KOLOM SILINDER
Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
Februari 2019
BAB I
MIND MAP PEKERJAAN
A. MIND MAP
JOB JOB
DEPSCRIPTION ACCTIVITY
N
JOB
PROGRAM
JOB JOB
CONNECTIVITY SAFETY
N
Keterangan :
A. BAHAN
1. Bekisting Plywood, minimal 12 mm
2. Papan kayu
3. Sekur/Paku baut
4. Paku kaso
5. Paku papan/plywood
6. Kayu lapis
B. ALAT
1. Palu
2. Tang
3. Linggis
4. Benang
5. Penyiku
6. Pensil/spidol
3. Kayu lapis/Multipleks
Kayu lapis atau multipleks atau playwood adalah lembar kayu yang
diproses secara mekanis dan mempunyai berbagai ketebalan. Kayu lapis
yang dimaksud disini yang mempunyai ketebalan 1,8 cm, panjang 244
cm, dan lebar 142 cm (1,8 x 142 x 244 cm). Bahan ini biasanya dipakai
sebagai papan acuan lantai, dinding, balok, dan sebaginya, tetapi yang
paling cocok sebagai bahan acuan yang mempunyai ukuran yang
cukuplebar seperti lantai maupun dinding karena tidak terlalu banyak
menyambung.
4. Paku
Untuk merangkaikan atau menyambung bagian bekisting yang satu
dengan yang lainnya diperlukan bahan salah satunya diantaranya adalah
paku. Paku yang umum dipakai adalah paku yang tidak disepuh dengan
berbagai diameter maupun panjang tergantung dari ketebalan kayu yang
disambung. Menyangkut panjang paku yang diperlukan, bahwa tidak
dibenarkan jika ujung paku yang keluar dari sambungan dibengkokkan,
karena akan mempersulit pada waktu pembongkaran yang akhirnya
akan banyak merusakkan bahan kayu.
1. Meteran
Meteran berguna untuk menentukan segala ukuran panjang yang meliputi
ukuran bahan bagian bekisting maupun ukuran konstruksi yang akan
dibentuk.
2. Gergaji
Peralatan ini berfungsi untuk memotong bahan sesuai dengan kebutuhan.
3. Gergaji Dolken
Gergaji ini khusus berfungsi untuk memotong kayu dolken atau kaso.
Gergaji ini terdiri atas tangkai dan mata gergaji berupa pita yang bisa
dilepas-lepas dan mempunyai mata yang cukup besar. Gergaji ini khusus
dirancang untuk keperluan memotong secara cepat, tetapi hasilnya kasar.
Untuk pembuatan patok yang ujung bawahnya perlu diruncingkan agar
dapat dengan mudah masuk ke dalam tanah, maka gergaji ini cocok untuk
digunakan.
4. Siku-siku
Adakalanya diperlukan kesikuan dari suatu pekerjaan misalnya acuan
kolom, acuan balok, dan sebagainya. Untuk mengukur kesikuan digunakan
alat siku dari logam, tetapi untuk menentukan kesikuan pekerjaan lainnya,
misalnya titik sudut siku bangunan dapat digunakan metode segitiga siku
siku dengan perbandingan sisi-sisinya 3:4:5 atau menggunakan alat prisma
segitiga maupun prisma segilima pentagon.
5. Palu
Palu yang dimaksud adalah palu untuk keperluan memalu atau
membenamkan paku yang mempunyai berat kurang dari 0,5 kg jenis palu
yang cocok mempunyai bagian yang bisa untuk mencabut paku cakar.
6. Palu Godam (Besi)
Palu godam digunakan untuk membenamkan patok kayu ke dalam tanah
pada waktu pembuatan papan duga maupun patok-patok untuk keperluan
bekisting pondasi. Palu ini mempunyai berat 1 kg atau lebih. Dibutuhkan 3
kg pada pembuatan pondasi setempat.
7. Ketam/Penyerut
Guna meluruskan bagian acuan yang akan disambung yang memerlukan
tingkat kerapatan cukup, maka bidang kontak sambungan perlu diketam.
8. Gergaji mesin tangan
Gergaji ini digunakan untuk mempercepat proses penggergajian terutama
untuk membelah papa, jika digunakan gergaji biasa, maka akan terlalu
banyak memerlukan waktu.
9. Unting-unting
Alat ini berguna untuk menentukan dan mengontrol ketegakan dari
bekisting yang dibuat, terutama pada kolom.
10. Selang Plastik dan Air
Slang plastik berguna untuk membantu menentukan elevasi dari bagian
bekisting yang memerlukannya.
11. Waterpas
Waterpas merupakan alat untuk menentukan dan mengontrol kedataran
maupun ketegakan bekisting. Alat ini terbuat dari kayu atau logam
(aluminium) dilengkapi nivo tabung berisi cairan dan gelembung udara.
Bekisting dinyatakan vertikal atau horizontal apabila posisi gelembung
udara berada di tengah-tengah.
12. Pensil
Pekerjaan bekisting tidak lepas dari pengukuran panjang, untuk memberi
tanda tertentu pada bekisting diperlukan pensil (tukang), misalnya panjang
elevasi dan sebaginya.
13. Benang
Bahan/alat ini berguna untuk pedoman dalam menentukan kelurusan atau
kedataran titik-titik di antara dua titik yang telah ditentukan
kedudukannya.
2. Job Activity (Aktifitas Pekerjaan)
A. Prosedur
- Multipleks ukuran 122x244 cm2 dibagi menjadi ukuran beberapa bujur
sangkar ukuran 40x40 cm2 dan dibagi dua kemudian pada bagian
tengahnya dipotong setengah lingakaran.
- Kemudian antara bagian multipleks atas dan bawah disambung sehingga
menyerupai tabung dengan menggunakan reng 2/3 dan bagian dalam
dibungkus dengan menggunakan multipleks 1mm atau 3mm, sehingga
hasil cor menjadi mulus.
- Setelah dibuat beberapa set bekisting, bekisting dapat disusun dengan
ketinggian tertentu, dan “dikunci” menggunakan kaso 4/6 agar saat
melakukan pengecoran kolom, bekisting tidak “goyah”, kuncian ini juga
diterapkan agar bekisting nanti bisa dengan mudah dibuka dan
dipindahkan untuk membuat kolom lingkaran berikutnya.
-
Gambar Bekisting Kolom Lingkaran
3. Job Connectivity (Konektivitas Pekerjaan)
1. Mandor
Staf kontraktor yang mengawasi pelaksanaan pekerjaan lapangan
serta bertanggung jawab penuh kepada Pelaksana Teknis Lapangan
2. Tukang
Harus ahli dalam bidangnya berdasarkan pengalaman dan cara
kerja yang sederhana
3. Pekerja
Membantu pekerjaan tukang
4. Job Safety (Keselmatan Kerja)
Job safety analysis atau JSA adalah teknik manajemen keselamatan yang
berfokus pada identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya yang berhubungan
dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang hendak dilakukan, dimana JSA ini
berfokus pada hubungan antara pekerja, tugas atau pekerjaan, peralatan dan
lingkungan kerja.
Fungsi JSA
2. Pelaku job safety analysis (JSA) harus menyelediki segala jenis hazard
yang terdapat pada masing-masing task.