Anda di halaman 1dari 6

Nama : Paskalis Sukoto Gultom

Npm : 170323753

No pres : 37

Kelas : Manajemen Operasi Inovasi 2 (E)

Penjadwalan Jangka Pendek


A. Kepentingan Strategis Penjadwalan Jangka Pendek

1. Penjadwalan yang efektif berarti pergerakan barang dan jasa pada sebuah fasilitas menjadi lebih
cepat. Ini juga berarti perusahaan menggunakan aset secara lebih efektif sehingga menciptakan
kapasitas yang lebih besar untuk setiap dolar yang ditanamkan, yang selanjutnya
menghasilkan biaya yang lebih rendah.

2. Kapasitas tambahan, pergerakan yang lebih cepat, dan fleksibilitas terkait


menghasilkan pengiriman yang lebih cepat sehingga memberikan pelayanan pelanggan yang
lebih baik.

3. Penjadwalan yang baik juga berperan pada komitmen yang realistis sehingga
menghasilkan pengiriman yang dapat diandalkan.

B. Isu-Isu Penjadwalan

Penjadwalan berkaitan dengan pemilihan waktu operasi. Keputusan penjadwalan dimulai dengan
perencanaan kapasitas yang mencakup ketersediaan keseluruhan sumber daya fasilitas dan peralatan.
Perencanaan kapasitas biasanya dibuat setiap tahun atau setiap tiga bulan ketika peralatan dan fasilitas
baru dibeli atau dibuang. Perencanaan agregat biasanya dibuat setiap bulan, dan sumber daya
dialokasikan atas dasar pengukuran agregat. Bagaimanapun juga, jadwal induk memecah-mecah
rencana agregatnya, dan mengembangkan sebuah jadwal untuk produk atau lini produk tertentu setiap
minggunya.

Kemudian, jadwal jangka pendek menerjemahkan keputusan kapasitas, perencanaan agregat, serta
jadwal induk ke dalam urutan pekerjaan dan penugasan tertentu atas karyawan, material, dan
permesinan. Tujuan penjadwalan adalah mengalokasikan dan memprioritaskan permintaan pada
fasilitas yang ada. Dua faktor penting dalam melakukan alokasi dan prioritas ini adalah (1) jenis
penjadwalan, maju atau mundur, dan (2) kriteria prioritas.

Penjadwalan Maju dan Mundur

Penjadwalan maju adalah penjadwalan yang memulai jadwal setelah persyaratan suatu pekerjaan
diketahui. Penjadwalan maju digunakan dalam berbagai organisasi, seperti rumah sakit, klinik, rumah
makan mewah, dan produsen peralatan mesin. Dalam fasilitas ini, pekerjaan dilakukan sesuai dengan
pesanan pelanggan dan biasanya dikirim sesegera mungkin.
Penjadwalan mundur adalah penjadwalan yang dimulai dari batas waktu, dan menjadwalkan operasi
yang terakhir terlebih dahulu. Kemudian, urutan pekerjaan dijadwalkan satu demi satu dalam susunan
terbalik. Dengan mengurangi waktu tunggu untuk setiap barang.

C. Kriteria Penjadwalan

1. Meminimalkan waktu penyelesaian.

2. Memaksimaalkan utilisasi.

3. Meminimalkan persediaan barang setengah jadi.

4. Meminimalkan waktu tunggu pelanggan.

D. Penjadwalan Pusat Kerja yang Terfokus Pada Proses

Fasilitas yang terfokus pada proses merupakan sistem dengan variasi tinggi dan volume rendah yang
biasanya dijumpai pada organisasi manufaktur dan jasa, ini merupakan sistem produksi di mana produk
dibuat sesuai pesanan dan biasanya penjadwalannya menjadi sangat kompleks. Untuk menjalankan
sebuah fasilitas secara seimbang dan efisien, manajer memerlukan sebuah sistem perencanaan dan
pengendalian produksi. Sistem ini seharusnya:

1. Menjadwalkan pesanan yang datang tanpa melampaui keterbatasan kapasitas pusat kerja
masing-masing.

2. Memeriksa ketersediaan peralatan dan bahan sebelum mengeluarkan pesanan ke suatu


departemen.

3. Menentukan batas waktu untuk setiap pekerjaan dan memeriksa kemajuan pekerjaan terhadap
batas waktu dan waktu tunggu dari pemesanan.

4. Memeriksa bahan setengah jadi selagi pekerjaan dilakukan.

5. Memberikan umpan balik pada aktivitas pabrik dan produksi.

6. Memberikan statistic efesiensi pekerjaan dan mengawasi waktu operator untuk kepentingan
analisis pengupahan dan distribusi tenaga kerja.

Tiga jenis arsip perencanaan:

1. Sebuah arsip induk barang, yang berisi informasi tentang setiap komponen yang dihasilkan atau
dibeli oleh perusahaan.

2. Sebuah arsip rute, yang menunjukkan aliran setiap komponen dalam perusahaan.

3. Sebuah arsip induk pusat kerja, yang berisi informasi tentang pusat kerja, seperti kapasitas dan
efesiensi.
E. Pembebanan Pekerjaan

Pembebanan berarti penugasan pekerjaan pada pusat kerja atau pusat pemrosesan. Para manajer
operasi menugaskan pekerjaan pada pusat kerja sedemikian hingga biaya, waktu luang, atau waktu
penyelesaian dijaga tetap minimal. Pertama, berorientasi pada kapasitas; kedua, berkaitan dengan
penugasan pekerjaan tertentu bagi pusat-pusat kerja.

Pertama, pembebanan akan diuji dari segi kapasitas melalu sebuah teknik yang dikenal sebagai
pengendalian input-output. Kemudian, akan disajikan dua pendekatan yang digunakan dalam
pembebanan: diagram Gantt dan metode penugasan pemrograman linier.

a. Pengendalian Input-Output

Pengendalian input-output adalah sebuah teknik yang membuat karyawan operasi dapat mengelola
aliran fasilitas kerja. Pengendalian input-output adalah sebuah sistem yang menjadikan karyawan
operasi dapat mengelola aliran fasilitas kerja dengan menambahkan pekerjaan pada sebuah pusat kerja
dan pekerjaan tersebut diselesaikan. Pengendalian input-output dapat dilakukan dengan sebuah sistem
kartu ConWIP (constan work-in-process) yang mengendalikan jumlah pekerjaan dalam suatu pusat kerja.

b. Diagram Gantt

Diagram Gantt merupakan alat peraga visual yang bermanfaat dalam pembebanan dan penjadwalan.
Ketika digunakan dalam pembebanan, diagram Gantt menunjukkan pembebaban dan waktu luang pada
beberapa departemen, mesin, atau fasilitas. Diagram Gantt menunjukkan beban kerja dalam sistem
sedemikian rupa sehingga manajer mengetahui penyusunan yang tepat. Kekurangan dari diagram ini
adalah tidak memperhitungkan variabilitas produksi, sehingga harus diperbaharui secara berkala.

c. Metode Penugasan

Metode penugasan mencakup proses pelimpahan tugas atau pekerjaan pada sumber daya. Metode
penugasan ini paling sering bertujuan untuk meminimalkan biaya total waktu yang diperlukan untuk
melakukan tugas yang ada. Satu karakteristik permasalahan penugasan yang penting adalah hanya ada
satu pekerjaan yang ditugaskan untuk satu mesin.

F. Pengurutan Pekerjaan

Penjadwalan memberikan dasar untuk membebankan pekerjaan pada pusat kerja. Pembebanan adalah
sebuah teknik pengendalian kapasitas yang menyoroti masalah pemberian beban yang terlalu berat dan
ringan. Pengurutan menentukan urutan pekerjaan yang harus dilakukan pada setiap pusat kerja.

a. Aturan Prioritas untuk Membagikan Tugas

Aturan priorotas memberikan panduan untuk mengurutkan pekerjaan yang harus dilakukan. Aturan ini
terutama diterapkan untuk fasilitas yang terfokus pada proses. Berikut aturan prioritas yang paling
popular:

1. FCFS (first come, first served), yang pertama datang, yang pertama dilayani.
2. SPT (shortest processing time), pekerjaan dengan waktu pemrosesan terpendek diselesaikan
terlebih dahulu.

3. EDD (earliest due date), pekerjaan dengan batas waktu paling awal dikerjakan terlebih dahulu.

4. LPT (longest processing time), pekerjaan dengan waktu pemrosesan paling panjang, dikerjakan
terlebih dahulu.

b. Rasio Kritis

Rasio kritis merupakan sebuah angka indeks yang dihitung dengan membagi waktu yang tersisa hingga
batas waktu pekerjaan dengan waktu pekerjaan yang tersisa. Rasio kritis sangat dinamis dan mudah
diperbaharui. Rasio kritis memberikan prioritas pada pekerjaan yang harus dilakukan agar tetap
menepati jadwal.

CR = Waktu yang tersisa = Batas waktu pekerjaan – Tanggal Sekarang

Hari kerja yang tersisa Waktu pekerjaan yang tersisa

G. Mengurutkan Sejumlah N Pekerjaan Pada Dua Mesin: Aturan Johnson

Aturan Johnson dapat digunakan untuk meminimalkan waktu pemrosesan untuk mengurutkan
sekelompok pekerjaan melalui dua pusat kerja. Aturan Johnson mencakup empat langkah berikut:

1. Semua pekerjaan dimasukkan dalam sebuah daftar, berikut waktu yang dibutuhkan pada setiap
mesin.

2. Pilih pekerjaan dengan waktu aktivitas terpendek.

3. Setelah sebuah pekerjaan dijadwalkan, hilangkan pekerjaan tersebut dari daftar.

4. Terapkanlah langkah 2 dan 3 pada pekerjaan yang tersisa, dan selesaikan sampai ke
pertengahan urutan jadwal.

Keterbatasan Sistem Pembagian Kerja Berbasis Aturan

1. Penjadwalan bersifat dinamis.

2. Aturan tidak melihat ke hulu atau ke hilir.

3. Aturan tidak melihat yang lain di luar batas waktu.

H. Penjadwalan Kapasitas Terbatas

Penjadwalan kapasitas terbatas mengatasi kelemahan dari sistem yang hanya berdasarkan aturan
dengan menyajikan proses perhitungan yang interaktif secara grafis kepada penjadwal. Penjadwalan
kapasitas terbatas memungkinkan perubahan cepat secara maya yang dilakukan oleh operator.
I. Teori Batasan

Teori batasan adalah ilmu yang berkaitan dengan segala sesuatu yang membatasi kemampuan
organisasi untuk mencapai tujuannya. Batasan dapat berupa batasan fisik atau nonfisik. Mengenali dan
mengelola batasan-batasan ini melalui lima langkah proses:

1. Identifikasi batasannya.

2. Buat rencana untuk mengatasi batasan yang telah diidentifikasi.

3. Pusatkan perhatian pada sumber daya untuk menyelesaikan langkah 2.

4. Kurangi dampak dari batasan dengan mengurangi beban pekerjaan atau mengembangkan
kmampuan. Pastikan semua batasan telah diidentifikasi oleh semua yang dapat berdampak
pada batasan tersebut.

5. Setelah semua batasan dapat diatasi, kembalilah ke langkah 1 dan lakukan identifikasi batasan
baru.

Bottleneck

Pusat kerja bottleneck adalah batasan yang membatasi output produksi. Bottleneck memiliki kapasitas
yang lebih sedikit dibandingkan dengan pusat kerja sebelumnya atau berikutnya. Bottleneck
menghambat laju volume. Bottleneck adalah sebuah kejadian umum karena sistem yang dirancang
dengan baik sekalipun jarang seimbang dalam waktu lama. Teknik untuk menghadapi bottleneck:

1. Meningkatkan kapasitas batasan.

2. Memastikan ketersediaan karyawan yang dilatih dengan baik dan bersilang untuk memastikan
pengoperasikan dan pemeliharaan yang penuh atas pusat kerja yang menyebabkan terjadinya
batasan.

3. Membuat perputaran, prosedur pemrosesan, atau subkontraktor alternatif.

4. Memindahkan pemeriksaan dan pengujian pada sebuah lokasi, tepat sebelum bottleneck.

5. Menjadwalkan throughput untuk menyesuaikan kapasitas bottleneck.

Drum, Buffer, Rope

Adalah pemikiran lain dari teori batasan. Drum adalah denyut dari suatu sistem (memberikan jadwal –
kecepatan dari proses produksi). Buffer adalah suatu sumber daya biasanya berupa persediaan yang
dibutuhkan untuk mempertahankan batasan-batasan tetap beroperasi pada kapasitas tertentu. Rope
memberikan keselarasan yang dibutuhkan untuk menarik unit-unit di seluruh sistem.

J. Penjadwalan Produksi Berulang

Produsen berulang ingin memenuhi permintaan pelanggan, mengurangi investasi persediaan,


mengurangi ukuran lot dengan peralatan dan proses yang ada. Sebuah teknik untuk mencapai tujuan ini
adalah menggunakan sebuah jadwal penggunaan material bertingkat. Penggunaan material bertingkat
berarti penggunaan lot yang lebih sering, berkualitas tinggi, dan berukuran kecil yang berperan untuk
produksi JIT. Kelebihan penggunaan material secara bertingkat:

1. Mengurangi tingkat persediaan yang membebaskan modal untuk penggunaan yang lain.

2. Memepercepat volume produksi.

3. Memperbaiki kualitas komponen sehingga meningkatkan kualitas produk.

4. Mengurangi kebutuhan luas lantai.

5. Memperbaiki komunikasi pekerja sebab mereka menjadi semakin berdekatan.

6. Melancarkan proses produksi karena lot yang besar tidak “menyembunyikan” permasalahan.

K. Penjadwalan Pada Sektor Jasa

Penekanan penjadwalan pada sistem manufaktur adalah mesin dan material, sedangkan pada jasa
adalah susunan kepegawaian.

– Persediaan dapat memperlancar permintaan bagi manufaktur, tetapi kebanyakan sistem jasa tidak
menyimpan persediaan.

– Sistem jasa adalah padat karya, dan permintaan tenaga kerja sangat bervaiasi.

– Pertimbangan hukum.

– Karena perusahaan jasa biasanya menjadwalkan tenaga kerja daripada menjadwalkan material,
masalah tingkah laku, sosial, kedudukan yang lebih tinggi, dan status menjadikan penjadwalannya lebih
rumit.

Anda mungkin juga menyukai