2
d. Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi batu kali adalah 1 pc : 5 ps. Menggunakan
semen tiga roda
e. Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia, asam alkali atau
bahan organik yang dapat merusak pondasi.
f. Pasir pasang harus bersih dengan butiran tajam dan bebas lumpur, tanah liat, kotoran
organik dan bahan yang dapat merusak pondasi.
g. Suling-suling menggunakan pipa pvc 1” dengan kualitas baik, dipasang dengan jarak 1
meter, dan didalamnya dipasang ijuk agar tanah tidak mengumbat pipa
3
e. Untuk finishing beton expose, sebelum diperhalus / afwerking permukaan beton perlu
dikasarkan / dipahat terlebih dahulu untuk mendapatkan ikatan yang lebih baik.
f. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak-retak
sebisa mungkin dibongkar dan diperbaiki.
e. Beton Decking
a. Beton decking / ganjal harus dipersiapkan lebih dahulu dengan adukan 1 pc : 3 ps
dicetak kotak / semacam tahu lengkap dengan tali kawat.
b. Ketebalan beton decking untuk kolom dan balok adalah 3 cm dipasang 3 buah untuk tiap
1 m2, ketebalan beton decking untuk plat beton adalah 2 cm, dipasang sebanyak 5 buah
untuk tiap 1 m2.
4
c. Selain beton decking harus dipasang ganjal-ganjal dari bahan tulangan beton untuk
mengganjal apabila terdapat tulangan dua baris atau lebih. Diameter tulangan ganjal
harus sama dengan tulangan beton.
f. Pelaksanaan pekerjaan
a. Penyetelan dan pemasangan besi tulangan
1. Tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat dan diikat dengan kawat pengikat
besi beton ( dari jenis baja lunak ) dengan kuat sedemikian rupa hingga sebelum dan
selama pengecoran letak posisi tulangan tidak berubah dari tempatnya. Penyetelan
baja tulangan harus diperhitungkan dengan tebal selimut beton terhadap ukuran
yang ditentukan.
2. Apabila dalam pelaksanaan menyimpang dari ukuran yang telah ditetapkan, maka
pemasangan tulangan akan diperhitungkan untuk luas yang sama.
b. Pemasangan Angker
1. Pada semua sambungan-sambungan tegak dari kolom beton dengan dinding harus
dipasang batang tulangan dari baja dengan diameter 8 mm panjang 50 cm,
dibengkokan ujung yang satu dimasukkan ke dalam beton sedangkan yang lainnya
lagi dimasukkan ke dalam dinding. Hubungan sloof dan pondasi batu kali dan kolom
dengan dinding harus dipasang besi angker ( stek ) setiap jarak 75 Cm atau sesuai
gambar.
2. Pemasangan angker harus direncanakan sebelum kolom beton dicor, jadi
pemasangan angker tidak boleh dengan cara membobok beton.
c. Pengecoran :
1. Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus dicek terhadap kelurusan, baik
arah vertikal maupun horisontal.
2. Alat penggetar pada waktu pengecoran dapat digunakan bambu bulat dengan
diselingi pengecoran bekisting secara perlahan-lahan. Adukan harus dipadatkan
dengan baik dan dianjurkan dengan memakai alat penggetar ( vibrator ).
Penggetaran dimulai pada saat adukan beton dimasukkan kemudian dilanjutkan
dengan adukan berikutnya. Penggetaran ini tidak boleh langsung menembus
tulangan-tulangan yang sudah mengeras. Apabila akan melanjutkan pengecoran
pada beton yang telah mengeras, maka permukaan beton yang lama harus
dikasarkan, dibersihkan dan disiram air semen kental lebih dahulu. Bila
penyambungan dilaksanakan lebih dari 7 ( tujuh ) hari maka sambungan harus
dilapisi dengan bahan penyambung yang setaraf dengan calbond Epoxy.
3. Pengadukan harus rata dan sama kentalnya setiap kali membuat adukan, sisa adukan
yang mengeras tidak dapat digunakan lagi.
4. Sebelum pengecoran dilakukan, sisi dalam bekisting harus bebas dari segala macam
kotoran dan harus tersiram dengan air sampai merata.
d. Perlindungan Beton / Pengamanan Beton
1. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan pekerjaan-pekerjaan
lain.
e. Pembongkaran bekisting baru diperbolehkan setelah beton keras sesuai dengan PBI-71
dan seijin pengawas.
f. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan ini harus didiskusikan bersama pengawas
g. Rabat Beton
5
Lantai rabat beton setebal minimal 7 cm dicor sekeliling bangunan dengan adukan 1 pc : 3 ps
: 5 krl di atas pasir urug yang dipadatkan setebal minimal 5 cm dan difinish dengan pukulan
sapu lidi.
6
PASAL 10. PEKERJAAN RANGKA PLAFOND DAN PENUTUPNYA
a. Rangka plafond menggunakan besi hollow 40 x 40 mm untuk balok induk dan 40 x 20
mm untuk balok anak dengan ketebalan besi 0,4 mm.
b. Penggantung rangka plafond menggunakan root/kawat yang dihubungkan ke rangka
atap atau dak beton dengan jarak max. 120 cm. Sedangkan untuk penempatan rangka
ke dinding digunakan besi sikuan ( wall angle ) yang di pasangkan ke permukaan dinding
dengan menggunakan baud/skrup dengan jarak 40 cm. Pastikan sikuan terpasang kuat
untuk menyangga rangka besi hollow.
c. Pelaksanaan pekerjaan ini harus memperhatikan adanya pekerjaan elektrikal yang harus
sudah terpasang sebelum penutup plafond dilaksanakan.
d. Dimensi rangka utama dipasang dengan pola modul 60 x 120 cm yang dipasang
bersilangan , untuk rangka pembagi jarak modul as ke as 60 x 60 cm.
e. Pengukuran garis ketinggian plafond harus digunakan waterpass, untuk menghindari
permukaan plafond terpasang tidak rata.
f. Bahan penutup rangka plafond menggunakan Gipsum (1,2 x 2,4 m), Bahan yang
dipergunakan tidak boleh cacat, retak, pecah, dsb.
g. Pertemuan / jarak antara masing-masing Gipsum , pemasangannya dirapatkan / tidak
bercelah, lurus dan rapih.
h. Bahan Gipsum dipasangkan ke rangka plafond besi hollow dengan menggunakan baud/
skrup dengan panjang minimum 10 mm. Jarak skrup khusus untuk pinggiran 15 cm,
untuk tengahan dipasang dengan jarak 20 – 30 cm.
i. Sebelum pekerjaan pengecatan , rapihkan sambungan Gipsum dengan menggunakan
conice adhesive (coumpound), setelah kering dihaluskan dengan menggunakan ampelas
basah. Setelah itu baru pelaksanaan pengecatan dilakukan. Untuk pinggiran plafond
dipasang list profil gipsum 4 cm yang sudah di cat sesuai kebutuhan.
g. Bahan kusen pintu, jendela dan kisi-kisi menggunakan jenis kusen alumunium 4” warna
hitam merk Alexindo, dengan kondisi baik tanpa ada cacat pabrik.
h. Bahan Daun pintu adalah alumunium dengan lebar 8 cm dan alumunium plat, warna hitam
dengan merk Alexindo, dengan kondisi baik dan tanpa cacat pabrik.
i. Bahan daun jendela adalah alumunium dengan lebar 4 cm, warna hitam dengan merk
Alexindo dengan kondisi baik dan tanpa cacat pabrik.
j. Kisi- kisi menggunakan bahan alumunium plat warna hitam merk Alexindo, dengan kondisi
baik dan tanpa cacat pabrik
k. Sebelum bahan kusen dan daun tersebut dipasang, Kontraktor wajib mengajukan contoh
kepada Pengawas untuk mendapat persetujuan. Kusen dan daun yang cacat tidak dibenarkan
untuk dipakai.
l. Pengawas memastikan openingan / space untuk posisi kusen telah siap dipasang , baik dari
segi ukuran dan kerapihan openingan.
m. Semua frame kusen pintu dan jendela dikerjakan berdasarkan gambar kerja yang telah
dibuat dengan teliti
8
PASAL 14. PEKERJAAN KACA
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
• Pasangan kaca pada rangkanya
b. Semua bahan kaca yang digunakan mempunyai ketebalan 5 mm dan 8 mm, harus berkualitas
baik, tidak cacat ( pecah atau tergores ), flat glass, bening, tidak bergelombang dan dapat
menahan tekanan angin 122 kg/m2. Bahan tersebut harus dapat dipenuhi kecuali ditentukan
lain dalam RAB.
c. Pemasangan kaca harus tepat masuk ke dalam rangkanya, tidak bocor bila tertiup angin,
setiap pemasangan kaca harus diberi list, didempul dan difinish rapih. Setelah selesai
terpasang kaca harus dilap / dibersihkan, kaca yang retak, pecah dan ada goresan harus
diganti
4. Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan pada gambar
kerja.
5. Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan
kemampuan putaran alat minimal 2000 rpm.
6. Pemotongan material :
▪ Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan
yang sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik.
▪ Alat potong harus dalam kondisi baik.
▪ Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja.
▪ Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih.
14