Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN DARI ROA DAN ROI

ROA adalah rasio keuangan yang menunjukkan imbal hasil atas penggunaan aktiva perusahaan.

Tandelilin , ROA adalah suatu rasio yang menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan
dalam memanfaatkan semua aset (aktiva) yang dimilikinya untuk menghasilkan laba bersih setelah
pajak.

Return on Asset (ROA) atau tingkat pengembalian aset merupakan indikator yang mengukur
seberapa baik suatu perusahaan dalam memanfaatkan aset yang dimilikinya untuk menghasilkan
laba

ROA termasuk dalam salah satu rasio profit. Jadi, semakin tinggi nilai ROA suatu perusahaan, berarti
perusahaan tersebut semakin baik kinerja nya dalam menghasilkan laba bersih.

Jadi pengukuran terhadap aset tersebut bisa dilihat dari kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba atau profit. Dalam kata lain, itulah hasil dari investasi perusahaan.

Oleh karena itu, ROA ini sering digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan investasi.

Kegunaan Return on Asset (ROA)

ROA ini juga erat hubungannya dengan Return on Investment (ROI) atau imbal hasil investasi dari
perusahaan. Hal ini dikarenakan sumber daya terbesar dari perusahaan adalah aset yang dimilikinya.
Return on Asset (ROA) memiliki kegunaannya tersendiri bagi berbagai pihak. Kegunaan ROA adalah
sebagai berikut.

1 Mencari Tahu Profitabilitas dan Efisiensi Perusahaan

ROA ini berguna baik bagi para manajer perusahaan, investor, maupun analis untuk memberi
gambaran tentang efisiensi manajemen perusahaan dalam menggunakan aset untuk menghasilkan
pendapatan (profitabilitas).

ROA yang tinggi maka mengindikasikan perusahaan tersebut memiliki profitabilitas yang tinggi dan
lebih efisien

2 Membandingkan Performa Perusahaan dengan Perusahaan Saingan

Biasanya penggunaan ROA berlaku untuk membandingkan perusahaan-perusahaan berbeda namun


menjalankan kegiatan bisnisnya di sub sektor yang sama ya.

Contohnya, jika membandingkan ROA dari PT Adaro Energy, Tbk (ADRO) dan PT Bumi Resources, Tbk
(BUMI) yang keduanya sama-sama melakukan kegiatan pertambangan batu bara.

Rumus Return on Assets (ROA)

Return on Asset (ROA) dihitung dengan membagi laba bersih perusahaan dengan total asetnya.
Berikut formula, rumus Return on Assets.

Return on Asset = (Laba Bersih : Total Asset) x 100

Laba bersih yang dimaksud adalah laba setelah pajak (earnings after tax). Kalau dalam laporan
keuangan sering disebut sebagai laba tahun berjalan (profit for the period).
Laba bersih dapat Anda temukan di laporan keuangan yang bagian laporan laba rugi (income
statements).

Laporan laba rugi adalah total pendapatan (total revenue) dikurangi total pengeluaran (expenses).

Sedangkan total aset (aktiva) yang dimaksud adalah semua harta yang dimiliki oleh perusahaan.

Baik harta yang berasal dari modal sendiri (equity) atau pun modal dari eksternal perusahaan seperti
utang (debt).

Pada laporan keuangan, total aset dapat Anda temukan pada bagian neraca keuangan (balance
sheet).

Dalam neraca keuangan, aset adalah liabilitas ditambah ekuitas

Perusahaan ABC pada tahun 2021 menghasilkan penjualan sebesar Rp 250.000.000 dan memberikan
discount sebesar 2,5% biaya yang dikeluarkan setiap bulan sebesar Rp 20.000.000 dan COGS sebesar
Rp 30.000.000, tax sebesar 10% dari profit, berapakah profit perusahaan tersebut ?

Penjualannya Rp
250.000.000

Potongan Penjualannya 2,5% Rp 6.250.000

Penjualan Bersih Rp
243.750.000

COGS Rp
30.000.000

Gross Profit Rp
213.750.000

Costs Rp 20.000.000x12 Rp 240.000.000

Lost Rp
26.250.000

Apabila perusahaan tersebut melakukan efisiensi sebesar 50% dari biaya, maka berapakah profit
perusahaan tersebut ?

50 % Rp 240.000.000 = Rp 120.000.000

Perusahaan ABC pada tahun 2021 menghasilkan penjualan sebesar Rp 250.000.000 dan memberikan
discount sebesar 2,5% biaya yang dikeluarkan setiap bulan sebesar Rp 20.000.000 dan COGS sebesar
Rp 30.000.000, tax sebesar 10% dari profit, berapakah profit perusahaan tersebut ?

Penjualannya Rp
250.000.000

Potongan Penjualannya 2,5% Rp 6.250.000

Penjualan Bersih Rp
243.750.000
COGS Rp
30.000.000

Gross Profit Rp
213.750.000

Costs Rp 10.000.000x12 Rp 120.000.000

Earning before Tax Rp 93.750.000

Tax 10% x 93.750.000 Rp 9.375.000

Earnings after Tax Rp


84.375.000

KASUS BEP

BEP: Break Even Point


Rumus BEP
Fix Cost
Price – Variable Cost
Fix Cost= Biaya Tetap
Biaya Sewa
Biaya Gaji
Biaya Pajak
Asuransi
Biaya Bunga
Variable Cost= Biaya variabel
Biaya bahan baku
Biaya Insentif

Semi Variabel
Listrik
Telpon
Air

FC = 250.000.000
Price = 20.000K/porsi
VC =15.000K/porsi

BEP = 250.000.000 : 5.000


= 50.000 porsi/tahun
= 4,167 porsi/ bulan
= 139 porsi/hari

300.000 untung
300.000/20.000
15 porsi
139 + 15 porsi = 154 porsi

KASUS BEP

Untuk unit produksi, Anda akan memproduksi satu produk yang sangat diminati oleh
masyarakat Jakarta adalah baju muslim dagadu. Untuk memproduk baju muslim
tersebut dibutuhkan biaya-biaya sebagai berikut: Your job in production
department, and your company will be develop fashion product and the product is
”Dagadu Muslim”. For dagadu muslim you need cost like:

 Bahan per potong sebesar (raw material) Rp 40.500


 Benang per potong (raw material) Rp 500
 Asuransi Karyawan per bulan (Insurance) Rp 1.500.000
 Gaji karyawan tetap per bulan (Salary) Rp 20.000.000
 Bunga bank per bulan (Loan) Rp 2.500.000
 Kancing per potong (raw material) Rp 500
 Jahit per potong (Process) Rp 10.000
 Bahan pewarna per potong (supplement) Rp 3.000
 Komisi penjualan per potong (Commision) 2% dari harga jual
 Bordir per potong (Assesories) Rp 5.000
 Administrasi dan umum per bulan (Administration cost)
Rp 3.000.000

 Barkot per potong Rp. 500


 Penyusutan gedung per bulan Rp 4.000.000
 Penyusutan peralatan per bulan Rp 2.000.000
 Biaya listrik abunemen Rp 300.000/bln dan pemakain per tahun
Rp 36.000.000

Jika harga jual ditetapkan Rp 120.000,00 per set baju muslim dagadu dan pada tahun
ini memproduksi sebanyak 10.000. baju, Buatlah analisa Break Even Point Anda bisa
menetapkan berapa target penjualan produk tersebut per tahun.

Anda mungkin juga menyukai