LINGKUNGAN JALAN
DIREKTORAT JENDERAL
BINA MARGA
JUNI
2022
• Dalam metoda perencanaan perkerasaan terkini yang menggunakan
parameter modulus elastisitas sebagai salah satu input utamanya,
diharapkan penggunaan Light Weight Deflectometer (LWD) dapat
menjadi suatu alternatif dalam perencanaan dan pemeliharaan jalan-jalan
bervolume lalu lintas rendah di Indonesia.
• Lendutan yang didapat bisa digunakan untuk perancangan tebal perkerasan jalan.
Selain itu nilai lendutan ini juga digunakan untuk parameter quality control dan
quality assurance serta kekuatan struktural lapisan perkerasan seperti yang
ditunjukkan pada ASTM D4695. Untuk pengujian pada lapisan tertentu (aspal, lapis
pondasi, lapis pondasi bawah dan tanah dasar), Alat LWD ini dapat digunakan untuk
pengujian keseragaman kepadatan lapangan.
• Alat ini portable serta relatif kecil dan ringan sehingga mudah dibawa ke
lokasi proyek jalan dengan volume lalu lintas rendah yang masih sulit
diakses oleh alat yang lebih lengkap seperti alat Falling Weight
Deflectometer (FWD).
• Penggunaan alat LWD bisa menghemat waktu, biaya, dan personil dalam
pelaksanaan quality control pekerjaan pemadatan tanah dasar dan lapisan
granular lainnya.
• Saat ini produk LWD sudah diproduksi dalam negeri.
Dynatest Humboldt Pusjatan
SKH-1.A.01
Spesifikasi Khusus
Alat Light Weight Deflectometer
(LWD)
1) Pelat pembebanan (loading plate) berbentuk lingkaran dengan diameter 300 mm terbuat dari bahan
logam besi dilapis crome dengan lubang di tengahnya. Diameter lubang 34 ± 5 mm, sedangkan tebal
pelat (15 ± 5) mm.
2) Geophone untuk mengukur lendutan vertikal yang ditimbulkan oleh beban jatuhan.
3) Beban jatuhan dengan berat 15 ± 0,5 kg terbuat dari logam besi dilapis crome yang bisa diangkat
pada ketinggian tertentu dan ketika dijatuhkan akan memberikan beban impak pada pelat
pembebanan.
4) Karet buffer yang berfungsi untuk menyalurkan beban impak ke pelat pembebanan dalam rentang
waktu (16 s.d 30) mili detik.
5) Pelat atas berbentuk lingkaran dengan diameter 220 mm terbuat dari bahan logam besi dilapis
crome dengan tebal pelat (15 ± 5) mm.
6) Karet buffer berada antara tabung dan pelat pembebanan dengan tebal ± 5 mm.
7) Prosesor yang dilengkapi dengan Analog to Digital Converter (ADC) dan untuk mencatat data
gelombang dan mengirimnya ke laptop.
8) Laptop yang digunakan untuk menghitung data gelombang dan diproses menjadi lendutan. Program
yang digunakan memberikan keleluasaan kepada operator untuk memberikan data masukan berupa
besaran temperatur, lokasi, dan tipe perkerasan yang diuji.
9) Beban maksimum dan pengukuran lendutan harus tercatat selama perioda minimum 60 mili detik.
10) Spesifikasi minimum laptop menggunakan Intel Core i7 – 10510U Processor; 512 GB Solid State Drive;
Windows 10; 8 GB SODIMM DDR4 SDRAM.
• Spesifikasi Umum 2018 Rev.2, Lampiran 3.2.B
PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT LWD UNTUK
PENGENDALIAN KESERAGAMAN KEPADATAN
LAPANGAN
• Spesifikasi Khusus SKh-1.A.01 Alat Light Weight
Deflektometer
• Pd 03-2016-B, Metode Uji Lendutan
Menggunakan Light Weight Deflectometer
• ASTM E2835-11- Measuring Deflections using a
portable impulse Plate Load Test Device
• ASTM E2583-07 (2015) Standard Test Method
for Measuring Deflections with Light Weight
Deflectometer
Kegiatan Validasi Alat Light Weight Deflectometer (LWD) yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Konsistensi Beban
2. Kalibrasi Relatif Geophone
3. Pemeriksaan Validasi/Korelasi dengan FWD
• Validasi dilakukan dengan membandingkan nilai lendutan referensi yang
diperoleh dari hasil pengukuran lendutan perkerasan dengan menggunakan
alat Falling Weight Deflectometer (FWD) dengan hasil lendutan yang
diperoleh dari pengukuran lendutan dengan mengunakan alat Light Weight
Deflectometer (LWD) pada 3 titik yang sama.
4. Pemeriksaan Validasi LWD (ASTM E 2835)
➢ Pemeriksaan konsistensi pada lap. beraspal
➢ Pemeriksaan konsistensi pada jalan tanah
Catatan :
LWD Produksi Lokal 2020-2021 tidak mempunyai load cell.
Proses Validasi Dan Kalibrasi dilakukan di Laboratorium Alusan Balai Perkerasan Dan
Lingkungan Jalan di Bandung.
Ada dua Versi Yang dilakukan Sebagai Berikut:
• Dimana Versi November 2020, Nilai beban terdiri atas 5 level yang didapat dari
hasil kalibrasi beban dengan loadcell. kemudian di uji 5 kali untuk mendapakan
konsistensi dimana perbedaan tidak lebih dari 10 %.
• Sedangkan Versi Desember 2020, Nilai beban didapat dari hasil kalibrasi beban
dengan Loadcell , yang di ukur berdasarkan tinggi jatuh (h = Cm), kemudian di uji
10 kali untuk mendapakan konsistensi dimana perbedaan tidak lebih dari 10 %.
❑ Untuk kalibrasi konsistensi beban
Target Beban ( Kg ) 1824
prosedur yang dilakukan adalah
Uji ke Beban (Kg)
sebagai berikut :
1 1898,71
2 1998,24 a. Nilai beban didapat dari hasil
3 1951,57 kalibrasi beban dengan Loadcell ,
4 1985,67 yang di ukur berdasarkan tinggi
5 1905,59 jatuh (h = 68,5 cm )
6 1931,14 b. Lakukan pengujian 10 kali dengan
7 1866,98 load cell standar (referensi) pada
8 1965,92
ukuran tinggi Jatuh (h = 68,5 Cm)
9 1901,17
10 1777,86 c. Perbedaan bacaan load cell
Rata-rata = 1918,3 dengan nilai beban pada level
Perbedaan = 5,2% tersebut diijinkan sampai 10%.
❑ Pemeriksaan sensor dengan metoda relative calibration, yaitu dengan membandingkan
lendutan pada geophone 2 (D2) dan 3 (D3) dan geophone1 (D1) dan 3 (D3) pada jarak yang
sama , dilakukan 3 kali pengujian.
❑ Prosedur Pengujian Kalibrasi Relatif Geophone
❑ Beberapa langkah pengujian untuk kalibrasi relatif adalah sebagai berikut :
1) Tempatkan LWD pada perkerasan aspal yang cukup kuat.
2) Ukur jarak 90 cm dari pusat pembebanan dan kemudian beri tanda dengan garis lurus.
3) Tempatkan geophone 2 dan 3 sejajar, kemudian lakukan 3 kali pengujian.
4) Ukur tinggi jatuh, dan jatuhkan beban pada tinggi tertentu
5) Catat nilai lendutan pada geophone 2 dan 3, kemudian hitung persentase perbedaan
masing-masing pembacaan.
6) Perbedaan nilai maksimum antara pembacaan kedua geophone ini adalah sebesar 10%.
7) Selanjutnya tempatkan geophone 3 sejajar dengan tabung pembebanan LWD yang
berisi geophone 1.
8) Ukur tinggi jatuh, dan jatuhkan beban pada tinggi tertentu.
9) Lakukan 3 kali pengujian dan catat nilai pembacaan pada geophone 1 dan 3.
10) Perbedaaan nilai maksimum antara pembacaan kedua geophone ini adalah sebesar 10%.
Skematik Kalibrasi Relatif Geophone
Titik 3. Perbedaan
Beban Lendutan Stress Beban Lendutan Lendutan
(kg) (mikron) (kPa) (kg) (mikron) (mikron) (mikron) (%)
❑ Dari hasil pemeriksaan korelasi LWD dengan FWD Referensi yang sudah dinormalisasi beban
(580 kPa), terhadap beban standar (4200 Kg), diperoleh selisih nilai lendutan antara alat FWD
dan alat LWD harus dibawah 20 mikron, atau kurang dari 10%.
❑ Pemeriksaan Konsistensi Pada Lapisan Beraspal :
D0
Uji ke
(mikrometer)
1 147,7
2 147,7
3 142,8
4 148,3
5 148,6
6 147,6
7 145,8
8 149,7
9 151,9
Mean = 147,8 |max-mean| = 4,1 mikrometer
Std = 2,5 |min-mean | = 5,0 mikrometer
Max = 151,9 max-min = 9,1 mikrometer Pemeriksaan Konsistensi Pada Lap. Beraspal
Min = 142,8
❑ Pemeriksaan Konsistensi Pada Jalan Tanah :
D0
Uji ke
(mikrometer)
1 202,9
2 205,7
3 217,7
4 224,7
5 223,6
6 223,3
7 220,4
8 213,2
9 215,5
Mean = 216,3 |max-mean| = 8,4 mikrometer
Std = 7,9 |min-mean | = 13,4 mikrometer
Max = 224,7 max-min = 21,8 mikrometer
Pemeriksaan Konsistensi Pada Jalan
Min = 202,9 Tanah
• Setelah pekerjaan pemadatan selesai, segera lakukan pengujian kepadatan
dengan Sand Cone bersamaan dengan pengujian LWD sekitar lokasi Sand
Cone (sebagai acuan perhitungan nilai keseragaman), kemudian dilanjutkan
dengan pengujian LWD pada lokasi antara 2 (dua) titik lokasi sandcone
yang berdekatan sesuai dengan interval yang ditentukan.
• Dari pengujian Sand Cone Test didapat nilai derajat kepadata (%),
sedangkan hasil pengujian LWD didapat nilai Lendutan (mikrometer)
• Apabila nilai lendutan pada Sta. 0+00, Sta. 0+020 dst...didapat nilai
lendutan yang seragam, otomatis nilai derajat kepadatan(%) juga seragam
• Apabila didapat nilai lendutan yang tidak seragam, harus dilakukan
pengujian Sand cone ulang sampai memenuhi persyratan kepadatan.
• Nilai keseragaman berupa Koefisien Variasi (Coefficient of Variation, CoV)
atau Standar Deviasi Relatif (Relative Standard Deviation, RSD),
menunjukkan tingkat variabilitas dari deretan data dan diformulasikan
sebagai rasio dari standar deviasi terhadap rata-rata seperti diberikan
pada persamaan.......1. Adapun batasan nilai keseragaman maksimum
sebesar 10%.
Catatan :
Untuk setiap pengujian LWD, hasil yang diberikan adalah besar beban dalam satuan (Kg), nilai lendutan dalam satuan mikrometer ataupun dalam
satuan milimeter, dan juga nilai Modulus elastisitas dalam satuan (Mpa) yang diaplikasikan.
(1) Lakukan pemeriksaan visual pada titik yang akan diuji. Hindarkan adanya batu-batu yang mengganjal
plat pembebanan. Kemudian bersihkan lokasi yang diuji dari bekas-bekas daun dan sampah.
(2) Lokasi tempat pengujian diusahakan sedatar mungkin sehingga bias mendapatkan hasil yang akurat
dan mengurangi kesalahan pembacaan geophone.
(3) Sebelum proses pengujian dimulai jatuhkan beban minimum dua kali agar posisi plat LWD lebih stabil,
selanjutnya....
(4) Letakkan LWD pada posisi di ruas jalan yang akan diuji. (Kemiringan permukaan lapisan yang bisa diuji
dengan LWD maks 4%)
(5) Catat Km/Station dan Koordinat GPS.
(6) Untuk lapisan granular direkomendasikan menggunakan lapisan tipis pasir pada titik pengujian. Hal ini
untuk mendapatkan permukaan kontak yang seragam antara pelat pembebanan dan permukaan
lapisan.
(7) Periksa sekali lagi posisi pelat pembebanan dan jarak sensor geophone
(8) Angkat beban pada level tertentu.
(9) Jatuhkan beban.
(10)Lakukan pengujian pada titik tersebut minimum 3 kali. Perbedaan nilai lendutan pengujian ke1 s/d 3
harus dibawah 20 mikron, atau kurang dari 10%, persyaratan (standar ASTM E 2835).
(11)Simpan hasil dengan memasukkan parameter yang diminta.
➢ Km/Station. ❑ STATION / KM :
➢ Konfigurasi geophone. Setiap pengambilan data LWD
➢ Temperatur perkerasan. perlu mencantumkan Station /
Km dari tiap titik pengujian.
➢ Nama operator.
➢ Nama ruas.
➢ Koordinat GPS. ❑ KONFIGURASI GEOPHONE :
Minimum 3 geophone.
➢ Arah pengujian.
Geophone spacing : 0, 200, 900 mm.
➢ Simbol L dan R.
➢ Data perkiraan tebal lapisan beraspal.
G0 G1 G2
❑ TEMPERATUR PERKERASAN : 200 mm 900 mm
❑ NAMA OPERATOR :
Mencatat temperatur perkerasan Nama Operator harus dicantumkan. Jika
Temperatur perkerasan diukur menggunakan thermometer dengan ada kekurangan data / data yang ganjil,
melubangi permukaaan sekitar 5 – 10 cm. bisa klarifikasi data kepada operator
Diambil setiap jam atau pada saat terjadi perubahan cuaca. pengujian.
Temperatur digunakan untuk koreksi terhadap nilai lendutan yang
terjadi/menormalisasi data.
❑ NAMA RUAS :
Nama ruas dicantumkan.
❑ KOORDINAT :