A. Perhotelan
1. Laporan Laba Rugi Komparatif
Biaya-biaya:
Gaji dan upah Rp 287,690 Rp 298,070 Rp 10,380 3.6
Kesejahteraan Rp 25,900 Rp 35,000 Rp 9,100 35.1
Supplies operasi Rp 20,000 Rp 25,000 Rp 5,000 25.0
Pemasaran Rp 9,000 Rp 12,000 Rp 3,000 33.3
Listrik dan energi Rp 12,000 Rp 20,000 Rp 8,000 66.7
Adminstrasi umum Rp 10,000 Rp 15,500 Rp 5,500 55.0
Pemeliharaan Rp 7,890 Rp 9,200 Rp 1,310 16.6
Total Biaya Rp 372,480 Rp 414,770 Rp 42,290 11.4
Laba (sebelum beban tetap) Rp 177,520 Rp 131,730 Rp (45,790) (25.8)
Dengan melihat laporan laba-rugi komparatif ini maka kita dapat melihat, meskipun
penurunan total penjualan relatif kecil, akan tetapi laba (sebelum beban tetap) mengalami
penurunan sebesar Rp. 45,790 atau 25.8 %.
Dengan analisis ini, semua pos laporan laba rugi dinyatakan dalam presentase (atas dasar
penghasilan). Berikut ini disajikan laporan laba rugi di muka, yang dinyatakan dalam presentase
perkomponen:
Biaya-biaya:
Gaji dan upah Rp 287,690 Rp 298,070 52.3% 55%
Kesejahteraan Rp 25,900 Rp 35,000 4.7% 6%
Supplies operasi Rp 20,000 Rp 25,000 3.6% 5%
Pemasaran Rp 9,000 Rp 12,000 1.6% 2%
Listrik dan energi Rp 12,000 Rp 20,000 2.2% 4%
Adminstrasi umum Rp 10,000 Rp 15,500 1.8% 3%
Pemeliharaan Rp 7,890 Rp 9,200 1.4% 2%
Total Biaya Rp 372,480 Rp 414,770 67.7% 76%
Laba (sebelum beban tetap) Rp 177,520 Rp 131,730 32.3% 24%
3. Penjualan dan biaya per kamar tersedia (sales and cost per room avail able)
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-laporan-keuangan-untuk-industri-khusus 1/9
7/16/2019 Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus
Biaya-biaya:
Gaji dan upah Rp 287,690 Rp 298,070 Rp 23.90 Rp 25.00
Kesejahteraan Rp 25,900 Rp 35,000 Rp 2.54 Rp 2.90
Supplies operasi Rp 20,000 Rp 25,000 Rp 3.01 Rp 2.99
Pemasaran Rp 9,000 Rp 12,000 Rp 0.57 Rp 0.65
Listrik dan energi Rp 12,000 Rp 20,000 Rp 0.49 Rp 0.67
Adminstrasi umum Rp 10,000 Rp 15,500 Rp 0.89 Rp 0.97
Pemeliharaan Rp 7,890 Rp 9,200 Rp 0.43 Rp 0.67
Total Biaya Rp 372,480 Rp 414,770 Rp 31.83 Rp 33.85
Laba (sebelum beban tetap) Rp 177,520 Rp 131,730 Rp 12.26 Rp 10.17
Di asumsikan Hotel ini memiliki 50 kamar, maka jumlah hari kamar tersedia untuk satu
tahun adalah sebagai berikut:
Setiap penjualan dan biaya untuk dua periode (2011 dan 2012) dibagi dengan 18.250.
4. Penjualan dan biaya per kamar terjual (Sales and cost per r oom occupi ed)
Bila diasumsikan bahwa tingkat hunian tahun 2011 adalah 64% dan tahun 2012 adalah 65%,
maka jumlah hari kamar terjual adalah sebagai berikut:
Berikut ini adalah penjualan dan biaya tahunan atas dasar per kamar terjual;
Biaya-biaya:
Gaji dan upah Rp 87,690 Rp 98,070 Rp 34.78 Rp 37.78
Kesejahteraan Rp 25,900 Rp 35,000 Rp 3.09 Rp 5.00
Supplies operasi Rp 20,000 Rp 25,000 Rp 3.78 Rp 4.90
Pemasaran Rp 9,000 Rp 12,000 Rp 1.56 Rp 1.45
Listrik dan energi Rp 12,000 Rp 20,000 Rp 1.93 Rp 1.78
Adminstrasi umum Rp 10,000 Rp 15,500 Rp 0.45 Rp 0.89
Pemeliharaan Rp 7,890 Rp 9,200 Rp 0.56 Rp 0.66
Total Biaya Rp 72,480 Rp 414,770 Rp 46.15 Rp 52.46
Laba (sebelum beban
tetap) Rp 177,520 Rp 31,730 Rp 19.53 Rp 14.53
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-laporan-keuangan-untuk-industri-khusus 2/9
7/16/2019 Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus
Berikut ini sejumlah ratio operasi yang berguna untuk menganalisa kinerja hotel.
Dihitung dengan membagi jumlah kamar yang dipakai selama periode tertentu dengan
jumlah kamar yang tersedia selama periode yang sama dan dikalikan dengan 100%
Apabila sebuah hotel memiliki 105 kamar, dimana 75 kamar diantaranya dihuni semalam,
maka occupncy percentage (persentase hunian) malam tersebut adalah:
x 100% = 71.43%
Apabila Apabila 37 kamar dari 75 kamar yang terjual satu malam tersebut dihuni oleh
lebih dari satu orang (per kamar), maka Double Occupancy Percentage adalah:
Double Occupancy Percentage juga dapat dinyatakan dengan menghitung jumlah rata-
rata orang perkamar terhuni dengan cara membagi jumlah tamu selama periode tertentu dengan
total kamar yang dihuni selama periode tersebut. Misalnya, 75 kamar terjual tersebut dihuni oleh
sebanyak 102 tamu, maka Double Occupancy Percentage adalah:
Tarif rata-rata per kamar yang dihuni dapat dihitung harian dengan membagi total
penghasilan dengan total kamar yang dihuni.
Misalnya, bila total penghasilan yang diperoleh adalah Rp 1.234.000 dari 75 kamar yang
terjual, maka Avarage Rate per room Occupied adalah;
Ratio
dengan ini diperoleh
jumlah dengan
tamu yang cara membagi
menginap total penghasilan
selama periode tersebut. (kamar) selama periode tertentu
Misalnya selama satu malam 75 kamar dihuni oleh sebanyak 100 tamu (yang berarti 25
kamar double occupied), maka Avarage Rate per Guest adalah:
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-laporan-keuangan-untuk-industri-khusus 3/9
7/16/2019 Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus
Dihitung dengan membagi jumlah kamar yang dihuni selama periode tertentu dengan jumlah
tamu yang terdaftar selama periode tersebut.
Misalnya
tamu bila jumlah
yang terdaftar adalahkamar yang maka
850 orang, dihuniavarage
selamalength
satu bulan adalah
of stay 1500 kamar dan jumlah
adalah:
Perubahan Perubahan
Penjualan
Bulan (Rupiah) (%)
1 Rp 20,000
2 Rp 30,000 + Rp 10,000 + 50%
3 Rp 32,000 + Rp 2,000 + 7%
4 Rp 37,000 + Rp 2,000 + 6%
5 Rp 40,000 + Rp 1,000 + 3%
6 Rp 40,000 Rp 0 0%
Hasil trend menunjukkan arah perkembangan suatu hotel. Pada contoh ini, hasil trend
menunjukkan bahwa meskipun kondisi usaha selama beberapa bulan meningkat, akan tetapi
peningkatannya mengalami penurunan (Perubahannya menurun). Informasi seperti ini akan
sangat bermanfaat bagi permalan atau pengaggaran.
Adalah suatu metode yang digunakan untuk melihat trend dengan cara mengonversi jumlah
rupiah ke dalam index.
Setiap pos pada periode 1 (periode dasar atau basis) dinyatakan dengan nilai 100 (100%).
Dari hasil analisis ini tampak bahwa selama enam bulan biaya gaji meningkat lebih cepat
dibanding peningkatan penjualan. Dengan cara lain, selama enam bulan penjualan meningkat
100% (200-100), sedangkan biaya gaji meningkat dengan 102% (202-100).
B. Retailing
1. GMROI-rate
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-laporan-keuangan-untuk-industri-khusus 4/9
7/16/2019 Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus
satu indikator pengukuran prestasi. GMROI-rate dihitung dengan cara mengalikan antara
perputaran persediaan dan cost mark on rate. Cost mark on rate adalah suatu presentase yang
menunjukkan berapa besar harga pokok suatu jenis persediaan harus dinaikkan untuk mencapai
harga jualnya.
Suatu jenis persediaan mempunyai volume penjualan tahunan sebesar 1000 unit. Rata-
rata investasi untuk persediaan ini adalah 200 unit. Harga pokok persediaan ini adalah Rp 80,00
per unit,sedangkan harga jualnya Rp 120,00 per unit. Perhitungan GMROI-rate untuk persediaan
ini adlah sebagai berikut:
Berikut ini disajikan data tentang Gross margin dan GMROI-rate untuk tiga jenis persediaaan:
GMROI-
Jenis Gross Cost Perputaran rate
Persediaan Margin Mark-on Persediaan
Untuk menggambarkan tingkat pemanfaatan ruang penjualan, harus dihitung satu angka
yang disebut Gross margin rupiah per meter persegi. Dengan cara sebagai berikut ini:
Luas
Penjualan Gross Margin Ruang GM-Rupiah
Margin Rupiah (m²) per m²
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-laporan-keuangan-untuk-industri-khusus 5/9
7/16/2019 Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus
Berikut disajikan data tentang GMROI-rate dan GM-rupiah untuk tiga jenis persediaan:
Dari data perbandingan ini dapat dilihat bahwa untuk setiap meter persegi ruang
penjualan yang digunakan,ternyata persediaan jenis A memberikan hasil yang paling besar, yaitu
sebesar Rp. 360. Ini berati bahwa produktivitas persediaan A paling tinggi dibanding jenis
persediaan B dan C.
Agar dapat diperoleh indikator pengukuran prestasi investasi persediaan yang dapat
menggambarkan kebutuhan dana, perlu dihitung GMROI-rate yang disesuaikan dengan aliran
kas (Cash-flow adjusted GMROI-rate). Angka ini dihitung dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Menghitung jumlah hari persediaan ( Day on hand)
A 22 hari 2 44 hari
B 52 hari 6 312 hari
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-laporan-keuangan-untuk-industri-khusus 6/9
7/16/2019 Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus
C 10 hari 8 80 hari
A 44/365 5% 0.60%
B 312/365 5% 4.27%
C 80/365 5% 1.09%
yang diperlukan
pembayaran dari sebagai konsekuensi
pelanggan adanya perbedaan waktu pembayaran kepada pemasok dan
dipertimbangkan.
C. Perbankan
Untuk mengukur profitabilitas bank biasanya digunakan ratio return on equity. Ratio ini
membandingkan antara laba bersih dan investasi dari pemilik, dengan rumus sbb:
Net Income
ROE =
Owner Equity
Misalnya laba bersih tahun 2011 sebesar Rp. 54.000 dan total modal sebsar Rp
5.556.564, maka ROE adalah 0.9%.
Capital Position diukur dengan menggunakan ratio equity multiplier (EM),dengan rumus
sbb:
Total Asset
EM =
Equity Capital
Misalnya bila total aktiva sebesar Rp.13.009.899 dan total modal sebesar Rp 5.556.564,
maka EM adalah 2.34. Ratio ini mengukur efektivitas penggunaan financial leverage.
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-laporan-keuangan-untuk-industri-khusus 7/9
7/16/2019 Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus
Net income
ROA =
Total Assets
Misalnya apabila laba bersih tahun 2011 sebesar Rp. 54.000 dan total aktiva sebesar
Rp.13.009.899, maka ROA adalah 0.4%. ratio ini mengukur kemampuan para manajer dan
pegawai bank mengelola semua aspek dari fungsi-fungsi harian bank.
4. Assets Ut il ization
Mengukur kemampuan aktiva bank dalam menghasilkan pendapatan,dan
menggambarkan efektivitas manajemen pendapatan. Ratio Assets Utilization (AU) dihitung
dengan rumus sbb:
Misalnya apabila total pendapatan operasional tahun 2011 sebesar Rp. 550.000 dan total aktiva
sebesar Rp.13.009.899., maka AU adalah 4.2%.
Adalah untuk mengukur kemampuan para manajer bank untuk mengendalikan biaya,
menghasilkan pendapatan bunga dan non-bunga. Ratio net interest Margin (NPM) dihitung
dengan rumus sbb:
Net Income
NPM =
Total Operating Revenue
Misalnya apabila laba bersih tahun 2011 sebesar Rp. 54.000 dan total pendapatan
operasional sebesar Rp. 550.000, maka NPM adalah 9.8%.
NPM dapat dipecah menjadi dua, yang dapat memberikan informasi tentang efisiensi,
baik efisiensi pengelolaan pajak maupun efisiensi pengendalian biaya, masing-masing dengan
formula perhitungan sbb:
Misalnya apabila total laba bersih sebesar Rp 54.000, total laba sebelum pajak sebesar Rp 65.890
dan total pendapatan operasinal sebesar Rp. 550.000, maka besarnya ratio NI/PO adalah 81.9%
(45.890/54.000) dan POI/TOR adalah 11.98% (65.890/550.000).
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-laporan-keuangan-untuk-industri-khusus 8/9
7/16/2019 Analisis Laporan Keuangan Untuk Industri Khusus
Kedua ratio ini mengukur baik kemampuan mengendalikan biaya maupun kemampuan
menghasilkan pendapatan ratio yang sama. Kedua ratio ini dipakai secara luas dalam industri
perbankan. Net interest margin menggunakan rumus sbb:
Salah satu alat untuk mengukur kemampuan bank dalam mengelola biaya-biayanya
adalah ratio yang membandingkan antara biaya dan pendapatan yang disebut Efficiency ratio,
dengan rumus sbb:
Non-interest Expense
Efficiency Ratio = (Net interest Income + Non-ineterest income)
Besarnya non-interest expense dipengaruhi oleh biaya-biaya seperti biaya tenaga kerja
atau biaya personil, occupancy expense dan biaya peralatan.
Sering disebut juga sebagai burden ratio. Burden adalah selisish antara non-interest
expense dan non-interest income dan mengindikasikan jumlah biaya overhead yang harus ditutup
oleh pendapatan bunga. Net non-interest margin dihitung dengn menggunakan rumus sbb:
(Non-interest expense - Non-interest Income)
Net Non-interest margin =
Total Assets
Ratio net non-interest margin yang tinggi mengindikasikan bahwa bank memiliki biaya
overhead yang tinggi relatif terhadap jumlah aktiva yang dikelolanya.
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-laporan-keuangan-untuk-industri-khusus 9/9