Anda di halaman 1dari 30

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


Jalan Indragiri No. 07 Telp. (0769) 341136 Fax. (0769) 341136

PEMATANG REBA

SPESIFIKASI
TEKNIS

PENGGUNA ANGGARAN : KAMARUZAMAN, S.Sos, M.Si

SATKER/ SKPD : DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KABUPATEN INDRAGIRI HULU

NAMA PPK : H. ARMEN, ST, MT

NAMA PEKERJAAN : REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN

TINGKAT KERUSAKAN MINIMAL SEDANG

BESERTA PERABOTNYA SD NEGERI 003

SUNGAI GUNTUNG

TAHUN ANGGARAN 2022


SPESIFIKASI TEKNIS
BAB 1. PENJELASAN UMUM

1. UMUM

Instansi : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Indragiri hulu


Nama Kegiatan : PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR KABUPATEN
INDRAGIRI HULU TAHUN ANGGARAN 2022
Nama Pekerjaan : Rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat kerusakan minimal
sedang beserta perabotnya SD NEGERI 003 SUNGAI GUNTUNG
Lokasi Pekerjaan : Kecamatan Rengat - Kabupaten Indragiri Hulu

Nilai Pagu Anggaran : Rp. 754.258.200,- (tujuh ratus lima puluh empat juta dua ratus
lima puluh delapan ribu dua ratus rupiah,-)
Nilai HPS : Rp. 754.258.200,- (tujuh ratus lima puluh empat juta dua ratus
lima puluh delapan ribu dua ratus rupiah,-)
Jenis Kontrak : Kontrak Gabungan Lump Sum + Harga Satuan
Sumber Pendanaan : DAK Tahun Anggaran 2022

2. LATAR BELAKANG
Sehubungan dengan upaya Pemerintah Daerah untuk mempercepat terwujudnya Visi “Indragiri Hulu
Sejahtera Tahun 2020″, maka kegiatan peningkatan fasilitas pendidikan di wilayah Kabupaten Indragiri
Hulu sangat perlu untuk dilaksanakan. Selanjutnya, setiap pembangunan bangunan gedung atau pun Non
Gedung baik Pemerintah ataupun umum harus diwujudkan dengan sebaik baiknya, sehingga secara
optimal mampu memenuhi fungsinya.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam Pekerjaan Rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat
kerusakan minimal sedang beserta perabotnya SD NEGERI 003 SUNGAI GUNTUNG ini antara lain
adalah:
a) Setiap pelaksanaan pembangunan fisik yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana harus mendapat
pengawasan secara teknis dilapangan, agar rencana teknis yang telah disiapkan dan dipergunakan
sebagai dasar pelaksanaan pembangunan dapat berlangsung operasional efektif.
b) Pelaksanaan lapangan harus dilakukan oleh pemberi jasa yang kompeten, dan dilakukan secara
penuh dengan menempatkan tenaga-tenaga ahli di lapangan sesuai kebutuhan dan kompleksitas
pekerjaan.
c) Kinerja lapangan sangat ditentukan oleh kualitas dan intensitas, serta yang secara menyeluruh
dapat melakukan kegiatannya berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah disepakati.

3. MAKSUD DAN TUJUAN


a) Maksud : Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pembangunan Gedung Sekolah
terhadap Pendidikan sesuai standar yang berlaku.
b) Tujuan : Tersedianya Gedung Sekolah yang memadai untuk menunjang pendidikan
sesuai standar dengan menyediakan sarana dan prasarana yang baik,
nyaman, berkualitas sesuai dengan ketentuan-ketentuan bangunan
Gedung Negara
4. DASAR HUKUM
1) Undang Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
2) Undang Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
3) Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No.
2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
4) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Atas Perubahan Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;
5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/PRT/M/2005 tanggal1 Desember 2005 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
6) Permen PUPR No 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
7) Permen PUPR Nomor : 14 Tahun 2020 tentang Standard dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi Melalui Penyedia;
8) Instruksi Menteri PUPR Nomor : 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID-2019) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
9) Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Melalui Penyedia;
10) Permen PUPR Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi
11) Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar teknis yang terkait antara
lain:
a) Persyaratan, prinsip, dan peraturan harus sesuai dengan standar Edisi terbaru Cipta
Karya Pedoman (1995);
b) Ditetapkan dalam pedoman Pelaksanaan Sistem Perencanaan Pengembangan Program
dan Penganggaran (Buku Petunjuk Pelaksanaan Sistem Perencanaan Program
Penyusunan Dan Penganggaran-SP4);
c) Peraturan/kode untuk peraturan keselamatan dan api untuk bangunan pendidikan.
12) Persyaratan teknis lainnya terkait pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan diterapkan di Indonesia termasuk Peraturan daerah
setempat tentang Bangunan Gedung.

5. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Pengguna jasa adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indragiri Hulu dengan Alamat
Jalan Indragiri No. 7 Pematang Reba- Rengat, sebagai berikut :
1) Pengguna Anggaran adalah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indragiri Hulu,
Nama : KAMARUZAMAN, S.Sos, M.Si
NIP : 19681127 199002 1 002
2) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan,
Nama : H. ARMEN, ST, MT
NIP. 19650605 199003 1 006

6. KLASIFIKASI BANGUNAN
Klasifikasi REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN MINIMAL SEDANG
BESERTA PERABOTNYA SD NEGERI 003 SUNGAI GUNTUNG adalah “Klasifikasi Bangunan
Sederhana” sebagaimana dimaksud pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Pasal 14
ayat (2) yaitu Bangunan Gedung Negara dengan klasifikasi sederhana merupakan bangunan gedung
dengan teknologi dan spesifikasi sederhana meliputi:.
 bangunan gedung kantor dan bangunan gedung negara lainnya dengan jumlah lantai sampai
dengan 2 (dua) lantai;
 bangunan gedung kantor dan bangunan gedung negara lainnya dengan luas sampai dengan
500 m2 (lima ratus meter persegi); dan
 Rumah Negara meliputi Rumah Negara Tipe C, Tipe D, dan Tipe E

7. LINGKUP PEKERJAAN

6.1 LINGKUP PEKERJAAN SESUAI DENGAN PERENCANAAN DAN KELUARAN.


Dalam pelaksanaan Pekerjaan, pemborong melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rincian
pekerjaan yang tercantum pada Gambar Perencanaan, Bill Off Quantity (BOQ)/ Enginer
Estimate (EE) dan Spesifikasi Teknis yang terlampir pada Dokumen Pengadaan, meliputi:
PEKERJAAN REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN MINIMAL
SEDANG BESERTA PERABOTNYA SD NEGERI 003 SUNGAI GUNTUNG :
A. BANGUNAN-A
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
II. PEKERJAAN TANAH / PASIR
III. PEKERJAAN PONDASI
IV. PEKERJAAN STRUKTUR
V. PEKERJAAN PINTU / JENDELA
VI. PEKERJAAN DINDING
VII. PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP
VIII. PEKERJAAN PLAFOND
IX. PEKERJAAN LISTRIK
X. PEKERJAAN LANTAI
XI. PEKERJAAN PENGECATAN
XII. PENGADAAN MEUBELER

B. BANGUNAN-B
I. PEKERJAAN PINTU / JENDELA
II. PEKERJAAN DINDING
III. PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP
IV. PEKERJAAN PLAFOND
V. PEKERJAAN LISTRIK
VI. PEKERJAAN LANTAI
VII. PEKERJAAN PENGECATAN

Keluaran yang diminta dari Kontraktor Pelaksana pada penugasan ini adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan pekerjaan pembangunan yang menyangkut kualitas, biaya dan ketepatan
waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai wujud bangunan dan kelengkapan yang
sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan serta penyelesaian kelengkapan pembangunan
2. Membuat Dokumen Proses Pelaksanaan pekerjaan terdiri dari :
a. Metode Pelaksanaan Program Kerja, Alokasi Tenaga dan Konsep Pelaksanaan
Pekerjaan
b. Program mutu dan program K3 terkait pelaksanaan pembangunan fisik
c. Mengajukan Shop Drawing pada setiap tahapan pekerjaan yang dilaksanakan
d. Membuat Laporan Harian yang berisikan tentang;
 Tenaga
 Bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak
 Peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan
 Kegiatan perkomponen pekerjaan yang diselenggarakan
 Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan
 Kejadian-Kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan
e. Membuat Laporan Mingguan, sebagai resume laporan harian (Kemajuan pekerjaan,
tenaga dan hari kerja) dan Laporan bulanan
f. Mengajukan Berita Acara Kemajuan Fisik/ Pekerjaan untuk pembayaran termin
g. Membuat Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan Tambah dan Kurang (Jika ada tambahan atau perubahan pekerjaan)
h. Membuat Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan
i. Membuat Berita Acara Penyerahan Kedua Pekerjaan
j. Membuat Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan
k. Membuat Gambar-Gambar sesuai dengan pelaksanaan (As Built Drawing)
l. Membuat Jadwal Pelaksanaan (Kurva S).

6.2 PELAPORAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN


Setiap jenis laporan harus disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk dibahas
guna mendapatkan persetujuan, sesuai dengan lingkup pekerjaan, maka jadwal tahapan
pelaksanaan kegiatan dan jenis laporan yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
adalah :
a) Laporan Harian
 Laporan Harian ini harus dibuat oleh Kontraktor Pelaksana Pekerjaan terhitung
setelah SPMK sebanyak 6 (Enam) eksemplar yang berisi antara lain, buku harian yang
memuat semua kejadian, perintah atau petunjuk yang penting dari Konsultan Pengawas/
Direksi, yang dapat pelaksanaan pekerjaan, menimbulkan konsekuensi keuangan,
kelambatan penyelesaian pekerjaan dan tidak terpenuhinya syarat teknis
 Laporan harian berisikan keterangan antara lain :
 Tenaga
 Bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak
 Peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan kegiatan perkomponen
pekerjaan yang diselenggarakan
 Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan
 Kejadian-Kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan

b) Laporan Mingguan
Laporan Mingguan, sebagai resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari
kerja) terhitung 7 hari setelah dimulainya kerja oleh kontraktor (7 hari setelah SPMK
ditandatangani) sebanyak 6 eksemplar dan berisi antara lain :
 Review terhadap rencana kerja kontraktor;
 Resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja) selama
seminggu tersebut
 Gambaran/penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek
 Monitor masalah teknis di lapangan;
 Permasalahan non teknis yang dihadapi
 Monitor Kendali Mutu
 Pemeriksaan Gambar Kerja;
 Foto-foto Kemajuan Pekerjaan dibuat secra bertahap sesuai kemajuan pekerjaan;
 Rencana kerja, metoda dan jadwal pelaksanaan pekerjaan selanjutnya;
c) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan merupakan sebagai resume laporan mingguan, selama 4 (empat) minggu
setiap bulannya (kemajuan pekerjaan mingguan, tenaga kerja dan material), sebanyak 6
eksemplar.

8. PRODUK DALAM NEGERI


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mengutamakan pengunaan produksi dalam negeri. Produksi luar
negeri boleh dipakai atau digunakan selama produksi dalam negeri tidak dapat digunakan.

9. ALIH PENGETAHUAN
Jika diperlukan, Penyedia jasa Pelaksana pekerjaan berkewajiban untuk meyelenggarakan pertemuan
dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil kegiatan / satuan kerja Pengguna
Anggaran.

10. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM


Untuk pelaksanaan pekerjaan REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA SD NEGERI 003 SUNGAI GUNTUNG segala yang
menyangkut persyaratan bahan, pengujian, cara pembayaran, dan lain-lain diatur dalam Spesifikasi
Teknis.

11. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

TAHUN 2022
NO KEGIATAN
6 7 8 9 10 11
1 Kontrak dan SPMK
2 Masa Pelaksanaan
3 Serah terima pekerjaan

Jangka waktu pelaksanaan dibagi 2 bagian :


a) Jangka Waktu pelaksanaan pekerjaan fisik diperkirakan selama 120 (Seratus dua puluh) hari
kalender, dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Pertama pekerjaan Fisik.
b) Jangka waktu pemeliharaan pekerjaan fisik diperkirakan selama 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender, dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Kedua pekerjaan Fisik.

12. PERSYARATAN PEYEDIA KONSTRUKSI


Memiliki Surat Izin yang masih berlaku sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
yang berlaku, sebagai berikut :
A. Administrasi Kualifikasi
a) Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yang masih berlaku.
b) Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha Kecil dengan Klasifikasi
Bangunan Gedung dan Jasa Pelaksana Untuk Sub Klasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi
Bangunan Pendidikan (BG007).
c) Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan (SPT Tahunan) tahun pajak 2021.
d) Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan (apabila ada perubahan).
e) Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak menimbulkan pertentangan
kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha
tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur
Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan Negara.
f) Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan konstruksi dalam kurun waktu 4 (empat)
tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman
subkontrak, kecuali bagi pelaku usaha yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun.
g) Memenuhi Sisa Kemampuan Paket (SKP) dengan perhitungan:
SKP = 5 – P, dimana P adalah Paket pekerjaan konstruksi yang sedang dikerjakan.
h) Mempunyai status valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil Konfirmasi Status Wajib
Pajak.

13. PERSONIL MANAJERIAL YANG DIPERLUKAN DALAM PELAKSANAAN

Jabatan Dalam
Pengalaman Sertifikat Kompetensi
No. Pekerjaan yang akan Jumlah
Kerja (tahun) Kerja
dilaksanakan
SKTK Pelaksana Bangunan
1 Pelaksana 0 Tahun 1 Orang Gedung / Pekerjaan Gedung
TA022 atau TS051
Petugas Keselamatan
2 0 Tahun 1 Orang Sertifikat K3 Konstruksi
Konstruksi

Personil diatas, melampirkan :


1. Sertifikat,
2. Peserta yang tidak dapat membuktikan Sertifikat Kompetensi Kerja untuk Tenaga Terampil yang
diusulkan dalam dokumen penawaran saat Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia (RPPP)
dikenakan sanksi sebagai berikut :
a. Sanksi administrasi, berupa pembatalan penetapan pemenang;
b. Sanksi daftar hitam sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

14. PERALATAN MINIMAL YANG DIPERLUKAN

No Jenis Kapasitas Jumlah

1 2 3 4
1. Pompa Air 3 Inchi 1 Unit
2. Dump Truck 3 s/d 8 Ton 1 Unit
3. Beton Molen 0.2 M3 1 Unit

Keterangan :
Persyaratan peralatan diatas, sebagai berikut:
1. Untuk peralatan Milik Sendiri harus dibuktikan dengan melampirkan faktur/kwitansi pembelian
dan STNK serta BPKB untuk kendaraan;
2. Untuk alat Sewa Beli, harus menyampaikan bukti kepemilikan, contoh kendaraan :
 Bukti pembayaran sewa beli (invoice, DP, angsuran)
3. Untuk Surat Perjanjian Sewa, harus menyampaikan sebagai berikut :
 Surat Perjanjian Sewa

4. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dalam pelaksanaan pekerjaan, pelaksanaan konstruksi harus memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang terlampir pada Dokumen Pengadaan dan
ketentuan lainnya akan diatur dalam Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak).
15. PENERIMA MANFAAT
Penerima Manfaat adalah seluruh warga negara Republik Indonesia, khususnya warga/masyarakat
Kabupaten Indragiri Hulu.

16. Lokasi Pekerjaan REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN MINIMAL
SEDANG BESERTA PERABOTNYA SD NEGERI 003 SUNGAI GUNTUNG pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kab. Indragiri Hulu terletak di Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu dengan
eskisting lokasi pekerjaan sebagai berikut:

LOKASI SD NEGERI 003


SUNGAI GUNTUNG

LOKASI SD NEGERI 003


SUNGAI GUNTUNG

17. RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)

Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan melampirkan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) sesuai dengan
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik (SDPSE) yang ada pada Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahaan Rakyat Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi.
BAGIAN. I - SPESIFIKASI UMUM

Pasal – 1
JENIS-JENIS PEKERJAAN

1. Kegiatan : PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR KABUPATEN INDRAGIRI


HULU TAHUN ANGGARAN 2022
Sub Kegiatan : PEMBANGUNAN SARANA, PRASARANA DAN UTILITAS SEKOLAH
Pekerjaan : Rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat kerusakan minimal sedang beserta
perabotnya SD NEGERI 003 SUNGAI GUNTUNG
Lokasi : KEC. RENGAT

2. Untuk kelancaran Pelaksanaan, Pemborong harus menyediakan :

a. Tenaga Kerja/Tenaga Ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
b. Alat-alat Bantu seperti mesin pengaduk beton, pompa air, alat-alat pengangkut dan peralatan
yang diperlukan dalam pelaksanaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang dilaksanakan
tepat pada waktunya.

Pasal – 2
STANDAR-STANDAR PELAKSANAAN

Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan yang
tersebut daibawah ini dan dianggap pemborong telah mengetahui dan memahaminya termasuk (apabila ada)
segala perubahan dan tambahannya sampai saat ini :

1. Peraturan Instalasi Listrik (SNI 0225-97-D)


2. Peraturan Perencanaan Perhitungan Beton (SNI T-15-1991-03)
3. Peraturan Pembuatan Campuran Beton (SNI T-15-1991-03)
4. Peraturan Baja Tukang Beton (SII 01236-84)
5. Peraturan Ukuran Kayu Bangunan (SKSNI S-05-1990-F)
6. Peraturan Tata Cara Pengecatan Kayu (SKSNI T-08-1990-F)
7. Peraturan Portland Cement (SSI 0013-81)
8. Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB-N.3)
9. Peraturan Beton Indonesia (PBI-NI.2 Tahun 1971)
10. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-NI.2 Tahun 1961)
11. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
12. Pedoman Plumbing Indonesia 1974
13. Peraturan Umum Instalasi Air Indonesia (AVWI)
14. Peraturan Pabrik Untuk Bahan-Bahan yang belum ada ketentuannya
15. Peraturan :
a. Batu Alam untuk Bahan Bangunan
b. Kerikil
c. Pasir (SKSNI S-04-1989-F)

2.1 Air (Bagian A SK SNI S 04-1989-F, 41).


a. Air yang dipergunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organik
atau lainnya yang dapat merusak beton.
b. Air yang dipergunakan untuk adukan beton konstruksi harus sesuai dengan (SNI 1971-1990-F).
2.2. Tanah Timbun/Tanah Urug.
Tanah yang dipergunakan untuk pekerjaan timbunan ini harus bersih dari tanah humus maupun akar-akar
kayu serta rumput, bebas sampah dan bebas dari bahan-bahan organis.
2.3. Pasir/Agregat Halus (Bagian A. SKSNI S-04-1989-F 6.1).
a. Pasir yang dipergunakan dapat berupa pasir alam hasil dari disintegrasi alami batuan atau dapat
berupa hasil dari pemecahan batu dari alat mekanis.
b. Agregat harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat
kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan
hujan.
c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering)
yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila
kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat halus harus dicuci.
d. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton kecuali dengan
petunjuk-petunjuk dari Lembaga Pemeriksaan bahan-bahan yang diakui
2.4. Kerikil/Agregat kasar (Bagian A, SKSNI S-04-1989-F)
a. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil yang disentegrasi alami dari
batuan-batuan atau berupa batu pecah yang di peroleh dan pemecahan batu. Pada umumnya
yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat besar butir lebih 5 mm.
b. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat yang
mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak
melampaui 20 % dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan.
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (ditentukan terhadap berat kering)
yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm.
Apabila kadar lumpur melampaui dari 1 %, maka agregat kasar harus dicuci.
d. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat yang
reaktif alkali.
e. Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak terkecil antara
bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal plat atau tigaperempat dari jarak
bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas tulangan. Penyimpangan dari
pembatasan ini diizinkan apabila menurut penilaian pengawas ahli. Cara-cara pengecoran
beton adalah sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadinya sarang -sarang kerikil.
2.5. Batu Bata (SII 0021-78).
a. Batu bata yang digunakan harus batu bata yang mempunyai syarat mutu seperti yang
ditentukan dalam SII 0021-78.
b. Batu bata yang digunakan harus yang sempurna masaknya, tidak rapuh, bila direndam dalam
air tidak akan hancur. Batu bata sebelum digunakan harus direndam dalam air.
c. Batu bata yang digunakan harus mempunyai ukuran yang memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam PUBI-1980.
2.6. Semen (Bagian A SKSNI S-04-19S9-F)
a. Semen yang digunakan harus semen yang bermutu tinggi, berat dan volumenya tidak
kurang dari ketentuan yang tercantum pada kantongnya. Pada semennya tidak terjadi
pembatuan atau bongkah-bongkah kecil.
b. Semen untuk konstruksi beton bertulang dipakai jenis-jenis semen yang memenuhi
ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam SII.0013-81.
c. Pemakaian semen untuk setiap campuran dapat ditentukan dengan ukuran isi atau berat.
Ukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 2,5 %.

2.7. Baja Tulangan (SII 0136-1984).


a. Baja tulangan untuk penulangan beton yang digunakan harus bebas dari kotoran -kotoran,
lemak, kulit gilingan, karat lepas dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat
beton terhadap baja tulangan.
b. Diameter baja tulangan yang digunakan harus sesuai dengan diameter yang ditentukan
dalam gambar-gambar rencana atau gambar detail.
c. Jika ternyata dalam pemeriksaan pengawas, diameter besi dimasukkan tidak sesuai
dengan diameter besi yang akan dipakai, maka pemakaiannya harus dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan konsultan pengawas.
d Penyimpangan penggunaan baja tulangan dari ketentuan -ketentuan yang berlaku
dinyatakan tidak dapat diterima.
2.8. Kayu (SKSNI S-05-1990-F).
a. Kayu yang digunakan harus kayu yang memenuhi persyaratan seperti yang tercantum
dalam Spesifikasi ukuran kayu untuk bangunan.
b. Kayu yang digunakan harus kayu yang berkualitas baik, tidak mempunyai cacat -cacat
saperti mata kayu, celah-celah susut pinggir dan cacat lainnya, tidak boleh menggunakan
hati kayu.
2.9. Bahan-bahan lain.
a. Semua bahan-bahan bangunan yang akan dipakai dan belum disebutkan disini akan ditentukan pada
waktu penjelasan pekerjaan atau pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
b. Semua bahan-bahan yang dimasukkan untuk dipakai harus ditunjukan terlebih dahulu kepada
pengawas untuk diperiksa guna mendapatkan izin pemakaiannya.
c. Semua bahan-bahan bangunan yang tidak ditunjukkan pada pengawas atau ditolak oleh pengawas
tidak dibenarkan pemakaiannya dan harus dibawa keluar lokasi segera mungkin.
d Pemakaian bahan-bahan yang tidak sesuai dengan yang ditentukan harus dibongkar dan kerugian
yang ditimbulkannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
e. Tidak tersedianya bahan-bahan bangunan yang akan dipakai dipasaran dengan ini dinyatakan tidak
dapat dipakai sebagai alasan terhentinya/tertundanya pelaksanaan pekerjaan.

Pasal – 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pembersihan Lapangan

Pemborong atas petunjuk Direksi/Pengawas harus melakukan pembersihan lapangan sedemikian rupa
sehingga lahan bersih dari semak-semak, pohon-pohon dan sisa bangunan lama yang akan mengganggu
pelaskanaan pekerjaan. Pohon-pohon yang baik yang tidak mengganggu bangunan tidak boleh dibongkar

2. Patok Titik Tetap atau Bench Mark (BM)

Bilamana belum ada, pemborong harus membuat suatu patok titik tetap (BM) yang dipakai sebagai titik
reverence peil-peil bangunan yang bersifat permanent. BM harus dalam keadaan baik selama proyek
dilakasanakan.

3. Papan Nama Proyek

Pemborong harus membuat suatu Papan Nama Proyek, adapun besar ukuran dan pemasangannya harus
menurut Peraturan Daerah Setempat.

Pasal – 4
PEMERIKASAAAN DAN PENYEDIAAN
BAHAN DAN BARANG

1. Bila dalam RKS disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang, maka hal ini dimaksudkan untuk
menunjukkan tingkat mutu, bahan dan barang yang digunakan

2. Setiap penggantian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang harus disetujui oleh
Pengawas/Pemberi TUgas dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta gambar kerja maka bahan dan barang
tersebut diusahakan dan disediakan oleh Pemborong yang harus mendapat persetujuan dari Pengawas
atau Pemberi Tugas

3. Contoh Bahan dan Barang yang dipergunakan dalam pekerjaan harus segera disediakan atau biaya
Pemborong, setelah disetujui Pengawas atau Direksi, harus dianggap bahwa bahan dan barang tersebut
akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan

4. Contoh Bahan dan Barang tersebut, disimpan ooleh Pengawas atau Direksi untuk dijadikan dasar
Penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai kualitasnya maupun sifatnya.

Pasal – 5
PERBEDAAN DALAM DOKUMEN LAMPIRAN KONTRAK

1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan RKS ini, maka pemborong harus menanyakan
secara tertulis kepada Pengawas dan pemborong harus menaati keputusan tersebut.

2. Ukuran-ukuran yang tedapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang berlaku dan ukuran dengan
angka adalah yang harus diikuti daripada ukuran dengan skala dari gambar-gambar.

Pasal – 6
GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)

1. Jika terdapat kekurangan-kekurangan penjelasan-penjelasan dan gambar kerja, atau diperlukan gambar
tambahan/gambar detail, atau untuk memungkinkan pemborong melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka pemborong harus membuat gambar tersebut atau biaya
pemborong atau dapat dilaksnakan setelah mendapat persetujuan pengawas.

2. Gambar Kerja hanya berubah apabila diperntahkan secara tertulis oleh pemberi tugas, mengikuti
penjelasan-penjelasan dan pertimbangan-pertimbangan

3. gambar kerja hanya berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh Pemberi Tugas, dengan mengikuti
penjelasan-penjelasan oleh perencana.

4. gambar tersebut harus diserahkan kepada Pengawas untuk disetujui sebelum dilaksanakan.

Pasal – 7
PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK

1. Pemborong harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran atau penelitian ukuran tata letak atau
penelitian tata letak atau ketinggian bangunan (bowplank), termasuk penyediaan “Bench Mark,” Line Offset
Mark” pada masing-masing lantai bangunan

2. Sebelum melaksanakan pengukuran terhadap bangunan terlebih dahulu kontraktor mengukur situasi
lapangan dengan mempergunakan alat ukur (waterpass, theodolit) guna untuk mengecek kembali
pengukuran yang dilaksanakan oleh Konsultan Perencana.

3. Apabila terdapat pengukuran terdahulu, maka kontraktor memberitahukan terlebih dahulu kepada Direksi
Lapangan sebelum melaksanakan pekerjaan dalam arti yang sebenarnya

4. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus sudah menguasai situasi lapangan baik mengenai luas, tinggi
rendah permukaan tanah dan sebagainya.
5. Pelaksana Kontraktor diwajibkan mempelajari gambar rencana dan gambar detail sehingga waktu
meletakkan tapak bangunan tidak ada terdapat kesalahan antara gambar rencana dengan situasi site.

6. Papan Bowplank dibuat dari papan meranti 2 x 20 diketam rata pada satu sisi tebalnya, yang akan dipasang
menjadi bagian atau papan bowplank.

7. Papan Bowplank dipasang pada tiang-tiang kayu ukuran 5/7 cm dengan jarak pemasangan setiap 2 m,
tertancap kuat kedalam tanah. Jarak antara bowplank dengan galian pondasi minimum 1,50 m

8. Papan Bowplank harus dijaga keutuhannya, tidak boleh diubah posisinya dan dijaga jangan sampai
tertimbun tanah galian. Tanda pada As dan Peil ketinggian diberi cat warna merah dan hatrus dijelaskan
sampai papan papan bowplank tidak diperlukan lagi

9. Papan Bowlank dipasang sekeliling bangunan yang akan dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap
perlu.

10. Hasil Pengukuran harus dilaporkan kepada pengawas agar dapat ditentukan sebagai pedoman atau
referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan teknis.

Pasal – 8
IZIN - IZIN

1. Pemborong harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk pembuatan izin-izin yang diperlukan dan
berhubungan dengan pekerjaan antara lain :

- Izin Penebangan , Izin pengambilan material, izin jalan, izin pembuangan, izin trayek, dan pemakaian
jalan, izin peggunaan bangunan serta izin – izin yang diperlukan sesuai dengan ketentuan / peraturan
daerah setempat.

2. Biaya Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah tanggung jawab Kontraktor.

3. Izin Penggunaan Tenaga Kerja dari Luar Daerah/Propinsi

4. Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut dalam ayat 1 diatas menjadi
tanggung jawab pemborong.

Pasal – 9
DOKUMENTASI

1. Pemborong harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta pengirimannya ke Pemberi Tugas
serta pihak-pihak lain yang diperlukan.

2. Yang dimaksud Pekerjaan Dokumentasi adalah : Foto-foto proyek, berwarna minimal ukuran postcard,
pelaksanaan pengambilan foto dimaksud yaitu dimulai dari pekerjaan 0 % dan selanjutnya dilaksanakan
berdasarkan tahap pekerjaan, system pengambilan foto tersebut untuk satu sasaran diambil dari dua sisi.

Pasal – 10
PEKERJAAN BETON

a. Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan dan penyediaan semua bahan untuk pembuatan beton bertulang maupun tidak
1. Pengadaan dan penyediaan semua alat-alat untuk pembuatan beton seperti mesin-mesin pengaduk
beton (mollen) dan mesin penggetar (vibrator)
2. Melaksanakan pekerjaan konstruksi beton bertulang dan beton tidak bertulang.

b. Bahan

1. Semen Portland (PC)


o Semen Portland type 1 dan memenuhi persyaratan SII 0013 – 81
o Penyimpanan semen didalam gudang harus pada tempat yang kering, tinggi lantai minimum 30
cm dari permukaan tanah.
o Semen harus dalam keadaan baik dan tidak lembab, apabila semen sudah lembab dan
menunjukkan gejala membatu maka semen tidak boleh dipakai.

2. Pasir Beton
o Memenuhi persyaratan PBI-1971 dan SK SNI S-04-1989-F
o Terdiri dari butir-butir yang keras dan tajam
o Bersih dari segala macam kotoran dan bahan-bahan organis
o Kadar Lumpur maksimum 5 %
o Mempunyai butir-butir yang beraneka ragam besarnya

3. Kerikil Beton
o Memenuhi Persyaratan PBI-1971 dan SK SNI S-04-1989-F
o Terdiri dari butir-butir keras, tidak berpori dan bersifak kekal
o Kadar Lumpur maksimum 1 % apabila kadar Lumpur melebihi ketentuan maka kerikil harus
dicuci
o Mempunyai butir-butir yang beraneka ragam besarnya antara 4 mm – 31,5 mm

4. Besi Beton

o Memenuhi persyaratan PBI-1971 dan SII 0136-84


o Dari Baja lunak U 24 dengan tegangan leleh 2400 Kg/Cm2 dan tegangan maksimum 3600
Kg/Cm2
o Bebas dari kotoran, karat dan bahan lainnya yang dapat mengurangi daya lekat beton terhadap
besi
o Diameter besi ditentukan dengan alat ukur yang tepat (jangka sorong)

5. Kawat Pengikat

o Terbuat dari Baja lunak yang telah dipijatkan terlebih dahulu


o Tidak bersepuh seng
o Diameter minimum 1 mm
o Memenuhi persyaratan SNI 0040 – 87 – A

c. Pembuatan Campuran Beton

1. Pembuatan camuran Beton harus mengikuti persyaratan yang tercantum dalam SNI T-151990-03
tentang tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
2. Sebelum melakasanakan pembuatan beton, maka dilakukan pemeriksaan terhadap bahan-bahan
pembuatan campuran beton, takaran pembuatan campuran dan alat-alat yang digunakan untuk
pembuatan beton.
3. Pembuatan dengan mutu BO dipakai campuran biasa dalam perbandingan isi 1 : 3 : 5
4. Pembuatan Beton dengan mutu B1 dan K 125 harus dipakai campuran nominal semen pasir dan kerikil
dalam perbandingan isi 1 : 2 : 3 atau 1 : ½ : 3
5. Pembuatan Beton dengan mutu K 125 dan mutu-mutu yang lebih tinggi, harus dipakai campuran beton
yang direncanakan, jumlah semen minimum dan nilai factor air semen maksimum yang dipakai harus
disesuaikan dengan keadaan sekelilingnya.
6. Pembuatan Beton dengan mutu ≥ K -175 harus dipakai campuran nominal semen pasir dan Batu
Pecah/kerikil dan di cek Mutu ≥ K -175 di laboratorium.

d. Pengadukan Beton

1. Pengadukan Beton untuk semua mutu beton harus dilaukan dengan mesin pengadukan beton (mollen)
2. waktu pengadukan disesuaikan dengan kapasitas drum pengaduk, banyaknya adukan, jenis, susunan
butir dari agregat yang dipakai dalam slump dari betonnya, lama pengadukan paling sedikit 1 ½ menit
3. adukan beton yang tidak memenuhi syarat minimal antara lain :
 Terlalu Encer
 Sudah mengeras
 Tercampur bahan yang dapat merusak beton tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari
tempat pelaksanaan

e. Pengecoran Beton

1. sebelum pengecoran dilaksanakan, maka tulangan harus terpasang dengan baik sehingga sebelum
dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
2. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, maka cetakan beton harus sudah terpasang dengan baik
sehingga masa waktu pengecoran dilaksanakan tidak terjadi pembocoran dan pembongkaran pada
cetakan beton
3. sebelum pengecoran dilaksanakan, maka ruang-ruang yang akan diisi dengan beton harud dibersihkan
dari segala macam kotoran, kemudian cetakan-cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang
berhubungan dengan beton harus dibasahi sampai jenuh
4. pengecoran beton harus dilakukan sedekat-dekatnya dengan tujaun terakhir agar terjadi pemisahan-
pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan didalam cetakan
5. Untuk mencegah terjadinya rongga-rongga dan sarang-sarang kerikil, maka adukan beton harus
didapatkan dengan menumbuk-numbu adukan atau memukul-mukul cetakan untuk menggunakan alat
pemadat mekanis (vibrator)
6. Pengecoran Beton harus berkelanjutan sampai batas yang direncanakan tanpa berhenti
7. untuk mencegah pengeringan bidang-bidang beton, selama paling sedikit dua minggu, permukaan
beton harus dibasahi terus menerus
8. Batang-batang tulangan, jangkar-jangkar dan plat-plat yang akan berfungsi menjamin kuntinuitas
dengan bagian-bagian perluasan konstruksi dikemudian hari, tidak boleh dibiarkan keluar dari
permukaan-permukaan beton tanpa dilindingi terhadap pengaratan.

Pasal – 11
PEKERJAAN PASANGAN BATU-BATA

a. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengadaan bahan dan alat bantunya, serta melaksanakan pekerjaan pemasangan batu-bata untuk
tangga dan keperlua lainnya sesuai dengan gambar rencana

b. Bahan

1. Batu-bata harus berkualitas baik memenuhi persyaratan yang tercantum dalam SII 00221-78. harus
matang pembakarannya tidak pecah atau hancur bila direndam dalam air. Direksi/Pengawas berhak
menolak batu bata yang dianggap tidak memenuhi syarat.
2. Sement PC yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan SII 0013-81, semen
yang datang dipekerjakan dan menunggu pemakaiannya, harus disimpan didalam gudang yang
lantainya kering minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah sekitarnya . umur dalam
penyimpananya tidak boleh dari 30 hari sejak keluar dari pabrik. Bilamana pada setiap pembukaan
kantong ternyata semen sudah lembab dan menunjukkan gejala membatu maka semen tersebut tidak
boleh dipergunakan dan harus segera disingkirkan keluar lokasi pekerjaan
3. Pasir pasang yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan SK SNI S-04-1989-F,
pasir harus bersih, asli dan bebas dati segala kotoran dan bahan-bahan kimia, kadar Lumpur maksimal
sebesar 5 % bilamana pasir yang dipakai tidak memenhui syarat ini maka pasir tersebut harus dicuci.

c. Adukan

1. Jenis adukan/campuran yang akan dipakai untuk pekerjaan ini dilaksanakan menurut kebutuhan
terhadap jenis pekerjaan yang dilaksanakan sebagaimana diatur dalam syarat-syarat teknis.
2. Pelaksanaan Pembuatan adukan harus dilaksanakan secara hati-hati, ditampung didalam bak kayu
yang besarnya memenuhi syarat. Semen dan pasir dicampur dalam keadaan kering yang kemudian
diberi sesuai persyaratan sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah kering/keras tidak
boleh dipergunakan.

Pasal – 12
PEKERJAAN PLESTERAN

a. Lingkup Pekerjaan

Meliputi Penyediaan Bahan Plasteran, Penyiapan bahan Dinding/ tempat yang akan diplaster serta
pelaksanaan pekerjaan plasteran itu sendiri pada dinding yang akan di selesaikan dangan cat, satu dan
lain hal sesuai dengan yang tertera dalam gambar dan notasi .

b. B a h an

1. Semenyang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan SII 0013-18.
2. Pasir yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus halus dengan warna asli, satu dan lain hal
sesuai dengan persyaratan SK SNI S-04-2989-F
3. Air yang dipegunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan SK SNI S-04-1989-F

c. Jenis Plesteran

Jenis-jenis plesteran yang dipergunakan adalah sebagai berikut :


1. Plesteran tanah/air untuk menutup dinding dinding-dinding tanah air digunakan adukan 1 Pc : 2 Psr
dengan takaran sama
2. Plesteran beton untuk menutup beton digunakan adukan 1 Pc : 3 Psr dengan takaran yang sama
3. Plesteran biasa untuk menutup permukaan dinding selain tanah air dan beton digunakan adukan 1
Pc : 4 Psr dengan takaran yang sama.

d. Keadaan Dinding yang akan diplester.

1. Semua siar dipermukaan batu hendaknya dirapikan terlebih dahulu agar supaya bahan plesteran
dapat melekat dengan baik
2. Semua permukaan yang akan diplester harus dibersihkan dan disiram dengan air bersih sebelum
bahan plesteran ditempelkan (permukaan dinding batu-bata pada waktu plester harus bersih).
3. Bidang beton yang akan diplester harus dikasarkan terlebih dahulu supaya plesteran dapat lebih
mengikat.

e. Hasil Pekerjaan Plesteran


1. Rapi, rata, horizontal dan vertical
2. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak maka bidang tersebut harus diperbaiki

Pasal – 13
PEKERJAAN KAYU

a. Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan bahan kayu dari berbagai jenis kelas sesuai dengan jenis kebutuhan dan
melaksanakan berbagai macam pekerjaan kayu seperti plafond lumbersering oversteek dan lain
sebagainya yang menggunakan kayu.

b. Bahan

1. Kayu yang digunakan dalam setiap bahan pekerjaan harus kayu yang berkualitas baik dan kuat,
tidak mempunyai cacat-cacat seperti mata kayu, celah-celah, serta pinggir dan cacat kayu lainnya.
2. Kayu yang digunakan dalam setiap pekerjaan harus memenuhi persyaratan ukuran kayu yang
tercantum dalam SK SNI 05-1990-F, untuk triplek harus memenuhi SSI-0404-80.
3. Kayu yang digunakan dalam setiap pekerjaan harus dalam keadaan kayu kering udara dengan kadar
air maksimum 23 %, kecuali untuk konsen, daun pintu/jendela, jalusi dan elemen-elemen pintu
lainnya kadar air maksimum adalah sebesar 20 %

c. Pemakaian Kayu

1. Setiap jenis kayu yang dipakai/dipergunakan harus berkualitas baik supaya tidak cacat, sebelum
pemakaian bahan tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi.

Pasal – 14
PEKERJAAN ATAP

a. Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan bahan atap sesuai dengan bahan yang akan dipakai untuk bangunan yang dikerjakan
seperti : Atap Seng Gelombang dan lain sebagainya. Melaksanakan pekerjaan atap dan perlengkapannya
seperti perabung, bola-bola, listplank talang atap dan lainnya.

b. Bahan

1. Atap Seng Gelombang harus yang berkualitas baik, memenuhi ketentuan SII 013087.
2. Perabung atap disesuaikan dengan jenis atap yang dipakai
3. Perabung/bola-bola/nok sudut menggunakan bahan yang sama sedangkan talang menggunakan
karpet special untuk talang.
4. Atap Seng Gelombang untuk perabung dipakai nok model U atau nok bulat C, pertemuan atap
dengan dinding dipasang wall flassing, sedangkan pertemuan atap dengan listplank pinggir
dipasangn nok samping.

c. Pelaksanaan Pekerjaan Atap

1. Pemasangan atap harus memenuhi persyaratan side lap dan overlap dari setiap jenis atap
2. Hasil pemasangan atap baik vertical maupun horizontal harus merupakan satu garis lurus, kecuali
untuk atap sirap.
3. Permukaan bidang atap secara keseluruhan harus merupakan suatu bidang yang rata
4. perabung untuk atap seng harus dilapisi dengan papan ruiter tebal 2 cm
Pasal – 15
PEKERJAAN LANTAI

a. Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan lantai dan melaksanakan pekerjaan
lantai bangunan dengan yang ditentukan dalam perencanaan.

b. Bahan

1. Semen PC yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenhui persyaratan SSI 0013-81, Semen
yang datang dipekerjakan dan menunggu pemakaian, harus disimpan didalam gudang dan lantainya
kering minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah sekitarnya. Umur dalam penyimpanan
tidak boleh lebih dari 30 hari sejak keluar dari pabrik. Bilamana dalam setiap pembukaan kantong,
ternyata semen sudah lembab dan menunjukkan gejala membatu, maka semen tersebut tidak boleh
dipergunakan dan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.

2. Pasir beton harus memenuhi syarat PBI – 1997 dan SK SNI S-04-1989.F, terdiri dari butir-butir yang
keras dan tajam, bersih dari segala macam kotoran dan bahan-bahan organis, kadar Lumpur
maksimum 5 % dan mempunyai butir-butir yang beraneka ragam
3. Kerikil Beton harus memenuhi syarat PBI 1971 dan SK SNI S – 04 – 1989.F, terdiri dari butir-butir
yang keras, tidak berpori dan bersifat kekal, kadar Lumpur maksimum 1 %, apabila kadar Lumpur
melebihi ketentuan maka kerikil harus dicuci dan mempunyai butir-butir yang beraneka ragam
besarnya antara 4 mm – 31,5 mm.
4. Pasir pasang yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan SK SNI S-04-1989-
F. pasir harus bersih, asli dan bebas dari segala macam kotoran dan bahan-bahan kimia. Kadar
Lumpur maksimum 5 % bilamana pasir pasang yang dipakai tidak memenuhi syarat ini, maka pasir
tersebut harus dicuci.

c. Pelaksanaan, Pembuatan Campuran dan Pengecoran Beton.

1. Pembuatan campuran beton harus mengikuti persyaratan yang tercantum dalam SNI T-15-1990-03,
Tentang Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
2. Sebelum melaksanakan pembuatan beton, maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap bahan-
bahan pembuatan campuran beton, takaran pembuatan campuran dan alat-alat yang digunakan
untuk pembuatan beton.
3. Pengadukan Beton untuk semua mutu beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk (mollen)

Pasal – 16
PEKERJAAN PENGECATAN

a. Bahan

1. Plamir kayu yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat antara lain seperti :
Plamir harus melekat baik pada permukaan yang akan dicat, pengeringan, jika disapukan tipis-tipis
harus mongering dalam waktu 2 x 24 jam tanpa mengerut atau merekah dan harus cukup keras
untuk digosok

2. Pelaksanaan Pengecatan
Cat Kayu yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi syarat antara lain :
Tidak boleh ada gel dan endapan kering, waktu pengeringan (kering permukaan) maksimum 1 jam

b. Pelaksanaan Pengecatan
1. Pengecatan Tembok
o Penggunaan Plamir

Biarkan permukaan dinding tembok sampai kering sempurna, kurang lebih dari satu bulan
setelah plesteran. Bila terjadi pengkristalan, sapulah permukaan dengan kain kering,
kemudian diulangi dengan kain basah dan biarkan selama dua hari, jika pengkristalan masih
terjadi diulangi lagi seperti semula sampai tidak terjadi lagi pengkristalan. Bersihkan
permukaan dinding tembok dari debu, kotorandan bekas pecikan plesteran, bagian-bagian
dinding yang reka dan kurang erat diperbaiki dengan plamir dan biarkan mongering, setelah
plamir mongering kemudian diratakan dengan menggunakan amplas.

o Persiapan Bahan

Cat Tembok emulsi untuk permukaan kasar diencerkan dengan air bersih secukupnya antara
30-50 %. Cat Tembok emulsi untuk permukaan halus diencerkan dengan air secukupnya
kira-kira 20 %

o Pengecatan

Dinding Tembok cat dengan cat dasar atau cat yang diencerkan dari cat yang akan dipakai.
Setelah mengering dilanjutkan dengan pengecatan lapis ketiga sehingga hasil akhir warna
cat benar-benar rata.

2. Pengecatan Kayu

o Penggunaan Plamir Kayu dan Dempul

Sebelum permukaan pengecatan kayu dimulai permukaan kayu harus diamplelas dengan
ampelas kayu hingga halus. Untuk menutupi lobang-lobang kecil permukaan kayu digunakan
plamir, sedangkan untuk menutupi lobang-lobang besar pada permukaan kayu digunakan
dempul, setelah permukaan kayu mongering kemudian digosok dengan ampelas kayu hingga
halus

o Persiapan Bahan :

Cat Dasar untuk kayu (Lood Menie) diaduk sampai rata, bila perlu ditambah pengencer
(terpentin) secukupnya. Cat kayu yang akan digunakan diaduk sampai rata bila perlu
ditambah terpentin secukupnya

o Pengecatan

Permukaan Kayu dicat dengan cat yang akan digunakan, untuk pertama kalinya dipakai cat
yang diencerkan, setelah mongering dicat dengan lapisan yang ketiga sehingga diperoleh
hasil akhir yang benar-benar rata.

3. Pengecatan Gypsum

o Gypsum, terutama pada loteng dicat dengan cat air warna sesuai dengan yang ditentukan
o Bilamana pada pengecatan pertama terjadi perubahan warna disebabkan permukaan GRC
mengeluarkan tepung semen, maka harus digunakan cat minyak dengan warna yang sama
o Pengecatan GRC dilaksanakan secara tiga kali berulang, pengulangan pengecatan dilakukan
setelah pengecatan sebelumnya benar-benar kering.

Pasal – 17
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Instalasi Listrik meliputi pengadaan dan pemasangan saluran instalasi penerangan dan titik api,
sehingga diperoleh satu instalasi yang lengkap dan baik, setelah diuji seksama dan siap untuk
dipergunakan (menyala). Pekerjaan pengadaan instalasi meliputi :
 Pengadaan dan pemasangan Instalasi Penerangan dan titik api berikut orderannya
 Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan
 Pengadaan Gambar Kerja, pemasangan instalasi listrik penerangan dan stop kontak
 Melakukan pengetesan terhadap instalasi yang telah terpasang, pengetesan dilakukan berama
pihak-pihak yang berwenang (PLN) disaksikan oleh pemberi Tugas/Direksi. Hasilnya dituangkan
dalam sertifikat tanda “Keur Instalasi Baik”.

b. Persyaratan Bagi Instalasi Pelaksana.

1. Memilik Pas PLN aserta surat-surat izin yang harus ada instansi-instansi sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Daerah Setempat, maupun Surat Izin lain yang dimintai oleh Pemberi Tugas Direksi
Pengawas.
2. Dalam pekerjaan pelaksanaan, harus memenuhi ketentuan yang telah digariskan dalam gambar
rencana baik segi ukuran, kualitas bahan maupu jumlah
3. sehubungan dengan adanya pekerjaan ini istalateur harus menghubungi PLN terlebih dahulu untuk
kelancaran pembangunan sampai pada hari pelaksana dan tenaga ahlinya
4. sebelum memulai pekerjaan, istalateur hendaknya membuat rencana kerja yang disesuaikan
dengan disiplin lain, juga disertakan jumlah tenaga pelaksana dan tenaga ahli.

c. Syarat Pelaksanan

1. Pemasangan Instalasi harus memenuhi semua peraturan yang tercantum dalam PUIL serta aturan-
aturan tambahan.
2. Peralatan kerja harus lengkap, hal ini guna mendapatkan hasil kerja dengan mutu baik baik serta
tidak merusak material bahan instalasi.
3. Pekerjaan dikatakan selesai apabila :
o Semua system dipasang sesuai dengan rencana, baik dalam pemenuhan fungsinya dan
telah menyala.
o Ada surat pengesahan atau sertifikat, hasil tes baik dari PLN setempat.

4. Gambar rencana merupakan gambar untuk keprluan lelang, instalateur hendaknya terlebih fahulu
mengajukan gambar instalasi yang harus terlebih dahulu oleh Direksi Pelaksana dan perencana
masing-masing mendapat tembusan dari gambar ini.
5. setelah pekerjaan instalasi selesai, instalateur harus membuat gambar revisi (As Built Drawing),
gambar ini kelak akan digunakan sebagai keperluan pemeliharaan instalasi dan kemudian
diserahkan kepada Pemberi Tugas
6. Surat KIR Baik”, dari PLN harus diperoleh sesuai Prosedur yang benar, Biaya-biaya yang
dikelusrkan menjadi tanggung jawab Pemborong

d. Bahan Instalasi

1. Semua Bahan yang dipasang harus dalam keadaan baru dan baik serta sebelumnya harus
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan
2. Bahan-bahan harus sesuai dengan kondisi alam tropis dan memenuhi pasal-pasasl dalam PUIS,
SPLN,VDE.
3. Wiring Diplafod menggunakan kabel NYM 2 ¼ MM yang akan diklem dengan PVC khusus untuk
NYM
 Penyambungan Kabel hanya boleh dalam box terminal kabel
 Kabel dalam dinding harus disertai Pipa Union diameter ¾ yang akan dilem kuat sebelum
ditutup dengan plesteran. Sedangkan mulut pipa diberi tule mencegah kelecetan isolasi
kabel.
 Penyambungan Kabel diarmatur lampu harus dengan Kururtein atau kontak sekrup dan
kabel harus dilebihkabn sedikit panjangnya.
 Lampu-lampu hendaknya dipasang dari type sejenis mudah dalam pemeliharaan dan tahan
lama.

4. Alas, Fitting dan tubing dari lampu TL harus yang berkualitas tinggi.
5. Tube lampu TL harus Cool white
6. Pemasangan saklar dan stop kontak adalah in bouw pada dinding dengan door PVC (pada dinding
tembok) setinggi 140 cm dari lantai, ukuran saklar 250 V, 15 A dan stop kontak 250 V, dan 6 A.

e. Hubungan Tanah

1. Saluran Alat-alat yang terbuat dari logam dalam keadaan normal tidak bertegangan harus
dihubungkan dengan hubungan tanah
2. Titik – titik pertanahan harus terbuat dari kawat tembaga jenis BC dengan perlindungan pipa-pipa
Galvanis diameter 1” tertanam tegak lurus kedalam tanah, paling sedikit 6 M atau sampai
permukaan air.
BAGIAN. II - SPESIFIKASI KHUSUS

Pasal–1
UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat kerusakan
minimal sedang beserta perabotnya SD NEGERI 003 SUNGAI GUNTUNG

Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut pemborong wajib memenuhi/mematuhi kewajiban dan


melaksanakan segala hal-hal yang telah dituangkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Tenis ini
ini serta Risalah Penjelasan (Aanwijizing) sangat mengikat dalam pelaksanaan kecuali adanya
pemintaan /peraturan tertulis dari proyek hal ini dalam hal ini disebut pempinan kegiatan .

2. Pemeriksaan dan penyediaan bahan

a. Bila dalam RKS ini disebut nama dan pabrik suatu bahan atau produk, ini dimaksud hanya
menunjukkan sumber minimal dari mutu bahan yang digunakan.

b. Contoh bahan atau Produk yang akan digunakan dalam pekerjaan ini Kontraktor harus
menyampaikan kepada Direksi guna mendapat persetujuan.

c. Tentang usulan pemakaian bahan nama/Produk, Pabrik harus mendapat rekomendasi dari direksi
berdasarkan ketentuan dalam RKS serta Risalah Penjelasan Pekerjaan

d. Untuk Pekerjaan Pembesian, Menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan mutu Baja
240 Mpa

e. Khusus untuk Pekerjaan Beton K-175 menurut peraturan yang berlaku, jika diharuskan untuk
melakukan Job Mix fomula beserta pengujian Beton K-175, dibawa ke Laboratorium yang telah di
tentukan oleh Owneer sebelum melakukan pekerjaan Pengecoran dilapangan. Untuk Agregat
Kasar Menggunakan Material Kerikil Sungai.

3, Ukuran

a. Semua ukuran yang dipakai adalah ukuran Jadi /Bersih kecuali ada ketentuan lain yang disepakati
dan diperkuat dalam Berita Acara Perubahan.

b. Sedangkan untuk Pekerjaan Struktur yaitu kolom, balok sloof dan plat sebagaimana yang tertera
dalam gambar merupakan ukuran demensi struktur (Beton) bukan merupakan ukuran jadi terhadap
Struktur tersebut .

4. Gambar-Gambar

a. Seluruh Gambar-gambar Rencana Arsitektur , Struktur dan elekterikal dapat diperoleh melalui
pemberi Tugas, Pemborong Wajib mengetahu seluruh Pelaksanaan Bangunan ini sehingga dapat
menyesuaikan Program pekerjaan secara baik dan benar.

b. Selama pelaksanaan pekerjaan pemborong harus memberi tanda warna pada gambar, setiap
bagian yang telah dilaksanakan termasuk akau ada perubahan dari perencanaan semula.
c. Pomborong harus membuat gambar pelaksanaan untuk bagian yang dianggap perlu (Shop Drawing
) gambar ini harus diketahui dan disetujui oleh Pengawas/Direksi.

d. Setelah pekerjaan ini selesai, Pemborong harus menjelaskan gambar terpasang (as built drawing)
di atas kertas A3 untuk dapat dicetak dan diserahkan kepada Direksi.

5. Perbedaan Gambar dan hal-hal yang Kurang Jelas.

a. Pada dasarnya bila ada perbedaan-perbedaan antara gambar dan RKS, maka yang berlaku adalah
RKS, kecuali bila ada ketentuan lain dari Pengawas/Direksi dan perencana.

b. Apabila tidak ada kesesuaian/ keragu-raguan antara gambar dan RKS yang tidak bisa diatasi, maka
sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut pemborong wajib melaporkan secara tertulis kepada
pengawas untuk mendapat keputusan selambat-lambatnya selama satu minggu sebelum masalah
tersebut terlihat dalam Pelaksanaan.

c. Perbedaan tersebut tidak bisa dijadikan alasan bagi pemborong untuk mengadakan claim.

d. Untuk pekerjaan elektrikal dan plumbing walaupun tidak disebutkan secara terperinci dalam RKS
dan gambar tentang peralatan serta perlengkapan instalasi pemborong diwajibkan menyediakan
/memasang peralatan yang digunakan /diperlukan sehingga instalasi dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.

7. Lapangan Kerja

a. Pemborong harus membuat gudang, los kerja dan fasilitas wc pekerja sepenuhnya dan
ditempatkan pada lokasi lapangan yang tidak mengganggu kegiatan pelaksanaan pekerjaan.

b. Direksi Keet dibuat minimal 4 x 6 m dilengkapi dengan peralatan seperti meja, kursi, kursi tamu dan
papan tulis untuk pembuatan Direksi Keet tersebut merupakan beban kegiatan pelaksanaan
pekerjaan.

c. Selama pekerjaan berlangsung pemborong wajib menyediakan fasilitas-fasilitas keamanan serta


keselamatan kerja antara lain : obat-obatan dan peralatan pemadam kebakaran serta
menempatkan tenaga kerja yang bertanggung jawab atas kemanan lokasi kerja.

Pasal – 2
PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. Pekerjaan Pembersihan Lokasi

Yang dimaksud dengan Pembersihan Lokasi antara lain :

1. Kayu-kayu bekas tebangan serta rumput-rumput bekas tebasan disingkirkan keluar lokasi, apabila
memungkinkan dilaksanakan pembakaran didalam lokasi, maka pelaksanaan pembakaran kayu
tersebut supaya diperkirakan tidak pada posisi lahan tempat bangunan yang akan didirikan.

2. Sebelum melaksanakan pekerjaan tebas tebang tersebut pemborong terlebih dahulu


memberitahukan kepada Direksi guna untuk memperoleh petunjuk apabila ada dari pohon-pohon
kayu tersebut tidak perlu ditebang/dipertahankan sebagai pohon pelindung, jika ada hal tersebut
tidak merubah / berpengaruh terhadap nilai kontrak.
3. Pelaksanaan penebangan kayu dilaksanakan rata dengan tanah, jika penebangan dilakukan diatas
permukaan tanah, yang mengakibatkan adanya sisa kayu (tunggul), maka tunggul tersebut harus
dibongkar atau dipotong sama rata dengan permukaan tanah.

4. Pada pekerjaan Rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat kerusakan minimal sedang beserta
perabotnya SD NEGERI 003 SUNGAI GUNTUNG, melaksanakan pekerjaan pembongkaran
bangunan existing sebanyak 3 (tiga) Ruang Kelas Belajar ( RKB). Sedangkan 3 (tiga) Ruang Kelas
Belajar , 1 (satu) Ruang Guru / Kepala Sekolah, 1 (satu) Ruang UKS dan 2 (dua) KM/WC hanya
membongkar atap dengan mempertahankan konstruksi kuda-kuda bangunan existing ( dapat
dilihat digambar pelaksanaan/rencana anggaran biaya.)

2. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank

a. yang dimaksud dengan pengukuran tanah adalah pemeriksaan As-as bangunan perletakan posisi
bangunan sesuai dengan gambar rencana dan penentuan elevasi-elevasi.

b. Setelah pengukuran (uitzetten) selesai dan disetujui oleh Direksi, maka pemborong dapat
memenuhi pekerjaannya selanjutnya yakni :

- Pematangan Tanah
- Pemasangan bowplank
- Pekerjaan Galian

c. Pematangan Tanah Meliputi : Penimbunan dan Penggalian sesuai hasil pengukuran bila harus
dilakukan penimbunan, maka harus diusahakan agar hasilnya menyamai kondisi tanah asli dengan
memenuhi persyaratan untuk tanah timbunan

d. Pemasangan Bowplank/Pedoman As (sumbu) bangunan dilaksanakan bersama dengan pengawas


/Direksi dengan menggunakan alat Optik.
Titik ketinggian/peil lantai harus tetap dijaga agar tidak berubah/bergeser selama pekerjaan ini
berlangsung

e. Dalam pelaksanaan pengukuran pemborong bersama direksi/Pengawas supaya memperhatikan


untuk menetapkan sumbu (as) serta ukurannya, untuk menetapkan dapat dipedomani sebagai
berikut :
- Sumbu (As) bangunan adalah “as”dinding
- “As” dinding adalah “As” balok sloof

3. Pekerjaan Papan Nama Kegiatan

Papan Nama Proyek dibuat dari kayu meranti atau sejenis yang dilapis dengan plywood dengan
ketentuan sebagai berikut :

Kegiatan :
Pekerjaan :
Harga Borongan :
Kontraktor :
Konsultan Pengawas :
Sumber Dana :
Dibawah bertuliskan :

KEGIATAN INI DIBIAYAI DENGAN HASIL YANG DIHIMPUN


DARI PAJAK YANG ANDA BAYAR
Papan Nama Kegiatan diletakkan pada tempat yang mudah terlihat.

Pasal - 3
PEKERJAAN GALIAN

1. Galian tanah dilakukan untuk pekerjaan pondasi, septictank dan peresapan


a. Bentuk dan ukuran galian sesuai dengan gambar
b. Tanah bekas galian yang baik dan bersih dapat dipakai untuk urugan namun terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari pengawas.
c. Pemadatan tanah dilakukan selapis demi selapis setebal 15 – 20 cm dengan alat pemadat
(stemper)
d. Pada pekerjaan ini Galian dilakukan pada pekerjaan Pondasi Umpak dan Pondasi 1 Bata, dengan
ukuran serta dimensi galian mengikuti gambar pelaksanaan.

Pasal - 4
PEKERJAAN PONDASI

1. Sebelum memulai pekerjaan pondasi, maka semua lubang galian untuk pekerjaan pondasi harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi mengenai ketepatan ukuran dan bentuknya,
sebelum mendapatkan persetujuan dari Direksi, maka pelaksanaan untuk pekerjaan pondasi belum dapat
dilakukan.

2. Apabila didalam lubang galian pondasi setempat terdapat genangan air, maka air tersebut harus
dibuang/dipompakan keluar lubang terlebih dahulu.

3. Jika menggunakan Kayu cerocok dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi, kayu cerocok menggunakan
kayu diameter 10 – 15 cm dengan kedalaman minimal 2 meter / sampai menemukan tanah keras dengan
maksimal kedalaman 4 meter.

4. Pondasi Poer / Umpak , Setelah dilakukan galian tanah pondasi, Dilakukan Pemasangan tulangan
Pondasi dengan diameter tulangan seperti yang ada pada gambar bestek. Ukuran, mutu beton dan
dimensi tipe pondasi disesuaikan dengan gambar Bestek/gambar pelaksanaan.

5. Dasar galian pondasi setempat diberi lapisan pasir setebal 5 cm padat.

6. Sesudah lapisan pasir diberi lantai kerja beton dengan campuran. K-100 setebal 5 cm.

7. Dibawah Pas. Balok Sloof dipasang pondasi bata pas. 1 bata dengan adukan 1 : 4. Dikedua sisi pas.
Pondasi bata diplester kasar/raben dengan adukan 1 : 5.

8. Pondasi Umpak dan Sloof beton bertulang menggunakan besi tulangan pokok dan besi beugel dengan
pembesian sesuai dengan gambar detail dengan Beton Menggunakan Mutu K-175

9. Setelah pekerjaan Pondasi selesai, maka dilakukan penimbunan dengan menggunakan tanah galian dan
tanah timbun hingga padat.

Pasal - 5
PEKERJAAN STRUKTUR

1. Pekerjaan Beton untuk Sloof :


- Ukuran harus sesuai dengan yang tercantum pada gambar detail sloof pada gambar kerja.
- Diameter besi dan bentuk penulangan harus sesuai dengan gambar detail sloof.
- Campuran untuk pengecoran dilaksanakan dengan mutu atau campuran sesuai dengan gambar
rencana dengan Beton Menggunakan Mutu K-175

2. Pekerjaan beton untuk kolom konstruksi dan kolom praktis :


- Ukuran harus sesuai dengan yang tercantum pada gambar detail kolom.
- Untuk kolom konstruksi yang berhubungan dengan bata diberi stek-stek besi yang tertanam
dengan baik sejak pengecoran beton, guna untuk mengikat pasangan dinding bata, sedangkan
kolom konstruksi yang berhubungan dengan kozen, jendela diberi klos yang tertanam dengan
baik pada waktu pengecoran kolom, guna untuk pemasangan pengikat kozen, jendela terhadap
kolom.
- Diameter besi dan bentuk penulangan harus sesuai dengan gambar detail kolom.
- Campuran untuk pengecoran dilaksanakan dengan mutu atau campuran sesuai dengan gambar
rencana dengan Beton Menggunakan Mutu K-175

2. Pekerjaan Beton untuk Balok, Plat Dag, Ring Balok :


- Diameter besi dan bentuk penulangan harus sesuai dengan gambar detail balok/Plat dag.
- Tebal Plat dag harus sesuai dengan ukuran tercantum pada gambar detail.
- Campuran untuk pengecoran dilaksanakan dengan mutu atau campuran sesuai dengan gambar
rencana dengan Beton Menggunakan Mutu K-175

Pasal - 6
PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN

1. Seluruh Dinding dibuat dari pasangan batu bata ½ batu dengan adukan 1 : 4

2. Plesteran untuk dinding luar dan dalam bangunan diplester dengan adukan 1 : 4

3. Plesteran harus menghasilkan permukaan dinding yang rapi, lurus, halus, rata dan dikerjakan dengan
penuh keahlian.

4. Untuk permukaan beton di afwerking dengan adukan 1 : 3 halus dan rapi dengan menghasilkan sudut
yang tajam.

5. Plesteran permukaan pondasi yang kelihatan diplester dengan adukan 1 : 4, diaci dengan semen hingga
terlihat bersih dan halus.

6. Untuk dinding bangunan lama (existing), sebelum dilakukan pengecatan menggunakan cat air baru,
dilakukan pengikisan cat dinding lama tersebut.

Pasal - 7
PEKERJAAN KOSEN

1. Kosen-kosen yang dipakai untuk bangunan ini dibuat dari Rangka Kayu Kelas I , Bentuk dan ukuran
sesuai dengan gambar detail.

2. Kozen yang dibuat diluar lokasi bangunan, pemborong harus memberitahukan kepada pengawas/direksi
tempat pembuatannya untuk pemeriksaan agar tidak terjadi penyimpangan dari ketentuan dan gambar
rencana.

3. Sebelum dipasang kozen-kozen harus disetel dan diberi skor agar kedudukan dan kesikuannya tidak
berubah, sehingga pasangan kozen akan lurus, waterpas dan baik.
4. Setiap kozen dipasang pada lokasi yang ditentukan sesuai type yang ada

5. Untuk pemasangan kosen pada tempatnya (dicor), terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari
pengawas lapangan.

Pasal - 8
KAP ATAP DAN LIST PLANK

1. Pada Bangunan – A ( pada gambar pelaksanaan pekerjaan ), Seluruh kuda-kuda, reng atau rangka atap
dan skor-skornya dibuat dari baja ringan yang berkualitas baik, agar tidak membahayakan
konstruksi.Untuk Hal ini Kontraktor Pelaksana Sebelum memasang Kuda-Kuda Mutu Baja Ringan,
terlebih dahulu menyiapkan dan melaporkan kepada direksi perihal perhitungan Konstruksi Kuda Kuda
Baja ringan dari Pabrik/Suplier yang mengorder material.

2. Untuk Kuda-Kuda Spesifikasi Mutu Baja Menggunakan setara Coating Zincalum AZ-100.

3. Papan Listplank dibuat dari bahan jenis Conwood berkualitas baik , rata dan lurus tidak ada cacat-cacat
dengan pemasangan yang lurus, rapi dan bagus. Bentuk listplank Conwood sesuai dengan gambar
rencana.( lebar minimal 23,5 Cm dengan ketebalan 1,6 Cm / jenis lisplank conwood 2in1 ).

4. Perletakan kuda-kuda pada ring balok diperkuat dengan ikatan besi, baut dan plat yang sudah terpasang
dengan baik pada waktu pengecoran ring balok.

5. Untuk Bangunan-B ( pada gambar pelaksanaan pekerjaan ) Rangka kuda-kuda dan gording existing
dipertahankan, untuk penambahan kayu gording baru menggunakan kayu kelas II ukuran 5/10, dan
dilakukan pekerjaan residu terhadap kayu gording tersebut sebelum melaksanakan pekerjaan
pemasangan atap longspand spandek 3 mm.

Pasal - 9
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

1. Untuk Penutup menggunakan atap jenis Atap Longspand Spandek dengan Ketebalan 0,3 mm,
disesuaikan dengan Gambar Pelaksanaan Pekerjaan.

2. Untuk Penutup Perabung dipasang nok bulat model C

3. Untuk Penutup pinggir atap dengan listplank dipasang nok samping

4. pemakai atap perabung dan nok pinggir harus dipakai keluaran produk yang sama

5. Motif dan warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi

6. Pemborong harus mengajukan contoh (sample) terlebih dahulu kepada Direksi guna untuk mendapat
persetujuan tentang motif, warna serta produk yang akan dipakai.

7. untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, segala sesuatu kesepakatan ataupun persetujuan harus
dituangkan kedalam bentuk tertulis dan ditandatangani

8. Untuk pekerjaan talang jurai dalam dipasang papan yang kuat sama dengan kemiringan kuda-kuda
kemudian dipasang seng plat untuk penutup akhir dipasang karpet khusus untuk talang, sebelum
pemasangan atap, pemasangan talang jurai ini harus disetujui oleh pengawas.

9. Pertemuan/pemotongan atap pada talang jurai ini harus dilaksanakan dengan rapi dan lurus
10. paku/baut yang dipakai untuk pemaku atap ini dipakai paku khusus yaitu paku/baut anti karat

Pasal - 10
PEKERJAAN LOTENG / PLAFOND

1. Untuk Bangunan-A ( pada gambar pelaksanaan pekerjaan ), Rangka Plafond Teras dan Oversteek
menggunakan baja hollow dengan jarak pemasangan menyesuaikan dengan produk plafond PVC /
minimal modul 60x60 cm yang akan digunakan agar bisa menahan beban plafond PVC tersebut. Untuk
Plafond Teras dan Oversteek menggunakan plafond PVC dengan ketebalan 8 mm dan berkualitas Baik .(
Lihat Detail Gambar )

2. Untuk Bangunan-A ( pada gambar pelaksanaan pekerjaan ), Rangka plafond Ruangan Menggunakan
kayu klas II. Jarak rangka plafond disesuaikan dengan gambar rencana plafond, Untuk Plafon Rungan
Menggunakan plywood 6mm yang berkualitas Baik .( Lihat Detail Gambar )

3. Untuk Bangunan-B ( pada gambar pelaksanaan pekerjaan ), Rangka plafond Ruangan dan teras
Menggunakan kayu klas II. Jarak rangka plafond disesuaikan dengan gambar rencana plafond, Untuk
Plafon Rungan dan teras Menggunakan plywood 6mm yang berkualitas Baik .( Lihat Detail Gambar )

4. Untuk Bangunan-B ( pada gambar pelaksanaan pekerjaan ), Rangka Plafond Oversteek Menggunakan
kayu klas II. Jarak rangka plafond disesuaikan dengan gambar rencana plafond. Untuk Plafond
Oversteek menggunakan Kayu Kelas II yang berkualitas Baik .( Lihat Detail Gambar )

5. Pemasangan plafond harus rapi dan rata, untuk mengecek kerapihan dan kerataan bidang plafond
gunakan waterpass. Perataan sambungan plafond dengan menggunakan ceiling net lakban. Kemudian
ditutup dengan paper tape dan compound ceiling untuk kemudian diamplas.

6. Hasil akhir yang dikehendaki adalah permukaan plafond harus lurus, rata dan tidak bergelombang

7. Cat seluruh permukaan plafond secara merata dengan kuas untuk bagian tepi dan sudut serta rol cat
untuk bidang luas.

Pasal - 11
PEKERJAAN INSTALASI LITRIK

1. Pemasangan Instalasi Listrik diwajibkan mengikuti standart pemasangan PLN


2. Melaksanakan Pekerjaan Penyambungan Arus Listrik melalui prosedur PLN
3. Untuk Lampu Ruangan dan Teras menggunakan Lampu Lilin 23 watt
4. Diwajibkan melakukan SLO setelah instalasi listrik dipasang

Pasal - 12
PEKERJAAN LANTAI

1. Sebelum pemasangan lantai terlebih dahulu dilakukan penimbunan dengan tanah hingga rata dan
padat kemudian diurug dengan pasir urug setebal 5 cm.

2. Pemadatan tanah dilakukan selapis demi selapis hingga padat dengan menggunakan alat pemadat
(stemper).

3. Cor lantai ruangan menggunakan campuran beton K-150 dan di plester halus dengan ketebalan
sesuaikan dengan gambar pelaksanaan, ( Untuk Lebih jelas lihat Gambar Detail Lantai )
4. Untuk Lantai Selasar/teras melakukan pekerjaan Pengecoran dengan ketebalan sesuaikan dengan
gambar pelaksanaan, dengan mutu Beton K-150 dan permukaan lantai selasar di Plester Halus.

Pasal - 13
PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN VENTILASI

1. Untuk Pintu digunakan pintu panel dengan kualitas kayu Kelas I. ( sesuai dengan gambar detail )
2. Jendela dibuat dari rangka kayu dengan kualitas Baik , dan di isi dengan kaca tebal 5 mm. (
Sesuaikan dengan Gambar )
3. Setiap daun pintu digantung dengan 3 buah engsel pintu ukuran 4 Inchi
4. Setiap daun jendela digantung dengan 2 buah engsel pintu ukuran 3 Inchi
5. Untuk pintu utama kunci menggunakan Kunci Silinder dan Pegangan Pintu 2 Set.
6. Selain pintu utama kunci menggunakan kunci tanam sedang 2 x putar.
7. Setiap daun jendela dipasang grendel, pegangan jendela bingkai, kait angin dengan menyesuaikan Item
di RAB.
8. Pintu folding gate terbuat kualitas bahan yang baik (SNI). Pintu Folding gate sebagai ruang penyekat
RKB, dioperasikan dengan cara didorong kesamping kiri / kanan, material utamanya berupa
Besi/galvalum, pada bagian belakang Pintu terdapat kerangka yang terbentuk dari susunan Besi
Silangan dan Besi UNP,Kerangka tersebut ditutup dengan Slat Daun pada bagian depannya, Pada
Bagian Bawahnya terdapat Roda Roda Kecil /Bearing ,roda roda kecil tersebut akan berjalan diatas rel
dengan membawa muatan pintu diatasnya, sehingga dan dibuka dan ditutup dengan mudah. Untuk
ukuran dan dimensi pintu folding gate dapat dilihat pada gambar pelaksaanaan pekerjaan
.

Pasal - 14
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Seluruh bidang yang akan dicat dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran, digosok dan diamplas
sampai halus.

2. Bidang kayu yang akan dicat didempul terlebih dahulu, sedangkan untuk bidang tembok diplamir dengan
rata dan diamplas sampai halus.

3. Komponen yang dicat dengan cat minyak adalah pada bidang Kosen, Pintu, List plank serta ventilasi dan
dicat 3 x sapuan hingga rata dan halus.

4. Komponen yang dicat dengan cat air adalah pada bidang dinding luar dan dalam, plafond , dicat dengan
3 x sapuan hingga rata dan halus.

5. Bahan cat yang dipakai adalah produksi dalam negeri kualitas baik ( Kualitas I ), seperti avian dan lain
sebagainya.

6. Warna cat untuk dinding tembok, plafond dan bidang yang di cat dengan cat minyak ditentukan kemudian
sesuai dengan petunjuk pemberi tugas.

Pasal - 15
PEKERJAAN LUAR BANGUNAN

1. Pengadaan Meja dan Kursi Siswa


2. Pengadaan Meja dan Kursi Guru
3. Pengadaan White board (Papan Tulis)
4. Pengadaan Papan Jadwal
5. Pengadaan Lemari Ruangan
6. Untuk pengadaan poin 1 s.d 5 diatas , spesifikasi material yang digunakan menyesuaikan dengan gambar
pelaksaanaan.

Pasal - 16
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Sebelum penyerahan pertama dilakukan pemborong harus membersihkan seluruh pekarangan


bangunan dari segala sampah dan sisa-sisa bahan bangunan disaat masa pelaksaanaan pekerjaan .

2. Seluruh lantai, dinding, kaca, daun pintu dan jendela sudah bersih dari segala kotoran baik bekas cat dan
kotoran lain.

3. Instalasi listrik sudah siap untuk disambung.

4. Semua pintu dan jendela dapat dibuka dan ditutup/dikunci dengan baik.

5. Setelah semua persyaratan telah dipenuhi, penyerahan pertama dapat dilaksanakan, maka Pihak Pemberi
tugas bersama-sama dengan Pengawas melakukan pemeriksaan dengan menyerahkan :
a. Setengah set kunci pintu
b. Tiga set foto dokumentasi mulai dari 0 % sampai 100 % fisik bangunan

6. Penyerahan kedua dapat dilaksanakan dengan persyaratan antara lain :


a. Masa pemeliharaan telah dilalui sesuai dengan kontrak.
b. Memperbaiki segala kekurangan, kerusakan dan cacat-cacat selama masa pemeliharaan atau bagian
yang kurang sempurna pada waktu penyerahan pertama dilaksanakan.
c. Penyerahan kedua ini diserahkan setengah set kunci pintu, seluruh dokumen kegiatan baik buku harian,
buku tamu, buku direksi dan gambar as built drawing dan lain-lain.

Pasal - 17
PENUTUP

1. Hal-hal yang belum tercantum dalam syarat-syarat umum dan khusus ini, akan ditentukan oleh
pengawas lapangan dan owneer.

2. Semua pekerjaan yang tercantum dalam bestek, rencana anggaran biaya, gambar-gambar serta berita
acara aanwijzing pekerjaan ini adalah merupakan kesatuan pekerjaan yang ditawar dan wajib
dilaksanakan dengan sempurna keseluruhannya oleh kontraktor pelaksana.

Pematang Reba, Juni 2022


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
(PPK)

TTD

H. ARMEN, ST, MT
NIP. 19650605 199003 1 006

Anda mungkin juga menyukai