Anda di halaman 1dari 45

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

Rehabilitasi Pagar FIB


TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I
SYARAT – SYARAT UMUM DAN TEKNIS
Pasal 1
URAIAN UMUM

1. Lokasi pekerjaan yang akan dilakukan berada di Kabupaten Langkat.

2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :

No Nama Pekerjaan Lokasi Pekerjaan

1 PEMBUATAN PAGAR FAKULTAS ILMU BUDAYA


FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UTARA

3. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus melaksanakan sesuai dengan ketentuan


dalam dokumen yang antara lain terdiri dari :
Rencana Gambar dan Syarat – syarat (RKS).
Gambar – gambar bestek, detail dan gambar konstruksi berikut Keputusan Direksi
Lapangan.
Risalah Rapat Aanwijzing.

Pekerjaan meliputi mendatangkan bahan bangunan, alat-alat, perkakas dan pengerahan


tenaga kerja. Disamping itu Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan persiapan
serta keperluan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga pekerjaan bisa
diselenggarakan dengan cepat, tepat waktu, tepat mutu, baik dan sempurna sesuai dengan
RKS yang ada. Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah semua pekerjaan yang
tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya yang dibuat berdasarkan BQ (Bill of Quantity)
yang dibuat oleh Perencana. Pemborong berkewajiban untuk meneliti Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknik yang ada, Gambar-gambar Rencana lengkap dengan Gambar-gambar
Penjelasan dan Dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kebenaran dan kondisi pekerjaan,
meninjau tempat dimana pekerjaan akan dilaksanakan, melakukan pengukuran-

Page 1
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk


penyelesaian dan kelengkapan pelaksanaan kegiatan.

4. Bila terjadi ketidak sesuaian antara gambar rencana dan keadaan lapangan, maka
Pemborong diharuskan berkonsultasi dengan Pengawas Lapangan atau Direksi Lapangan.

5. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan untuk pekerjaan guna mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan atau Direksi

Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan meliputi Rehabilitasi, Pembangunan dan bahan material sesuai dengan jenis
pekerjaannya yaitu :
Renovasi dan Pembangunan Bangunan Puskesmas, Pustu, Poskesdes, Lanning, Tembok
Talud, Paving Block dan Sumur Bor termasuk dalam pekerjaan ini :
• Pekerjaan Persiapan.
• Pekerjaan Bongkaran.
• Pekerjaan Pondasi, Sloof, Kolom Utama, Kolom Praktis, Ringk Balk.
• Bekisting dan Pembesian.
• Pekerjaan Dinding Bata
• Pekerjaan Plesteran
• Pekerjaan Pengecatan.
• Pekerjaan pagar
• Pekerjaan pembersihan dan pemeliharaan

sesuai dengan ketentuan dalam dokumen yang antara lain terdiri dari :
Rencana Gambar dan Syarat – syarat (RKS), Gambar – gambar bestek, detail dan gambar
konstruksi berikut Keputusan Direksi Lapangan. Dan Risalah Rapat Aanwijzing.

Pasal 3
MEMULAI KERJA

Page 2
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

Paling lambat 1 ( satu ) minggu setelah menerima Surat Perjanjian Pemborongan ( SPP),
pelaksana harus sudah memasukan rencana kerja yang terdiri dari:
1. Rencana kerja terinci dan dibuat sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan.
2. Bagan pengerahan tenaga dan pengadaan bahan-bahan dari alat-alat yang urutannya
disesuaikan dengan bagan rencana dan bagan pengadaan bahan-bahan yang urutan atau
disesuikan dengan bagan rencana kerja. Kelalaian dalam memasukan hal-hal tersebut
diatas berakibat penundaan waktu pelaksanan pekerjaan menjadi tanggung jawab
pelaksana tidak ada perpanjangan waktu itu.
3. Pelaksana sebelum melaksanakan pekerjaan harus membuat time schedule. Selambat –
lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dari Surat Perintah Kerja (SPK)
pelaksanaan pekerjaan, pihak Kontraktor / Pemborong harus sudah memulai
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan. Apabila setelah 1 (satu)
minggu Kontraktor / Pemborong yang ditetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik
secara nyata di lapangan, maka akan diberitahukan ketentuan yang telah dibuat oleh
Pemberi Tugas (Bouwheer).

Pasal 4
MOBILISASI

Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal – hal sebagai berikut :


1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat‐alat konstruksi yang
diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu
akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

2. Pembuatan kantor Kontraktor / Pemborong, gudang dan lain – lain di lokasi proyek untuk
keperluan pekerjaan ini.

3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong dapat membuat
berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat – alat konstruksi dan
instalasinya.

Page 3
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor /
Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk
disetujui.

Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk seorang Kuasa


Kontraktor atau biasa disebut “Site Manager” yang cakap dan ahli untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari kontraktor /
pemborong.

2. Dengan adanya “Pelaksana” tidak berarti bahwa Kontraktor / Pemborong lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

3. Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin / Ketua


Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan “Pelaksana” untuk mendapat
persetujuan.

4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan
Pengawas bahwa “Pelaksana” dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin
pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor / Pemborong secara tertulis untuk
mengganti “Pelaksana”.

5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor /


Pemborong harus sudah menunjuk “Pelaksana” yang baru atau Kontraktor / Pemborong
sendiri (Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang memimpin pelaksanaan
pekerjaan.

Pasal 6
RENCANA KERJA

Page 4
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor / Pemborong wajib


membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian – bagian pekerjaan berupa bar chart dan
S‐curve bahan dan tenaga.

2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan lebih dahulu dari Konsultan
Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor / Pemborong. Rencana Kerja yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pemberi Tugas / Pimpinan / Ketua
Proyek.

3. Kontraktor / Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada
konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan Perencana. 1 (satu)
salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding direksi keet Kontraktor / Pemborong
di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan / prestasi kerja.

4. Kontraktor / Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan sesuai


dengan Rencana Kerja tersebut.

5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor / Pemborong berdasarkan


Rencana Kerja tersebut.

Pasal 7
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara kebersihan


di lokasi pekerjaan, setiap saat sampah – sampah pekerjaan selalu diangkut dan
dikumpulkan di suatu tempat yang telah ditentukan. Pelaksanaan bertanggun jawab atas
keamanaan seluruh pekerjaan serta termasuk bahan – bahan dari pekerjaan yang sudah
terpasang dan dilindungi terhadap kerusakan, hilang, kotor, dan sebagainya hingga kontrak
selesai dan diterima oleh pemberi tugas.
2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, seha dan
cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlbat dalam proyek.
3. Kontraktor / Pemborong, berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat pekerjaan.

Page 5
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor
/ Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan
peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan kepada Pemberi Tugas.

5. Dalam hal terjadinya kerusakan – kerusakan, maka Kontraktor / Pemborong harus


bertanggung jawab untuk memperbaikinya.

6. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong wajib menyediakan Alat


Pelindung Diri (APD) atau alat keselamatan kerja (Peralatan K3) bagi para pekerja, guna
mengurangi resiko kecelakaan pada saat kerja.

7.Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong selekas mungkin memberitahukan


kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk Keselamatan
korban kecelakaan itu.

8. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong wajib menyediakan tabung


alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dan siap pakai, dengan jumlah
sekurang – kurangnya 4 (empat) buah tabung. Masing – masing tabung berkapasitas 12Kg.

9. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga
Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep‐07/Men1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi tenaga kerja borongan
Harian Lepas pada Kontraktor maupun Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan
proyek‐proyek Departemen Pekerjaan Umum, Pihak Kontraktor /Pemborong yang sedang
melaksanakan pembangunan / pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan
memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin Proyek.

10. Tim pelaksana harus menjaga kertiban dan keamanan di dalam di lingkungan sekitar
pekerjaan dari hal-hal serta kejadian kejadian yang dapat merugikan.

PASAL 8
TENAGA DAN SARANA KERJA

Page 6
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan – bahan,
peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian – bagian pekerjaan serta
mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan – bahan, alat –
alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh
pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserah terimakannya pekerjaan
tersebut kepada Pemberi Tugas.

1. TENAGA KERJA
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.

2. PERALATAN KERJA
Menyediakan alat – alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat – alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan – peralatan lain yang benar – benar diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan.

3. BAHAN – BAHAN BANGUNAN


Menyediakan bahan – bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

4. PENYEDIAAN AIR DAN LISTRIK KERJA


Menyediakan kebutuhan air kerja dan listrik, bagi para tenaga kerja.

Pasal 9
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN

1. PERSYARATAN PELAKSANAAN

Untuk menghindari klaim dari ‘User’ / Proyek dikemudian hari, maka Kontraktor /
Pemborong harus betul – betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan struktur dengan
memperhitungkan “ukuran jadi (finished)” sesuai dengan persyaratan ukuran pada gambar
kerja dan penjelasan RKS. Kontraktor / Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan
dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan

Page 7
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat – syarat teknis dan
atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas. Untuk jaminan mutu dan
kelancaran pekerjaan, pemborong harus menyediakan :
1. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli di bidangnya selama pelaksaan
pekerjaan dan selama masa pemeliharaan bangunan memenuhi kewajiban menurut
kontrak.
2. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu – tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
3. Mencatat semua petunjuk – petunjuk, keputusan – keputusan dan detail dari pekerjaan.
4. Alat – alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
‐ 1 (satu) kamera.
‐ 1 (satu) alat ukur schuifmat.
-1 (unit) komputer dan printer
‐ 1 (satu) alat ukur panjang 5m & 50 m.
‐ 1 (satu) mistar water pass panjang 120 cm.
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Standar Normalisasi Indonesia,
Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan
pekerjaan, antara lain :
• PUBI – 1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia
• NI – 3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
• NI – 8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
• NI – 10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan
• PPI – 1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
• PUIL – 1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
• PPBI – 1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia
• SII : Standar Industri Indonesia
• SK SNI – T – 15 – 1991 – 03 (PBI – 1991) :Peraturan Beton Bertulang Indonesia
• Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
• AVWI : Peratutan Umum Instalasi Air

Serta :
• Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.
• Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang Keselamatan Tenaga Kerja
yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia..Jika tidak
terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut di atas, maka

Page 8
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

berlaku Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional ataupun dari Negara asal


produsen bahan / material /komponen yang bersangkutan.Selain ketentuan – ketentuan
yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
• Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar Kerja, RKS,
BQ, BA Aanwijzing dan Surat Perjanjian / Kontrak).
• Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor / Pemborong dan sudah disetujui /
disahkan oleh Pemberi Tugas dan konsultan Pengawas.

Pasal 10
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

1. Pelaksana lapangan setiap hari membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan
Bulaan mengenai segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan /
pekerjaan, baik bersifat teknis maupun administrative.

2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong harus memberikan data
– data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.

3. Laporan mingguan dan laporan bulanan secara rutin dibuat oleh Pengawas Lapangan dari
Konsultan Pengawas.

4. Laporan – laporan tersebut diatas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan kepada
Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.

Pasal 11
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan
Syarat – syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.

Page 9
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

2. Harus juga disadari bahwa revisi – revisi pada alignemen, lokasi (bagian) dan detail
gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor /
Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan
spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam
gambar atau ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap karakter yang tidak
dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh
keadaan darurat konstruksi atau lain – lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas
dan disahkan secara tertulis.

3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang


semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya. Permukaan –
permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian dan
unsuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan
Pengawas.

4. UKURAN
a. Pada dasarnya semua unsuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi :
• As – as
• Luar – luar
• Dalam – dalam
• Luar – dalam
b. Ukuran – ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Centimeter (cm),
untuk pekerjaan Arsitektur Engineering. Ukuran – ukuran yang digunakan dinyatakan
dalam M’, M2, M3, Unit, Set, Kg, Bh dan Ls, untuk Engineering Estimation , dan
Elektrikal Engineering.

c. Khusus ukuran – ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya adalah jadi
seperti dalam keadaan jadi / selesai (“finished”)

d. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor / Pemborong wajib melaporkan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya memberikan keputusan mana
yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.

Page 10
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

e. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala
tidak boleh dipergunakan kecuali sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Setiap
deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis. Kontraktor / Pemborong tidak
dibenarkan merubah atau mengganti ukuran – ukuran yang tercantum di dalam Gambar
Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas / Direksi, dan segala akibat
yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong baik dari segi biaya
maupun waktu.

5. PERBEDAAN GAMBAR

1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam suatu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat (berlaku)

2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil / Struktur, maka
Kontraktor / Pemborong wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas yang akan
memutuskan setelah berkonsultasi dengan Konsultan Perencana.

3. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian didalam pelaksanaan satu bagian
pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal
terdapat ketidak‐jelasan, kesimpang‐siuran, perbedaan – perbedaan dan atupun
ketidak‐sesuaian dan keragu‐raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor
/Pemborong diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan
selanjutnya diadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan
Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.

3. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alas an oleh Kontaktor / Pemborong
untuk memperpanjang / meng – “klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.

Page 11
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

6. SHOP DRAWING

Istilah yang digunakan pada masing – masing disiplin adalah sebagai berikut :
a. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan lapangan yang harus dibuat oleh
Kontraktor / Pemborong berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan
dengan keadaan lapangan.

b. Kontraktor / Pemborong wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun yang diminta
oleh Konsultan Pengawas.

c. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik
yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak
maupun di dalam buku ini.

d. Kontraktor / Pemborong wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan


Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas / Direksi.

e. Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor / Pemborong dan diajukan kepada
Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuan harus sesuai dengan format standar dari
proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang dapat di reproduksi.

7. PERUBAHAN, PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN DAN


PEMBUATAN “AS BUILT
DRAWING”.

a. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan


pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.

Page 12
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

b. Setelah pekerjaan selesai dan diserah terimakan, Kontraktor / Pemborong berkewajiban


membuat gambar – gambar yang memuat seluruh perubahan, dan sesuai dengan
kenyataan yang telah dikerjakan / dibangun oleh Kontraktor / Pemborong (As Bulit
Drawing). Biaya untuk penggambaran As Built Drawing sepenuhnya menjadi
tanggungan Kontraktor / Pemborong.

Pasal 12
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG

1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai
dengan ketentuan – ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.

2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi,
mengatur, atau memberi nasihat tidak mengurangi tanggung jawab tersebut di atas.

3. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong berkewajiban memperbaiki kerusakan
tersebut dengan biaya Kontraktor / Pemborong Sendiri.

4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka


Kontraktor / Pemborong berkewajiban memberikan saran – saran perbaikan kepada
Pemberi Petugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor
/ Pemborong bertanggung jawab atas segala kerusakan yang timbul.

5. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang


dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.

6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong harus menjaga keamanan


bahan / material, barang milik proyek, milik Konsultan Pengawas dan milik pihak Ketiga
yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
Bila terjadi kehilangan bahan – bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah

Page 13
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong dan tidak
akan diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah.
8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas akibatnya,
baik yang berupa barang – barang maupun keselamatan jiwa.

9. Apabila pekerjaan dan sisa – sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi
keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor /
Pemborong.

Pasal 13
BERITA ACARA KEMAJUAN PEKERJAAN, PEMERIKSAAN PEKERJAAN DAN
PENYERAHAN PEKERJAAN

1. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan


Berita acara kemajuan pekerjaan akan dibuat oleh pengawas bersama-sama pelaksana atas
prestasi yang dicapai dalam satu minggu dan berdasarkan laporan-laporan harian dan
catatan buku harian

2. Berita acara pemeriksaan pekerjaan


Berita acara pemeriksaan pekerjaan akan dibuat oleh pengawas besama-sama pelaksana,
dan tim pengelola pembangunan pekerjaan atas dasar pemeriksaan langsung hasil
pekerjaan yang dinyatakan selesai denga prestasi 100%.

3. Berita acara penyerahan pekerjaan yang pertama


Berita acara penyerahan pekerjaan yang pertama dibuat oleh pelaksana pekerjaan dan
pemberi tugas atas berita acara kemajuan pekerjaan presatasi 100% dan berita acara
pemeriksaan pekerjaan setelah masa pemeliharaan selesai, dan dinyatakan tidak ada
perbaikan-perbaikan pekerjaan.

Pasal 14
FOTO-FOTO KEMAJUAN PEKERJAAN

Kotraktor wajib membuat foto-foto kemajuan pekerjaan dari 0% , 25%, 50%, 100% dan hal-
hal penting, yang dianggap perlu atau dikehendaki oleh pemberi tugas, sebagai foto

Page 14
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

dokumentasi. Masing-masing foto dicetak berwarna dalam ukuran kartu pos dan ditambah
foto tampak keseluruhan gedung ukuran 10 R diserahkan lengkap dengan albumnya.
Pemotretan tiap objek diambil dalam tiga keadaan dan dijelaskan pada album, arah
pemotretan, dan bobot prestasi pekerjaan.

Pasal 15
KEWAJIBAN –KEWAJIBAN PEMBERI TUGAS DAN PELAKSANA

1. Pelaksanaan harus taat pada syarat-syarat ini dalam melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan yang tertera pada gambar –gambar dan yang di uraikan dalam spesifikasi
pekerjaan dan di dalam lingkup syarat- syarat ini, hingga dalam segala hal pemberi tugas
merasa puas.

2. Bagaimana pelaksanaan menemukan suatu ketidak sesuaian atau penyimpangan gambar-


gambar dan / atau spesifikasi- spesifikasi pekerjaan, ia harus segera memberi tugas secara
tertulis dengan menguraikan ketidak sesuaian atau penyimpangan itu.

3. Pemberi tugas dapat mengeluarkan perintah yang menghendaki pemberhentian kepada


tenaga yang tidak memenuhi syarat.

Pasal 16
KEWAJIBAN MEMENUHI UNDANG- UNDANG, PERATURAN,
PEMBERITAHUAN- PEMBERITAHUAN, UPAH, ONGKOS- ONGKOS, SERTA
PERIJINAN

1. Pelaksanaan harus mentaati segala peraturan, undang- undang pemerintah Republik


Indonesia yang menyangkut kontrak pekerjaan ini.

2. Pelaksanaan ini harus memenuhi dan memberikan segala keterangan yang dekehendaki
pemerintah dan mentaati peraturan- peraturan apapun yang dikeluarkan pemerintah

Page 15
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

setempat atau penegak hukum yang mempunyai wewenang mengenai pekerjaan yang ada
atau akan ada hubungannya dengan mereka.
3. Pelaksana harus membayar dan membebasakan pemberi tugas dari tanggung jawab
membayar upah atau ongkos ( termasuk segala pungutan atau pajak ) yang resmi, menurut
undang- undang yang berlaku.
4. Pelaksana wajib nenaganggung segala perijinan yang diperlukan untuk poekerjaan ini
dengan instansi terkait bila di perlukan.

Pasal 17
PERUBAHAN –PERUBAHAN/ PEKERJAAN
1. Pemberi tugas dapat mengeluarkan instruksi tertulis yang menghendaki perubahan
pekerjaan tambah dan pekerjaan yang keurang layak dan tidak mengubah nilai.

2. Yang dimaksud dengan perubahan pekerjaan tambah dan atau pekerjaan kurang adalah
yang terjadi karena pengubahan bahan atau pengatian atas rencana, kualitas atau kuantitas
dari pekerjaan yang tercantum dalam gambar-gambar kontrak dan terurai dalam
spesifikasi, serta penambahan, pembatalan atau pengatian macam standar setiap bahan
barang yang digunakan dalam pekerjaan dan dilaksanakan dengan perintah-peritah tertulis
dari pemberi tugas.

3. Sebelum membuat suatu perubahan dari gambar-gambar atau spesifikasi pekerjaan yang
diperlukan untuk penyesuaian yang telah disebut di atas pelaksana harus
memberitahukan pada pemberi tugas secara tertulis dengan menerangkan dan
memberikan alas an perubahan-perubahan tersebut dan pemberi tugas akan
mengeluarkan petunjuk atau instruksi.

4. Nilai dari perubahan pekerjaan yang dimaksud harus diikuti ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
a. Harga-harga dalam daftar rincian harga harus dipakai sebagai dasar dalam menentukan
harga satuan pekerjaan yang bersifat sama dan syarat-syarat yang dilaksanakan dengan
syarat-syarat serupa.

Page 16
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

b. Harga-harga dalm daftar rincian harga dimana pekerjaan tidak serupa atau dikerjakan
dengan syarat- syarat yang serupa .

c. Harga satuan tidak tercantum dalam daftar rincian harga ditentukan bersama oleh
pelaksana dan pemberi tugas.

Pasal 18
PERATURAN DAN STANDAR

1. Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan debgan peraturan yang
sah berlaku di Republik Indonesia selama pelaksanaan kontrak ini harus betul-betul ditaati
kecuali dibatalkan oleh rencana kerja dan syarat-syarat.
2. Bila mana dalam rencana kerja dan syarat-syarat telah ditentukan patokan kualitas bahan-
bahan bangunan, maka ketentuan yang berasal dari standar-standar atau peratuarn tersebut
bersifat melengakapi sejauh tidak bertentangan.

Pasal 19
PENGUTAMAAN JASA DAN PRODUKSI DALAM NEGERI

Kecuali ditentukan lain dalam kontrak untuk pelaksanaan penyelesaian dan pemeliharaan
pekerjaan, pelaksana harus mengutamakan jasa produksi dalam negeri meskipun tetap harus
memperhatikan syarat-syarat mutu bahan dan jasa yang berdasarkan persetujuan pemberi
tugas.

Pasal 20
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN – BAHAN

1. Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat‐syarat (RKS) ini
maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan – bahan yang akan dipergunakan
maupun syarat – syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat – syarat yang tercantum
dalam A.V. 1941 dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI tahun 1982),

Page 17
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan – ketentuan dan
syarat bahan – bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.

2. Seluruh bahan material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan seperti material,
peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk
tujuan dimaksudkan.

3. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan
dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

4. Penempatan bahan – bahan material diatur dengan pertimbangan yang matang agar tidak
mengganggu kelancaran pekerjaan serta sirkulasi / akses pekerja.

5. Bahan material disusun dengan metoda yang baik dengan cara FIFO (First in First Out),
sehingga tidak ada bahan material yang tersimpan terlalu lama dalam gudang / stock
material.

6. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaian untuk
pekerjaan. Material harus diletakan di atas permukaan yang bersih, keras, dan bila diminta
harus ditutupi. Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan.
Benda – benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa ijin
tertulis dari pemiliknya.

7. Tempat penympanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (leveling) menurut
petunjuk Konsultan Pengawas.

8. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring kesamping sesuai
dengan ketentuan sehingga memberikan drainase / pemasukan dari kandungan air / cairan
yang berlebihan. Material harus disusun rapi sehingga tidak menyebabkan pemisahan
bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk kerucut dan menjaga gradasi serta
mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat / dibongkar
lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari 1 (satu) meter. Tinggi tempat
penyimpanan tidak lebih dari 5 (lima) meter.

Page 18
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

Pasal 21
PEMERIKSAAN BAHAN – BAHAN

1. Bahan – bahan didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh – contoh yang telah
disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam pasal 14 di atas.

2. Bahan – bahan yang tidak memenuhi syarat – syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir / ditolak Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lokasi bangunan /
proyek selambat – lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.

3. Apabila sesudah bahan – bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas /
Konsultan Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan
Pengawas / Konsultan Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada
Kontraktor / Pemborong, yang mana segala kerugian akibat oleh bongkarang tersebut
menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong sepenuhnya. Disamping itu pihak
Kontraktor / Pemborong tetap dikenakan denda sebesar 1 % (satu permil) dari harga
borongan.

4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan –
bahan tersebut, maka Kontraktor / Pemborong harus menguji dan memeriksanya ke
Laboratorium Balai Penelitian Bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut
disampaikan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas / Direksi / Konsultan Perencana.
Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong.

5. Sebelum ada kepastian dari Laboratorium diatas tentang baik atau tidaknya kualitas dari
bahan – bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan – pekerjaan
yang menggunakan bahan – bahan tersebut diatas.

6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memberikan


penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat
pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Pasal 22
SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR

Page 19
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

1. Jika Kontraktor / Pemborong menunjuk Supplier dan Kontraktor bawahan (Sub


Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor /
Pemborong “wajib” memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas /
Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

2. Kontraktor / Pemborong wajib mengadakan koordinat pelaksanaan dengan Sub Kontraktor


dan Supplier Bahan atas petunjuk Konsultan Pengawas.

3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di lapangan untuk pekerjaan


khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus
sesuai instruksi pabrik.

Pasal 23
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah


permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh – tumbuhan dan puing puing
didalam daerah kerja, kecuali benda – benda yang telah ditentukan harus tetap
ditempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan Pasal – pasal yang lain
dari spesifikasi ini.

2. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas – batas pekerjaan, dan menentukan pohon,
semak, tumbuhan dan benda – benda lain yang harus tetap berada di tempatnya.
Kontraktor / Pemborong harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus
tetap di tempatnya.

Page 20
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

4. Segala objek yang ada dimuka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk, tunggul,
akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan – rintangan lainnya yang
muncul, yang tidak diperuntukan berada di sana, harus dibersihkan dan atau
dibongkar serta dibuang bila perlu.

Pasal 24
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
1. IJIN MEMASUKI TEMPAT KERJA.

a. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor / Pemborong,


tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi maupun mutu pekerjaannya
sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas / Direksi, harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor / Pemborong dalam waktu yang ditetapkan
oleh Konsultan Pengawas / Direksi.

b. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan Kontaktor / Pemborong harus
memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Petugas / Ahli dari Konsultan Pengawas
untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.

c. Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas kapan setiap


pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan Konsultan Pengawas
tidak boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali apabila Konsultan Pengawas
memberikan petunjuk tertulis kepada Kontraktor / Pemborong apa yang harus
dilakukan.

d. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari waktu
diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak terhitung libur/hari raya) tidak
dipenuhi / ditanggapi oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor / Pemborong dapat
meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.

Page 21
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

e. Bila Kontraktor / Pemborong melalaikan perintah, Konsultan Pengawas / Direksi berhak


menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.

f. Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali menjadi tanggungan


Kontraktor / Pemborong, tidak dapat di klaim sebagai biaya pekerjaan tambah maupun
alas an untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.

2. KEMAJUAN PEKERJAAN

a. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
Kontraktor / Pemborong demikian pula metode / cara pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas.

b. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut
penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada
waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka Konsultan
Pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah – langkah yang perlu
diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada
waktu yang telah ditentukan.

3. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN

Bila Kontraktor / Pemborong atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja
dimana Konsultan Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka
petunjuk atau perintah itu harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua petugas pelaksana
atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor / Pemborong untuk menangani pekerjaan itu.

4. TOLERANSI

Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan
toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada
bagian lain.

Page 22
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS I.
Pasal 1
UMUM

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan – bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu dan tidak terbatas
pada :
• Pekerjaan pembongkaran bangunan existing dan pembersihan sebelum pelaksanaan.
• Pekerjaan perlindungan instalasi “existing”
• Pekerjaan Site Marking / Pengukuran Kembali

2. PERSIAPAN PELAKSANAAN

Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor / Pemborong harus mempelajari dengan


seksama Gambar Kerja. Kontraktor / Pemborong harus sudah memperhitungkan segala
kondisi di lapangan yang meliputi dan tidak terbatas pada bangunan existing. Kontraktor
/ Pemborong harus mengamankan / meindungi hasil paket pekerjaan sebelumnya
maupun yang sedang berjalan, bahan / komponen / instalasi existing yang dipertahankan
agar tidak rusak atau cacat. Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang
atau konstruksi khusus sebagai penahan atau pelindung yang tidak dibongkar, harus
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan.

Pasal 2
PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN

Page 23
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

1. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup pembongkaran / pembersihan /


pemindahan konstruksi keluar dari dalam site terhadap semua hal yang dinyatakan oleh
Konsultan Pengawas / Perencana dan Direksi tidak akan digunakan lagi, maupun yang
dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan diantaranya :
• Pembongkaran dan pembersihan lokasi/existing.
• Pembersihan material yang ada di lokasi
2. Setiap pembongkaran harus dilakukan dengan sehingga siap untuk dapat dilaksanakan
pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.
3. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari site di tempat / lokasi
tertentu yang ditunjukan oleh Konsultan Pengawas. Pada dasarnya, barang – barang
bongkaran tersebut ada beberapa material yang masih digunakan dan ada yang tidak
dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh Konsultan
Pengawas.

Pasal 3
PERLINDUNGAN INSTALASI EKSISTING

1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi eksisting yang berada di dalam
tapak / site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan Perencana / Konsultan Pengawas
masih berfungsi dan akan digunakan lagi.
2. Kabel instalasi dan pipa eksisting yang masih berfungsi harus dilindungi, khusus pada
bagian yang diperkirakan akan mendapat perubahan, apabila karena satu dan lain sebab
sehingga jalur instalasi eksisting yang masih berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor /
Pemborong harus melakukan pekerjaan itu sesuai dengan petunjuk dari Konsultan
PengawaS

Pasal 4
PENGUKURAN

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan Seetting Out atau pengukuran


kembali akan kebenaran posisi bangunan yang akan dibangun seperti yang telah ada
dalam Lay Out bangunan pada Gambar Bestek.

Page 24
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

2. Hasil pekerjaan Seetting Out tidak boleh berbeda dengan Lay Out bangunan yang
ada dalam Gambar Bestek kecuali ditentukan lain oleh Perencana.
3. Perubahan-perubahan posisi bangunan karena alasan keterbatasan lahan atau
berubahanya kondisi existing lahan harus disetujui oleh Perencana dan Owner.
4. Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar hasil pekerjaan Seeting Out dan
disetujui oleh Perencana dan Konsultan Supervisi.

Pasal 5
PEMATOKAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemasangan Bouwplank sebagai acuan tetap


pada semua bangunan yang akan dikerjakan termasuk septictank dan bangunan
pelengkap lainnya.
2. Jarak pemasangan bouwplank dari bangunan yang akan dibangun minimal 1 m dan
maksimal 2 m.
3. Bouwplank harus mempunyai posisi dan elevasi yang tetap terhadap bangunan yang
akan dibangun dan tidak boleh berubah posisi dan elevasinya sebelum struktur
bangunan yang paling rendah seperti pondasi dan sloof selesai dikerjakan.
4. Posisi penempatan bouwplank harus sesuai dengan hasil pekerjaan Seeting Out.
5. Hasil pekerjaan pemasangan bouwplank harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

SPESIFIKASI TEKNIS II.


PEKERJAAN TANAH
Pasal 1
UMUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan tanah galian dan urugan adalah :
a. Galian tanah pondasi
b. Urugan tanah bawah lantai
c. Meratakan tanah bekas galian

Page 25
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

d. Timbunan Tanah Bawah Lantai


2. Bahan dan Peralatan
Bahan yang digunakan : Tanah urugan Pilihan
Peralatan yang digunakan :
a. Dump Truck
b. Cangkul
c. Kereta Sorong / Angkong
d. Vibrator Stampler

Pasal 2
GALIAN PONDASI

1. Sebelum dilakukan pekerjaan galian pondasi Kontraktor Pelaksana harus memastikan


lokasi disekitar pengalian bersih dari pepohonan, semak belukar, dan tanah humus.
2. Posisi galian pondasi harus tepat benar dengan posisi perletakan tapak pondasi dan ini
harus dibuktikan dengan pekerjaan pengukuran posisi perletakan pondasi dengan alat
atau cara manual dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
3. Pekerjaan galian pondasi tidak boleh merusak struktur tanah disekitar galian pondasi.
4. Bentuk galian dan kedalaman galian pondasi sesuai dengan Gambar Bestek.
5. Pengalian pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk membangun maupun
memindahkan rangka/beskiting yang diperlukan dan juga untuk mengadakan pembersihan.
6. Perubahan-perubahan dari gambar Bestek yang diperlukan untuk kemudahan
pekerjaan pengalian pondasi harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
7. Kesalahan pengalian sehingga kedalaman galian melebihi dari kedalaman yang
diperlukan, maka kelebihi kedalaman tersebut harus diurug kembali dengan biaya sendiri
dari Kontraktor Pelaksana.
8. Dasar galian yang telah selesai digali harus dipadatkan kembali dengan alat pemadat
sehingga mencapai kepadatan yang cukup.
9. Jika pada saat pengalian ditemukan akar-akar tumbuhan lama atau puing-puing
bangunan lama maka akar dan puing tersebut harus diangkat serta diurug kembali
denga pasir urug hingga mencapai elevasi kedalaman yang diperlukan.
10. Hasil galian pondasi yang akan dipakai kembali untuk urugan pondasi harus ditempatkan
dengan jarak tertentu sehingga tidak masuk kembali kedalam lubang galian dan
tidak menggangu pekerjaan konstruksi pondasi.

Page 26
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

11. Dimensi, ukuran, dan kedalaman galian harus tetap dan tidak berubah sebelum
pekerjaan konstruksi pondasi selesai dikerjakan.
12. Kontraktor Pelaksana harus membuat dinding penahan tanah sementara jika tanah
disekitar galian adalah tanah agresif, labil, dan mudah runtuh sehingga membahayakan
pekerjaan pengalian.
13. Pengalian dengan alat berat dibenarkan selama tidak merusak struktur tanah disekitar
galian.
14. Hasil pekerjaan galian pondasi harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 3
URUGAN TANAH PONDASI

1. Urugan pondasi dikerjakan setelah pekerjaan konstruksi pondasi selesai dikerjakan.


2. Untuk urugan pondasi dapat digunakan tanah hasil galian pondasi atau material lain
yang disetujui oleh Konsultan supervisi.
3. Tanah urugan pondasi harus dipadatkan dengan alat pemadat Stemper atau alat lain
yang disetujui oleh Konsultan supervisi
4. Pemadatan dilakukan lapis berlapis dengan ketebalan minimal setiap lapisanya adalah 30
cm.
5. Hasil pekerjaan urugan pondasi harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 4
URUGAN TANAH BAWAH LANTAI

1. Sebelum dilakukan pekerjaan timbunan Kontraktor Pelaksana harus memastikan lokasi


disekitar pengalian bersih dari pepohonan, semak belukar, dan tanah humus.
2. Material timbunan adalah tanah gunung yang gembur tidak berbungkah-
bungkah, bukan tanah liat, bukan tanah sawah, bukan hasil bongkaran bangunan lama,
dan bukan pasir laut.
3. Material timbunan adalah tanah yang mudah dipadatkan.
4. Untuk penimbunan dalam bangunan tidak boleh dilakukan dengan alat berat.
5. Timbunan harus dipadatkan dengan alat Stemper atau alat lain yang disetujui oleh
Konsultan supervisi lapis berlapis dengan ketebalan tiap lapis minimal 30 cm.

Page 27
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

6. Kepadatan timbunan pada lapisan terbawah harus mencapai 95% dari standar proctor
laboratorium pada kadar air optimum dengan pemeriksaan kepadatan standar.
7. Hasil pemadatan tanah harus disetujui oleh Konsultan Supervisi
.

Pasal 5
URUGAN PASIR

1. Pasir Urug hanya dipergunakan untuk urugan dan timbunan serta alas pekerjaan Lantai
Kerja Beton (Line Concrete).
2. Pasir Urug tidak untuk digunakan pada pekerjaan beton struktural dan beton non
struktural.
3. Pasir Urug terdiri dari butiran-butiran yang keras dan bersifat kekal.
4. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 10 % dari berat keringnya.

SPESIFIKASI TEKNIS III.


PEKERJAAN PONDASI
Pasal 1
UMUM
1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan pondasi Batu Kali 15-20 adalah :

a. Pasir alas pondasi


b. Pasangan batu kosong
c. Pasangan pondasi Gunung
d. Pasangan Batu Kali talud

Page 28
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

Pasal 2
PEKERJAAN PONDASI
2. Bahan dan Peralatan

2.1 Bahan yang diperlukan adalah :


SPECIFIKAS
NO. BAHAN JENIS
I

1. Semen Type I P.B.I. 1971

2. Pasir Baik / Bersih P.B.I. 1971

3. Batu Kali 15-20 Baik / keras P.B.I. 1971

4. Air Bersih P.B.I 1971

2.2. Peralatan yang diperlukan adalah:


a. Molen
b. Sendok Semen
c. Kereta Sorong / Angkong
d. Sekop / cangkul

3. Peraturan dan Syarat-Syarat


1. Peraturan yang dipedomani adalah Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI
1971).

2. Lantai kerja yang digunakan batu kosong/Aanstampling dengan ketebalan 10 cm.


3. Batu Kali 15-20 harus cukup keras, bersih dari lumpur dan tidak keropos.
4. Angker harus dipasang Ø 12 mm sejauh 1 m pada permukaan pasangan Batu Kali 15-
20.

4. Tata Cara Kerja Pelaksanaan


1. Lobang pondasi yang sudah siap digali harus dibersihkan dari kotoran dan sampah.

Page 29
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

2. Pasang mall dan tarik benang sebelum dimulai pemasangan.


3. Alas lubang pondasi yang sudah bersih disiram dengan pasir dan Batu Kali 15-20
ukuran ± 15 cm.
4. Diatas Batu Kali 15-20/Aanstamping tersebut baru dipasang Batu Kali 15-20 dengan
campuran Speci / Adukan 1 : 4.
5. Bila telah mencapai level pondasi yang diinginkan baru dapat dilaksanakan untuk
pemasangan tapak pondasi beton bertulang.
6. Pada Pekerjaan pasangan Batu Kali untuk talud, Batu Kali harus disusun secara
manual dengan rapi, dan selau dikontrol dengan waterpas.
7.

SPESIFIKASI TEKNIS IV.


PEKERJAAN BETON BERTULANG
Pasal 1
UMUM
1. lingkup Pekerjaan :
Lingkup pekerjaan beton bertulang sesuai dengan Judul Pekerjaan adalah
a. Balok Sloof 15/20
b. Balok Sloof 20/40
c. Kolom Utama 25/25
d. Kolom Praktis 13/13
e. Balok Latei 13/13
f. Ring Balok 13/15
g. Balok Gantung 15/15
h. Balok Lantai 20/35
i. Balok Anak 15/25
j. Plat Lantai t = 12cm
k. Plat Bordes t = 12cm
l. Plat Tangga
m. Plat Lantai Wermesh t = 12cm
n. Cor Dak t = 20cm
o. Bahagian –bahagian lain yang dianggap penting

2. Bahan –bahan dan peralatan


Bahan yang diperlukan adalah :

Page 30
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

No Bahan Jenis Specifikasi

1. Pasir Halus Baik Standard PBI 1971


2. Pasir kasar / kerikil Baik Standard PBI 1971
3. Besi beton Untuk Tulangan Baik Standard PBI 1971
4. Besi Beugel Baik Standart PBI 1971
5. Kayu Bekesting Baik Standard PBI 1971
6. Kawat ikat Baik Standard PBI 1971
7. Air Baik Standard PBI 1971
8. Semen ( PC ) Type I Standard PBI 1971

Pasal 2
BETON BERTULANG
1. Beton Bertulang
Seluruh pekerjaan beton bertulang harus mengikuti petunjuk dalam PBI (1971) Standar
Mutu Beton K175 dan K225
2. Penulangan
Seluruh besi untuk pekerjaan beton bertulang harus dipasang dengan ukuran sesuai
seperti pada gambar bestek.
3. Semen ( PC )
a. Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harus digunakan semen portland
dengan persyaratan Standar Indonesia Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994
dan ASTM C-150-84
b. Cara pengaturan dan cara penyimpanan semen harus sedemikian rupa pada tempat-
tempat yang baik untuk memudahkan pekerjaan dan setiap saat semen terlindung dari
kelembaman hujan. Untuk seluruh proyek ini hanya dipilih 1 (satu) merek semen.
Pemakaian semen menurut urutan kedatangannya untuk menghindari mengerasnya
semen yang datang lebih awal.

4. Aggregat Beton
a. Batu alam hasil disintegasi alami batuan atau batu pecah yang diperoleh dari
mesin pemecah batu (stone crusher).
b. Agregat yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi menurut PBI-1971.

Page 31
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

c. Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm. Agregat kasar adalah agregat dengan
ukuran butir lebih besar dari 5 mm (PBI-1971).
d. Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan
menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan dan sebaiknya
dialas dengan tepas agar agregat tersebut tidak bercampur dengan tanah.

5. Aggregat Kasar
a. Aggregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak
berpori dan bersudut. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya lebih berat tidak boleh
melebihi 20 % dari jumlah berat seluruhnya.
b. Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50 % kehilangan
berat menurut test.

6. Aggregat Halus
a. Agregat halus dapat digunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin
pemecah batu.
b. Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan subtansi-subtansi
yang merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis subtansi tersebut
lebih dari 5 % (PBI-1971).
c. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
d. Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan kasar.
e. Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan
pelaksanaan pekerjaan dan menjamin agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang
tidak diinginkan, sebaiknya dialas dengan tepas agar agregat tersebut tidak
bercampur dengan tanah.
7. Air
Air pembuatan beton dan perawatan beton harus bersih, tidak mengandung minyak,
garam, asam, dan zat-zat kimia yang dapat merusak beton dan baja.
8. Bekesting digunakan kayu jenis kelas III (sembarang) baik untuk papan lantai maupun
sokongan.
9. Peraturan
a. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah teknik serta syarat-syarat
pelaksanaan beton secara umum menjadi suatu kesatuan dalam bagian dokumen ini.

Page 32
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

b. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus
sesuai dengan standar di bawah ini :
- Tata Cara Penghitungan Struktur untuk Bangunan Gedung
SKSNI T-15-1991-03.
- Standar Nasional Indonesia yang telah disahkan.
- Persyaratan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971).
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982)

10. Persiapan Pengecoran.


a. B e t o n
Beton harus dibentuk dari campuran semen, agregat, air dalam suatu pertandingan
yang tepat sehingga didapat kekuatan tekan karakteristik bk = 225 kg/cm , dengan
campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.
b. Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan
pembentuk beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu
harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
c. Sebelum pelaksanaan pengecoran kondisi lahan/daerah yang akan dilakukan
pengecoran harus benar-benar siap dan diketahui oleh pengawas lapangan.

11. Pengecoran Beton


a. Memberitahu Direksi Lapangan selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu
pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan Direksi Lapangan untuk mengecor beton
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti
bahwa Kontraktor dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.
b. Pengecoran dilakukan dengan terlebih dahulu dilakukan pengecatan papan
mall/bekesting pada sisi dalam dengan menggunakan teer atau oli bekas.
c. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan
agregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Direksi
Lapangan menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
d. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindari terjadinya pemisahan
material (segregagation) dan perubahan letak tulangan.

Page 33
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

e. Semua pengecoran bagian dasar kontruksi beton menyentuh tanah harus diberi lantai
kerja setebal 5 cm agar menjadi duduknya tulangan dengan baik dan untuk
menghindari penyerapan air semen oleh tanah.

12. Benda-benda yang Tertanam dalam Beton


a. Semua anker-anker, baut-baut, pipa-pipa, dan sebagainya yang diperlukan tertanam
dalam beton harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum beton di cor
b. Benda-benda tersebut di atas harus dalam keadaan bersih dari karat dan kotoran lain
pada waktu beton di cor.
c. Baut-baut anker harus dipasang dalam posisi yang akurat dan diikat pada tempat
dengan menggunakan template.

13. Pembukaan Bekesting

a. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan atau
jika umur beton melampaui waktu sebagai berikut:
- Bagian sisi balok 48 jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 hari
- Plat lantai/atap 21 hari

Dengan persetujuan Direksi Lapangan cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal
benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai
kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur 28 hari. Segala izin yang diberikan oleh
Direksi Lapangan sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk
mengurangi/membebaskan tanggung jawab kontraktor dari adanya kerusakan-
kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut. Pembongkaran cetakan
beton harus dilaksanakan dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak
menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam
dan tidak pecah.

Page 34
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

b. Berkas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah
harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali.

c. Bekesting bagian konstruksi yang memikul beban pelaksanaan lantai diatasnya tidak
boleh dibongkar sebelum beton lantai diatasnya tersebut mencapai 75 % dari kekuatan
umur 28 hari dan lantai itu sendiri sudah mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan umur
28 hari.

d. Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua bidang harus tajam dan
harus di bidang-bidangnya. Segera setelah cetakan dibuka dan beton masih relatif
segar semua bidang-bidangnya harus dipahat sedangkan lekukan serta lubang-lubang
harus diisi dengan adukan satu semen dan satu pasir. Sebelum pelaksanaan pekerjaan
tersebut di atas harus dibasahi secara menyeluruh. Semua bagian-bagian atau
permukaan yang kasar harus digosok dengan batu karburandum dengan air dan
ditinggalkan dalam warna yang merata. Penggosokan hanya diperlukan pada
permukaan yang kasar akibat cetakan atau tetesan air semen.

e. Permukaan lantai beton harus mempunyai permukaan bentuk fisik yang rata dan
halus. Menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan maksud menyerap
kelebihan air tidak dibenarkan sama sekali.

Pasal 3
BEKISTING BETON BERTULANG
1. Bahan-bahan dan Peralatan.
a. Bahan yang digunakan adalah :

NO. BAHAN JENIS SPECIFIKASI

1. Papan mall Klas III (damar sembarang keras ) PPKI 61 NI.5

2. Kayu sokongan Klas III (damar sembarang keras ) PPKI 61 NI.5

3. Tryplek 6 mm Lumba-lumba / Setara Standard pabrik

Page 35
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

b. Peralatan yang digunakan adalah :


• Paku
• Gergaji
• Alat-alat bantu lainnya.

2. Peraturan dan Syarat-syarat.

a. Peraturan yang dipedomani adalah peraturan Konstruksi kayu Indonesia (PKK I 61)
NI-5.
b. 6.3.2 Kayu yang digunakan digunakan adalah kayu kelas III asalkan cukup kuat dan
lurus.
c. Peil Bekesting harus datar, rata dan tidak berlubang-lubang.
d. Pembukaan Bekesting harus diperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
o Beton menahan beban selama 24 hari

o Beton bertulang tidak menahan beban selama 15 hari


o Beton bertulang Non struktur selama 7 hari

3. Tata cara kerja pelaksanaan.

a. Pilih kayu yang keras dan sesuai dengan ukuran yang telah diperhitungkan mampu
menahan beban pengecoran.

b. Ukur Peil Bekesting yang telah ditemukan dengan selang air dan Water pass.

c. Dinding dan alas Bekisting harus dilapisi dengan triplek agar permukaan beton
menjadi rata.

d. Setelah Bekisting siap dipasang semua perhatikan daerah tertentu yang harus
diperkuat dengan lat seng.

e. Apabila pengecoran sudah selesai dan beton sudah mengeras sesuai waktu yang
disyaratkan baru dilakukan pembuka Bekisting secara hati-hati agar beton tidak
keropos.

f. Kayu Bekisting yang sudah dibongkar disusun pada suatu tempat sehingga tidak
meganggu pekerjaan lain.

SPESIFIKASI TENIS V.
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLASTERAN
Pasal 1
UMUM

Page 36
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan adalah :
a. Pasangan Batu
c. Pasangan Batu Angin
b. Plasteran Batu bata
c. Plasteran Beton / Aci Beton

2. Bahan dan Peralatan


a. Bahan yang diperlukan adalah :
No Bahan Jenis Spesifikasi
1. Semen Type I/Andalas PBI. 1971
2. Pasir Baik PBI. 1971
3. Batu bata Baik N – 10
4. Pasangan Batu Angin 25 x 40
5. Air Tawar / Tidak Berwarna/ Kadar Baik
Asam Rendah

3. Peralatan yang diperlukan adalah :


a. Molen
b. Sendok Pasang
c. Raskam Kayu
d. Sendok Halus
e. Kereta Sorong
b. Palu
c. Alat – alat bantu lainnya

Pasal 2
PEKERJAAN PASANGAN

1. Peraturan dan Syarat – Syarat


a. Peraturan yang dipakai standard umum pekerjaan ini dan harus mengikuti persyaratan
pekerjaan beton.

Page 37
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

b. Adukan semen harus diaduk dengan mesin pengaduk (molen).


c. Hubungan kolom dengan dinding harus dipasang steek setiap jarak 75 cm.
d. Pasangan diatas batu bata tanah dan Km/Wc harus kedap air dengan perbandingan
campuran 1 semen : 2 pasir ( 1 Pc : 2 Ps ).
e. Pasangan batu bata dinding biasa digunakan campuran 1 semen : 4 pasir (1 Pc : 4 Ps
).
f. Semua pasangan harus diletakkan tegak lurus, datar dalam satu garis lurus baik dalam
arah vertikal maupun horizontal.
g. Tebal Specie untuk pasangan dinding batu bata biasa adalah 1 cm – 2 cm.
h. Batu bata sebelum dipasang harus direndam atau dibasahi dengan air.
i. Sebelum diplaster pasangan batu bata harus disiram sampai jenuh air.
j. Pasangan batu bata harus diberikan tiang, balok praktis apabila luasan sudah mencapai
± 12 m2 .
k. Sebelum diplaster permukaan batu bata harus rata terhadap tonjolan yang berlebihan.
l. Hasil Plesteran Harus Rapi / rata, dengan alat bantu roller. Sehingga tidak ditemukan
hasil plesteran retak rambut.

2. Tata Cara Kerja Pelaksanaan


a. Perhatikan dalam gambar tempat pasangan batu bata, kolom praktis, kosen dll.
b. Buat perancah pada pemasangan batu bata yang sudah melebih ± 1,5 M di atas tanah .
c. Ayak pasir pasangan sehingga tidak ada kerikil dan kotoran.
d. Buat adukan semen menurut keperluan dengan menggunakan molen.
e. Untuk mal tarik benang dalam arah horizontal setiap tinggi pasangan 50 cm, sehingga
pasangan batu bata benar – benar lurus dan rata.
f. Pada hubungan sudut dan jarak yang telah ditentukan dibuat kolom, atau balok
praktis.

Pasal 3
PEKERJAAN PLASTERAN

1. Sebelum memulai pekerjaan ini perhatikan permukaan pasangan batu bata, apabila ada
yang menonjol melebihi ± 2 cm sebaiknya dibobok dan diratakan dahulu.

Page 38
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

2. Untuk mal plasteran dipasang benang dalam arah horizontal, vertical serta diagonal.
3. Aduk campuran semen sesuai keperluan dengan mesin molen.
4. Untuk plasteran yang tinggi dari lantai ± 1,5 m harus dibuat perancah atau bangku.
5. Siram dengan air terlebih dahulu pasangan batu bata sebelum diplaster.
6. Untuk memudahkan merekat plasteran, dinding pasangan batu bata dikerik / dibuat
kasar.
7. Permukaan plasteran yang baru harus dijaga tetap basah selama 48 jam dengan cara terus
disiram.
8. Setelah siap diplaster dilakukan penambahan dan pelaburan yang dibutuhkan.

SPESIFIKASI TEKNIS X.
PEKERJAAN BESI PAGAR
Pasal 1
UMUM

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan Besi adalah :
a. Pemasangan Pagar Besi Bulat Polos Ø12mm Lengkap Tercat Sesuai Gambar
Rencana
b. Pemasangan Pintu Gerbang pagar Besi Bulat Polos Ø14mm Frame Besi Pipa

2. Bahan – bahan dan Peralatan


a. Bahan yang digunakan adalah :

No Bahan Jenis Spesifikasi


1 Pagar Besi Ø 12mm Besi Polos Standar Pabrik SNI

2 Pintu gerbang besi Ø Besi Polos Standar Pabrik SNI


14mm

3 Besi Pipa Ø 2” Standart Pabrik

3. Peralatan yang diperlukan adalah :


a. Mesin Las
b. Pemotong Besi
c. Gergaji Besi
d. Amplas Besi
e.Gunting Besi

Page 39
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

f. baut Angker

Pasal 2
PEKERJAAN PEMASANGAN BESI PAGAR

1. Peraturan yang digunakan adalah peraturan dan standarisasi Pabrikasi

2. Pekerjaan Pemasangan Pagar Dengan bahan BRC ini harus dikerjakan oleh tenaga ahli
yang dikirim dari pabrik yang mengeluarkan merek dagang, atau tukang besi yang
berpengalaman yang telah mengerjakan pekerjaan ini dengan hasil yang baik.

3. Bahan material yang digunakan harus sesuai dengan design dan mutu yang diminta oleh
pihak direksi.

4. Perakitan dan pemasangan dilakukan dilapangan maka harus memperhatikan standart


keamanan, potongan – potongan Besi harus segera dibersihkan dan ditempatkan ditempat
yang aman.

5. Penggunaan peralatan kerja yang memiliki resiko harus diperhatikan secara baik, jangan
sampai ada kelalaian pada saat bekerja.

6. Pemasangan Besi harus baik dan rapi dengan catatan pantauan, jika posisi Vertikal harus
tegak lurus, dan jika posisi Horizontal harus lurus rata.

7. hasil Pengelasan harus rapi dan tidak meninggalkan kerak – kerak sisa pengelasan,
menggosok dengan menggrinda permukaan pengelasan.
8. Pada bagian sambungan pada pekerjaan ini harus sangat diperhatikan secara teliti, hasil
sambungan harus rapi dan rata, jangan sampai menggupal atau menggelembung.

9. Pemasangan dan perakitan pekerjaan ini harus kuat, sesuai dengan instruksi dan
konsultan supervisi.

SPESIFIKASI TEKNIS XII.


PEKERJAAN PENGECATAN
Pasal 1
UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pengecatan adalah sbb :
a. Pengecatan dinding Bata
b. Pengecatan Relief

Page 40
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

c. Pengecatan Besi

2. Bahan – bahan dan Peralatan :


a. Bahan yang diperlukan adalah :

No Bahan Jenis Spesifikasi

1. Cat Air / Cat Tembok Jotun / Setara Standar Pabrik


2. Cat Minyak Beebrand/ Setara Standar pabrik
3. Dempul Tembok Kwalitas II Standar pabrik
4. Dempul Kayu Kwalitas II Standar pabrik
5. Kertas Gosok - Standar pabrik

3. Peralatan yang diperlukan adalah :


a. Kuas Tangan
b. Kuas Roling
c. Skrap
d. Skrap Dempul

Pasal 2
PEKERJAAN CAT

1. Peraturan dan Syarat – Syarat


a. Peraturan Pengecatan dan bahan sesuai standar yang dikeluarkan oleh pabrik.
b. Apabila merk bahan yang disebutkan diatas tidak ada boleh dipakai bahan merk yang
sekwalitas.
c. Cat minyak digunakan kwalitas baik mudah lengket dan mengering.
d. Dempul kayu dan beton digunakan kwalitas Baik mudah lengket bila ditempelkan.
e. Semua cat diatas harus kwalitas baik dan tidak mudah pudar sekurang – kurangnya 2
tahun lamanya baik pengecatan bahagian luar maupun bahagian dalam.
f. Jenis warna cat dan tempat pengecatan ditentukan oleh tabel dibawah ini :

No Jenis Jenis Cat Warna

1. Dinding + Flafon Cat Emulsion / Air


2. Pintu dan Lisplank Cat Minyak Ditentukan kemudian
3. Dinding bagian luar Cat Tembok Exterior

Page 41
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

g. Pengecatan dilakukan sampai 3 kali ulang atau sampai seluruh pengecatan mendapat
hasil yang baik tidak kelihatan lagi bercak – bercak semua Permukaan kayu.
h. Dinding yang masih ada cat lama harus dibersihkan terlebih dahulu dengan
menggunakan kertas pasir (Amplas) sampai bersih dan nampak permukaan dinding
kembali.
i. Jenis harus tahan terhadap cuaca
j. Urutan Pengecatan adalah sbb :
• Dinding : cat dasar 1 kali dan cat warna tambah 1 kali
• Besi : cat dasar 1 kali dan cat warna 2 kali

2. Tata Cara Kerja Pelaksanaan


a. Sediakan bahan cat kemudian konsultasikan dengan pengawas.

b. Seluruh permukaan dinding digosok seluruhnya sampai bersih dengan kertas Amplas.

c. Kemudian didempul atau diplamin Pada tempat yang diperlukan selanjutnya digosok
dengan Amplas sampai rata.

d. Selanjutnya di cat dengan menggunakan kuas atau kompressor di ulang – ulang


sampai rata.

e. Bahan Cat sebelum digunakan harus dicairkan dengan menggunakan air bersih atau
tihner tergantung jenis cat.

f. Untuk pengecatan yang tingginya melebihi 1,5 m harus dibuat bangku atau perancah.

SPESIFIKASI TEKNIS XIV.


DAN LAIN-LAIN
Pasal 1
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Pekerjaan lain – lain yang belum tersebut dalam bestek ini apabila belum mengerti harus
segera ditanyakan langsung pada pengawas.
2. Pekerjaan lain – lain dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi lapangan sehingga akan
memperoleh pekerjaan yang sempurna.

Page 42
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

3. Pekerjaan lain – lain yang belum tercantum dalam bestek dan gambar agar dibuat gambar
As build drawing serta diajukan addendum (perubahan

Pasal 2
PENUTUP

1. Pemborong membuat opname photografi sebanyak 3 (tiga) lembar pada saat belum
dimulai, sedang dalam pelaksanaan dan setelah selesai pekerjaan, pada pandangan yang
sama 4 (empat) arah muka, belakang, samping kiri dan samping kanan. Selain itu laporan
harian serta semua Berita acara yang diperlukan.
2. Perubahan gambar rencana sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan dilapangan
harus dibuat gambar As Build Drawing untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan dari
Direksi.

Medan,.............. Agustus
2017
Dibuat Oleh
Konsultan Perencana
CV. KARYA VITALOKA

AHMAD RIZAL
Direktur

Page 43
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

Page 44
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Rehabilitasi Pagar FIB
TAHUN ANGGARAN 2017

Page 45

Anda mungkin juga menyukai