Anda di halaman 1dari 13

Nama : Pratiwi Badu Jurusan : MKS

Nim : 184042004 Tugas : Manajemen Operasional (resume)

DESAIN BARANG DAN JASA

A. Konsep Desain Produk


1. Konsep Barang
Barang adalah produk yang berwujud fisik sehingga bisa dapat dilihat, irasa, diraba,
disentuh, disimpan, dan perlakuan fisik lainnya. Para ahli ekonomi menjelaskan Barang
adalah suatu hal yang diciptakan melalui proses produksi dan akan dijual sehingga
menghasilkan nilai tambah bagi produsen dan memberikan manfaat (utilitas) bagi konsumen.
Konsep barang ini bisa berupa benda jadi maupun jasa.
2. Konsep Jasa

Zethaml dan Bitner dalam Lipiyoadi (2014)Menjelaskan bahwa Jasa adalah semua
aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau kontruksi yang umumnya
dihasilkan atau dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya
kenyamanan, liburan, kesenangan, atau kesehatan konsumen).
3. Konsep Desain Barang dan Jasa
Desain jasa (Service Design) menetapkan bentuk penampilan fisik, gaya, manfaat
kenikmatan, dan manfaat psikollogis yang akan diterima oeh pelanggan yang memakai jasa
yang bersangkutan. Dengan keadaan dan sifat seperti yang dikemukakan di atas, suatu desain
akan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap mutu suatu produk atau jasa. Agar suatu
proses desain efektif, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Selaraskan karakteristik produk atau jasa dengan persyaratan kebutuhan pelanggan.
b. Penuhi persyaratan kebutuhan pelanggan secara paling sederhana dan murah.
c. Kurangi waktu yang diperlukan untuk mendesain suatu produk atau jasa baru.
d. Perkecil revisi yang diperlukan untuk membuat suatu desain yang dapat dikerjakan
B. Perencanaan Produk
Rencana produk mengidentifikasi portofolio produk-produk yang dikembangkan dan
waktu pengenalan ke pasar. Proses perencanaan mempertimbangkan peluang-peluang
pengembangan produk, yang diidentifikasi oleh banyak sumber, mencakup usulan bagian
pemasaran, penelitian, pelanggan, tim pengembangan produk dan analisis keunggulan para
pesaing. Rencana produk perlu diperbarui secara berkala agar dapat mengakomodasi
perubahan dan perkembangan yang ada. Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan
pernyataan misi proyek perlu 5 (lima) tahapan proses:
1. Mengidentifikasi peluang
Peluang-peluang melibatkan beberapa dari 4 (empat) tipe proyek pengembangan produk,
yaitu:
a. Produk baru
b. Turunan dari produk yang sudah ada.
c. Perbaikan produk yang sudah ada.
d. Produk yang pada dasarnya baru.
Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara:
a. Keluhan pelanggan terhadap produk sejenis yang sudah ada.
b. Analisa keunggulan dan kelemahan produk pesaing.
c. Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara otomatis.
d. Pertimbangan implikasi terhaadap adanya kecenderungan dalam gaya idup, demografi
dan teknologi untuk kategori yang produk ada dan peluang-peluang kategori produk baru.
2. Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek
Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan peluang-
peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang sudah ada adalah:
a. Strategi bersaing
Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk yang
mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini digunakan untuk memilih
peluang. Pada umumnya perusahaan melakukan diskusi pada tingkat manajemen merupakan
sebuah kompetensi strategi dan membantu dalam bersaing. Beberapa strategi yang mungkin
untuk diterapkan:
a) Kepemimpinan yang berbasis pada teknologi.
b) Kepemimpinan berbasis efisiensi biaya.
c) Fokus pelanggan.
d) Produk tiruan.
b. Segmentasi pasar
Pembagian pasar ke dalam segmen-segmen memungkinkan perusahaan untuk
mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan kekuatan produk perusahaan sekarang
berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas. Pemetaan produk-produk pesaing dan milik
sendiri dalam segmen-segmen akan membantu perusahaan dalam memperkirakan peluang
produk yang menyebabkan kelemahan lini produknya dan dan yang memanfaatkan
kelemahan dari penawaran pesaing.
c. Perkembangan teknologi
Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaanyang utama
adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi dasar yang baru dalam lini produk.
d. Perencanaan platform produk
Platform produk merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam sekumpulan produk.
Platform yang efektif dapat memungkinkan variasi turunan produk untuk dirancang lebih
cepat dan mudah, yang setiap produk memberikan ciri-ciri dan fungsi-fungsi yang diinginkan
oleh pasar utama.
e. Evaluasi peluang produk baru secara fundamental
Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang produk baru secara fundamental adalah:
a) Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata).
b) Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun).
c) Intensitas persaingan (jumlah pesaing dan kekuatannya).
d) Pengetahuan perusahaan mengenai pasar.
e) Pengetahuan perusahaan mengenai teknologi.
f) Kesesuaian dengan produk perusahaan lain.
g) Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.
f. Menyeimbangkan portofolio proyek pengembangan
Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan pemetaan portofolio sesuai dengan
dimensi-dimensi yang berguna, sehingga manajer akan mempertimbangkan implikasi dari
keputusan perencanaan. Pendekatan pemetaan yang dikemukakan Cooper et al (1998)
melibatkan dimensi seperti resiko teknis, pengembalian finansial, daya tarik pasar dan
sebagainya.
3. Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu
a. Pengelolaan sumber daya
Perencanaan agregat akan membantu perusahaan dalam penggunaan sumber daya secara
efisien dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan untuk diselesaikan berdasarkan
sumber daya yang dianggarkan.
b. Penentuan waktu proyek
Penentuan waktu dan urutan proyek harus mempertimbangkan faktor-faktor:
a) Penentuan waktu pengenalan produk.
b) Kesiapan teknologi.
c) Kesiapan pasar.
d) Persaingan dalam penawaran produk.
4. Penyelesaian Perancangan Proyek Pendahuluan
Tahap ini dilakukan setelah proyek disetujui, tetapi sebelum sumber daya penting
digunakan. Kegiatan ini melibatkan tim fungsional silang yang disebut tim inti. Pada poin ini
pernyataan kesempatan yang lebih sesegera mungkin ditulis kembali sebagai suatu
pernyataan visi produk.
Sasaran yang terdefinisi dalam pernyataan visi produk kadang sangatlah umum.
Untuk memberikan petunjuk yang jelas bagi organisasi pengembangan produk, biasanya tim
memformulasikan suatu definisi yang lebih detail dari pasar target dan asumsi-asumsi yang
mendasari operasional tim pengembangan. Keputusan-keputusan mengenai hal ini akan
terdapat dalam suatu pernyataan misi.
 Pernyataan misi
Pernyataan misi mencakup:
a) Uraian produk ringkas, mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan namun
menghindari penggunaan konsep produk secara spesifik.
b) Sasaran utama bisnis, mencakup waktu, biaya dan kualitas.
c) Pasar target untuk produk, mengidentifikasi pasar utama dan pasar kedua yang perlu
dipertimbangkan dalam suatu pengembangan.
d) Asumsi dan batasan, untuk mengarahkan usaha pengembangan.
e) Stakeholder, untuk menjamin bahwa banyak permasalahan pengembangan ditujukan untuk
mendaftar secara eksplisit seluruh stakeholder dari produk. Daftar stakeholder dimulai dari
pengguna akhir dan pelanggan eksternal yang membuat keputusan-keputusan tentang produk.
Daftar stakeholder menyediakan suatu bayangan bagi tim untuk mempertimbangakn
kebutuhan setiap konsumen.
 Asumsi dan batasan
Asumsi dan batasan diperlukan agar pengembangan teknis dari produk lebih
terarah. Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam menyatakan asumsi dan batasan:
a) Manufaktur, mempertimbangkan kemampuan, kapasitas, dan batasan operasional
manufaktur.
b) Pelayanan, Pelayanan pelanggan dan pendapatan pelayanan sangat menentukan
keberhasilan perusahaan, sehingga perusahaan perlu menyatakan sasaran strategis untuk
tingkat-tingkat kualitas pelayanan.
c) Lingkungan, Sasarannya adalah bahwa seluruh komponen akan dimanufaktur kembali
atau didaur ulang atau keduanya Sehingga seharusnya tidak ada komponen yang dibuang
pelanggan.
 Penentuan staf dan kegiatan perencanaan proyek pendahuluan lain.
5. Merefleksikan hasil dengan proses
Langkah terakhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya menanyakan beberapa
pertanyaan untuk memperlirakan kualitas hasil dan proses.
Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu reality
check harus dilakukan sebelum melalui proses pengembangan. Langkah awal ini merupakan
waktu untuk perbaikan.
C. Tingkat, Klasifikasi, Karakteristik, dan Diferensial Produk
Menurut Kotler & Ketler, produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar
untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan konsumen, termasuk barang fisik, jasa, pengalam, acara, orang, tempat,
properti, organisasi, informasi, dan ide.

Lima Tingkatan Produk


Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, setiap tingkat menambah nilai
pelanggan yang lebih besar, dan kelimanya merupakan bagian dari hierarki nilai pelanggan.
Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah :

1. Core benefit (manfaat inti) yaitu layanan atau manfaat yang benar-benar dibeli pelanggan.
Contoh : Orang yang pergi ke bioskop tujuan utamanya adalah untuk “menonton”.
2. Basic product (produk dasar) yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan
oleh panca indra.
Contoh : Dengan pemasar mengubah manfaat inti menjadi produk dasar, maka di bioskop
tersebut terdapat kursi, monitor, speacker, ac, toilet dan yang lainnya.
3. Expected product (produk yang diharapkan) yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan
kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
Contoh : Orang yang akan menonton mengharapkan bioskop bersih, suasana yang tenang,
lampu dapat dinyalakan.
4. Augmented product (produk tambahn) yaitu sesuatu yang membedakan antara produk
yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
Contoh : Pelayanan yang cepat.
5. Potential product (produk potensial) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang
dialami oleh suatu produk dimasa datang.
Contoh : Terdapat bioskop yang semua theaternya premier.

Klasifikasi Produk
Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat
yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler, produk dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa kelompok, yaitu :
1. Ketahanan (Durability) dan Keberwujudan (Tangibility)
Berdasarkan ketahanan dan wujudnya, pemasar menggolongkan produk menjadi tiga
kelompok, yaitu :
a) Barang-barang tidak tahan lama
Barang-barang tidak tahan lama adalah barang-barang yang biasanya dikonsumsi dalam
satu atau beberapa kali penggunaan, seperti makanan.

b) Barang tahan lama


Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dapat digunakan untuk waktu
lama, seperti sepatu, hp dll.
c) Jasa
Jasa adalah produk yang tak berwujud, tak terpisahkan, bervariasi, dan dapat musanah.
Contohnya : JNE.

2. Klasifikasi Barang Konsumen


Klasifikasi ini berdasarkan kebiasaan belanja konsumen, yaitu :
a) Barang sehari-hari adalah barang-barang yang sering dibeli konsumen dengan segera
dengan usaha yang minimum.
Barang kebutuhan pokok : barang yang dibeli secara teratur.

Barang impuls : dibeli tanpa perencanaan.

Barang darurat : dibeli ketika ada kebutuhan mendesak.

b) Barang Belanja
Barang Belanja adalah barang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kecocokan,
kualitas, harga, dan gaya.
- Barang belanja homogen mempunyai kualitas serupa namun harga yang cukup berbeda
sehingga memberikan alasan kuat bagi perbandingan belanja. Contoh : Sepatu futsal nike

- Barang belanja heterogen mempunyai fitur dan produk berbeda yang mungkin lebih
penting dari pada harga. Contoh :

c) Barang khusus mempunyai karakteristik atau identifikasi merek yang unik dimana ada
cukup banyak pembeli yang bersedia melakukan usaha pembelian khusus. Contoh : Mobil-
mobil mewah

*hanya orang-orang tertentu yang mampu membeli mobil mewah serta barangnya pun
limited.

d) Barang yang tak dicari adalah barang yang tidak dikenal atau tidak terpikirkan untuk
dibeli. Contoh : Pemakaman dan Batu nisan

3. Klasifikasi barang industry, barang industry diklasifikasikan berdasarkan biaya relative


mereka dan bagaimana mereka memasuki proses produksi.
a) Bahan dan Suku Cadang : barang yang seluruhnya menjadi bagian dari produk
produsen. Contoh : kain.
b) Barang Modal : bahan tahan lama yang memfasilitasi pengembangan atau pengolahan
produk jadi.
1. Instalasi
- Peralatan Berat (generator, computer)
- Bangunan (pabrik dan kantor)
2. Peralatan
- Perlengkapan dan peralatan pabrik portable(perkakas dan truk pengangkat).
- Perlengkapan kantor (computer pribadi dan meja).
c) Layanan Bisnis dan Pasokan adalah barang dan jasa jangka pendek yang memfasilitasi
pengembangan atau pengelolaan produkk jadi.
1. Pasokan
- Barang pemeliharaan dan perbaikan (cat, paku, dan sapu)
- Pasokan operasi (pelumas, batu bara, kertas tulis, pensil).
2. Jasa Bisnis
- Jasa pemeliharaan dan perbaikan (pembersih jendela, perbaikan mesin fotokopi).
- Jasa penasehat bisnis (hokum, konsultan manajemen, periklanan).

D. Pengembangan dan Manajemen Produk

1. Mengembangkan strategi

Pengembangan strategi dapat dilakukan setelah dilakukannya analisa yang lengkap


terhadap suatu produk. Penentuan parameter sangat penting dalam proses ini, antara lain
seperti penentuan tujuan dari memproduksi produk baru dan program-program apa saja yang
dapat mendukungnya.

2. Generalisasi Ide

Pada tahap ini, ide-ide yang dikeluarkan kemudian di kembangkan sehingga ide yang
tadinya bersifat umum kemudian dikembangkan sehingga dapat ditentukan secara lebih
spesifik. Ide-ide tersebut berasal dari banyak pihak didalam perusahaan, dan hal ini sangat
baik untuk mengetahui siapa saja yang menjadi pesaing perusahaan, investor yang akan
berivestasi di perusahaan untuk penciptaan produk baru, konsumen sebagai user produk baru
tersebut, dan distributor yang akan memasarkan produk baru tersebut. Beberapa perusahaan
memberikan bonus kepada karyawan yang memberikan ide-ide cemerlang yang di gunakan
untuk produk baru yang akan diproduksi. Namun, tidak sedikit juga ide-ide yang disampaikan
oleh banyak pihak di perusahaan tersebut bertolak belakang dengan riset terhadapa
pengembangan produk baru tersebut.

3. Pemantauan dan Evaluasi

Sebagai awal dari tahap ini, ide yang telah dikembangkan secara lebih terfokus
terhadap suatu produk yang akan diciptakan terus dipantau. Dalam hal ini akan ditentukan
banyaknya faktor-faktor penyebab kesalahan yang akan terjadi. Sebut saja, ada 2 (dua) jenis
kesalahan :

– Faktor penyebab kesalahan yang dapat ditoleransi

– Faktor penyebab kesalahan yang tidak dapat ditoleransi

Kedua faktor diatas dibedakan pada apakah ide tersebut dapat dijalankan atau tidak. Bila
yang muncul adalah faktor-faktor penyebab kesalahan yang tidak dapat ditolelir, maka ide
tersebut tidak akan diteruskan.

Evaluasi awal dirancang untuk menentukan peluang pasar suatu produk. Perusahaan harus
dapat menentukan apakah ide-ide baru yang didapati sesuai untuk produk baru yang akan
produksi.

4. Analisa Usaha

Pada tahap ini, ide-ide yang tetap dipertahankan untuk produk-produk baru tersebut di analisa
apakah dengan memproduksi produk baru tersebut target penjualan akan tercapai? Kebutuhan
pasar terpenuhi? Serta berapakah besaran pengembalian modal dan tingkat keuntungan yang
akan diperoleh?. Perusahaan harus dapat menentukan apakah produk itu mampu
meningkatkan penjualan dengan besaran biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk
baru tersebut. Ada beberapa variabel yang dapat dijadikan parameter dalam tahap ini, antara
lain :

– Permintaan atau pembelian

Menentukan banyaknya permintaan merupakan kunci untuk memprediksi potensi pasar suatu
produk dimasa mendatang, serta langkah-langkah antisipasi yang akan digunakan oleh
perusahaan dalam rangka memenuhi permintaan atau pembelian produk dari konsumen.
Sangat sulit bagi pihak manajemen perusahaan memprediksi tingkat permintaan suatu produk
yang akan diproduksi bila produk tersebut telah lama dikenal oleh masyarakat luas
sebelumnya. Pihak manajemen perusahaan seharusnya tidak hanya memprediksi tingkat
penjualan yang akan terealisir, namun juga dapat memprediksi apa dampak dari produk baru
yang dihasilkan bagi perusahaannya. Dan jangan sampai produk baru yang akan diproduksi
tersebut menghilangkan produk yang sudah ada, sehingga produk yang telah di produksi oleh
perusahaan sekarang menurun penjualannya.

5. Pengembangan

Setelah suatu produk melewati tahap perkenalan kemudian tahap selanjutnya adalah
pengembangan produk. Dalam tahap ini, mereka yang bekerja di bagian riset dan
pengembangan dengan bantuan tenaga ahli akan mengembangkan prosdk dengan model baru
dan diiringi perkembangan pemasaran produk baru tersebut termasuk kemasan dan label,
nama atau merk, pengiklanan dan strategi pemasaran.

Pada tahap pengembangan, teknis pengembangan sangat diperlukan, mulai dari harga yang
diciptakan harus terjangkau oleh konsumen. Dan tidak mengherankaan bila pada tahap ini
banyak mengeluarkan dana. Salah satu alasan yang menyebabkan tahap ini berlangsung
cukup lama adalah karena perusahaan memproduksi barang atau produk baru untuk
kemudian mengujinya ke konsumen dan biasanya produk baru tersebut memerlukan izin dari
pemerintah setempat, yang membutuhkan proses yang cukup lama.

Proses pengembangan tersebut akan dapat berlangsung cepat bila pihak riset dan
pengembangan berbasiskan kemampuan pemikiran pemasaran dan keuangann , mereka harus
memiliki konsep dan gambaran yang baik untuk harga dan variasi produk itu sendiri
6. Pengujian

Setelah produk itu sendiri dikembangkan, maka produk dapat diperkenalkan melalui pasar uji
coba , hal ini dapat meminimalisir keadaan dimana bila produk tersebut mengalami
kegagalan dan salah satu keuntungannnya adalah perusahaan dapat mengetahui bagaimana
cara yang lebih efektif dalam memasarkan produk tersebut meliputi :

– Persiapan

Konsumen diperlihatkan dengan produk-produk baru melalui iklan

– Permodelan

Dengan menggunakan data tersebut dan mengembangkannnya dalam suatu permodelan


pemasaran produk

– Promosi yang kontinyu

E. Permasalahan dan Tantangan Desain Produk


1. Desain yang tangguh (Robust Design) Adalah sebuah desain yang dapat diproduksi
sesuai dengan permintaan walaupun pad kondisi yang tidak memadai pada proses
produksi.

2. Desain Modular (Modular Design) Adalah bagian atau komponen sebuah produk
dibagi menjadi komponen yang dengan mudah dapat ditukar atau digantikan.

3. Computer Aided Design (CAD) Adalah penggunaan sebuah computer secara interaktif
untuk mengembangkan dan mendokumentasikan sebuah produk.

4. Computer Aided Manufacturing (CAM) Adalah penggunaan teknologi informasi


untuk mengendalikan mesin.

5. Teknologi Virtual Realitas (Reality Virtual Technology)


Adalah bentuk komunikasi secara tampilan dimana gambar menggantikan kenyataan
dan biasanya pengguna dapt menanggapi secara interaktif.

6. Analisis Nilai (Value Analysis) Merupakan kajian dari produk sukses yang dilakukan
selama proses produksi.

7. Desain yang ramah lingkungan (Environtmentally Friendly Design)


Merupakan perancanagn produk yang telah memasukkan unsure kepekaan terhadap
permasalan lingkungan yang sangat luas pada proses produksi. Cara yang bisa
dilakukan antara lain dengan:
a. Membuat produk yang dapat didaur ulang
b. Menggunakan bahan baku yang dapt di daur ulang.
c. Menggunakan komponen yang tidak membahayakan.
d. Menggunakan komponen yang lebih ringan.
e. Menggunakan energi yang lebih sedikit.
f. Menggunakan bahan baku yang lebih sedikit.

Anda mungkin juga menyukai