unit-unit produksi yang dianggap penting untuk
memenuhi kebutuhan kepada masyarakat luas, akan menurunkan harga pasar.
Dengan demikian,pajak tidak langsung dan subsidi mempunyai pengaruh yang
berlawanan terhadap harga barang dan jasa (output produksi).

4.Pendapatan regional

Pendapatan regional neto adalah produk domestik regional neto atas dasar biaya
faktor dikurangi aliran dana yang mengalir keluar ditambah aliran dana yang
mengalir masuk. Produk domestik regional neto atas dasar biaya faktor, merupakan
jumlah dari pendapatan berupa upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan
yang timbul, atau merupakan pendapatan yang berasal dari kegiatan diwilayah
tersebut. Akan tetapi pendapatan yang dihasilkan tersebut, tidak seluruhnya menjadi
pendapatan penduduk daerah lain, misalnya suatu perusahaan yang modalnya
dimiliki oleh orang luar, tetapi perusahaan tadi beroperasi di daerah tersebut. Dengan
sendirinya keuntungan perusahaan itu sebagian akan menjadi milik orang luar, yaitu
milik orang yang mempunyai modal. Sebaliknya jika ada penduduk daerah
menanamkan modal diluar daerah makan sebagian keuntungan perusahaan akan
mengalir kedaerah tersebut.

5.Pendapatan perorangan dan pendapatan yang siap dibelanjakan

Pendapatan perorangan merupakan pendapatan yang diterima oleh rumah tangga.


Ternyata tidak seluruh pendapatan regional diterima oleh rumah tangga, pajak
pendapatan perusahaan diterima oleh pemerintah, keuntungan yang tidak dibagikan
ditahan diperusahaan-perusahaan dan dana jaminan sosial dibayar kepada instansi
yang berwenang. Akan tetapi sebaliknya , rumah tangga masih mnerima tambahan
berupantransfer payment. Baik dari pemerintah maupun perusahaan dan bunga netto
atas utang pemerintah maupun perusahaan dan bunga neto atas utang pemerintah
apabila pendapatan perorangan dikurangi dengan pajak yang langsung dibebankan
kepada rumah tangga dan hibah yang diberikan oleh rumah tangga, hasilnya
merupakan pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income).
8
6.Pendapatan regional atas dasar harga konstan

Harga konstan artinya harga produk didasarkan atas harga pada tahun tertentu. Tahun
yang dijadikan patokan harga disebut tahun dasar untuk penetuan harga konstan.
Jadi, kenaikan pendapatan hanya disebabkan oleh meningkatnya jumlah fisik
produksi karena harga dianggap tetap/konstan. Akan tetapi, pada sektor jasa yang
tidak memiliki unit produksi, nilai produksi dinyatakan dalam harga jual.

7.Pendapatan perkapita

Pendapatan perkapita adalah total pendapatan suatu daerah dibagi jumlah penduduk
didaerah tersebut untuk tahun yang sama. Angka yang digunakan semestinya adalah
total pendapatan regional dibagi jumlah penduduk. Akan tetapi, angka ini sering kali
tidak diperoleh sehingga diganti dengan total PDRB atas dasar harga pasar dibagi
dengan jumlah penduduk. Angka pendapatan perkapita dapat dinyatakan dalam
harga berlaku maupun dalam harga konstan1 tergantung pada kebutuhan.

D.Contoh Perhitungan Nilai Konstan

Misalnya disuatu propinsi hanya ada 3 sektor yaitu 2 sektor produksidan 1


sektor jasa. Nilai tambah masing-masing sektor dalam kurun waktuberselang
waktu 5 tahun adalah sbb.KondisiTahun 1995

1
Op cit, hal.28-20
9
Dalam harga konstan maka besarnya kenaikan pendapatan regional dalamkurun
waktu 5 tahun adalah 11,96% .Total pendapatan tahun 2000 dengan
menggunakan harga konstan tahun1995 dibagi dengan total pendapatan tahun
1995= 3.358.919 : 3.000.000= 11,96 %Sedangkan indeks tahun 1995=
1 akibatnyaterjadi kenaikan indeks 0,1196.Indeks inflasiMula-mula dihitung nilai
produksi tahun 2000 dengan harga tahun berlaku(2000) yaitu ( 1.100 x 600 ) + (
2.300 x 1000 ) = 2.960.000Nilai produksitahun 2000 dengan harga konstan ( 1995
) ( 1.100 x 500 ) +(2.300 x 800 ) = 2.390.000Maka inflasi 2.960.000: 2.390.000 =
1.2385Hal ini berarti tingkat inflasi selama 5 tahun adalah 23,85%.Nilai konstan
sektor jasa adalah nilai harga berlaku tahun 2000 dibagi indeksinflasi
yaitu1.200.000: 1.2385= 968.919

E.Metode perhitungan pendapatan regional

Metode perhitungan pendapatan regional pada tahap pertama dapat dibagi dalam dua
metode, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung adalah
perhitungan dengan menggunakan data daerah atau data asli yang menggambarkan
kondisi daerah dan digali dari sumber data yang ada di daerah itu sendiri. Hal ini
berbeda dengan metode tidak langsung yang menggunakan data dari sumber nasional
yang dialokasikan kemasing-masing daerah.

1.Metode langsung dapat dilakukan dengan menggunakan 3 macam cara, yaitu :


a. Pendekatan produksi
Pendekatan produksi adalah penghitungan nilai tambah barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu kegiatan/ sektor ekonomi dengan cara mengurangkan biaya
antara dari total nilai produksi bruto sector atau subsektor tersebut. Pendekatan ini
banyak digunakan untuk memperkirakan nilai tambah dari sektor/ kegiatan yang
produksinya berbentuk fisik/ barang, seperti pertanian, pertambangan, dan industri
sebagainya. Nilai tambah merupakan selisih antara nilai produksi (output) dan nilai
biaya antara( intermediate cost), yaitu bahan baku/ penolong dari luar yang dipakai
dalam proses produksi . sektor jasa yang menerima
10
pembayaran atas jasa yang diberikannya (sesuai dengan harga pasar), masih bisa
dihitung dengan pendekatan produksi. Akan tetapi, akan leih muda apabila dihitung
dengan pendekatan pendapatan.

b.Pendekatan pendapatan

Dalam pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi


diperkirakan dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima faktor produksi,
yaitu upah dan gaji surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung neto. metode
pendekatan pendapatan banyak dipakai pada sektor jasa, tetapi tidak dibayar setara
harga pasar, misalnya sektor pemerintahan.

c.Pendekatan pengeluaran

Pendapatan dari segi pengeluaran adalah menjumlahkan nilai penggunaan akhir dari
barang dan jasa yang diproduksi didalam negeri. jika dilihat dari segi penggunaan
maka total penyediaan/ produksi barang dan jasa itu digunakan untuk :
(a) Konsumsi rumah tangga
(b) Konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung
(c) Konsumsi pemerintah
(d) Pembentukan modal tetap bruto (investasi)
(e) Perubahan stok, dan
(f) Ekspor neto
Ekspor neto adalah total ekspor dikurangi total impor. Total penyediaan (total
barang dan jasa yang tersedia) didalam negeri saja maka total konsumsi harus
dikurangi dengan nilai impor kemudian ditambah dengan nilai ekspor. Sebenarnya
pendekatan pengeluaran juga menghitung juga apa yang diproduksi diwilayah
tersebut tetapi hanya yang menjadi konsumsi atau penggunaan akhir. Berbeda
dengan pendekatan produksi, pendekatan pengeluran tidak menimbulkan
perhitungan ganda karena apa yang telah di konsumsi seseorang atau lembaga
sebagai konsumsi akhir tidak akan dapat lagi dikonsumsi orang atau lembaga lain.

2.Metode tidak langsung


Metode tidak langsung adalah suatu cara mengalokasikan produk domestic bruto
dari wilayah yang lebih luas kemasing-masing bagian wilayah, misalnya
11
mengalokasikan PDB Indonesia kesetiap provinsi dengan menggunakan alokator
tertentu, alokator yang digunakan yaitu :
a. Nilai produksi bruto atau neto setiap sector/ subsector, pada wilayah yang
dialokasikan
b. Jumlah produksi pisik
c. Tenaga kerja
d. Penduduk, dan
e. Alokator tridak langsung lainnya.
Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari beberapa alokator dapat
diperhitungkan persentase bagian masing-masing provinsi terhadap nilai
tambah setiap sektor dan subsektor.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah


analisis
2. Nilai tambah bruto terdiri dari :
g. Upah dan gaji
h. Laba atau keuntungan
i. Sewa tanah
j. Bunga uang
k. Penyusutan
3. Berbagai konsep dan definisi yang biasa dipakai dalam membicarakan pendapatan
regional/ nilai tambah yaitu sebagai berikut :
a. Produk Domestik Regional bruto (PDB)
b. Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas harga pasar
c. Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas dasar biaya faktor
d. Pendapatan regional
e. Pendapatan perorangan dan pendapatan yang siap dibelanjakan
f. Pendapatan regional atas dasar harga konstan
g. Pendapatan perkapita
4. Metode perhitungan pendapatan retgional ada dua,diantaranya yaitu:
a. Metode langsung
b. Metode tidak langsung

13
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan Robinson,2014. Ekonomi Regional ;teori dan aplikasi.

jakarta; Bumi Aksara

Pengertian-definisi.blogspot.com/2011/10/istilah-istilah dalam produk


domestik regional bruto.html.

Dumairy,1996. Perekonomian Indonesia, Jakarta: Erlangga

https://www.coursehero.com/file/p2i45na/CONTOH-PERHITUNGAN-NILAI-
KONSTAN-Misalnya-disuatu-propinsi-hanya-ada-3-sektor/

14

Anda mungkin juga menyukai