Anda di halaman 1dari 14

RKS PEMBANGUNAN SMKN 1 CIPONGKOR

PASAL 1. PEMBERSIHAN LAHAN


Pembersihan Lahan dilakukan pada areal pekerjaan dari segala kotoran/sampah, tanaman liar dan akar-
akar pohon.

PASAL 2 DIREKSI KIT


Direksi kit dibuat untuk melindungi kerusakan penyimpanan bahan material, direksi kit dibuat dari kayu
dan triplek dan tertutup rapat.

PASAL 3. UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK


a. Semua ukuran yang tercantum dalam gambar rencana dinyatakan dalam centimeter ( cm ),
milimeter ( mm ) dan inch.
b. Pemukaan lantai atas ubin / keramik ( P ± 0.00 ) adalah sesuai yang tertuang dalam
gambar, kecuali kondisi / keadaan tertentu terdapat perubahan yang akan dijelaskan pada
saat penjelasan pekerjaan.
c. Ukuran penduga dibuat dari papan / kayu terentang 5/7 cm x 3 m yang diketam rata semua
sisi-sisinya, kemudian ditanam ke tanah sedalam 1 m. Ukuran penduga tersebut merupakan
titik tetap yang harus dibuat saat pelksanaan dibawah pengamatan Pengawas lapangan dan
dijaga posisinya selama pelaksanaan.
d. Ketentuan letak bangunan diukur sesuai dengan ketentuan garis sempadan pagar dan garis
sempadan bangunan yang berlaku sesuai petunjuk yang dalam hal ini diwakili oleh
Pengawas lapangan. Posisi bangunan ditetapkan dengan menggunakan patok-patok yang
dipancang dan papan bouwplank yang diketam pada sisi-sisinya.

PASAL 4. PAPAN BOUWPLANK


a. Semua bouwplank menggunakan kayu kelas II diserut rata dan terpasang waterpass dengan
peil ± 0.00 m. Setiap jarak 2 m papan bouwplank diperkuat dengan kayu berukuran 5/7 cm.
Pada papan bouwplank ini harus dicatat sumbu-sumbu dinding dengan cat yang tidak luntur
oleh pengaruh iklim.
b. Jarak papan bouwplank minimal 1,5 m dari garis bangunan terluar untuk mencegah
kelongsoran terhadap galian tanah pondasi.
c. Bahan yang digunakan adalah :
Papan dan kaso kayu terentang, benang, paku, cat dan lain-lain untuk pemasangan
bouwplank
d. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, pengawas wajib mengajukan pemeriksaan dan
persetujuan kepada Pengawas.

PASAL 5. PEKERJAAN TANAH


A. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
• Pembongkaran, penebangan pohon dan pemindahan seluruh hal-hal yang merintangi
pekerjaan.
• Penggalian pondasi.
• Urugan kembali bekas galian.
1
• Urugan peninggian peil.
• Urugan pasir bawah pondasi dan lantai.

B. Galian tanah untuk pondasi bangunan


a. Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai
tanah keras. Apabila diperlukan untuk mendapatkan daya dukung yang baik, dasar galian
harus dipadatkan / ditumbuk.
b. Jika galian melampaui batas kedalaman, pelaksanan harus menimbun kembali dan
dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
c. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung ke tempat
yang direncanakan yang disetujui Direksi, sedangkan hasil galian yang tidak dapat
dipakai untuk penimbunan harus disingkirkan ke tempat yang disetujui pengawas.

PASAL 6. PEKERJAAN PONDASI DAN TEMBOK PENAHAN TANAH


A. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
• Pondasi lajur / setempat batu kali.
• Aamstamping (Pas batu kosongan)
• Tembok penahan tanah (TPT)
B. Pondasi batu kali
a. Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 5 cm, ditimbris dan disiram air
sampai kepadatan maksimum.
b. Pasangan batu kosong menggunakan batu yang tidak cacat dan retak, berbentuk oval /
lonjong, dengan diameter 10-15, dipasang secara rapih menggunakan adukan semen 1
pc : 5 ps dengan semen Portland merk tiga roda.
c. Material batu kali / belah harus keras dan bermutu baik, tidak cacat dan tidak retak. Batu
kapur, batu berpenampang bulat atau berpori besar dan terbungkus lumpur tidak
diperkenankan untuk dipakai.
d. Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi batu kali adalah 1 pc : 5 ps. Menggunakan
semen tiga roda
e. Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia, asam alkali atau
bahan organik yang dapat merusak pondasi.
f. Pasir pasang harus bersih dengan butiran tajam dan bebas lumpur, tanah liat, kotoran
organik dan bahan yang dapat merusak pondasi.
g. Khusus lokasi tertentu ( lokasi tanah lembek ) sebelum alas pondasi dilaksanakan,
dilakukan perbaikan tanah dan atau memasang cerucuk bambu dengan jumlah per meter
persegi minimal 9 buah bambu yang dipancangkan sampai kedalaman tanah keras
berdasarkan pukulan.

C. TPT Batu kali


a. Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 5 cm, ditimbris dan disiram air
sampai kepadatan maksimum.
c. Material batu kali / belah harus keras dan bermutu baik, tidak cacat dan tidak retak. Batu
kapur, batu berpenampang bulat atau berpori besar dan terbungkus lumpur tidak
diperkenankan untuk dipakai.

2
d. Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi batu kali adalah 1 pc : 5 ps. Menggunakan
semen tiga roda
e. Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia, asam alkali atau
bahan organik yang dapat merusak pondasi.
f. Pasir pasang harus bersih dengan butiran tajam dan bebas lumpur, tanah liat, kotoran
organik dan bahan yang dapat merusak pondasi.
g. Suling-suling menggunakan pipa pvc 1” dengan kualitas baik, dipasang dengan jarak 1
meter, dan didalamnya dipasang ijuk agar tanah tidak mengumbat pipa

PASAL 7. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN


a. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
• Pasangan dinding 1/2 bata.
• Plesteran berikut acian dinding bata.
• Plesteran / acian / afwerking permukaan beton
• Pasangan bata pada saluran dan segala sesuatu yang nyata termasuk ke dalam
pekerjaan ini
b. Bahan yang dipakai adalah :
a. Bata merah bermutu baik, dibakar sempurna dengan warna merah yang merata, bebas
dari cacat dan retak, produk memenuhi persyaratan PUBBI 1970. Tidak diperkenankan
memasang bata yang patah dua lebih dari 5 %. Bata yang patah lebih dari dua tidak
boleh digunakan.
b. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas dari lumpur, tanah liat, kotoran organik dan
bahan yang dapat merusak pasangan. Untuk itu pasir yang akan dipakai terlebih dahulu
diayak lewat lubang sebesar 10 mm.
c. Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan N.I. 8 type I menurut ASTM dan
memenuhi S 400 standart Portland Cement. Dapat dipakai semen Type I dengan kualitas
Tiga Roda.
c. Adukan / campuran.
Adukan 1 pc : 5 ps dilaksanakan untuk seluruh pasangan dinding dan plesteran, kecuali
untuk trasram, 30 cm diatas pasangan sloof dan pada semua dinding KM/WC setinggi 150 cm
digunakan adukan 1 pc : 2 psr, sesuai dengan gambar kerja / RAB.
d. Pelaksanaan pekerjaan.
a. Pekerjaan pasangan dinding bata harus terkontrol waterpass baik arah vertikal maupun
horisontal. Setiap 8 baris bata harus dipasang angker besi dari kolom Untuk setiap
harinya pelaksanaan pasangan dinding bata tidak boleh melebihi ketinggian 1 m. Batu
bata sebelum dipasang harus dibasahi dengan air terlebih dahulu.
b. Pasangan bata harus lurus, baik lurus arah vertikal maupun horisontal. Untuk mengecek
pasangan bata tetap lurus harus sering di kontrol kelurusannya dengan menggunakan
benang dan unting-unting
c. Sebelum dinding bata diplester harus dikamprot dahulu untuk mendapatkan ikatan yang
lebih baik, kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan bidang plesteran
stabil dan kemudian diperhalus dengan acian semen. Ketebalan plesteran  1,5 cm,
apabila lebih harus diberi ram kawat untuk mendapatkan ikatan yang kuat.
d. Pasangan bata yang selesai diplester harus terus menerus dibasahi selama beberapa hari
sesuai petunjuk Pengawas lapangan.

3
e. Untuk finishing beton expose, sebelum diperhalus / afwerking permukaan beton perlu
dikasarkan / dipahat terlebih dahulu untuk mendapatkan ikatan yang lebih baik.
f. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak-retak
sebisa mungkin dibongkar dan diperbaiki.

PASAL 8. PEKERJAAN BETON


a. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
• Pekerjaan beton tumbuk polos / tidak bertulang, terdiri dari : lantai kerja dan rabat
sekeliling bangunan.
• Pekerjaan beton bertulang, terdiri dari : pondasi tapak , sloof, kolom, balok, dan dak
beton.
b. Bahan material
a. Pasir beton dan koral harus bermutu baik, tidak mengandung bahan organik, lumpur dan
sejenisnya. Koral yang digunakan harus berbutir tajam, mempunyai gradasi 2 - 3 cm dan
dapat memenuhi persyaratan PBI 1971 dan SNI 03-2847-1992.
b. Air yang dipakai harus air tawar dan bersih, bebas dari zat-zat kimia yang merusak
beton.
c. Tulangan besi beton yang digunakan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat lepas
dan lain-lain yang dapat merusak dan mengurangi kekuatan lekatnya.. Semua tulangan
menggunakan tulangan baja ‘KS” U-24 dengan ukuran sesuai dengan gambar atau
ditentukan lain sesuai dalam penjelasan pekerjaan.
c. Bekisting
a. Bahan bekisting menggunakan kayu terentang yang cukup kering dan keras serta untuk
penggunaannya harus mendapat persetujuan Direksi.
b. Pasangan bekisting harus rapih, cukup kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang diterima tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian pemasangan
harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar memberikan bidang-bidang yang
rata.
c. Celah-celah antara papan harus rapat agar pada waktu pengecoran air tidak merembes
ke luar. Sebelum pengecoran, bagian-bagian bekisting harus bersih dari kotoran.
d. Adukan Beton
a. Adukan beton bertulang untuk sloof, balok dan kolom praktis dipergunakan campuran 1
pc : 2 ps : 3 krl, sedangkan untuk pondasi tapak, sloof, balok, plat lantai dan kolom
struktur dipergunakan campuran sesuai dengan hasil Mix Design dan karakteristik beton
yang direncanakan K 225. Campuran dari hasil Mix Design dan pengadukan beton
dianjurkan menggunakan mesin molen atau dengan menggunakan jasa perusahaan
beton Ready Mix .
b. Adukan dengan perbandingan 1 pc : 3 ps : 5 krl digunakan untuk beton tumbuk polos /
tidak bertulang, seperti lantai kerja, rabat sekeliling bangunan, neut bawah kusen dan
lainnya yang dianggap perlu

e. Beton Decking
a. Beton decking / ganjal harus dipersiapkan lebih dahulu dengan adukan 1 pc : 3 ps
dicetak kotak / semacam tahu lengkap dengan tali kawat.
b. Ketebalan beton decking untuk kolom dan balok adalah 3 cm dipasang 3 buah untuk tiap
1 m2, ketebalan beton decking untuk plat beton adalah 2 cm, dipasang sebanyak 5 buah
untuk tiap 1 m2.
4
c. Selain beton decking harus dipasang ganjal-ganjal dari bahan tulangan beton untuk
mengganjal apabila terdapat tulangan dua baris atau lebih. Diameter tulangan ganjal
harus sama dengan tulangan beton.
f. Pelaksanaan pekerjaan
a. Penyetelan dan pemasangan besi tulangan
1. Tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat dan diikat dengan kawat pengikat
besi beton ( dari jenis baja lunak ) dengan kuat sedemikian rupa hingga sebelum dan
selama pengecoran letak posisi tulangan tidak berubah dari tempatnya. Penyetelan
baja tulangan harus diperhitungkan dengan tebal selimut beton terhadap ukuran
yang ditentukan.
2. Apabila dalam pelaksanaan menyimpang dari ukuran yang telah ditetapkan, maka
pemasangan tulangan akan diperhitungkan untuk luas yang sama.
b. Pemasangan Angker
1. Pada semua sambungan-sambungan tegak dari kolom beton dengan dinding harus
dipasang batang tulangan dari baja dengan diameter 8 mm panjang 50 cm,
dibengkokan ujung yang satu dimasukkan ke dalam beton sedangkan yang lainnya
lagi dimasukkan ke dalam dinding. Hubungan sloof dan pondasi batu kali dan kolom
dengan dinding harus dipasang besi angker ( stek ) setiap jarak 75 Cm atau sesuai
gambar.
2. Pemasangan angker harus direncanakan sebelum kolom beton dicor, jadi
pemasangan angker tidak boleh dengan cara membobok beton.
c. Pengecoran :
1. Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus dicek terhadap kelurusan, baik
arah vertikal maupun horisontal.
2. Alat penggetar pada waktu pengecoran dapat digunakan bambu bulat dengan
diselingi pengecoran bekisting secara perlahan-lahan. Adukan harus dipadatkan
dengan baik dan dianjurkan dengan memakai alat penggetar ( vibrator ).
Penggetaran dimulai pada saat adukan beton dimasukkan kemudian dilanjutkan
dengan adukan berikutnya. Penggetaran ini tidak boleh langsung menembus
tulangan-tulangan yang sudah mengeras. Apabila akan melanjutkan pengecoran
pada beton yang telah mengeras, maka permukaan beton yang lama harus
dikasarkan, dibersihkan dan disiram air semen kental lebih dahulu. Bila
penyambungan dilaksanakan lebih dari 7 ( tujuh ) hari maka sambungan harus
dilapisi dengan bahan penyambung yang setaraf dengan calbond Epoxy.
3. Pengadukan harus rata dan sama kentalnya setiap kali membuat adukan, sisa adukan
yang mengeras tidak dapat digunakan lagi.
4. Sebelum pengecoran dilakukan, sisi dalam bekisting harus bebas dari segala macam
kotoran dan harus tersiram dengan air sampai merata.
d. Perlindungan Beton / Pengamanan Beton
1. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan pekerjaan-pekerjaan
lain.
e. Pembongkaran bekisting baru diperbolehkan setelah beton keras sesuai dengan PBI-71
dan seijin pengawas.
f. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan ini harus didiskusikan bersama pengawas
g. Rabat Beton

5
Lantai rabat beton setebal minimal 7 cm dicor sekeliling bangunan dengan adukan 1 pc : 3 ps
: 5 krl di atas pasir urug yang dipadatkan setebal minimal 5 cm dan difinish dengan pukulan
sapu lidi.

PASAL 9. PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK


a. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
• Pekerjaan pasangan lantai keramik 40 x 40 cm untuk seluruh ruangan, teras, selasar
dan ruangan yang mengalami perubahan akibat galian pondasi.
• Pekerjaan pasangan lantai keramik 40 x 40 cm unslip warna untuk KM/WC
• Pekerjaan pasangan dinding keramik 25 x 40 cm untuk KM/WC
b. Bahan / Material
a. Keramik lantai putih polos berukuran 40 x 40 cm mek asia tile, tidak retak, rata dan
mempunyai daya lekat aduk minimal 25 kg/cm2.
b. Keramik lantai KM/WC bercorak / warna berukuran 40 x 40 cm merk asia tile, permukaan
tidak licin / anti slip, tidak retak, rata dan mempunyai daya lekat aduk minimal 25
kg/cm2.
c. Keramik dinding KM/WC putih polos berukuran 25 x 40 cm merk asia tile, tidak retak,
rata dan mempunyai daya lekat aduk minimal 25 kg/cm2.
d. Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, pelaksanaan harus mengajukan contoh
terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan dari pengawas. Bahan-bahan tersebut harus
disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, kering dan bersih.
e. Bahan keramik dapat digunakan produk lokal yang telah memiliki SII dan memenuhi
syarat PUBB – 1972.
c. Adukan dengan perbandingan 1 pc : 5 ps dipakai untuk pemasangan keramik dengan tebal
adukan minimal 3 cm.
d. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pemasangan keramik diatas pasir urug padat setebal minimal 5 cm dan terlebih dahulu
diteliti ketepatan sesuai peil yang ditentukan.
b. Semua keramik yang akan dipasang direndam dahulu, pengisian siar-siar harus cukup
merata / padat. Setelah dibersihkan dari kotoran, pemolesan lantai dapat dilakukan
dengan air semen.
c. Pekerjaan pasangan keramik yang tidak lurus / waterpass, siarnya tidak lurus, berombak,
turun naik dan retak agar dapat dibongkar dan diperbaiki setelah berkonsultasi besama
pengawas . Keramik yang sudah terpasang di pel dan dibersihkan.

6
PASAL 10. PEKERJAAN RANGKA PLAFOND DAN PENUTUPNYA
a. Rangka plafond menggunakan besi hollow 40 x 40 mm untuk balok induk dan 40 x 20
mm untuk balok anak dengan ketebalan besi 0,4 mm.
b. Penggantung rangka plafond menggunakan root/kawat yang dihubungkan ke rangka
atap atau dak beton dengan jarak max. 120 cm. Sedangkan untuk penempatan rangka
ke dinding digunakan besi sikuan ( wall angle ) yang di pasangkan ke permukaan dinding
dengan menggunakan baud/skrup dengan jarak 40 cm. Pastikan sikuan terpasang kuat
untuk menyangga rangka besi hollow.
c. Pelaksanaan pekerjaan ini harus memperhatikan adanya pekerjaan elektrikal yang harus
sudah terpasang sebelum penutup plafond dilaksanakan.
d. Dimensi rangka utama dipasang dengan pola modul 60 x 120 cm yang dipasang
bersilangan , untuk rangka pembagi jarak modul as ke as 60 x 60 cm.
e. Pengukuran garis ketinggian plafond harus digunakan waterpass, untuk menghindari
permukaan plafond terpasang tidak rata.
f. Bahan penutup rangka plafond menggunakan Gipsum (1,2 x 2,4 m), Bahan yang
dipergunakan tidak boleh cacat, retak, pecah, dsb.
g. Pertemuan / jarak antara masing-masing Gipsum , pemasangannya dirapatkan / tidak
bercelah, lurus dan rapih.
h. Bahan Gipsum dipasangkan ke rangka plafond besi hollow dengan menggunakan baud/
skrup dengan panjang minimum 10 mm. Jarak skrup khusus untuk pinggiran 15 cm,
untuk tengahan dipasang dengan jarak 20 – 30 cm.
i. Sebelum pekerjaan pengecatan , rapihkan sambungan Gipsum dengan menggunakan
conice adhesive (coumpound), setelah kering dihaluskan dengan menggunakan ampelas
basah. Setelah itu baru pelaksanaan pengecatan dilakukan. Untuk pinggiran plafond
dipasang list profil gipsum 4 cm yang sudah di cat sesuai kebutuhan.

PASAL 11. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


a. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
• Pekerjaan penutup atap
• Pekerjaan bubungan
• Pekerjaan talang miring
b. Bahan penutup atap dipakai genteng metalroof merk sakura roof dengan kualitas yang baik
dan telah diperiksa tidak mengalami cacat pabrik dari segi ukuran, warna dan ketebalan.
c. Sebelum bahan penutup atap tersebut dipasang, Kontraktor wajib mengajukan contoh
kepada Pengawas untuk mendapat persetujuan. Genting yang cacat tidak dibenarkan untuk
dipakai.
d. Sebelum pemasangan genting dilaksanakan harus dicek kemiringan dan kerataan rangka
atap sehingga diperoleh bidang yang rata Hasil dari pemasangan bahan penutup atap harus
rapi dengan alur-alur air yang lurus, bagian elemen bahan penutup atap yang terletak pada
sudut-sudut talang jurai harus terpasang dengan ujungnya yang terpotong rapih.
e. Untuk pekerjaan bubungan menggunakan nok berbahan metal (nok metal)

PASAL 12. PEKERJAAN KUSEN


f. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
7
• Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
• Pekerjaan Kusen Kisi – kisi
• Pekerjaan daun pintu
• Pekerjaan daun jendela

g. Bahan kusen pintu, jendela dan kisi-kisi menggunakan jenis kusen alumunium 4” warna
hitam merk Alexindo, dengan kondisi baik tanpa ada cacat pabrik.
h. Bahan Daun pintu adalah alumunium dengan lebar 8 cm dan alumunium plat, warna hitam
dengan merk Alexindo, dengan kondisi baik dan tanpa cacat pabrik.
i. Bahan daun jendela adalah alumunium dengan lebar 4 cm, warna hitam dengan merk
Alexindo dengan kondisi baik dan tanpa cacat pabrik.
j. Kisi- kisi menggunakan bahan alumunium plat warna hitam merk Alexindo, dengan kondisi
baik dan tanpa cacat pabrik
k. Sebelum bahan kusen dan daun tersebut dipasang, Kontraktor wajib mengajukan contoh
kepada Pengawas untuk mendapat persetujuan. Kusen dan daun yang cacat tidak dibenarkan
untuk dipakai.
l. Pengawas memastikan openingan / space untuk posisi kusen telah siap dipasang , baik dari
segi ukuran dan kerapihan openingan.
m. Semua frame kusen pintu dan jendela dikerjakan berdasarkan gambar kerja yang telah
dibuat dengan teliti

PASAL 13. PEKERJAAN KUNCI DAN ACCESORIS


a. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
• Pasangan kunci dan alat penggantung
b. Semua kunci yang digunakan dari jenis doubleslaag / dua putaran bahan kualitas setara
Royal ukuran besar, kecuali ditentukan lain dalam RAB. Seiap kunci harus mempunyai 3 anak
kunci
c. Engsel jendela yang digunakan dari jenis cabut / kupu-kupu alumunium, dipasang 2 buah
untuk tiap daun jendela. Untuk engsel pintu menggunakan jenis cabut / patron, dipasang 3
buah untuk setiap daun pintu masing-masing dipasang di bagian atas, tengah dan bawah
d. Hak angin warna kuningan panjang ± 30 cm dipasang pada bagian tengah kiri-kanan daun
jendela, setiap daun jendela dipasang dua buah.
e. Slot jendela alumunium dipasang pada bagian bawah daun jendela, setiap daun jendela
dipasang dua buah.
f. Sebelum bahan-bahan tersebut dipasang, Pelaksanaan wajib memberikan contohnya kepada
pengawas untuk mendapat persetujuan. Setelah bahan-bahan tersebut terpasang maka
harus berfungsi dengan baik. Hardware kunci gantungan, engsel harus diminyaki agar
berfungsi baik. Jika kunci dan alat penggantung terpasang ternyata tidak berfungsi harus
dibongkar / diganti.

8
PASAL 14. PEKERJAAN KACA
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
• Pasangan kaca pada rangkanya
b. Semua bahan kaca yang digunakan mempunyai ketebalan 5 mm dan 8 mm, harus berkualitas
baik, tidak cacat ( pecah atau tergores ), flat glass, bening, tidak bergelombang dan dapat
menahan tekanan angin 122 kg/m2. Bahan tersebut harus dapat dipenuhi kecuali ditentukan
lain dalam RAB.
c. Pemasangan kaca harus tepat masuk ke dalam rangkanya, tidak bocor bila tertiup angin,
setiap pemasangan kaca harus diberi list, didempul dan difinish rapih. Setelah selesai
terpasang kaca harus dilap / dibersihkan, kaca yang retak, pecah dan ada goresan harus
diganti

PASAL 15. PEKERJAAN PENGECATAN


14.1 Lingkup pekerjaan ini meliputi :
• Pekerjaan pengecatan dinding
• Pekerjaan pengecatan langit-langit
14.2 Pengecatan dinding dan langit-langit
a. Pengecatan dilaksanakan pada semua dinding, permukaan beton yang tampak ( ekspose
) dinding partisi dan langit-langit.
b. Cat yang digunakan untuk dinding adalah cat kualitas Jotun ( kecuali ditentukan lain
dalam RAB ), untuk dinding luar dipakai jenis cat weather shield dan untuk dinding
bagian dalam Sedangkan untuk langit-langit dipakai cat jenis Vinilex. Semua contoh cat
terlebih dahulu diperlihatkan kepada pengawas untuk mendapat persetujuan.
c. Semua dinding dan langit-langit yang akan di cat harus diplamir atau didempul dari jenis
yang sama dari cat tembok, dihaluskan dengan ampelas hingga licin dan rata. Pekerjaan
cat dapat dilaksanakan setelah mendapat ijin dari pengawas.
d. Khusus pendempulan langit-langit harus dijaga terhadap neut yang telah terbentuk
sehingga tetap lurus dan rata.
e. Pengecatan dilakukan 3 kali untuk dinding / langit-langit baru dan 2 kali untuk dinding /
langit-langit lama dengan kuas atau roller, kecuali ditentukan lain dalam RAB.

PASAL 16. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


16.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
• Instalasi penerangan, stop kontak dan sakelar
• Panel sekering
• Titik lampu / penerangan dan instalasinya
• Pengujian / test / keer dan percobaan
16.2. Persyaratan umum
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh pekerjaa listrik yang memiliki surat ijin dari PLN yang
masih berlaku.
a. Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini pada dasarnya harus memenuhi persyaratan
yang dikeluarkan oleh PLN dan instansi berwenang lainnnya ( PUTL 1977, Peraturan
Menteri PUTL No. 023 dan 024 PRT 1978, PUIL, PUIPP DPMB dan Depnaker ).
b. Sumber daya yang digunakan berasal dari PLN dengan tegangan listrik 220 Volt 50 Hz.
9
16.3. Bahan / material
a. Semua barang yang akan dipasang adalah barang baru dan terlebih dahulu mengajukan
contoh untuk disetujui pengawas.
b. Panel penerangan terbuat dari plat besi tebal 1 mm di cat anti karat dan dilengkapi
dengan kunci. Panel penerangan harus ditanahkan ( grounding ) dengan tahanan 5 ohm,
merek yang dipakai kualitas setara Mitsubishi, BBC, MG atau Siemens.
c. Kabel instalasi listrik
1. Kabel instalasi penerangan dan stop kontak dipakai jenis : NYA, NYM dan NYY
dengan diameter sesuai gambar, kualitas setara Kabelindo, Sucoco, kabel metal atau
Supreme.
2. Penyambungan kabel harus menggunakan terminal box dan harus dipasang inbouw.
Untuk memasang instalasi yang tertanam harus dilengkapi dengan conduit / pipa
bang / PVC dengan diameter 3/8” atau sesuai denga keperluan. Demikian juga
dengan sambungan listrik antara bangunan.
d. Saklar dan stop kontak
1. Saklar dan stop kontak harus dipasang inbouw dengan kualitas setara Panasonic.
Sakelar dan stop kontak harus mempunyai kapasitas minimum 10 Ampere.
2. Ketinggian pemasangan sakelar dan stop kontak kurang lebih 150 cm dari muka
lantai, kecuali bila stop kontak terpaksa harus dipasang kurang lebih 30 cm dari
muka lantai, maka harus memakai penutup.
e. Lighting fixture
Lighting fixture ditentukan sebagai berikut :
1. TL ( flourrecent tubes ), balast dan starter dipakai kualitas setara Phillips, tegangan
220 volt, 20 watt dan atau 40 watt ( sesuai RAB ).
2. Lampu pijar dipakai kualitas setara Phillips, tegangan 220 volt 25 watt ( sesuai RAB
).
3. Lampu SL dipakai kualitas medium, tegangan 220 volt 18 watt ( sesuai ketentuan
dalam RAB ).

PASAL 17. PEKERJAAN SANITAIR DAN SALURAN GRAVEL


17.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
• Pekerjaan distribusi air bersih dan instalasi perpipaannya
• Pekerjaan sistim pembuangan air kotor lengkap dengan septictank dan rembesan
• Pekerjaan pasangan alat-alat sanitair
• Pekerjaan pasangan saluran gravel
17.2. Persyaratan Umum
Semua pekerjaan tersebut harus memenuhi peraturan dan persyaratan :
a. Pedoman Plumbing Indonesia
b. Standar Industri Indonesia
c. Peraturan PDAM tentang Peraturan Instalasi Air Minum
d. British Standart untuk bahan-bahan
e. Peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan
17.3. Persyaratan bahan dan persyaratan pelaksanaan
10
a. Semua PVC, pipa penyambung, joint, fitting adalah PVC kelas AW ( heavy duty ) seri
S.12,5 memenuhi standart SII, berasal dari pabrik yang sama dengan kualitas produk
setara Wavin.
b. Pipa baja galvanis, bahan memenuhi BS 1387–1967 kelas medium, pipa GIV dipakai
untuk pipa air bersih.
c. Pipa / buis beton, bahan harus keras padat, tidak berongga, mutu terbaik, produk lokal,
ukuran sesuai gambar kerja / RAB.
d. Pekerjaan alat sanitair, kran dan pekerjaan pemasangan kloset jongkok.
e. Floor drain dipasang pada setiap KM/WC seperti tertera dalam gambar kerja. Floor drain
harus dilengkapi dengan penutup bau.
f. Kran yang digunakan adalah kran logam dengan kualitas setara San-ei dan memenuhi
Standart SII.
17.4. Pemasangan closet duduk dan kloset jongkok
a. Bahan closet Duduk dan closet jongkok harus berkualitas baik, tidak cacat, rata dalam
warna dan ukuran, satu produk dengan kualitas Toto.
b. Pemasangan closet jongkok menggunakan adukan 1 pc : 5 ps dan untuk peninggian peil
closet jongkok menggunakan pasangan bata merah adukan 1 pc : 5 ps.
c. Sebelum closet jongkok dipasang terlebih dahulu diteliti kebenaran ukuran dan tinggi
peil. Setelah closet jongkok selesai dipasang, harus bersih dari adukan dan semen.
17.5. Pemasangan saluran gravel
a. Saluran pembuangan air hujan digunakan gravel beton 1/2 diameter 20 cm, lurus tidak
terdapat bonggol, lubang atau retak.
b. Pemasangan saluran gravel dilaksanakan sekeliling bangunan dan diteruskan ke saluran
pembuang utama. Saluran gravel dipasang diatas pasir urug setebal 5 cm dengan adukan
1 pc : 3 ps dan pondasi pasangan bata trastram pada kedua sisinya.
c. Setiap sambungan gravel dipakai adukan 1 pc : 3 ps dan dipasang diatas dudukan bata
trastram. Kemiringan saluran harus cukup agar air dapat mengalir dengan lancar.

PASAL 18. PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP BAJA RINGAN


18.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, perangkaian (assembling) dan ereksi
(erection), seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan seperti tercantum dalam gambar kerja
meliputi :
a. Pekerjaan rangka atap (roof truss)
b. Pekerjaan reng (batten)
18.2. Persyaratan Bahan
Material struktur rangka atap yang digunakan adalah baja ringan zincalume dengan merk
cilegon steel dan memiliki spesifikasi sebagai berikut :
a. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :
▪ Baja Mutu Tinggi G550
▪ Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength)
▪ Modulus Elastisitas
▪ Modulus Geser
11
b. Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) :
Lapisan pelindung seng dan aluminium (Zincalume/AZ) dengan komposisi sebagai
berikut:
▪ 55 % Aluminium (AI)
▪ 43,5 % Seng (Zinc)
▪ 1,5 % Silicon (Si)
Ketebalan Pelapisan : 50 gr/mz dan 150 gr/m2 (AZ 50 – AZ 150)
c. Profil Material :
Rangka Atap
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lipchannel.
▪ C75.100 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 1,00 mm), berat 1,29 Kg/M'
▪ C75.75 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 0,75 mm), berat 0,97 Kg/M'
▪ C100.100 (tinggi profil 102 mm dan tebal dasar baja 1,00 mm), berat 1,7 Kg/M'
Reng (batten)
Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat ( U terbalik).
▪ TS. 41.055 (tinggi profil 41 mm dan tebal dasar baja 0,55 mm), berat 0,66 Kg/M'
▪ TS. 61.100 (tinggi profil 61 mm dan tebal dasar baja 1,00 mm), berat 1,54 Kg/M'
▪ TS. 61.75 (tinggi profil 61 mm dan tebal dasar baja 0,75 mm), berat 1,16 Kg/M'

18.3. Persyaratan Design :


a. Design rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta
memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar dalam perancangan standard batas desain
struktur baja cetak dingin (Limit State Cold Formed Steel Structure Design)
b. Terdapat mill certificate (sertifikat pabrik) dari material baja yang akan digunakan serta
dokumen

18.4. Persyaratan Konstruksi


a. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja adalah ukuran jadi/finish.
b. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Owner / Direksi
lapangan untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis. Semua perubahan yang
disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang mempengaruhi biaya,
kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan
sebagai pekerjaan tambah kurang.
c. Sambungan
Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan
instalasi adalah baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan spesifikasi sebagai
berikut :
1. Kelas Ketahanan Korosi Minimum : Class 2 (Minimum Corrosion Rating)
2. Ukuran baut untuk struktur rangka atap (Truss Fastener) adalah type 12-14x20.
dengan ketentuan sebagai berikut :
▪ Diameter ulir : 12 Gauge (5,5 mm)
12
▪ Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI) : 14 TPI
▪ Panjang : 20 mm
▪ Ukuran kepala baut : 5/16" (8 mm hex. socket)
▪ Material : AISI 1022 Heat treated carbon steel
▪ Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 8.8 kN
▪ Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN
▪ Kuat torsi minimum (Torque, min) : 13.2 kNm
3. Ukuran baut untuk struktur reng (batten fartener) adalah type10-16x16, dengan
ketentuan sebagai berikut :
▪ Diameter ulir : 10 Gauge (4,87 mm)
▪ Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI) : 16 TPI
▪ Panjang : 16 mm
▪ Ukuran kepala baut : 5/16" (8 mm hex. socket)
▪ Material : AISI 1022 Heat treated carbon steel
▪ Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN
▪ Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN
▪ Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kNm

4. Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan pada gambar
kerja.
5. Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan
kemampuan putaran alat minimal 2000 rpm.
6. Pemotongan material :
▪ Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan
yang sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik.
▪ Alat potong harus dalam kondisi baik.
▪ Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja.
▪ Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih.

PASAL 19. PEKERJAAN LAIN-LAIN


a. Dalam melaksanakan pekerjaan Kontraktor tetap mengikuti gambar rencana umum, detail
dan RAB atau secara umum sebagai acuan adalah rab Pelaksanaan.
b. Apabila terdapat perbedaan aturan ukuran-ukuran atau ketentuan dalam peraturan ini atau
perbedaan antara gambar dan RAB, maka sebelum pekerjaan dilaksanakan pengawas harus
berkonsultasi terlebih dahulu dengan Pengawas untuk kemudian diambil langkah-langkah
yang paling memungkinkan terselenggaranya pekerjaan tersebut yang tidak merugikan
negara.
c. Jika Kontraktor meminta melaksanakan pekerjaan yang tidak termasuk dalam RAB, maka
pelaksanaan disarankan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut yang kemudian akan dibuat
pekerjaan tambah kurang atau mengalihkan pekerjaan yang ada dalam Kontrak.
13
d. Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas, pihak Kontraktor diwajibkan berkomunikasi
dengan Dinas Pendidikan setempat untuk mengadakan persiapan-persiapan antara lain :
• Membuat papan nama proyek.
• Mempersiapkan semua ijin-ijin yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek, seperti
IMB.
• Melaksanakan pengurusan surat bukti keer listrik / pengetesan dari PLN dan
pengetesan lainnya yang diperlukan
e. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini ( RKS ) akan ditentukan kemudian dalam
rapat penjelasan.

14

Anda mungkin juga menyukai