Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan perencanaan produksi dimulai dengan melakukan peramalan – peramalan
(forecast) untuk mengetahui terlebih dahulu apa dan berapa yang perlu diproduksikan pada
waktu yang akan datang. Peramalan produksi bermaksud untuk memperkirakan
permintaan akan barang – barang atau jasa perusahaan. Tetapi hampir semua perusahaan
tidak dapat selalu menyesuaikan tingkat produksi mereka dengan perubahan permintaan
nyata. Oleh karena itu, perusahaan mengembangkan rencana – rencana rasional yang
menunjukan bagaimana mereka akan memberi tanggapan terhadap pasar.
Perencanaan agregat (aggregate planning) atau penjadwalan agregat (aggregate
scheduling) berhubungan dengan penentuan kuantitas dan waktu produksi pada jangka
menengah biasanya antara 3-18 bulan ke depan. Digunakannya istilah “agregat” adalah
karena ramalan – ramalan permintaan akan berbagai barang atau jasa individual
digabungkan menjadi unit – unit yang homogeny. Perencanaan agregat mencerminkan
strategi perusahaan dalam pelayanan kepada langganan, tingkat persediaan, tingkat
produksi, jumlah karyawan dan lain – lain.
Proses perencanaan agregat yang digunakan oleh perusahaan harus tetapmengedepanka
kualitas barang yang diproduksi oleh perusahaan. Perencanaan agregat ini berhubungan
dengan srategi lokasi dalam hal penyimpanan barang yang berlebih,
agar dapat menghemat biaya penyimpanan dan resiko penyimpanan. Hubungannya dengan
manajemen persediaan adalah ketika kapasitas produksi ada satu waktu diperlukan barang
persediaan yang relative banyak maka kapasitas produksi sebaiknya diperbanyak, begitu
pula sebaliknya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan agregat?
2. Apa tujuan perencanaan agregat?
3. Apa sifat perencanaan agregat?
4. Apa saja proses perencanaan agregat?
5. Apa fungsi perencanaan agregat?
6. Apa saja strategi prencanaan agrgat?
7. Apa saja metode perencanaan agregat?
8. Bagaimana karakteristik perencanaan agregat?
9. Bagaimana biaya perencanaan agregat?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan agregat.
2. Untuk mengetahui tujuan perencanaan agregat.
3. Untuk mengetahui sifat perencanaan agregat.
4. Untuk mengetahui proses perencanaan agregat.
5. Untuk mengetahui strategi prencanaan agrgat.
6. Untuk mengetahui metode perencanaan agregat.
7. Untuk mengetahui karakteristik perencanaan agregat.
8. Untuk mengetahui fungsi perencanaan agregat.
9. Untuk mengetahui biaya perencanaan agregat.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan Agregat
Seperti telah diisyaratkan dengan istilah “agregat”, maka rencana agregat berarti
menggabungkan sumber daya yang sesuai ke dalam istilah-istilah yang lebih umum dan
menyeluruh. dengan adanya ramalan permintaan, serta kapasitas fasilitas, persediaan
jumlah tenaga kerja dan input produksi yang saling berkaitan, maka perencanaan harus
memilih tingkat output unutk fasilitas selama tiga hari sampai delapan belas bulan ke
depan. Perencanaan agregat merupakan bagian dari sistem perencanaan produksi yang
lebih besar, sehingga pemahaman mengenai keterkaitan antara rencana dan beberapa
faktor internal dan eksternal merupakan sesuatu yang berguna.
Aggregate Planning (AP) adalah suatu aktivitas operasional untuk menentukan jumlah
dan waktu produksi pada waktu dimasa yang akan datang. AP juga didefinisikan sebagai
usaha untuk menyamakan antara supply dan demand dari suatu produk atau jasa dengan
jalan menentukan jumlah dan waktu input, transformasi, dan output yang tepat. Dimana
keputusan AP dibuat untuk produksi, staffing, inventory, dan backorder level.
Perencanaan Agregat (agregat planning) juga dikenal sebagai Penjadwalan Agregat
adalah Suatu pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para manajer operasi untuk
menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah. Perencanaan agregat
dapat digunakan dalam menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang
diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan,
pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan variabel lain yang dapat dikendalikan.
Keputusan Penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dan kuartalan yang
mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas dengan permintaan yang fluktuatif.
Oleh karenanya perencanaan Agregat termasuk dalam rencana jangka menengah.
B. Tujuan Perencanaan Agregat
Tujuan dari perencanaan agregat adalah menetapkan tingkat output untuk jangka
menengah dan sedang dalam menghadapi fluktuasi dan ketidakpastian permintaan.
Perencanaan agregat memperhatikan penentuan kuantitas dan waktu produksi pada jangka
menengah, biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan. Pada umumnya, tujuan
perencanaan agregat adalah memperkecil biaya pada perioda perencanaan. Dengan
demikian, dapatlah dikatakan bahwa tujuan perecanaan agregate antara lain:
1. Sebagai langkah awal untuk menentukan aktifitas produksi;
2. Sebagai masukan perencanaan sumber daya;

3
3. Stabilisasi produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan.
C. Sifat Perencanaan Agregat
Sebagaimana tersirat pada istilah agregat, perencanaan agregat berarti
mengkombinasikan sumberdaya yang sesuai ke dalam jangka waktu keseluruhan. Dengan
peramalan permintaan, kapasitas fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan
input yang saling berhubungan, perencana harus memilih tingkat output untuk suatu
fasilitas selama 3 hingga 18 bulan yang akan datang. Rencana tersebut dapat digunakan
mungkin bagi perusahaan manufaktur seperti GE, Whirpool, dan sebagainya.
Contoh perusahaan komputer yang masing-masing memproduksi model komputer
mikro yang berbeda. Mereka membuat (1) laptop (2) desktop (3) komputer notebook, dan
(4) mesin teknologi unggul dengan chip berkecepatan tinggi. Untuk setiap bulan pada tiga
triwulan yang akan datang, perencanaan agregat untuk "keluarga" komputer
mikro mungkin memiliki output berikut (dalam unit produksi):
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

150,000 120,000 110,000 100,000 130,000 150,000 180,000 150,000 140,000

D. Proses Perencanaan Agregat


Terdapat beberapa proses dalam perencanaan agregat sebagai berikut:
1. Long Range Plans: Merupakan perencanaan lebih dari setahun yang menyangkut
perencanaan produk baru, biaya perluasan dan sebagainya. Long Range
Plans ditetapkan oleh manajer puncak.
2. Intermediete Range Plans: Merupakan rencana atara 3 sampai 18 bulan, menyangkut
rencana penjualan, rencana produksi, rencana inventory, anggaran tenaga kerja dan
sebagainya. Intermediate range plansditetapkan oleh Manajer Operasi.
3. Short Range Plans: Merupakan rencana kurang dari tiga bulan yang menyangkut job
assignment, ordering, Job scheduling. Short Range Plans ditetapkan oeh Manajer
Operasi bersama dengan supervisor dan operator.
Dalam tiga tingkatan proses perencanaan tersebut, perencanaan agregat berada pada
tingkatan kedua yaitu Intermediate plans yang menyangkut rencana produksi / operasi
perusahaan.

4
E. Fungsi Perencanaan Agregat
Pada dasarnya perencanaan produksi agregat merupakan suatu proses penetapan tingkat
output/kapasitas produksi secara keseluruhan guna memenuhi tingkat permintaan yang
diperoleh dari peramalan dan pesanan dengan tujuan meminimalkan total biaya produksi.
Beberapa fungsi perencanaan agregat yaitu :
1. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategi
perusahaan;
2. Alat ukur performansi proses perencanaan produksi;
3. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi;
4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian;
5. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target dan membuat penyesuaian;
6. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi;
7. Alat komunikasi antara managemen teras (top management) dan manufaktur.
F. Strategi Perencanaan Agregat
1. Pilihan Kapasitas
Sebuah perusahaan dapat memilih pilihan kapasitas dasar (produksi) berikut:
a. Mengubah tingkat persediaan: Para manajer dapat meningkatkan persediaan selama
periode permintaan rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi di masa
mendatang.
b. Meragamkan jumlah tenaga kerja: Dilakukan dengan cara mengkaryakan atau
memberhentikan. Salah satu cara untuk memenuhi permintaan adalah dengan
mengkaryakan atau memberhentikan para pekerja produksi untuk menyesuaikan
tingkat produksi.
c. Meragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu kosong: Terkadang tenaga
kerja dapat dijaga tetap konstan dengan meragamkan waktu kerja, mengurangi
banyaknya jam kerja ketika permintaan rendah dan menambah jam kerja pada saat
permintaan naik.
d. Subkontrak: Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara dengan
melakukan subkontrak selama periode permintaan tinggi.
e. Penggunaan karyawan paruh waktu: Terutama di sektor jasa, karyawan paruh waktu
dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja tidak terampil.

5
2. Pilihan Permintaan
a. Mempengaruhi permintaan: Ketika permintaan rendah, sebuah perusahaan dapat
mencoba untuk meningkatkan permintaan melalui iklan, promosi, kewiraniagaan,
dan diskon.
b. Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi: Tunggakan pesanan adalah
pesanan barang atau jasa yang diterima perusahaan tetapi tidak mampu (secara
sengaja atau kebetulan) untuk dipenuhi pada saat itu.
c. Perpaduan produk dan jasa yang counterseasonal (dengan musim yang berbeda):
Sebuah teknik pelancar masalah aktif yang secara luas digunakan para pengusaha
manufaktur adalah mengembangkan sebuah produk yang merupakan perpaduan dari
barang counterseasonal.
3. Pilihan Campuran
Walaupun setiap lima pilihan kapasitas dan tiga pilihan permintaan dapat
menghasilkan sebuah jadwal agregat yang efektif, beberapa kombinasi diantara pilihan
kapasitas dan permintaan mungkin akan lebih baik dan nantinya akan menghasilkan
beberapa rencana. Rencana ini dapat terdiri dari :
a. Strategi perburuan (chase strategy): Sebuah strategi perburuan mencoba untuk
mencapai tingkat output bagi setiap periode yang memenuhi prediksi permintaan
untuk periode tersebut.
b. Strategi penjadwalan bertingkat (level-scheduling strategy): Sebuah rencana agregat
di mana produksi harian tetap sama dari periode ke periode.
G. Metode Perencanaan Agregat
Ada beberapa tehnik yang digunakan manajer operasi untuk mengembangkan rencana
agregat yang lebih bermanfaat dan lebih tepat, diantaranya :
1. Metode Pembuatan Grafis Dan Diagram: Pada dasarnya, rencana dengan grafis dan
diagram ini menangani variable secara perlahan agar perencana dapat membandingkan
permintaan dengan kapasitas yang ada.
2. Pendekatan Matematis Dalam Perencanaan
Beberapa pendekatan matematis terhadap perencanaan agregat telah banyak
dikembangkan diantaranya:
a. Metode Transportasi Dalam Program Linear: Jika masalah perencanaan agregat
dipandang sebagai masalah alokasi kapasitas operasi untuk memenuhi permintaan
yang diperkirakan, maka rencana agregat dapat dirumuskan dalam format program
linear.

6
b. Linear Decision Rule: Merupakan model perencanaan agregat yang berupaya untuk
mengoptimalkan tingkat produksi dan tingkat jumlah tenaga kerja sepanjang periode
tertentu.
c. Management Coefficient Model: Teknik ini menggunakan analisa regresi terhadap
keputusan produksi yang diambil manajer di masa lalu.
d. Simulasi: Pendekatan simulasi ini menggunakan prosedur pencarian kombinasi nilai
yang biayanya minimal untuk ukuran jumlah tenaga kerja dan tingkat produksi.
H. Karakteristik Perencanaan Agregat
1. Dinyatakan dalam kelompok produk atau famili (aggregate);
2. Satuan unit tergantung jenis produk (ton, liter, kubik, jam mesin atau jam orang);
3. Satuan unit dikonversikan ke bentuk satuan rupiah;
4. Setelah satuan unit ditetapkan maka factor konversi juga harus ditetapkan;
5. Horizon perencanaan cukup panjang (5 tahun).
I. Biaya Perencanaan Agregat
1. Hiring Cost (biaya penambahan tenaga kerja): Penambahan tenaga kerja menimbulkan
biaya-biaya untuk iklan, proses seleksi dan training.
2. Firing Cost (Biaya pemberhentian tenaga kerja): Pemberhentian tenaga kerja biasanya
terjadi karena semakin rendahnya permintaan akan produk yang dihasilkan, sehingga
mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan uang pesangon bagi karyawan yang di-
PHK.
3. Overtime Cost dan Undertime Cost (biaya lembur dan biaya menganggur): Penggunaan
waktu lembur bertujuan untuk meningkatkan output produksi, tetapi konsekuensinya
perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan lembur.
4. Inventory Cost dan Backorder Cost (biaya persediaan dan biaya kehabisan persediaan):
Persediaan mempunyai fungsi mengantisipasi timbulnya kenaikan permintaan pada
saat-saat tertentu.
5. Subcontract Cost (biaya subkontrak): Pada saat permintaan melebihi kemampuan
kapasitas regular, biasanya perusahaan mensubkontrakan kelebihan permintaan yang
tidak bisa ditanganinya sendiri kepada perusahaan lain.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan agregat merupakan suatu elemen yang penting dalam proses produksi,
yang juga berkaitan strategi operasi yang digunakan oleh banyak perusahaan. Perusahaan
harus berhati-hati dalam menerapkan perencanaan agregat ini, karena jika tidak maka
perusahaan merugi, hal ini desebabkan kapasitas barang yang di produksi ternyata
berlebih, hal itu biasanya menyebabkan banyak biaya-biaya tambahan yang harus
dikeluarkan perusahaan yang seharusnya dapat dinetralisir tau dihindari sebelumnya.
B. Saran
Setiap perusahaan diharapkan dapat membuat perencanaan agregat dengan strategi
yang paling baik dan memungkinkan untuk setiap perusahaan sesuai dengan strategi
operasi perusahaan. Perusahaan harus jeli untuk melihat peluang kapan perusahaan harus
memproduksi lebih dan kapan perusahaan harus memproduksi cukup suatu barang agar
tidak ada barang-barang yang berlebih dan tidak menimbulkan biaya-biaya lain yang tidak
dibutuhkan

8
DAFTAR PUSTAKA
https://maydafridayanthi.wordpress.com/2015/12/14/perencanaan-agregat-manajemen-
operasional/
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/Perencanaan-Agregat
https://nafaaa.blogspot.com/2015/06/makalah-perencanaan-agregat.html
Heizer, Jay & Render, Barry. 2010. Operations Management Buku 2 Edisi ke 9. Jakarta.
Salembat Empat.
Heizer dan Barry Rander, Manajemen Operasi Buku 2 Edisi Ke 9, Salemba Empat, Jakarta,
2010 Hal. 148-175.
Heizer dan Barry Render, Manajemen Operasi Buku 2 Edisi Ke 9, Salemba Empat, Jakarta,
2010 Hal. 442-443.
Heizer, Jay dan Barry Render. 2005. Operations Management. Edisi ketujuh.
(Terj.) Dwianoegrahwati Setyoningsih dan Indra Almahdy. Jakarta: Salemba Empat.
http://imandede.blogspot.com/2009/10/perencanaan-agregat.html. 2009.
“Perencanaan Agregat.” Diunduh Minggu, 10 Mei 2015.
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/Perencanaan-Agregat. Tanpa angka tahun.
“Perencanaan Agregat.” Diunduh Minggu, 10 Mei 2015.
https://www.academia.edu/6362053/Manajemen_Operasi_Lanjutan_-_Manajemen_Agregat

Anda mungkin juga menyukai