Anda di halaman 1dari 35

BAB I

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

1.1 LINGKUP PEKERJAAN


Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan mengikuti panduan scope of
work, tanpa membatasi bila ada perubahan kebutuhan scope pekerjaan
yang mendesak di lapangan dengan persetujuan Direksi Lapangan untuk
mendapatkan hasil maksimum dan lebih baik dengan mengikuti uraian
umum sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pekerjaan Struktur
4. Pekerjaan Dinding
5. Pekerjaan Atap dan Plafond
6. Pekerjaan Lantai dan Carport
7. Pekerjaan Pintu dan Jendela
8. Pekerjaan Plumbing dan Sanitasi
9. Pekerjaan Elektrikal
10. Pekerjaan Finishing
11. Pekerjaan Akhir

Selanjutnya, tahapan masing-masing pekerjaan tersebut dijelaskan secara


umum sebagai berikut.

1.1.1 Pekerjaan Persiapan


Yang dimaksud dengan pekerjaan persiapan antara lain meliputi:
a) Persiapan lokasi untuk tempat pengerjaan material lapangan seperti
penebangan pohon, pembabatan rumput/semak, pembersihan lahan,
akses jalan masuk dan lain-lain.
b) Melakukan pengukuran, levelling, marking & bowplank lapangan.
c) Menyiapkan/membuat bangunan sementara untuk gudang peralatan
dan material, lokasi ditentukan oleh Direksi Lapangan.
d) Menyiapkan direksi keet sebagai kantor lapangan sementara.
e) Menyiapkan laydown area beserta fasilitasnya (genset, dll) sebagai
tempat fabrikasi material. Lokasi akan ditentukan oleh Direksi
Lapangan.
f) Pengadaan utilitas kerja seperti air, listrik dll. untuk pekerjaan
fabrikasi dan erection.
g) Mobilisasi peralatan, tenaga kerja dan material.

1
h) Pembuatan shop drawing sebelum pelaksanaan fabrikasi material.
i) Menyiapkan rambu-rambu peringatan dan pagar pengaman area
kerja.
j) Menyediakan lampu temporer.
k) Melakukan engineering design dan membuat shop drawing serta
drawing for construction.
l) Hal-hal lain yang dianggap perlu guna kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.

1.1.2 Pekerjaan Pondasi


1. Pekerjaan Pondasi Telapak (Footplate)
a) Pondasi telapak (footplate) memiliki ukuran: panjang 60 cm, lebar
60 cm dan tebal 20 cm.
b) Pekerjaan galian tanah dengan ukuran galian: panjang 60 cm, lebar
60 cm dan kedalaman 1,5 m.
c) Pembersihan dan pemadatan galian tanah dengan stamper kodok.
d) Penghamparan beton rabat adukan 1 Pc : 3 Psr : 5 Kr atau lean
concrete mutu K.100 sebagai lantai kerja sekaligus untuk
meratakan permukaan galian.
e) Pembuatan tulangan footplate dan stek kolom dari tulangan ulir
D13 mm.
f) Pekerjaan erection (pengangkatan) tulangan footplate ke dalam
lubang galian pondasi, diposisikan di atas lantai kerja.
g) Pemasangan beton decking di bagian telapak tulangan footplate (di
tiap ujung dan tengah) dengan ikatan kawat bendrat.
h) Pekerjaan cor beton footplate dengan mutu beton K.225 atau
komposisi 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr.
2. Pekerjaan Pondasi Batu Belah
a) Pekerjaan galian tanah dengan ukuran galian: lebar 60 cm dan
kedalaman 90 cm.
b) Penyusunan batu belah ukuran 10/15 cm sebagai aanstamping.
c) Pembuatan pondasi pasangan batu belah dengan penampang
berbentuk trapesium berukuran: lebar atas 25 cm, lebar bawah 50
cm dan tinggi 50 cm. Komposisi adukan 1 Pc : 4 Psr.
d) Pemasangan tulangan dengan panjang 50 cm setiap 1 m pada
pondasi sebagai angkur untuk mengaitkan sloof dengan pondasi.
Ujung-ujung tulangan dibengkokkan, 40 cm bagian tulangan
ditanam ke dalam pondasi dan 10 cm bagian tulangan berada
dalam badan sloof.

2
e) Pemasangan tulangan stek kolom dengan panjang 80 cm. 30 cm
bagian stek ditanam ke dalam pondasi dan 50 cm bagian stek
berada di atas pondasi untuk kemudian disambungkan dengan
tulangan kolom.

1.1.3 Pekerjaan Struktur


1. Pekerjaan Sloof
a) Penampang sloof berukuran: lebar 15 cm dan tinggi 20 cm.
b) Perakitan dan pemasangan tulangan sloof (tulangan memanjang
10 mm dan sengkang 8 mm) di atas pondasi batu belah.
Sebelum tulangan sloof dipasang, terlebih dahulu beton decking
dipasang di bagian bawah tulangan sloof.
c) Pembuatan dan pemasangan bekisting sloof yang terbuat dari
papan ukuran 2/20 cm dengan perkuatan kayu kaso ukuran 4/6
cm. Sebelum dipasang.
d) Pekerjaan cor beton sloof dengan komposisi 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr atau
mutu beton K.225.
e) Bekisting dilepaskan minimal dalam waktu 24 jam setelah
pengecoran selesai dilakukan.
2. Pekerjaan Kolom Utama
a) Penampang kolom berukuran: panjang 30 cm dan lebar 15 cm.
b) Perakitan dan pemasangan tulangan kolom (tulangan memanjang
D13 mm dan sengkang 8 mm) pada tulangan stek kolom.
c) Sebelum pemasangan bekisting, terlebih dahulu beton decking
dipasang di setiap sisi tulangan kolom.
d) Pembuatan dan pemasangan bekisting kolom dari papan kayu
ukuran 2/20 cm dengan perkuatan kayu kaso ukuran 4/6 cm dan
5/7 cm dan ditopang dengan perancah kayu dolken/kaso. Sebelum
dipasang.
e) Pekerjaan cor beton kolom dengan mutu beton K.225 atau
komposisi 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr.
f) Bekisting dilepaskan minimal dalam waktu 3x24 jam setelah
pengecoran selesai dilakukan.
3. Pekerjaan Kolom Praktis
a) Penampang kolom berukuran: panjang 15 cm dan lebar 15 cm
(persegi).
b) Perakitan dan pemasangan tulangan kolom (tulangan memanjang
10 mm dan sengkang 6 mm) pada tulangan stek kolom.
c) Sebelum pemasangan bekisting, terlebih dahulu beton decking
dipasang di setiap sisi tulangan kolom.

3
d) Pembuatan dan pemasangan bekisting kolom dari papan ukuran
2/20 cm dengan perkuatan kayu kaso ukuran 4/6 cm dan ditopang
dengan kayu dolken.
e) Pekerjaan cor beton kolom dengan mutu beton K.225 atau
komposisi 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr.
f) Bekisting dilepaskan minimal dalam waktu 24 jam setelah
pengecoran selesai dilakukan.
4. Pekerjaan Balok Utama
a) Penampang balok utama berukuran: lebar 15 cm dan tinggi 30 cm.
b) Pekerjaan fabrikasi tulangan balok (tulangan memanjang D13 mm
dan sengkang 8 mm).
c) Jika balok utama berada di atas dinding:
 Pekerjaan erection (pengangkatan) tulangan balok dari laydown
area ke bagian atas dinding.
 Pemasangan beton decking di bagian sisi dan bawah tulangan
balok.
 Pembuatan dan pemasangan bekisting balok yang terbuat dari
papan kayu ukuran 2/20 cm dengan perkuatan kayu kaso ukuran
4/6 cm.
d) Jika balok utama tidak berada di atas dinding (tengah bentang):
 Pembuatan dan pemasangan bekisting balok dari papan kayu
ukuran 2/20 cm dengan perkuatan kayu kaso ukuran 4/6 cm dan
ditopang dengan perancah kayu kaso ukuran 5/7 cm.
 Pemasangan beton decking di bagian sisi dan bawah tulangan
balok.
 Pekerjaan erection (pengangkatan) tulangan balok dari laydown
area ke bekisting.
e) Pekerjaan cor beton balok dengan mutu beton K.225 atau
komposisi 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr.
f) Bekisting dilepaskan minimal dalam waktu 3x24 jam setelah
pengecoran selesai dilakukan.
5. Pekerjaan Pelat Lantai
a) Pelat lantai dengan bekisting bondek memiliki ketebalan 10 cm jika
diukur dari permukaan pelat ke gelombang atas bondek, atau 15
cm jika diukur dari gelombang bawah bondek.
b) Pekerjaan erection (pengangkatan) dan pemasangan bondek di
atas balok. Bentuk bondek disesuaikan dengan ukuran denah
ruangan.
c) Pemasangan perancah dari kayu kaso ukuran 5/7 cm, bambu 5
cm atau kayu dolken sebagai penopang bondek dari bawah.

4
d) Pemasangan bekisting di setiap sisi dari papan ukuran 2/20 cm atau
tripleks 9 mm dengan perkuatan kayu kaso ukuran 4/6 cm.
e) Pemasangan wiremesh M10-150 1 lapis di atas bondek. Overlap
wiremesh berukuran 1,5 kali spasi tulangan wiremesh dan diikat
dengan kawat bendrat.
f) Pemasangan beton decking di bawah wiremsh, diikat dengan kawat
bendrat. Jumlah beton decking adalah 3 buah/m1.
g) Pengisian celah-celah pada bondek dan sekitarnya dengan adukan
komposisi 1 Pc : 2 Psr.
h) Pekerjaan cor beton bondek dengan mutu beton K.225 atau
komposisi 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr.
i) Pekerjaan curing dengan cara menyelimuti beton pelat
menggunakan geotekstil nonwoven basah. Curing dilakukan ketika
beton mulai mengeras, namun masih berbekas jika ditekan.
Geotekstil harus tetap dalam keadaan basah sehingga harus
disiram sebelum mengering.
j) Perancah dapat dibongkar minimal 7x24 jam setelah pengecoran
selesai dilakukan.
6. Pekerjaan Tangga
a) Pekerjaan pengukuran, levelling dan marking sebagai patokan.
b) Pemasangan bekisting pelat tangga dari GRC Board dengan
perkuatan kayu kaso ukuran 4/6 cm.
c) Pemasangan tulangan pelat tangga, yaitu wiremesh M8-150
sebanyak 2 lapis di atas bekisting. Overlap wiremesh berukuran 1,5
kali spasi tulangan wiremesh dan diikat dengan kawat bendrat.
d) Pemasangan beton decking di bawah wiremesh sebagai penopang
wiremesh di atas bekisting dan pemisah wiremesh lapis bawah dan
lapis atas. Jumlah beton decking adalah 3 buah/m1.
e) Pemasangan tulangan anak tangga, yaitu wiremesh M8-150 yang
dipotong dan dibengkokkan, diikat dengan kawat bendrat.
f) Pemasangan bekisting samping tangga dan anak tangga, yaitu
papan kayu ukuran 2/20 cm.
g) Pekerjaan cor beton dengan mutu beton K.225 atau komposisi 1
Pc : 2 Psr : 3 Kr.
h) Pekerjaan curing dengan cara menyelimuti beton tangga
menggunakan geotekstil nonwoven basah. Curing dilakukan ketika
beton mulai mengeras, namun masih berbekas jika ditekan.
Geotekstil harus tetap dalam keadaan basah sehingga harus
disiram sebelum mengering.

5
i) Bekisting samping tangga dan anak tangga dapat dibongkar
minimal 3x24 jam setelah pengecoran selesai dilaksanakan.
j) Bekisting pelat tangga tidak perlu dibongkar.
7. Pekerjaan Balok Latei
a) Penampang balok latei berukuran: lebar 15 cm dan tinggi 20 cm.
Panjang balok latei sama dengan lebar opening, ditambah ekstensi
di kanan dan kiri opening masing-masing sepanjang 30 cm.
b) Pembuatan dan pemasangan bekisting balok yang terbuat dari
papan ukuran 2/20 cm dengan perkuatan kayu kaso ukuran 4/6
cm.
c) Perakitan dan pemasangan tulangan balok (tulangan memanjang
10 mm dan sengkang 6 mm).
d) Pemasangan beton decking di bagian bawah tulangan, diikat
dengan kawat bendrat.
e) Pekerjaan cor beton balok dengan komposisi 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr
atau mutu beton K.225.
f) Bekisting dilepaskan minimal dalam waktu 24 jam setelah
pengecoran selesai dilakukan.
8. Pekerjaan Balok Ring
g) Penampang balok ring berukuran: lebar 15 cm dan tinggi 20 cm.
h) Perakitan dan pemasangan tulangan balok (tulangan memanjang
10 mm dan sengkang 6 mm) pada bagian atas dinding.
i) Pemasangan beton decking di bagian bawah tulangan, diikat
dengan kawat bendrat.
j) Pembuatan dan pemasangan bekisting balok yang terbuat dari
papan ukuran 2/20 cm dengan perkuatan kayu kaso ukuran 4/6
cm.
k) Pekerjaan cor beton balok dengan mutu beton K.225 atau
komposisi 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr.
l) Bekisting dilepaskan minimal dalam waktu 24 jam setelah
pengecoran selesai dilakukan.
9. Pekerjaan Dak Atap
a) Ketebalan dak 12 cm.
b) Pembuatan dan pemasangan bekisting dak yang terbuat dari
tripleks 9 mm dengan perkuatan kayu kaso ukuran 4/6 cm.
c) Pemasangan perancah bekisting dari kayu kaso ukuran 5/7 cm atau
bambu 5 cm. Jarak antar perancah minimal 50 cm.
d) Pemasangan wiremesh M8-150 dua lapis.

6
e) Pemasangan beton decking sebagai penopang wiremesh dan
pemisah antara wiremesh lapis atas dan bawah. Beton decking
berjumlah 3 buah/m1.
f) Pekerjaan cor beton dak dengan komposisi 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr atau
mutu beton K.225.
g) Pekerjaan curing dengan cara menyelimuti dak beton menggunakan
geotekstil nonwoven basah. Curing dilakukan ketika beton mulai
mengeras, namun masih berbekas jika ditekan. Geotekstil harus
tetap dalam keadaan basah sehingga harus disiram sebelum
mengering.
h) Bekisting dilepaskan minimal dalam waktu 4x24 jam setelah
pekerjaan cor selesai dilakukan.
i) Finishing permukaan dak dengan acian semen portland.
j) Finishing kedua dengan lapisan waterproofing.
10. Pekerjaan Kanopi Beton
a) Ketebalan kanopi 10 cm, lebar dan panjang ditentukan kemudian
berdasarkan desain.
b) Pembuatan dan pemasangan bekisting dak yang terbuat dari
tripleks 9 mm dengan perkuatan kayu kaso ukuran 4/6 cm.
c) Pemasangan wiremesh M10-150 satu lapis. Wiremesh dapat
diganti dengan tulangan polos 10 mm.
d) Pemasangan beton decking sebagai penopang wiremesh.
e) Pekerjaan cor beton kanopi dengan komposisi 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr
atau mutu beton K.225.
f) Pekerjaan curing dengan cara menyelimuti kanopi beton
menggunakan geotekstil nonwoven basah. Curing dilakukan
ketika beton mulai mengeras, namun masih berbekas jika
ditekan. Geotekstil harus tetap dalam keadaan basah sehingga
harus disiram sebelum mongering.
g) Bekisting dilepaskan minimal dalam waktu 3x24 jam setelah
pekerjaan cor selesai dilakukan.
h) Pekerjaan finishing kanopi beton dengan acian semen Portland.
11. Pekerjaan Meja Dapur
a) Terlebih dahulu dilakukan levelling dan marking menggunakan
meteran, waterpass dan benang sebagai patokan pemasangan
hebel.
b) Ukuran meja dapur: lebar 60 cm (finishing), tebal 12 cm
(finishing), elevasi permukaan meja dapur +70 cm dari lantai
dan tebal kaki meja dapur 12 cm

7
c) Perataan permukaan lantai dasar dengan adukan berkomposisi 1
Pc : 4 Psr.
d) Pembuatan kaki meja, yaitu pasangan dinding ½ bata dengan
acian 1 Pc : 4 Psr.
e) Pekerjaan plasteran kaki meja (pasangan ½ bata) yang berada
di bawah meja dapur setebal 2 cm dengan adukan berkomposisi
1 Pc : 4 Psr. Plasteran diratakan dan dihaluskan dengan roskam.
Kemudian tunggu plasteran mengering selama 24 jam.
f) Setelah plasteran kering, selanjutnya lakukan finishing dengan
acian semen portland.
g) Pembuatan dan pemasangan bekisting meja dapur yang terbuat
dari tripleks 9 mm dengan perkuatan kayu kaso ukuran 4/6 cm.
Tebal beton meja dapur 8 cm.
h) Pemasangan wiremesh M10-150. Setiap tulangan wiremesh yang
berada di sisi kiri dan kanan ditumpangkan pada kaki meja,
sedangkan tulangan wiremesh yang berada di sisi dinding harus
ditancapkan ke dalam dinding, dinding terlebih dahulu dilubangi
dengan bor. Wiremesh dapat diganti dengan tulangan polos 10
mm.
i) Bekisting dan konfigurasi wiremesh disesuaikan dengan opening
untuk kitchen sink.
j) Pemasangan beton decking sebagai ganjal wiremesh.
k) Pekerjaan cor beton meja dapur dengan komposisi 1 Pc : 2 Psr :
3 Kr atau mutu beton K.225.
l) Bekisting dilepaskan minimal dalam waktu 24 jam setelah
pekerjaan cor selesai dilakukan.
m) Pemasangan kitchen sink dan keran.
n) Pemasangan granit meja dapur ukuran 60x60 cm dengan adukan
berkomposisi 1 Pc : 4 Psr.
o) Pemasangan granit kaki dapur ukuran 60x60 cm dengan adukan
berkomposisi 1 Pc : 4 Psr.
p) Pengisian nat granit dengan acian semen portland.

1.1.4 Pekerjaan Dinding


1. Pekerjaan Dinding Ruangan
a) Terlebih dahulu dilakukan levelling dan marking menggunakan
meteran, waterpass dan benang sebagai patokan pemasangan
dinding hebel.
b) Pekerjaan pasangan dinding ½ bata dengan adukan berkomposisi 1
Pc : 4 Psr.

8
c) Pekerjaan plasteran dinding setebal 2 cm dengan adukan
berkomposisi 1 Pc : 4 Psr. Plasteran diratakan dan dihaluskan
dengan roskam. Kemudian tunggu plasteran mengering selama 24
jam.
d) Setelah plasteran kering, selanjutnya lakukan finishing dinding
dengan acian semen portland.
e) Pemasangan plint dinding, yaitu granit berukuran 10x60 cm dengan
semen perekat.
f) Pengisian nat plint dengan acian semen portland.
2. Pekerjaan Dinding Dapur
a) Setelah pekerjaan pasangan dinding ½ bata selesai, maka lakukan
levelling dan marking menggunakan waterpass dan benang sebagai
patokan pemasangan keramik dinding dapur.
b) Pemasangan keramik dinding ukuran 20x20 cm (atau spesifikasi
lain ditentukan kemudian) dengan adukan berkomposisi 1 Pc : 4
Psr.
c) Pengisian nat keramik dinding dengan acian semen portland.
3. Pekerjaan Dinding Kamar Mandi
a) Setelah pekerjaan pasangan dinding ½ bata selesai, selanjutnya
Lakukan levelling dan marking menggunakan meteran, waterpass
dan benang sebagai patokan pemasangan keramik dinding kamar
mandi.
b) Pemasangan keramik dinding ukuran 20x30 cm (atau spesifikasi
lain ditentukan kemudian) dengan adukan berkomposisi 1 Pc : 2
Psr.
c) Pengisian nat keramik dinding dengan acian semen portland.

1.1.5 Pekerjaan Atap dan Plafond


1. Pekerjaan Atap
a) Perakitan struktur rangka atap dari kaso baja ringan 0,75 mm
galvanis AZ100. Mounting antar bagian struktur menggunakan
sekrup baja ringan.
b) Pekerjaan erection dan pemasangan struktur rangka atap pada
balok ring. Jarak antar posisi strukur rangka atap adalah 100 cm.
Mounting struktur rangka atap pada balok ring menggunakan
sekrup baja ringan.
c) Pemasangan ikatan angin (diagonal bracing) yang menghubungkan
antar struktur rangka atap. Material ikatan angin berupa reng baja
ringan. Mounting ikatan angin pada sruktur rangka atap
menggunakan sekrup baja ringan.

9
d) Pemasangan reng baja ringan. Jarak antar posisi reng adalah 25 cm
atau mengikuti ukuran genteng. Mounting reng pada struktur
rangka atap menggunakan sekrup baja ringan.
e) Pemasangan genteng beton flat. Mounting genteng pada reng atap
menggunakan sekrup roofing.
f) Pemasangan nok badan genteng beton pada setiap pertemuan sisi-
sisi atap dengan adukan mortar berkomposisi 1 Pc : 4 Psr.
g) Pemasangan lisplank GRC motif kayu ukuran 8x200x3600 mm
dengan mounting menggunakan sekrup roofing. Sambungan antar
lisplank dan bekas sekrup ditutup dengan adukan kompon.
h) Pemasangan nok samping genteng beton pada sisi bebas (lisplank).
Mounting nok pada genteng menggunakan sekrup roofing.
2. Pekerjaan Plafond
a) Levelling elevasi plafond. Bagian plafond yang terlihat dari bawah
berada pada elevasi +3,00 dari lantai.
b) Pemasangan rangka plafond. Konfigurasi rangka plafond
berbentuk persegi panjang dengan ukuran: panjang 120 cm dan
lebar 60 cm.
c) Rangka plafond yang di-mounting ke dinding adalah hollow
ukuran 2x4 cm, sedangkan rangka plafond di tengah bentang
adalah hollow ukuran 4x4 cm.
d) Rangka plafond di tengah bentang digantungkan pada kuda-kuda
(struktur rangka) atap dengan sebuah batang hollow ukuran 2/4
cm pada setiap 2 m bentang plafond.
e) Pemasangan plafond gypsum board 9x1200x2400 mm pada
rangka dengan mounting sekrup. Pemasangan disesuaikan
dengan konfigurasi rangka.
f) Pemasangan jointing tape (lakban gypsum) pada setiap
sambungan antar gypsum board, kemudian ditutup dengan
adukan kompon.
g) Pengisian adukan kompon pada bekas mounting sekrup.
h) Apabila plafond tidak akan dihiasi dengan lis, maka celah antara
gypsum board dan dinding harus diisi dengan adukan kompon.
i) Pemasangan lis gypsum pada plafond yang direkatkan dengan
adukan kompon.
j) Pembersihan sisa-sisa kompon yang masih menempel hingga
permukaan plafond dan lis bersih dan halus.

1.1.6 Pekerjaan Lantai, Carport dan Railing


1. Pekerjaan Lantai Ruangan

10
a) Pembersihan tanah dasar dari sampah.
b) Pekerjaan perataan, urugan dan pemadatan tanah untuk menutupi
tanah dasar yang berlubang. Pemadatan tanah dilakukan dengan
stamper kodok. Ketebalan tanah urug berkisar antara 10 cm sampai
20 cm atau disesuaikan dengan elevasi lantai yang direncanakan.
c) Pekerjaan pengukuran, levelling dan marking sebagai patokan.
d) Pemasangan lantai granit ukuran 60x60 cm dengan adukan
berkomposisi 1 Pc : 4 Psr.
e) Pengisian nat granit dengan acian semen Portland.
f) Untuk pekerjaan di Lantai 2 dan anak tangga, cukup lakukan
langkah c), d) dan e) saja.
2. Pekerjaan Lantai Kamar Mandi
a) Pembersihan tanah dasar dari sampah.
b) Pekerjaan perataan, urugan dan pemadatan tanah untuk menutupi
tanah dasar yang berlubang. Pemadatan tanah dilakukan dengan
stamper kodok. Ketebalan tanah urug berkisar antara 10 cm sampai
20 cm atau disesuaikan dengan elevasi lantai yang direncanakan.
c) Pemasangan keramik lantai kamar mandi ukuran 20x20 cm dengan
adukan berkomposisi 1 Pc : 2 Psr.
d) Pengisian nat keramik dengan acian semen Portland.
3. Pekerjaan Carport
a) Perataan tanah dasar.
b) Pekerjaan urugan tanah diperlukan jika elevasi tanah dasar terlalu
rendah/tidak sesuai rencana.
c) Pemadatan tanah dasar/tanah urug dengan stamper kodok.
d) Pekerjaan cor beton carport dengan mutu K.100 atau adukan
berkomposisi 1 Pc : 3 Psr : 5 Kr. Carport dibuat miring sebesar 2%
ke arah saluran drainase.
e) Pekerjaan finishing carport dengan acian semen portland.
4. Pekerjaan Railing
a) Pekerjaan pengukuran, levelling dan marking pada tangga dan
teras/balkon sebagai patokan.
b) Pekerjaan fabrikasi railing di workshop oleh vendor (pihak ketiga).
Material railing adalah besi hollow ukuran 2x4 cm dan 4x4 cm.
c) Pekerjaan instalasi railing di tangga dan teras/balkon.
d) Finishing permukaan railing dengan cat besi.

1.1.7 Pekerjaan Pintu dan Jendela

11
a) Material daun pintu adalah kayu meranti, material bingkai daun
jendela adalah aluminium dan material kusen adalah aluminium 3”
(warna disesuaikan dengan desain).
b) Pengukuran opening pintu dan jendela.
c) Pembuatan kusen pintu dan kusen jendela. Ukuran kusen berdasarkan
hasil pengukuran opening.
d) Pemasangan kusen pintu dan kusen jendela. Mounting kusen pada
opening menggunakan paku rivet.
e) Mounting engsel pada kusen menggunakan paku rivet, sedangkan
mounting engsel pada daun pintu dan daun jendela menggunakan
sekrup.

1.1.8 Pekerjaan Plumbing dan Sanitasi


1. Pekerjaan Plumbing Air Bersih
a) Pembobokan dinding untuk pemasangan pipa air bersih.
b) Pemasangan pipa air bersih pada bobokan dinding, yaitu pipa PVC
(paralon) 1/2”.
c) Apabila pada salah satu ujung pipa sudah tersedia slot untuk
sambungan, maka pipa berikutnya langsung dipasang pada slot
tersebut dengan lem paralon.
d) Ujung-ujung pipa yang tidak memiliki slot disambungkan
menggunakan soket PVC 1/2” dengan lem paralon.
e) Penyambungan dengan arah tegak lurus menggunakan knee PVC
1/2” dan penyambungan bercabang menggunakan tee PVC 1/2”
yang direkatkan dengan lem paralon.
f) Pipa (paralon) dipasang pada bobokan dinding dengan klem 1/2”.
g) Pemasangan keran pada pipa (paralon) menggunakan soket drat
1/2”. Jika keran yang terpasang pada soket masih kendur, maka
drat keran harus dililit seal tape.
h) Plasteran bobokan dinding yang sudah terpasang pipa air bersih
dengan adukan mortar berkomposisi 1 Pc : 4 Psr.
2. Pekerjaan Plumbing Air Kotor
a) Sebagian pekerjaan plumbing air kotor dilakukan sebelum
pekerjaan lantai dan pekerjaan pondasi selesai.
b) Levelling elevasi pipa, pastikan diameter pipa berada di atas
permukaan air saluran drainase.
c) Pekerjaan galian tanah untuk pemasangan pipa air kotor.
Kedalaman galian tanah disesuaikan dengan hasil levelling elevasi
pipa.

12
d) Pemasangan pipa air kotor pada galian tanah, yaitu pipa (paralon)
PVC 3”. Kemiringan pipa minimal 2% menuju saluran drainase.
e) Apabila pada salah satu ujung pipa sudah tersedia slot untuk
sambungan, maka pipa berikutnya langsung dipasang pada slot
tersebut dengan lem paralon.
f) Ujung-ujung pipa yang tidak memiliki slot disambungkan
menggunakan soket PVC 3” dengan lem paralon.
g) Penyambungan dengan arah tegak lurus menggunakan knee PVC
3” dan penyambungan bercabang menggunakan tee PVC 3”
yang direkatkan dengan lem paralon.
h) Pekerjaan urugan tanah untuk menutup pipa air kotor yang
ditempatkan di dalam galian tanah.
i) Penyambungan kitchen sink, wastafel, floor drain dan kloset pada
pipa air kotor.
3. Pekerjaan Plumbing Dak
a) Pemasangan floor drain stainless steel 3” pada dak.
b) Pemasangan talang vertikal, yaitu pipa (paralon) PVC 3”, di dalam
tulangan kolom. Pipa diikat pada tulangan kolom dengan kawat
bendrat.
c) Penyambungan pipa talang vertikal dengan floor drain dan dengan
pipa air kotor yang telah dipasang di dalam tanah sebelumnya.
d) Penyambungan dengan arah tegak lurus menggunakan knee PVC
3” dan penyambungan bercabang menggunakan tee PVC 3”
yang direkatkan dengan lem paralon.
e) Pemasangan bekisting kolom sekaligus untuk menutupi pipa talang
vertikal. Bekisting terbuat dari papan kayu ukuran 2/20 cm atau
tripleks 9 mm dengan perkuatan kayu kaso ukuran 4/6 cm.
f) Pekerjaan cor beton kolom dan pipa talang vertikal dengan
komposisi 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr atau mutu beton K.225.
g) Bekisting dilepaskan minimal dalam waktu 24 jam setelah
pengecoran selesai dilakukan.
4. Pekerjaan Sanitasi
4.1 Pekerjaan Septic Tank
a) Pekerjaan galian tanah dengan ukuran: panjang 1 m, lebar 1 m
dan kedalaman 2,5 m.
b) Pekerjaan pasangan dinding ½ bata dengan adukan berkomposisi
1 Pc : 4 Psr sebagai dinding septictank.
c) Pekerjaan plasteran dinding dengan adukan berkomposisi 1 Pc : 4
Psr. Plasteran dihaluskan dengan roskam dan tunggu plasteran
mengering selama 24 jam.

13
d) Finishing dinding dengan acian semen portland.
e) Penghamparan rabat beton pada dasar tanah galian dengan
adukan 1 Pc : 3 Psr : 5 Kr atau mutu beton K.100.
f) Pemasangan pipa air kotor, yaitu pipa (paralon) PVC 3”, yang
dihubungkan ke sumur resapan dan pipa buangan tinja dari
kloset.
g) Ujung-ujung pipa yang tidak memiliki slot disambungkan
menggunakan soket PVC 3” dengan lem paralon. Penyambungan
dengan arah tegak lurus menggunakan knee PVC 3” yang
direkatkan dengan lem paralon.
h) Pemasangan tutup septic tank berbentuk persegi dengan panjang
sisi 1 m dan tebal 10 cm yang terbuat dari beton bertulang
dengan komposisi mortar 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr atau mutu beton
K.225. Tutup septic tank dilengkapi dengan 2 buah handle yang
dibuat dari tulangan polos 10 mm dan lubang hawa dari pipa
PVC 3”.
4.2 Pekerjaan Sumur Resapan
a) Pekerjaan galian tanah dengan ukuran: panjang 1 m, lebar 1 m
dan kedalaman 2,5 m.
b) Pekerjaan pasangan dinding ½ bata dengan adukan berkomposisi
1 Pc : 4 Psr sebagai dinding septictank.
c) Pekerjaan plasteran dinding dengan adukan berkomposisi 1 Pc : 4
Psr. Plasteran dihaluskan dengan roskam dan tunggu plasteran
mengering selama 24 jam.
d) Finishing dinding dengan acian semen portland.
e) Penghamparan lapisan pasir setebal 15 cm, lapisan ijuk setebal 10
cm, lapisan batu kali ukuran 5/7 cm setebal 15 cm dan lapisan
batu split ukuran 2/3 cm setebal 10 cm, di atas dasar tanah
galian.
f) Pemasangan pipa air kotor, yaitu pipa (paralon) PVC 3”, yang
dihubungkan dari septic tank.
g) Pemasangan tutup sumur resapan berbentuk persegi dengan
panjang sisi 1 m dan tebal 10 cm yang terbuat dari beton
bertulang dengan komposisi mortar 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr atau mutu
beton K.225. Tutup septic tank dilengkapi dengan 2 buah handle
yang dibuat dari tulangan polos 10 mm dan lubang hawa dari
pipa PVC 3”.

1.1.9 Pekerjaan Elektrikal


a) Pemasangan kWh Meter 2200 VA atau 1300 VA oleh petugas PLN.

14
b) Pemasangan 1 buah MCB 1 Phase 10 A dan 2 buah MCB 1 Phase 6 A.
c) Pembobokan dinding untuk pemasangan pipa konduit, inbow dus,
stop kontak dan saklar. Stop kontak dan saklar berada pada elevasi
+1,20 m di atas lantai atau ditentukan berdasarkan kebutuhan.
d) Pemasangan pipa konduit 20 mm pada bobokan dinding dengan
klem.
e) Penyambungan kabel power NYQBY 3x2,5 mm 2 dengan MCB dan kWh
Meter, kemudian dipasang ke dalam pipa konduit dan di balik plafond.
f) Percabangan instalasi kabel ditutup dengan tee dus dan kabel yang
terurai di ruang terbuka (pada dinding di atas plafond) dirapikan
dengan klem.
g) Pemasangan inbow dus pada bobokan dinding untuk dudukan stop
kontak dan saklar.
h) Penyambungan stop kontak dengan kabel listrik, kemudian dipasang
pada bobokan dinding yang sudah dipasang inbow dus dengan
mounting menggunakan sekrup.
i) Penyambungan saklar dengan kabel listrik, kemudian dipasang pada
bobokan dinding yang sudah dipasang inbow dus dengan mounting
menggunakan sekrup.
j) Plasteran bobokan dinding yang sudah dipasang pipa konduit dan
kabel dengan adukan mortar berkomposisi 1 Pc : 4 Psr.
k) Penyambungan fitting lampu dengan kabel listrik, kemudian dipasang
pada plafond.

1.1.10 Pekerjaan Finishing


Pekerjaan ini meliputi pengecatan dinding, plafond, lis gypsum dan
lisplank yang menggunakan cat water based, serta pengecatan daun
pintu dan permukaan kayu lainnya yang menggunakan cat solvent
based.
1. Pekerjaan Pengecatan Dinding, Plafond dan Lis Gypsum
a) Sebelum pengecatan, seluruh permukaan yang akan dicat harus
dibersihkan dari noda dan debu dengan amplas dan kuas/sapu.
b) Pelapisan dinding dengan plamir tembok. Setelah semua
permukaan dilapisi plamir, tunggu lapisan plamir mengering
selama 24 jam.
c) Setelah 24 jam, lapisan plamir yang masih kasar dan kurang rata
dihaluskan dengan amplas secara perlahan.
d) Setelah seluruh permukaan dinding dipastikan rata, bersih dan
halus, kemudian dilakukan pengecatan.

15
e) Pengecatan dilakukan sebanyak 2 kali atau 2 lapis. Setelah
pengecatan (lapis) pertama selesai, tunggu cat mengering selama
1–2 jam.
f) Setelah cat lapis pertama kering, lakukan pengecatan (lapis)
kedua hingga seluruh lapisan cat sama tebalnya.
g) Untuk pengecatan plafond dan lis gypsum, cukup lakukan instruksi
a), e) dan f).
h) Pengecatan dinding dan plafond dilakukan menggunakan rol besar
ukuran 9”. Bagian dinding dan plafond yang sulit dikenai rol dicat
menggunakan kuas ukuran 2” atau 3”.
i) Pengecatan lis gypsum dilakukan menggunakan kuas ukuran 2”.
2. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Kayu
a) Sebelum pengecatan, seluruh permukaan yang akan dicat harus
dibersihkan dari noda dan debu dengan amplas dan kuas/sapu.
b) Pelapisan permukaan kayu dengan plamir kayu. Setelah semua
permukaan dilapisi plamir, tunggu lapisan plamir mengering
selama 24 jam.
c) Setelah kering, lapisan plamir yang masih kasar dan kurang rata
dihaluskan dengan amplas secara perlahan.
d) Setelah seluruh permukaan kayu dipastikan rata, bersih dan halus,
kemudian dilakukan pengecatan.
e) Pengecatan dilakukan sebanyak 3 kali atau 3 lapis menggunakan
kuas ukuran 2”.
f) Lakukan pengecatan (lapis) pertama, kemudian tunggu cat
mengering selama 1–2 jam.
g) Setelah cat lapis pertama kering, lakukan pengecatan (lapis)
kedua, lalu tunggu cat mengering selama 1–2 jam.
h) Setelah cat lapis kedua kering, lakukan pengecatan (lapis) ketiga
dan tunggu cat mengering selama 1–2 jam.
3. Pekerjaan Pengecatan Lisplank
a) Sebelum pengecatan, seluruh permukaan yang akan dicat harus
dibersihkan dari noda, sisa adukan kompon dan debu dengan
amplas dan kuas/sapu.
b) Pengecatan dilakukan sebanyak 3 kali atau 3 lapis menggunakan
kuas ukuran 2”.
c) Lakukan pengecatan (lapis) pertama, kemudian tunggu cat
mengering selama 0,5–1 jam.
d) Setelah cat lapis pertama kering, lakukan pengecatan (lapis)
kedua, lalu tunggu cat mengering selama 0,5–1 jam.

16
e) Setelah cat lapis kedua kering, lakukan pengecatan (lapis) ketiga
dan tunggu cat mengering selama 0,5–1 jam.

1.1.11 Pekerjaan Akhir


Yang dimaksud dengan pekerjaan akhir adalah sebagai berikut:
1. Merapikan seluruh sisa-sisa pekerjaan, seperti membersihkan
serpihan-serpihan material, sisa-sisa nat keramik/granit, cipratan
cat, dll.
2. Melakukan pengukuran akhir.
a) Pengukuran akhir disaksikan oleh Direksi Lapangan dan hasilnya
dilaporkan kepada Project Manager.
b) Pengukuran meliputi level, elevasi, kelurusan, kesimetrisan dan
kesesuaian hasil konstruksi dengan desain.
3. Pekerjaan testing meliputi uji kuat tekan beton, testing instalasi
listrik, testing plumbing, testing kebocoran atap genteng, dak dan
kanopi, serta testing kekuatan carport.
4. Pembersihan area pekerjaan
a) Melakukan pembersihan seluruh area kerja dalam radius minimal
5 meter dari seluruh sisi bangunan atau ditentukan lain oleh
Direksi Lapangan.
b) Pembuangan sisa material galian atau lainnya dari lokasi kerja.
5. Demobilisasi alat meliputi:
a) Pengangkutan kembali alat-alat kerja dari lokasi proyek.
b) Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan
penyelesaian pekerjaan.
6. Menyiapkan Final Report yang terdiri dari:
a) Progress report
b) Inspection report:
- Testing report.
- Seluruh skets drawing dan spesifikasi pekerjaan yang
mengalami perubahan/penyimpangan dari dokumen awal.
- Hasil pengukuran akhir.
- As-built drawing.

Secara terperinci lingkup pekerjaan diuraikan dalam scope of work


dan gambar-gambar kerja terlampir.

1.2 TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN SIPIL DAN STRUKTUR


Subbab ini menjelaskan teknis beberapa pekerjaan secara lebih detail dari
tahapan-tahapan pekerjaan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

17
2.2.1 Pekerjaan Pengukuran, Marking dan Bowplank
a) Titik-titik referensi akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
b) Pengukuran harus menggunakan alat optik seperti teodolit, autolevel
dan total station dengan melampirkan kalibrasi yang masih valid.
c) Bowplank diletakkan minimal 80 cm dari as-as bangunan utama pada
ketinggian minimal 60 cm dari elevasi lantai/permukaan eksisting.
Bouwplank dapat dibuat dari kayu kaso ukuran 4/6 cm atau bambu
dan papan kayu ukuran 2/20 cm yang dipasangkan dengan paku dan
ditancapkan ke tanah.
d) Marking elevasi fixed referensi harus diletakkan pada titik yang tidak
berubah dalam waktu yang lama dan mudah terlihat.

2.2.2 Pekerjaan Direksi Kit, Laydown Area dan Gudang Sementara


1. Direksi Kit
a) Direksi kit merupakan bangunan sementara yang dibuat dari
berupa konstruksi kaso baja ringan 0,5 mm dengan dinding tripleks
4 mm dan atap spandek.
b) Fasilitas yang harus dipenuhi dalam direksi kit adalah ruang kerja
yang berisi meja rapat, kursi, papan tulis beserta perlengkapannya,
dan mushola.
c) Ruangan harus dijaga kebersihan dan kenyamanannya, serta
kondisi ruangan dalam keadaan sejuk.
d) Direksi kit dilengkapi dengan toilet dan tempat wudhu temporary
dengan lokasi ditentukan kemudian oleh Direksi Lapangan.
2. Laydown Area
a) Laydown area harus memiliki batas pengaman, rambu-rambu
peringatan dan petunjuk.
b) Harus dilengkapi dengan fasilitas lapangan termasuk genset, lampu
penerangan, keran air bersih dan saluran drainase.
c) Setelah seluruh pekerjaan selesai, laydown area harus dibersihkan
dari material-material sisa dan peralatan seperti sedia kala.
3. Gudang Sementara
a) Bersifat semipermanen, dapat dibuat menggunakan rangka kaso
baja ringan 0,75 mm, dinding dan atap spandek.
b) Kontraktor wajib melakukan pengamanan terhadap barangnya
sendiri dan barang milik Developer di sekitar area pekerjaan.

2.2.3 Pekerjaan Galian dan Urugan

18
a) Apabila dalam pelaksanaan galian terdapat pipa-pipa air, kabel-kabel
listrik, kabel telepon dan lain-lain maka Kontraktor secepatnya harus
memberitahukan kepada Direksi Lapangan.
b) Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian tersebut bebas
dari longsoran-longsoran tanah (bila perlu dilindungi dengan alat-alat
penahan tanah) dan bebas dari genangan air sehingga pekerjaan
berikutnya dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan spesifikasi.
c) Setiap lapisan pemadatan maksimum tebal 30 cm dengan
menggunakan stamper dipadatkan selapis demi selapis.
d) Tanah bekas galian digunakan kembali untuk pengurugan galian.
e) Tanah bekas galian yang tidak terpakai dibuang ke area yang
ditentukan kemudian oleh Direksi Lapangan.

2.2.4 Pekerjaan Pondasi


Pondasi yang digunakan dalam pembangunan rumah ini adalah pondasi
telapak dan pondasi batu kali.
1. Metode Penggalian Pondasi Telapak (Footplate)
a) Tanah digali dengan cangkul, garpu tanah dan belencong sampai
pada elevasi/kedalaman rencana. Kedalaman galian harus diukur
menggunakan total station dengan mengacu pada titik referensi
yang sudah ditentukan sebelumnya.
b) Apabila terdapat lapisan batu atau tanah keras dan peralatan tidak
dapat menggalinya, maka gunakan jack hammer bertenaga minimal
45 joule untuk menghancurkan lapisan tersebut.
c) Jika terdapat genangan air di dalam lubang galian, maka air
tersebut harus dipompa sampai surut.
d) Perapihan lubang galian dilakukan dengan cara manual
menggunakan alat bantu cangkul dan belencong.
e) Jika penggalian hampir mencapai kedalaman rencana, maka
permukaan tanah pada level tersebut dipadatkan dengan stamper
kodok mencapai kedalaman rencana.
f) Kedalaman galian diukur kembali dengan total station untuk
memastikan ketercapaian kedalaman rencana.
2. Metode Penggalian Pondasi Batu Kali
a) Tanah digali secara manual dengan cangkul, garpu tanah dan
belencong. Apabila terdapat lapisan batu atau tanah keras dan
tidak dapat digali dengan alat-alat di atas, maka gunakan jack
hammer bertenaga minimal 45 joule untuk menghancurkan lapisan
tersebut.

19
b) Kedalaman rencana diukur menggunakan mistar, selang air atau
meteran.
c) Setelah mencapai kedalaman rencana, permukaan tanah
dipadatkan dengan stamper kodok.
3. Pemasangan Tulangan Pondasi Telapak (Footplate)
a) Jika memungkinkan, tulangan lentur dan tulangan susut pondasi
telapak dirangkai langsung di dalam lubang galian pondasi.
b) Apabila tidak memungkinkan, tulangan pondasi dirangkai di
laydown area, setelah itu diangkat ke dalam lubang dalam posisi
tegak lurus terhadap lubang galian pondasi dan diturunkan dengan
hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan dinding
galian.
c) Sebelum tulangan pondasi dipasang, harus dipasang beton decking
terlebih dahulu di atas lean concrete untuk menyangga tulangan
pondasi.
d) Apabila pada saat pemasangan tulangan pondasi terjadi
singgungan dan terjadi keruntuhan di dalam lubang galian, maka
diperlukan pembersihan ulang sebelum pengecoran dilakukan.
4. Pemasangan Batu Kali
a) Batu kali dipecah secara manual dengan palu atau godam,
bentuknya disesuaikan berdasarkan ukuran/volume pondasi yang
akan dibuat.
b) Adukan yang akan dijadikan bahan perekat batu memiliki komposisi
1 Pc : 4 Psr.
c) Kelurusan pondasi diperiksa dengan bowplank, elevasi pondasi
diperiksa dengan mistar, selang air atau meteran.

2.2.5 Pekerjaan Beton


1. Bekisting dan Perancah
a) Bekisting menggunakan tripleks 9 mm atau papan ukuran 2/20 cm.
b) Penguat bekisting/perancah menggunakan kayu kaso ukuran 5/7
cm dan 4/6 cm atau scaffolding besi jika diperlukan.
c) Penguat bekisting/perancah dipasang minimal tiap jarak 50 cm.
d) Seluruh permukaan bekisting harus bersih dari oli dan bekas/sisa
material pengerjaan.
e) Bekisting dirakit sedemikian rupa sehingga pada saat dilakukan
pengecoran tidak terjadi kebocoran dan perubahan bentuk.
f) Pembongkaran bekisting baru dapat dilakukan paling cepat 24 jam
sejak pekerjaan cor selesai dilaksanakan.
g) Syarat-syarat lain harus sesuai dengan PBBI–1979.

20
2. Beton Decking
a) Beton decking dibuat dari adukan mortar dengan komposisi 1 Pc : 2
Psr yang dicetak dalam potongan pipa PVC, memiliki ukuran:
diameter 2”, tebal 2,5 cm (untuk sloof, balok & kolom) dan tebal 5
cm (untuk footplate, pelat lantai dan kanopi), serta dilengkapi
kawat bendrat sebagai pengikat.
b) Beton decking minimal 3 (tiga) buah per m1 dan diikat dengan kuat
menggunakan kawat bendrat pada tulangan.
c) Beton decking baru dapat dipakai setelah berusia minimum 2x24
jam setelah dicetak.
3. Penulangan (Pembesian)
a) Area penulangan disiapkan terlebih dahulu mengikuti petunjuk
Direksi Lapangan.
b) Tulangan-tulangan beton harus bebas dari minyak, karat dan noda
lainnya yang dapat mengganggu ikatan antara beton dan tulangan.
c) Overlap setiap pembesian harus dibuat minimum 40d.
d) Ketentuan-ketentuan dalam pembengkokan dan pembentukan
sesuai dengan gambar, SNI dan PBBI–1979.
e) Penempatan beton decking minimal 3 (dua) buah per m 1 dan diikat
dengan kuat.
f) Sebelum dan selama pemasangan tulangan kebersihan bidang cor
harus terus dijaga.
4. Adukan Cor Beton
a) Adukan beton struktur memiliki mutu K.225 berdasarkan pengujian
beton berbentuk silinder, harus didatangkan dari concrete batching
plant atau dibuat dengan mesin molen.
b) Adukan beton lean concrete atau lantai kerja memiliki mutu K.100
dibuat dengan mesin molen.
c) Adukan beton praktis dapat menggunakan campuran adukan
dengan perbandingan 1 Pc : 3 Psr : 5 Kr.
d) Apabila karena suatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat
minimal, terlalu encer atau kesalahan dalam pemberian jumlah air
atau sudah mengeras sebagian atau tercampur dengan bahan
asing, maka adukan tersebut tidak boleh dipakai dan segera
disingkirkan dari lokasi pelaksanaan pekerjaan.
e) Sambungan antara beton lama dengan beton baru harus diberi
concrete bonding agent.
5. Pengecoran dan Pemadatan Beton
a) Sebelum pengecoran dilaksanakan, tulangan dan bahan terbenam
lainnya harus dibersihkan dari semua bahan perusak beton,

21
bekisting (form work) harus diperiksa secara teliti dan harus dalam
kondisi saturated.
b) Dilarang melaksanakan pekerjaan pengecoran sebelum semua
pekerjaan persiapan pengecoran disetujui dan diberikan izin oleh
Direksi Lapangan.
c) Pengecoran beton harus di bawah pengawasan langsung foreman
yang berpengalaman, Kontraktor harus memberitahukan kepada
pemilik proyek mengenai rencana dan jadwal pengecoran beton.
d) Beton harus dicor sedikit demi sedikit ke tujuannya yang terakhir
untuk mencegah terjadinya segregasi, tinggi jatuh pengecoran
beton tidak boleh melebihi 1,2 meter sejak pengecoran dimulai,
pekerjaan ini dilanjutkan tanpa berhenti sampai mencapai siar-siar
pelaksanaan yang telah ditentukan dan disetujui Direksi Lapangan.
e) Pemadatan beton selama pengecoran perlu dilakukan untuk
mencegah terbentuknya rongga-rongga kosong dengan
menggunakan vibrator.
f) Jarum vibrator tidak dibenarkan menyentuh tulang maupun
menyentuh bekisting.
g) Dilarang menaruh mesin vibrator di atas kerangka tulang bagian
yang hendak di cor, atau di tempat yang bersentuhan dengan
tulang ataupun bersentuhan dengan bekisting.
h) Dalam hal pengecoran, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
- Besi tulangan dan komponen lainnya dipasang sebelum dilakukan
pengecoran.
- Semua bagian part harus dipasang sesuai gambar dan dikunci
untuk menghindari perubahan (pergeseran) selama pengecoran.
- Untuk pengecoran volume banyak, harus dicor sekaligus, tanpa
jeda/interupsi untuk menghindari terjadinya crack.
6. Testing
a) Sampel uji harus diambil minimal 3 (buah) pada tiap 6 m  atau tiap
pengecoran dan harus diambil di lapangan (in-situ).
b) Pelaksanaan pengujian dilakukan pada usia beton 7, 14, 28 hari
curing time.
7. Perawatan Beton
a) Untuk mencegah/mengeringnya bidang permukaan beton secara
tiba-tiba akibat panas matahari, angin udara kering dll., maka
selama paling sedikit tiga hari beton harus dibasahi terus menerus,
antara lain dengan menutupinya menggunakan karung-karung
basah atau geotekstil nonwoven basah.

22
b) Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses
pengerasan tidak boleh diganggu dengan injakan kaki, tumpuan,
beban dan getaran.
8. Pembongkaran Bekisting dan Perancah
Ketentuan pembongkaran bekisting adalah sebagai berikut:
a) Untuk rumah 1 lantai:
 Pembongkaran bekisting sloof, kolom dan balok dilakukan
minimal 24 jam setelah pengecoran selesai dilaksanakan.
 Bekisting dak dan kanopi beton dapat dibongkar minimal 3x24
jam setelah pengecoran selesai dilaksanakan.
b) Untuk rumah 2 lantai:
 Bekisting sloof, kolom dan balok, dibongkar minimal 24 jam
setelah pengecoran selesai dilaksanakan.
 Bekisting pelat lantai menggunakan bondek, sehingga tidak perlu
dibongkar.
 Perancah bondek pelat lantai dapat dibongkar minimal 7x24 jam
setelah pengecoran selesai dilaksanakan.

2.2.6 Pekerjaan Struktur Rangka (Kuda-kuda) Atap


1. Pekerjaan Pemotongan dan Penyambungan
a) Pemotongan baja ringan (kaso dan reng) menggunakan mesin
gerinda dan gunting pemotong menjadi beberapa bagian segmen.
b) Ujung-ujung segmen disesuaikan dengan posisi segmen pada saat
perakitan/pemasangannya.
c) Setiap segmen disambung dengan baut yang dikencangkan dengan
mesin impact wrench.
d) Kemiringan atap sebesar 35o.
2. Pekerjaan Pemasangan/Erection
a) Struktur rangka atap atau kuda-kuda dipasang bertumpu pada
balok ring bangunan. Jarak antar kuda-kuda adalah 1 m.
b) Bagian kuda-kuda yang bertumpu pada balok ring disangga pada
samping kanan dan kirinya menggunakan support yang terbuat dari
kaso baja ringan. Mounting support dan kuda-kuda pada balok ring
menggunakan baut baja ringan.
c) Reng dipasang pada kuda-kuda dengan mounting menggunakan
baut baja ringan. Jarak antar reng disesuaikan dengan ukuran
genteng.

2.2.7 Teknis Pencampuran Cat


1. Pencampuran Cat Dinding/Plafond (Water Based)

23
a) Cat diaduk terlebih dahulu searah atau berlawanan arah jarum jam
menggunakan papan/bambu dengan lebar 5 cm. Pengadukan ini
bertujuan untuk menghancurkan endapan cat dan membuat warna
cat semakin homogen.
b) Sesekali papan/bambu pengaduk diangkat untuk melihat ada
tidaknya endapan.
c) Pengadukan dihentikan jika tidak ada lagi endapan dan warna cat
sudah homogen.
d) Tuangkan sebagian cat ke dalam sebuah wadah agar penggunaan
cat sesuai dengan kebutuhan.
e) Campur cat dengan air bersih dengan perbandingan 1 Air : 4 Cat,
kemudian diaduk hingga air dan cat menjadi homogen.
f) Lakukan pengecatan menggunakan rol dan kuas, pastikan rol, kuas
dan wadah cat dalam kondisi bersih.
g) Langkah-langkah berikutnya sudah dibahas pada subbab 1.1.10.
2. Pencampuran Cat Kayu/Besi (Solvent Based)
a) Cat diaduk terlebih dahulu searah atau berlawanan arah jarum jam
menggunakan batang kayu/bambu dengan lebar 2 cm. Pengadukan
ini bertujuan untuk menghancurkan endapan cat dan membuat
warna cat semakin homogen.
b) Sesekali papan/bambu pengaduk diangkat untuk melihat ada
tidaknya endapan.
c) Pengadukan dihentikan jika tidak ada lagi endapan dan warna cat
sudah homogen.
d) Tuangkan sebagian cat ke dalam sebuah wadah agar penggunaan
cat sesuai dengan kebutuhan.
e) Campur cat dengan solvent atau thinner dengan perbandingan 1
Solvent : 2 Cat, kemudian diaduk hingga solvent dan cat menjadi
homogen.
f) Lakukan pengecatan menggunakan kuas, pastikan kuas dan wadah
cat dalam kondisi bersih.
g) Langkah-langkah berikutnya sudah dibahas pada subbab 1.1.10.
3. Pencampuran Cat Lisplank GRC (Water Based)
a) Cat diaduk terlebih dahulu searah atau berlawanan arah jarum jam
menggunakan papan/bambu dengan lebar 5 cm. Pengadukan ini
bertujuan untuk menghancurkan endapan cat dan membuat warna
cat semakin homogen.
b) Sesekali papan/bambu pengaduk diangkat untuk melihat ada
tidaknya endapan.

24
c) Pengadukan dihentikan jika tidak ada lagi endapan dan warna cat
sudah homogen.
d) Tuangkan sebagian cat ke dalam sebuah wadah agar penggunaan
cat sesuai dengan kebutuhan.
e) Campur cat dengan air bersih dengan perbandingan 1 Air : 4 Cat,
kemudian diaduk hingga air dan cat menjadi homogen.
f) Lakukan pengecatan menggunakan kuas, pastikan kuas dan wadah
cat dalam kondisi bersih.
g) Langkah-langkah berikutnya sudah dibahas pada subbab 1.1.10.

1.3 TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1. Pekerjaan Pengadaan Power Supply
a) Pengadaan dan pemasangan kWh Meter 2200 VA dan MCCB di
direksi kit proyek oleh petugas PLN.
b) Power supply (tegangan listrik) untuk pekerjaan di lapangan yang
menggunakan peralatan elektronik diambil dari jaringan listrik yang
sudah terpasang di direksi kit.
c) Pemasangan MCB untuk membagi arus listrik di direksi kit dan
lapangan.
d) Kabel power supply yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi,
yaitu NYQBY 3x2,5 mm2.
e) Kabel power supply harus diuji tahanan isolasinya sebelum dan
sesudah kabel dipasang dengan hasil pengukuran minimal 5 Mega
Ohm pada tegangan megger 1 kV.
f) Kabel power tersebut ditarik melalui bawah tanah dan harus ditutup
dengan pasir dan bata merah.

2. Pekerjaan Instalasi Listrik Rumah


Pekerjaan ini sudah dijelaskan pada subbab 1.1.9.

3. Pekerjaan Finishing dan Testing


a) Kontraktor menyiapkan seluruh prosedur, peralatan dan alat ukur
yang diperlukan untuk pengetesan.
b) Kontraktor memeriksa sambungan-sambungan kabel pada MCCB dan
MCB utama.
c) Testing instalasi semua kabel dan terminal listrik dengan hasil
pengukuran min. 5 Mega Ohm dengan tegangan megger 1 kV.

25
26
BAB II
SPESIFIKASI MATERIAL

2.1 UMUM
2.1.1 Standart dan Peraturan
Kecuali disebutkan secara khusus di dalam gambar rencana, maka
semua material, metode pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan harus
sesuai dengan peraturan yang disyaratkan sebagai berikut:
a. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI-
03-2847-2002)
b. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung
(SNI-03-1726-2003)
c. Pedoman Perencanaan Pembangunan untuk Rumah dan Gedung 1987
(PPPURG 1987)
d. Standar SNI, JIS, DIN, AISC, ACI, AWS, ANSI, dan ASTM
e. Standart DIN/SII/ASTM /JIS - untuk material
f. Standart SPLN, VDE, IEC, BS, NFPA, UL, ULC
g. Risalah rapat penjelasan, notulensi rapat dan klarifikasi
h. Gambar-gambar kerja
i. Petunjuk Direksi Pekerjaan

Material yang tidak dispesifikasikan dengan jelas dan tidak ada


spesifikasinya dalam SNI, DIN, JIS, atau peraturan yang lain, harus
mendapat persetujuan secara spesifik terlebih dahulu dari pemilik
proyek/Direksi Pekerjaan.

2.1.2 Pemeriksaan dan Pengujian


a. Semua material/peralatan yang diusulkan oleh Kontraktor untuk
digunakan dalam pekerjaan harus dilakukan pengujian dan analisis
setiap saat jika disyaratkan/diminta oleh Direksi Lapangan.
b. Jika pemilik proyek/Direksi Lapangan mensyaratkan/meminta,
Kontraktor harus mengirimkan sertifikat pengujian asli dengan biaya
Kontraktor sendiri.
c. Kontraktor harus menyiapkan (atas biaya sendiri) beberapa bahan
benda uji yang ditunjuk atau disyaratakan oleh Direksi Lapangan.
d. Semua biaya pengujian dan pemeriksaan yang dikeluarkan ditanggung
oleh Kontraktor.

27
e. Pengujian bahan atau hasil pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan
dengan disaksikan oleh Direksi Lapangan untuk membuktikan
terpenuhinya spesifikasi.
f. Semua material maupun sertifikat pengujian yang akan dimintakan
persetujuannya kepada Direksi Lapangan harus sudah diterima Direksi
Lapangan 7 (tujuh) hari sebelum suatu item pekerjaan dimulai.
g. Kehilangan dan kerusakan material/peralatan merupakan tanggung
jawab Kontraktor.
h. Direksi Lapangan berhak menolak sebagian atau semua material dan
tenaga kerja pada pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi
kualitas sesuai dengan contoh yang disetujui, dan Kontraktor harus
segera memindahkan material tersebut atau membongkar dengan
biaya sendiri.

2.2 SPESIFIKASI MATERIAL SIPIL


No. Material Spesifikasi/Sifat/Standart Kegunaan
1 Tulangan Ulir  Tidak mengandung serpih- Tulangan
D13 mm serpih, pelintiran, retak-retak memanjang
dan tidak boleh berkarat yang struktural
dapat menurunkan mutu (footplate, kolom
material. induk dan balok
 Toleransi panjang maksimum induk).
3%, toleransi diameter
maksimum 0,5%.
 BJTD40, yield strength 400
MPa, SNI 07 2052 ekivalen
dengan JIS G3112.
2 Tulangan Polos  Tidak mengandung serpih- Tulangan
10 mm serpih, pelintiran, retak-retak memanjang sloof,
dan tidak boleh berkarat yang balok anak, balok
dapat menurunkan mutu latei, balok ring,
material. kolom praktis,
 Toleransi panjang maksimum dak beton, kanopi
3%, toleransi diameter beton, meja
maksimum 0,5%. dapur.
 BJTD40, yield strength 400
MPa, SNI 07 2052 ekivalen
dengan JIS G3112.
3 Tulangan Polos  Tidak mengandung serpih- Tulangan
8 mm serpih, pelintiran, retak-retak sengkang semua

28
No. Material Spesifikasi/Sifat/Standart Kegunaan
dan tidak boleh berkarat yang komponen
dapat menurunkan mutu struktural (sloof,
material. kolom utama,
 Toleransi panjang maksimum balok utama).
3%, toleransi diameter
maksimum 0,5%.
 BJTD40, yield strength 400
MPa, SNI 07 2052 ekivalen
dengan JIS G3112.
4 Tulangan Polos  Tidak mengandung serpih- Tulangan
6 mm serpih, pelintiran, retak-retak sengkang kolom
dan tidak boleh berkarat yang praktis, balok
dapat menurunkan mutu latei dan balok
material. ring.
 Toleransi panjang maksimum
3%, toleransi diameter
maksimum 0,5%.
 BJTD40, yield strength 400
MPa, SNI 07 2052 ekivalen
dengan JIS G3112.
5 Semen  Semen portland Tipe 1 Bahan campuran
 Standart sesuai dengan mortar, beton,
SII.0013-81 acian dinding dan
 Spesifikasi lainnya sesuai nat lantai.
dengan SK SNIS-04-1989-F
6 Batu Split  Pecah mesin, tertahan pada Bahan campuran
saringan 10 mm s/d 40 mm beton struktural
 Ukuran ½, 2/3, 3/5. (mutu di atas
 Kadar lumpur maks. 1 % K.100) dan beton
 Spesifikasi lainnya sesuai nonstruktural
dengan SK SNIS-04-1989-F (rabat).
7 Batu Belah  Batu gunung atau batu sungai Pondasi batu
 Ukuran disesuaikan dengan belah, dinding
kebutuhan di lapangan penahan tanah.
 Bersih dari lumpur dan tanah
 Tidak mudah pecah ketika jatuh
alami
8 Abu Batu  Pecah mesin, lolos pada Bahan campuran
beton struktural

29
No. Material Spesifikasi/Sifat/Standart Kegunaan
saringan < 10 mm (mutu di atas
 Kadar lumpur maks. 1 % K.100) dan beton
 Spesifikasi lainnya sesuai nonstruktural
dengan SK SNIS-04-1989-F (rabat), lantai
kerja paving,
beton
nonstruktural.
9 Pasir Pasang  Agregat halus zona 2 Bahan campuran
 Kadar lumpur maks. 3 % mortar
 Spesifikasi lainnya sesuai (plasteran,
dengan SK SNIS-04-1989-F pasangan bata,
penutup lantai,
karpus atap),
lantai kerja
pondasi, lantai
kerja carport.
10 Pasir Beton  Agregat halus zona 2 Bahan campuran
 Kadar lumpur maks. 3 % beton struktural.
 Spesifikasi lainnya sesuai
dengan SK SNIS-04-1989-F
11 Bondek  Berlapis galvanis Bekisting
 Minimum yield strength 5500 permanen pelat
kg/cm2 lantai.
 Tebal 0,75 mm BMT, tinggi
gelombang 50 mm, lebar efektif
1000 mm, panjang disesuaikan
dengan ukuran ruangan
12 Wiremesh M10-  Yield strength 5000 kg/cm2 Penulangan pelat
150  10 mm polos lantai, dak, meja
 Spasi antar tulangan 150 mm dapur dan kanopi
 Ukuran 5,4x2,1 m beton.
2
13 Wiremesh M6-  Yield strength 5000 kg/cm Penulangan
150  6 mm polos carport.
 Spasi antar tulangan 150 mm
 Ukuran 5,4x2,1 m
14 Tripleks Plywood/multipleks ukuran Bekisting beton.
9x1200x2400 mm
15 Kaso Kayu albasia ukuran 4/6 cm dan Perkuatan
5/7 cm bekisting,

30
No. Material Spesifikasi/Sifat/Standart Kegunaan
perancah dan
bouwplank.
16 Papan Kayu albasia ukuran 2/20 Bekisting dan
bouwplank.
17 Bata Bata merah ukuran 5x10x20 cm Dinding
bangunan dan
kaki meja dapur.
18 Granit Lantai  Merek Essenza ukuran 60x60
cm
 Warna/motif disesuaikan
dengan desain rumah
19 Plint Dinding Spesifikasi disesuaikan dengan
lantai
20 Granit Meja  Merek Garuda ukuran 60x60 cm
Dapur  Warna/motif disesuaikan
dengan desain rumah
21 Keramik Dinding Keramik 3D, spesifikasi
Dapur disesuaikan dengan desain
rumah
22 Keramik Lantai Keramik tekstur kasar, spesifikasi
Kamar Mandi disesuaikan dengan desain
rumah
23 Keramik Dinding Keramik mozaik/subway,
Kamar Mandi spesifikasi disesuaikan dengan
desain rumah
24 Pipa Air Bersih Pipa PVC ½“ Kelas AW Instalasi
plumbing air
bersih (dari
sumur ke toren,
dari toren ke
keran).
25 Pipa Air Kotor Pipa PVC 3” Kelas D Plumbing air
kotor (dari
kitchen sink,
kloset, wastafel,
kamar mandi dan
dak).
26 Penyambung  Soket PVC ½“
Pipa Air Bersih

31
No. Material Spesifikasi/Sifat/Standart Kegunaan
 Knee PVC ½“
Tee PVC ½“
27 Penyambung  Soket PVC 3“
Pipa Air Kotor  Knee PVC 3“
 Tee PVC 3“
28 Seal Tape  Merek Onda ½” Pelapis ulir/drat
pipa dan keran.
29 Lem Paralon Merek Isarplas Perekat
sambungan
paralon/pipa PVC.
30 Keran Tunggal Merek Onda model A 801 T ½“ Keran kamar
mandi dan
taman.
31 Keran Ganda Merek Onda model K 410 GKU Keran shower.
½“
32 Shower Merek Onda model SB 03 Shower mandi.
33 Keran Angsa Merek Onda model V 688 CA Keran cuci
perabotan.
34 Kitchen Sink Kitchen sink stanless steel 2 Tempat cuci
lubang ukuran 50x120 cm bahan makanan
dan perabotan.
35 Kloset Merek American Standard My Kloset duduk.
Winston CCST Single Flush
36 Jet Shower Merek Toto THX20NB
37 Floor Drain Floor drain stainless steel 3” Lubang
pembuangan air
di kamar mandi
dan dak.
38 Set Handle Pintu Merek Belleza HPS 185.001, full
Tunggal set
39 Set Handle Pintu Merek Belleza Cylinder
Kamar Mandi BZ601X400
40 Engsel Pintu  Merek Dekson ESS EL 4x3x2
mm 2BB SSS 4”
41 Engsel Jendela Merek Dekson FS SS Friction
Stay 8”
42 Rambuncis Merek Dekson CH 429 Lock LH
Jendela

32
No. Material Spesifikasi/Sifat/Standart Kegunaan
Aluminium
43 Kusen Merek Alexindo 3” Kusen pintu,
jendela dan
bouvenlight.
44 Kaca Kaca bening (clear glass) tebal 5 Kaca jendela dan
mm bouvenlight.
45 Kaso Baja Merek Taso TS C.75.75 Struktur rangka
Ringan Zincalume AZ100 tebal 0,75 mm atap.
TCT
46 Reng Baja Merek Taso R.40.45 Zincalume Reng atap dan
Ringan AZ100 tebal 0,45 mm TCT ikatan angin
(diagonal
bracing).
47 Sekrup Baja Sekrup hexagonal ukuran 10x16 Mounting antar
Ringan mm dan 10x19 mm komponen
struktur rangka
atap dan reng.
48 Sekrup Atap Sekrup roofing+ merek Deal Max Mounting
ukuran 3,5x5,1 mm genteng beton
flat, rangka
plafond, plafond
gypsum dan
lisplank GRC.
49 Atap  Genteng beton flat merek Penutup atap
Cisangkan ukuran 33x42 cm
Tipe Classic
 Nok beton atas 40 cm
 Nok beton samping/siku 25 cm
 Nok beton ujung
 Nok beton samping/siku ujung
Apex beton
50 Lisplank GRC Board ukuran 8x20x3000
mm
51 Plafond  Gypsum board ukuran Plafond interior
9x1200x2400 mm dan eksterior.
 Merek Jayaboard
Rangka hollow ukuran 2x4 cm
dan 4x4 cm
52 Pelapis  Merek Sika Sikalastic Deck Seal Waterproofing

33
No. Material Spesifikasi/Sifat/Standart Kegunaan
Antibocor 590 kedap air di atas
lapisan acian.
53 Cat Dinding Vinilex Super Exterior Cat dinding
Eksterior bagian luar
bangunan yang
berhubungan
langsung dengan
cuaca lingkungan.
54 Cat Dinding Vinilex Interior Cat dinding
Interior bagian dalam
bangunan.
55 Cat Plafond dan Decoplus Cat plafond dan
Lis Gypsum gypsum.
56 Finishing Propan Fiberkote water based,
Lisplank warna disesuaikan dengan
desain
57 Finishing Daun Avian solvent based, warna
Pintu disesuaikan dengan desain
58 Railing Tangga Besi hollow ukuran 2x4 cm dan
dan 4x4 cm
Teras/Balkon
59 Material Lainnya Paku beton, paku reng, paku
kaso, benang nylon dll.

2.3 SPESIFIKASI MATERIAL KELISTRIKAN


No. Material Spesifikasi/Sifat/Standart Kegunaan
1 Kabel Power Supreme Tipe NYQBY 4x16 Kabel instalasi listrik
mm2 dan 3x2,5 mm2 standar yang menghubungkan
SPLN kWh Meter dengan
stop kontak, lampu
dan saklar.
2 MCCB Schneider 3 Phase 380 V 50 Hz Pemutus arus listrik
standar IEC berlebih pada kWh
Meter.
Cover Kabel Pipa Konduit 20 mm merek Pelindung kabel yang
Boss dipasang di dalam
tembok.
3 MCB Schneider 1 Phase 6 A Pemutus arus listrik
berlebih pada jaringan

34
No. Material Spesifikasi/Sifat/Standart Kegunaan
instalasi.
4 Fitting Lampu Broco Tempat pemasangan
lampu pada plafond.
5 Stop Kontak Panasonic Penghubung sumber
listrik dengan
perangkat elektronik.
6 Saklar Broco seri Galleo Double Pemutus/penyambung
Tunggal aliran listrik lampu.
7 Saklar Ganda Broco seri Galleo Double Pemutus/penyambung
aliran listrik lampu.
8 Lampu Philips LED My Care 12 Watt Lampu yang dipasang
Plafond warna putih pada fitting.
9 Lampu Philips Downlight LED Eridani Lampu yang langsung
Downlight 12 Watt warna putih di pasang pada
Inbow plafond.
10 Asesoris Inbow dus, tee dus, klem,
Lainnya selotip

35

Anda mungkin juga menyukai