Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KP WILMAR PT MURINI SAM-SAM

Disusun Oleh :

NOFRIZAL HADY 18101154250035

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK”

PADANG

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pendirian PT. Murini Samsam II


Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah. Salah satu komoditas yang banyak dihasilkan adalah kelapa sawit. Kelapa
sawit merupakan tanaman tropis yang menghasilkan tandan buah segar dan jika diolah
akan menghasilkan minyak yang disebut minyak kelapa sawiL Dibandingkan komoditas
pertanian lainnya . kelapa sawit memiliki keuntungan y aitu penggunaan lahan yang
efisien dan memiliki hasil produksi yang optimal. Penggunaan lahan kelapa sawit hanya
sebesar 6% dari lahan dunia namun mampu menghasilkan 7 -10 kali dibandingkan
komoditas lainnya. Karena hal itu, pengembangan perkebunan kelapa s awit di Indonesia
menjadi meningkat pesat Peningkatan perkebunan kelapa sawit ini menjadikan Indonesia
sebagai negara dengan luas kebun kelapa sawit terbesar didunia.
Berkembangnya ilmu pengetahuaan dan teknologi menyebabkan industri
banyak melakukan inovasi-inovasi sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar. Karena
hal itu, perindustrian mengalami peningkatan dan perkembangan yang pesat
Perkembangan industri ini juga harus memperhatikan ketersediaan bahan baku. Salah
satu bahan baku yang dipakai untuk industri adalah Crude Palm Oil (CPO). Industri yang
banyak memakai Crude Palm Oil (CPO) adalah industrvi pangan dan industri non
pangan. Banyaknya industri yang memakai Crude Palm Oil (CPO) sebagai bahan baku
membuat industri kelapa sawit harus memaksimalkan produknya. Banyaknya permintaan
Crude Palm Oil [CPO] baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri serta
ketidakseimbangan produksi kelapa saw it dengan jumlah industri pengolahannya
memnjadi alasan pendirian pabrik pengolahan sawit
PT. Murini Samsam II merupakan Pabrik yang berada dibawah naungan PT.
Wilmar Internasional. Pabrik pengolahan kelapa saw it ini PT. Murini Samsam II Wilmar
Group menerima bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) dari supplier yang sudah bekerja
sama dengan perusahaan. Produk yang dihasilkan oleh PT. Murini Samsam II adalah
Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK). Produk -produk ini akan dikirim ke
pabrik-pabrik dibawah naungan PT. Wilmar Internasional lainnya yang berada di dalam
Kawasan Industri Dumai untuk dioiah.
1.2. Sejarah dan Lambang PT. Murini Samsam II
Pada Sub bab ini akan dibahas lebih dalam mengenai sejarah dan lambang PT.
Murini Samsam II.
1.2.1. Sejarah PT. Murini Samsam II
PT. Murini Samsam merupakan salah satu pabrik pengolahan kelapa sawit
dibawah naungan PT. Wilmar Internasional. PT. Murini Samsam II niulai dibangun pada
tahun 2005 dan berlokasi di Kawasan industri Dumai - Pelintung, Kecamatan Medang
Kampai, Kota Dumai. PT. Murini samsam 11 mulai beroperasi pada bulan juni tahun
2006 dengan kapasitas pengolahan pabrik 60 ton/jam.
PT. Murini Samsam II dibangun dalam Kawasan Industri Dumai, sehingga
semua regulasi yang ada mengikuti Kawasan dan semua hasil produksi akan di supply ke
Kawasan. PT. Murini Samsam II dibangun untuk menampung TBS dari kebun
masyarakat sekitar seperti petani, perkebunan perseorangan dan perusahaan perkebunan.
Setiap supplier yang telah bekerja sama dengan perusahaan mengirim kan TBS setiap
harinya sebagai bahan baku pengolahan Crude Palm Oil (CPO). PT. Murini Samsam II
memiliki lebih dari 100 orang tenaga kerja dan sebagian besar tenaga kerja nya herasal
dari warga lokal kota Dumai.
1.2.2・ Lambang PT・ Murini Samsam II

Gambar 1.1. Lambang Wilmar Group


(Sumber: PT. Murini Samsam II, 2021)
PT. Murini Samsam II merupakan Pabrik yang berada dibawah naungan PT.
Wilmar Intemasional sehingga lambang perusahaan menggunakan lambang Wilmar
group. Huruf "W" pada bagian atas merupak an inisial nama Wilmar. Kata "Wilmar"
pada bagian bawah huruf "W" merupakan singkatan nama pendiri perusahaan Wilmaar
International Limited yaitu William Kuok dan dan Martua Sitorus.
1.3. Lokasi dan Daerah Operasi PT. Murini Samsam II
Lokasi dan daerah PT. Murini Samsam II terletak di Kawasan Industri
Dumai yang berlokasi di Pelintung, Kecamatan Medang Kampai. Kota Dumai. Faktor
yang mendasari pemil ikan lokasi PT. Murini Samsam 1 tersebut demi tercapainya
keuntungan teknis dan ekonomi yang optimal yaitu
a. Karakteristik Lokasi
Lokasi PT. Murini Samsam II berada di Kawasan Industri Dumai yang berjarak
kurang lebih 39 Km dari Kota Dumai dengan jarak tempuh sekitar 1 jam. Kawasan
industri Dumai memiliki luas mencapai 1.731,00 Ha.
b. Ketersediaan Pasar
PT. Murini Samsam II berada dekat dengan pabrik pabrik berbahan baku Crude
Palm Oil (CPO) seperti PT. Wilmar Bioenergi Indonesia.
c. Ketersediaan Tenaga Kerja
Lokasi PT. Murini Samsam II dekat dengan Kota Dumai. Banyaknya industri
yang berada di Kota Dumai membuat tenaga kerja cukup banyak tersedia.
d. Ketersediaan Air
Kebutuhan Air untuk Utilitas pabrik didapatkan dari pengolahan air di Kawasan
Industri Dumai. Air yang diolah di Kawasan Industri Dumai didapatkan dari sungai yang
berada di Kawasan Industri Dumai.
1.4. Tata Letak Industri
PT. Murini Samsam II berada di Kawasan Industri Dumai, berjarak 8,5 km dari
gerbang Kawasan Industri Dumai. Pada bagian depan PT. Murini Samsam II, terdapat
pos security dan weighbridge (Jembatan Timbang). Dibagian samping pos security
terdapat tempat absen untuk para karyawan absen dan terdapat parkiran sepeda motor
disebelahnya. Pada bagian sampinng weighbridge terdapat Gedung untuk administrasi
weighbridge.
Terdapat jalur pejalan kaki di samping parkiran sepeda motor. Di satu sisi jalur
pejalan kaki terdapat taman dan disisi yang lainnya terdapat jalan untuk truk menuju
stasiun sortasi. Stasiun sortasi berada di atas Gedung kantor. Pada bagian belakang
Gedung administrasi weightbridge terdapat jalur evakuasi dan jalur evakuasi ini juga
terdapat di seluruh area pabrik.
Didalam Gedung kantor terdapat ruang para staff kantor, ruang meeting, klinik.
laboratorium, ruang maintenance dan juga store. Dibagian belakang gedung kantor
terdapat stasiun loading ramp dan stasiun sterilizer. Pada sebelah gedung kantor terdapat
tempat pengolahan Tandan Buah Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Di sebelah tempat
pengolahan tandan buah kosong kelapa sawit, terdapat stasiun boiler, stasiun thresher,
stasiun press, stasiun klarifikasi, stasiun kernel, strorage dan juga pengolahan limbah.
1.5. Distribusi dan Pemasaran Produk
Pada sub bab ini akan dibahas lebih dalam mengenai produk dan distribusi pemasaran
produk PT. Murini Samsam II.
1.5.1. Produk
1. Crude Palm Oil (CPO)
Buah kelapa sawit diolah menjadi produk utama PT. Murini Samsam II yaitu
Crude Palm Oil (CPO). CPO yang dihasilkan pabrik ini memiliki persentasi kandungan
sebagai berikut:
a. FFA < 3,0%
b. Moisture maksimal 0,20%
c. D0B1 (Deterioration Of Bleachability Index) 2,50%
d. Din 0,02%
2. Kernel
Kernel adalah biji atau inti kelapa sawit yang didapatkan dari hasil
PT. Murini Samsam II Wilmar Group pemisahan kulit dan cang kang kelapa sawit
Didalam kerne l silo, inti kelapa sawit ini dimasak selama 16 jam dengan temperatur
steam 90-95°C. Kernel ini memiliki persentasi kandungan sebagai berikut:

a. Moisture maksimal 5%
b. Dirt maksimal 5%
3. Fiber
Serat kelapa sawit atau sering disebut fiber adalah produk samping
dari PT. Murini Samsam II. Fiber ini berbentuk serabut dan berwarna kecoklatan serta
menjadi bahan bakar utama boiler di pabrik ini. Fiber yang dihasilkan memiliki
persentase kandungan sebagai berikut:
a. Moisture
b. Oil loss pada fiber
4. Cangkang
Cangkang kelapa sawit pada pabrik ini biasanya diolah sebagai bahan

bakar pembantu saat fiber tidak mencukupi kebutuhan untuk bahan bakar boiler. Lalu
sisanya akan dijual keluar pabrik tetapi masih didalam Kawasan Industri Dumai (KID).
5. FAO
Fatty Acid Oil (FAO) adalah minyak kotor yang diambil dari recofery tank.
Minyak kotor ini biasanya dijual keluar untuk diolah lebih lanjut. FAO biasa disebut
minyak kotor kama mi nyak ini mengandung FFA diatas 50%. FAO biasanya untuk
bahan baku pembuatan sabun, pakan ternak, dan untuk produksi Distilled Fatty Acid.
6. Solid keluaran dekanter
Berupa padatan berwarna coklat kehitam -hitaman. Solid diperoleh dari
pemisahan minyak pada dek anter dimana dekanter tidak hanya menghasilkan solid,
tetapi juga menasilkan he avy phase, dan light phase. Dimana Heavy phase ditransfer ke
recovery tank, light phase di continue ke CST sedangkan solid akan dijual keluar pabrik.

1.5.2. Pemasaran Produk


Berada didalam Kawasan industri memudahkan PT. Murini Samsam 11 dalam
memasarkan produk yang dihasilkan. Jarak pabrik yang berdekatan membuat proses
pemasaran tidak berlangsung lama. Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) yang
dihasilkan PT. Murini Samsam II merupakan bahan baku untuk pabrik lain yang berada
di dalam Kawasan Industri Dumai (KID ). Produk -produk samping yang dihasilkan PT.
Murini Samsam II juga akan didistribusikan ke pabrik yang berada di dalam Kawasan
Industri Dumai (KID).
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

2.1. Struktur Oranisasi Dan Unit Kerja PT. Murini Samsam II


Struktur organisasi pada perusahaan diadakan untuk menunjukkan adanya
pembagian kerja sesuai spesialisasi pekerjaannya yang bertujuan untuk menetapkan
tugas dan tanggung jawab kepada pekerja sehingga tercipta sistem kerja yang efisien dan
efektif. Struktur organisasi pada perusahaan juga memberikan gambaran tugas yang jelas
pada karyawannya.
Adapun manfaat dari struktur organisasi ini antara lain :
a. Membantu para pejabat agar lebih mengerti akan tugas dan jabatannya.
b. Menjelaskan dan menjernihkan persoalan mengenai pembatasan
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan lain-lain.
c. Sebagai bahan orientasi untuk pejabat
d. Menentukan jumlah pegawai di kemudian hari.
c. Penyusunan program pengembangan manajemen.
f. Menentukan training untuk para pejabat yang sudah ada.
g. Mengatur kembali prosedur kerja yang berlaku bila terbukti kurang
lancar. ,
Head mill
Mangoloi sigalaging

(Sumber: PT. Murini Samsam II, 2021)

Berikut adalah tugas dari setiap bagian pada PT. Murini Samsam H:
1. Mill Head atau Mill Manager
Mill Head bertanggung jawab untuk memimpin proses jalannya pabrik ini.
Mencakup proses produksi, sortasi, logistik, administrasi, SDM, laboratorium, hingga
K3. Mill Head juga wajib niemeriksa secara rutin parameter losses setiap stasiun proses
agar terkontrolnya mutu produksi pada pabrik serta memeriksa laporan harian dari
logistik. Dan apabila terjadi masalah pada proses, Mill Head harus mengadakan rapat
dengan mandor la pangan maupun maintenance untuk mengetahui permasalahan yang
terjadi.
2. Asisten Mill Head
Asisten Mill Head bertugas untuk melakukan pengawasan lebih lanjut terkait
dengan jalannya produksi. Seperti membuat laporan tentang pengecekan mesin,
memeriksa laporan masuknya bahan baku yang masuk, memeriksa laporan kerja harian
dari setiap stasiun proses, memeriksa losses setiap stasiun proses, dan memberikan
laporan kepada Mill Head terkait jalannya proses.
3. Spv Timbangan

Bertugas memeriksa kendaraan pengangkut tandan buah yang masuk ke


perusahan, termasuk membuat data rekapan perusahaan asal kendaraan, berat kendaraan
saat masuk dan keluar, memeriksa kelengkapan data supir seperti SIM dan KTP. Sete lah
itu membuat iaporan harian dan melaporkannya pada Mill Head. Pada stasiun timbangan
juga membuat Iaporan berupa logsheet yang akan dibawa supir untuk dilaporkan pada
stasiun sortasi.

4. Spv Sortasi
Spv sortasi memiliki tugas untuk memeriksa mutu kelapa sa wit yang masuk,
apakah buah yang masuk layak untuk diolah dan diberi harga normal atau terdapat
pengurangan harga disebabkan oleh mutu buah. lalu membuat Iaporan logsheet sortasi
yang akan dibawa supir kembali ke timbangan.
5. Spv Proses
Spv proses bertugas u ntuk memeriksa serta mengontrol jalannya produksi pada
pabrik, seperti memeriksa langsung keadaan dan kondisi proses serta membuat rekapan
Iaporan dari setiap stasiun proses lalu melaporkannya pada Mill Head. Tidak hanya itu,
asisten spv proses juga mengon trol kerja karyawan agar karyawan bekerja dcngan tertib
dan scsuai K3.
6. Spv Maintenance
Bertugas dalam menangani mesin yang beroperasi dengan memeriksa secara
rutin kondisi mesin agar tidak sampai rusak dan proses produksi berjalan lancar. Lalu
memperbaiki jika ada kerusakan pada mesin serta bertanggung jawab pada elektrikal.
Dan juga membuat Iaporan pemeriksaan mesin secara rutin yang kemudian akan
dilaporkan pada Mill Head.
7. Spv Laboratorium
Spv laboratorium memiliki tanggung jawab untuk memeriksa dan niengawasi
mutu produksi dengan mengukur losses kernel, oil losses pada produksi, dirt dan
moisture. Spv laboratorium juga membuat Iaporan hasil pengujian losses, dirt, maupun
moisture. Pengujian oil losses produksi dilakukan setiap pagi dengan pengambilan
sampel di tanki storage untuk menguji oil lossesnya. Sedangkan oil losses pada fiber dan
kernel maupun stasiun lainnya dilakukan setiap 2 jam sekali. Spv laboratorium juga
bertugas mengirim sampel dari perusahaan ke laborarorium kawasan (pusat).
8. Spv Administrasi
Spv administrasi memiliki tangggung jawab untuk mengurus administrasi
perusahaan. Administrasi yang dimaksud seperti melakukan arsip data agar data yang ada
mudah dikelola dan te rorganisir dengan baik. Lalu bertanggung jawab dalam pembuatan

surat, baik surat perintah kerja, surat penjualan dan pembelian ・ surat perpanjangan
kontrak. dan surat lainnya yang dibutuhkan oleh perusahaan. Administrasi sendiri
membawahi logistik, EHS, timbangan, dan gudang.
2.2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi dari PT. Murini Samsam II adalah menjadi perusahaan kelas dunia yang
dinamis pada bisnis agrikultur dan industri terkait dengan pertumbuhan yang dinamis
dengan tetap mempertahankan posisinya sebagai pemimpi n pasar didunia dan
manajemen yang baik melalui sinergi dan konsistensi pengolahan lingkungan serta tetap
memperhatikan keselamatan kerja (K3).
Sedangkan untuk misinya yaitu menjadi mitra usaha yang unggul dan layak
dipercaya bagi stakeholder serta membang un lingkungan yang menerapkan Zero
Accident dan Zero Pollution. •
2.3. K3 Pada PT. Murini Samsam II
Tujuan diadakannya K3 adalah untuk melindungi pekerja dari kecelakaan saat
bekerja dan setela bekerja. K3 akan berjalan dengan baik apabila penerapannya konsisten
dan bersifat jangka panjang. Dalam menjalankan perusahaan yang menerapkan zero
accident dan zero pollution maka PT. Murini Samsam II memberikan bekal berupa
pelatihan K3 pada karyawannya agar karyawan me ngerti bahaya saat bekerja dan cara
menghindarinya. Selain itu PT. Murini Samsam II memberikan alat pelindung untuk
menghindari terjadinya kecelakaan saat bekerja. Alat pelindung yang dimaksud adalah
topi safety, earplug, sarung tangan, kacamata pelindung, serta sepatu safety.

Karena PT. Murini Samsam II mengolah kelapa sawit, lingkungan pabrik


menjadi lebih licin disebabkan minyak yang tidak sengaja tertumpah atau buah yang
tidak sengaja jatuh dan terlindas. Lalu minyak ini akan niengotori lantai dan tent u iantai
akan licin. Maka dari itu diadakan pembersihan di lingkungan pabrik secara berkala, baik
itu perharinya maupun tiap hari sabtu. Demi meminimalisir kecelakaan kerja yang terjadi
dari dalam maupun luar. pabrik ini juga memeriksa terlebih dahulu visitor yang hendak
masuk kelingkungan pabrik, dengan melihat kelengkapan aturan K3 yang diterapkan
perusahaan.
2.4. Sistem Ketenagakerjaan
PT. Murini Samsam II memiliki 2 shift untuk para karyawannya yaitu shift pagi
dan malam. Shift pagi memiliki waktu 8 jam kerja sedangkan shift malam memiliki
waktu 16 jam kerja atau biasa disebut shift panjang. Untuk pembagian shift nya rolling
setiap seminggu sekali agar tidak ada karvawan yang merasa tidak adil. Di pabrik ini
karyawan bekerja selama 6 hari dalam 1 minggu dan 1 hari libur. Bila terdapat kendala
atau bahan baku tersedia lebih maka karyawan mendapat jatah lembur.
BAB III
ORIENTASI LAPAGAN

PT. Murini Samsam II memiliki sepuluh stasiun untuk memperoleh Crude Oil
Palm (CPO) dan inti sawit (kernel) dari bahan baku tandan buah segar (TBS). Adapun
tahapan proses untuk mengolah tandan buah segar (TBS) di pabrik terdiri dari sembilan
stasiun yaitu, stasiun timbangan (weight bridge), stasiun sortasi, stasiun loading ramp,
stasiun sterilizer, stasiun pressing, stasiun klarifikasi. stasiun kernel, stasiun boiler dan
engine room, dan stasiun metana.
3.1. Stasiun Weight Bridge (Jenibatan Timbang)
Bahan baku dari pabrik pengolahan kelapa sawit berasal dari tanaman kelapa
sawit yang disebut fress fruit bunches atau tandan buah segar (TBS). Tandan buah segar
berasal dari kebun.kcbun yang diangkut dengan menggunakan truk ke pabrik. Buah yang
baik berasal dari buah yang telah matang sempurna. Di PT. Murini Samsam selain
penimbangan TBS juga nienimbang kernel dan cangkang untuk pengiriman.
Proses pengolahan dimulai dari weight bridge atau jembatan timbangan
elektronik berfungsi untuk mengetahui berat tandan buah segar (TBS) yang akan diolah.
Di stasiun ini sistem penimbangannya sudah canggih dengan menggunakan sistem yang
:
telah terhubung dengan komputer sehingga hasil penimbangan buah iangsung masuk ke
komputer. Sebelum dibongkar truk yang berisi TBS ditimbang (bruto), kemudian setelah
di bongkar truk ditimbang untuk mengetahui berat truk kos ong (tara). Sehingga, untuk
mencari neto dari tandan buah segar yaitu (bruto-tara= netto).
Kapasitas jembatan timbangan di PT. Murini Samsam minimal 200 kg dan
maksimal 60.000 kg. Jembatan timbangan dilengkapi dengan 6 lead cell yang berfungsi
sebagai sensor berat pada timbangan yang terletak 2 dibagian depan, 2 dibagian tengah,
2 dibagian belakang sebagai titik tumpu penimbangan. Jembatan timbangan harus
dikalibrasi setiap tahun oleh badan metrology untuk menjaga keakuratan data
penimbangan.
3.2. Stasiun Sortasi
Sortasi merupakan proses selanjutnya dari proses penimbangan, disortasi
dilakukan dengan cara penyortiran buah sawit oleh petugas sortasi. Penyortiran berfungsi

Gambar 3.1. jembatan Timbangan

(Sumber: Dokiimentasi pribadi)

Gambar 3.2. Alur Proses Penimbangan (Weight Bridge)


(Sumber: PT. Murini Samsam II, 2021)
untuk memilih kualitas TBS dan rendemen produksi yang layak diolah. Cara penyortiran
ini dilakukan dengan alat tojok secara visual sehingga penyertorian tidak sempuma. Jenis
TBS yang akan disortasi yaitu buah mentah, janjang kosong, buah busuk, dan buah
sarkasi (buah kecil). Apabila terdapat TBS yang tidak layak atau tidak sesuai SOP
(standar operasi pabrik] maka harus dipuiangkan ke supplier atau tetap diterima.
Gambar 3.3. Statiun Sortasi
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Di PT. Murini Samsam II proses sortasi juga menggunakan software pendukung


berupa e-grading yang terdapat ditablct Sehingga, data -data TBS yang akan disoratsi
akan terinput ditablet Data yang diambil adalah tingkat kesegaran buah, jumlah tandan,
berondolan, air dan sampah. Data -data yang telah terinput di tablet akan terbaca oleh
pihak supervisior dan terkirim ke
data pusat.
Selain proses sortasi ada juga kegaiatan berkaia berupa PORLA (palm oil
registration registered licence authority), kegiatan ini dilakukan oieh supplier buah
kelapa sawit untuk mengetahui kualitas buah yang dikirimkan petugas sortasi mengambil
100 TBS secara representitave kemudian memisahkan berdasarkan ukuran buah dan jenis
fraksi kematang buah.
Tabel 3.1. Fraksi TBS Menurut Standar PKS Murini Samsam II
NO. Fraksi Persen buah berondol t Keterangan

1. Fraksi 00 Berondolan lepas 0 Sangat mentah

2. Fraksi 0 Berortdolan lq?as <12,5% Mentah


3. Fraksi 1 Berondolan lepas 12,5-25% Mengkal

4. Fraksi 2 Berondolan tepas 25-50 % Matang 1

S. Fraksi 3 Berondolan lepas 50-75% Matang 2

6・ Fraksi 4 Berondolan lepas 75-100% . Sangat Matang


7. Fraksi 5 Berondolan didalam ikut terlepas ke luar Lewat matang

8. Fraksi 6 Berondolan sisa, sisa <25 % Buah busuk


(Sumber: PT. Murini Samsam II. 2021)

Adapun tujuan dari sortasi yaitu:


a. Untuk mengetahui kualitas TBS yang diterima oleh pihak pabrik.
b. sebagai data laporan balik ke supplier atas kualitas TBS yang dikirim ke pihak
pabrik.
c. dapat menentukan parameter kual itas TBS Yang dapat mempengaruhi mutu
produksi CPO (Crude Palm 0/7).
3.3. Statiun Loading Ramp
Tandan buah segar telah disortasi maka selanjutnya ke proses loading ramp atau
penyimpanan sementara. Loading ramp merupakan proses awal dari pengolahan kelapa
sawit sebelum memasukkan proses selanjutnya. PT. Murini Samsam memiliki 2 loading
ramp, jumlah pintu loading ramp ada 16 pintu dan 24 pintu. Loading ramp yang
digunakan sekarang adalah 24 pintu Dengan kapasitas satu pintu 15 ton. Kapasitas
loading ramp ± 360 ton (dalam dua ramp) dan tingkat kemiringan ramp 45*. Pintu
loading ramp memiliki sistem buka tutup atas dan bawah yang digerakan oleh motor
sistem hidrolik dan terdapat celah di pintu yang berfiingsi untuk membuang kotoran yang
terdapat di TBS. Waktu pengisian TBS ke dalam lori 30 menit dan waktu pengangkutan
45 menit Lori yang diisi pada stasiun loading ramp adalah 12 lori.
Adapun bagian-bagian dari loading Ramp antara lain:
a. Cylinder hydraulic yang berfungsi untuk penyuplai oil untuk pompa. sistem kerja
dengan tekanan oil.
b. Pintu loading ramp yang berfungsi untuk mengeluarkan TBS Ke lori.
c. Control panel yang berfungsi sebagai pengontrol buka -tutup pintu, untuk
mengontrol keluarnva TBS ke dalam lori yang dioper asikan oleh operator
loading ramp.
d. Pompa hydraulic berfungsi sebagai pendorong pintu loading ramp dengan sistem
kerja tekanan oil dari cylinder hydraulic dengan cara menekan control panel
buka tutup pintu loading ramp.
e. Kisi-kisi yang berfungsi untuk menyaring kotoran yang terdapat pada TBS.
f. Pipa dan selang hydraulic yang berfungsi sebagai tempat kabeL
Gambar 3.4. Loading Ramp
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Lori adalah alat untuk mengangkut dan tempat merebus tandan buah segar.
Kapaskas satu k>rr dUs* penuh 10 ten. Lubang besar bagian at as yang terdapat pada
lori berfungsi untuk nienahan lori supaya tidak mengembang, sedangk an ktbang keeU
dibagian bawah berftmgsi untuk memasukkan ste&m kedalam lori.

Gambar 3.5. lori


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2. Capstand
Cap stand adalah alat untuk menarik dan mendorong lori dengan menggunakan
sling berbahan metalis dengan ukuran % inchi untuk lori koseng dan sling berbahan
metalis berukuran 1 mchi untuk lori berisi.
Gambar 3.6. Capstand
Sumber: Dokunientasi Pribadi

3. Tra nsfer ca rriage


Tansfer carriage adalah alat untuk memindahkan lori dengan menggunakan
sistem hidrolik. Di PT. Murini Samsam terdapat 4 transfer carriage dengan kapasitas
masing-masing 20 ton yang mampu mengangkut 2 lori. Alat transfer carriage yang
beroperasi hanya 2 unit, yaitu untuk menwHiahkan k>ri darr jalur pengisian TBS ke jahir
perebusan, dan untuk memindahkan lori dari jalur perebusan ke jalur penuangan TBS.

Gambar 3.7. Transfer Carriage (Sumber: Dokunientasi pribadi)

3.4. Stasiun Perebusan (Sterilizer)


3.4.1. Sterilizer
Sterilizer merupakan benjana uap bertekanan yang digunakan untuk
mensterilkan tandan buah sawk dengan menggunakan steam. Di PT. Murini Samsam
menggunakan sterilizer yang terbentuk horizontal dengan jumlah sterilizer yang
beroperasi 2 unit yang berkapasitas 60 ton/jam dengan 6 lori

sekali perebusan. Dalam proses perebusan, TBS dipanaskan dengan uap pada temperatur
135-150°c dan tekanan 2,8 -3,0 bar selama 90 menit. Pada tipe perebusan sterilizer
menggunakan triple peak dimana peak 1 dan peak 2 untuk membebaskan udara p ada
TBS dan peak 3 untuk mematangkan dan melunakan daging TBS. Siklus perebusan
terhadap waktu perebusan ditambah waktu buka tutup pintu sterilizer untuk memasukan
lori. Waktu perebusannya ± 90 menit dan 120 menit
Gambar 3.8. Sterilizer

(Sumber: Dokementasi pribadi)

Tahapan-tahapan melakukan perebusan dengan triple peak antara lain:


1. Persiapan sterilisasi
Setdah lori yang berisi TBS dimasukkan kedalam sterilizer. Pintu sterilizer, inlet
valve, exhaust valve dan condensate valve ditutup.
2. Daerasi

Inlet valve dan condesate di buka untuk membuang udara yang ada di dalam
sterilizer selama ±4 menit Daerasi ini perlu dilakukan agar tidak menghambat penetrasi
steam yang ada pada TBS.

3. Puncak I
Selama 12 menit exhaust valve dan condensate valve di tutup, sedangkan inlet
valve dibuka hingga tekanannya mencapai 1,5 bar dan condensate valve dibuka hingga
tekananya 0 bar selama 2 menit
4. Puncak II
Selama 12 menit condensate valve ditutup. inlet valve dibuka hingga tekanan
mencapai 2 -2,5 bar. Setelah mencapai tekanan 2,5 bar inlet valve ditutup pastikan
condensate valve di buka hingga tekanan 0 bar selama 3 menit
5. Puncak III
Selama 12 menit exhaust valve dan condensate valve ditutup, inlet valve dibuka
hingga tekanan mencapai 3 bar, setelah mencapai tekanan 3 bar inlet valve ditutup.
Exhaust valve dan condensate valve diturunkan sampai tekanan 0 bar.
6. Pengeluaran lori
Setelah tekanan sterilizer 0 bar maka pintu sterilizer dapat dibuka dengan sistem
motor hidrolik.
Adapun tujuan dari sterilizer adalah sebagai bcrikut:.
1. Melunakan daging pada buah '
2. Memudahkan pelepasan pada buah
3. Mematikan enzim
4. Menurunkan viskositas minyak.
3.4.2. Tippler
Tippler adalah alatyang berfungsi untuk menuangkan buah yang telah di rebus
untuk dikirimkan ke thresher. Sistem kerja alat tippler yaitu dengan membalikkan lori
180° dengan tekanan hidrolik agar buah terjatuh ke scarper under tippler yang berfungsi
sebagai alat membawa TBS yang sudah
di rebus menuju thres her. Tippler berjumlah 2 buah dengan kapasitas lori 10 ton dengan
waktu pembuangan 8-10 menit 1 jam dengan jumlah 6 lori.

Gambar 3.9. Tippler


(Sumber: Dokiimentasi pribadi)

Gambar 3.10. Scarper Under Tippler


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

3.4.3. Thresher
Thresher adalah alat yang berfungsi untuk melepaskan berondolan dari
tandaflnya, dengan prinstp kerja dtbanting dengan kecepatan putaran 22 -24 rpm.
Kecepatan putaran mempengaruhi pelepasan berondolan dari tandan, apabila semakin
cepat putarannya maka bany ak berondolan yang terlempar keluar sedangkan semakin
lama putarannya maka banyak berondolan yang tidak terlepas dari tandan. Thresher
memiliki kapasitas 36 ton/jam dengan diameter 2 m dan lebarnya 6 m. Pada dinding
thresher
dilengkapi dengan kisi-kisi yang berfungsi sebagai jalan berondolan setelah
terlepas dari tandannya

Gambar 3.12. Thresher


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Adapun macam・macam alat transportasi menuju proses digester adalah sebaga

berikut:
a. Bottom cross conveyor
RoUom cross conveyor ini berfiingsi sebagai alat untuk menyalurkan
berondolan yang telah terlepas dari tandan atau hasil dari thresher yang d itampung oleh
under cross conveyor menuju fruit elevator.

Gambar 3.13 Bottom Cross Conveyor


(Sumber: PT. Murini Samsam II, 2021)

b. Fruit Elevator
Fruit elevator ini berfungsi sebagai alat mengangkut berondolan dari bottom
cross conveyor yang akan didistibusikan ke conveyor distribusi. Alat ini menggunakan
timba-timba yang terikat pada rantai dan digunakan tmtuk mengangkut buah masak atau
brondolan masak.
22

c. Top cross conveyor

Gambar 3.13 Fruit Elevator


(Sumber: PT. Murini Samsam II, 2021)

Top cross conveyor ini berfungsi sebagai alat untuk membawa berondolan dari
fruit conveyer menuju conveyor distribusi dengan
nienggunakan sistem screw.
3.5. Stasiun Pressing
Hasil thresher dibawa oleh distributing conveyor ke station press di alat
digester. Digester suhu harus di jaga 90 -95°c dan lama pelumatan 10 -15 menit agar
berondolan di dalam digester tidak terlalu banyak. Hasil dari digester ini dibawa ke
station pressing untuk mengepres yang akan menghasilkan crude palm oil (CPO) menuju
stasiun klarifikasi sedangkan hasil nut dan fiber menuju stasiun kernel.
23

Gambar 3.16. Diagram Alir Proses Pressing (Sumber: PT. Murini Samsam II, 2021)

3.5.1. Digester
Digester adalah alat vang berfungsi untuk mencacah dan melumat berondolan
yang menghasilkan kandungan minyak. Digester ini berbentuk tabung silindris yang
dilengkapi dengan pengadukan perupa stirring arm (pengaduk berupa pisau-pisau) yang
berfungsi untuk merajang berondolan yang memiliki jumlah pisau 6 yang terdiri dari 5

tingkat pisau pengaduk dan 1 tingkat pisau pelempar ・ Pisau pengaduk dengan
kecepatan pengaduk 25 -26 rpm yang berfungsi untuk mengaduk atau melumat
berondolan sedangkan pisau pelempar berfungsi unhik melemnar atau mendorong hasil
lumatan berondolan menuju mesin press. Tekanan pada digester 40 bar dengan suhu 90 -
95°c yang diberikan steam (uap panas) untuk mempermudahkan proses pelumatan.
Semakin banyak berondolan di dal am digester maka semakin tidaksempurna proses
pengadukan dan waktu tinggalnya semakin lama.
Gambar 3.16. Unit Digester

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Pada alat digester memiliki fungsinya adalah sebagai berikut:


1. Melumat daging buah.
2. Meniisahkan daging buah dengan nut (biji buah).
3. Dopat mempermudahkan pada proses pengepresan (proses pressing}.
3.5.2. Screw Press
Pressing adalah alat untuk memisahkan minyak dari daging buah yang berasal
dari digester. Pada proses pressing terdapat screw pressing yang berfungsi untuk
memeras hasil Jumatan berondolan untuk menghasilkan minyak yang terkandung.
Tekanan cone pada mesin screw press 38 -40 bar, di PT. Murini Samsam terdapat 6 unit
screw pressing tetapi hanya 4 unit yang bersperas; dan 2 unit sebagai cadangafi. pa4a
mesin pressing terdapat air deluction yang terdapat dari vacuum dryer yang berfungsi
sebagai pelumas untuk proses pressing.
Tekanan cone ini mengakibatkan hasil lumataq dari digester yang masuk ke
srew press akan terperas, sehingga hasil press akan keluar melalui lubang stainner yang
akan dialirkan ke oil gutter (stasiun klarifikasi), hasi) pengepresan sep eili fiber dan nut
akan keluar melalui celah conus menuju bet? 辰r conveyor (staskiw kernd'). Pads proses
pressing tekanan nya harus dijaga agar memperkecil hilangnya minyak dan tekanan
kempanya tidak tinggi jika tinggi maka mengakibatkan nut akan pecah yang akan terjadi
broken kernel.
Gambar 3.18. Screw Press
(Sumber: PT. Murini Samsam II, 2021)
Tujuan dari proses pressing adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengepres daging buah sehingga menghasilkan minyak, fiber dan nut.
2. Pada proses press dilaJcukan dengan silindris tertutup yang dilengkapi dengan
saringan agar hasil minyak kelapa sawit tidak tercampur.
3. Pada proses pressing, alat yang digunakan berbentuk screw yang bertujuan agar
pressing berjalan secara kontinu sehingga hasil lumatan tidak bertumpuk.
3.5.3. Talang Minyak (Oil Gutter}
Talang minyak berf ungsi; untuk menampung crude oil dari screw press untuk
dialirkan ke Sand Trap Tank, yang sebelumnya dilakukan pengenceran. Pengenc eran
bertujuan untuk memudahkan pemisahan minyak dengan pasir dan serat yang masih
terkandung di dalam minyak. Pemisahan dilakukan dengan air cukup panas agar
pemisahan cepat terjadi. Oil gutter terbuat dari plat stainless ste ll dengan ketebalan 4 -6
mm, yang dipasang miring dibawah screw press tepatnya dibawah hordes press.
Gam bar 3.19. Oil gutter
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

3.5.4. Tanki Perangkap Pasir (Sand Trap Tank)


Setalah minyak ditampung oleh talang minyak, selanjutnya akan dialirkan ke
sand trap tank. Sand Trap Tank berfungsi untuk menangkap pas ir y ang terkandung di
dalam min yak dengan cara pengendapan. Pr oses pemisahan dilakukan dengan
memanfaatkan perbedaan berat jenis pasir dan minyak. Pasir dan kotoran lain dengan
massa jenis lehih Herat akan turun ke bawah dan mengendap, sedangkan minyak berada
dilapisan atas. Prinsip kerja sand trap tank adalah memanfa atkan plat -plat pengarah,
agar terjadi putaran sentrifugal dan aliran laminar di dalam sand trap tank sehingga pasir
yang terikut di dalam crude oil akan turun ke dasar. Sand trap tank dilengkapi dengan
pipa steam untuk mempertahankan temperatur crude oH pada 90 -95°C. PT. Murini
Samsam II memiliki 2 unit sand trap tank yang masing-masing memiliki kapasitas 10
ton. .
Gambar 3.20. Sand trap tank
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
3.5.5. Ayakan Getar {Vibrating Screen)
Vibrating Screen merupakan suatu ayakan untuk memisahkan minyak dari
kotoran, pasir dan serat yang masih terikut di dalam minyak. Vibrating Screen bekerja
dengan cara menggetarkan drum yang berisi minyak. Kotoran -kotoran yang tersari ng
akan dikembalikan melalui corong ke bucket fruit elevator dan diolah kembali. Vibrating
screen umumnya menggunakan double deck ukuran 60’

Gambar 3.21. Vibrating screen


*
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

3.5.6. Tanki Minyak Mentah (Crude Oil Tank)


Crude oil tank (COT) adalah tanki tempat pcnampungan minyak dari vibrating
screen sebelum dipompakan ke CST. Selain itu, crude oil tank berFungsi untuk
mengendopkan parhkskpartikel yang tidak JaFUt dan lotos dari pengayakan. Crude oil
tank berupa tanki stainless stell yang dilengkapi pipa steam injection untuk menjaga
temperatur crude oil 90-95°C. PT. Murini Samsam II memiliki 2 unit dengan kapasitas 8
m3. Cara kerja crude oil tank menggunakan sistem over flow, dimana terdapat 2 sekat
sehingga terdapat 3 ru angan. Minyak akan masuk pada ruang pertama dan terjadi
pengendapan, setelah over flow minyak akan melewati sekat dan masuk ke ruangan
kedua. Kemudian masuk ke ruangan ketiga yang selanjutnya dipompa kan ke CST.
Gambar 3.22. (a) Skema crude oil tank, (b)
crude oil lank
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

3.5. Stasiun Pemumian Minyak [Clarification Station)


Stasiun klarifikasi adalah stasiun pemurnian minyak yang merupakan stasiun
terakhir untuk pengolahan minyak. Minyak mentah (CPO) dari stasiun press dikirim ke
stasiun ini untuk di proses lebih l anjut sehingga didapat minyak produksi yang sesuai
dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan. Stas iun k larifikasi tsrdapat 2 fose
pengolahan, yaitu pengolahon minyak dan pengolahan Sludge

3.6.1. Continuous Settling Tank (CST)


Continuous settling tank merupakan suatu tank) penampungan CPO dari COT
yang berfungsi untuk memisahkan minyak dan sludge dengan meman faatkan gaya
gravitas untuk dilalcukan pemisahan bordasarkon berat jenis. Terdapat pengaduk
[stirrer) dengan kec epatan 3 -4 rpm untuk mempercepat pemisahan antara minyak dan
lumpur. Minyak yang terkumpul pada bagian atas CST diambil dengan menggunakan
talang pengutip (skimmer), selanjutnya dialirkan ke oil tank dan sludge akan dialirkan
melalui bottom cone ke dalam sludge balance tank. Continuous settling tank adalah tipe
tanki bersambung yang dapat mengalirkan dan tanki satu ke tanki lainnya. PT. Murini
Samsam II memiliki 2 unit, yaitu CST 1 dan CST 2. Continuous settling tank 1 memiliki
kapasitas 120 ton dan kapasi tas continuous settling tank 90 ton. Suhu di continuous
settling tank dipertahankan antara 90°C -95°C. sehingga diinjeksikan steam dan untuk
mempertahankan suhu digunakan steam coil pada dinding CST.

3.6.2. Vacuum Dryer


Vacuum Dryer berfungsi untuk mengurangi ka dar air (moisture) dalam minyak
mentah (CPO , dengan metode penguapan hampa udara pada suhu 70°C dan tingkat
kevakuman dipertahankan 760 mmHg. Basil keluaran yang diharapkan adalah minyak
mengandung air < 0,20%]. Prinsip kerja vacuum dryer yaitu den gan meny emprotkan
minyak yang b erasal dari oil tank melalui nozzle-nozzle yang terdapat di dalam vacuum
dryer. Air yang sudah berupa partikel kecil akan naik ke atas, kemudian dipompakan ke
water delution tank. Sedangkan minyak akan turun ke bawah dan dipompakan k e tanki
penyimpanan (storage tank)
Gambar 3.24. (a)skema kerja vacuum dryer, (vacuum dryer
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

3.6.3. Tanki Penyimpanan {Storage Tank)


Storage tank adalah tempat penyimpanan se mentara CPO hasi l produksi
sebelum dikirim ke costumer. Minyak dalam tangki ini harus selalu dipanaskan den gan
cara di pas ang pipa pem anasan dengan uap dan di caps tand. suhu 60°C -65°C untuk
menghindari kenaikan asam lemak bebas (free fatty acid / FFAj dan kadar air dalam
minyak di tangki. PT. Muriiri Satnsam II memiliki 3 unit Storage dengan kapasitas

Gambar 3.25. Storage (Sumber:


Dokumentasi pribadi)

masing 500 ton.

3.6.4. Sludge Tank


Sludge tank merupakan tanki tempat penampungan lumpur (sludge) yang

Gambar 3.26. sludge tank


(Sumber: Dokumentasi pribadi)
berasal dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang dihancurkan di bug press. Sludge
yang ditampung akan keluar melalui aliran bawah yang di transfer melalui parit menuju
fat fit PT. Murini Samsam II memiliki 1 unit sludge tank dengan kapasitas 5 m3.
3.6.5. Sludge Balance Tank
Slude balance tank adalah tempat penampungan sementara lumpur (sludge) dari
hasil pemisahan di continuous settling tank (CST) yang masih mengandung minyak 7-9
%. Tangki in i dipasang steam injection untuk memanaskan dan agar sludge tetap encer
(tidak membeku), diusahakan suhu sludge balance tank berkisar 90°C -95°C.
3.6.6. Sand Cyclone I & II
Sludge masih mengandung pasir dan masih perlu diproses iebih lanjut pada alat
sand cyclone. Sand cyclone berfungsi untuk memisahkan pasir yang terkandung di dalam
lumpur. Pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenis dan memanfaatkan gaya
sentrifugal yang uihasilkan cydone. Pasir dan kotoran yang terpisah akan dialirkan ke
bak pasir, sedangkan lumpur akan

Gambar 3.27. (a) Sand cyclone 1, (b) Sand cyclone 2


(Sumber: PT. Murini Samsam II, 2021)
3.6.7. Buffer Tank
Buffer tank adalah tanki tempat pengumpulan sludge sementara dari sand
cyclone sebelum di pompakan ke decanter. Tanki diharapkan selalu penuh sehingga
umpan untuk decanter selalu terpenuhi.
3.6.8. Decanter
Umpan (siudge) dari buffer tank masuk ke decanter untuk diiakukan pemisahan
menjadi tiga fasa, yaitu minyak (light phase), sludge (heavy phase), dan solid dengan
cara centrifugal. Sludge dialirkan melalui nozzle yang berputar sehingga air dan NOS
dengan berat jenis lebih besar akan terpisah keluar. Minyak dengan berat jenis lebih kecil
akan diteruskan ke reclaimed, yang sdanjutnya akan d i recycle kc CST 1, s edangkan

sludge akan dkeruskan ke kolam fat fit dan fasa solid akan diteruskan ke solid tank.
3.6.9. Reclaimed
Reclaimed merupakan bak yang penampung minyak hasil keluaran t
dari decanter, yang berfungsi untuk menampung minyak sebelum recycle
ke continuous setting .Terdapat endapan di dasar reclaimed yang akan
diteruskan ke bak fat fit

Gambar 3.28. Decanter


(Sumbcr? Dokumentasi pribadi)

Gambar 3.29. reclaimed (light


phase)
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
3.6.11. Fat Fit
Fat fit adalah bak penampung akhir dan proses klarifikasi (light phase), serta

penampungan sludge dan minyak yang keluar dari bocoran . bocoran alat di stasiun
klarifikasi yang dialirkan melalui parit menuju ke fat fit. Hasil penampungan di fat fit
akan diendapkan untuk mimisahkan miko dan sludge sebelum dikirim ke penampungan
limbah. Sedangkan miko dari fat fit akan dipompakan menuju continuous settling tank
untuk selanjutnya diproses lagi di stasiun klarifikasi

Gambar 3.30. fat fit


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

3.6.12. Recovery Tank


Oil recovery tank merupakan tanki penampungan minyak kotor (miko), yang
berasal dari hasil keluaran decanter (heavy phase) dan Condensate steriliser. Oi!
recovery tank berfungsi untuk menangkap minyak (miko) dengan menggunakan prinsip
berdasarkan pecbedaan berat jenis. Miko yang memiliki kandungan FFA tinggi akan
dialirkan ke tanki fatti Acid Oil (FAO). Sedangkan sludge akan dialirkan ke stasiun
pengolahan limbah.

Gambar 3.31. Recovery tank


(Sumber: Dokumentasi pribadi)
T. Murini Samsam II Wilmar Group
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan selama kuliah kerja praktik di PT. Murini
Samsam H selama dua bulan dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. PT. Murini Samsam li dibangun pada tahun 2005 yang berlokasi di
Kawasan Dumai -Pelintung, Kecamatan Medang Kampai -Kota Dumai dan
beroperasi pada luni tahun 2006.
2. PT. Murini Samsam II yang merupakan pabrik pengolahan kelapa sawit dengan
kapasitas 60 ton/ jam, dengan produksi akhir yaitu crude oil palm (CPO) dan inti
sawit (kernel).
3. PT. Murini Samsam II memiliki sembilan stastiun proses pengolahan yaitu,
penimbangan, sortasi, loading ramp, perebusan, pressing, klarifikasi, kernel,
boiler dan engine room, dan metana.
4. PT. Murini Samsam II menghasilkan limbah cair vang akan diproses menjadi gas
metana yang akan distribusikan ke pabrik pupuk.
5. Hasil produksi dari PT. Murini Samsam II didistribusi ke Kawasan
Industri Dumai sendiri dan produk samping menjadi bahan bakar
A
boiler.
6. Di PT. Murini Samsam II masih menggunakan alat* secara manula hanya sedikit
yang menggunakan alat yang canggih yang di control oleh komouter.
4.2 Saran
Saran kami, selaku mahasiswa magang kerja praktik di harapkan di PT. Murini
Samsam II yaitu:
1. Bag! operator yang bekerja di PT. Murini Samsam II sebaiknya lebih menguasai
pada bidang masing-masing dan menggunakan APD yang lengkap.
2. Pada lingkungan sekitar pabrik harus bersih agar menghindari resiko. t erjadinya
kecelakaan pada saat proses berjalan.
3. Alat proses Di PT. Murini Samsam II masih manula sebaiknya ada yang
menggunakan alat yang canggih untuk mempermudahkan proses dan
meminilisirkan waktu
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Perindustrian Indonesia. 2021. Daftar Kawasan Industri.


www.kemenpri.go.id. (diakses pada 20 September 2021)
Mahfud, Ahmad. 2020. Efektivitas nilai specific gravity larutan kalsium karbonat
(CaCO3) untuk meminimalisir losses clay ba th. JCWE 12(2]: 86.
Naibaho, Ponten. 1998. Teknologi pengolahan kelapa sawit Pusat Penelitian Kelapa Sa
wit Medan.
Payana, Eben Dwi. 2010. Pengolahan minyak dan inti sawit di PT. Langkat Nusantara
Kepong. I ST A. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai