Anda di halaman 1dari 9

MATERI JADWAL INDUK PRODUKSI (JIP)

KRITERIA ITEM DALAM PENYUSUNAN JIP 1. Jenis item tidak terlalu banyak 2. Kebutuhannya dapat diramalkan 3. Mempunyai Bill of Material, sehingga kebutuhan komponennya dapat dihitung 4. Dapat diperhitungkan dalam penentuan kapasitas 5. Menyakatan konfigurasi produk yang dapat dikirim

FORMAT JIP (Time Phase Format) 1. Nama dan nomor item 2. Periode 3. Ramalan kebutuhan 4. Actual order 5. Projected Available Balance 6. Jumlah yang bisa dijanjikan (ATP-Available To Promise) 7. Jadwal produksi (Master Schedule)

Dani Prasetya Budi

Teknik Industri ITS

FORMAT JIP

Jadwal Induk Produksi adalah suatu set perencanaan yang mengidentifikasi kuantitas dari item tertentu yang dapat dan akan dibuat oleh suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan waktu). Jadwal Induk Produksi merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir (termasuk parts pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu. Jadwal induk produksi (JIP) juga merupakan gambaran atas periode perencanaan dari suatu permintaan, termasuk peramalan, rencan suplai/penawaran, persediaan akhir, serta kuantitas yang dijanjika tersedia (available to promise). Jadwal induk produksi (JIP) disusun berdasarkan perencanaan

produksi agregat (Herjanto, 2007). Penjadwalan produksi induk pada dasarnya berkaitan dengan aktivitas melakukan empat fungsi utama sebagai berikut (Gaspersz, 2004): Dani Prasetya Budi Teknik Industri ITS

1.

Menyediakan atau member input utama kepada sistem perencanaan kebutuhan material dan kapasitas (materials and capacity requirements planning).

2.

Menjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan pembelian (production and purchase orders) untuk item MPS.

3.

Memberikan

landasan

untuk

penentuan

kebutuhan

sumber daya dan kapasitas.


4.

Memberikan penyerahan pelanggan.

basis produk

untuk

pembuatan

janji

tentang kepada

(delivery

promises)

Adapun beberapa yang menjadi tujuan penjadwalan produksi induk yaitu, memenuhi target tingkat pelayanan terhadap konsumen, efisiensi dalam penggunaan sumber daya produksi, dan mencapai target tingkat produksi. Penjadwalan produksi induk memliki kriteria-kriteria dasar sebagai berikut (Gaspersz, 2004): 1. 2. 3. Jenis item tidak terlalu banyak. Dapat diramalkan kebutuhannya. Mempunyai bill of materials (BOM) sehingga dapat ditentukan komponen dan bahan bakunya. 4. Dapat diperhitungkan dalam menentukan kebutuhan kapasitas. 5. Menyatakan konfigurasi produk yang dapat dikirim (produk akhir tertentu atau komponen dengan level produk akhir tertentu). Dani Prasetya Budi Teknik Industri ITS tinggi dari

Sebagai suatu aktivitas proses, penjadwalan produksi induk (MPS) membutuhkan lima input utama diantaranya yaitu, data permintaan total merupakan salah satu sumber data bagi proses penjadwalan produksi induk yang berkitan dengan ramalan penjualan (sales forecasts) dan pesanan-pesanan (orders), status inventory berkaitan dengan informasi tentang on-hand inventory, stok yang dialokasikan untuk penggunaan tertentu (allocated stock), pesanan-pesanan produksi dan pembelian yang dikeluarkan (released production and purchase orders), dan sumber-sumber daya lain dalam rencana produksi itu, data perencanaan berkaitan dengan aturan-aturan tentang lot-sizing yang harus digunakan, stok pengaman (safety stock), dan waktu tunggu (lead time), informasi dari RCCP berupa kebutuhan kapasitas untuk mengimplementasikan MPS

menjadi salah satu input bagi MPS (Gaspersz, 2004). Terdapat empat metode yang digunakan dalam

melakukan perhitungan jadwal induk produksi (JIP). Adapun keempat metode yang dimaksud adalah sebagai berikut (Gaspersz, 2004). a. Metode Tenaga Kerja Tetap Metode tenaga kerja tetap melakukan variasi tingkat persediaan dengan cara mempertahankan rata-rata

tingkat produksi yang tetap dan menyimpan kelebihan produksi pada bulan-bulan tertentu untuk digunakan pada bulan-bulan lain yang mengalami kelebihan permintaan. Dani Prasetya Budi Teknik Industri ITS

Apabila jumlah produksi lebih tinggi dari permintaan, kelebihan produksi itu disimpan sebagai persediaan. Jika jumlah produksi lebih kecil daripada permintaan,

kekurangan produksi diambil dari persediaan. b. Metode Tenaga Kerja Berubah Berupa strategi melakukan variasi jumlah tenaga kerja dengan cara menambah atau mengurangi sejumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan kapasitas produksi pada bulan yang bersangkutan. Pada metode ini, rencana produksi dibuat sesuai kebutuhan (demand) dengan menambah atau mengurangi tenaga kerja jika kekurangan atau kelebihan tenaga kerja. c. Metode Mix Strategy Merupakan gabungan metode tenaga kerja tetap dan tenaga kerja berubah. Penggabungan terletak pada 6 metode awal menggunakan tenaga kerja tetap dan 6 metode berubah. d. Metode Trasportasi Transportasi adalah suatu pengaturan yang berhubungan dengan pelaksanaan pendistribusian yang lebih ekonomis dari produk-produk (barang-barang) yang dihasilkan di beberapa pabrik dan keperluan untuk penempatannya dalam gudang yang lokasinya berbeda. Persoalannya adalah untuk menetapkan suatu rencana pengiriman bagi Dani Prasetya Budi Teknik Industri ITS akhir menggunakan metode tenaga kerja

distribusi produk antara pabrik dengan gudang dalam satu pabrik terpadu. Masalah suatu transportasi dari membahas sejumlah

pendistribusian

komoditas

sumber (supply) ke

sejumlah

tujuan (demand) dengan

tujuan untuk meminimumkan biaya yang terjadi dari kegiatan tersebut, karena ide dasar dari masalah

transportasi adalah meminimasi biaya total transportasi. Ciri dari masalah transportasi antara lain: 1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan. 2. Kuantitas komoditas sumber atau tujuan besarnya tertentu. 3. Jumlah pengiriman komoditas sesuai kapasitas sumber atau tujuan. 4. Biaya yang terjadi besarnya tertentu.

FORECAST (PRAKIRAAN) Item

ACTUAL ORDER Adalah jumlah order yang sudah diterima

PROJECTED AVAILABLE BALANCE Adalah prakiraan jumlah sisa pada akhir periode

Dani Prasetya Budi

Teknik Industri ITS

AVAILABLE TO PROMISE Adalah jumlah yang bisa dijanjikan kepada konsumen untuk dipenuhi

MASTER SCHEDULE Merupakan hasil disagregasi

AVAILABLE TO PROMISE Dapat dinyatakan secara : 1. Kumulatif 2. Non Kumulatif

ISTILAH DALAM JADWAL INDUK PRODUKSI

1. TIME BUCKET Merupakan pembagian planning period yang digunakan dalam Jadwal Induk Produksi atau Material Requirement Planning 2. TIME PHASE PLAN Penyajian plan (rencana) dimana semua data (demand, order, inventory) disajikan dalam time bucket Panjang time bucket : Tergantung produknya Bulanan/kuartalan/mingguan

Dani Prasetya Budi

Teknik Industri ITS

3. TIME FENCES Disebut juga batas waktu penyesuaian pesanan Pembagian future ke dalam beberapa zona, dimana setiap zona mempunyai aturan yang berbeda ACTUAL Mungkin Bisa berubah tidak sesuai rencana

JIKA PERUBAHAN TERJADI JAUH SEBELUMNYA ADA WAKTU REPOT UNTUK UNTUK MENYESUAIKAN JIKA MENDADAK TERHADAP

MENYESUAIKAN

KETERSEDIAAN MATERIAL/KAPASITAS DAN LEAD TIME PERLU BATASAN SAMPAI MANA PERUBAHAN

(PESANAN) DAPAT DILAYANI PERLU TIME FENCES TERDAPAT 3 JENIS ORDER DALAM JIP. 1. Planned Order 2. Firm Planned Order 3. Orders

1. PLANNED ORDER Adalah order yang rencananya akan di-released dan dibuat setelah mempertimbangkan demand-suply

2. FIRM PLANNED ORDER

Dani Prasetya Budi

Teknik Industri ITS

Adalah order yang direncanakan akan dibuat di perusahaan ini, tapi belum di-released

3. ORDERS Adalah order yang sudah dibuat dan diperintahkan untuk dibuat/dikerjakan/dibuatkan purchase order/dibuatkan surat pengiriman.

PLANNING HORIZONE Adalah jangka waktu perencanaan yang digunakan. Panjang planning horizone adalah kumulatif lead time ditambah beberapa saat untuk melihat hasilnya.

Dani Prasetya Budi

Teknik Industri ITS

Anda mungkin juga menyukai