Istilah bangunan tinggi sebenarnya tidak khusus dipakai pada situasi yang berkaitan dengan
ketinggian atau jumlah lantai bangunan. Sebuah bangunan dianggap tinggi ketika analisa
struktur dan perancangannya, dalam beberapa hal, dipengaruhi oleh beban lateral.
Jumlah material yang diperlukan dalam sebuah bangunan tinggi untuk menahan beban
gravitasi hampir linier dengan ketinggiannya. Namun, jumlah material yang sama untuk
menahan beban lateral (utamanya beban angin) akan bertambah sebesar kuadrat kecepatan
angin. Konsep penyaluran beban gravitasi dan beban angin dengan menggunakan dua atau
lebih sistem struktur yang terpisah, memberikan sejumlah fleksibilitas pada rangka eksterior
dan sebuah core dalam dengan pengaku wind-bracing. Hal ini dapat mengurangi berat
bangunan secara signifikan.
Hal-hal yang harus diperhatikan, khususnya dalam perencanaan bangunan tinggi, adalah
sebagai berikut:
1
- Instabilitas Konstruksi - misalnya dalam pemakaian perancah untuk konstruksi cangkang
atau konstruksi yang menggunakan udara
PERGESERAN STRUKTUR
- Kondisi Tanah - fleksibilitas struktur ketika terjadi pergeseran
- Pengaruh Rancangan dan Pendetailan Bangunan
2
KONSEP SISTEM STRUKTUR VERTIKAL
Sistem struktur vertikal dapat didefinisikan sebagai penyatuan elemen-elemen yang secara
vertikal tahan terhadap gaya lateral dan secara kaku tertancap ke tanah, serta mampu
menyalurkan beban dari bagian-bagian horisontalnya ke tanah melalui pondasi, atau sistem
struktur yang tugas utamanya mengumpulkan beban dari permukaan-permukaan horisontal
yang terhubung kaku satu dengan yang lain dan menyalurkannya secara vertikal ke bawah.
Dengan demikian, sistem struktur vertikal dapat ditinjau dari aspek-aspek: sistem
pengumpulan beban, sistem penyaluran beban, dan sistem stabilisasi lateral.
Karena ketinggian dan sifatnya yang merupakan gabungan dari sejumlah besar pembebanan
horisontal, stabilisasi leteral merupakan hal yang sangat penting dalam perancangan sistem
struktur vertikal. Dari ketinggian tertentu terhadap tanah, gaya horisontal seringkali menjadi
faktor penentu dalam desain.
Sistem struktur vertikal merupakan instrumen dan pola bagi penentuan konstruksi bangunan
tinggi. Dalam kapasitas ini, sistem ini juga menjadi faktor penentu dalam pembentukan kota
modern.Dalam perancanaan kota, sistem struktur vertikal turut berperan dalam menentukan
dimensi tinggi dari kota tersebut.
Sistem ini mensyaratkan kesinambungan elemen-elemen yang mampu menyalurkan beban
ke tanah; sehingga membutuhkan keseragaman titik pengumpulan beban dari masing-
masing lantai atau bagian. Distribusi titik-titik pengumpulan beban, dengan demikian, tidak
hanya ditentukan berdasarkan pertimbangan efisiensi struktur, namun juga berdasarkan
pemanfaatan atau penggunaan lantai-lantainya.
Sistem struktur vertikal dapat dibedakan atas perbedaan sistem pengumpulan beban pada
masing-masing lantainya. Dalam sistem kompartemen, titik-titik pengumpul beban
didistribusikan merata pada seluruh permukaan lantai, sementara pada sistem bentang-
bebas titik tersebut diletakkan saling tegak lurus, dan pada sistem kantilever, titik tersebut
diletakkan terkumpul pada zona terpusat.
Pada bangunan tinggi, sistem pengumpulan beban memiliki hubungan yang sangat erat
(interlocked) dengan konfigurasi dan organisasi lantainya. Untuk memberikan kondisi yang
sesuai bagi fleksibilitas perencanaan lantai ruangan, perancangan sistem struktur vertikal
juga memberikan kesempatan dalam pengurangan jumlah dan ukuran elemen-elemen yang
digunakan untuk menyalurkan beban secara vertikal.
Karena kebutuhan kesinambungan penyaluran beban vertikal, sistem struktur vertikal pada
umumnya dibentuk oleh kesinambungan unsur-unsur vertikalnya yang juga membentuk
perwajahan (facade)-nya.
3
SISTEM PENAHAN GAYA GRAVITASI
Beban gravitasi merupakan beban yang berasal dari beban mati struktur dan beban hidup
yang besarnya disesuaikan dengan fungsi bangunan. Struktur lantai merupakan bagian
terbesar dari struktur bangunan, sehingga pemilihannya perlu dipertimbangkan secara
seksama, di antaranya:
Pertimbangan terhadap berat sendiri lantai, makin ringan beban lantai, makin berkurang
dimensi kolom dan fondasinya serta makin dimungkinkan menggunakan bentang yang lebih
besar.
4
Kapasitas lantai untuk memikul beban pada saat pekerjaan konstruksi.
Dapat menyediakan tempat/ruang bagi saluran utilitas yang diperlukan.
Memenuhi persyaratan bagi ketahanan terhadap api.
Memungkinkan bagi kesinambungan pekerjaan konstruksi, jika pelaksanaan
pembangunannya membutuhkan waktu yang panjang.
Dapat mengurangi penggunaan alat-alat bantu pekerjaan dalam pembuatan pelat lantai
(perancah - steiger).
Sistem struktur lantai biasanya merupakan kombinasi dari pelat dengan balok induk (girder)
atau anak balok (beam) atau rusuk (rib / joist), yang ketebalannya tergantung pada bentang,
beban, dan kondisi tumpuannya.