Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA PADA TOKO BA PIA


LHOKSEUKON

Oleh:

Khairunnisa : 1762401041
Ninda Safrila : 1762401035
Sri Wahyuni Rahmayanti : 1762401028

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN


TINGGI POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2019
DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1........................................................................................................Latar
Belakang Masalah.......................................................................... 1
1.2........................................................................................................Rum
usan Masalah.................................................................................. 2
1.3........................................................................................................Tujua
n Penulisan..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1. Definisi Analisis Biaya Volume Laba......................................... 3
2.2 Dasar Analisis BVL..................................................................... 4
2.2.1. Hubungan BLV dalam Bentuk Persamaan........................ 5
2.2.2. Hubungan BLV dalam Bentuk Grafik............................... 5
2.3 Pemanfaatan Analisis BVL untuk Perencanaan........................... 7
2.4 Pertimbangan BVL dalam Memilih Struktur Biaya .................... 11

BAB III PENUTUP......................................................................................... 13


3.1 Kesimpulan................................................................................... 13
3.2 Saran............................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah

Analisis Biaya Volume Laba atau biasa disebut dengan Cost Volume Profit

Analysis (CVPA) merupakan suatu alat yang sangat tepat untuk perencanaan dan

pengambilan keputusan terkait dengan biaya variable per unit,  kuantitas yang

terjual, harga produk (prices of products), volume produksi,  dan semua informasi

keuangan perusahaan yang terkandung di dalamnya yang sangat mempengaruhi

tingkat laba.

Analisis CVP dapat mengatasi banyak isu lainnya seperti jumlah unit yang

harus dijual untuk mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap terhadap

titik impas, serta dampak kenaikan harga terhadap laba. Selain itu analisis CVP

memungkinkan para manajer untuk melakukan analisis sensitivitas dengan

menguji dampak dari berbagai tingkat harga atau biaya terhadap laba.

   Sementara  tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba

yang maksimal agar kelangsungan hidup perusahaan terus berjalan sepanjang

waktu, maka perlu dilakukan analisis terhadap biaya volume laba

perusahaan.  Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas bagaimana

analisis cost volume profit  (CVP) agar manajer dapat dengan bijak mengambil

keputusan yang pasti dan tidak mengandung resiko yang dapat merugikan

perusahaan.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi analisis biaya volume laba?

2. Bagaimana Dasar Analisis Biaya-Volume Dan Laba?

3. Bagaimana Pemanfaatan Analisis Biaya Volume Laba  untuk Perencanaan ?

4. Bagaimana Biaya Volume Laba dalam Memilih Struktur Biaya ?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan

pengetahuan serta memperdalam pemahaman tentang analisis biaya volume laba

sebagai salah satu skill yang harus dikuasai oleh seorang manager.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Analisis Biaya Volume Laba

Pengertian analisis CVP (cost volume profit) adalah analisis yang

digunakan untuk menentukan bagaimana perubahan dalam biaya dan volume

dapat mempengaruhi pendapatan operasional (operating income) perusahaan dan

pendapatan bersih (net income). Analisis Biaya Volume Laba merupakan alat

bantu yang sangat berguna bagi manajer untuk memahami hubungan biaya

volume laba. Para manajer harus mengerti akan hubungan timbal balik antara

biaya, volume, dan laba bagi perencanaan dan pembuatan keputusan. Para

manajer sangat bergantung pada departemen akuntansi biaya yang menyediakan

informasi dan analisis yang membantu mereka mengantisipasi serta membuat

keputusan yang tepat menyangkut ketiga hal tersebut.

Analisis biaya volume laba berfokus pada pengaruh dari kelima faktor

berikut terhadap laba :

1. Harga produk

2. Volume penjualan

3. Biaya variabel per unit

4. Total biaya tetap

5. Bauran produk yang dijual

3
4

2.2 Dasar Analisis Biaya-Volume Dan Laba

Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan penjualan

dikurangi beban variabel. Jadi margin kontribusi merupakan jumlah yang tersedia

untuk menutup beban tetap dan kemudian untuk menyediakan laba pada periode

tersebut. Perhatikan urutannya-margin kontribusi digunakan lebih dulu untuk

menutup biaya tetap, dan sisanya akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak

cukup untuk menutup beban tetap perusahaan, maka akan terjadi kerugian uantuk

periode tersebut.

Penelitian ini dilakukan di Toko Bakpia yang menjual kue bakpia. Toko

tersebut berlokasi di Lhoksukon. Berikut adalah laporan laba rugi kontribusi pada

bulan Agustus 2019.

Toko Bakpia
Laporan Laba Rugi Kontribusi
Bulan Agustus 2019
Jumlah Per Unit %
Penjualan (1000 kue) Rp 2.000.000 Rp 2.000 100
Beban Variabel Rp 1.500.000 Rp 1.500 75
Margin kontribusi Rp 500.000 Rp 500 25
Beban tetap Rp 250.000
Laba Neto operasi (rugi) Rp 250.000

4
5

Jumlah Per Unit %


Penjualan (1 Kue) Rp 2.000 Rp 2.000 100
Beban variabel Rp 1.500 Rp 1.500 75
Margin kontribusi Rp 500 Rp 500 25
Beban Tetap Rp 250.000
Laba Neto operasi (rugi) -Rp 249.500

Untuk setiap tambahan unit yang terjual selama bulan tersebut, margin

kontribusi sebesar Rp 500 akan tersedia untuk menutup beban tetap. Jika unit

kedua terjual misalnya, maka total margin kontribusi akan meningkat sebesar Rp

500 ( totalnya menjadi Rp 1000 dan kerugian perusahaan akan menurun sebesar

Rp 1000, menjadi Rp 249.000 ).

Jumlah Per Unit %


Penjualan (2 Kue) Rp 4.000 Rp 2.000 100
Beban variabel Rp 3.000 Rp 1.500 75
Margin kontribusi Rp 1.000 Rp 500 25
Beban Tetap Rp 250.000
Laba Neto operasi (rugi) -Rp 249.000

2.2.1 Hubungan BVL dalam Bentuk Persamaan

Laporan laba rugi kontribusi dapat disajikan dalam bentuk persamaan sebagai

berikut :

Laba = (Penjualan - Beban Variabel) – Beban Tetap

Untuk menghitung Rasio dalam Laba Rugi Kontribusi sebagai berikut :

Rasio MK = Margin Kontribusi per Unit


Harga Jual Per unit
= Rp 500 = 25%
Rp 2.000

5
6

Rasio beban variabel = beban variabel per unit


Harga jual per unit
= Rp 1.500 = 75%
Rp 2.000

2.2.2 Hubungan BVL dalam Bentuk Grafik

Selain menggunakan dua pendekatan diatas analisis impas juga dapat dibuat

dengan menggunakan grafik. Grafik tersebut dapat dibuat dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Buat garis horizontal (x) untuk menunjukan jumlah unit produk dan sebuah

garis vertikal (y) untuk menunjukan nilai penjualan dan biaya.

b. Tarik sebuah garis lurus ke kanan atas dengan kemiringan 45 yang ditarik dari

titik 0 perpotongan garis x dan garis y sebagai garis penjualan.

c. Buat garis horizontal untuk menujukan jumlah biaya tetap pada berbagai level

unit penjualan.

d. Buat garis untuk menunjukan jumlah biaya pada berbagai level unit penjualan

yang ditarik dari perpotongan garis y dengan garis biaya tetap. Daerah yang

berada di antara garis ini dengan garis biaya tetapdi bawahnya menunjukan

kisaran biaya variabel.

e. Buat titik impas pada perpotongan garis penjualan dan garis total biaya. Tarik

garis ke kiri untuk menunjukan jumlah penjualan dalam satuan uang dan tarik

garis vertikal ke bawah untuk menunjukan titik impas dalam unit penjualan.

f. Arsir tiga disebelah kanan grafik sebagai daerah laba dan sebaliknya arsir

daerah segitiga di sebelah kiri bawah titik impas sebagai daerah rugi. Daerah

6
7

arsiran ini menunjukan bahwa penjualan yang lebih kecil dari titik impas akan

menimbulkan rugi dan sebaliknya penjualan yang lebih besar akan

memberikan laba.

2.3 Pemanfaatan Analisis Biaya Volume Laba untuk Perencanaan

a. Analisis target laba

Analisis terget laba adalah salah satu penggunaan pokok dalam analisis BVL.

Dalam analisis target laba, kita mengestimasi volume penjualan yang diperlukan

untuk mencapai laba tertentu. Diasumsikan bahwa Toko Bakpia ingin mengetahui

jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba sebesar Rp 500.000

per bulan untuk menjawab pertanyaan tersebut kita dapat menggunakan metode

persamaan atau metode formula.

7
8

1) Metode Persamaan

Kita dapat menggunakan persamaan laba dasar guna mengetahui volume

penjualan yang dibutuhkan untuk memperoleh target laba dalam kasus Toko

Bakpia, perusahaan yang memiliki satu jenis produk, kita dapat menggunakan

persamaan margin kontribusi. Mengingat bahwa target laba adalah Rp

500.000, margin kontribusi per unit adalah Rp 500, dan beban tetap sebesar

Rp 250.000. Kita dapat menghitung volume penjualan sebagai berikut:

Laba = Margin kontribusi per unit x Q – Beban Tetap

Rp 500.000 = Rp 500 x Q – Rp 250.000

Rp 500 x Q = Rp 500.000 + Rp 250.000

Q = ( Rp 500.000 + Rp 250.000 ) : Rp 500

Q = 1.500 Unit.

2) Metode Rumus

Unit Penjualan Untuk mencapai target laba = Target Laba + Beban Tetap

Margin Kontribusi per unit

= Rp 500.000 + Rp 250.000

Rp 500

= 1.500 Unit

Nilai penjualan dalam rupiah untuk =Target Laba + Beban Tetap

mencapai target laba Rasio Margin Kontribusi

8
9

= Rp 500.000 + Rp 250.000

0,25

= Rp3.000.000

b. Analisis Titik Impas (Break Even Point)

Titik impas merupakan tingkat aktivitas dimana suatu organisasi tidak

mendapatkan laba dan juga tidak mendapatkan rugi. Titik impas juga dapat

didefinisikan sebagai titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau

sebagai titik dimana total margin kontribusi sama dengan total biaya tetap. Tujuan

analisis titik impas adalah untuk mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan dan

hasil penjualan sama dengan jumlah semua biaya variabel dan biaya tetapnya.

Jika jumlah unit yang terjual cukup untuk menghasilkan Rp 250.000

dalam margin kontribusi, maka seluruh beban tetap akan tertutup dan perusahaan

akan dapat mencapai titik impas untuk bulan tersebut-dimana tidak ada laba

maupun rugi, melainkan hanya menutup semua biaya. Untuk mencapai titik impas

perusahaan harus menjual 500 unit dalam satu bulan karna setiap unit yang terjual

menghasilkan Rp 500 dalam margin kontribusi.

Jumlah Per Unit %


Penjualan (500 Kue) Rp 1.000.000 Rp 2.000 100
Beban variabel Rp 750.000 Rp 1.500 75
Margin kontribusi Rp 250.000 Rp 500 25
Beban Tetap Rp 250.000
Laba Neto operasi (rugi) Rp -

Untuk meringkasnya, jika tidak ada penjualan, maka kerugian perusahaan

akan sebesar beban tetapnya. Setiap unit yang terjual akan mengurangi kerugian

sebesar jumlah margin kontribusi per unit. Ketika titik impas dicapai,laba neto

9
10

operasi akan bertambah sesuai dengan margin kontribusi per unit untuk setiap

tambahan produk yang terjual.

c. Batas Keamanan

Batas keamanan (margin of safety) adalah kelebihan dari nilai penjualan

dalam dolar yang dianggarkan atau aktual di atas titik impas nilai penjualan dalam

dolar. Batas keamanan merupakan jumlah penjualan yang dapat menurun sebelum

kerugian mulai terjadi. Makin tinggi batas keamanan, makin rendah risiko untuk

tidak mencapai titik impas. Dengan mengacu pada contoh di atas, batas keamanan

pada Toko Bakpia untuk penjualan sebesar 1.500 unit dapat dihitung sebagai

berikut. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut :

Batas keamanan = Total penjualan yang dianggarkan (atau aktual) - penjualan

titik impas

= Rp 2.000.000 – Rp 250.000

= Rp 1.750.000

Batas keamanan juga dapat disajikan dalam bentuk persentase dengan membagi

batas keamanan dalam dolar dengan total nilai penjualan dalam dolar :

Batas keamanan dalam dolar


Persentase batas keamanan =
Total penjualan yang dianggarkan (atau aktual) dalam dolar

= Rp 1.750.000

Rp 2.000.000

= 87,5%

10
11

2.4 Pertimbangan Biaya Volume Laba dalam Memilih Struktur Biaya

a. Leverage Operasi

Pengungkit adalah alat untuk menggandakan tenaga. Dengan pengungkit,

suatu objek yang sangat besar dapat dipindahkan dengan menggunakan tenaga

secukupnya. Dalam bisnis, leverage operasi memainkan peranannya yang mirip.

leverage operasi (operating leverage) adalah suatu ukuran tentang sensitivitas

laba neto operasi terhadap perubahan persentase dalam nilai penjualan. leverage

operasi bertindak sebagai pengganda (multiper). Jika leverage operasi tinggi,

maka peningkatan persentase yang kecil dalam penjualan dapat menghasilkan

peningkatan laba neto dalam persentase yang jauh lebih besar.

Tingkat Leverage operasi (degree of operating leverage) pada berbagai

tingkat penjualan dihitung dengan rumus berikut.

Tingkat Leverage operasi = Margin Kontribusi


Laba Neto
= Rp 500.000

Rp 250.000

= 2

Oleh karena tingkat leverage operasi adalah 2, maka laba neto bakpia tersebut

tumbuh dua kali lebih cepat dari penjualannya. Jadi, jika penjualan meningkat

sebesar 10% maka kita dapat mengharapkan laba neto operasi akan meningkat dua

kali jumlah tersebut atau meningkat 20%.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Analisis biaya volume

laba (cost-volume-profit analysis) adalah analisis pola-pola prilaku biaya yang

mendsari hubungan-hubungan antara biaya,volume, dan laba. Analisi biaya-

volume-laba kerap pula disebut analisis impas (break-even analysis) karena

signifikansisme mengacu pada sebuah pemicu biaya aktivitas, seperti unit

penjualan, yang diasumsikan berkorelasi dengan perubahan-perubahan

pendapatan, biaya, dan laba. Analisis biaya-volume-laba merupakan persoalan

yang kompleks karena hubungan-hubungan tersebut kerap dipengaruhi oleh

faktor-faktor yang seluruhnya atau sebagian diluar kendali manajemen.

Titik impas merupakan tingkat aktivitas dimana suatu organisasi tidak

mendapatkan laba dan juga tidak mendapatkan rugi. Titik impas juga dapat

didefinisikan sebagai titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau

sebagai titik dimana total marjin kontribusi sama dengan total biaya tetap. Titik

impas ini selanjutnya dapat dihitung dengan menggunakan metode persamaan,

metode marjin kontribusi, dan metode grafik, baik dalam hitungan unit penjualan

maupun penjualan dalam satuan mata uang tertentu yang digunakan dalam

transaksi bisnis. Dalam perencanaan analisis biaya volume laba dapat

dimanfaatkan dengan menggunakan 2 cara yaitu, analisis target laba dan analisis

sensitivitas.

12
Dengan mengetahui titik marjin keamanan tersebut maka manajemen dapat

merumuskan berbagai strategi, taktik, dan langkah-langkah operasional untuk

bertahan agar penjualan tidak mengalami abrasi sampai melebihi angka marjin

keamanan.

3.2 Saran

Setelah membahas dan mempelajari analisis biaya volume laba ini,

diharapkan kita dapat menganalisis biaya volume laba pada suatu perusahaan

tertentu sebagai skill penunjang bagi seorang manajer.

13
DAFTAR PUSTAKA

Charles T. Horngren dan George Foster. 1994. Akuntansi Biaya Suatu


Pendekatan Manajerial Edisi 6. Jakarta : Penerbit Erlangga

Garrison,dkk. 2012. Akuntansi Manajerial Edisi 14. Jakarta : Salemba Empat.

L. Gayle Rayburn. 1999. Akuntansi Biaya Edisi 6. Jakarta : Penerbit Erlangga

14
Sesi Pertanyaan :

Kelompok Pembahas (kelompok 2)

1. Makin tinggi batas keamanan, makin rendah resiko untuk tidak mencapai tititk

impas, resiko apa yang dimaksud? ( Riski Adinda )

Jawaban: resiko yang akan dialami oleh perusahaan apabila tidak mencapai

titik impas adalah perusahaan akan terus mengalami kerugian. Dalam artian,

setiap jumlah kue yang terjual hanya akan menutupi beban tetapnya sebesar

margin kontribusi per unit. (Sri Wahyuni Rahmayanti)

2. Strategi apa yang dapat dilakukan pada saat titik impas tidak mencapai titik

keamanan ? ( Nurhaliza )

Jawaban : strategi yang dapat kami lakukan salah satunya dengan membuat

iklan (promosi) di media sosial. Karena dengan melakukan promosi di media

sosial, biaya yang kami keluarkan tidak begitu besar dengan pemanfaatan

teknologi di era digital seperti saat ini. Sehingga hasil penjualan dari

melakukan promosi di media sosial bisa kami lakukan untuk menutupi

promosi tersebut (Khairunnisa)

3. Bisa tidak jika cara peningkatannya tidak menggunakan iklan tapi menambah

persediaan tapi dijual dengan harga murah ? ( Nuhaliza)

Jawaban : menurut kami jika penambahan persediaan dijual dengan harga

murah tidak efektif. Karna harga bahan baku dan tenaga kerja serta BOP yang

termasuk dalam biaya produk tidak akan mencukupi untuk menutupi biaya

bahan baku dan sekaligus dengan penambahan persediaan maka juga

diperlukan penambahan tenaga kerja. Dengan demikian penjualan per unit kue

15
tersebut menurut kami tidak efektif apabila dijual dengan harga murah.

(Ninda Safrila)

Kelompok 4

4. Jika kalian menjadi CMO, metode apa yang dipilih untuk meningkatkan laba

penjualan ? metode analisis titik impas atau analisis target laba ? ( Zahara

Frida)

Jawaban : Apabila kami menjadi CMO, metode yang akan kami pilih untuk

meningkatkan laba penjualan adalah metode analisis target laba. Karna dengan

menggunakan analisis target laba, kita mengestimasi volume penjualan yang

diperlukan untuk mencapai target laba tertentu. Dengan demikian, biarpun

taget volume penjualan yang kami perlukan tidak seluruhnya terjual,

setidaknya penjualan yang dilakukan diatas titik impas. Sehingga setiap

penjualan yang kami lakukan, laba neto operasi akan bertambah sesuai dengan

margin kontribusi per unitnya. (Sri Wahyuni Rahmayanti)

5. Apa hubungan penyusutan peralatan dan mesin dengan volume penjualan ?

( Dhea Larasati)

Jawaban : penyusutan mencerminkan suatu alokasi biaya yang telah

dikeluarkan. Penyusutan peralatan dan mesin termasuk kedalam biaya tetap.

Penyusutan peralatan dan mesin adalah biaya tertanam (sunk cost), yaitu biaya

yang tidak dapat dipengaruhi oleh setiap tindakan di masa depan. Jadi

hubungan antara biaya penyusutan dengan volume penjualan adalah setiap

unit kue yang diproduksi dan terjual akan menutupi biaya tetap tersebut.

16
Karena berapa pun volume penjualan dihasilkan hal tersebut tidak akan

merubah biaya tetap, karena biaya tetap tidak akan berubah. (Ninda Safrila)

17

Anda mungkin juga menyukai