Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN KAPASITAS

MANAJEMEN OPERASI LANJUTAN


KELAS C

Dosen Pengampu : Cempaka Paramita SE,. M.Sc.

Oleh:
Riskita Linda 170810201147
Sugeng Prasetyo 170810201282
Iddo Yudi Suroso 190810201006
Dhiva Yuniarsari 190810201007
Die Ajeng Imandasari 190810201016
Husnia 190810201030
Kamillaeni Jamillah 190810201032
Nadifa Diendara 190810201035

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2021
PEMBAHASAN

Perencanaan kapasitas produksi sangat dibutuhkan dalam menentukan tujuan


perusahaan dimana perusahaan harus memperhatikan perencanaan produksi yang
disesuaikan permintaan pasar. Dengan adanya permintaan produksi berarti jumlah
barang yang tersedia paling tidak menyamai jumlah barang di pasar agar tidak
mengalami masalah kekurangan atau kelebihan barang. Karena jika permintaan pasar
tidak terpenuhi akibat kurangnya pasokan pada pasar, maka konsumen akan mencari
produk lain yang serupa, dan hal itu merugikan perusahaan karena laba yang di dapat
minimal sesuai pasokan produk yang minimal juga.

Sasaran perencanaan kapasitas strategis adalah mencapai kesesuaian antara


kemampuan organisasi jangka panjang dengan prediksi tingkat permintaan jangka
panjang. Organisasi membutuhkan perencanaan kapasitas karena berbagai alasan
diantaranya adalah perubahan permintaan, perubahan teknologi, perubahan
lingkungan, serta ancaman/peluang yang dirasakan. Kesenjangan antara kapasitas
saat ini dengan kapasitas yang diinginkan mengakibatkan kapasitas yang tidak
seimbang. Kelebihan kapasitas menyebabkan biaya operasi menjadi terlalu tinggi,
sedangkan kekurangan kapasitas menyebabkan sumberdaya dipaksakan dan
kehilangan pelanggan.

2.1 Perencanaan Kapasitas


2.1.1 Konsep dan Definisi kapasitas
Kapasitas adalah hasil produksi atau volume pemrosesan (throughput), atau
jumlah unit yang dapat ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah
fasilitas pada suatu periode waktu tertentu.(penulis, tahun). Keputusan kapasitas
seringkali menentukan kebutuhan modal dan sebagian besar biaya tetap. Kapasitas
juga menentukan apakah permintaan akan terpenuhi atau apakah fasilitas akan
menganggur.

Untuk memenuhi permintaan konsumen, perusahaan harus meminimalkan


biaya produksi tanpa mengurangi kualitas produk dan memanfaatkan bahan baku
seefisien mungkin tanpa mengurangi mutu bahan baku. Maka, perencanaan kapasitas
sangat berperan penting dalam hal ini, dan seorang Manajer Operasional, harus
mampu merencanakan kapasitas produksi dengan biaya yang seefisien mungkin dan
kualitas yang baik, serta sesuai dengan permintaan pasar, sebagaimana pengertian
dari kapasitas itu sendiri.

2.1.2 Pengertian Perencanaan Kapasitas

Perencanaan kapasitas produksi adalah penentuan suatu tingkat yang


menyatakan batas kemampuan, penerimaan, penyimpanan atau keluaran dari suatu
unit, fasilitas atau output untuk memproduksi dalam suatu periode waktu tertentu.

Pengertian menurut pendapat Freddy Rangkuti (2005, p94) :


Perencanaan kapasitas adalah tingkat kemampuan berproduksi secara
optimum dari sebuah fasilitas biasanya dinyatakan sebagai jumlah output pada satu
periode waktu tertentu. Manajer Operasional memperhatikan kapasitas karena ingin
mencukupi kapasitas untuk memenuhi permintaan konsumen, kapasitas
mempengaruhi efisiensi biaya operasi, dan bermanfaat mengetahui perencanaan
output, biaya pemeliharaan kapasitas, menentukan analisis kebutuhan investasi.
Pengertian menurut pendapat T. Hani Handoko, (1999, p297) :
Perencanaan kapasitas adalah suatu tingkat keluaran suatu kuantitas keluaran
dalam periode tertentu dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin
selama periode waktu itu.

2.2 Jenis-Jenis Perencanaan Kapasitas

Perencanaan Kapasitas dilihat dalam tiga waktu menurut Handoko (1986):


1. Kapasitas jangka pendek (< 3 bulan), Perencanaan kapasitas jangka pendek –
kurang dari tiga bulan . ini dikaitkan pada proses penjadwalan harian atau mingguan
dan menyangkut pembuatan penyesuian untuk menghapus ‘’variance’’ antara
keluaran yang direncanakan dan keluaran nyata . keputusan perencanaan mencakup
alternatif seperti kerja lembur, pemindahan personalia, penggantian routing produksi
2. Kapasitas jangka menengah (3-18 bulan), Perencanaan kapasitas jangka
menengah ( intermediet range) rencana bulanan atau kuartalan untuk 3 sampai 18
bulan yang atau yang akan datang. Dalam  hal ini, kapasitas juga bervariasi karena
alternatif seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan bukan utama.
3. Kapasitas jangka panjang p(>1 tahun), Perencanaan kapasitas jangka
panjang (long time) – lebih dari satu tahun. Di mana  sumber daya produktif
memakan waktu lama untuk memperoleh atau menyelesaikan, seperti bangunan,
peralatan atau fasilitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan
partisipasi dan persetujuan manajemen puncak.

Perencanaan Kapasitas dapat Dilihat dalam tiga Horizon waktu:


Mengubah kapasitas Menggunakan Kapasitas
Perencanaan jangka - Menambah tempat fasilitas *
panjang - Menambah waktu tunggu
(lead time) perlengkapan
lama
Perencanaan jangka - Sub kontak - Menambah
menengah - Menambah perlengkapan karyawan
(perencanaan - Menambah shift - Membagun atau
secara menyeluruh) menggunakan
persediaan
Perencanaan jangka * - Menjadwalkan pekerjaan
pendek - Menjadwalkan karyawan
(penjadwalan) - Mengalokasika n mesin
* Terdapat pilihan yang sangat terbatas
Sumber: Manajemen operasi Heizer & Render
Perencanaan kapasitas dapat dilihat dalam 3 horizon waktu pada tabel di atas
dapat dilihat bahwa kapasitas memiliki rentang waktu yang panjang (umumnya
lebih dari 3 tahun) adalah suatu fungsi penambahan tempat fasilitas dan
perlengkapan yang memiliki waktu tunggu yang lama. Dalam rentang menengah
(biasanya 3 hingga 36 bulan), kita dapat menambah perlengkapan, karyawan, dan
shift; kita dapat melakukan subkontrak dan membangun atau menggunakan
persediaan. Hal ini merupakan tugas perencanaan secara menyeluruh. Dalam
jangka pendek (biasanya sampai dengan 3 bulan), itu umumnya akan memusatkan
perhatian menjadwalkan pekerjaan, dan seiring dengan mengalokasikan mesin.
Memodifikasi dalam jangka pendek sangat sulit karena biasanya akan di hambat
oleh kapasitas yang ada.
2.3 Kapasitas Perencanaan Produksi

Kapasitas perencanaan yang efektif terbagi menjadi 3 perspektif, yaitu:

1. Kapasitas Desain (Design Capacity), merupakan output yang maksimum secara


teori pada sistem dalam suatu periode waktu tertentu berdasarkan pada kondisi
idealnya. Artinya Kapasitas ini menunjukan output maksimum pada kondisi ideal
dimana tidak terdapat konflik penjadwalan, tidak ada produk yang rusak atau
cacat, dan perawatan hanya yang rutin. Biasanya dicerminkan sebagai tingkat,
misalnya berton-ton baja yang dapat diproduksi perminggu, perbulan, pertahun.
2. Kapasitas Efektif, merupakan kapasitas yang mana suatu perusahaan
mengharapkan untuk mencapai hambatan operasional yang tersedia saat ini.
Kapasitas ini menunjukan output maksimum pada tingkat operasi tertentu. Pada
umumnya kapasitas efektif lebih rendah daripada kapasitas desain karena tempat
fasilitas mungkin telah dirancang untuk versi produk yang terdahulu atau
campuran produk yang berbeda daripada yang saat ini sedang diproduksi.
3. Kapasitas Aktual, menunjukan output yang nyata dapat dihasilkan oleh fasilitas
produksi. Kapasitas actual sedapat mungkin harus diusahakan sama dengan
kapasitas efektif. Dua ukuran kinerja sistem khususnya berguna untuk
pemanfaatan dan efisiensi. Kunci untuk meningkatkan efisiensi sering kali
ditemukan dalam memperbaiki permasalahan mutu dan dalam pengaturan
penjadwalan, pelatihan, dan pemeliharaan yang efektif.
Dua ukuran kinerja sistem khususnya berguna untuk pemanfaatan dan
efisiensi. Pemanfaatan (utilization) adalah persentase desain kapasitas yang benar-
benar dicapai. Efisiensi (efficiency) adalah persentase dari kapasitas yang efektif
yang bener-bener dicapai. Bergantung bagaimana tempat fasilitas dipergunakan dan
dikelola, mungkin akan menjadi sulit atau tidak mungkin untuk mencapai 100%
efisiensi. Para manajer operasiona cenderung untuk mengevaluasi tingkat efisiensi.
Kunci untuk meningkatkan efisiensi sering kali ditemukan dalam memperbaiki
permasalahan mutu dan dalam pengaturan penjadwalan, pelatihan, dan pemeliharaan
yang efektif. Pemanfaatan dan efisiensi dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:
Pemanfaatan = Output aktual/kapasitas desain
Efisiensi = Aktual output/kapasitas efektif
Desain kapasitas, pemanfaatan, dan efisiensi seluruhnya merupakan
pengukuran yang penting bagi manajer operasional. Akan tetapi, para manajer perlu
mengetahui perkiraan output dan tempat fasilitas atau proses. Untuk melakukannya,
kita dapat memecahkan output aktual. Yang ditunjukkan dalam persamaan:
Aktual output = (kapasitas efektif )(efisiensi)
Contoh :
Toko Roti James Bakery menjalani sebuah proses pembuatan dan ingin
kemampuan membuat yang lebih baik. Minggu lalu fasilitas memproduksi 148.000
gulung. Kapasitas efektif adalah 175.000 gulung. Produk dibuat 7 hari per minggu
dengan 3 shift per hari (8 jam). Produksi deluxe roll 1.200 per jam. Tentukan desain
kapasitas, kegunaan dan efisiensi produk ini ketika memproduksi deluxe roll.
Design kapasitas = (7 hari x 3 bagian x 8 jam) x (1.200 gulung/jam)
= 201.600 gulung
Kegunaan = Output nyata/kapasitas design = 148.000/201.600 = 73,4%
Efisiensi = Output nyata/kapasitas ekeftif = 148.000/175.000 = 84,6%
Jika output nyata sebesar 150.000 maka efisiensi sebesar 85.7%

2.4 Perencanaan Kapasitas yang Efektif


2.4.1 Mengelola Permintaan
Dengan tempat fasilitas dan peramalan yang baik, akan dapat
penyetaraan ketidak tepatan antara kapasitas yang tersedia dengan permintaan
aktual
1. Permintaan Melebihi Kapasitas, dengan cara menaikan harga perusahaan dapat
membatasi permintaan, menjadwalkan waktu tunggu yang lama, dan
mengecilkan keuntungan secara marjinal. Dikarenakan tempat fasilitas yang tidak
memadai dapat menurunkan pendapatan dibawah yang sudah diramlakan, maka
solusi dalam jangka panjang adalah dengan meningkatkan kapasitas.
2. Kapasitas Melebihi Permintaan, dengan cara menurunkan harga atau pemasaran
secara agresif perusahaan dapat merangsang permintaan, atau dengan melalui
perubahan produk sehingga mengakomodasi mangsa pasar. Ketika permintaan
konsumen mengalami penurunan dengan proses yang tidak fleksibel, lay off dan
ketinggalan zaman, dan penurunan kapasitas pabrik diperlukan untuk
mengarahkan kapasitas agar seiring dengan permintaan.
3. Menyesuaikan dengan Permintaan Musiman kapasitas juga dipengaruhi
dengan permintaan musiman. Dalam kasus ini, manajemen dapat mengambil
keputusan untuk menawarkan produk dengan pola permintaan komplementer.

2.4.2 Pertimbangan dalam menentukan Kapasitas


Menurut Heizer & Render (2015:351) beberapa pertimbangan khusus untuk
pengambilan keputusan yang tepat mengenai kapasitas antara lain:
1. Meramalkan tingkat permintaan secara akurat: Menambahkan dan menghapus
produk, siklus hidup produk, aksi kompetisi dan volume penjualan yang tidak
menentu sehingga menjadi tantangan untuk membuat peramalan secara akurat.
2. Menyamakan kemajuan teknologi dengan volume penjualan: dengan cara
menyamakan kemajuan teknologi dengan volume penjualan ini bisa menimbulkan
keefisienan dan ketika kita menggunakan teknologi yang maju kita dapat
mengutur atau membatasi dalam pembuatan produk sehingga sesuai dengan
volume penjualan dan akhirnya kita bisa menentukan kapasitas perusahaan.
3. Menetukan besaran operasional yang optimum: dengan mementukan besaran
operasional yang optimum kita bisa mengambil keputusan untuk menentuan
kapasitas sehingga ketika oprasional itu berlangsung kapasitas sudah memenehui
sehingga tidak terjadi kekurangan dan menyia-nyiayakan kapasitas.

4. Membangun untuk perubahan: perubahan terjadi pada proses, sejalan dengan


volume produk, dan bauran produk. Maka manajer harus bisa berfikir secara
fleksibel karena dan bisa mengembangan perusahaan sesuai dengan
perkembangan dan harus bisa beradaptasi.

2.5 Pohon Keputusan (Decision Tree)

2.5.1 Pengertian Pohon Keputusan (Decision Tree)


Berdasarkan Siswanto (2006:55), Pohon Keputusan atau Decision Tree
adalah model visual untuk menyederhanakan proses pembuatan keputusan secara
rasional. Visualisasi ini memungkinkan kita untuk memahami proses pembuatan
keputusan yang terstruktur, bertahap, dan rasional. Pembuatan keputusan berarti
memilih alternatif keputusan yang tersedia. Karena unsur ketidakpastian maka
berbagai kemungkinan keadaan akan dihadapi oleh alternatif keputusan itu. Oleh
karena itu, diagram keputusan mempunyai noda keputusan dan noda cabang.
Pada umumnya Decision Tree melakukan strategi pencarian secara top-down
untuk solusinya. Pada proses mengklarifikasi data yang tidak diketahui, nilai atribut
akan diuji dengan cara melacak jalur dari node akar (root) sampai node akhir (daun)
dan kemudian akan diprediksi kelas yang dimiliki oleh suatu data baru tertentu. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pohon keputusan (decision tree) adalah salah satu alat
yang digunakan dalam pengambilan keputusan dari berbagai alternatif yang ada,
yang mana dilakukan secara terstruktur, bertahap, dan rasional.

2.5.2 Analisis Pohon Keputusan dalam Perencanaan Kapasitas


Terlepas dari kerumitan sebuah keputusan atau kecanggihan teknik yang
digunakan untuk menganalisis keputusan tersebut, semua pengambil keputusan
dihadapkan dengan berbagai alternatif dan “kondisi alami”. Pada saat membuat
sebuah pohon keputusan, harus dipastikan bahwa semua alternatif dan kondisi alami
berada di tempat yang benar dan logis serta semua alternatif yang mungkin serta
kondisi alami telah disertakan. Notasi yang digunakan adalah :
1. Istilah :
a. Alternatif – sebuah tindakan atau strategi yang dapat dipilih oleh seorang
pengambil keputusan.
b. Kondisi alami – sebuah kejadian atau situasi dimana pengambil keputusan
hanya memiliki sedikit kendali atau tidak sama sekali.
2. Simbol yang digunakan dalam sebuah pohon keputusan:
a. – sebuah titik keputusan dimana terdapat satu alternatif atau lebih yang
dapat dipilih.
b. – sebuah titik kondisi alami dimana kondisi alami mungkin akan terjadi.

Diagram pohon sering kali membantu dalam memahami dan


menyelesaikan persoalan probabilitas. Diagram pohon biasanya digambarkan
dengan lambang yang baku. Dimulai dengan suatu nokhta kemudian dibuat cabang
sebanyak peristiwa yang mungkin dapat dihasilkan dari percobaan. Pada setiap
cabang dituliskan probabilitas terjadinya peristiwa yang bersangkutan. Jika
percobaan dilakukan lagi, maka langkah- langkah itu diulang. Setiap cabang
berakhir pada nokhta yang kemudian diisi dengan probabilitas peristiwa
bersama. Pada nokhta yang paling awal dituliskan angka 1 yang artinya jumlah
probabilitas dari seluruh peristiwa yang mungkin. (Mulyono, 2004:223)
Menganalisis masalah dengan menggunakan pohon keputusan
mencakup lima langkah :
1. Mendefinisikan masalah.
2. Menggambarkan pohon keputusan.
3. Menentukan peluang bagi kondisi alamiah.
4. Memperkirakan imbalan bagi setiap kombinasi alternatif keputusan dan kondisi
alamiah yang mungkin.
5. Menyelesaikan masalah dengan menghitung EMV bagi setiap titik kondisi
alamiah. Hal ini dilakukan dengan mengerjakannya dari belakang ke depan
(backward) – yaitu memulai dari sisi kanan pohon, terus menuju ke titik
keputusan di sebelah kirinya.

Gambar Diagram Pohon

Sumber Gambar Siswanto (2007:56)


2.7 Tujuan dan Proses Perencanaan Kapasitas
2.7.1 Tujuan Perencanaan Kapasitas
Tujuan perencanaan adalah untuk mengusahakan agar fasilitas pabrik yang
terdiri dari mesin, tenaga kerja, dan baha-bahan dapat digunakan secara efisien dan
mengusahakan agar kegiatan perusahaan tetap terpelihara sehingga memungkinkan
pabrik untuk menyerahkan produk tepat waktu. Selain itu, untuk pencapaian tingkat
utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi, dimana penetapan
ukuran fasilitas sangatlah menentukan.

2.7.2 Proses Perencanaan Kapasitas


Sedangkan menurut Stevenson & Chuong (2014:211) tahapan proses
perencaan kapasitas adalah:

1) Mengestimasi kebutuhan kapasitas dimasa akan datang.


2) Mengevaluasi kapasitas dan fasilitas serta mengidentifikasi kesenjangannya.

3) Mengidentifikasi alternatif untuk memenuhi kebutuhan.


4) Melakukan analisis keuangan dari setiap alternative.
5) Menilai masalah kualitatif yang penting untuk setiap alternatif.
6) Memilih alternatif untuk mengejar yang menjadi alternatif dalam jangka panjang.
7) Menerapkan alternatif terpilih. Memilih alternatif yang sesuai untuk mencapai
misi strategi perusahaan yang digunakanuntuk mengevaluasi rancangan kapasitas
adalah seperti analisis nilai sekaran model perencanaan total dan analisis titik impas.
8) Memantau hasilnya, melalui evaluasi keungan, ekonomi, dan teknologi.

2.8 Faktor Penentu Kapasitas Efektif


Menurut Stevenson & Chuong (2014:208) beberapa factor utama yang
penentu kapasitas efektif antara lain:
1) Fasilitas. Desain fasilitas termasuk ukuran dan ketentuan ekspansi adalah kunci.
Factor-faktor lokasi, seperti biaya transportasi, jarak ke pasar, penawaran tenaga
kerja, sumber energi, serta ruang untuk ekspansi adalah penting.

2) Faktor produk dan jasa. desain produk atau jasa dapat memiliki pengaruh luar
biasa pada kapasitas. Secara umum, semakin seragam output, semakin besar peluang
untuk standarisasi metode dan bahan baku, mengarah pada kapasitas lebih besar.
3) Faktor proses. Kemampuan dari kuantitas proses merupakan factor penentu
kapasitas yang nyata. Factor yang tidak menonjol adalah pengaruh mutu output.
Produktivitas juga mempengaruhi kapasitas. Perbaikan proses yang meningkatkan
mutu dan produktivitas dapat mengakibatkan peningkatan kapasitas.
4) Faktor manusia. Tugas yang merupakan pekerjaan, berbagai aktivitas yang
dilakukan, serta pelatihan, ketrampilan, dan pengalaman yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan akan berdampak pada output potensial dan aktual.
5) Faktor kebijakan. Kebijakan manajemen dapat mempengaruhi kapasitas dengan
menyediakan atau tidak menyediakan pilihan kapasitas seperti lembur atau giliran
kerja kedua atau giliran kerja ketiga.

6) Faktor operasi. Masalah penjadwalan bisa terjadi ketika organisasi memiliki


perbedaan kemampuan peralatan diantara berbagai alternative peralatan atau
perbedaan persyaratan pekerjaan. Keputusan penyediaan persediaan, pengiriman
yang terlambat, persyaratan pembelian, penerimaan pembelian bahan baku dan suku
cadang, prosedur pengendalian juga dapat berdampak pada kapasitas efekktif.
7) Faktor rantai pasokan. Factor rantai pasokan harus dipertimbangkan dalam
perencanaan kapasitas jika terjadi perubahan besar kapasitas.
8) Faktor eksternal. Standar produk, terutama standar minimum mutu dan kinerja,
dapat membatasi pilihan untuk meningkatkan serta menggunakan kapasitas. Dengan
demikian, standar pada produk dan peralatan sering mengurangi kapasitas efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Kotler, P. & Keller K. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Doyle, C. 2013. Kamus Pemasaran. Jakarta. Penerbit Indeks.

Assauri, S. 2012. Strategi Pemasaran. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada.

Jurnal

Herdiyana & Salmah. 2018. Analisis Market Segmentation, Targetting, dan


Positioning Transportasi Online Grab di Kota Bogor (Studi Kasus Pada
Mahasiswa Universitas Pakuan. Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi
Vol (4). 2-15.

Jamira, A. 2017. Analisis Segmentation, Targetting, dan Positioning Studi Kasus


Keripik Kentang Leo. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol (17).
1-8.

Anda mungkin juga menyukai