Anda di halaman 1dari 6

Nama : Wiwin Salim

NIM : 184042016
Jurusan : Manajemen Keuangan Syariah
Mata Kuliah : Manajemen Operasional

Manajemen Persediaan (Inventory)

Manajemen persediaan berusaha mencapai keseimbangan antara kekurangan dan


kelebihan persediaan dalam suatu periode perencanaan yang mengandung risiko dan
ketidakpastian.
Manajemen persediaan melibatkan sejumlah kegiatan koordinasi antara persediaan dan
produksi serta kegiatan konsumsi pada sejumlah tahapan proses dan lokasi yang berhubungan.

A. Konsep Dasar dan Peran Strategis Manajemen Persediaan dalam Proses Produksi
1. Definisi Persediaan
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan untuk memenuhi tujuan
tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual
kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa
bahan mentah, bahan pembantu, bahan dalam proses, barang jadi, ataupun suku cadang.
Dapat dikatakan bahwa persediaan hanyalah suatu sumber dana menganggur karena
sebelum persediaan digunakan berarti dana terikat di dalamnya tidak dapat digunakan
untuk keperluan lain (Freddy, 2000).
2. Jenis-jenis Persediaan
Berdasarkan fungsinya, persediaan dikelompokkan menjadi:
a. lot-size-inventory, yaitu persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih
besar dari jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Cara ini dilakukan dengan
tujuan memperoleh potongan harga karena pembelian dalam jumlah yang besar
dan memperoleh biaya pengangkutan per unit yang rendah;
b. fluctuation stock merupakan persediaan yang diadakan untuk menghadapi
permintaan yang tidak bisa diramalkan sebelumnya, serta untuk mengatasi
berbagai kondisi tidak terduga, seperti terjadi kesalahan dalam peramalan
penjualan, kesalahan waktu produksi, kesalahan pengiriman;
c. anticipation stock, yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan yang dapat diramalkan seperti mengantisipasi pengaruh musim,
yaitu ketika permintaan tinggi perusahaan tidak mampu menghasilkan sebanyak
jumlah yang dibutuhkan. Di samping itu juga persediaan ini ditujukan untuk
mengantisipasi kemungkinan sulitnya memperoleh bahan sehingga tidak
menggangu operasi perusahaan.
3. Alasan Diadakannya Persediaan
Pada prinsipnya, semua perusahaan melaksanakan proses produksi akan
menyelenggarakan persediaan bahan baku untuk kelangsungan proses produksi di
perusahaan tersebut. Beberapa hal yang menyebabkan suatu perusahaan harus
menyelenggarakan persediaan bahan baku menurut Ahyari (2003:150), yaitu sebagai
berikut.
a. Bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan proses produksi perusahaan
tidak dapat dibeli atau didatangkan secara satu per satu dalam jumlah unit yang
diperlukan perusahaan serta pada saat barang tersebut akan dipergunakan untuk
proses produksi perusahaan. Bahan baku tersebut pada umumnya akan dibeli
dalam jumlah tertentu, yaitu jumlah tertentu yang akan dipergunakan untuk
menunjang pelaksanaan proses produksi perusahaan yang bersangkutan dalam
beberapa waktu tertentu pula. Bahan baku yang sudah dibeli oleh perusahaan,
namun belum dipergunakan untuk proses produksi akan masuk sebagai
persediaan bahan baku di perusahaan tersebut.
b. Apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan bahan baku, sedangkan bahan
baku yang dipesan belum datang maka pelaksanaan proses produksi di
perusahaan akan terganggu. Ketiadaan bahan baku akan mengakibatkan
terhentinya pelaksanaan proses produksi pengadaan bahan baku. Dengan cara
tersebut akan membawa konsekuensi bertambah tingginya harga beli bahan
baku yang dipergunakan oleh perusahaan.
4. Kerugian dari Ketidakpastian Pengadaan Persediaan Bahan Baku
Secara garis besar, ada dua faktor yang memengaruhi ketidakpastian bahan
baku, yaitu dari dalam perusahaan dan faktor dari luar perusahaan. Ketidakpastian dari
dalam perusahaan disebabkan oleh faktor perusahaan dalam pemakaian bahan baku
yang tidak selalu tepat dengan perencanaan.
Ketidakpastian dari luar perusahaan disebabkan oleh faktorfaktor dari luar
perusahaan. Pada saat perusahaan melaksanakan pembelian sudah diperhitungkan agar
bahan baku tersebut datang tepat pada saat persediaan yang ada sudah habis. Pada
kenyataannya, bahan baku tersebut datangnya sering tidak sesuai dengan yang telah
diperhitungkan, atau bahan tersebut datang sebelum waktu yang dijanjikan.
5. Manajemen Persediaan
Pada prinsipnya, manajemen persediaan adalah kegiatan yang berhubungan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penentuan kebutuhan
material/barang lainnya sehingga di satu pihak kebutuhan operasi dapat dipenuhi pada
waktunya dan di lain pihak investasi persediaan material/barang lainnya dapat ditekan
secara optimal (Waluyo, 2011).
Manajemen persediaan atau sistem manajemen persediaan adalah sistem
manajemen (merancang, mengeksekusi, dan mengevaluasi) persediaan dengan
instrumen kebijakan terkait dengan:
a. waktu pemesanan kembali harus dilakukan,
b. jumlah item yang harus dipesan,
c. rata-rata level persediaan yang harus dijaga.
Tujuan dari manajemen persediaan adalah menyelesaikan sasaran yang
berpotensi untuk memaksimalkan pelayan pada pelanggan, memaksimalkan efisiensi
pembelian pada produksi, meminimalkan investasi stok, memaksimalkan profit.
B. Fungsi, Manfaat, dan Prinsip Persediaan
1. Fungsi Persediaan
a. Fungsi Decoupling
Persediaan decoupling memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintan
langganan tanpa bergantung pada supplier.
b. Fungsi Economic Lot Sizing
Tujuan dari fungsi ini adalah pengumpulan persediaan agar perusahaan dapat
berproduksi serta menggunakan seluruh sumber daya yang ada dalam jumlah
yang cukup dengan tujuan agar dapat mengurangi biaya per unit produk.
c. Fungsi Antisipasi
Persediaan antisipasi ini penting agar proses produksi tidak terganggu.
Sehubungan dengan hal tersebut, perusahaan sebaiknya mengadakan seaseonal
inventory (persediaan musiman).
2. Manfaat Peran Persediaan
Adapun manfaat dari persediaan adalah menjamin kebebasan atau kelancaran
kegiatan operasional internal dan eksternal sehingga permintaan pelanggan dapat
terpenuhi tanpa bergantung pada pemasok.
3. Prinsip-prinsip Persediaan
a. Persediaan diciptakan dari pembelian bahan dan suku cadang, tambahan biaya
pekerja dan overhead untuk mengelola bahan menjadi barang jadi.
b. Persediaan berkurang melalui penjualan dan perusakan.
c. Perkiraan yang tepat atas jadwal penjualan dan produksi merupakan hal yang
esensial bagi pembelian, penanganan, dan investasi bahan yang efisien.
d. Kebijakan manajemen berupaya menciptakan keseimbangan antara keragaman
dan kuantitas persediaan bagi operasi yang efisien dengan biaya pemilikan
persediaan yang merupakan faktor paling utama dalam menentukan investasi
persediaan.
e. Pemesanan bahan merupakan tanggapan terhadap perkiraan dan penyusunan
rencana pengendalian produksi.
f. Pencatatan persediaan tidak akan mencapai pengendalian atas persediaan.
g. Pengendalian bersifat komparatif dan relatif, tidak mutlak.

C. Proses Manajemen Persediaan


1. Perencanaan Persediaan Bahan Baku
Perencanaan kebutuhan bahan adalah sistem perencanaan yang fokus pada
jumlah dan pada saat barang jadi yang diminta kemudian menentukan permintaan
turunan untuk bahan baku, komponen dan sub-perakitan pada saat tahapan produksi
terdahulu (Horngren, 1992: 321).
2. Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting bagi
perusahaan karena persediaan fisik di perusahaan akan melibatkan investasi yang
sangat besar pada pos aktiva lancar. Pelaksanaan fungsi ini akan berhubungan
dengan seluruh bagian yang bertujuan agar usaha penjualan dapat intensif serta
produk dan penggunaan sumber daya dapat maksimal.
Pengendalian persediaan merupakan aktivitas mempertahankan jumlah
persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian
persediaan ditekankan pada pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian
diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi
sering bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan persediaan.
3. Penilaian Persediaan
Masalah-masalah yang timbul dalam penilaian persediaan dalam satu periode
adalah:
a. menetapkan jumlah dan nilai persediaan yang sudah terjual/ sudah menjadi
biaya;
b. menentukan jumlah dan nilai persediaan yang belum terjual (yang harus
dilaporkan di neraca);
c. harga pokok (cost) dalam persediaan adalah semua pengeluaran langsung/tidak
langsung yang timbul untuk penyiapan dan penempatan agar persediaan
tersebut dapat dijual;
d. terdapat beberapa biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan persediaan,
antara lain harga beli, biaya pembelian, ongkos angkut, pajak, asuransi,
pergudangan dan lain-lain, namun harga pokok barang hanya terdiri atas harga
beli ditambah ongkos angkut, sedangkan biaya-biaya lain dicatat sebagai biaya
dalam perkiraan tersendiri untuk periode yang bersangkutan;
e. di perusahaan industri ataupun perusahaan dagang, transaksi menyangkut
persediaan adalah hal pokok yang menyangkut sebagian besar sistem akuntansi.
4. Pengawasan Persediaan Bahan Baku
Pengawasan bahan adalah suatu fungsi terkoordinasi di organisasi yang terus-
menerus disempurnakan untuk meletakkan pertanggungjawaban atas pengelolaan
bahan baku dan persediaan pada umumnya, serta menyelenggarakan pengendalian
internal yang menjamin adanya dokumen dasar pembukuan yang mendukung
sahnya suatu transaksi yang berhubungan dengan bahan, pengawasan bahan
meliputi pengawasan fisik dan pengawasan nilai atau rupiah bahan (Supriyono,
1999: 400).

D. Kelompok-Kelompok Persediaan
1. Bahan Baku
Meskipun istilah bahan baku dapat digunakan secara luas untuk menutup
seluruh bahan baku yang dipergunakan dalam produksi, sebutan acapkali dibatasi
untuk barang-barang yang secara fisik dimasukkan dalam produk yang diproduksi.
Istilah bahan pembantu pabrik (faktory supplies) atau bahan pembantu produksi
(manufacturing supplies) kemudian dipergunakan untuk menyebut bahan
tambahan, yaitu bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak
secara langsung dimasukkan dalam produk.
2. Barang-barang dalam Proses
Barang-barang dalam proses dapat juga disebut pekerjaan dalam proses yang
terdiri atas barang-barang baru sebagian diproses dan perlu dipekerjakan lebih
lanjut sebelum dijual. Persediaan ini meliputi tiga unsur biaya, yaitu biaya langsung,
upah langsung, biaya tidak langsung atau biaya overhead produksi (manufacturing
overhead).
3. Barang-barang Jadi
Barang-barang selesai (finished goods) merupakan produk yang telah
diproduksi dan menunggu dijual. Pada saat produk ini diselesaikan, biaya yang
diakumulasikan dalam proses produksi ditransfer dari barang dalam proses ke
perkiraan persediaan selesai.

E. Sistem Persediaan
1. Sistem Akuntansi Persediaan
Sistem akuntansi persediaan adalah formulir, catatan prosedur, dan alat-alat
yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha kesatuan ekonomis
dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan yang
diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak
lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-
lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.
2. Sistem Pencatatan Persediaan
Sistem pencatatan persediaan yang lazim digunakan ada dua macam, yaitu
sistem fisik (physical inventory system) dan sistem perpetual (perpetual inventory
system).
3. Dokumen yang Digunakan
a. Laporan produk selesai dan bukti memorial. Laporan produk selesai
digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat tambahan kuantitas produk
jadi balam kartu gudang. Buki memorial digunakan untuk mencatat
tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan produk jadi dalam kartu
persediaan dan digunakan sebagai dokumen sumber dalam mencatat
transaksi selesainya produk jadi dalam jurnal umum.
b. Surat order pengiriman dan faktur penjualan. Surat order pengiriman
diterima oleh bagian gudang dan bagian order penjualan. Setelah bagian
gudang mengisi surat order pengiriman dengan kuantitas produk jadi yang
diserahkan kepada bagian pengiriman, atas dasar surat order pengiriman
tersebut bagian gudang mencatat kuantitas yang diserahkan ke bagian
pengiriman dalam kartu gudang. Harga pokok produk jadi yang dijual
dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan atas dasar
tembusan faktur yang diterima oleh bagian tersebut dari bagian penagihan.
c. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.
d. Dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan membukukan
hasil perhitungan fisik persediaan adalah kartu perhitungan fisik (inventory
tag) yang digunakan untuk merekam hasil perhitungan fisik persediaan,
daftar hasil perhitungan fisik (inventory summary) yang digunakan untuk
meringkas data yang telah direkam dalam hasil kartu perhitungan fisik
persediaan, dan bukti memorial digunakan untuk membukukan adjustment
rekening persediaan sebagai akibat dari hasil penghitungan fisik ke dalam
jurnal umum.
4. Catatan Akuntansi
a. Kartu persediaan, untuk mencatat kuantitas dan harga pokok barang yang
disimpan di gudang yang tercantum dalam kartu persediaan oleh bagian
kartu persediaan berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
b. Kartu gudang, berfungsi sebagai identitas barang yang disimpan, untuk
memudahkan pencarian barang sekaligus untuk mencatat mutasi kuantitas
barang yang tercantum dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh
bagian gudang berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
c. Jurnal umum, digunakan untuk mencatat jurnal penyesuaian rekening
persediaan karena adanya perbedaan antara saldo yang dicatat dalam
rekening persediaan dengan saldo menurut penghitung fisik.
5. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
a. Prosedur penghitung fisik, yaitu tiap jenis persediaan di gudang dihitung
oleh penghitung dan pengecek secara independen yang hasilnya dicatat
dalam kartu penghitung fisik.
b. Prosedur kompilasi, yaitu pemegang kartu penghitung fisik melakukan
perbandingan data yang dicatat dalam kartu penghitung fisik serta
melakukan pencatatan data yang tercantum dalam kartu penghitung fisik ke
dalam daftar penghitung fisik.
6. Unsur Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan salah satu alat bagi manajemen untuk
memastikan bahwa kegiatan peusahaan telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur
yang ada sehingga operasi perusahaan dapat berjalan lancar, aktivitas perusahaan
dapat terjamin keamanannya, dan kecurangan serta pemborosan dapat dicegah.

Anda mungkin juga menyukai