Anda di halaman 1dari 36

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Pekerjaan :
Rehabilitasi Sedang / Berat Ruang kelas (Pembangunan

Ruang Kelas Baru (RKB) SD Negeri 1 Kuala Simpang


(Lanjutan Pembangunan Lantai 2))

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KABUPATEN ACEH TAMIANG
TAHUN ANGGARAN 2022
1. NAMA ORGANISASI
Nama SKPK : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Aceh Tamiang
Alamat : Komplek Perkantoran Pemerintahan Kabupaten
Aceh Tamiang
Kepala SKPK : DRS. ABDUL MUTHALIB

2. LATAR BELAKANG
Kabupaten Aceh Tamiang adalah Kabupaten Pemekaran yang telah berjalan
selama 20 Tahun, dalam hal pengembangan pembangunan Infrastruktur
bangunan gedung tempat-tempat pelayanan masyarakat terus dikembangkan
demi kemajuan perekonomian daerah dan masyarakat. Melalui Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Aceh Tamiang sedang
mengembangkan/Meningkatkan bangunan gedung Pemerintah tempat
pelayanan bidang Pendidikan dimana bangunan tersebut digunakan sebagai
sarana penunjang mutu pendidikan, pengembangan dan contoh kepada
masyarakat tentang peningkatan SDM serta pengetahuan pengembangan
Bidang pendidikan yang menghasilkan SDM yang berkualitas dengan hasil yang
baik.

Untuk itu dalam pelaksanaannya haruslah benar-benar dilakukan dengan


baik dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan serta sesuai dengan
ketentuan teknis pengadaan bangunan gedung asset Pemerintah sehingga
prosesnya dapat berlangsung dengan arah yang benar. Pada tahap pelaksanaan
pembangunan fisik di lapangan diserahkan kepada pihak Penyedia Jasa
Pemborongan, yaitu Kontraktor pelaksana pekerjaan.Kontraktor Pelaksana akan
melakukan pelaksanaan pekerjaan fisik yang menyangkut beberapa aspek
mutu, volume,waktu dan biaya. Disamping itu juga bertanggungjawab atas
semua kegiatan selama pelaksanaan berlangsung.Secara kontraktual,
Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kab. Aceh Tamiang selaku Pengguna Anggaran.

Namun dalam kegiatan operasional, Kontraktor Pelaksana akan mendapat


bantuan bimbingan untuk menetukan arah pekerjaan Pelaksanaan Fisik dari
Pejabat Pembuat Komitmen.

3. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi Sedang / Berat Ruang kelas
(Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SD Negeri 1 Kuala Simpang (Lanjutan
Pembangunan Lantai 2)) di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab.
Aceh Tamiang ini sesuai dengan apa yang telah direncanakan dari sisi kualitas,
volume, biaya dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai
wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan Kerangka
Acuan Kerja (KAK) dan kelancaran penyelesaian administrasi yang berhubungan
dengan pekerjaan lapangan serta penyelesaian kelengkapan pembangunan.
Tujuan dari pelaksanaan Rehabilitasi Sedang / Berat Ruang kelas
(Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SD Negeri 1 Kuala Simpang (Lanjutan
Pembangunan Lantai 2)) ini adalah untuk meningkatkan Kenyaman dan
Pelayanan Aparatur Pemerintah dalam mensosialisasikan tentang pengetahuan
dibidang pendidikan serta peningkatan SDM serta perekonomian di Kabupaten
Aceh Tamiang dalam melakukan pelayanan.

4. SUMBER DANA
Pekerjaan Rehabilitasi Sedang / Berat Ruang kelas (Pembangunan Ruang Kelas
Baru (RKB) SD Negeri 1 Kuala Simpang (Lanjutan Pembangunan Lantai 2)) ini
bersumber dana dari sumber dana OTSUS tahun anggaran 2022 pada Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Tamiang.

5. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan Rehabilitasi Sedang / Berat Ruang kelas (Pembangunan
Ruang Kelas Baru (RKB) SD Negeri 1 Kuala Simpang (Lanjutan Pembangunan
Lantai 2)) yang berlokasi pada wilayah Kecamatan Kota Kaualasimpang
Kabupaten Aceh Tamiang.

6. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang lingkup pekerjaan Rehabilitasi Sedang / Berat Ruang kelas
(Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SD Negeri 1 Kuala Simpang (Lanjutan
Pembangunan Lantai 2)) Adalah sebagai berikut :
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN BETON BERTULANG
III. PEKERJAAN PASANGAN DINDING & PLESTERAN
IV. PEKERJAAN LANTAI
V. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
VI. PEKERJAAN KUSEN & DAUN JENDELA
VII. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN KUNCI
VIII. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
IX. PEKERJAAN PENGECATAN
X. PEKERJAAN FINISHING
7. PRODUK YANG DIHASILKAN (OUT PUT)
Produk yang dihasilkan (Out put) dari pekerjaan Rehabilitasi Sedang / Berat
Ruang kelas (Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SD Negeri 1 Kuala Simpang
(Lanjutan Pembangunan Lantai 2)) dari penyedia atau kontraktor pelaksana
adalah :
a. Melaksanakan pekerjaan pembangunan yang menyangkut kualitas,
biaya dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai
wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan
Dokumen Pelaksanaan dan kelancaran penyelesaian administrasi yang
berhubungan dengan pekerjaan di lapangan serta penyelesaian
kelengkapan pembangunan.
b. Penyedia atau Kontraktor pelaksana harus menyediakan dokumen –
dokumen berupa :
1. Metode Pelaksanaan Program Kerja, alokasi tenaga dan konsepsi
pelaksanaan pekerjaan;
2. Melakukan control terhadap kondisi eksisting di lapangan;
3. Mengajukan Shop Drawing terhadap pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
4. Membuat Laporan Harian berisikan keterangan tentang :
 Tenaga kerja.
 Bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak.
 Peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan.
 Kegiatan per-komponen pekerjaan yang diselenggarakan.
 Waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan.
 Kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan.
 Membuat laporan mingguan, sebagai resume laporan harian
(kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja), laporan Bulanan.
5. Mengajukan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembaran
termijn;
6. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan Tambah dan Kurang (jika ada tambahan dan perubahan
pekerjaan) (Bila Ada);
7. Membuat Berita Acara Pernyataan Selesai Pekerjaan;
8. Membuat Gambar-Gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built
drawing);
9. Membuat Time schedule/S Curve untuk pelaksaan pekerjaan.

8. WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi Sedang / Berat Ruang kelas
(Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SD Negeri 1 Kuala Simpang (Lanjutan
Pembangunan Lantai 2)) selama 150 (seratus lima puluh) hari kalender.
9. TENAGA AHLI/PERSONIL YANG DIBUTUHKAN
No Personil Pendidikan Pengalaman Jumlah Keterangan
1 Pelaksana D III Sipil 2 Tahun 1 SKT Pelaksana
Orang Bangunan
Gedung/Pekerjaan
Gedung (TS-
051/TA.022)
2 Petugas K3 SMU/ 0 Tahun 1 Sertifikat
Sederajat Orang Pelatihan K3

Keterangan :
 Untuk setiap personil yang memiliki sertifikat harus melampirkan
kepemilikan sertifikat, Ijazah, KTP dan NPWP.
 Untuk setiap personil harus melampirkan surat referensi kerja.

10. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN


No Jenis Alat Kapasitas Jumlah Keterangan
1 Mesin Molen 0,6 M3 1 unit Sewa/Milik
Beton
2 Stemper 700 B/M 1 Unit Sewa/Milik
3 Tangki/Tong 1 Unit Sewa/Milik
Air 2000 liter
4 Kendaraan 2 M3 1 Unit Sewa/Milik
Lapangan
(Pick Up)
5 Kendaraan 4 M3 1 Unit Sewa/Milik
Lapangan
(Dum Truck)
6 Peralatan 1 Set Milik
Pertukangan

Keterangan :
Penyedia atau kontraktor pelaksana harus melampirkan bukti kepemilikan
peralatan jika milik sendiri dan jika peralatan berupa dalam bentuk sewa
penyedia atau kontraktor pelaksana harus melampirkan surat perjanjian sewa.

11. LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN


Laporan yang harus dipenuhi dalam pengadaan jasa konstruksi, meliputi :
a. Laporan MC0;
b. Back Up Data MC0;
c. Shoft Drawing;
d. As Built Drawing;
e. CCO (Bila ada)
f. Laporan Kegitan Pekerjaan;
g. Foto Kegiatan.

11.1. PERSYARATAN LAINNYA

1. Surat pernyataan sanggup menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan


bermaterai.
2. Surat pernyataan tunduk kepada Spesifikasi Teknis dan bersedia
mengembalikan biaya pekerjaan apabila terjadi selisih volume
pekerjaan dilapangan dengan volume pekerjaan yang dibayarkan dan
bermaterai.
3. Suart pernyataan tidak akan mengajukan gugatan dan tuntutan ganti
rugi apabila pekerjaan tidak dapat dilaksanakan akibat belum
bebasnya lahan atau tidak tersedianya dana dan bermaterai.

12. SPESIFIKASI TEKNIS


Pedoman teknis untuk pelaksanaan adalah sebagai berikut:
PASAL 1 PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.1. PENGUKURAN TAPAK KEMBALI

1.1.1. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan


berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu
siap untuk mengadakan pengukuran ulang.
1.1.2. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan
mengenai peil ketinggian tanah, Ietak pohon, Ietak batas-batas tanah
dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
1.1.3. Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenamya harus segera dilaporkan kepada Direksi Pengawas
untuk dimintakan kebenarannya.
1.1.4. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/ theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung-jawabkan.
1.1.5. Kontraktor harus menyediakan theodolith / waterpas beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Direksi Pengawas selama
pelaksanaan proyek.
1.1.6. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.
1.2. PAPAN DASAR PELAKSANAAN (BOUWPLANK )

1.2.1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu klas III ukuran (5/7),
yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa digerakgerakkan atau
diubah-ubah, berjarak maksimum 1,5 meter satu sama lain.
1.2.2. Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dibuat dan kayu klas III, dengan
ukuran tebal 3 cm, Iebar 20 cm, Tunis dan diserut rata pada sebelah atasnya.
1.2.3. Pemasangan harus kuat dan menggunakan sipat datar (waterpass)
1.2.4. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda
yang menyatakan as-as dan atau level/peil-peil dengan wama yang jelas dan
tidak mudah hilang jika terkena air/hujan.
1.2.5. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Direksi Pengawas.
1.2.6. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian tanah
pondasi.

PASAL 2 PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

2.1. PEKERJAAN GALIAN

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat seperti ditentukan dalam
gambar. Kontraktor harus menjaga supaya tanah di bawah dasar elevasi
seperti pada gambar rencana atau ditentukan oleh Direksi Pengawas, tidak
terganggu. Jika terganggu Kontraktor harus menggalinya dan mengurug
kembali lalu dipadatkan sesuai syarat yang tertera dalam spesifikasi ini.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat
yang ditentukan menurut kepertuan.

2) Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap
galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur,
maka ini harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali
dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali
dasar yang waterpas.

3) Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi


galian agar tidak Iongsor dengan memberikan suatu dinding penahan
atau penunjang sementara atau lereng yang cukup.
4) Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah
pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan
Iubang galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada
bangunan tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak Akan
mengalami kerusakan.

6) Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah


mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman
pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi
Pengawas.

7) Perlindungan terhadap benda-benda faedah. Kecuali ditunjukkan untuk


dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di
lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita
kerusakan harus direparasi / diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya
sendiri.

2.2. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

Yang dimaksudkan disini adalah-pekerjaan pengurugan dan pemadatan


tanah dengan syarat khusus dimana tanah basil urugan ini akan
dipergunakan sebagai pemikul beban.

a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang dibutuhkan demi terlaksanannya pekerjaan ini
dengan baik.
2) Pekerjaan galian ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
3) Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah-sampah
harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah
tanggung jawab Kontraktor.
b. Bahan-bahan
1) Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka maksimum 10 cm
padat (setelah disirami, diratakan dan dipadatkan) di bagian atas dari
urugan dibawah plat-plat beton bertulang, beton rabat dan pondasi
dangkal harus teridiri dari urugan pasir padat.
2) Di bawah lapisan pasir tersebut urugan yang dipakai adalah dari jenis
tanah silty clay yang bersih tanpa potongan-potongan, bahan-bahan
yang bisa lapuk serta bahan batuan yang telah dipecah-pecah dimana
ukuran dan batu pecah tersebut tidak boleh lebih besar dan 15 cm.
3) Direksi Pengawas mengharuskan agar supaya semua urugan bahan keras
hanya teridiri dan mutu yang terbaik yang dapat diperoleh.
4) Tanah urugan harus bersih dan sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang
dapat menirnbulkan pelapukan dikemudian hari.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1) Semua bagian / daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis


sedemikian, sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 cm dalam keadaan
padat. Tiap lapis harus dipadatkan sebelum lapisan benkutnya diurug.
2) Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat yang disetujui oleh Direksi Pengawas. Pemadatan dilakukan
sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang 95% dari
kepadatan maksimum.
3) Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan
Proctor : Kontraktor harus melaksanakan penelitian kepadatan
maksimum terhadap kadar air optimum minimal satu kali untuk setiap
jenis tanah yang dijumpai di lapangan. Contoh tanah tersebut harus
disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti penunjukkan /
referensi dan diberi kabel yang berisikan nomor contoh, kepadatan kering
maksimum dan kadar air optimumnya.

d. Pengujian Mutu Pekerjaan

1) Direksi Pengawas harus diberitahu bila penelitihan di lapangan sudah


dapat dilaksanakan untuk menentukan kepadatan relatif yang sebenamya
di lapangan.
2) Jika kepadatan di lapangan kurang dan 95% dari kepadatan maksimum,
maka Kontraktor harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan
sampai memenuhi syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95% dari
kepadatan maksimum di laboratorium.
Penelitihan kepadatan di lapangan harus mengikuti prosedur ASTM D-
155&-70 atau prosedur lainnya yang disetujui Direksi Pengawas.
Penunjukkan laboratorium harus dengan persetujuan Direksi Pengawas
dan semua biaya yang timbul untuk keperluan inl menjadi beban
Kontraktor.
3) Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan setiap 500 meter
persegi dari daerah yang dipadatkan atau ditentukan lain oleh Direksi
Pengawas.
4) Penentuan kepadatan di lapangan dapat dipergunakan salah satu dari
cara / prosedur di bawah ini :
 Density of soil inplace by sand-cone method" AASHTO.T.191
 Density of soil inplace by driven cylinder method" AASHTO.T.204.
 Density of soil inplace by the rubber balloon method" AASHTO.T.205.
atau cara-cara lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Pengawas.

Pasal 3 PEKERJAAN STRUKTUR


3.1 PEKERJAAN PONDASI
3.1.1 UMUM
3.1.1.1 Lingkup Pekerjaan.

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan


alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan pondasi ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/
ditunjukkan dalam gambar.
c. Pondasi yang dikerjakan adalah pondasi cyclopen dan pondasi
aanstamping

3.1.1.1 Contoh bahan.

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-


contoh material batu kali, pasir untuk mendapat persetujuan dari
Direksi Pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas akan dipakai
sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa / menerima material yang dikirim
oleh Kontraktor ke site.
c. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh
yang telah disetujui di Bangsal Pengawas.

3.1.1.2 Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.

a. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering,


tidak lembab dan bersih.
b. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan
ditempatkan dan dilindungi sesual dengan jenisnya.
c. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman
dan penyimpanan.

3.1.1.3 Syarat Pengamanan Pekerjaan.

a. Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka selama minimum


3 hari setelah pelaksanaan pekerjaan, pondasi harus dilindungi dari
benturan keras.
b. Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan
yang diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lainnya.
c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Segala biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.1.2 BAHAN / PRODUK


3.1.2.1 Semen Portland.
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, produk lokal dan
berstandar SNI terdiri dari satu jenis merk dagang atau atas persetujuan
Direksi Pengawas. Semen yang telah mengeras sebagian / seluruhnya tidak
dibenarkan untuk digunakan.
3.1.2.2 Pasir.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
3.1.2.3 Batu Kali.
Batu kali yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta
mempunyai kekerasan sesuai dengan syarat-syarat dalam PBI '71. Ukuran
batu kali max. 20 cm.

2.1.2.4 Air.
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkail dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu
pekerjaan. Apabila dipandang perlu, Direksi Pengawas dapat minta
kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

3.1.3 PELAKSANAAN

3.1.3.1 Pasangan pondasi cyclopen dan pondasi tapak pada struktur beton
bertulang dilaksanakan pada seluruh pondasi sebagaimana tertera dalam
gambar bestek

3.1.3.2 Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil


pondasi dari kayu pada setiap pojok galian, yang bentuk dan ukurannya
sesuai dengan penampang pondasi.

3.1.3.3 Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal
minimum 10 cm, disiram dan diratakan, pemadatan tanah dasar harus
sedikitnya mencapai 80 % conpacted.

3.1.3.4 Batu kali yang digunakan adalah kualitas baik dari jenis yang keras
berukuran tidak lebih dari 30 cm
3.1.3.5 Pekerjaan harus dengan perbandingan yang baik, lubang-lubang
diantara batu-batu besar selain diisi adukan harus diisi dengan batu-batu
pecah yang kecil

3.1.3.6 Seluruh pekerjaan pondasi cyclopen untuk bangunan ini


menggunakan adukan 1 PC : 3 PS : 5 Kr, dengan perbandingan batu kali
tidak lebih dari 40% volume pondasi.

3.1.3.7Untuk sloof dibagian atas pondasi batu kali dibuat stek-stek sedalam 30
cm tiap 1 m' dengan diameter besi minimum 10 mm. (seperti pemasangan
kolom praktis).

3.2 PEKERJAAN BETON

3.2.1 LINGKUP PEKERJAAN

3.2.1.1 Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat mencapai hasil pekerjaan yang bemutu
baik dan sempuma.

3.2.1.2 Beton bertulang yang digunakan dengan perbandingan 1 PC : 2 PS : 3


Kr mencakup pekerjaan beton bertulang untuk sloof, kolom utama,
kolom praktis, balok utama, balok latai, ring balok, plat lantai, angkur
beton setempat, plat meja serta seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar. Dimensi beton bertulang seperti yang
tertera dalam gambar bestek.

3.2.1.3 PERSYARATAN BAHAN

3.2.1.4 SEMEN PORTLAND


Yang digunakan harus mutu yang terbaik, produk lokal dan berstandar
SNI terdiri dari satu jenis merk dan atas persetujuan dan harus
memenuhi N1-8. Semen yang telah mengeras sebagian/ seluruhnya
tidak dibenarkan untuk digunakan. Tempat penyimpanan harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas
dari air dengan Iantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai
dengan syarat penumpukan semen.
3.2.1.5 PASIR BETON
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi
komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.

3.2.1.6 KORAL BETON / SPLIT


Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971.
Penyimpanan / penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan
satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut
tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan beton
yang tepat.
3.2.1.7 AIR
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis / bahan lainnya yang
dapat merusak beton dan harus memenuhi Syarat - syarat Peraturan
Beton Indonesia (NI.2-1971). Apabila dipandang perlu Direksi
Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai
diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas
biaya Kontraktor. Air yang mengandung garam (air laut) tidak
diperkenankan untuk dipakai.

3.2.1.8 BESI BETON


Besi beton yang digunakan mutu Baja BJTP-24 (polos) , produk lokal
dan berstandar SNI, besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan
bebas dari cacat seperti serpih-serpih dan sebagainya. Mempunyai
penampang yang sama rata dan memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Kontraktor diwajibkan, bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu
besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah
atas biaya Kontraktor.

3.2.1.9 Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :

a. Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai.


b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 : NI-2.
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961: NI-5.
d. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972: NI-8.
e. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
f. Ketentuan-ketentuan umum (A.V) no. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan
Tambahan Lembaran Negara No. 14571.
g. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun
tertulis yang diberikan Direksi Pengawas.
h. Standard Normalisasi Jerman (D-I.N)
i. American Society for Testing and Material (ASTM)
j. American Concrete Institut (ACI)

3.2.2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


3.2.2.1. Mutu Beton

Mutu beton yang digunakan pada dasamya adalah : K-175 atau ditentukan
lain dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan PRI 1971.

3.2.2.2. Pembesian

a. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum


pada PBI 1971.
b. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan
acuan dengan memasang beton decking sesuai dengan ketentuan dalam
PBI 1971.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Direksi Pengawas.

3.2.2.3. Cara Pengadukan

a. Cara pengadukan harus menggunakan mollen beton (Concrete Mixer).


b. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi Pengawas dan tercapai mutu pekerjaan seperti yang ditentukan
dalam uraian dan syarat-syarat. Selama pengadukan kekentalan adukan
beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran
barn. Pengujian slump, minimum 3 cm dan maksimum 10 cm.
c. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
d. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada
dalam mesin pengaduk.
e. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan
lebih dahulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.

3.2.2.4. Pengecoran Beton

a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan


membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi
Pengawas.
c. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split
yang dapat memperlemah konstruksi
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Direksi
Pengawas.

3.2.2.5 Test Kubus Beton (Pengujian Mutu Beton).


a. Pemberi tugas berhak meminta setiap saat kepada Kontraktor untuk
membuat kubus coba dari adukan yang dibuat. Mutu beton yang disyaratkan
adalah K-175 dimana tegangan tekanan karakteristik beton pada umur 28
hari harus mencapai minimal 175 kg/cm2
b. Cetakan kubus coba harus berbentuk bujursangkar dalam segala arah dengan
ukuran 15x15x15 cm3.
Pengambilan adukan beton, percetekan kubus coba dan curingnya harus
dibawah pengawasan. Sample diambil tiap 5 m3, prosedumya harus
memenuhi syarat - syarat dalam Peraturan Beton Indonesia (NI.2-19712)
c. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadi tanggung
jawab kontraktor.
d. Kubus coba harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukkan tanggal
pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan dan lain - lain
yang perlu dicatat. (kode pada kubus harus digores dengan paku, tidak
diperbolehkan menggunakan kapur atau cat).
e. Semua kubus harus ditest dilaboratorium beton yang berwenang, dan
disetujui Pemberi Tugas.

3.2.2.6. Pemadatan Beton

a. Beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator selama pengecoran


berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan
maupun posisi tulangan.
b. Pekerjaan beton yang telah selesai harus merupakan suatu massa yang babas
lubang aggregasi dan honey combing, memperlihatkan permukaan yang
halus bila cetakan dibuka.
c. Kontraktor harus menyiapkan vibrator-vibrator untuk menjamin
effisiensinya tanpa adanya penundaan.
Vibrator yang dipakai harus dari type Rotary Out of Balance dengan
frekuensi tidak kurang dari 6000 cycles permenit dan kemampuan
memberikan percepatan dari 6 g. pada beton setelah kontak dengan beton.

3.2.2.7. Curing dan Perlindungan Atas Beton

a. Selama berlangsungnya proses pengerasan, beton harus dilindungi terhadap


matahari pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengerusakan
secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
b. Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 14 hari.
c. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus diperhatikan. Kontraktor bertanggung jawab
atas retaknya beton karena kelalaian ini.
d. Bila digunakan bahan kimia untuk curing harus atas persetujuan dan Pemberi
Tugas dan Kontraktor harus mengadakan percobaan - percobaan yang
membuktikan bahwa bahan kimia tersebut efektif untuk digunakan.

3.2.2.8. Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton


a. Pembengkokan besi beton harus dilakukan dengan hati — hati dan teliti /
tepat pada posisi pembengkokan sesuai gambar dan tidak menyimpang dari
PBI (Nl.2-1971).
Pembengkokan tersebut dilakukan oleh tenaga ahli, untuk ini dengan
menggunakan alat - alat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat
patah dan retak - retak dan sebagainya.
b. Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai, Kontraktor harus membuat
rencana kerja pemotongan dan pembengkokkan baja tulangan ( bending
schedule ), yang diserahkan kepada pemberi tugas untuk mendapatkan
persetujuan.
c. Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil - peil, sesuai dengan gambar
dan ini sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya.
d. Pemasangan dengan menggunakan selimut beton (beton decking) harus
sesuai berikut :

 Selimut beton untuk pelat & dinding 2.0 cm


 Selimut beton untuk kolom : 3.0 cm
 Selimut beton untuk balok : 3.0 cm
 Selimut beto untuk pelat pondasi 5.0 cm
 Selimut beton untuk sloof : 5.0 cm
 Selimut beton untuk pile cap : 7.6 cm
 Selimut beton pelat & dinding 4.0 cm
Basemant :
3.2.2.9. Pekerjaan Acuan Bekisting

a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar. Bekisting yang digunakan
Multipleks tebal 9 mm dan papan jenis kayu yang memenuhi persyaratan
dalam NI-2 pasal 5.1.
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga
cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan
selama pengecoran.
c. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaan INippon/Paragonn, bebas dan
kotoran-kotoran seperti tahi, gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan
sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar
tanpa merusak permukaan beton.
d. Tiang-tiang acuan harus diatas papan atau baja untuk memudahkan
permindahan peletakan. Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dan satu.
Tiang-tiang dan dolken diameter : 8-10 cm atau kaso 5/7 cm.

3.2.2.10. Kawat Pengikat


Kawat pengikat besi beton / rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh
seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm.
Kawat pengikat besi beton / rangka harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1971).

3.2.2.11. Pekerjaan Pembongkaran Cetakan Beton

a. Hanya boleh dilaksanakan dengan ijin tertulis dan Direksi Pengawas setelah
Bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dan Direksi Pengawas.
b. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan RBI (NI.2-1971), dimana bagian
konstruksi yang yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat
sendiri dan beban — beban pelaksanaannya.
c. Cetakan — cetakan dapat dilepaskan dalam waktu minimum 3 hari untuk
bagian dinding samping balok, kolom dan dinding.
Untuk bagian bawah pelat, balok dan lipsplank baru dapat dilepaskan 21
hari. Walaupun sudah dibuka cetakannya, Konstruksi tersebut belum dapat
dibebani sebelum pengerasan beton sempuma (minimum 28 hari).
d. Apabila setelah cetakan dibongkar temyata terdapat bagian — bagian beton
yang keropos atau cacat Iainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan
konstruksi tersebut, maka Kontraktor harus segera memberitahukan kepada
Pemberi Tugas, untuk meminta persetujuan mengenai cara pengisian atau
menutupnya.

3.2.2.12. Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya


sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai).
3.2.2.13. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada
uraian dan syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambar-gambar atau
peraturan yang berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri.
3.2.2.14. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-
contoh material besi, koral, pasir, PC untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Pengawas.
3.2.2.15. Beton yang Ielah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24
jam setelah pengecoran.
3.2.2.16. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain.

PASAL 4
PEKERJAAN BESI DAN BAJA

4.1. SYARAT – SYARAT UMUM.

1. Seluruh pekerjaan konstruksi baja sudah termasuk mur baut, pelat dan
pengelasan, penutup atap, dinding, listplank, dari corrugated galvanized
steel sheet tebal 0,3 mm dilapisi zincalume, disediakan dan dilaksanakan
oleh Kontraktor, seluruh biayanya agar dimasukkan pada Penawaran.
2. Spesifikasi bahan sesuai dengan yang tertulis diatas, produk lokal dan
berstandar SNI.
3. Dimensi dari konstruksi baja sesuai gambar
4. Semua pekerjaan besi harus dicat dasar dan dicat dengan cat besi.
5. Seluruh urutan pekerjaan serta kualitas bahan harus atas persetujuan
Direksi.

a) Semua material konstruksi baja yang digunakan harus memenuhi persyaratan


Peraturan Baja dan dengan hasil test ASTM A 36-70 atau yang setaraf, kualitas
baja ST-37, menggunakan baja beton harus dengan mutu U 24. BJTP untuk
diameter < 14
b) Kontraktor dapat diminta untuk memberi surat Keterangan tentang pengujian
bahan oleh pabrik (laboratorium yang disetujui pengelola proyek) untuk
kontruksi baja yang digunakan.
c) Setelah pengujian bahan dilakukan, maka hasilnya harus diserahkan kepada
pengelola proyek untuk persetujuan dipakainya bahan konstruksi baja
tersebut.
d) Kontraktor harus memperhitungkan segala komponen penyambungan yaitu
plat baja, mur-baut, paku corrugated galvanized steel sheet dan lain-lain bahan
untuk pengikat/penyabung sesuai dengan gambar konstruksi dan spesifikasi
teknik.
e) Kontraktor harus memperhitungkan segala biaya pengangkutan dari pabrik
sampai ke lokasi dimana gudang akan dibangun, termasuk biaya lainnya yang
timbul sampai selesai erection di lokasi pembangunan gudang
f) Kontraktor bertanggung jawab terhadap keamanan/kerusakan barang tersebut
sampai ke tempat tujuan, Segala kehilangan, kerusakan, sepenuhnya menjadi
resiko Kontraktor.
4.2. BAHAN-BAHAN
4.2.1 Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus memenuhi
persyaratan teknis dan disetujui oleh pengelola proyek, tidak ada
karatnya, bagian-bagian dan lembaran-lembarannya tidak bengkok atau
cacat. Potongan potongan (profil) yang tepat, bentuknya, tebal, ukuran
beret dan detail-detail konstruks yang ditunjukkan pada gambar harus
disediakan.

4.2.2 Bahan baja ini kecuali ditunjukan atau persyaratkan lainya, harus
sesuai dengan PPBBI-1983.

4.4. PEKERJAAN PENGECATAN.

4.3.1. Lapisan pelindung dan cat dasar.


a. Sebelum diberi lapisan pelindung, permukaan baja terlebih dahulu
dibersihkan dari kulit giling, karat dan kotoran lainnya dengan
menggunakan sikat kawat baja yang dijalankan secara elektrik sampai
permukaan baja tersebut benar-benar bersih dan kelihatan warna asli
bajanya.
b. Kemudian tanpa menunggu lama, permukaan baja dilapisi dengan
Iapisan pelindung Zinchromate Primer dengan ketebalan 40 micron
dengan cara disemprot, tidak diperbolehkan menggunakan kuas.
c. Setelah lapisan pelindung kering dan berumur tidak lebih dari 3 X 24
jam, permukaan baja tersebut dilapisi dengan cat dasar setaraf dengan
produk Nippon/Paragon warna hijau ketebalan 40 micron dengan cara
disemprot.
d. Bilamana ternyata hasil pengecatan dasar tersebut diatas tidak
mencapai hasil yang baik sesuai dengan persyaratan. maka lapisan
cat dasar tersebut harus dikupas kembali dan kemudian dilapisi
kembali dengan cat dasar dengan cara yang benar sampai mencapai
hasil sesuai dengan persyaratan.

4.3.2. Cat penyelesaian.


a. Sebelum pengecatan finish, permukaan baja yang sudah dilapisi cat
dasar dibersihkan dari kotoran seperti debu, minyak, gemuk dan
kotoran lainnya yang dapat mengurangi Iekatnya cat finish dengan
baja tersebut.
b. Setelah permukaan bersih, semprotkan lapisan pertama sampai
menghasilkan permukaan yang halus, warna rata dan sama.
c. Pelapisan cat finish yang kedua baru boleh dilakukan setelah lapisan
pertama sudah kering sempurna dan dapat diterima Direksi.
d. Pengecatan finish minimal 2 (dua) lapis.
e. Dalam hal pengecatan finish hasilnya tidak memenuhi syarat
(wamanya tidak merata dan tidak halus), cat finish yang kurang baik
dikupas kembali dan dilakukan pengecatan ulang seperti dijelaskan
diatas.

PASAL 5 PEKERJAAN LANTAI

5.1. UMUM

5.1.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

5.1.2. Persyaratan Bahan


a) Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 1500-
78A.
b) Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 1982 Pasal 11 dan
SII 0404-80.
c) Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 Pasal 21 dan SII 0079-79 / 0087
- 75 I 0075 - 75.
d) Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 Pasal 9, AVGNOR
P18-303 dan NZS-3121 / 1974.
e) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan :
PBI-1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8).

5.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


1) Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan
Direksi Pengawas.
2) Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini,
harus barn, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi
Pengawas.
3) Pasangan sub lantai dilakukan langsung diatas tanah, maka sebelum
pasangan sub lantai dilaksanakan terlebih dahulu lapisan urug
dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempuma (telah
dipadatkan sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah
mempunyai daya dukung maksimal.
4) Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan
kerikil atau split dengan perbandingan 1 : 3 : 5.
5) Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 7 cm atau sesuai yang
disebutkan / disyaratkan dalam detail.
6) Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata / waterpas, kecuali pada
lantai ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu,
supaya diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
5.2. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

5.2.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan lantai Keramik ini dilakukan pada seluruh finishing lantai
sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar.

5.2.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan yang digunakan adalah :
Keramik Standard ex Roman/Mulia atau produk yang setara dengan
ukuran 40/40 cm untuk ruangan yang disetujui Direksi Pengawas.
Produk yang di gunakan berstandar SNI.
b. Wama akan ditentukan kemudian, untuk masing-masing wama harus
seragam, wama yang tidak seragam akan ditolak.
c. Tebal bahan minimal 1,5 mm, finishing berglazur, kekuatan lentur 250
kg/cm2 dan mutu tingkat 1 (satu).
d. Bahan pengisi siar dari semen wama kental.
e. Bahan perekat adalah adukan 1 PC : 3 Ps

5.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a) Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contohcontohnya (minimal 3 contoh bahan dari 3 jenis
produk yang berlainan) kepada Direksi Pengawas.
b) Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor diwajibkan membuat shop
drawing dan pola pemasangan bahan yang disetujui Direksi
Pengawas dan Perencana
c) Pemasangan lantai Keramik dilakukan setelah alas dari lantai keramik
sudah selesai dengan baik dan sempuma serta disetujui Direksi
Pengawas (antara lain screed lantai, waterproofing dan lain-lain) baru
pemasangan keramik dilaksanakan.
d) Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak
cacat dan tidak bemoda.

PASAL 6 PEKERJAAN DINDING

6.1. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATU BATA


6.1.1. Lingkup Pekerjaan

a) Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan


dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
hingga dapat tercapai hasill pekerjaan yang bermutu baik dan
sempuma.
b) Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan
dan seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan
sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
c) Pekerjaan pasangan bata tahan api dipasang sebagai dinding partisi di
area kantor dan seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas.

6.1.2. Persyaratan Bahan

1) Batu bata biasa yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal
dan yang disetujui Direksi Pengawas. Syarat-syarat batu bata harus
memenuhi ketentuan-ketentuan dalam NI-10.
2) Pasir aduk harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
3) Air untuk adukan pasangan harus air yang bersih, tidak mengandung
lumpur / minyak / asam basa serta memenuhi PUBI-1982 pasal 9.

6.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

(1) Bahan-bahan yang digunakan, sebelum dipasang terlebih dahulu harus


diserahkan contohnya kepada Direksi Pengawas, minimal 3 (tiga)
contoh dan basil produk yang berlainan untuk mendapat
persetujuanya.
(2) Seluruh dinding dan pasangan batu bata, dengan aduk campuran 1 PC
: 4 pasir pasang, kecuali pasangan batu bata semen trasraam.
(3) Untuk dinding trasram / rapat air dengan aduk campuran 1 PC : 2 pasir
pasang, yakni pada dinding dan atas permukaan sloof / balok /
pondasi sampai minimum 20 cm diatas permukaan lantai setempat,
dan sampai setinggi 180 cm diatas permukaan lantai setempat untuk
sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi, WC) serta
pasangan batu bata dibawah permukaan tanah.
(4) Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau drum
hingga jenuh.
(5) Setelah batu terpasang dengan aduk, naad/siar--siar harus dikeruk
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering
permukaan pasangan disiram.
(6) Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar dibersihkan.
(7) Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap
maksimum 24 lapis perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis.
Bidang dinding batu bata tebal 112 batu yang luasnya maksimal 9 m2
harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan kolom
ukuran 11 x 11 cm, dan tutangan pokok 4 diameter minimal 12 mm,
beuget diameter 6 mm jarak 20 cm, jarak antar kolom satu dengan
yang lain dibuat maksimum 3 (tiga) meter.

6.2. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

6.2.1. Lingkup Pekerjaan


a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempuma.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata
bagian dalam dan bagian luar bangunan serta seluruh detail yang
ditunjukkan dalam gambar.

6.2.2. Persyaratan Bahan


1) Semen Portland yang digunakan harus dari satu produk, mutu I dan
yang disetujui Direksi Pengawas serta memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-8.
2) Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.
3) Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10.
4) Campuran (agregat) untuk plester harus dipilih yang benar-benar
bersih dan bebas dad segala macam kotorn, harus bersih dan melalui
ayakan # 1.6-2.0 mm.
5) Untuk area yang tidak memakai finishing bahan lain, dipakai
campuran Duracoat ex Durabuilt dengan pemakaian sesuai dengan
standard pabrik yang bersangkutan.
6) Untuk dengan finishing Keramik, Keramik, marmer dan lain-lain,
dipakai campuran bahan Dryspace ex Durabuilt dengan pemakaian
sesuai dengan standard dari pabrik.

6.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

(1) Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 4


pasir, kecuali pada dinding batu bata semen trasram / rapat air.
(2) Pada dinding batu bata semen trasram / rapat air diplester dengan
aduk campuran 1 PC : 2 pasir (yang dilakukan pada sekeiiling dinding
ruang toilet, kamar mandi, WC, eksterior dan bagian-bagian yang
ditentukan I disyaratkan dalam detail gambar).
(3) Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan
mata ayakan seperti yang dipersyaratkan.
(4) Material lain yang terdapat dalam persyaratkan diatas tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian 1 penggantian pekerjaan dalam bagian
ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan disetujui Direksi Pengawas.
(5) Semen Portland yang dikirim ke site harus dalam keadaan tertutup
atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya,
bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada
carat.
(6) Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik,
teriindung, bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup
menampung kebutuhan bahan, dilindungi sesuai dengan jenisnya
seperti yang disyaratkan dari pabrik.
(7) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site
yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk
dimulainya pekerjaan.
(8) Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi Pengawas.
Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat
tersebut sebelum kelainan / perbedaan diselesaikan.
(9) Tebal plesteran 1,5 cm dengan basil ketebalan dinding finish 15 cm
atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar. Ketebalan
plesteran melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu
dan memperkuat daya lekat plesteran, pada bagian pekerjaan yang
diijinkan Direksi Pengawas.
(10) Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan (kosen dan lain
sebagainya), dibuat naat (tali air) lebar minimal 7 mm dalam 5 mm,
kecuali bila ditentukan lain.

PASAL 7 PEKERJAAN ATAP / RANGKA ATAP

7.1. LINGKUP PEKERJAAN ATAP DAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN


a. Kuda – kuda dan gording menggunakan dari bahan metal zincalume 90%
b. Memasang atap Spandek tebal 0.30 mm kualitas setara Sakura Roof.
c. Memasang rabung atap Spandektebal 0.30 kualitas setara Sakura Roof.

7.2. SYARAT-SYARAT UMUM DAN PERATURAN


a. Syarat-syarat umum Dokumen tender menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari bagian ini.
b. Persyaratan-persyaratan konstruksi kayu dan istilah-istilah teknik menjadi
satu kesatuan dalam bagian ini.

7.3 BAHAN-BAHAN
Semua bahan/material harus baru sesuai dengan spesifikasi di bawah ini, kecuali
tecantum lain dalam gambar rencana. Seluruh jenis bahan sebelum didatangkan
ke lapangan, kontraktor harus memberikan contoh terlebih dahulu untuk
mendapat persetujuan Direksi Lapangan.
a. Atap seng genteng metal tebal 0,3 mm setara Sakura Roof
b. Bahan penutup atap Spandek setara Sakura Roof kualitas baik.
c. Atap Spandek setara Sakura Roof harus mempunyai permukaan yang baik.
d. Kerapatan pada pemasangan baik.
e. Warna harus sama, untuk ini ditentukan kemudian oleh Direksi,
f. Produk yang di gunakan berstandar SNI.
g. Metal Zincalume :
1. Bahan metal Zincalume standar BHP Steel Indonesia, yang dilapisi 55%
alumunium, 43.5% zinc dan 1.5% silicon alloy. Kayu harus kering, lurus,
tidak bermata dan pecah-pecah.
2. Ukuran disesuaikan dengan gambar rencana.

7.4 TATA KERJA


Cara pemasangan rangka atap metal zincalume untuk pekerjaan atap ini
diserahkan kepada pemborong dengan mendapat perserujuan dari Direksi.
Pemasangan atap lurus. Rapat dan rapi.

PASAL 8 PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

8.1. PEKERJAAN KUSEN JENDELA DAN VENTILASI RANGKA KAYU


8.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kosen kayu dengan bahan kayu kelas I meliputi
seluruh detail yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar

8.1.2 Persyaratan Bahan


1) Bahan kosen dari kayu dengan kualitas baik, lurus dan tidak bengkok
dengan Type KK10L. Produk yang di gunakan berstandar SNI.
2) Ukuran finish kosen sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
atau apabila terjadi perubahan ukuran harus mendapat persetujuan
Direksi pekerjaan atau pengawas lapangan
3) Sambungan antar potongan rangka kayu harus dikerjakan dengan baik
dan benar.
4) Accessories : Angker, baut, sekrup, plat dan bahan yang digalvanis

8.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum pelaksanaan Kontraktor wajib menyerahkan contoh-contoh
bahan / material yang digunakan kepada Direksi Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay out / penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
c. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan di tempat
pekerjaan harus ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara
yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan teriindung dari kerusakan
dan kelembaban.
d. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk kusen dan penguat lain,
agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga
kerapihan, tidak boleh terjadi noda-noda atau cacat bekas penyetelan.
e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
Pemotongan dan pembuatan profil Aluminium dilakukan dengan mesin
di luar tempat pekerjaan
f. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar
g. Setelah Kusen di pasang dengan baik kemudian diisi dengan adukan
semen campuran 1 PC : 3 Psr.
h. Kosen tidak diperkenankan dipulas dengan cat , vernis atau finishing lain
sebelum diperiksa dan diteliti oleh Direksi/ MK.

8.2. PEKERJAAN DAUN JENDELA KACA RANGKA KAYU

8.2.1. Lingkup Pekerjaan


Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan
hasil yang baik dan rapi. Pekerjaan ini meliputi kayu daun pintu, kayu daun
jendela, kayu mati dan kayu cermin
8.2.2. Persyaratan Bahan.
a. Umum
Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada
umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat
tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tank, gilas dan
pengambangan (float glass).
b. Khusus
Digunakan kaca lembaran bening (clear float glass) wama ditentukan
kemudian yang dihasilkan dengan proses tank, kemudian dipotong
menjadi lembaran dengan ukuran tertentu. Kedua permukaannya
rata, In dan bening.
c. Toleransi lebar dan panjang
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik. untuk kayu yang digunakan ukuran
tebal 5 mm, maka toleransi panjang dan lebar kira-kira 3,0 nim.
d. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut
siku serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan
maximum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per m.
e. Cacat-cacat Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus
sesuai ketentuan dari pabrik.
f. Kayu yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang
berisi gas yang terdapat pada kayu).
g. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan.

8.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
c. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan,
dan diberi tanda untuk mudah diketahui.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kayu khusus.

8.2 PEKERJAAN KUSEN KAYU

8.2.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan pembuatan kosen kayu meliputi seluruh detail yang
dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar

8.2.2 Persyaratan Bahan


1) Bahan kosen dari kayu Kelas I (Damar, Merbau) seperti yang
ditunjukkan dalam gambar dengan mutu yang baik, mutu kelas A, kelas
kuat I dan II dan kelas awet I
2) Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi persyaratan dan peraturan
kayu bangunan untuk perumahan dan gedung yang ditentukan dalam
PKKI, PUBI 82, pasal 37 dan SII 0458-81
3) Persyaratan pengawetan bahan kayu harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam Standard Kehutanan Indonesia (SKI)
4) Ukuran finish kosen sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
5) Kayu yang dipakai harus cukup tua , lurus, kering dengan permukaan
rata , bebas dari cacat seperti retak-retak , mata kayu dan cacat lainnya.
6) Kelembaban yang disarankan maximum 17 % untuk seluruh bahan
kayu kosen yang digunakan
7) Accessories :
i. Angker, baut, sekrup, plat dan bahan yang digalvanis
ii. Untuk angker dipakai besi baja beton diameter 10 mm, untuk plat
baja dipakai ketebalan 2 mm

8.2.3 Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontrator diwajibkan untuk meneliti


gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan ( ukuran dan lubang-
lubang ), termasuk mempelajari bentuk ,pola, lay out/ penempatan , cara
pemasangan , mekanisme dan detail – detail sesuai gambar

2. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus


ditempatkan pada ruang/ tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dari kerusakan dan kelembaban

3. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasngan klos-klos, baut ,


angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya
dengan memperhatikan / menjaga kerapihan terutama untuk bidang-
bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.

4. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama
lain sisi-sisinya di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk dilakukan
penyetelan, kecuali ditentukan lain

5. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.


Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di luar
tempat pekerjaan

6. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar


Kosen tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis atau finishing lain
sebelum diperiksa dan diteliti oleh Direksi/ MK

8.3 PEKERJAAN DAUN PINTU KAYU

8.3.1. Lingkup Pekerjaan


Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan
hasil yang baik dan rapi. Pekerjaan ini meliputi kayu daun pintu, kayu daun
jendela, kayu mati dan kayu cermin

8.3.2. Persyaratan Bahan.


a. Umum
kayu adalah benda terbuat dari bahan yang baik dengan kondisi yang
baik pada umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai
sifat keras dan kuat.
b. Khusus
Digunakan kayu kelas II yang dihasilkan dari bahan kayu yang baik.
Dipotong dengan ukuran yang sesuai dan rapi.
c. Toleransi lebar dan panjang
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik. untuk kayu yang digunakan ukuran
tebal 5 mm, maka toleransi panjang dan lebar kira-kira 3,0 nim.
d. Kesikuan
Kayu yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta
tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maximum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per m.
8.3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
c. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan,
dan diberi tanda untuk mudah diketahui.
e. Pemotongan kayu harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-
alat pemotong kayu khusus.

PASAL 9 PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

9.1. UMUM

8.1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja,


bahan-bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempuma.
b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari
seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela
serta seluruh detail yang disebutkan / ditentukan dalam gambar.

9.1.2. Persyaratan Bahan


a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dan produk yang bermutu baik,
seragam dalam pemilihan wamanya serta dan bahan-bahan yang telah
disetujui Direksi Pengawas. Produk yang di gunakan berstandar SNI.
b. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan
gambar.
c. Seluruh kunci pintu yang dipasang, dengan anak kunci yang telah
direncanakan dan diatur menggunakan sistem Master, Grand Master,
Emergency Master dan Construction Key dan pabrik yang bersangkutan.
Setiap kunci pintu lengkap 2 (dua) buah anak kunci, anak kunci
Master/Grand Master/Emergency Master Key. Untuk Construction Key
disupply 5 (lima) buah.
d. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.

9.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum
dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Pengajuan / penyerahan
harus disertai brosur / spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
b. Apabila dianggap perlu, Direksi Pengawas dapat meminta untuk
mengadakan test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-
contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya
test laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke
bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dan
permukaan lantai ke atas. Engsel tengah dipasang di tengah-tengah
antara kedua engsel tersebut.
d. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dan sisi atas dan sisi bawah
daun pintu sama.

PASAL 10 PEKERJAAN PLAFOND

10.1. PEKERJAAN PLAFOND PVC

10.1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan
ini hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempuma.
b. Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond PVC ternasuk
pemasangan list plafond kayu sesuai yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas.

10.1.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan Rangka :
1.) Sebagai rangka utama plafond dan rangka Furring. Ukuran
rangka sesuai yang disyaratkan dalam gambar detail. Produk yang di
gunakan berstandar SNI.

b.Penutup plafond :
Digunakan plafon PVC berwarna yang bermutu baik, tidak
bergelombang san cacat. Produk Lokal atau setara, tebal = 9 mm.
Bahan yang digunakan harus sesuai persyaratan dan yang telah disetujui
dalam arti kekebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut.
Produk yang di gunakan berstandar SNI. Barang – barang tersebut harus
dalam keadaan baik dan 100% (seratus persen) baru. Harus
menyampaikan Speksifikasi Teknis mengenai barang yang ditawarkan
secara lengkap, Harus menyampaikan surat dukungan dan brosur
bermaterai dan berstempel dari distributor yang meliputi merk dan
ketersediaan bahan/material yang ditawarkan pada saat penyampaian
penawaran.
c. Bahan finishing penutup plafond :
1) Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan dasar
cat yang bermutu baik produk yang telah disetujui Direksi
Pengawas. Sebelum pengecatan semua sambungan / pertemuan
harus rata dan halus serta sambungan antar plafon harus didempul.
2) Wama dan corak akan ditentukan kemudian.

10.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan
peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay out I penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing sesuai ukuran / bentuk /
mekanisme kerja yang disesuaikan gambar rencana dan telah disesuaikan
keadaan di lapangan, shop drawing harus mendapat persetujuan Direksi
Pengawas dan Perencana.
c. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up
sebelum pekerjaan dimulai dan dipasang.
d. Kontraktor harus mengajukan 3 buah contoh untuk disetujui oleh
Direksi Pengawas dan Perencana.
e. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan rangka, GYPSUM board
dan material yang lain ditempat pekerjaan harus diletakkan pada ruang
/ tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

PASAL 11 PEKERJAAN PENGECATAN

11.1 PEKERJAAN CAT EMULSI

10.1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, penyediaan


tenaga kerja, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapainya basil
pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pengecatan dinding dan ptafond dilakukan pada bagian dalam serta
seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

11.1.2. Syarat-syarat Bahan

a. Bahan cat yang digunakan adalah : Cat produk VINYLEX atau setara.
Primer : 1 lapis Vinylex Alkali Resisting Primer, interval 2 jam
Undercoat : 1 lapis Acrylic Wall Filler, interval 2 jam.

Cat akhir untuk


Exterior : 2 lapis Super Nippon Weatherbond setebal 2 x 30 micron,
interval 2 jam, semua lapisan sehingga dicapai permukaan
yang merata dan sama tebal, VINYLEX atau setara.

Cat akhir untuk


Interior : 2 lapis Vinylex Acrylic Emulsion A 921 setebal 2 x 30
micron, interval 2 jam, semua lapisan sehingga dicapai
permukaan yang merata dan sama tebal, VINYLEX atau
setara.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan
pada PUBI 1982 Pasal 54 dan NI-4. Produk yang di gunakan
berstandar SNI.

11.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat carat


(retak, lubang dan pecah-pecah).
b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan
pekerjaan pada bidang pengecatan.
c. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-
kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.
d. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan
cat dasar, bahan plamur dari produk yang sama dengan cat yang
digunakan.
e. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi
Pengawas serta pekerjaan instalasi di dalamnya telah selesai dengan
sempuma.

PASAL 12

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

A. Syarat-Syarat Umum

1. Umum
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan umum. Apabila ada klausal dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan umum ini, berarti
menuntut perhatian khusus pada klausal klausal tersebut dan bukan berarti
menghilangkan klausut-klausal tersebut atau bukan berarti menghilangkan klausal-
klausal Iainnya dari syarat-syarat umum

Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak
dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau
peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya
dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan
salah, Kontraktor harus tetap melaksanakannya sesuai dengan standard teknis yang
berlaku.

2. Lingkup Pekerjaan Elektrikal

a. Pekerjaan yang termasuk pekerjaan Elektrikal ini adalah seluruh Pekerjaan


Penerangan & Stop Kontak, dan Panel Listrik secara Iengkap, sehingga instalasi
ini dapat bekerja dengan sempuma dan aman.
b. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama
(serah terima pekerjaan pertama), seluruh instalasi pekerjaan tersebut sudah
dapat dipergunakan Pemilik.
c. Pengadaan dan penyambungan daya PLN sesuai gambar rencana. Biaya resmi
ditanggung oleh Kontraktor.

3. Gambar-gambar

a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua


perlengkapan accessories secara terperinci.Semua bagian diatas-walaupun tidak
digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh
Kontraktor, sehingga sistem dapat bekerja dengan baik dan benar.
b. Gambar-gambar instalasi Elektrikal menunjukkan secara umum tata Ietak dari
peralatan instalasi.Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan
kondisi dari proyek. Gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil serta interior
harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing" dari
proyek.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar-gambar kerja
dan detail (blue print, shop drawing) sebanyak 4 ( empat ) set yang harus
diajukan kepada MK (Manajemen Konstruksi) / Waslap untuk mendapatkan
persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan Kontraktor untuk disetujui
Direksi dianggap bahwa Kontraktor telah mempelajari situasi dan telah
berkoordinasi dengan pekerjaan instalasi Iainnya.

d. Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-


penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus
dituangkan dalam 2 (dua) set lengkap dan 3 (tiga) set lengkap gambar blue print
(cetak biru) sebagat gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings).
4. Koordinasi

a) Kontraktor pekerjaan instalasi Elektrikal dan Elektronik dalam melaksanakan


pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan Kontraktor bidang atau disiplin lainnya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu
yang telah ditentukan.
b) Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu
tidak menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.

5. Daftar Bahan dan Contoh

a. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada


Direksi atau Konsultan Pengawas , untuk persetujuannya. Semua biaya yang
berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah
menjadi tanggungan Kontraktor.
b. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi
teknis ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh
orang-orang yang ahli.
c. Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran kapasitas
peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keraguraguan,
Kontraktor harus segera menghubungi Direksi atau Konsultan Pengawas untuk
berkonsultasi.
d. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang tidak sesuai
dengan spesifikasi teknis harus dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas,
MK/Waslap dan Perencana, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi
beban tanggung jawab Kontraktor.

Untuk itu pemilihan equipment dan material tersebut harus mendapatkan


persetujuan dari Pemberi Tugas.

6. Testing dan Commisioning

a. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan


commisioning serta pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk
memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi dan peralatan yang dilaksanakan
dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang
berlaku.
b. Semua sumber daya, bahan dan perlengkapan (listrik dan lain-lain) yang
diperlukan dalam kegiatan testing dan commisioning tersebut merupakan
tanggung jawab Kontraktor. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang
diperlukan untuk testing dan commisioning dan sistem ini seperti yang dianjurkan
oleh pabrik, juga harus diserahkan oleh Kontraktor.

7. Peralatan yang Disebut dengan Mark dan Penggantinya

Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan


dipersyaratkan dalam persyaratan ini, maka Kontraktor wajib menyediakan sesuai
dengan peralatan/materil tersebut diatas. Penggantian dapat dilakukan dengan
persetujuan dan ketentuan-ketentuan dari Pemberi Tugas.

8. Perlindungan Pemberi Tugas

Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemberi
Tugas dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

9. Pengetesan

Kontraktor harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini


dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh
Pemberi Tugas, MK/Waslap dan Perencanaan. Semua tenaga kerja, bahan dan
perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan tanggung jawab
Kontraktor.

10. Pengujian dan Penerimaan

Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan
dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik,
Kontraktor harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-
peralatan yang terpasang bersama-sama Direksi. Dan jika sudah ditest dan temyata
memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka
seluruh unit Iengkap dengan peralatannya dapat diserahkan kepada Pemberi Tugas.

PASAL 14
FINISHING DAN PENUTUP
Meskipun dalam Spesifikasi ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan
tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan atau dibuat oleh Penyedia Jasa,
tetapi pekerjaan-pekerjaan dan bahan-bahan ini dinyatakan nyata menjadi bagian
pekerjaan, maka pekerjaan tersebut diatas tetap dianggap sebagaimana dimuat
dalam spesifikasi ini.
Guna mendapat hasil kerja yang baik dan memuaskan, setiap pekerjaan haru
dilakukan pengetesan yang disertai dengan pengesahan (Surat Kier) dan gambar-
gambar sesuai keadaan terpasang (As Bulit Drawing) yang harus diserahkan kepada
Proyek/Bouwher melalui Direksi/Konsultan Pengawas.
Pekerjaan yang nyata menjadi bagian dari pekerjaan akan tetapi tidak diuraikan
dalam spesifikasi ini tetap harus dilaksanakan dan diselesaikan oleh Penyedia Jasa,
dan harus dianggap seakan-akan pekerjaan ini diuraikan dan dimuat dalam
spesifikasi ini untuk menuju pekerjaan yang selesai lengkap dan sempurna.

Karang Baru, April 2022


Kuasa Pengguna Anggaran Selaku
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Aceh Tamiang

Drs. BAMBANG SUPRIYANTO, MM


NIP. 19671117 199412 1 001

Anda mungkin juga menyukai