PEMATANG REBA
SPESIFIKASI
TEKNIS
SUNGAI GUNTUNG
1. UMUM
Nilai Pagu Anggaran : Rp. 754.258.200,- (tujuh ratus lima puluh empat juta dua ratus
lima puluh delapan ribu dua ratus rupiah,-)
Nilai HPS : Rp. 754.258.200,- (tujuh ratus lima puluh empat juta dua ratus
lima puluh delapan ribu dua ratus rupiah,-)
Jenis Kontrak : Kontrak Gabungan Lump Sum + Harga Satuan
Sumber Pendanaan : DAK Tahun Anggaran 2022
2. LATAR BELAKANG
Sehubungan dengan upaya Pemerintah Daerah untuk mempercepat terwujudnya Visi “Indragiri Hulu
Sejahtera Tahun 2020″, maka kegiatan peningkatan fasilitas pendidikan di wilayah Kabupaten Indragiri
Hulu sangat perlu untuk dilaksanakan. Selanjutnya, setiap pembangunan bangunan gedung atau pun Non
Gedung baik Pemerintah ataupun umum harus diwujudkan dengan sebaik baiknya, sehingga secara
optimal mampu memenuhi fungsinya.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam Pekerjaan Rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat
kerusakan minimal sedang beserta perabotnya SD NEGERI 003 SUNGAI GUNTUNG ini antara lain
adalah:
a) Setiap pelaksanaan pembangunan fisik yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana harus mendapat
pengawasan secara teknis dilapangan, agar rencana teknis yang telah disiapkan dan dipergunakan
sebagai dasar pelaksanaan pembangunan dapat berlangsung operasional efektif.
b) Pelaksanaan lapangan harus dilakukan oleh pemberi jasa yang kompeten, dan dilakukan secara
penuh dengan menempatkan tenaga-tenaga ahli di lapangan sesuai kebutuhan dan kompleksitas
pekerjaan.
c) Kinerja lapangan sangat ditentukan oleh kualitas dan intensitas, serta yang secara menyeluruh
dapat melakukan kegiatannya berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah disepakati.
6. KLASIFIKASI BANGUNAN
Klasifikasi REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN MINIMAL SEDANG
BESERTA PERABOTNYA SD NEGERI 003 SUNGAI GUNTUNG adalah “Klasifikasi Bangunan
Sederhana” sebagaimana dimaksud pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Pasal 14
ayat (2) yaitu Bangunan Gedung Negara dengan klasifikasi sederhana merupakan bangunan gedung
dengan teknologi dan spesifikasi sederhana meliputi:.
bangunan gedung kantor dan bangunan gedung negara lainnya dengan jumlah lantai sampai
dengan 2 (dua) lantai;
bangunan gedung kantor dan bangunan gedung negara lainnya dengan luas sampai dengan
500 m2 (lima ratus meter persegi); dan
Rumah Negara meliputi Rumah Negara Tipe C, Tipe D, dan Tipe E
7. LINGKUP PEKERJAAN
B. BANGUNAN-B
I. PEKERJAAN PINTU / JENDELA
II. PEKERJAAN DINDING
III. PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP
IV. PEKERJAAN PLAFOND
V. PEKERJAAN LISTRIK
VI. PEKERJAAN LANTAI
VII. PEKERJAAN PENGECATAN
Keluaran yang diminta dari Kontraktor Pelaksana pada penugasan ini adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan pekerjaan pembangunan yang menyangkut kualitas, biaya dan ketepatan
waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai wujud bangunan dan kelengkapan yang
sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan serta penyelesaian kelengkapan pembangunan
2. Membuat Dokumen Proses Pelaksanaan pekerjaan terdiri dari :
a. Metode Pelaksanaan Program Kerja, Alokasi Tenaga dan Konsep Pelaksanaan
Pekerjaan
b. Program mutu dan program K3 terkait pelaksanaan pembangunan fisik
c. Mengajukan Shop Drawing pada setiap tahapan pekerjaan yang dilaksanakan
d. Membuat Laporan Harian yang berisikan tentang;
Tenaga
Bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak
Peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan
Kegiatan perkomponen pekerjaan yang diselenggarakan
Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan
Kejadian-Kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan
e. Membuat Laporan Mingguan, sebagai resume laporan harian (Kemajuan pekerjaan,
tenaga dan hari kerja) dan Laporan bulanan
f. Mengajukan Berita Acara Kemajuan Fisik/ Pekerjaan untuk pembayaran termin
g. Membuat Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan Tambah dan Kurang (Jika ada tambahan atau perubahan pekerjaan)
h. Membuat Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan
i. Membuat Berita Acara Penyerahan Kedua Pekerjaan
j. Membuat Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan
k. Membuat Gambar-Gambar sesuai dengan pelaksanaan (As Built Drawing)
l. Membuat Jadwal Pelaksanaan (Kurva S).
b) Laporan Mingguan
Laporan Mingguan, sebagai resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari
kerja) terhitung 7 hari setelah dimulainya kerja oleh kontraktor (7 hari setelah SPMK
ditandatangani) sebanyak 6 eksemplar dan berisi antara lain :
Review terhadap rencana kerja kontraktor;
Resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja) selama
seminggu tersebut
Gambaran/penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek
Monitor masalah teknis di lapangan;
Permasalahan non teknis yang dihadapi
Monitor Kendali Mutu
Pemeriksaan Gambar Kerja;
Foto-foto Kemajuan Pekerjaan dibuat secra bertahap sesuai kemajuan pekerjaan;
Rencana kerja, metoda dan jadwal pelaksanaan pekerjaan selanjutnya;
c) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan merupakan sebagai resume laporan mingguan, selama 4 (empat) minggu
setiap bulannya (kemajuan pekerjaan mingguan, tenaga kerja dan material), sebanyak 6
eksemplar.
9. ALIH PENGETAHUAN
Jika diperlukan, Penyedia jasa Pelaksana pekerjaan berkewajiban untuk meyelenggarakan pertemuan
dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil kegiatan / satuan kerja Pengguna
Anggaran.
TAHUN 2022
NO KEGIATAN
6 7 8 9 10 11
1 Kontrak dan SPMK
2 Masa Pelaksanaan
3 Serah terima pekerjaan
Jabatan Dalam
Pengalaman Sertifikat Kompetensi
No. Pekerjaan yang akan Jumlah
Kerja (tahun) Kerja
dilaksanakan
SKTK Pelaksana Bangunan
1 Pelaksana 0 Tahun 1 Orang Gedung / Pekerjaan Gedung
TA022 atau TS051
Petugas Keselamatan
2 0 Tahun 1 Orang Sertifikat K3 Konstruksi
Konstruksi
1 2 3 4
1. Pompa Air 3 Inchi 1 Unit
2. Dump Truck 3 s/d 8 Ton 1 Unit
3. Beton Molen 0.2 M3 1 Unit
Keterangan :
Persyaratan peralatan diatas, sebagai berikut:
1. Untuk peralatan Milik Sendiri harus dibuktikan dengan melampirkan faktur/kwitansi pembelian
dan STNK serta BPKB untuk kendaraan;
2. Untuk alat Sewa Beli, harus menyampaikan bukti kepemilikan, contoh kendaraan :
Bukti pembayaran sewa beli (invoice, DP, angsuran)
3. Untuk Surat Perjanjian Sewa, harus menyampaikan sebagai berikut :
Surat Perjanjian Sewa
16. Lokasi Pekerjaan REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN MINIMAL
SEDANG BESERTA PERABOTNYA SD NEGERI 003 SUNGAI GUNTUNG pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kab. Indragiri Hulu terletak di Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu dengan
eskisting lokasi pekerjaan sebagai berikut:
Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan melampirkan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) sesuai dengan
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik (SDPSE) yang ada pada Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahaan Rakyat Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi.
BAGIAN. I - SPESIFIKASI UMUM
Pasal – 1
JENIS-JENIS PEKERJAAN
a. Tenaga Kerja/Tenaga Ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
b. Alat-alat Bantu seperti mesin pengaduk beton, pompa air, alat-alat pengangkut dan peralatan
yang diperlukan dalam pelaksanaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang dilaksanakan
tepat pada waktunya.
Pasal – 2
STANDAR-STANDAR PELAKSANAAN
Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan yang
tersebut daibawah ini dan dianggap pemborong telah mengetahui dan memahaminya termasuk (apabila ada)
segala perubahan dan tambahannya sampai saat ini :
Pasal – 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan Lapangan
Pemborong atas petunjuk Direksi/Pengawas harus melakukan pembersihan lapangan sedemikian rupa
sehingga lahan bersih dari semak-semak, pohon-pohon dan sisa bangunan lama yang akan mengganggu
pelaskanaan pekerjaan. Pohon-pohon yang baik yang tidak mengganggu bangunan tidak boleh dibongkar
Bilamana belum ada, pemborong harus membuat suatu patok titik tetap (BM) yang dipakai sebagai titik
reverence peil-peil bangunan yang bersifat permanent. BM harus dalam keadaan baik selama proyek
dilakasanakan.
Pemborong harus membuat suatu Papan Nama Proyek, adapun besar ukuran dan pemasangannya harus
menurut Peraturan Daerah Setempat.
Pasal – 4
PEMERIKASAAAN DAN PENYEDIAAN
BAHAN DAN BARANG
1. Bila dalam RKS disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang, maka hal ini dimaksudkan untuk
menunjukkan tingkat mutu, bahan dan barang yang digunakan
2. Setiap penggantian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang harus disetujui oleh
Pengawas/Pemberi TUgas dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta gambar kerja maka bahan dan barang
tersebut diusahakan dan disediakan oleh Pemborong yang harus mendapat persetujuan dari Pengawas
atau Pemberi Tugas
3. Contoh Bahan dan Barang yang dipergunakan dalam pekerjaan harus segera disediakan atau biaya
Pemborong, setelah disetujui Pengawas atau Direksi, harus dianggap bahwa bahan dan barang tersebut
akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan
4. Contoh Bahan dan Barang tersebut, disimpan ooleh Pengawas atau Direksi untuk dijadikan dasar
Penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai kualitasnya maupun sifatnya.
Pasal – 5
PERBEDAAN DALAM DOKUMEN LAMPIRAN KONTRAK
1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan RKS ini, maka pemborong harus menanyakan
secara tertulis kepada Pengawas dan pemborong harus menaati keputusan tersebut.
2. Ukuran-ukuran yang tedapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang berlaku dan ukuran dengan
angka adalah yang harus diikuti daripada ukuran dengan skala dari gambar-gambar.
Pasal – 6
GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)
1. Jika terdapat kekurangan-kekurangan penjelasan-penjelasan dan gambar kerja, atau diperlukan gambar
tambahan/gambar detail, atau untuk memungkinkan pemborong melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka pemborong harus membuat gambar tersebut atau biaya
pemborong atau dapat dilaksnakan setelah mendapat persetujuan pengawas.
2. Gambar Kerja hanya berubah apabila diperntahkan secara tertulis oleh pemberi tugas, mengikuti
penjelasan-penjelasan dan pertimbangan-pertimbangan
3. gambar kerja hanya berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh Pemberi Tugas, dengan mengikuti
penjelasan-penjelasan oleh perencana.
4. gambar tersebut harus diserahkan kepada Pengawas untuk disetujui sebelum dilaksanakan.
Pasal – 7
PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK
1. Pemborong harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran atau penelitian ukuran tata letak atau
penelitian tata letak atau ketinggian bangunan (bowplank), termasuk penyediaan “Bench Mark,” Line Offset
Mark” pada masing-masing lantai bangunan
2. Sebelum melaksanakan pengukuran terhadap bangunan terlebih dahulu kontraktor mengukur situasi
lapangan dengan mempergunakan alat ukur (waterpass, theodolit) guna untuk mengecek kembali
pengukuran yang dilaksanakan oleh Konsultan Perencana.
3. Apabila terdapat pengukuran terdahulu, maka kontraktor memberitahukan terlebih dahulu kepada Direksi
Lapangan sebelum melaksanakan pekerjaan dalam arti yang sebenarnya
4. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus sudah menguasai situasi lapangan baik mengenai luas, tinggi
rendah permukaan tanah dan sebagainya.
5. Pelaksana Kontraktor diwajibkan mempelajari gambar rencana dan gambar detail sehingga waktu
meletakkan tapak bangunan tidak ada terdapat kesalahan antara gambar rencana dengan situasi site.
6. Papan Bowplank dibuat dari papan meranti 2 x 20 diketam rata pada satu sisi tebalnya, yang akan dipasang
menjadi bagian atau papan bowplank.
7. Papan Bowplank dipasang pada tiang-tiang kayu ukuran 5/7 cm dengan jarak pemasangan setiap 2 m,
tertancap kuat kedalam tanah. Jarak antara bowplank dengan galian pondasi minimum 1,50 m
8. Papan Bowplank harus dijaga keutuhannya, tidak boleh diubah posisinya dan dijaga jangan sampai
tertimbun tanah galian. Tanda pada As dan Peil ketinggian diberi cat warna merah dan hatrus dijelaskan
sampai papan papan bowplank tidak diperlukan lagi
9. Papan Bowlank dipasang sekeliling bangunan yang akan dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap
perlu.
10. Hasil Pengukuran harus dilaporkan kepada pengawas agar dapat ditentukan sebagai pedoman atau
referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan teknis.
Pasal – 8
IZIN - IZIN
1. Pemborong harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk pembuatan izin-izin yang diperlukan dan
berhubungan dengan pekerjaan antara lain :
- Izin Penebangan , Izin pengambilan material, izin jalan, izin pembuangan, izin trayek, dan pemakaian
jalan, izin peggunaan bangunan serta izin – izin yang diperlukan sesuai dengan ketentuan / peraturan
daerah setempat.
4. Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut dalam ayat 1 diatas menjadi
tanggung jawab pemborong.
Pasal – 9
DOKUMENTASI
1. Pemborong harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta pengirimannya ke Pemberi Tugas
serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
2. Yang dimaksud Pekerjaan Dokumentasi adalah : Foto-foto proyek, berwarna minimal ukuran postcard,
pelaksanaan pengambilan foto dimaksud yaitu dimulai dari pekerjaan 0 % dan selanjutnya dilaksanakan
berdasarkan tahap pekerjaan, system pengambilan foto tersebut untuk satu sasaran diambil dari dua sisi.
Pasal – 10
PEKERJAAN BETON
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan dan penyediaan semua bahan untuk pembuatan beton bertulang maupun tidak
1. Pengadaan dan penyediaan semua alat-alat untuk pembuatan beton seperti mesin-mesin pengaduk
beton (mollen) dan mesin penggetar (vibrator)
2. Melaksanakan pekerjaan konstruksi beton bertulang dan beton tidak bertulang.
b. Bahan
2. Pasir Beton
o Memenuhi persyaratan PBI-1971 dan SK SNI S-04-1989-F
o Terdiri dari butir-butir yang keras dan tajam
o Bersih dari segala macam kotoran dan bahan-bahan organis
o Kadar Lumpur maksimum 5 %
o Mempunyai butir-butir yang beraneka ragam besarnya
3. Kerikil Beton
o Memenuhi Persyaratan PBI-1971 dan SK SNI S-04-1989-F
o Terdiri dari butir-butir keras, tidak berpori dan bersifak kekal
o Kadar Lumpur maksimum 1 % apabila kadar Lumpur melebihi ketentuan maka kerikil harus
dicuci
o Mempunyai butir-butir yang beraneka ragam besarnya antara 4 mm – 31,5 mm
4. Besi Beton
5. Kawat Pengikat
1. Pembuatan camuran Beton harus mengikuti persyaratan yang tercantum dalam SNI T-151990-03
tentang tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
2. Sebelum melakasanakan pembuatan beton, maka dilakukan pemeriksaan terhadap bahan-bahan
pembuatan campuran beton, takaran pembuatan campuran dan alat-alat yang digunakan untuk
pembuatan beton.
3. Pembuatan dengan mutu BO dipakai campuran biasa dalam perbandingan isi 1 : 3 : 5
4. Pembuatan Beton dengan mutu B1 dan K 125 harus dipakai campuran nominal semen pasir dan kerikil
dalam perbandingan isi 1 : 2 : 3 atau 1 : ½ : 3
5. Pembuatan Beton dengan mutu K 125 dan mutu-mutu yang lebih tinggi, harus dipakai campuran beton
yang direncanakan, jumlah semen minimum dan nilai factor air semen maksimum yang dipakai harus
disesuaikan dengan keadaan sekelilingnya.
6. Pembuatan Beton dengan mutu ≥ K -175 harus dipakai campuran nominal semen pasir dan Batu
Pecah/kerikil dan di cek Mutu ≥ K -175 di laboratorium.
d. Pengadukan Beton
1. Pengadukan Beton untuk semua mutu beton harus dilaukan dengan mesin pengadukan beton (mollen)
2. waktu pengadukan disesuaikan dengan kapasitas drum pengaduk, banyaknya adukan, jenis, susunan
butir dari agregat yang dipakai dalam slump dari betonnya, lama pengadukan paling sedikit 1 ½ menit
3. adukan beton yang tidak memenuhi syarat minimal antara lain :
Terlalu Encer
Sudah mengeras
Tercampur bahan yang dapat merusak beton tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari
tempat pelaksanaan
e. Pengecoran Beton
1. sebelum pengecoran dilaksanakan, maka tulangan harus terpasang dengan baik sehingga sebelum
dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
2. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, maka cetakan beton harus sudah terpasang dengan baik
sehingga masa waktu pengecoran dilaksanakan tidak terjadi pembocoran dan pembongkaran pada
cetakan beton
3. sebelum pengecoran dilaksanakan, maka ruang-ruang yang akan diisi dengan beton harud dibersihkan
dari segala macam kotoran, kemudian cetakan-cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang
berhubungan dengan beton harus dibasahi sampai jenuh
4. pengecoran beton harus dilakukan sedekat-dekatnya dengan tujaun terakhir agar terjadi pemisahan-
pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan didalam cetakan
5. Untuk mencegah terjadinya rongga-rongga dan sarang-sarang kerikil, maka adukan beton harus
didapatkan dengan menumbuk-numbu adukan atau memukul-mukul cetakan untuk menggunakan alat
pemadat mekanis (vibrator)
6. Pengecoran Beton harus berkelanjutan sampai batas yang direncanakan tanpa berhenti
7. untuk mencegah pengeringan bidang-bidang beton, selama paling sedikit dua minggu, permukaan
beton harus dibasahi terus menerus
8. Batang-batang tulangan, jangkar-jangkar dan plat-plat yang akan berfungsi menjamin kuntinuitas
dengan bagian-bagian perluasan konstruksi dikemudian hari, tidak boleh dibiarkan keluar dari
permukaan-permukaan beton tanpa dilindingi terhadap pengaratan.
Pasal – 11
PEKERJAAN PASANGAN BATU-BATA
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan dan alat bantunya, serta melaksanakan pekerjaan pemasangan batu-bata untuk
tangga dan keperlua lainnya sesuai dengan gambar rencana
b. Bahan
1. Batu-bata harus berkualitas baik memenuhi persyaratan yang tercantum dalam SII 00221-78. harus
matang pembakarannya tidak pecah atau hancur bila direndam dalam air. Direksi/Pengawas berhak
menolak batu bata yang dianggap tidak memenuhi syarat.
2. Sement PC yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan SII 0013-81, semen
yang datang dipekerjakan dan menunggu pemakaiannya, harus disimpan didalam gudang yang
lantainya kering minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah sekitarnya . umur dalam
penyimpananya tidak boleh dari 30 hari sejak keluar dari pabrik. Bilamana pada setiap pembukaan
kantong ternyata semen sudah lembab dan menunjukkan gejala membatu maka semen tersebut tidak
boleh dipergunakan dan harus segera disingkirkan keluar lokasi pekerjaan
3. Pasir pasang yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan SK SNI S-04-1989-F,
pasir harus bersih, asli dan bebas dati segala kotoran dan bahan-bahan kimia, kadar Lumpur maksimal
sebesar 5 % bilamana pasir yang dipakai tidak memenhui syarat ini maka pasir tersebut harus dicuci.
c. Adukan
1. Jenis adukan/campuran yang akan dipakai untuk pekerjaan ini dilaksanakan menurut kebutuhan
terhadap jenis pekerjaan yang dilaksanakan sebagaimana diatur dalam syarat-syarat teknis.
2. Pelaksanaan Pembuatan adukan harus dilaksanakan secara hati-hati, ditampung didalam bak kayu
yang besarnya memenuhi syarat. Semen dan pasir dicampur dalam keadaan kering yang kemudian
diberi sesuai persyaratan sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah kering/keras tidak
boleh dipergunakan.
Pasal – 12
PEKERJAAN PLESTERAN
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi Penyediaan Bahan Plasteran, Penyiapan bahan Dinding/ tempat yang akan diplaster serta
pelaksanaan pekerjaan plasteran itu sendiri pada dinding yang akan di selesaikan dangan cat, satu dan
lain hal sesuai dengan yang tertera dalam gambar dan notasi .
b. B a h an
1. Semenyang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan SII 0013-18.
2. Pasir yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus halus dengan warna asli, satu dan lain hal
sesuai dengan persyaratan SK SNI S-04-2989-F
3. Air yang dipegunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan SK SNI S-04-1989-F
c. Jenis Plesteran
1. Semua siar dipermukaan batu hendaknya dirapikan terlebih dahulu agar supaya bahan plesteran
dapat melekat dengan baik
2. Semua permukaan yang akan diplester harus dibersihkan dan disiram dengan air bersih sebelum
bahan plesteran ditempelkan (permukaan dinding batu-bata pada waktu plester harus bersih).
3. Bidang beton yang akan diplester harus dikasarkan terlebih dahulu supaya plesteran dapat lebih
mengikat.
Pasal – 13
PEKERJAAN KAYU
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan kayu dari berbagai jenis kelas sesuai dengan jenis kebutuhan dan
melaksanakan berbagai macam pekerjaan kayu seperti plafond lumbersering oversteek dan lain
sebagainya yang menggunakan kayu.
b. Bahan
1. Kayu yang digunakan dalam setiap bahan pekerjaan harus kayu yang berkualitas baik dan kuat,
tidak mempunyai cacat-cacat seperti mata kayu, celah-celah, serta pinggir dan cacat kayu lainnya.
2. Kayu yang digunakan dalam setiap pekerjaan harus memenuhi persyaratan ukuran kayu yang
tercantum dalam SK SNI 05-1990-F, untuk triplek harus memenuhi SSI-0404-80.
3. Kayu yang digunakan dalam setiap pekerjaan harus dalam keadaan kayu kering udara dengan kadar
air maksimum 23 %, kecuali untuk konsen, daun pintu/jendela, jalusi dan elemen-elemen pintu
lainnya kadar air maksimum adalah sebesar 20 %
c. Pemakaian Kayu
1. Setiap jenis kayu yang dipakai/dipergunakan harus berkualitas baik supaya tidak cacat, sebelum
pemakaian bahan tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Pasal – 14
PEKERJAAN ATAP
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan atap sesuai dengan bahan yang akan dipakai untuk bangunan yang dikerjakan
seperti : Atap Seng Gelombang dan lain sebagainya. Melaksanakan pekerjaan atap dan perlengkapannya
seperti perabung, bola-bola, listplank talang atap dan lainnya.
b. Bahan
1. Atap Seng Gelombang harus yang berkualitas baik, memenuhi ketentuan SII 013087.
2. Perabung atap disesuaikan dengan jenis atap yang dipakai
3. Perabung/bola-bola/nok sudut menggunakan bahan yang sama sedangkan talang menggunakan
karpet special untuk talang.
4. Atap Seng Gelombang untuk perabung dipakai nok model U atau nok bulat C, pertemuan atap
dengan dinding dipasang wall flassing, sedangkan pertemuan atap dengan listplank pinggir
dipasangn nok samping.
1. Pemasangan atap harus memenuhi persyaratan side lap dan overlap dari setiap jenis atap
2. Hasil pemasangan atap baik vertical maupun horizontal harus merupakan satu garis lurus, kecuali
untuk atap sirap.
3. Permukaan bidang atap secara keseluruhan harus merupakan suatu bidang yang rata
4. perabung untuk atap seng harus dilapisi dengan papan ruiter tebal 2 cm
Pasal – 15
PEKERJAAN LANTAI
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan lantai dan melaksanakan pekerjaan
lantai bangunan dengan yang ditentukan dalam perencanaan.
b. Bahan
1. Semen PC yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenhui persyaratan SSI 0013-81, Semen
yang datang dipekerjakan dan menunggu pemakaian, harus disimpan didalam gudang dan lantainya
kering minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah sekitarnya. Umur dalam penyimpanan
tidak boleh lebih dari 30 hari sejak keluar dari pabrik. Bilamana dalam setiap pembukaan kantong,
ternyata semen sudah lembab dan menunjukkan gejala membatu, maka semen tersebut tidak boleh
dipergunakan dan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
2. Pasir beton harus memenuhi syarat PBI – 1997 dan SK SNI S-04-1989.F, terdiri dari butir-butir yang
keras dan tajam, bersih dari segala macam kotoran dan bahan-bahan organis, kadar Lumpur
maksimum 5 % dan mempunyai butir-butir yang beraneka ragam
3. Kerikil Beton harus memenuhi syarat PBI 1971 dan SK SNI S – 04 – 1989.F, terdiri dari butir-butir
yang keras, tidak berpori dan bersifat kekal, kadar Lumpur maksimum 1 %, apabila kadar Lumpur
melebihi ketentuan maka kerikil harus dicuci dan mempunyai butir-butir yang beraneka ragam
besarnya antara 4 mm – 31,5 mm.
4. Pasir pasang yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan SK SNI S-04-1989-
F. pasir harus bersih, asli dan bebas dari segala macam kotoran dan bahan-bahan kimia. Kadar
Lumpur maksimum 5 % bilamana pasir pasang yang dipakai tidak memenuhi syarat ini, maka pasir
tersebut harus dicuci.
1. Pembuatan campuran beton harus mengikuti persyaratan yang tercantum dalam SNI T-15-1990-03,
Tentang Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
2. Sebelum melaksanakan pembuatan beton, maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap bahan-
bahan pembuatan campuran beton, takaran pembuatan campuran dan alat-alat yang digunakan
untuk pembuatan beton.
3. Pengadukan Beton untuk semua mutu beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk (mollen)
Pasal – 16
PEKERJAAN PENGECATAN
a. Bahan
1. Plamir kayu yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat antara lain seperti :
Plamir harus melekat baik pada permukaan yang akan dicat, pengeringan, jika disapukan tipis-tipis
harus mongering dalam waktu 2 x 24 jam tanpa mengerut atau merekah dan harus cukup keras
untuk digosok
2. Pelaksanaan Pengecatan
Cat Kayu yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi syarat antara lain :
Tidak boleh ada gel dan endapan kering, waktu pengeringan (kering permukaan) maksimum 1 jam
b. Pelaksanaan Pengecatan
1. Pengecatan Tembok
o Penggunaan Plamir
Biarkan permukaan dinding tembok sampai kering sempurna, kurang lebih dari satu bulan
setelah plesteran. Bila terjadi pengkristalan, sapulah permukaan dengan kain kering,
kemudian diulangi dengan kain basah dan biarkan selama dua hari, jika pengkristalan masih
terjadi diulangi lagi seperti semula sampai tidak terjadi lagi pengkristalan. Bersihkan
permukaan dinding tembok dari debu, kotorandan bekas pecikan plesteran, bagian-bagian
dinding yang reka dan kurang erat diperbaiki dengan plamir dan biarkan mongering, setelah
plamir mongering kemudian diratakan dengan menggunakan amplas.
o Persiapan Bahan
Cat Tembok emulsi untuk permukaan kasar diencerkan dengan air bersih secukupnya antara
30-50 %. Cat Tembok emulsi untuk permukaan halus diencerkan dengan air secukupnya
kira-kira 20 %
o Pengecatan
Dinding Tembok cat dengan cat dasar atau cat yang diencerkan dari cat yang akan dipakai.
Setelah mengering dilanjutkan dengan pengecatan lapis ketiga sehingga hasil akhir warna
cat benar-benar rata.
2. Pengecatan Kayu
Sebelum permukaan pengecatan kayu dimulai permukaan kayu harus diamplelas dengan
ampelas kayu hingga halus. Untuk menutupi lobang-lobang kecil permukaan kayu digunakan
plamir, sedangkan untuk menutupi lobang-lobang besar pada permukaan kayu digunakan
dempul, setelah permukaan kayu mongering kemudian digosok dengan ampelas kayu hingga
halus
o Persiapan Bahan :
Cat Dasar untuk kayu (Lood Menie) diaduk sampai rata, bila perlu ditambah pengencer
(terpentin) secukupnya. Cat kayu yang akan digunakan diaduk sampai rata bila perlu
ditambah terpentin secukupnya
o Pengecatan
Permukaan Kayu dicat dengan cat yang akan digunakan, untuk pertama kalinya dipakai cat
yang diencerkan, setelah mongering dicat dengan lapisan yang ketiga sehingga diperoleh
hasil akhir yang benar-benar rata.
3. Pengecatan Gypsum
o Gypsum, terutama pada loteng dicat dengan cat air warna sesuai dengan yang ditentukan
o Bilamana pada pengecatan pertama terjadi perubahan warna disebabkan permukaan GRC
mengeluarkan tepung semen, maka harus digunakan cat minyak dengan warna yang sama
o Pengecatan GRC dilaksanakan secara tiga kali berulang, pengulangan pengecatan dilakukan
setelah pengecatan sebelumnya benar-benar kering.
Pasal – 17
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Instalasi Listrik meliputi pengadaan dan pemasangan saluran instalasi penerangan dan titik api,
sehingga diperoleh satu instalasi yang lengkap dan baik, setelah diuji seksama dan siap untuk
dipergunakan (menyala). Pekerjaan pengadaan instalasi meliputi :
Pengadaan dan pemasangan Instalasi Penerangan dan titik api berikut orderannya
Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan
Pengadaan Gambar Kerja, pemasangan instalasi listrik penerangan dan stop kontak
Melakukan pengetesan terhadap instalasi yang telah terpasang, pengetesan dilakukan berama
pihak-pihak yang berwenang (PLN) disaksikan oleh pemberi Tugas/Direksi. Hasilnya dituangkan
dalam sertifikat tanda “Keur Instalasi Baik”.
1. Memilik Pas PLN aserta surat-surat izin yang harus ada instansi-instansi sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Daerah Setempat, maupun Surat Izin lain yang dimintai oleh Pemberi Tugas Direksi
Pengawas.
2. Dalam pekerjaan pelaksanaan, harus memenuhi ketentuan yang telah digariskan dalam gambar
rencana baik segi ukuran, kualitas bahan maupu jumlah
3. sehubungan dengan adanya pekerjaan ini istalateur harus menghubungi PLN terlebih dahulu untuk
kelancaran pembangunan sampai pada hari pelaksana dan tenaga ahlinya
4. sebelum memulai pekerjaan, istalateur hendaknya membuat rencana kerja yang disesuaikan
dengan disiplin lain, juga disertakan jumlah tenaga pelaksana dan tenaga ahli.
c. Syarat Pelaksanan
1. Pemasangan Instalasi harus memenuhi semua peraturan yang tercantum dalam PUIL serta aturan-
aturan tambahan.
2. Peralatan kerja harus lengkap, hal ini guna mendapatkan hasil kerja dengan mutu baik baik serta
tidak merusak material bahan instalasi.
3. Pekerjaan dikatakan selesai apabila :
o Semua system dipasang sesuai dengan rencana, baik dalam pemenuhan fungsinya dan
telah menyala.
o Ada surat pengesahan atau sertifikat, hasil tes baik dari PLN setempat.
4. Gambar rencana merupakan gambar untuk keprluan lelang, instalateur hendaknya terlebih fahulu
mengajukan gambar instalasi yang harus terlebih dahulu oleh Direksi Pelaksana dan perencana
masing-masing mendapat tembusan dari gambar ini.
5. setelah pekerjaan instalasi selesai, instalateur harus membuat gambar revisi (As Built Drawing),
gambar ini kelak akan digunakan sebagai keperluan pemeliharaan instalasi dan kemudian
diserahkan kepada Pemberi Tugas
6. Surat KIR Baik”, dari PLN harus diperoleh sesuai Prosedur yang benar, Biaya-biaya yang
dikelusrkan menjadi tanggung jawab Pemborong
d. Bahan Instalasi
1. Semua Bahan yang dipasang harus dalam keadaan baru dan baik serta sebelumnya harus
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan
2. Bahan-bahan harus sesuai dengan kondisi alam tropis dan memenuhi pasal-pasasl dalam PUIS,
SPLN,VDE.
3. Wiring Diplafod menggunakan kabel NYM 2 ¼ MM yang akan diklem dengan PVC khusus untuk
NYM
Penyambungan Kabel hanya boleh dalam box terminal kabel
Kabel dalam dinding harus disertai Pipa Union diameter ¾ yang akan dilem kuat sebelum
ditutup dengan plesteran. Sedangkan mulut pipa diberi tule mencegah kelecetan isolasi
kabel.
Penyambungan Kabel diarmatur lampu harus dengan Kururtein atau kontak sekrup dan
kabel harus dilebihkabn sedikit panjangnya.
Lampu-lampu hendaknya dipasang dari type sejenis mudah dalam pemeliharaan dan tahan
lama.
4. Alas, Fitting dan tubing dari lampu TL harus yang berkualitas tinggi.
5. Tube lampu TL harus Cool white
6. Pemasangan saklar dan stop kontak adalah in bouw pada dinding dengan door PVC (pada dinding
tembok) setinggi 140 cm dari lantai, ukuran saklar 250 V, 15 A dan stop kontak 250 V, dan 6 A.
e. Hubungan Tanah
1. Saluran Alat-alat yang terbuat dari logam dalam keadaan normal tidak bertegangan harus
dihubungkan dengan hubungan tanah
2. Titik – titik pertanahan harus terbuat dari kawat tembaga jenis BC dengan perlindungan pipa-pipa
Galvanis diameter 1” tertanam tegak lurus kedalam tanah, paling sedikit 6 M atau sampai
permukaan air.
BAGIAN. II - SPESIFIKASI KHUSUS
Pasal–1
UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat kerusakan
minimal sedang beserta perabotnya SD NEGERI 003 SUNGAI GUNTUNG
a. Bila dalam RKS ini disebut nama dan pabrik suatu bahan atau produk, ini dimaksud hanya
menunjukkan sumber minimal dari mutu bahan yang digunakan.
b. Contoh bahan atau Produk yang akan digunakan dalam pekerjaan ini Kontraktor harus
menyampaikan kepada Direksi guna mendapat persetujuan.
c. Tentang usulan pemakaian bahan nama/Produk, Pabrik harus mendapat rekomendasi dari direksi
berdasarkan ketentuan dalam RKS serta Risalah Penjelasan Pekerjaan
d. Untuk Pekerjaan Pembesian, Menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan mutu Baja
240 Mpa
e. Khusus untuk Pekerjaan Beton K-175 menurut peraturan yang berlaku, jika diharuskan untuk
melakukan Job Mix fomula beserta pengujian Beton K-175, dibawa ke Laboratorium yang telah di
tentukan oleh Owneer sebelum melakukan pekerjaan Pengecoran dilapangan. Untuk Agregat
Kasar Menggunakan Material Kerikil Sungai.
3, Ukuran
a. Semua ukuran yang dipakai adalah ukuran Jadi /Bersih kecuali ada ketentuan lain yang disepakati
dan diperkuat dalam Berita Acara Perubahan.
b. Sedangkan untuk Pekerjaan Struktur yaitu kolom, balok sloof dan plat sebagaimana yang tertera
dalam gambar merupakan ukuran demensi struktur (Beton) bukan merupakan ukuran jadi terhadap
Struktur tersebut .
4. Gambar-Gambar
a. Seluruh Gambar-gambar Rencana Arsitektur , Struktur dan elekterikal dapat diperoleh melalui
pemberi Tugas, Pemborong Wajib mengetahu seluruh Pelaksanaan Bangunan ini sehingga dapat
menyesuaikan Program pekerjaan secara baik dan benar.
b. Selama pelaksanaan pekerjaan pemborong harus memberi tanda warna pada gambar, setiap
bagian yang telah dilaksanakan termasuk akau ada perubahan dari perencanaan semula.
c. Pomborong harus membuat gambar pelaksanaan untuk bagian yang dianggap perlu (Shop Drawing
) gambar ini harus diketahui dan disetujui oleh Pengawas/Direksi.
d. Setelah pekerjaan ini selesai, Pemborong harus menjelaskan gambar terpasang (as built drawing)
di atas kertas A3 untuk dapat dicetak dan diserahkan kepada Direksi.
a. Pada dasarnya bila ada perbedaan-perbedaan antara gambar dan RKS, maka yang berlaku adalah
RKS, kecuali bila ada ketentuan lain dari Pengawas/Direksi dan perencana.
b. Apabila tidak ada kesesuaian/ keragu-raguan antara gambar dan RKS yang tidak bisa diatasi, maka
sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut pemborong wajib melaporkan secara tertulis kepada
pengawas untuk mendapat keputusan selambat-lambatnya selama satu minggu sebelum masalah
tersebut terlihat dalam Pelaksanaan.
c. Perbedaan tersebut tidak bisa dijadikan alasan bagi pemborong untuk mengadakan claim.
d. Untuk pekerjaan elektrikal dan plumbing walaupun tidak disebutkan secara terperinci dalam RKS
dan gambar tentang peralatan serta perlengkapan instalasi pemborong diwajibkan menyediakan
/memasang peralatan yang digunakan /diperlukan sehingga instalasi dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
7. Lapangan Kerja
a. Pemborong harus membuat gudang, los kerja dan fasilitas wc pekerja sepenuhnya dan
ditempatkan pada lokasi lapangan yang tidak mengganggu kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
b. Direksi Keet dibuat minimal 4 x 6 m dilengkapi dengan peralatan seperti meja, kursi, kursi tamu dan
papan tulis untuk pembuatan Direksi Keet tersebut merupakan beban kegiatan pelaksanaan
pekerjaan.
Pasal – 2
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Kayu-kayu bekas tebangan serta rumput-rumput bekas tebasan disingkirkan keluar lokasi, apabila
memungkinkan dilaksanakan pembakaran didalam lokasi, maka pelaksanaan pembakaran kayu
tersebut supaya diperkirakan tidak pada posisi lahan tempat bangunan yang akan didirikan.
4. Pada pekerjaan Rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat kerusakan minimal sedang beserta
perabotnya SD NEGERI 003 SUNGAI GUNTUNG, melaksanakan pekerjaan pembongkaran
bangunan existing sebanyak 3 (tiga) Ruang Kelas Belajar ( RKB). Sedangkan 3 (tiga) Ruang Kelas
Belajar , 1 (satu) Ruang Guru / Kepala Sekolah, 1 (satu) Ruang UKS dan 2 (dua) KM/WC hanya
membongkar atap dengan mempertahankan konstruksi kuda-kuda bangunan existing ( dapat
dilihat digambar pelaksanaan/rencana anggaran biaya.)
a. yang dimaksud dengan pengukuran tanah adalah pemeriksaan As-as bangunan perletakan posisi
bangunan sesuai dengan gambar rencana dan penentuan elevasi-elevasi.
b. Setelah pengukuran (uitzetten) selesai dan disetujui oleh Direksi, maka pemborong dapat
memenuhi pekerjaannya selanjutnya yakni :
- Pematangan Tanah
- Pemasangan bowplank
- Pekerjaan Galian
c. Pematangan Tanah Meliputi : Penimbunan dan Penggalian sesuai hasil pengukuran bila harus
dilakukan penimbunan, maka harus diusahakan agar hasilnya menyamai kondisi tanah asli dengan
memenuhi persyaratan untuk tanah timbunan
Papan Nama Proyek dibuat dari kayu meranti atau sejenis yang dilapis dengan plywood dengan
ketentuan sebagai berikut :
Kegiatan :
Pekerjaan :
Harga Borongan :
Kontraktor :
Konsultan Pengawas :
Sumber Dana :
Dibawah bertuliskan :
Pasal - 3
PEKERJAAN GALIAN
Pasal - 4
PEKERJAAN PONDASI
1. Sebelum memulai pekerjaan pondasi, maka semua lubang galian untuk pekerjaan pondasi harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi mengenai ketepatan ukuran dan bentuknya,
sebelum mendapatkan persetujuan dari Direksi, maka pelaksanaan untuk pekerjaan pondasi belum dapat
dilakukan.
2. Apabila didalam lubang galian pondasi setempat terdapat genangan air, maka air tersebut harus
dibuang/dipompakan keluar lubang terlebih dahulu.
3. Jika menggunakan Kayu cerocok dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi, kayu cerocok menggunakan
kayu diameter 10 – 15 cm dengan kedalaman minimal 2 meter / sampai menemukan tanah keras dengan
maksimal kedalaman 4 meter.
4. Pondasi Poer / Umpak , Setelah dilakukan galian tanah pondasi, Dilakukan Pemasangan tulangan
Pondasi dengan diameter tulangan seperti yang ada pada gambar bestek. Ukuran, mutu beton dan
dimensi tipe pondasi disesuaikan dengan gambar Bestek/gambar pelaksanaan.
6. Sesudah lapisan pasir diberi lantai kerja beton dengan campuran. K-100 setebal 5 cm.
7. Dibawah Pas. Balok Sloof dipasang pondasi bata pas. 1 bata dengan adukan 1 : 4. Dikedua sisi pas.
Pondasi bata diplester kasar/raben dengan adukan 1 : 5.
8. Pondasi Umpak dan Sloof beton bertulang menggunakan besi tulangan pokok dan besi beugel dengan
pembesian sesuai dengan gambar detail dengan Beton Menggunakan Mutu K-175
9. Setelah pekerjaan Pondasi selesai, maka dilakukan penimbunan dengan menggunakan tanah galian dan
tanah timbun hingga padat.
Pasal - 5
PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal - 6
PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
1. Seluruh Dinding dibuat dari pasangan batu bata ½ batu dengan adukan 1 : 4
2. Plesteran untuk dinding luar dan dalam bangunan diplester dengan adukan 1 : 4
3. Plesteran harus menghasilkan permukaan dinding yang rapi, lurus, halus, rata dan dikerjakan dengan
penuh keahlian.
4. Untuk permukaan beton di afwerking dengan adukan 1 : 3 halus dan rapi dengan menghasilkan sudut
yang tajam.
5. Plesteran permukaan pondasi yang kelihatan diplester dengan adukan 1 : 4, diaci dengan semen hingga
terlihat bersih dan halus.
6. Untuk dinding bangunan lama (existing), sebelum dilakukan pengecatan menggunakan cat air baru,
dilakukan pengikisan cat dinding lama tersebut.
Pasal - 7
PEKERJAAN KOSEN
1. Kosen-kosen yang dipakai untuk bangunan ini dibuat dari Rangka Kayu Kelas I , Bentuk dan ukuran
sesuai dengan gambar detail.
2. Kozen yang dibuat diluar lokasi bangunan, pemborong harus memberitahukan kepada pengawas/direksi
tempat pembuatannya untuk pemeriksaan agar tidak terjadi penyimpangan dari ketentuan dan gambar
rencana.
3. Sebelum dipasang kozen-kozen harus disetel dan diberi skor agar kedudukan dan kesikuannya tidak
berubah, sehingga pasangan kozen akan lurus, waterpas dan baik.
4. Setiap kozen dipasang pada lokasi yang ditentukan sesuai type yang ada
5. Untuk pemasangan kosen pada tempatnya (dicor), terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari
pengawas lapangan.
Pasal - 8
KAP ATAP DAN LIST PLANK
1. Pada Bangunan – A ( pada gambar pelaksanaan pekerjaan ), Seluruh kuda-kuda, reng atau rangka atap
dan skor-skornya dibuat dari baja ringan yang berkualitas baik, agar tidak membahayakan
konstruksi.Untuk Hal ini Kontraktor Pelaksana Sebelum memasang Kuda-Kuda Mutu Baja Ringan,
terlebih dahulu menyiapkan dan melaporkan kepada direksi perihal perhitungan Konstruksi Kuda Kuda
Baja ringan dari Pabrik/Suplier yang mengorder material.
2. Untuk Kuda-Kuda Spesifikasi Mutu Baja Menggunakan setara Coating Zincalum AZ-100.
3. Papan Listplank dibuat dari bahan jenis Conwood berkualitas baik , rata dan lurus tidak ada cacat-cacat
dengan pemasangan yang lurus, rapi dan bagus. Bentuk listplank Conwood sesuai dengan gambar
rencana.( lebar minimal 23,5 Cm dengan ketebalan 1,6 Cm / jenis lisplank conwood 2in1 ).
4. Perletakan kuda-kuda pada ring balok diperkuat dengan ikatan besi, baut dan plat yang sudah terpasang
dengan baik pada waktu pengecoran ring balok.
5. Untuk Bangunan-B ( pada gambar pelaksanaan pekerjaan ) Rangka kuda-kuda dan gording existing
dipertahankan, untuk penambahan kayu gording baru menggunakan kayu kelas II ukuran 5/10, dan
dilakukan pekerjaan residu terhadap kayu gording tersebut sebelum melaksanakan pekerjaan
pemasangan atap longspand spandek 3 mm.
Pasal - 9
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Untuk Penutup menggunakan atap jenis Atap Longspand Spandek dengan Ketebalan 0,3 mm,
disesuaikan dengan Gambar Pelaksanaan Pekerjaan.
4. pemakai atap perabung dan nok pinggir harus dipakai keluaran produk yang sama
6. Pemborong harus mengajukan contoh (sample) terlebih dahulu kepada Direksi guna untuk mendapat
persetujuan tentang motif, warna serta produk yang akan dipakai.
7. untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, segala sesuatu kesepakatan ataupun persetujuan harus
dituangkan kedalam bentuk tertulis dan ditandatangani
8. Untuk pekerjaan talang jurai dalam dipasang papan yang kuat sama dengan kemiringan kuda-kuda
kemudian dipasang seng plat untuk penutup akhir dipasang karpet khusus untuk talang, sebelum
pemasangan atap, pemasangan talang jurai ini harus disetujui oleh pengawas.
9. Pertemuan/pemotongan atap pada talang jurai ini harus dilaksanakan dengan rapi dan lurus
10. paku/baut yang dipakai untuk pemaku atap ini dipakai paku khusus yaitu paku/baut anti karat
Pasal - 10
PEKERJAAN LOTENG / PLAFOND
1. Untuk Bangunan-A ( pada gambar pelaksanaan pekerjaan ), Rangka Plafond Teras dan Oversteek
menggunakan baja hollow dengan jarak pemasangan menyesuaikan dengan produk plafond PVC /
minimal modul 60x60 cm yang akan digunakan agar bisa menahan beban plafond PVC tersebut. Untuk
Plafond Teras dan Oversteek menggunakan plafond PVC dengan ketebalan 8 mm dan berkualitas Baik .(
Lihat Detail Gambar )
2. Untuk Bangunan-A ( pada gambar pelaksanaan pekerjaan ), Rangka plafond Ruangan Menggunakan
kayu klas II. Jarak rangka plafond disesuaikan dengan gambar rencana plafond, Untuk Plafon Rungan
Menggunakan plywood 6mm yang berkualitas Baik .( Lihat Detail Gambar )
3. Untuk Bangunan-B ( pada gambar pelaksanaan pekerjaan ), Rangka plafond Ruangan dan teras
Menggunakan kayu klas II. Jarak rangka plafond disesuaikan dengan gambar rencana plafond, Untuk
Plafon Rungan dan teras Menggunakan plywood 6mm yang berkualitas Baik .( Lihat Detail Gambar )
4. Untuk Bangunan-B ( pada gambar pelaksanaan pekerjaan ), Rangka Plafond Oversteek Menggunakan
kayu klas II. Jarak rangka plafond disesuaikan dengan gambar rencana plafond. Untuk Plafond
Oversteek menggunakan Kayu Kelas II yang berkualitas Baik .( Lihat Detail Gambar )
5. Pemasangan plafond harus rapi dan rata, untuk mengecek kerapihan dan kerataan bidang plafond
gunakan waterpass. Perataan sambungan plafond dengan menggunakan ceiling net lakban. Kemudian
ditutup dengan paper tape dan compound ceiling untuk kemudian diamplas.
6. Hasil akhir yang dikehendaki adalah permukaan plafond harus lurus, rata dan tidak bergelombang
7. Cat seluruh permukaan plafond secara merata dengan kuas untuk bagian tepi dan sudut serta rol cat
untuk bidang luas.
Pasal - 11
PEKERJAAN INSTALASI LITRIK
Pasal - 12
PEKERJAAN LANTAI
1. Sebelum pemasangan lantai terlebih dahulu dilakukan penimbunan dengan tanah hingga rata dan
padat kemudian diurug dengan pasir urug setebal 5 cm.
2. Pemadatan tanah dilakukan selapis demi selapis hingga padat dengan menggunakan alat pemadat
(stemper).
3. Cor lantai ruangan menggunakan campuran beton K-150 dan di plester halus dengan ketebalan
sesuaikan dengan gambar pelaksanaan, ( Untuk Lebih jelas lihat Gambar Detail Lantai )
4. Untuk Lantai Selasar/teras melakukan pekerjaan Pengecoran dengan ketebalan sesuaikan dengan
gambar pelaksanaan, dengan mutu Beton K-150 dan permukaan lantai selasar di Plester Halus.
Pasal - 13
PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN VENTILASI
1. Untuk Pintu digunakan pintu panel dengan kualitas kayu Kelas I. ( sesuai dengan gambar detail )
2. Jendela dibuat dari rangka kayu dengan kualitas Baik , dan di isi dengan kaca tebal 5 mm. (
Sesuaikan dengan Gambar )
3. Setiap daun pintu digantung dengan 3 buah engsel pintu ukuran 4 Inchi
4. Setiap daun jendela digantung dengan 2 buah engsel pintu ukuran 3 Inchi
5. Untuk pintu utama kunci menggunakan Kunci Silinder dan Pegangan Pintu 2 Set.
6. Selain pintu utama kunci menggunakan kunci tanam sedang 2 x putar.
7. Setiap daun jendela dipasang grendel, pegangan jendela bingkai, kait angin dengan menyesuaikan Item
di RAB.
8. Pintu folding gate terbuat kualitas bahan yang baik (SNI). Pintu Folding gate sebagai ruang penyekat
RKB, dioperasikan dengan cara didorong kesamping kiri / kanan, material utamanya berupa
Besi/galvalum, pada bagian belakang Pintu terdapat kerangka yang terbentuk dari susunan Besi
Silangan dan Besi UNP,Kerangka tersebut ditutup dengan Slat Daun pada bagian depannya, Pada
Bagian Bawahnya terdapat Roda Roda Kecil /Bearing ,roda roda kecil tersebut akan berjalan diatas rel
dengan membawa muatan pintu diatasnya, sehingga dan dibuka dan ditutup dengan mudah. Untuk
ukuran dan dimensi pintu folding gate dapat dilihat pada gambar pelaksaanaan pekerjaan
.
Pasal - 14
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Seluruh bidang yang akan dicat dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran, digosok dan diamplas
sampai halus.
2. Bidang kayu yang akan dicat didempul terlebih dahulu, sedangkan untuk bidang tembok diplamir dengan
rata dan diamplas sampai halus.
3. Komponen yang dicat dengan cat minyak adalah pada bidang Kosen, Pintu, List plank serta ventilasi dan
dicat 3 x sapuan hingga rata dan halus.
4. Komponen yang dicat dengan cat air adalah pada bidang dinding luar dan dalam, plafond , dicat dengan
3 x sapuan hingga rata dan halus.
5. Bahan cat yang dipakai adalah produksi dalam negeri kualitas baik ( Kualitas I ), seperti avian dan lain
sebagainya.
6. Warna cat untuk dinding tembok, plafond dan bidang yang di cat dengan cat minyak ditentukan kemudian
sesuai dengan petunjuk pemberi tugas.
Pasal - 15
PEKERJAAN LUAR BANGUNAN
Pasal - 16
PEKERJAAN LAIN-LAIN
2. Seluruh lantai, dinding, kaca, daun pintu dan jendela sudah bersih dari segala kotoran baik bekas cat dan
kotoran lain.
4. Semua pintu dan jendela dapat dibuka dan ditutup/dikunci dengan baik.
5. Setelah semua persyaratan telah dipenuhi, penyerahan pertama dapat dilaksanakan, maka Pihak Pemberi
tugas bersama-sama dengan Pengawas melakukan pemeriksaan dengan menyerahkan :
a. Setengah set kunci pintu
b. Tiga set foto dokumentasi mulai dari 0 % sampai 100 % fisik bangunan
Pasal - 17
PENUTUP
1. Hal-hal yang belum tercantum dalam syarat-syarat umum dan khusus ini, akan ditentukan oleh
pengawas lapangan dan owneer.
2. Semua pekerjaan yang tercantum dalam bestek, rencana anggaran biaya, gambar-gambar serta berita
acara aanwijzing pekerjaan ini adalah merupakan kesatuan pekerjaan yang ditawar dan wajib
dilaksanakan dengan sempurna keseluruhannya oleh kontraktor pelaksana.
TTD
H. ARMEN, ST, MT
NIP. 19650605 199003 1 006