Anda di halaman 1dari 45

SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN
BELANJA PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG-BANGUNAN GEDUNG TEMPAT
KERJA-BANGUNAN GEDUNG TEMPAT PENDIDIKAN

SUB KEGIATAN
REHAB RUANG KELAS SDN 1 KARANGASEM

PEKERJAAN
PERENCANAAN

LOKASI KEGIATAN
SDN 1 KARANGASEM
KEC. KARANGASEM – KAB KARANGASEM

PT. BIKARMA
BAB I

UMUM
1.1 Latar Belakang
Kegiatan : Belanja Pemeliharaan Bangunan Gedung-Bangunan Gedung Tempat Kerja-
Bangunan Gedung Tempat Pendidikan, Sumber dana : Dana APBD Tahun Anggaran 2023.
Sub Kegiatan : Rehab Ruang Kelas. Merupakan salah satu kegiatan pemerintah Kabupaten
Karangasem dalam rangka mencapai standar sarana dan prasarana sesuai dengan standar
nasional pendidikan. Selain itu dengan adanya rehab ruang kelas ini dapat meningkatkan
kwalitas pendidikan semua siswa atau warga sekolah di SDN 1 Karangasem.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana
pendidikan di jenjang Sekolah Dasar (SD) berupa:
- Ruang Kelas ;
Adapun Tujuan dari kegiatan ini adalah dengan adanya Pembangunan sarana dan
prasarana pendidikan tersebut, diharapakan dapat meningkatkan kwalitas pendidikan dan
meningkatkan mutu pendidikan semua warga sekolah yang ada di SDN 1 Karangasem.
1.3 Target Sasaran
Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pengadaan pekerjaan ini adalah terwujudnya
bangunan Gedung Siswa yang representatif yang memenuhi standar sarana dan/ atau
prasarana belajar sesuai dengan standar nasional pendidikan.
1.4 Keluaran Yang Diinginkan
Keluaran yang diinginkan adalah terwujudnya fasilitas sarana dan/ atau prasarana
pendidikan di jenjang Sekolah Dasar (SD) berupa Gedung Ruang Kelas sesuai dengan
kebutuhan, spesifikasi, standar dan kriteria bangunan yang telah ditetapkan.
1.5 Nama Organisasi Pengadaan Barang / Jasa
Organisasi Pengadaan Barang dan Jasa yang melaksanakan Pekerjaan ini adalah: SKPD
: Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Karangasem
KPA/PPK : Kepala Bidang Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Dinas
Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Karangasem.
1.6 Sumber Dana dan Perkiraan Biaya
1. Adapun sumber dana untuk Kegiatan Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
pada Pekerjaan Pembangunan Gedung Ruang Guru di SDN 1 Karangasem. Bersumber
dari Dana APBD Tahun Anggaran 2023,
2. Total Perkiraan Biaya yang diperlukan adalah sebesar : Rp 200.000.000,00 ( Dua
Ratus Juta Rupiah ).
1.7 Ruang Lingkup, Lokasi Pekerjaan, dan Uraian Pekerjaan
1. Ruang Lingkup
Adapun Ruang Lingkup Pekerjaan ini adalah berupa Rehab Dua Ruang Kelas, sesuai
dengan Gambar Rencana, Spesifikasi Teknis dan Metodelogi Pelaksanaan yang
dipersyaratkan.
2. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan Yang dimaksud adalah terletak di SDN 1 Karangasem yang beralamat
di Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem.
3. Uraian Pekerjaan
Secara umum uraian pekerjaan untuk pelaksanaan pekerjaan rehab ruang kelas meliputi:
a. Rehab Ruang Kelas, yaitu:
- Pekerjaan Persiapan,
- Pekerjaan SMK3
- Pekerjaan Beton,
- Pekerjaan Pasangan dan Plesteran,
- Pekerjaan Atap,
- Pekerjaan Plafond,
- Pekerjaan Pengecatan,
1.8 Jangka Waktu Pelaksanaan dan Masa Pemeliharaan
Waktu Pelaksanaan Pekerjaan adalah selama 90 (Sembilan Puluh) hari kalender termasuk
mobilisasi dan demobilisasi serta kegiatan penunjang lainnya, terhitung sejak
dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang dilanjutkan dengan masa
pemeliharaan selama 180 hari kalender terhitung sejak diterbitkannya Berita Acara Serah
Terima Pertama (BAST I) Pekerjaan.
1.9 Persyaratan Penyedia
Adapun Persyaratan untuk melaksanakan Pekerjaan ini adalah memiliki Klasifikasi dan
kualifikasi sebagai berikut:
1. Klasifikasi : Bidang Bangunan Gedung
2. Sub Klasifikasi : Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Pendidikan (BG007) atau KBLI
41016 (BG006) Konstruksi Gedung Pendidikan
3. Kualifikasi : Kecil
Dengan ketentuan penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan mempunyai kemampuan dan
Pengalaman sesuai dengan bidang yang ditentukan, kecuali untuk penyedia yang berdiri kurang
dari 3 (tiga) tahun.
1.10 Tenaga Ahli dan Peralatan Utama Minimal
1. Daftar Personil yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan ini adalah:

No Jabatan Jumlah Pengalaman Profesi /Sertifikat


Kerja Keahlian

1 Pelaksana 1 Org 2 Tahun SKT Pelaksana Bangunan


Gedung / Pekerjaan Gedung
2 Petugas K3 1 Org 0 Tahun Sertifikat Petugas Keselamatan
Konstruksi

2. Daftar Peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan ini adalah:

No Jenis Peralatan Kapasitas Jumlah

1. Truck/ Dump Truk Min 7 M3 1 Unit


2. Stamper Min 2,6 KW 1 Unit

3. Bak Adukan Min 0,30 M3 1 Unit

4. Concrete Mixer 0,30 M3 1 Unit

Semua Jenis Peralatan yang di ajukan untuk pelaksanaan Pekerjaan ini harus disertakan dengan
hasil pemindaian (scan) Bukti Kepemilikan (milik Sendiri) atau Surat Perjanjian Sewa (Sewa)
BAB II

SPESIFIKASI

KHUSUS

2.1. Uraian Umum Pekerjaan


1. Pekerjaan : Belanja Pemeliharaan Bangunan Gedung-Bangunan Gedung Tempat Kerja-
Bangunan Gedung Tempat Pendidikan - Rehab Ruang Kelas Di SDN 1 Karangasem
2. Sumber Dana : Bersumber dari Dana APBD Kabupaten Karangasem Tahun Anggaran
2023 meliputi penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh dan lainnya),
bahan bangunan dan peralatan/ perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan termaksud.
3. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam Spesifikasi teknis dan
Metodelogi Pelaksanaan, Gambar-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan
Pekerjaan serta Addendum yang disampaikan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Batasan dan Peraturan


Dalam melaksanakan pekerjaannya Penyedia harus tunduk kepada:
1. Undang-Undang Republik Indonesia No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971).
5. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (PKKI 1961).
6. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56) 1982.
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah.
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 15 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Dana
Alokasi Khusus Fisik Tahun Anggaran 2023.
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No. 29/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
10. Permen PUPR No. 14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung.
11. Permen PU No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Manajemen Keselamatan Konstruksi.
12. Permen PU No. 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
13. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia No. 3
Tahun 2022 tentang Petunjuk Operasional Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pendidikan
Tahun Anggaran 2022.
14. Peraturan Bupati Karangasem Nomor 4 Tahun 2022 tentang Standar Harga Satuan Barang
dan Jasa

2.3. Rencana Kerja


1. Kurun waktu selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari dari saat penandatanganan Kontrak,
kecuali ditentukan lain oleh Direksi, Penyedia harus mengajukan sebuah Rencana Kerja
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaannya.
2. Penyedia harus membuat Rencana Pelaksanaan Pekerjaan berupa “Time Schedule/ Kurva
S” dan disahkan oleh Direksi Teknik dan diketahui oleh Pemberi Tugas. Penyedia
berkewajiban melaksanakan pekerjaan menurut rencana ini, hanya dengan persetujuan
Direksi harus menyimpan dari rencana semula, maka kerugian yang dideritanya adalah
tanggung jawab Kontraktor
3. Pengajuan Rencana Kerja tersebut serta persetujuan Direksi, tidak berarti mengurangi atau
membebaskan Penyedia dari pertanggung jawabnya terhadap pekerjaan yang termaksud
dalam Kontrak.
2.4. Tempat Kerja
1. Bila diperlukan tempat kerja dan tempat tersebut terletak di luar daerah yang disediakan
Direksi, maka Penyedia harus menyelesaikan biaya ganti rugi/ sewa dan lain-lain biaya
sehubungan itu tanpa membebani jasa Bangunan dengan biaya – biaya tambahan.
2. Penyedia harus mengusahakan tempat-tempat, mengatur dan bilamana perlu pembayar
ganti-rugi/sewa untuk penggunaan penempatan alat-alat, penempatan gudang-gudang,
kantor dan keperluan lain-lain yang perlu untuk melaksanakan pekerjaan, serta
mendapatkan ijin persetujuan Direksi.
3. Pada akhir pekerjaan atau sebelumnya sesuai Petunjuk Direksi, Penyedia harus
membongkar, memindahkan alat-alat konstruksi penolong atau bentuk – bentuk lain yang
sudah tidak digunakan agar bekas tempat kerja tersebut bersih kembali.
4. Pembiayaan untuk hal-hal tersebut tidak boleh dicantumkan dalam penawaran.
2.5. Bangsal Direksi dan Kerja Serta Gudang Bahan
1. Penyedia Wajib menyediakan Bangsal Direksi/ Kantor Direksi Lapangan yang berada di
dekat areal Pekerjaan dengan Ukuran minimal 3x4 meter dengan dilengkapi mejadan Kursi
sesuai dengan kebutuhan.
2. Penyedia harus menyediakan gudang untuk penyimpanan material yang cukup memenuhi
syarat-syarat agar material-material yang tersimpan tidak lekas rusak dan dilengkapi dengan
alat-alat pemadam kebakaran.
3. Penyedia harus menyediakan los-los kerja untuk para pekerja yang dilengkapi dengan
obat-obatakon serta memenuhi syarat-syarat kesehatan.
4. Penyedia harus mengadakan penjagaan keamanan, personil maupun material selamaproyek
berlangsung.
2.6. Peralatan
1. Penyedia harus mengajukan daftar terperinci tentang peralatan-peralatan yang akan
digunakan disertai data-data kemampuan alat-alat tersebut.
2. Penyedia wajib mendatangkan alat-alat tersebut tepat pada waktunya akan dipergunakan.
3. Kerusakan alat peralatan tersebut harus segera diperbaiki/ diganti dan tidak dapat dipakai
sebagai alasan kelambatakon pekerjaan.

2.7. Tanggung-Jawab Penyedia


1. Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan
Direksi, tidak berarti membebaskan Penyedia atas tanggungjawabnya kepada pekerjaan
sesuai dengan isi Kontrak.
2. Tenaga-tenaga kerja yang digunakan harus tenaga-tenaga ahli/ terlatih dan berpengalaman
pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan ketentuan
yang berlaku serta pertunjuk-petunjuk Direksi.
3. Seluruh Material Yang dipergunakan dalam Pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi
bahan yang dipersyaratkan dan harus mendapat persetujuan Pengawas/ Direksi Pekerjaan.
4. Penyedia harus mengusahakan atas tanggungannya, langkah-langkah dan peralatan yang
perlu untuk melindungi pekerja dan bahan-bahan yang digunakan agar tidak terjadi
sesuatu yang tidak diharapkan.
5. Penyedia harus menyediakan perlengkapan yang diperlukan Direksi untuk tujuan
memperlancar pekerjaan serta menjamin kualitas pekerjaan.
6. Penyedia harus selalu membuat laporan-laporan tertulis tentang hal -ikhwal yang terjadi
dalam rangka pelaksanaan Proyek kepada Direksi secara periodik.
7. Penyedia Wajib membuat laporan harian, mingguan dan bulanan secara periodik dan
melaporkannya kepada konsultan pengawas/ Direksi
8. Foto proyek 0%, 50%, 100% agar segera diserahkan kepada Direksi setelah/ bila pada lokasi
yang dimaksud persentase pekerjaan telah mencapai yaitu 0%, 50%,100%.
2.8. Perintah untuk Pelaksanaan
1. Bila Penyedia tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk
memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-petunjuk itu harus diikuti dan
dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk/dikuasakan oleh Penyedia.
2. Penyedia diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya apabila Direksi
memerlukan, tentang tempat-tempat asal material yang didatangkan untuk suatu tahap
pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya.
3. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi. Pemberitahuan yang lengkap
dan jelas atas macam pekerjaan yang akan dilaksanakan kepada Direksi
harus agak longgar, sehingga ada waktu yang memungkinkan Direksi mengadakan
pemeriksaan.

2.9. Ukuran Tinggi Duga (Peil)/Pengukuran


1. Ukuran serta ketentuan tinggi duga (peil) akan ditentukan bersama-sama oleh Direksi,
Direksi dan Penyedia di Lapangan.
2. Pengukuran-pengukuran/ pematokan-pematokan harus dilaksanakan dengan alat ukur,
Waterpass, Theodolit dan lain-lain yang tujuannya untuk meminimalisir kesalahan.
3. Pengukuran dengan pegas, galah, tali dan lain -lain tidak diperbolehkan.
4. Penyedia wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, serta juru ukur yang
diperlukan oleh Direksi untuk pengecekan hasil ukur.
5. Apabila terdapat tanda-tanda yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan
mendapatkan persetujuan Direksi.
6. Pelaksana pekerjaan diwajibkan mengecek ukuran-ukuran/ peil-peil/ patok-patok/ detail-
detail yang ada pada gambar yang diberikan, apakah sesuai atau ada penyimpangan
dengan Gambar Rencana. Apabila di lapangan terdapat
kejanggalan, Pelaksana pekerjaan diwajibkan melaporkan kepada Direksi dan meminta
petunjuk secara tertulis. Penyedia harus mengajukan 3 (tiga) gambar penampang dari
daerah yang dipatok itu untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Apabila melalaikan hal
tersebut di atas, segala resiko adalah tanggung jawab Pelaksana (Penyedia).
2.10. Prosedur Perubahan Pekerjaan
1. Uraian
Perubahan Perubahan pekerjaan dapat dirintis oleh pemimpin kegiatan (atau oleh Direksi
Teknik jika dikuasakan demikian oleh Pemimpin Kegiatan untuk bertindak atas namanya)
atau oleh kontraktor, dan akan disetujui dengan cara satu perintah perubahan yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak. Perintah perubahan tersebut akan dirundingkan
dan dirumuskan dalam suatu addendum.
2. Perintah Perubahan dan Addendum harus Mematuhi hal-hal berikut :
2.1. Perintah Perubahan
Sebuah perintah tertulis yang dikeluarkan oleh Pemimpin Kegiatan yang diparaf
oleh kontraktor, menunjukkan penerimaannya atas perubahan pekerjaan atau
dokumen kontrak dan persetujuannya atas dasar penyesuaian pembayaran dan
waktu jika ada, untuk pelaksanaan perubahan pekerjaan tersebut. Perintah
perubahan harus diterbitkan dalam satu formulir standar dan akan mencakup
semua instruksi yang dikeluarkan oleh Pemimpin Kegiatan yang akan
menimbulkan suatu perubahan dalam Dokumen Kontrak atau instruksi-instruksi
sebelumnya yang dikeluarkan oleh Pemimpin Kegiatan.
2.2. Addendum
Suatu persetujuan tertulis antara Pemilik (Employer) dan Kontraktor merumuskan
satu perubahan dalam pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang telah menghasilkan
satu perubahan dalam susunan Harga Satuan Item Pembayaran atau satu perubahan
yang diharapkan dalam besarnya kontrak dan telah dirundingkan sebelumnya serta
disetujui di bawah satu Perintah Perubahan Addendum juga akan dibuat pada bagian
penutup Kontrak dan untuk semua perubahan perubahan kontraktual dan perubahan
teknis yang besar tanpa memandang apakah perubahan perubanan tersebut untuk
struktur Harga atau Besarnya Kontrak.
2.3. Prosedur Awal
2.3.1. Pemimpin kegiatan dapat mengawali “Perintah Perubahan” (Change
order) dengan menyampaikan kepada Kontraktor satu pemberitahuan
tertulis yang berisikan :
a. Satu uraian terinci mengenai perubahan yang diusulkan dan lokasinya
dalam kegiatan tersebut.
b. Kelengkapan atau gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi yang
dirubah yang merinci perubahan yang diusulkan.
c. Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan
yang diusulkan tersebut.
d. Apakah perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan dibawah
struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada maupun suatu Harga
Satuan atau Lump Sum tambahan yang diperlukan harus disetujui dan
dirumuskan dalam satu addendum.
2.3.2. Kontraktor dapat meminta satu Perintah Perubahan dengan mengajukan
satu pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik. Berisi:
a. Uraian perubahan yang diajukan
b. Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan.
c. Pernyataan pengaruh pada Jadwal Pelaksanaan, jika ada.
d. Pernyataan pengaruh yang ada pada pekerjaan pekerjaan Sub
Kontraktor yang terpisah, jika ada.
e. Perincian apakah semua atau sebagian usulan perubahan harus dilakukan
di bawah struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada beserta
dengan suatu Harga Satuan tambahan atau Lump Sum yang
dipertimbangkan mungkin perlu disetujui.
2.11. Rencana Kerja dan Gambar
1. Uraian
1.1. Peraturan dan syarat-syarat teknis pelaksanaan ini bersama dengan gambar
kerjanya digunakan sebagai pedoman dasar ketentuan dalam melaksanakan
pekerjaan ini.
1.2. Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan
pada peraturan dan syarat-syarat teknis pelaksanaan.
1.3. Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar dengan hal di atas, maka
Kontraktor menanyakan secara tertulis kepada Direksi/ Direksi. Kontraktor
diwajibkan mentaati keputusan Direksi/ Direksi dalam hal menyangkut masalah
tersebut di atas.
1.4. Ukuran yang berlaku adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka yang
terdapat di dalam gambar terbaru dengan skala terbesar serta tidak
memperkenankan mengukur gambar berdasar skala gambar.
1.5. Jika terdapat kekurangan penjelasan dalam gambar kerja atau diperlukan
gambar tambahan/ gambar detail maka Kontraktor harus dapat membuat gambar
tersebut dan dibuat 3 (tiga) rangkap atas biaya Kontraktor, sebelum dilaksanakan
harus mendapat ijin dari Direksi.
2. Penjelasan Perbedaan Gambar
2.1. Kontraktor diwajibkan melaporkan setiap ada perbedaan ukuran diantara gambar-
gambar :
2.1.1. Gambar kerja arsitektur dengan gambar struktur maka yang dipakai
sebagai pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur
dalam jenis dan kualitas bahan/ kontruksi bangunan adalah gambar
struktur.
2.1.2. Gambar kerja arsitektur dengan gambar mekanikal maka dipakai
sebagai pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur
dalam hal ukuran kualitas dan jenis bahan/ kontruksi adalah gambar
mekanikal. Demikian halnya dengan gambar kerja pembangunan gedung.
2.1.3. Gambar kerja arsitektur dengan gambar kerja electrical maka dipakai
sebagai pegangan dalam ukuran fungsional ialah gambar arsitektur
dan dalam hal ukuran kualitas dan jenis bahan adalah gambar
elektrical.
2.2. Tidak dibenarkan sama sekali bagi Kontraktor memperbaiki sendiri perbedaan-
perbedaan tersebut di atas. Akibat dari kelalaian Kontraktor, hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Gambar Pelelangan (Tender Drawing)/Gambar Kerja
Gambar-gambar dimaksudkan sebagai gambar yang akan dilaksanakan dan yang
termasuk di dalam kontrak. Untuk dimensi atau detail yang lain, kontraktor
harus mengecek dan menyesuaikan dengan gambar-gambar yang lain, baik sipil maupun
arsitektur.
4. Gambar Pelaksanaan
4.1. Kontraktor harus membuat gambar-gambar pelaksanaan pekerjaan dilapangan
(Shop drawing). Gambar-gambar tersebut harus dibuat berdasarkan gambar-gambar
pelelangan dan penjelasan pekerjaan yang diberikan.
4.2. Sebelum gambar-gambar pelaksanaan disetujui oleh pihak Direksi Lapangan,
Kontraktor tidak diperbolehkan memulai pekerjaan dilapangan.
4.3. Gambar-gambar pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat ditentukan oleh
Direksi Lapangan. Banyaknya gambar-gambar yang disampaikan kepada pihak
Direksi Lapangan harus sesuai dengan kontrak.
4.4. Kontraktor harus memberikan waktu yang cukup kepada Direksi Lapangan untuk
meneliti gambar-gambar pelaksanaan.
4.5. Persetujuan terhadap gambar-gambar pelaksanaan bukan berarti pemberian
garansi terhadap dimensi-dimensi yang telah dibuat oleh kontraktor dan tidak
melepaskan tanggung jawab kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan.
5. Gambar-Gambar Yang Berubah Dari Rencana
5.1. Gambar kerja hanya dapat berubah dengan perintah tertulis Pemilik Kegiatan
berdasarkan pertimbangan dari Direksi Lapangan.
5.2. Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Pemilik Kegiatan, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara
Gambar Kerja dan Gambar Perubahan Rancangan.
5.3. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut gambar asli
dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.
5.4. Gambar perubahan yang disetujui oleh Pemilik Kegiatan/ Direksi Lapangan
kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang.
2.12. Uraian Pelaksanaan Pekerjaan
1. Papan Nama Pekerjaan.
Papan nama kegiatan dipasang pada patok kayu yang kuat, ditanam dalam tanah dengan
ketinggian 2 meter. Ukuran Papan Nama Proyek adalah 80x120cm. Letak pemasangan
papan nama pada lokasi proyek dengan Redaksi Papan Nama sekurang-kurangnya memuat
sebagai berikut:
- Kop Papan Nama sesuai dengan Kop Dinas Pendidikan Kepemudaan dan
Olahraga Kabupaten Karangasem.
- Nama Kegiatan dan Nama Pekerjaan.
- Nilai Kegiatan.
- Nomor / Tanggal Perjanjian.
- Masa Pelaksanaan.
- Sumber Biaya.
- Nama Penyedia/ Pelaksana Pekerjaan.
- Nama Konsultan Pengawas (jika ada)
2. Pembersihan Lokasi.
Penyedia wajib melakukan menjaga kebersihan lapangan, antara lain:
a. Pembersihan awal.
Penyedia wajib melakukan pembersihan lokasi sebelum pekerjaan dilaksanakan.
b. Pembersihan berkala.
- Penyedia wajib menjaga kebersihan lokasi kegiatan selama kegiatan ini
berlangsung.
- Penyedia wajib menjaga ketertiban semua personil maupun penempatan barang
maupun alat agar tidak mengganggu ketertiban ataupun kebersihan dilokasi
kegiatan.
c. Pembersihan akhir.
Penyedia wajib melakukan pembersihan terhadap sisa-sisa pekerjaan yang dilakukan.
3. Pekerjaan Penerapan SMKKK (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Kontraktor wajib menyusun dan melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMKKK/ SMK3) dalam melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan
Permen PU No. 10 Tahun 2021. Adapun pekerjaan ini meliputi:
a. Menyusun dan menyampaikan Identifikasi Resiko Kecelakaan Kerja beserta cara
pencegahannya.
b. Penyediaan Alat/ perlengkapan Keselamatan Kerja baik terhadap tenaga kerja,
lingkungan kerja maupun hal-hal lain sesuai dengan Standar Operasional Prosedur
dalam pelaksanaan SMK3. Adapun alat K3 yang diwajibkan yaitu:
- Topi Pelindung (safety helmet);
- Rompi Keselamatan (safety vest);
- Sarung Tangan (safety gloves);
- Sepatu Pelindung (safety shoes);
- Pelindung Pernapasan dan Mulut (Masker/ Respirator).
c. Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Keselamatan Konstruksi
mencakup:
- Bander Pencegahan Covid-19 1x4 m;
- Spanduk K3 1x3 m;
- Alat pelindung diri;
- Petugas K3;
- Fasilitas Prasarana Kesehatan;
- Rambu-rambu yang diperlukan;
- Dan Lain-lain terkait pengendalian resiko K3 dan Keselamatan Konstruksi.
d. Apabila Kontraktor lalai dalam pelaksanaan SMKK, Konsultan pengawas maupun
direksi dapat menegur secara lisan maupun tertulis kepada kontraktor dan apabila
kontraktor tidak melaksanakan teguran tersebut maka konsultan pengawas maupun
dapat membuat Surat Peringatan kepada Kontraktor pelaksana.
e. Identifikasi bahaya yang ditagani dengan K3

No Jenis/ Type Pekerjaan Potensi Bahaya Identifikasi Bahaya

1. Pekerjaan Pasangan • Manusia • Luka tertimpa pecahan


Batako dan Plesteran • Lingkungan bata,
• Asset • Terjatuh dari
ketinggian
2. Pekerjaan Pembesian • Manusia • Terjatuh dari
ketinggian, luka
potong, luka tusuk,
debu besi
• Lingkungan • Potongan dan sisa besi
• Asset berbahaya disekitar
tempat kerja
3. Pekerjaan Begisting • Manusia • Terjatuh dari ketinggian,
luka tusuk dan gores
• Potongan begisting
• Lingkungan akan mengotori
• Asset lingkungan

4. Pekerjaan Beton • Manusia • Terjatuh dari


ketinggian, penyakit
kulit dan mata
• Kecelakaan akibat
tertimpa campuran
beton
• Lingkungan • Sisa-sisa beton akan
• Asset merusak lingkungan
• Concrate mixer akan
mengakibatkan
kebisingan

5. Pekerjaan Atap dan • Manusia • Terjatuh dari ketinggian,


Plafond luka tusuk dan gores
• Potongan baja, genteng
• Lingkungan dan kalsiplank akan
• Asset mengotori lingkungan

6. Pekerjaan Finishing • Manusia • Terjatuh dari


ketinggian,
• Sesak pernapasan
karena terkena debu dan
zat kimia dari bahan
cat atau pada saat
melakukan
pengamplasan
• Lingkungan • zat kimia dari cat dan
bahan pendukung
• Asset lainnyayang akan
mencemari lingkungan
4. Protokol Pencegahan COVID-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Sehubungan
dengan pelaksanaan Pekerjaan yang masih dalam situasi adanya pandemi Virus Covid-
19, maka Kontraktor wajib melaksanakan Pencegahan penyebaran Pandemi Virus
Covid-19 antara lain:
a. Membuat Poster/ Petunjuk Tentang Pelaksanaan Pencegahan Pencemaran Pandemi
Virus Covid-19 dan memasang tersebut di areal tempat kerja dan terpasang dengan
jelas namun tidak mengganggu dalam pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan.
b. Adapun Kewajiban Kontraktor yang harus dilaksanakan antara lain:
- Menyediakan tempat Cuci tangan beserta sabun sebagai tempat cuci tangan.
- Menyediakan Masker (Penutup Hidung dan mulut) untuk pekerja dan staff
pelaksana kontraktor dan masker cadangan untuk Direksi. Selama pelaksanaan
Pekerjaan seluruh Personil yang ada di areal kerja harus tetap menggunakan
masker dan sedapat mungkin menerapkan Social Distance dan Physical Distance.
- Menyediakan Bahan desinfektan untuk pencegahan virus Covid-19 dan alat
Penyemprotan. Kontraktor wajib melaksanakan Penyemprotan areal kerja dan
peralatan yang dipergunakan secara berkala atau sesuai dengan petunjuk dari
Pengawas dan Direksi
- Menyediakan Alat Pengukur Suhu Tubuh (Thermo gun). Kontraktor wajib
melaksanakan pengukuran suhu terhadap seluruh personil/ pekerja yang memasuki
areal kerja dan dibuatkan daftar yang berisi nama, suhu tubuh, waktu pengukuran.
Apabila terdapat suhu tubuh yang tidak sesuai dengan ketentuan, maka kontraktor
harus melarang personil/ tenaga kerja yang bersangkutan untuk memasuki areal
kerja.
- Kontraktor sedapat mungkin menggunakan tenaga lokal/ setempat di mana lokasi
pekerjaan berada, apabila Kontraktor mengunakan tenaga luar maka kontraktor
wajib menghindari tenaga kerja yang berasal dari daerah yang dikarantina akibat
virus Covid-19 dan kontraktor wajib menyampaikan Surat keterangan Sehat bebas
Virus Covid-19 yang dikeluarkan oleh Pihak yang berwenang.
Mekanisme Protokol PencegahanPenyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID–
19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

5. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran


5.1. Lingkup pekerjaan:
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja,
bahan-bahan dan perlengakapan peralatan untuk semua pekerjaan pasangan dan
plesteran yang terdapat dalam gambar kerja, diantaranya:
- Pekerjaan pasangan bata merah.
- Pekerjaan plesteran dinding dan kolom teras.
- Pekerjaan acian mill.
5.2. Persyaratan Bahan yang dipakai
5.2.1. Batako yang digunakan adalah batako lokal dengan mutu baik, cetakan
sempurna, siku, ukuran yang sama dan bebas retak dan patah serta
memenuhi persyaratan PUBBI 1970.
5.2.2. Pasir pasang harus bersih, tajam, bebas Lumpur dan bahan
organik/anorganik yang kemungkinan merusak pasangan serta melewati
ayakan bergaris tengah 10 mm.
5.2.3. Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan NI 8 Type I menurut
ASTM dan memenuhi S 400 Standart Portland Cement yang digariskan
oleh Assosiasi Semen Indonesia serta memenuhi persyaratan SII dan SNI.
5.3. Adukan/campuran
5.3.1. Adukan dipakai untuk :
- Pasangan dinding bata merah 1pc : 4ps pada bangunan ruang kelas
- Plesteran dinding bata merah 1pc : 5ps dengan tebal 15 mm.
5.4. Pelaksanaan pekerjaan
5.4.1. Pekerjaan pasangan bata merah harus datar/waterpass.
5.4.2. Sebelum dipasang bata merah yang akan dipasang harus mendapatkan
persetujuan direksi terlebih dahulu.
5.4.3. Pemasangan dinding bata merah dilaksanakan secara bertahap diikuti
dengan pengecoran kolom praktis.
5.4.4. Bagian pasangan bata merah yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat dengan stek-stek besi beton
diameter 8 mm jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dalam pasangan
bata merah minimal 30 cm, kecuali ditentukan lain.
5.4.5. Pada tempat yang akan ada pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain- lain,
pasangan bata merah hendaknya ditinggalkan sampai rangka kusen selesai
dan dipasang ditempat yang tepat sesuai gambar kerja.
5.4.6. Setelah bata merah terpasang dengan adukan, naad/ siar-siar harus dikorek
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi kemudian disiram dengan
air.
5.4.7. Sebelum diplester, pasangan bata merah harus cukup lembab atau disiram
dengan air.
5.4.8. Permukaan dinding bata merah yang sudah diplester kemudian diaci
dengan mill dengan adukan 1 mill:1 pc.
5.4.9. Ditempat dimana akan dipasang pipa dan atau alat-alat yang akan dipasang
dalam dinding, maka harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata
merah sebelum diplester. Pahatan tersebut ditutup dengan plesteran setelah
pemasangan pipa/ alat-alat lainnya selesai dilaksanakan.
6. Pekerjaan Beton
6.1. Lingkup Pekerjaan
6.1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja,
bahan-bahan dan perlengakapan peralatan untuk semua pekerjaan beton/
beton bertulang yang terdapat dalam gambar kerja.
6.1.2. Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan beton bertulang yaitu : kolom
dan ring balok.
6.1.3. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan
bagian-bagian pekerjaan yang lain yang tertanam dalam beton.
6.1.4. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian
dan pemeliharaan beton dan semua jenis pekerjaan yang menunjang
pekerjaan beton.
6.1.5. Semua pekerjaan beton bertulang memakai mutu beton fc’ = 19,3 Mpa (K-
225).
6.2. Persyaratan Bahan/Material.
6.2.1. Portland Cement (PC)
- Digunakan Portland Cement jenis II menurut NI-8 atau type- I
menurut ASTM dan memenuhi S.400 menurut standard portland
cement yang digariskan oleh Assosiasi Semen Indonesia serta
memenuhi persyaratan SII dan SNI.
- Untuk pekerjaan beton yang berhubungan langsung dengan tanah,
dimana air tanah mengandung kadar sulfat lebih diri
300 ppm, maka harus digunakan semen khusus yang memiliki
ketahanan terhadap sulfat (Semen type V).
- Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh) dalam
kantong semen yang asli dari pabrik yang diturunkan dan disimpan
dalam gudang yang kering terlindung dari pengaruh cuaca dengan
ventilasi cukup dan diletakkan di atas dudukan kayu atau diatas
lantai terangkat setinggi 10 cm. Kantong-kantong semen tidak
boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.
- Penyimpanan semen selalu terpisah untuk setiap pengiriman serta
harus dipakai sesuai urutan pengiriman.
- Bila di dalam semen terdapat bagian-bagian yang telah mengeras
dalam zak maka sama sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
- Setara yang dipilih tidak dapat diganti-ganti dalam pelaksanaan
kecuali dengan persetujuan tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas. Pertimbangan Direksi/ Konsultan
Pengawas hanya dapat dilakukan jika tidak adanya persediaan dipasaran
dari setara yang telah dipilih. Usulan setara lain tersebut harus
disertai dengan data-data teknis yang menunjukan bahwa mutu semen
tersebut adalah sesuai dengan SNI.
6.2.2. Aggregat
- Kualitas aggregat harus memenuhi syarat-syarat dalam SNI.
- Kadar lumpur dari agregat tidak boleh melebihi dari 4 % berat.
- Penyimpanan agregat harus disimpan sedimikan rupa
sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.
- Agregat yang digunakan tidak boleh menggandung zat-zat reaktif
alkali.
8.2.2.1. Aggregat kasar (koral/ batu pecah)
- Agregat kasar harus berupa koral atau batu pecah yang
mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous), jumlah butiran-
butiran pipih maksimal 20% berat.
- Ukuran agregat kasar dengan ketentuan syarat gradasi
persentase lolos ayakan 38,1 mm adalah 100% berat,
persentase lolos diatas ayakan 4,76 mm adalah 0%-10%
berat.
8.2.2.2. Agregat halus (pasir beton)
- Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan
bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan
sebagainya.
- Ukuran agregat halus dengan ketentuan syarat gradasi
perentase lolos ayakan 4 mm adalah 98% berat, perentase
lolos diatas ayakan 2 mm adalah 90% berat dan perentase
lolos diatas ayakan 0,25 mm adalah 10%-20% berat.
6.2.3. Air
- Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak, alkali, garam, bahan organis dan bahan lainnya yang
dapat merusak beton, baja tulangan atau jaringan kawat beton dan
memenuhi ketentuan dalam SNI. Dalam hal ini sebaiknya
menggunakan air bersih yang dapat diminum.
- Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian contoh air
di lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui apabila terdapat
keragu- raguan mengenai mutu air tersebut. Biaya pengujian contoh air
tersebut untuk keperluan pelaksanaan proyek ini adalah sepenuhnya
menjadi tanggungan pelaksana (kontraktor).
6.2.4. Pembesian/ Penulangan
- Baja tulangan harus memenuhi persyaratan SNI.
- Pembesian menggunakan besi dari jenis BJTP 24 untuk diameter
besi ≤ 12 mm dan besi dari jenis BJTD 32 untuk diameter > 12 mm.
- Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian
rupa sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab
ataupun basah.
- Penulangan pembesian mengikuti gambar kerja / arahan direksi
pekerjaan
- Besi yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain.
Apabila terdapat karat pada bagian permukaan besi, maka besi
harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa
mengurangi diameter penampang besi, atau menggunakan bahan cairan
sejenis “Vikaoxy off” produksi yang telah memenuhi SII atau yang
setaraf dan disetujui Pengawas.
- Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap
besi cor ditempat yang diakui serta yang disetujui pengawas. Semua
biaya sehubungan dengan pengujian tersebut di atas sepenuhnya
menjadi tanggungan Pelaksana (kontraktor).
- Apabila baja tulangan yang digunakan telah distel di pabrik dan
perlu penyambungan yang berbeda antara penulangan dilapangan
dengan ketentuan dari pabrik pembuat, maka harus atas persetujuan
Pengawas.
- Besi tulangan harus terpasang dengan kokoh sehingga tidak terjadi
pergerakan/pergeseran pada saat pengecoran, ukuran, bentuk dan
posisi tulangan harus memperoleh persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan yang lainnya dimulai.
6.2.5. Kawat Pengikat
Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1mm seperti yang
disyaratkan dalam SNI. Kawat polos untuk tulangan harus
memenuhi “Spesifikasi untuk kawat tulangan polos untuk penulangan
beton” (ASTM A 82), kecuali bahwa untuk kawat dengan spesifikasi kuat
leleh fy yang melebihi 400 MPa, maka fy harus diambil sama dengan
nilai tegangan pada regangan 0,35%, bilamana kuat leleh yang
disyaratkan dalam Direksian melampaui 400 MPa.
6.2.6. Acuan/ Cetakan Beton/ Begisting
- Pelaksana harus terlebih dahulu mengajukan gambar- gambar
rencana cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas,
sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar
tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan atau acuan,
sambungan- sambungan dan kedudukan serta sistem rangkanya.
- Cetakan dan acuan untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan
dalam SNI.
- Acuan harus direncanakan agar dapat memikul beban-beban konstruksi
dan getaran- getaran yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar.
Defleksi maksimal dari cetakan dan acuan antara tumpuannya harus
dibatakosi sampai 1/400 bentang antara tumpuan tersebut.
- Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian agar
keamanan konstruksi tetap terjamin dan disesuaikan dengan
persyaratan SNI.
- Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari
pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut:
- Bagian sisi balok 48 Jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 Hari
- Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati, sehingga
tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton. Dalam hal terjadi
bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana, pelaksana
wajib mengadakan perbaikan atau pembetulan kembali.
- Cetakan untuk pekerjaan kolom dan pekerjaan beton lainnya harus
menggunakan multliptek 9mm, balok 5/7, 6/10, 8/10 dari kayu kelas
III dan dolken diameter 8-12cm.
6.2.7. Bahan Additive
- Penggunaan Additive tidak diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari
pengawas.
- Bila diperlukan untuk mempercepat pengerasan beton atau bila
slump yang disyaratkan tinggi, beton dapat digunakan bahan additive
yang disetujui Pengawas. Bahan additive yang digunakan produksi
CEMENT–AIDS atau yang setaraf. Semua perubahan design mix atau
penambahan bahan additive, sepenuhnya menjadi tanggungan
Pelaksana (kontraktor) dan tidak ada biaya tambahan untuk hal
tersebut.
6.3. Pelaksanaan Pekerjaan Beton
6.3.1. Slump
Nilai yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal adalah
12±2 cm dan disesuaikan terhadap mutu beton yang diisyaratkan. Slump
yang terjadi di luar batas tersebut harus mendapatkan persetujuan
Pengawas.
6.3.2. Penyambungan Beton dan Grouting
Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras, maka
permukaanya harus dibersihkan dan dikasarkan terlebih dahulu. Cetakan
harus dikencangkan kembali dan permukaan sambungan disiram dengan
bahan “Bonding Agent” dengan persetujuan Pengawas.
6.3.3. Peralatan Pengadukan
Dalam pelaksanaan pembuatan beton harus digunakan alat pengaduk
“Concrate Mixer (Molen) ” kapasitas 0,3 m3. Namun jika dikerjakan secara
manual, maka harus menggunakan mutu beton dua tingkat diatasnya.
6.4. Tebal Penutup Beton
6.4.1. Tebal penutup beton (selimut beton) pada pekerjaan beton ini dipakai 2,5
cm.
6.4.2. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton,
untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari
beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan
dicor.
6.4.3. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-
gelang yang harus dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah setiap meter
persegi cetakan atau lantai kerja.
6.5. Pengangkutan Adukan dan Pengecoran
6.5.1. Pelaksana harus memberitahukan pengawas selambat-lambatnya 2 (dua)
hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan untuk
melaksanakan pengecoran beton berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan cetakan dan pemasangan baja tulangan serta bukti bahwa
Pelaksana akan dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.
6.5.2. Beton harus dicor sesuai dengan persyaratan dalam SNI. Bila tidak
disebutkan lain atau persetujuan Pengawas, tinggi jatuh dari beton yang
dicor jangan melebihi 1,5 m.
6.5.3. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus
bersih dan bebas dari kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian
yang akan ditanam dalam beton sudah harus terpasang (pipa-pipa untuk
instalasi listrik, plumbing dan pekerjaan lainya serta besistick dan
penyambungannya).
6.5.4. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton
harus sudah dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah
terpasang dengan baik. Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus
dibuat kasar terlebih dahulu dan kemudian dibersihkan dari segala kotoran
yang lepas.
6.5.5. Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktu
antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam dan tidak
terjadi perbedaan pengikatan yang mencolok antara beton yang sudah
dicordan akan dicor.
6.5.6. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang
telah ditentukan, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan
(Retarder) dengan persetujuan pengawas.
6.5.7. Adukan tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampur air pada semendan
agregat telah melampaui 1,5 jam; dan waktu ini dapat berkurang, bila
pengawas menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
6.5.8. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan
terjadinya pemisahan material (Segresi) dan perubahan letak tulangan.
Cara penuangan dengan alat-alat bantu seperti talang, pipa, chute dan
sebagainya harus mendapat persetujuan pengawas dan alat-alat tersebut
harus bersih dan bebas dari sisa-sisa beton yang mengeras.
6.6. Pemadatan Beton.
6.6.1. Pelaksana bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna
pengangkutan dan penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar
didapat beton yang padat tanpa perlu penggetaran secara berlebihan.
6.6.2. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan “Mechanical
Vibrator” dan dioperasikan oleh orang yang berpengalaman. Penggetaran
dilakukan secukupnya agar tidak terjadi “Over
Vibration ” dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud
untuk mengalirkan beton. Hasil beton harus merupakan massa yang utuh,
bebas dari lubang-lubang segresi atau keropos.
6.6.3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat
penggetar yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian
beton dan pemadatan beton yang baik. Alat penggetar tidak boleh disentuh
pada tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.
6.6.4. Jika terjadi keropos pada struktur beton bias melakukan “Core Drill” dan
tes kuat tekan ke Laboratorium Teknologi Beton. Untuk metode perbaikan
beton yang menyangkut besarnya kropos berikut ini ada beberapa tip
perbaikannya adalah:
- Pelaksana wajib memperbaiki dengan biaya sendiri dan tidak dapat
diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah keropos- keropos yang
terjadi pada beton yang baru dibuka begistingnya.
- Berikut ini dijelaskan tentang tipe-tipe keropos. Tipe keropos dapat
dibagi menjadi 4 tipe, yaitu:
1. Type I: b i l a k eropos hanya pada kulit beton saja,
aggregat-aggregat beton tersebut masih melekat dengan baik.
2. Type II: b ila keropos yang terjadi sampai besi tulangan sebelah luar
sudah terlihat dengan kedalaman 3 s/d 5 cm.
3. Type III: bila keropos yang terjadi sampai besi tulangan sebelah
dalam sudah terlihat dengan kedalaman 5 s/d 7 cm.
4. Type IV: bila keropos sudah lebih besar 7 cm setengah bagian
dari yang di cor keropos.
- Bila hal ini terjadi, pelaksana harus mengadakan usaha perbaikan
dengan biaya sendiri.
- Perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan dalam menanggulangi
keempat jenis keropos tersebut adalah sebagai berikut:
1. Type I: daerah keropos dibersihkan, diplester kembali dengan
adukan 1 Pc : 2 Pasir.
2. Type II s/d IV: mempersiapkan permukaan beton yang akan
diperbaiki. Beton yang keropos, porus di kerik dengan pahat kecil
dan runcing. Lubang keropos dibentuk supaya adukan beton bisa
masuk dengan baik kedalamnya dan tidak mudah terlepas lagi.
Permukaan beton dibersihkan dari semua kotoran debu, pasir lepas
dan lain-lain dengan memakai sikat kawat baja,
kemudian dibersihkan/dicuci dengan air. Permukaan beton dibiarkan
sampai hampir kering. Gunakan epoxy, permukaan beton harus
benar-benar kering, baru ditaburkan epoxy secara baik dan
merata.
6.6.5. Pada pekerjaan ini pemadatan beton dilakukan secara manual.
6.7. Benda-benda yang Ditanam dalam Beton.
6.7.1. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain dalam bagian-
bagian struktur beton bila tidak ditunjukkan secara detail dalam gambar.
Dalam beton perlu dipasang selongsong pada tempat- tempat yang dilewati
pipa.
6.7.2. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam gambar/petunjuk
pengawas tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik dalam struktur
beton.
6.7.3. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-
angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan
beton, harus sudah di pasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
6.7.4. Bagian-bagian atau peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada
posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton
dilakukan.
6.7.5. Pelaksana utama harus memberitahukan serta memberi kesempatan kepada
pihak lain untuk memasang bagian/peralatan tersebut sebelum pengecoran
beton dilaksanakan.
6.7.6. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada
benda atau peralatan yang akan ditanam dalam beton, yang mana rongga
tersebut harus tidak terisi beton, harus ditutupi bahan lain yang mudah
dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton.
6.8. Pemerikasaan dan Pengujian Beton.
6.8.1. Pengujian mutu beton ditentukan melalui sejumlah benda uji sesuai standar
SNI.
6.8.2. Pengujian mutu dan cara uji agregat beton sesuai standar SNI.
6.8.3. Berdasarkan SNI, setiap pelaksanaan pengecoran beton, komposisi volume
semen, pasir beton, kerikil dan air berdasarkan hasil job mixed, maka
koefisien bahan dan material menyesuaikan dengan hasil tersebut.
6.8.4. Pada pelaksanaan pekerjaan beton harus dilakukan pengambilan dan
pengujian 1 (satu) set sampel minimum untuk setiap 10 m3 campuran
beton. Untuk volume pekerjaan beton < 5 m3, dengan pengawasan mutu
pekerjaan yang memadai (sesuai arahan Direksi)
dapat dilakukan secara manual, tidak harus melakukan job mixed dan tidak
perlu uji sampel beton.
6.8.5. Beberapa ketentuan khusus yang harus diikuti sebagai berikut:
- Untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 15x15x15 cm, cetakan
diisi dengan adukan beton dalam 2 lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan
dengan 32 kali tusukan, tongkat pemadat diameter 10 mm, panjang 300
mm.
- Benda uji berbentuk kubus tidak perlu dilapisi.
6.8.6. Bila tidak ada ketentuan lain konversi kuat tekan beton dari bentuk
kubus ke bentuk silinder, maka gunakan angka perbandingan kuat tekan
seperti daftar konversi. Bentuk benda uji perbandingan kubus ukuran
15x15x15 cm, silinder diameter 15 cm x tinggi 30 cm. Pemeriksaan
kekuatan tekan beton biasanya pada umur 3 hari, 7 hari, dan 28 hari.
Hasil pemeriksaan diambil nilai rata-rata dari minimum 2 (dua) buah benda
uji. Apabila pengadukan dilakukan dengan tangan (hanya untuk Direksian
campuran beton), isi bak pengaduk maksimum 7 dm3 dan pengadukan
tidak boleh dilakukan untuk campuran beton slump.
6.8.7. Hasil pengujian dikeluarkan pada:
- Saat benda uji berumur 3–7 hari.
- Saat benda uji berumur 14 hari.
- Saat benda uji berumur 28 hari.
6.8.8. Pelaksana bertanggungjawab sepenuhnya terhadap biaya pengujian
beton dan biaya yang ditimbulkan akibat tidak dapat diterimanya mutu
beton tersebut.
6.8.9. Pemeriksaan Lanjutan.
Pengawas dapat meminta pemeriksaan lanjutan yang dilakukan dengan
menggunakan Hammer test untuk meyakinkan penilaian terhadap kualitas
beton yang sudah ada. Biaya pekerjaan serupa ini sepenuhnya menjadi
tanggungan pelaksana.
6.9. Perawatan Beton.
6.9.1. Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam SNI.
6.9.2. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap preoses pengeringan yang
belum saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan
kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu
yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton.
6.9.3. Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai
dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2
(dua) minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada
awal pengecoran harus dipertahankan supaya tidak melebihi 30° C.
6.9.4. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton pun harus tetap
dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum
selesai masa perawatan maka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan
perawatan tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus
menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan
cara lain yang disetujui Pengawas.
6.9.5. Cara pelaksanaan perawatan serta alat dipergunakan harus mendapat
persetujuan dulu dari pengawas.
6.10. Cacat-cacat Pekerjaan Beton.
6.10.1. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam
pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-
persyaratan yang tercantum dalam Persyaratan Teknis, maka bagian
pekerjaan tersebut harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan.
6.10.2. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan
diganti sesuai dengan yang dikehendaki oleh pengawas. Seluruh
pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut
serta semua biaya yang timbul akibat hal itu seluruhnya menjadi
tanggungan pelaksana.
6.11. Pekerjaan Pemasangan Lantai Rabat Beton.
6.11.1. Lingkup Pekerjaan
- Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan sub lantai ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/
ditunjukan dalam gambar kerja sebagai alas lantai finishing.
- Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
- Bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya kepada pengawas lapangan untuk disetujui.
6.11.2. Persyaratan Pelaksanaan
- Untuk pasangan yang langsung diatas tanah, tanah yang akan
dipasang sub lantai harus dipadatkan untuk mendapatkan permukaan
yang rata dan padat sehingga
diperoleh daya dukung tanah yang maksimum, pemadatan
dipergunakan alat stamper.
- Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan permukaan
yang keras, bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan organik
lainnya yang dapat mengurangi mutu pasangan. Tebal lapisan pasir
urug yang disyaratkan minimum 5 cm atau sesuai gambar kerja.
- Diatas pasir urug dilakukan pekerjaan sub lantai setebal min 5cm atau
sesuai yang ditunjukkan dalam Gambar Detail dengan campuran 1
pc:3 pb:5 krl.
7. PEKERJAAN RANGKA ATAP
7.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan rangka atap yang meliputi
kuda-kuda baja ringan C-75 dan reng baja ringan sesuai dengan yang disebutkan
dalam gambar, petunjuk Direksi dan aksesoris yang digunakan.
7.2. Persyaratan Bahan
7.2.1. Bahan untuk kuda-kuda menggunakan kontruksi baja ringan mempunyai
lapisan anti karat seng dan aluminium (Zincalum/ AZ) dengan ketebalan
pelapisan 100 gr/ m2 (AZ 100) antara lain:
- Baja Ringan Galvalum Profile C, Top Chord, Bottom Chord tebal 0,75
mm & Web. 0,75 mm dipergunakan sebagai konstruksi kuda-kuda
7.2.2. Jaminan Konstruksi selama Minimal 10 Tahun dan Garansi Jaminan
Bahan Selama Minimal 15 Tahun ).
7.2.3. Profil baja ringan harus sudah mempunyai sertifikat ISO dan sesuai
dengan SNI.
7.2.4. Reng dipasang zinc - aluminium tebal 0,45 mm,
7.2.5. Semua Material ada IMBUS dari Pabrikasi dan IMBUS SNI.
7.2.6. Sudah diuji di Laboratorium dan sudah ada SNI Marking Certificate.
7.2.7. Type screw atau mur dan baut menggunakan self drilling screw (SDS).
7.3. Syarat -syarat Pelaksanaan
7.3.1. Konstruksi baja ringan harus dikerjakan oleh tenaga Profesional pada
pelaksanaan konstruksi baja ringan.
7.3.2. Konstruksi baja ringan dirancang hanya berupa sistem struktur kuda- kuda
langsung diikuti dengan reng dari baja tanpa gording dan kaso atau usuk.
7.3.3. Semua penggunaan aksesoris seperti baut reng, baut lisplank dan dinabold
harus memakai pedoman dari pabrik yang memproduksi bajaringan.
7.3.4. Untuk menghindari salah potong material, pengerjaan atau pemotongan
dilakukan di lapangan agar sesuai dengan ukuran yang ada dilapangan.
7.3.5. Sebelum pemasangan agar menunjukkan perhitungan struktur dan shop
drawing kepada direksi atau konsultan pengawas.
8. PEKERJAAN PENUTUP ATAP DAN LISPLANK
8.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
8.2. Persyaratan Bahan
8.2.1. Penutup atap Genteng metal digunakan pada bangunan gedung ruang kelas
8.2.2. Bubungan yang digunakan antara lain:
- Bubungan nok atap zeng digunakan pada bangunan gedung ruang kelas
8.2.3. Genteng dan bubungan yang sudah rusak, pecah, cacat tidak diperbolehkan
digunakan dan harus diganti dengan yang baru.
8.2.4. Warna genteng dan bubungan sesuai dengan Petunjuk Direksi
8.3. Syarat - syarat pelaksanaan
8.3.1. Semua rangka atap termasuk reng sebelum ditutup, terlebih dahulu harus
dipastikan selesai.
8.3.2. Genteng yang dipasang harus dipilih yang tidak cacat atau ‘retak rambut’,
ukuran dan warna genteng seragam dengan presisi yang baik.
8.3.3. Badan genteng harus terpasang dengan benar agar saling mengunci antara
sesama genteng.
8.3.4. Dalam pemasangan, alur genteng harus lurus dari lapisan yang terbawah.
Ujung lapisan pertama harus rata dan sejajar dengan garis lisplank, jarak
ujung genteng ke ujung lisplank maksimum 20 cm.
8.3.5. Pemasangan genteng paling bawah harus di perkuat ke bidang reng baja.
8.3.6. Barisan genteng dan bubungan pada bagian - bagian atau daerah yang
kemungkinan terhempas angin isap, dipasang sesuai dengan dimensinya.
8.3.7. Pemotongan genteng pada pertemuan bubungan harus menggunakan alat
pemotong yang baik.
8.3.8. Pemborong harus terlebih dahulu menunjukan contoh-contoh genteng dan
bubungan yang akan dipakai, untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi
Teknis.
8.3.9. Pemasangan genteng dilaksanakan setelah jarak ujung pertama genteng dari
tatab lisplank ditentukan bersama-sama dengan Direksi Teknis.
8.3.10. Setelah itu pemasangan dilakukan sedemikian rupa secara bertahap,
sehingga menghasilkan pasangan genteng yang kuat dan rapi.
8.3.11. Sebelum bubungan dipasang, pemborong harus memasang benang sepat
untuk mendapatkan pasangan bubungan yang lurus dan rapi.
8.3.12. Sebelum bubungan dipasang, sepanjang balok jurai luar dan balok
bubungan harus dipasang spesi agar pemasangan genteng kelihatan rapi.
8.3.13. Dipasang lurus dan rata atau menurut petunjuk Direksi dengan sesuai
dengan teknis pelaksanaannya.
8.3.14. Perekat genteng bubungan menggunakan spesi 1 pc:3 ps, dengan pasir yang
telah diayak halus dan di aci dengan adukan 1 pc:1 ps.
8.3.15. Pemborong harus menyiapkan genteng cadangan (ekstra) sebanyak 1 (satu)
lembar untuk setiap 100 (seratus) lembar genteng dan 30 (tiga puluh) buah
bubungan genteng
8.4. Pemasangan Kalsiplank
8.4.1. Jenis Lisplank yang dipasang antara lain:
Lisplank kayu kruing ukuran 300x30 mm digunakan pada bangunan
gedung ruang kelas,
8.4.2. Pemasangan lisplank dipasang setelah pemasangan usuk atau baja ringan
selesai dikerjakan.
8.4.3. Pemasangan lisplank harus lurus, rapi, dan rata. Lisplank yang dipakai
dengan ukuran sesuai gambar detail.
8.4.4. Jenis kalsiplank digunakan adalah jenis
8.4.5. kayu.
9. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND).
9.1. Lingkup Pekerjaan
9.1.1. Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan plafond
untuk mendapatkan hasil yang baik.
9.1.2. Bagian ini juga meliputi seluruh detail pekerjaan plafond seperti yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
9.1.3. Jenis penutup langit-langit (plafond) yang digunakan antara lain:
- Plafond PVC digunakan pada bangunan gedung ruang kelas
9.2. Bahan-bahan
9.2.1. Spesifikasi Bahan untuk Plafond Kalsiboard
- Rangka hollow kwalitas baik berasal dari satu sumber dengan dimensi
40/40x2 mm.
- Plafond PVC
- List plafond PVC 1/5 Cm
9.2.2. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
9.2.3. Pelaksana harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan
teknis sebagai informasi bagi Direksi.
9.2.4. Bahan-bahan lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan
dalam penyelesaian/penggantian pekerjaan, harus disetujui Direksi.
9.3. Pelaksanaan Pekerjaan
9.3.1. Pada pekerjaan ini sebelum pemasangan plafond dilaksanakan,
pekerjaan lain yang terletak di atas plafond harus sudah terpasang.
9.3.2. Bentuk dan bahan penutup plafond yang dipakai sesuai dengan gambar
rencana.
9.3.3. Dalam pemasangan rangka plafon
- Jarak rangka disesuaikan dengan pemasangan penutupnya.
- Rangka plafond harus digantung dengan baik dan kokoh pada
kuda-kuda di atasnya. Titik-titik penggantungan dilakukan pada titik-
titik simpul sambungan kuda-kuda diatasnya.
- Sistem sambungan harus sudah cukup kuat, sedang paku- paku dan
alat penyambung lainnya hanya sebagai pelengkap. Susun semua
material diatas permukaan dengan potongan yang disesuaikan. Untuk
rangka metal atau baja galvanis digunakan jenis Tapping Screw 1
jenis SDS dengan panjang 1.5” sekrup dan dipasang 1.2 cm dan 20
cm dari pinggir papan.
- Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk mendapatkan
permukaan plafond yang rata air. Konstruksi rangka plafond dalam
satu ruang telah selesai dilaksanakan baru penutup atau lembaran
plafond dapat dipasangkan.
9.3.4. Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16 mm dari
pinggir bahan penutup pada setiap rangkaian rangka plafondnya.
9.3.5. Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat mungkin
lalu dilapisi dengan base bond dan paper tape dari produk yang sama
dengan papan penutup plafond.
9.3.6. Area sambungan diberi jarak 3-6mm, area sambungan disarankan ditutup
dengan sealant jointing dengan bahan dasar Polyutherene (PU).
9.3.7. Untuk pemotongan dapat menggunakan gergaji tangan (manual), gergaji
mesin dengan matadiamond. Gunakan alat pelindung seperti masker pada
saat pemotongan untuk menghindari debu.
9.3.8. Bila pekerjaan tersebut tidak tercantum pada gambar rencana plafond
harus diteliti dahulu pada gambar-gambar instalasi yang lain. Untuk
pemasangan harus konsultasi Direksi.
9.3.9. Pelaksana harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain seperti pekerjaan elektrikal, jika
terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Pelaksana tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.
9.3.10. Hasil akhir yang dikehendaki adalah Pola sesuai dengan rencana
atau petunjuk Direksi, Plafond rata, tidak bergelombang dan retak, garis-
garis alur, lurus, rapi, dengan jarak alur seragam.
10. PEKERJAAN PENGECATAN.
10.1. Lingkup Pekerjaan
10.1.1. Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan pengecatan
untuk mendapatkan hasil yang baik.
10.1.2. Bagian ini juga menyebutkan bagian-bagian dari gedung yang akan di cat,
yaitu:
1. Bangunan gedung ruang guru, antara lain:
- Pekerjaan Pengecatan Dinding.
- Pekerjaan Pengecatan Kolom.
- Pekerjaan Pengecatan Kayu Lisplank.
10.2. Bahan dan Alat yang Dipergunakan
Bahan dan peralatan yang digunakan untuk masing-masing bangunan yang
dikerjakan adalah:
10.2.1. Bangunan gedung ruang kelas, antara lain:
- Untuk bahan cat dinding, mempergunakan cat tembok setara vinilex
sementara kolom di cat dengan jenis cat KCA dengan warna sesuai
dengan petunjuk Direksi.
- Untuk bahan kayu menggunakan cat kayu setara Emco dengan warna
sesuai dengan petunjuk Direksi.
10.2.2. Alat yang digunakan untuk pengecatan menggunakan roll cat dan kuas
beserta kelengkapannya.
10.2.3. Sebelum digunakan Pemborong harus menyampaikan daftar cat yang akan
digunakan untuk mendapat persetujuan Direksi.
10.3. Pelaksanaan Pekerjaan.
10.3.1. Pengecatan tembok, kolom,
- Pastikan permukaan tembok, kolom, yang akan dicat dalam keadaan
kering, bebas dari segala jenis kotoran yang melekat.
- Setelah tembok, kolom, benar-benar bersih, oleskan Plamur keseluruh
permukaan tembok atau kolom.
- Setelah Plamur cukup kering diamplas halus, dilanjutkan dengan
lapisan pertama top coating.
- Lapisan kedua top coating dilanjutkan setelah lapisan cat pertama
betul-betul kering (jangan sekali-kali melakukan pengecatan lapis
kedua sebelum lapisan pertama betul-betul kering, karena akan
berakibat kegagalan pengecatan,cat akan meleleh dan tertarik oleh
kuas atau roll).
- Pengecatan tembok , kolom, dikerjakan dengan 1 (satu) lapis plamur, 1
(satu) kali cat lapis pertama dan 2 (dua) kali cat lapis kedua.
10.3.2. Pengecatan kayu
- Pastikan seluruh bidang permukaan kayu atau besi yang akan di cat
telah bersih dari segala kotoran, dan telah diamplas halus.
- Lapisan pertama atau meni menggunakan cat Primer (kayu).
- Setelah itu permukaan kayu di amplas lagi sampai halus.
- Setelah kering dilanjutkan dengan lapis pertama top coating.
- Lapisan kedua top coating dilakukan setelah lapisan pertama benar-
benar kering.
- Pengecatan kayu dikerjakan dengan 1 (satu) lapis primer, 1 (satu) kali
cat lapis pertama dan 2 (dua) kali cat lapis kedua.
- Pengecatan kayu yang dimaksud dalam spesifikasi ini adalah
pengecatan kusen, daun jendela dan ramp ventilasi serta list plafond
atau sesuai gambar rencana dan atas persetujuan Direksi.
10.3.3. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak
terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan
terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan- pekerjaan lain.
10.3.4. Bila terjadi ketidaksempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan,
Pemborong harus memperbaiki/ mengganti dengan bahan yang sama
mutunya tanpa adanya tambahan biaya.
11. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK.
11.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk lingkup pekerjaan pada bagian ini adalah:
- Pengadaan dan pemasangan Panel Tegangan Rendah untuk Penerangan,
sesuai dengan gambar Direksian.

- Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel untuk instalasi


penerangan dalam dan luar bangunan termasuk stop kontak.

- Pengadaan dan pemasangan system pentanahan.

- Kontraktor wajib memenuhi mutu lingkup pekerjaan diatas, sehingga setelah


dipasang dan diuji dengan baik, didapat mutu instalasi yang siap untuk
dipakai.

- Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus dibuat shop drawing terlebih


dahulu.

- Kontraktor wajib mengajukan contoh-contoh bahan yang akan dipakai.

- Segera setelah penunjukkan, pemborong wajib menyerahkan katalog sesuai


dengan schedule material.

- Material yang diajukan harus dilengkapi salinan sertifikat kesesuaian mutu dari
standarisasi bahan yang bersangkutan.
11.2 Acuan/ Standar
Standar yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977 dan 2000.

- Perubahan dan Tambahan dari Komisi Bidang Listrik Indonesia urusan PUIL-
1987.

- Peraturan-peraturan setempat yang dikeluarkan oleh PLN Daerah Distribusi


setempat.

- AVE/VDE.

- Peraturan-peraturan dari Dinas Keselamatan Kerja Daerah setempat.

- Persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik berkaitan dengan peralatan yang


dipakai.

- Sakelar, stop kontak, konduit, doos junction box, surface mounting box, dan
perlengkapan lain memenuhi British Standard dan IEE.

- Kabel memenuhi I.E.C, SII, SPLN.


11.3 Persyaratan teknis panel utama distribusi
- Kabel yang dipasang ukuran NYM 2 x 2,5 mm2 dan 3 x 2,5 mm2

- MCB yang dipergunakan adalah MCB 4 Ampere-1 Phase, atau sesuai petunjuk
direksi

- Pipa-pipa Listrik sebagai pengaman kabel menggunakan pipa setara Clipsal


diameter 20 mm.

- Setiap kabel yang masuk/ keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari
karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.

- Semua instalasi harus ditanahkan.

- Semua kabel pada semua ujung harus diberi tanda warna untuk
mengidentifikasikan phase sesuai PUIL.

- Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phase sesuai dengan PUIL.

- Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.

- Untuk kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasi pada
penyambungan-penyambungan dalam panel.

- Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus conduit raoi dan tidak ada
kontak dengan bahan lainnya.

- Penyambungan kabel untuk penerangan dan kontak-kontak harus di dalam


kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya
dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi
minimum 4 cm.

- Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau namanya


masing-masing dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan
sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan
disaksikan oleh Direksi.

- Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pita PVC/
protolen yang khusus untuk listrik.

- Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m


disetiap ujungnya.
11.4 Persyaratan teknis stop kontak, sakelar dan lampu serta MCB
- Stop Kontak
Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi
saluran ke tanah (grounding). Stop kontak harus dipasang rata dengan
permukaan dinding dengan ketinggian 30 cm dan 150 cm dari atas lantai yang
sudah selesai sesuai gambar rencana atau petunjuk pengawas.
- Sakelar-sakelar

- Sakelar pada umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada


gambar. Jika tidak ditentukan lain, sakelar- sakelar tersebut bingkainya
harus dipasang rata pada tembok pada ketinggian 150 cm diatas lantai
yang sudah selesai kecuali ditentukan lain oleh Direksi.

- Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring,


(standar). Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak
yang berdekatan.

- Jenis sakelar yang digunakan adalah sakelar tunggal setara Brocco (6621 U)
dan sakelar ganda setara Brocco (6622 U).
- Lampu-lampu

- Pemasangan titik lampu disesuaikan dengan gambar rencana plafond


dan gambar rencana titik lampu atau setelah mendapat persetujuan dari
Direksi.

- Seluruh penerangan yang dipasang menggunakan lampu dari produk


yang berkualitas baik atau mendapat persetujuan dari Direksi.

- Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond


yang terbuat dari bahan baja hollow dan harus mempunyai dudukan atau
gantungan sendiri.

- Lampu yang digunakan adalah lampu setara “PHILLIPS” dengan dudukan


(fitting segi empat setara Brocco).

- Lampu yang dipasang adalah lampu SL 18 watt dengan jumlah dan posisi
pemasangan sesuai gambar dan mendapat persetujuan Direksi.
- MCB (Mecanical Central Box )

- Pemasangan MCB disesuaikan dengan gambar rencana setelah mendapat


persetujuan dari Direksi.

- MCB yang digunakan adalah kapasitas MCB 4 Ampere-1 Phase atau sesuai
arahan direksi
11.5 Pentanahan
- Semua bagian dari sistem listrik harus ditanahkan.
- Electrode pentanahan harus ditanam sedalam 6 m minimum untuk mencapai permukaan
air tanah.
- Tahanan pentanahan maksimum adalah 2 Ω.
- Jarak minimum electrode pertanahan adalah 6m dan disesuaikan dengan sifat
tanahnya.

11.6 Testing dan Commisioning


- Sesudah semua pemasangan Instalasi dan Sistem

- Setelah seluruh instalasi selesai terpasang dan sistem telah


dilaksanakan, maka harus dilakukan pengetesan disaksikan oleh
Pemilik/pengawas dan Direksi minimum 1 minggu sebelumnya
diberitahukan secara tertulis.
- Biaya testing tersebut dan lain-lain menjadi beban Pemborong
disertai dengan Berita Acara Testing dan Commissioning.

- Sebelum dilakukan penyerahan Instalasi di lapangan

- Sebelum penyerahan instalasi harus di test dihadapan Pemilik


proyek/pengawas dan Direksi dengan kapasitas beban maksimum
dan secara terus menerus selama 3 x 24 jam.
- Apabila selama proses pengetesan berlangsung terjadi kerusakan
Pemborong harus mengembalikan seperti dalam keadaan semula
secepatnya dan atas beban/tanggungan pelaksana pekerjaan.
12. PERSYARATAN-PERSYARATAN LAINNYA
12.1. Produksi Dalam Negeri
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus mengutamakan produksi dalam negeri
baik barang maupun jasa.
12.2. Mata Pembayaran Utama
Adapun mata pembayaran utama untuk masing-masing bangunan yang
dikerjakan adalah:
1. Bangunan gedung ruang kelas, yaitu:
No Pekerjaan Utama
1 Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
2 Pekerjaan Atap
3 Pekerjaan Beton
4 Pekerjaan Plafond
5 Pekerjaan Finishing

12.3. Persyaratan Upah Minimum


Penyedia wajib menyampaikan Surat Pernyataan yang menyatakan Harga
Satuan Upah Pekerja sesuai dengan Standar Upah Minimum Kabupaten (UMK)
Karangasem yaitu sebesar: Rp2.730.264,15 perbulan yang dibulatkan menjadi
Rp 109.300,00 perhari dengan ketentuan 7 jam per hari dan 25 hari dalam
sebulan.
12.4. Berhubung masa pelaksanaan konstruksi berada pada masa Pandemi COVID-19
maka persyaratan lain yang diperlukan berupa :
1. Surat Pernyataan bermaterai Rp10.000,00 yang menyatakan bahwa sanggup
melaksanakan SOP (Standar Operasional dan Prosedur) Pencegahan Pandemi
Covid-19 dalam pelaksanaan Pembangunan Pekerjaan ini.
2. Mengutamakan Pekerja Setempat dan apabila memerlukan pekerja/ tenaga ahli
dari luar daerah agar melengkapi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang
ada.
3. Mencari surat keterangan bebas COVID-19 dari SATGAS COVID-19
di Wilayah Lokasi Pekerjaan.
12.5. Pemborong wajib menjaga lingkungan agar aktifitas pelaksanaan pekerjaan fisik
tidak mengganggu lingkungan setempat.
12.6. Setelah pembangunan selesai 100%, gudang bahan dan semua sampah, bahan-bahan
yang tidak berguna harus dibersihkan. Pembersihan akhir dilaksanakan didalam atau
diluar bangunan supaya bersih dari kotoran dan sisa-sisa bahan lainnya.
12.7. Hal-hal lain yang tidak tercantum dalam spesifikasi ini, tetapi merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari pekerjaan ini dan menurut peraturan yang
berlaku hal tersebut harus ada, pemborong dianggap telah tahu dan harus mentaati
serta wajib untuk melaksanakanya sesuai petunjuk Direksi.

12.8. Persyaratan lain yang belum jelas akan diberikan pada waktu penjelasan dan
peninjauan lapangan.
Ketentuan-ketentuan lain yang belum dipersyaratkan dalam Spesifikasi ini akan ditentukan kemudian
dalam Rapat Penjelaasan Pekerjaan/ Aanwijing.
BAB III

METODELOGI PELAKSANAAN
Adapun metode yang digunakan yaitu sebagai
berikut:

3.1 Pekerjaan Pendahuluan


Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan sudah diurus, time schedule
telah dibuat, dan Penyedia telah memiliki Shop Drawing. Pekerjaan pendahuluan yang
dilakukan dalam proyek ini meliputi :
3.1.1 Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi
1. Mobilisasi
Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, dan
perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan
mengembalikan pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja.
Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan yang
dilakukan terdiri dari:
a. Dump truck kapasitas min 7 m3
b. Molen kapasitas min 0,30 m3
Personil terdiri dari:
a. Pelaksana
b. Petugas Keselamatan Konstruksi (K3)
Pada saat mobilisasi alat alat dan material diangkut menggunakan pickup atau
mobil pengangkutan lainnya yang digunakan harus memiliki perlengkapan
yang memadai.
2. Demobilisasi
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan
yang telah dipergunakan dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah
digunakan sebagai tempat penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain
sebaginya kembali ke kondisi awal.
3.1.2 Pekerjaan Persiapan, Pembongkaran, Pengukuran dan Pembersihan Lapangan
1. Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pekerjaan pembersihan
terhadap bangunan yang berada di lokasi pekerjaan. Pekerjaan Pembersihan
dilaksanakan dengan memperhatikan keamanan bangunan disekitarnya dan
kenyamanan lingkungan area kerja. Sampah-sampah yang dihasilkan dari
pekerjaan ini dikumpulkan di suatu tempat yang telah disetujui oleh pengawas,
kemudian baru diangkut dengan menggunakan dump truck untuk dibuang ke
tempat pembuangan sampah akhir.
2. Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek. Papan nama proyek ini
dipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data
proyek antara lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu
pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll.
3.1.3 Pembuatan Direksi Keet
1. Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang dibuat terdiri dari Kantor
ukuran 12 M2, Gudang Bahan dan Bangsal sesuai dengan kebutuhan.
2. Untuk Direksikeet di dalamnya dilengkapi meja, kursi, gambar kerja, time
schedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat pemadam kebakaran, buku
tamu, buku direksi dan laporan harian proyek. Ruang ini digunakan sebagai
kantor sementara Penyedia dan dipakai sewaktu-waktu perlu dilakukannya rapat
kerja.
3. Barak kerja dibuat untuk tempat tinggal sementara tenaga kerja selama
proyek berlansung.
4. Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material yang
sifatnya untuk menjaga keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang
penyimpanan semen, tempatnya harus baik, sehingga terlindung dari
kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai penyimpanan harus
kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah.
5. Letak direksi keet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah
dicapai dalam proses bongkar muat material yang akan digunakan.
6. Selain Pekerjaan diatas, ada hal lain yang perlu disampaikan kepada setiap
orang dilokasi proyek yaitu memberikan aturan bahwa setiap orang yang berada
di dalam lokasi proyek harus selalu memakai alat pelindung diri dan
senantiasiasa mematuhi peraturan K3 yang ada di lokasi.

3.2 Pekerjaan Sipil dan Arsitektur


3.2.1 Pekerjaan Beton
1. Pekerjaan beton bertulang terdiri dari pekerjaan kolom dan ring balok.
2. Tahap awal pada pekerjaan beton bertulang di atas adalah pekerjaan pembesian,
pemasangan bekisting, pengecoran beton, pembongkaran bekisting dan
perawatan beton.
3. Mutu campuran, dimensi dan lain-lain agar sesuai dengan spesifikasi teknis dan
gambar kerja yang diisyaratkan dan mendapat persetujuan Direksi.
4. Pengecoran baru dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan
Direksi, dengan metode pengecoran sebagai berikut:
a. Sebelum adukan beton dituangkan, semua cetakan harus di bersihkan dari
kotoran seperti serbuk gregaji, minyak, tanah dan kotoran lainnya. Kemudian
cetakan tersebut dibasahi dengan air yang secukupnya, namun tidak ada
air yang tergenang dalam cetakan tersebut.
b. Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
Apabila pengecoran beton dilakukan tanpa ada persetujuan Direksi,
maka kerugian akibat pembongkaran yang terjadi akan menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa.
c. Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus
dicorkan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran air dimulai.
Pengecoran suatu unit pekerjaan beton harus dilaksanakan terus menerus
sampai selesai dengan tanpa berhenti, kecuali tanpa ada persetujuan Direksi.
Tidak dibenarkan mengecor beton pada saat hujan, kecuali ada
pengamanan langsung dari Penyedia Jasa, terutama untuk melanjutkan unit
pekerjaan yang mendapat persetujuan langsung dari Direksi. Dalam hal
ini Penyedia Jasa harus berupaya agar beton yang baru di cor tidak rusak
oleh kena air hujan.
d. Setelah dicorkan pada cetakan, adukan harus dipadatkan dengan alat
penggetar (vibrator) yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000
putaran tiap menit. Penggentar dilakukan selama 20 detik setiap 1 adukan
yang dicorkan dalam cetakan dan dilanjutkan dengan cetakan yang dicor
selanjutnya. Vibrator tidak boleh menyentuh cetakan atau besi beton yang
salah satunya menyangkut pada besi beton yang sudah jadi dicor dan
sudah mulai mengeras.
e. Adukan beton harus diangkut dengan sedemikian rupa, sehingga dapat
mencegah adanya pemisahan atau pengurangan terhadap bagian-bagian
bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan lebih dari ketinggian 2 meter.
f. Apabila terjadi pertemuan dengan beton yang sudah dicor, bidang pertemuan
harus dibersihkan atau disemprot dengan air, kemudian disikat sampai
agregat kasar kelihatan dan selanjutnya disiram dengan campuran semen
yang kental dan ditambah dengan addtive, merata keseluruh permukaan
yang akan disambung.
3.2.2 Pekerjaan Dinding
1. Pekerjaan dinding diawali dengan memasang bata merah kemudian dilanjutkan
pekerjaan plesteran dan acian. Pekerjaan dinding dilakukan berbarengan
dengan pelaksanaan pengecoran beton kolom praktis. Pemasangannya harus
lurus, tegak, tidak siar dan tidak ada bata merah yang pecah melebihi 5 %.
2. Pekerjaan plesteran yaitu bagian yang akan diplester disiram dengan air
terlebih dahulu dan plesteran harus menghasilkan bidang yang rata dan
sponeng yang lurus. Setelah pekerjaan plesteran selesai dilanjutkan dengan aci
dengan campuran 1 pc:1 mill.
3. Bidang-bidang yang akan diplester dan diaci disesuikan dengan gambar
kerja dengan mutu sesusai dengan yang diisyaratkan dalam spesifikasi teknis
dan mendapat persetujuan Direksi.

3.2.3 Pekerjaan Pengecatan.


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan terlebih dahulu mengajukan
sampel dari berbagai jenis bahan dalam pelaksanaan pengecatan agar mendapat
persetujuan dari Direksi. Pada permukaan dinding luar dan dalam gedung
dan pada permukaan plafond dilakukan pekerjaan pengecatan dengan cat air
dengan terlebih dahulu membersihkan permukaan dari kotoran- kotoran,
dinding dan permukaan plafond diratakan/ dihaluskan dengan plamir, sebelum
dicat dengan cat air dilakukan pengecatan dengan cat dasar.
2. Untuk bahan-bahan dari besi seperti: railing tangga, dan lain sebagainya.
Sebelum dicat permukaan bahan-bahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu
dari debu dan kotoran yang menempel lalu diberi minyak cat kemudian dicat
dengan cat menie besi untuk kemudian baru di cat dengan cat minyak.
Pengecatan dilakukan dengan 1 (satu) lapis plamir, 1 (satu) lapis cat dasar
dan 2 (dua) lapis cat penutup.
3. Jenis, mutu dan bahan cat serta pengerjaan pengecatan disesuaikan dengan
spesifikasi teknis dan gambar rencana atas persetujuan Direksi.

3.2.4 Pekerjaan Elektrikal.


1. Sebelum pekerjaan elektrikal dilaksanakan, perlu ditunjukkan contoh-
contoh material, tipe dan juga setara yang akan digunakan untuk
mendapatkan persetujuan Direksi.
2. Pengadaan material untuk pekerjaan elektrikal disimpan di sekitar lokasi
terdekat dengan area pekerjaan dan melindungi diri dari kemungkinan
kerusakan material menyebabkan benturan perangkat keras, sedangkan
material lain disimpan di gudang tertutup.
3. Teknis pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan gambar desain, RKS dan
spesifikasi teknis pekerjaan elektrikal dan mekanikal.
4. Pelaksanaan pekerjaan elektrikal dan mekanikal sesuai dengan Direksian
dan membutuhkan kontrol yang lebih lanjut, sehingga dikerjakan oleh
orang yang berkompeten di bidangnya.
5. Untuk pekerjaan instalasi listrik, dilakukan sebelum plesteran dan dinding
dan pemasangan plafond.
6. Instalasi stop kontak dan saklar-saklar dipasang pada dinding dengan
rapi dan penempatannya sesuai gambar rencana. Setelah semua instalasi
titik lampu dan instalasi stop kontak dan saklar terpasang barulah diberi
lampu-lampu sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar-gambar
rencana.

3.3 Bahan Bangunan Konstruksi


1. Bahan yang didatangkan harus mencukupi untuk kegiatan pelaksanaan
konstruksi sehingga tidak menghambat pelaksanaan,

2. Bahan yang diterima direksi harus diamankan, dan tidak mengganggu tertib
lingkungan, dan aman dari kerusakan,

3. Bahan yang ditolak oleh direksi harus diangkut dalam waktu selambat -
lambatnya 2 x 24 jam,

4. Apabila di pelaksanaan pekerjaan bahan yang telah ditentukan pada gambar,


spesifikasi teknis, BOQ, tidak ada, maka penyedia jasa mencarikan alternatif
bahan lainnya yang setara, dengan syarat:
a. Penyedia jasa harus menyerahkan minimal surat keterangan dari suplayer/toko
bahan bangunan yang menyatakan bahwa bahan yang telah ditentukan pada
gambar, spesifikasi, BOQ tidak ada di pasaran minimal dari 3 (tiga)
Suplayer/toko bangunan,
b. Penyedia Jasa harus mengajukan tawaran bahan yang akan di gunakan
sebagai bahan alternatif kepada PPK disertai dengan membawa sample bahan
dan harga minimal dari 3 (tiga) suplayer/toko bangunan

3.4 Serah Terima Pertama dan Masa Pemeliharaan


1. Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa seluruh
bagian pekerjaan yang sudah dikerjakan. Semua lantai harus di pel dengan
bersih, halaman dibersihkan dari bahan-bahan dan material yang tidak
terpakai dan di angkut ke luar lokasi pekerjaan.

2. Pembersihan dan perapihan dilaksanakan sampai mendapat persetujuan Direksi.


3. Semua penyimpangan dari spesifikasi teknis dan gambar kerja menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

4. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor wajib merawat dan memperbaiki segala


cacat yang timbul atas biaya dari Kontraktor.
Hal – hal yang belum jelas yang belum disampaikan dalam sfesifikasi teknis ini , tetapi mutlak
dan diperlukan pelaksanaan akan disampaikan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
(Aanwijzing)

Denpasar, Mei 2023

Menyetujui Konsultan Perencana


Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan PT. Bikarma
(PPTK)

I WAYAN WARJANA, ST., MAP Ir. I WAYAN WIYASA, MT.


NIP. 19790607 201101 1 003 Direktur

Menyetujui/Mengetahui
Kepala Bidang Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar Dinas
Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Karangasem/
PPK/KPA

I GUSTI BAGUS JAYA ARSANA, S.IP., MAP


NIP. 19910719 201206 1 002

Anda mungkin juga menyukai