LANDASAN TEORI
2.2.1
Fungsi Jadwal Induk Produksi (JIP)
Jadwal Induk Produksi (JIP) memiliki empat fungsi penting yaitu:
1.
Menjadwalkan produksi dan pembelian material untuk produk
(Item). JIP menyatakan kapan, jumlah dan Due Date produk
harus di pesan.
2.
Menjadikan masukan data sistem perencanaan kebutuhan
material. JIP dijabarkan menggunakan BOM untuk
menentukan jumlah kebutuhan komponen material perakitan
sehingga JIP dapat dipenuhi.
3.
Sebagai dasar menentukan kebutuhan sumber daya, seperti
tenaga kerja, jam mesin, atau energi melalui perhitungan
perencanaan kapasitas kasar. Karena JIP dinyatakan dalam
satuan produk (bukan aggregate), perencanaan kapasitas dapat
dilakukan lebih rinci.
2.2.2
Karakteristik dari Master Production Schedule (MPS)
Berikut adalah karakteristik dari Master Production Schedule
(MPS) adalah sebagai berikut :
1.
MPS merupakan pernyataan sebagai sesuatu yang akan
diproduksi oleh perusahaan.
2.
MPS sebelumnya dinyatakan sebagai produk Famili dalam
perencanaan produksi.
3.
MPS merupakan suatu peramalan dengan mempertimbangkan
ketersediaan material dan kapasitas Back Order serta tujuan
dan kebijakan manajemen.
4.
MPS memberikan arah bagi sistem perencanaan kebutuhan
material.
2.2.3
Tujuan Master Production Schedule (MPS)
Tujuan Master Production Schedule adalah sebagai berikut:
1.
Melalui target tingkat pelayanan terhadap konsumen.
2.
Efisiensi penggunaan sumber daya produksi.
3.
Mencapai target tingkat produksi.
Pada dasarnya RCCP sebagai proses konversi dari rencana produksi dan
MPS kedalam kebutuhan kapasitas yang berkaitan dengan sumber-sumber
2.3.1
Langkah Yang Diperlukan Untuk Melakukan RCCP
Pada dasarnya terdapat empat langkah yang diperlukan untuk
melakukan RCCP yaitu, sebagai berikut:
1.
Memperoleh informasi tentang rencana produksi dari MPS.
2.
Memperoleh informasi tentang struktur produk dan waktu
tunggu (lead times).
3.
Menentukan Bill Of Resources.
4.
Menghitung kebutuhan sumber daya spesifik dan membuat
laporan RCCP.
2.3.2
Teknik RCCP
Teknik dasar yang dapat digunakan untuk resource planning atau
RCCP antara lain :
1.
Capacity Planning Factor
Merupakan perencanaan yang relatif kasar, dengan input yang
di perlukan seperti MPS, waktu total pabrik yang di perlukan
untuk memproduksi satu Part tertentu dan proporsi Historis
yakni perbandingan antar stasiun kerja mengenai kapasitas
produk pada waktu tertentu. Teknik ini membutuhkan data
yang paling sedikit dibandingkan teknik lainya, sehingga
pendekatan ini paling mudah terpengaruh bila terjadi perubahan
2.
Bill of Capacity
Merupakan sebagai suatu daftar yang berisi jumlah tenaga kerja
yang di butuhkan untuk memproduksi suatu item. BOL bukan
merupakan routing, melainkan suatu alat untuk memperkirakan
kebutuhan untuk Bill of Labor dapat digunakan Item atau
kelompok Item-Item yang sama dan diperluas dengan sejumlah
Item yang telah terjadwal untuk menentukan kebutuhan
kapasitas
3.
Time –Phased Bill of Capacity
Menggunakan data waktu baku. Selain itu membutuhkan pula
data lead time yang diperlukan pada stasiun-stasiun kerja
tertentu.
2.
Kapasitas Tersedia
Kapasitas Tersedia = EDC x hari kerja/minggu
3.
Kapasitas Dibutuhkan
Kapasitas Dibutuhkan = Standar labor hours/unit/SK x MPS
4.
Varians
Varians = Kapasitas dibutuhkan ¬ Kapasitas tersedia
5.
% LC = (Kapasitas dibutuhkan /Kapasitas tersedia) x 100 %