SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN SIPIL
PASAL 1.
UMUM
Semua pekerjaan dalam Kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-
persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri Indonesia
(SII) dan Peraturan-peraturan Nasional maupun Peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas
jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain :
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut diatas, maupun
standar-standar Nasional lainnya, maka diperlakukan standar-standar Internasional yang berlaku atas
pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar persyaratan teknis dari negara-
negara asal bahan/pekerjaan yang bersangkutan.
1.1 PENGUKURAN
Pemborong harus memulai pekerjaan-pekerjaannya dari garis-garis dasar dan patok-patok yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran-pengukuran yang
dibuatnya.
Kontrakor harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga keja, termasuk juru-juru ukur (surveyor)
yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran dan pematokan untuk setiap bagian pekerjaan yang
memerlukannya.
Pemborong diwajibkan untuk memelihara patok-patok serta tugu-tugu ukur utama selama masa
pelaksanaan.
Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari Gambar Pelaksanaan Pemborong harus mengajukan 3
(tiga) Gambar Penampang dari daerah yang di patok itu. Konsultan Pengawas akan membubuhkan tanda
tangan persetujuan atau pendapat/revisi pada suatu lembar gambar tersebut dan mengembalikannya
kepada Pemborong.
Setelah diperbaiki, Pemborong harus mengajukan kembali gambar yang oleh Ahli diminta untuk direvisi.
Gambar tersebut harus digambar kembali dikertas kalkir untuk memungkinkan direproduksi. Setelah
disetujui, maka Pemborong akan menyerahkan pada Ahli gambar kalkir asli dan 3 (tiga) lembar hasil
reproduksinya. Ukuran maupun huruf yang dipakai dalam gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan
Ahli.
1
Spesifikasi Teknis
Pemborong harus membersihkan dan menyingkirkan semua semak-semak, rumput-rumput didalam daerah
pekerjaan.
Dalam pembersihan ini semua akar-akar harus dimusnahkan dan disingkirkan sehingga nantinya dapat
diyakini semak-semak dan rumput-rumput tidak tumbuh kembali.
Lubang-lubang bekas penyingkiran dan akar-akar harus diisi kembali atau ditimbun lagi dengan bahan-
bahan yang cocok dan memenuhi syarat kemudian dipadatkan kembali.
Sampah-sampah dan bahan-bahan lain yang tidak akan dipergunakan harus di bakar dalam daerah yang
lapang sehingga selama pembakaran tidak akan merusak atau membahayakan daerah sekitarnya.
Semua bara api hasil pembakaran harus dipadamkan sebelum ditinggalkan.
Pihak Kontraktor harus melakukan pembersihan rutin untuk menjamin daerah kerja, jembatan-
jembatan, kantor darurat dan hunian, tetap terbebas dari tumpukan-tumpukan bahan sisa, sampah,
dan terbebas dari kotoran-kotoran lainnya yang dihasilkan darioperasi pekerjaan lapangan dan harus
tetap memelihara daerah kerja dalam keadaan bersih setiap waktu.
Menjamin bahwa sistem drainase terbebas dari kotoran-kotoran dan terbebas dari bahan-bahan lepas
dan tetap berfungsi setiap waktu.
Kontraktor harus menjaga / mengeringkan secara teratur rambu-rambu lalu lintas dan sejenisnya,
sehingga terbebas dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan lainnya.
Buang bahan sisa, kotoran-kotoran dan sampah-sampah pada tempat yang telah ditentukan dan
sesuai dengan peraturan-peraturan / perundangan yang berlaku secara Nasional dan Peraturan
Pemerintah Daerah setempat dan harus mentaati Undang-Undang Anti Pencemaran.
Jangan membuang bahan sisa yang mudah menguap seperti misalnya cairan mineral, minyak atau
minyak cat kedalam selokan jalan atau kedalam saluran yang ada.
Juga tidak diperkenankan menumpuk / membuang bahan sisa kedalam sungai-sungai atau saluran air.
Jika Kontraktor memperhatikan bahwa saluran drainase samping atau bagian lain dari sistem drainase
dipakai, baik oleh karyawan Kontraktor atau orang lain, untuk pembuangan yang lain-lain diluar air
permukaan, pihak Kontraktor harus segera melaporkan hal yang terjadi ke Direksi Teknik dan segera
mengambil tindakan yang perlu sesuai petunjuk Direksi Teknik untuk mencegah terjadinya
pencemaran lebih lanjut.
Pada saat selesainya pekerjaan lapangan, daerah proyek harus tetap dijaga kebesihannya dan siap
untuk dipakai oleh Pemilik. Pihak Kontraktor harus memulihkan daerah proyek yang tidak merupakan
bagian pekerjaan untuk perbaikan, seperti dijelaskan dalam Dokumen Kontrak sesuai dengan aslinya.
Pada saat pembersihan akhir, seluruh perkerasan, kerb-keb dan jembatan-jembatan harus diperiksa
kembali karena kemungkinan ada kerusakan fisik yang ditemukan sebelum pembersihan akhir. Daerah
kerja yang diperkeras dan seluruh daerah fasilitas umum yang diperkeras yang terletak di dekat daerah
lokasi kerja harus di sikat bersih. Seluruh permukaan-permukaan harus dibersihkan dengan garu dan
sampah-sampahnya harus dibuang seluruhnya.
PASAL 2.
2
Spesifikasi Teknis
2.2 PENGGALIAN
Penggalian tanah dilakukan untuk mencapai/membentuk elevasi permukaan tanah rencana seperti
yang dipersyaratkan atau diperlihatkan dalam gambar-gambar.
Penggalian mencakup pemindahan tanah serta batuan-batuan bahan lain yang dijumpai dalam
pengerjaannya.
Kecuali dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas maka penggalian untuk pondasi harus mempunyai
lebar yang cukup untuk dapat memasang maupun memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan.
Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tidak memuaskan pada kedalaman yang diperlihatkan dalam
gambar-gambar maka penggalian harus diperdalam, diperbesar atau diubah sampai disetujui
Konsultan Pengawas untuk mana pekerjaan ini akan dinilai sebagai pekerjaan tambah.
Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah sehingga mencapai kedalaman yang melebihi apa
yang tertera dalam gambar atau yang dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas, maka kelebihan
diatas harus di timbun kembali dengan pasir yang dipadatkan tanpa pembebanan biaya tambahan
kepada Pemilik.
Pada pekerjaan penggalian untuk mencapai/membentuk permukaan tanah rencana, maka
Pemborong harus mengusahakan dan meyakini bahwa pada pekerjaan galian tersebut tidak
merusak/mengganggu bangunan atau konstruksi yang sudah ada.
Pekerjaan penimbunan dan penimbunan kembali terdiri dari pekerjaan penimbunan tanah serta
pemadatannya yang bertujuan membentuk ketinggian tanah sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam gambar rencana seperti dimensi-dimensi, ketinggian, kemiringan arah-arah aliran atau petunjuk-
petunjuk lain yang diberikan oleh Perencana.
Material Timbunan
Material untuk timbunan harus terdiri dari material-material yang sesuai untuk itu, bebas dari kotoran-
kotoran, tumbuh-tumbuhan atau bahan-bahan lain yang dapat merusak pekerjaan dan semuanya itu
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Material yang dalam keadaan basah dimana dalam keadaan kering dapat dipakai, harus dikeringkan
terlebih dahulu baru digunakan untuk timbunan.
Material lebih atau material yang tidak dapat dipakai untuk keperluan timbunan harus
dibuang/dikeluarkan dari daerah pekerjaan dan utnuk itu tidak akan diberikan pembayaran tambahan.
3
Spesifikasi Teknis
Lapisan dari material lepas selain dari material batu-batuan tebalnya harus tidak lebih dari 20 cm,
kecuali kalau tersedia alat pemadat (compaction-equipment) yang dapat memadatkan lapisan lebih
tebal dari 20 cm, sam[pai mencapai kepadatan yang merata untuk seluruh tebalnya. Dalam hal ini
Pemborong tidak dibatasi untuk menghampar dan memadatkan material bukan batu-batuanmdengan
tebal lapisan-lapisan yang diinginkan.
Setelah mengatur kadar air dapat dicapai kepadatan yang maksimum, material lepas harus segera
dipadatkan hingga mencapai kepadatan seperti yang ditentuakan. Harus diusahakan agar lebar
timbunan baru dapat menampung alat pemadat yang dipergunakan.
Pada pengukuran hasil pekerjaan timbunan hanya volume tanah yang diperlukan untuk seluruh
timbunan yang dihitung.
Percobaan Pemadatan
Sebelum dimulai pekerjaan pemadatan yang sesungghnya Pemborong harus mengadakan percobaan
pemadatan atas petunjuk Konsultan Pengawas, pada jalur dengan panjang tertentu, dengan alat-alat
dan material yang ama seperti material yang akan digunakan pada pekerjaan pemadatan
sesungguhnya.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar air optimum yang akan dipakai dan
hubungan antara jumlah penggilasan dengan kepadatan yang dapat dicapai untuk macam material
timbunan tertentu.
Tidak diadakan pembayaran tersendiri untuk percobaan ini, sudah termasuk dalam penawaran
Pemborong.
Kadar Air.
Material timbunan yang tidak mengandung kadar air yang cukup untuk dapat mecapaikepadatan yang
dikehendaki, harus ditambah air dengan alat penyemprot (sprinklers) dan dicampur sampai merata
(homogen).
Material timbunan yang mengandung kadar air lebih tinggi seharusnya tidak boleh dipadatkan sebelum
cukup dikeringkan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas untuk dipakai.
Cara-cara pengeringan tanah basah tersebut dapat dengan cara digelar atau cara lain yang umum
dipakai.
Pekerjaan pemadatan tanah timbunan harus dilaksanakan pada kadar air optimum sesuai dengan sifat
alat pemadat yang tersedia.
Pada pelaksanaan Pemborong harus mengambil langkah-langkah yang perlu agar pada pekerjaan
tersebut air hujan dapat mengalir dengan lancar dan harus dipersiapkan kemungkinan adanya
pengerutan atau pengembangan (swelling) tanah.
4
Spesifikasi Teknis
Permukaan air akan dicapai harus diperbaiki kembali sesuai dengan keperluan kemiringan melintang
dan sebagainya menurut ketentuan yang disyaratkan. Talud samping harus dibentuk sedemikian
sesuai dengan gambar pelaksanaan dan petunjuk Konsultan Pengawas.
Pemborong bertanggung jawab atas stabilitas dari timbunan dan harus mengganti bagian-bagian yang
rusak yang menurut Konsultan Pengawas mengakibatkan karena kecerobahan atau keteledoran dari
Pemborong dan atau akibat dari aliran air tapi disebabkan oleh gerakan tanah dasar timbunan.
Selama pelaksanaan timbunan harus tetap dijaga bentuknya dan diusahakan agar terhindar dari
bahaya air.
Bila material yang sudah tidak memenuhi syarat digunakan untuk konstruksi timbunan, maka
Pemborong harus membongkar dan menggantikannya dengan material yang sesuai, untuk hal ini tidak
diadakan tambahan biaya.
Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus dengan segala cara yang disetujui Konsultan Pengawas,
menjamin agar tidak terjadi genangan-genangan air yang dapat menggangu/merusak semua pekerjaan
galian ataupun urugan.
2.5 PERSYARATAN.
Pekerjaan galian harus dilaksanakan setelah papan patok (bouwplank) dengan penandaan as/sumbu
selesai diperiksa dan disetujui Pengawas/Direksi.
Dalamnya galian pada lubang pondasi harus mencapai tanah yang keras, atau sesuai dengan gambar
kerja. Dasar galian harus sesuai dengan gambar kerja dan harus bersih dari kotoran. Galian miring
harus mampu mencegah longsornya tanah.
Segala resiko akibat pekerjaan galian tanah menjadi tangung jawab Pemborong.
Pemindahan tanah bekas galian harus diangkut ke tempat penimbunan yang ditentukan dan tidak
mengganggu kelancaran dan keselamatan kerja.
5
Spesifikasi Teknis
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 3.
PEKERJAAN PASANGAN
Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan dan pemasangan semua pekerjaan
pasangan batu bata seperti yang tertera pada gambar-gambar. Pelaksanaan pemasangan harus benar-
benar mengikuti garis-garis ketinggian, bentuk-bentuk seperti yang terlihat dalam gambar-gambar
persyaratan disini.
3.1.3 Bahan-bahan
Bata harus baru, terbakar, keras, terbuat dari tanah liat terpilih sesuai dengan persyaratan-
persyaratan dalam NI-10-1978. Bilamana tidak terdapat bahan yang sesuai standar tersebut
diatas, maka Ahli dapat menentukan jenis-jenis lain yang ada dipasaran lokal dengan persyaratan-
persyaratan yang ditentukannya.
Adukan /spesi untuk seluruh dinding bata harus berupa campuran 1 semen : 5 pasir.
Beton untuk sloof, kolom praktis dan ring balok, dengan kualitas beton yang disyaratkan.
Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan
persetujuan atas bahan-bahan tersebut harus sudah didapat sebelum bahan yang dimaksud dapat
dibawa ke lapangan kerja untuk dipasang.
Pengambilan contoh atas bahan-bahan yang telah beada di lapangan akan dilakukan sewaktu-
waktu sesuai dengan kebutuhan Konsultan Pengawas guna keperluan Pengujian.
Bahan yang tidak sesuai dengan Bab 1.1.2. di atas, akan ditolak dan harus segera disingkirkan
dari lapangan dalam waktu 2 x 24 jam.
Bahan untuk pekerjaan pasangan harus disimpan dengan cara-cara yang disetujui Konsultan Pengawas,
untuk menghidarkan dari segala hal yang dapat mengakibatkan kerusakan terhadap barang tersebut.
3.1.5 Pelaksanaan
Pemasangan batu bata harus dipasang tegak, dan lajur penaikannya diukur tepat dengan tiang lot,
dan kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar-gambar maka setiap lajur naik, bata harus
putus sambungan dengan lajur dibawahnya.
Sebelum dipasang, bata harus direndam sampai gelembung airnya habis. Beton untuk sloof,
kolom praktis dan ringbalok dipasang untuk setiap luas dinding maksimum 12 m2 dengan
pembesian sesuai dengan persyaratan penulangan kolom praktis.
6
Spesifikasi Teknis
3.1.6 Perlindungan
Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus ditutupi (dilindungi) dengan
kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan batu kali/batu pecah sesuai dengan gambar dan
Persyaratan Teknis ini.
3.2.3 Bahan-bahan
Batu
Bahan untuk pasangan batu kali/batu pecah kecuali dipersyaratkan lain harus sesuai dengan NI-3-
1970, dan cara pengerjaannya harus dilakukan menurut cara terbaik yang dikenal di sini. Batu-batu
harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat/retak dengan ukuran maksimal 25 x 25 x 25 cm.
Pasir
Alas galian pondasi harus diurug dengan pasir setebal 10 cm dan dipadatkan dengan alat timbris
tangan terbuat dari logam, atau stamper.
Adukan
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 semen : 6 pasir.
3.2.4 Pemasangan
Batu Kosong
Batu tanpa adukan (aanstamping setinggi 10 cm) harus dipasang tegak lurus dan rapat dan diisi pasir
pada rongga-rongga batu.
Pasangan Batu
Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang ditunjukkan
dalam gambar-gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua
hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna.
Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan diketok ke tempat-tempatnya hingga teguh.
Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan masa yang kuat dan
integral, dan dibeberapa sisi luar dan dalam.
Batu yang akan dipasang, bentuk jadi bidang luar harus sesuai gambar rancangan atau petunjuk
Konsultan Pengawas. Bila terdapat angker baja maka harus dibungkus campuran beton dengan
adukan 10 cm mengelilinginya.
Pemadatan tanah di bawah pasangan batu kali harus sedikitnya mencapai 80 % compacted terhadap
standar proctor.
PASAL 4.
PEKERJAAN KAYU
7
Spesifikasi Teknis
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan rangka kayu untuk plafond, usuk, sesuai yang tertera
dalam gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.
4.1.3 Bahan-bahan
Kayu Kamper atau yang setaraf dan mempunyai kelas keawetan ll serta kelas kuat sesuai NI-5.
4.1.4 Pengikat-pengikat
Pengikat berupa paku, mur baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus digalvanisir sesuai NI-5 bab lV pasal 14,
15 dan 17.
4.1.5 Perlindungan
Semua kayu yang akan dipasang harus dari kualitas terbaik dan telah melalui proses pengeringan dan
pengawetan.
Kadar air rata-rata setelah terpasang mencapai 10 – 12 %
4.1.6 Penyimpanan
Kayu disimpan ditempat yang disediakan, lepas dari tanah dan kelembaban, diatur menurut ukuran dan
jenis. Peletakan sewaktu penyimpanan harus diusahakan agar tidak terjadi lengkungan-lengkungan karena
beratnya sendiri.
Tempat penyimpanan secukupnya.
Semua ukuran harus diteliti, disesuaikan dengan keadaan dilapangan. Bila terjadi penyimpangan terhadap
gambar, maka Pemborong harus mengajukan gambar kerja (shop drawings) untuk disetujui Konsultan
Pengawas sebelum pelaksanaan.
4.1.8 Pengikat-pengikat
Pengikat berupa paku, mur baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus digalvanisir sesuai dengan NI bab lV
pasal 14, 15 dan 17.
4.1.9 Contoh-contoh
Pemborong harus mengajukan contoh bahan yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
4.1.10 Perlindungan
Sebelum pemasangan, kayu-kayu harus sudah melalui proses pengeringan dan pengawetan sesuai
spesifikasi dan petunjuk Konsultan Pengawas.
8
Spesifikasi Teknis
4.1.11 Penyimpanan
Kayu Halus harus disimpan di tempat yang lepas dari tanah dan terlindungi cuaca (hujan dan panas
dengan perubahan suhuh yang besar) serta mendapat aliran udara yang cukup. Dengan demikian kayu
halus tersebut tidak rusak atau menjadi terlalu kering selama penyimpanan, transit ataupun pada waktu
pemasangan.
Harus dilaksanakan oleh tukang kayu terbaik dengan standar pengerjaan yang disetujui oleh pengawas.
Semua serpihan kayu/kayu yang tidak terpakai harus secara tetap dan berkala dibersihkan dari tempat
kerja.
Semua lubang, cacat-cacat bekas paku/baut, permukaan sambungan dan lain-lain harus ditutup dengan
dempul/sealer hingga rapih kembali.
PASAL 5.
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan genteng plentong besar ex jatiwangi serta perakitan baja
dan pemasangannya, sesuai yang tertera dalam gambar.
5.1.2. Pengendalian pekerjaan
5.1.3. Bahan-bahan
Genteng plentong besar harus standar mutu kelas 1 dan harus seragam dalam warna dan ukuran. Genteng
plentong kecil yang digunakan ex jatiwangi atau ex kebumen. Warna dan bentuk harus disetujui Konsultan
Pengawas secara tertulis.
5.1.3.2 Usuk dan Reng
Usuk menggunakan Profil baja ringan Z75/075 ATAU C75/75 dengan jarak 80cm dan reng menggunakan
profil baja ringan ukuran B32/045 ATAU R35 dengan jarak 25cm
5.1.4. Contoh
Sebelum dilakukan pemasangan di lapangan, Pemborong harus menyerahkan contoh bahan kepada
Konsultan Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan. Bila terdapat bahan yang dipasang tidak
sesuai dengan contoh yang diberikan dan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan, maka
segala konsekuensi penolakan atas bahan merupakan tanggung jawab Pemborong tanpa penggantian
kerugian dan tuntutan pekerjaan tambah.
5.1.5. BAHAN STRUKTUR/KONSTRUKSI.
Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk tujuan semua konstruksi dinuat
atau di las harus baja karbon yang memenuhi persyaratan A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas Lapangan.Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa
untuk konstruksi dengan las harus dari baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A53 type E atau S.Kecuali
kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi "American Institute of Steel
Construction (AISC)" dan PPBBI Mei 1984.
9
Spesifikasi Teknis
5.1.6. PENGIKAT-PENGIKAT :
Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A
5.1.7. BAHAN-BAHAN LAS :
5.3. Pelaksanaan
5.3.1. Pengelasan
Pengelasan konstruksi baja harus sesuai dengan gambar konstruksi, dan harus
mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC Spesification.
Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personil yang memiliki
persiapan teknis untuk pekerjaan tersebut.
Penyambungan bagian-bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las listrik
serta tukang lasnya sudah melalui ujian (test) dan harus memiliki ijazah yang
menetapkan kualifikasi serta jenis pengelasan yang diperkenankan kepadanya.
10
Spesifikasi Teknis
Bagian konstruksi yang segera akan di las harus dibersihkan dari bekas-bekas cat, karat,
lemak dan kotoran-kotoran lainnya.
Pengelasan konstruksi baja, hanya boleh dilakukan setelah dipersiksa bahwa
hubungan-hubungan yang akan dilas sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku untuk konstruksi itu.
Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin situasi yang paling
aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.
Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan
pertama, maupun bidang2 benda kerja harus dibersihkan dari kerak (slag) dan kotoran
lainnya.
Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang
terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-percikan logam sebelum
memulai dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak
harus dibuang sama sekali.
Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, harus terlindung dari hujan
dan angin kencang.
Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus lebih besar
2.0 mm dari pada diameter luar baut.Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di
pabrik dan harus dikerjakan dengan alat bor.
5.3.3. Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan berlaku
ketentuan sebagai berikut :
Hanya diperkenankan satu sambungan.
Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan
las tumpul/full penetration butt weld.
5.3.5. Pengecatan
11
Spesifikasi Teknis
5.3.7. Toleransi
Penyimpanan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/1500 dari tinggi vertikal
kolom.
Genteng plentong besar di pasang diatas reng yang jaraknya menyesuaikan dengan
ukuran genteng
Bagian yang rusak akibat pekerjaan yang tidak memenuhi syarat rapat air dan tidak rapih
harus dibongkar dan dirapihkan sampai memuaskan dan disetujui Konsultan Pengawas
tanpa tambahan biaya apapun.
Untuk pemasangan genteng yang harus dipotong. Pemotongan harus rata dan
menggunakan alat potong yang khusus untuk itu.
Pemborongan harus mengadakan pengujian bila diminta oleh Konsultan Pengawas
Lapangan untuk menjamin bahwa pelaksanaan pekerjaan telah benar-benar memenuhi
syarat rapat air, tanpa mengakibatkan kebocoran terutama pada tempat-tampat yang
ditunjuk untuk itu dan biaya untuk pengujian ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab
pemborong.
Meliputi semua pekerjaan yang berkenaan dengan pemasangan sealant/caulking, termasuk kelengkapan
pemasangan seperti backing strip dsb.
Caulking dan sealant dipergunakan pada join antar material berbeda pada interior maupun exterior, untuk
pekerjaan kaca, pekerjaan kusen aluminium dan pekerjaan-pekerjaan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar-gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.
5.4.3. Bahan-bahan
12
Spesifikasi Teknis
S-Dine Sealant 4100 (polysulfide) atau setaraf: untuk hubungan antara 2 bahan yang
berlainan. Bahan-bahan ini harus bersifat tidak menngisap, tidak membekas dan sealant yang
tampak tebalnya 1 cm dengan diberi lapisan pengisi (backing strip) yang bersifat sama untuk
mencapai ketebalan yang dibutuhkan. Sebagai bahan pembersih untuk memasang sealant,
dipakai “Xylol”, “Xylene”, atau Toluene.
Contoh bahan dan spesifikasi dari bahan yang akan dipakai harus diajukan kepada pengawas untuk
mendapat persetujuan.
Pada saat diterima di site Material harus dalam keadaan utuh pada kemasannya jelas merek dan tanggal
kadaluarsanya, tertera contoh warnanya dan disimpan di tempat dengan kondisi yang tidak menimbulkan
material rusak.
5.4.5. Pelaksanaan
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh kontraktor khusus pekerjaan ini dan berpengalaman sekurangnya 5
tahun dan telah menunjukkan hasil pekerjaan sejenis yang memuaskan.
5.4.6. Persiapan
Bagian yang akan di caulking atau seal harus dibersihkan dari kotoran dan debu, cat lainnya.
Bagian yang sifatnya porous dibersihkan dengan cara vacum atau blasting. Keseluruhan
permukaan harus kering dan bebas dari oli/minyak
Tipe dan konsistensi harus sesuai yang disyaratkan pabrik
Daerah bersebelahan dengan bagian yang akan di seal atau caulked harus dilindungi sehingga
baik hasil seal atau caulkingnya rapih dan bersih.
PASAL 6.
Semua pekerjaan kusen pintu dan kusen jendela dari alumunium dengan perlengkapannya yang diperlukan
sesuai penjelasan dalam gambar-gambar.
Semua pekerjaan kusen dan pintu alumunium harus dikerjakan menurut instruksi pabrik/produsen dan
standar-standar antara lain:
The Aluminium Association (AA)
Architectural Aluminium Manufactures Association (AAMA)
American Society for Testing Materials (ASTM)
6.1.3. Bahan-bahan
Kusen dan pelat aluminium yang digunakan adalah produksi sekualitas “ALEXINDO”
warna coklat/brown
Kadar campuran : Architectural Billet 45 (AB45) atau yang setaraf dengan karakteristik
kekuatan sebagai berikut :
- Ulitmate strength 28000 p.s.i
13
Spesifikasi Teknis
6.1.3.3 Sealant
6.1.3.4 Kaca
Harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu, jendela dan kaca yang dimaksud dan harus dari mutu
yang terbaik, dan sesuai dengan yang dijelaskan pada Bab 4D.
Pemborong diminta untuk mempersiapkan gambar kerja dengan ukuran- ukuran yang disesuaikan di
lapangan.
6.1.4. Pelaksanaan
6.1.4.1 Pengerjaan
6.1.4.2 Pemasangan
14
Spesifikasi Teknis
6.1.4.3 Perlindungan
a. Semua aluminium harus dilindungi dengan “lacquer film” atau bahan yang lain yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas ketika dibawa ke lapangan.
b. Perlindungan tersebut harus dibuka dimana diperlukan ketika aluminium akan
dikerjakan.
c. Tepi-tepi kusen harus dilindungi dengan plastic tape atau zinc chromate primer (pernis
transparan) ketika pekerjaan plester dilaksanakan. Bagian-bagian lain dapat tetap
dilindungi dengan “lacquer film” sampai pekerjaan selesai.
d. Penggunaan pernis pada permukaan yang akan diberi caulking atau sealant tidak
diperkenalkan.
Pemasangan kusen harus dilengkapi dengan weather seal (backing strip) di dalam dan di luar
sebagai lapisan pengisi, sebelum sealant dipasang.
6.1.5. Pengujian
Semua jendela tipikal dikerjakan lebih dahulu termasuk pemasangan kaca dan
sealant.
Contoh (sample) produksi aluminium tersebut harus ditest pada sebuah
labotorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan test itu meliputi:
a. Ketebalan lapisan
b. Staining
c. Berat
d. Test korosi
Konsultan Pengawas akan menguji kekuatan, kualitas pekerjaan dan kedap air
dari kusen tersebut.
Pekerjaan aluminium yang lain boleh dilanjutkan setelah pekerjaan disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
Semua pekerjaan pintu dan jendela aluminium dengan perlengkapan yang diperlukan sesuai
penjelasan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
6.2.2 Bahan-bahan
Rangka aluminium untuk pintu dan jendela yang ditunjukkan dalam gambar adalah
merupakan ide dasar Ahli, yang selanjutnya harus dilengkapi gambar kerja oleh Pemborong
15
Spesifikasi Teknis
sesuai dengan jenis profil aluminium yang akan digunakan. Aluminium yang akan digunakan
adalah produksi sekualitas “ALEXINDO” warna coklat/brown.
Untuk folding gate / Pintu lipat sekualitas “ARIMATA, MAXINDO “ terbuat dari plat besi tebal
0.8mm & plat strip 3.8mm x 19mm. Warna di tentukan kemudian hari di koordinasikan dengan
konsultan pengawas dan pemilik pekerjaan
Kaca, sesuai Bab 5D. Pada persyaratan teknis ini.
Perlengkapan pintu dan jendela sesuai bab 5E. Pada persyaratan teknis.
6.2.3 Pelaksanaan
Lakukan pengukuran seteliti mungkin ditempat pemasangan, laporan kelainan-kelainan yang terjadi pada
Konsultan Pengawas agar mendapat petunjuk lanjutan dan persetujuan sebelum pemasangan.
6.2.4 Pemasangan
Daun pintu harus mempunyai kerenggangan terhadap kusen dalam batas-batas sebagai berikut:
Tunggal Ganda
Sisi engsel 1,5-2 mm 1,5-2 mm
Sisi kunci 1,5-2 mm 2,5 mm
Ambang atas 1,5 mm 1,5 mm
Ambang bawah 2 mm 2 mm
Dalam lingkup ini meliputi pengadaan dan pemasangan kaca seperti yang tertera dalam gambar-gambar.
NI-3-1970
Keterangan Produsen
Persyaratan teknis
6.3.3 Bahan-bahan
kaca jenis “clear glass” (kaca bening) tebal 5 mm dipasang pada tempat-tempat sesuai gambar
pelaksanaan.
Kaca-kaca tersebut harus mempunyai toleransi ketebalan maksimal 3%, setaraf dengan produksi PT
ASAHI MAS, Jakarta. Kaca cermin dari kualitas utama tebal 5 mm dipasang pada tempat sesuai gambar
perancangan.
6.3.4 Pelaksanaan
Kecuali dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas, kaca-kaca didatangkan ke lapangan pekerjaan sudah
dalam siap pasang.
Sebelum pemasangan Pemborong harus mengambil ukuran-ukuran yang tepat dari lubang-lubang/bukaan-
bukaan kusen yang bersangkutan, sehingga perubahan ukuran kaca di lapangan yang harus dibuat karena
tidak dilakukannya pengukuran terlebih dahulu, menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
16
Spesifikasi Teknis
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua alat-alat penggantung dan kunci-
kunci yang dipakai dalam pekerjaan ini.
6.4.2 Pengendalian Pekerjaan
Semua alat perlengkapan pintu dan jendela yang akan dipakai harus sesuai dengan persyaratan Nl-3-1970
pasal 48, serta instruksi pabrik/produsen.
6.4.3 Bahan-bahan
1. Bahan untuk kunci-kunci (handle, plate, lock, Keys) maupun penggantung adalah sekualitas merek
“DEKSON, YALE, BELLEZA”. Bila pemborong mengusulkan merek lain, maka harus dari produk yang
setaraf dan disetujui pejabat pembuat komitmen
Pemborong harus menyerahkan daftar alat penggantung dan kunci dalam tiga rangkap untuk meminta
persetujuan pejabat pembuat komitmen
Daftar tersebut harus mempunyai bentuk sebagai berikut:
No. Referensi, Nama Barang, Nama Produsen dan No. Katalog dari yang diusulkan.
Di samping daftar itu, contoh dari setiap perlengkapan harus diajukan untuk disetujui
pejabat pembuat komitmen
6.4.5 Pemasangan
Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari atas pintu. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 35
cm dari permukaan lantai. Engsel antara dipasang ditengah kedua engsel atas dan bawah. Kunci dan
pegangan pintu dipasang setinggi lebih kurang 100 cm (as) dari atas permukaan lantai.
PASAL 7.
PEKERJAAN FINISHING
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plester dan acian seperti yang dijelaskan dalam ambar-gambar
perancangan dan petunjuk pengawas dilapangan.
17
Spesifikasi Teknis
NI-8-1972
ASTM C 90-72
ASTM B 615-72
7.1.3 Bahan-bahan
Portland Cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian yang membatu dan dalam zak yang
tertutup seperti disyaratkan dalam Nl-8. Hanya sebuah merek dari satu jenis semen yang boleh dipakai
dalam pekerjaan.
Air
Air harus bersih segar dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti: minyak, asam dan unsur
organik. Pemborong harus menyediakan air kerja atas biaya sendiri.
7.1.4 Perancangan
Perbandingan campuran dan pengetesannya dapat dilaksanakan dalam waktu 1 minggu dan tidak ada
penambahan waktu lagi untuk itu.
a. Pletser/adukan dengan campuran 1 pc : 5 ps digunakan pada daerah-daerah seluruh
dinding bata seperti ditunjukkan dalam gambar.
b. Pletser/adukan dengan campuran 1 pc : 2 ps digunakan pada daerah-daerah basah untuk
kedap air, seperti daerah toilet setinggi 160 cm dari lantai dan daerah lainnya setinggi 20
cm dari lantai sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
7.1.4.2 Acian
Acian dibuat dalam campuran 1 pc : 2 air (volume) dan digunakan hanya pada dinding-dinding yang akan di
cat.
7.1.5 Pelaksanaan
7.1.5.1 Umum
Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai. Bersihkan semua permukaan
yang akan dipletser dan disiram air hingga jenuh. Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah Konsultan
Pengawas, dengan tebal plesteran kecuali bila dinyatakan lain adalah 20 mm dengan toleransi minimal 15
mm dan maksimal 25 mm.
7.1.5.2 Pencampuran
Membuat campuran adukan/plester tanpa mesin pengaduk hanya dapat dilaksanakan bila ada izin dari
Konsultan Pengawas.
18
Spesifikasi Teknis
b) Bersihkan permukaan dinding bata dari noda-noda debu, minyak, cat dan bahan-
bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plester. Basahkan sebelum
pekerjaan dimulai.
c) Pasang lapisan plester setebal yang diisyaratkan (15 mm), ratakan dengan
roskam kayu/almunium dengan panjang minimal 1,2 m. basahkan terus selama
kurang lebih 3 hari
c. Plesteran Permukaan Beton
a) Bersihkan permukaan beton dari sisa-sisa bekisting, debu, minyak-minyak, cat
dan bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran. Kasarkan permukaan
beton dengan cara dicipping. Basahi beton dengan air hingga jenuh. Tunggu
sampai aliran air berhenti.
b) Pasangkan acian setebal 2-3 mm, kasarkan permukaan kemudian pasangkan
plester sebelum acian mengering.
c) Bila acian diperlukan, laksanakan sesuai Bab “Plester dan Acian”.
Ini meliputi pengadaan dan pemasangan ubin keramik seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
7.2.3 Bahan-bahan
a) Ubin Keramik
Bahan keramik harus dari kualitas 1. Warna dan pola-pola akan ditentukan kemudian oleh
konsultan pengawas
Ubin keramik lantai 40x40 cm produk sekualitas ROMAN, ASIA TILE, MULIA kwalitas 1, atau
yang setara dipasang sesuai gambar.
Untuk tangga keramik harus menggunakan unpolish
b) Bahan Perekat
Bahan perekat ubin keramik/porselen yang akan dipergunakan untuk pemasangan pada dinding dan
lantai adalah Portland Cement biasa disaring/ayak dengan ayakan halus dan disetujui Konsultan
Pengawas.
c) Contoh-contoh
Sebelum dilakukan pemasangan, Pemborong harus memberikan contoh data teknis bahan-bahan
yang akan dipakai untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas
d) Penyimpangan
Ketika tiba di site bahan keramik tile harus dalam keadaan dalam pak tertutup dan bersegel, dan
disimpan di ruang yang kering dan tertutup.
7.2.4 Pemasangan
Sebelum lapisan ubin keramik dipasang, permukaan dinding/lantai beton/bata harus diberi plester
yang rata dan padat. Untuk lantai atas beton, tiap 12 m2 lantai harus dibuat expansion joint yang
gambar kerjanya diajukan kepada pengawas untuk persetujuan sebelum pelaksanaan.
Pemasangan ubin keramik harus rata dan toleransi nat 1,5-2 mm arah horizontal maupun vertikal
tapi tidak kumulatif.
19
Spesifikasi Teknis
Pengisi celah antara ubin digunakan acian portland cement putih dengan diberi warna sesuai ubin
yang dipasang yang dicampur dengan pasta khusus pengisi nat/celah untuk keramik dan atas
persetujuan Konsultan Pengawas.
Pemotongan keramik harus menggunakan alat khusus potong keramik.
Apabila terdapat fixture saniter pada bidang tile tersebut, maka pemotongan harus rapih dan
diselesaikan/ditrim dengan rapih.
Pemasangan harus dilakukan oleh tukang yang ahli untuk pekerjaan ini. Konsultan Pengawas
berhak menolak tukang yang dianggap tidak mampu/ahli untuk pekerjaan dimaksud dan
Pemborong harus segera mengganti dengan tukang yang sesuai dan ahli serta disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Keramik yang sudah terpasang (dilantai) tidak boleh dibebani/diinjak sebelum berumur 7 hari.
Keramik harus dilindungi dengan plastik selama periode konstruksi.
Segera sesudah pemasangan keramik, semua arena harus dibersihkan dari semen tersisa atau material
lain yang mengotori dengan menggunakan alat dan bahan khusus untuk pekerjaan ini.
Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas
selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum bahan didatangkan ke lapangan, untuk mendapatkan
persetujuan penggunaanya.
7.2.7 Penyimpanan
Saat pengangkutan keramik harus di pak sedemikian sehingga tidak mengakibatkan bahan cacat atau
retak.
Penyimpanan granit harus tersusun vertikal dengan platform kayu setinggi 10 cm dari tanah.
Pemborong harus membuat dan menyerahkan gambar kerja (shop drawing) yang dibuat berdasarkan
penelitian dan pengukuran di lapangan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
Gambar kerja harus memperlihatkan ukuran potongan granit yang akan digunakan berikut detail-detailnya
angkur, dowel, grout, serta harus memperlihatkan cara pemasangan-nya.
7.2.9 Pelaksanaan
1. Tenaga Ahli
Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang terlatih dan berpengalaman.
2. Peralatan
Pemborong harus menempatkan peralatan yang berupa alat pemotong, alat penghalus gerinda, alat
bevel sudut/bulat, alat poles/polis dan alat yang standar untuk penyesuaian ukuran di lapangan.
3. Pemeriksaan Keadaan Lapangan
Sebelum Dilakukan pemesana/pengiriman material, Pemborong harus melaksanakan pemeriksaan
kondisi lapangan untuk mengetahui dengan tepat ukuran-ukuran yang diperlukan.
Kesalahan pengukuran yang mengakibatkan tidak dapat digunakannya material yang didatangkan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
4. Mutu Pekerjaan
20
Spesifikasi Teknis
Konsultan Pengawas berhak untuk meminta penggantian material atau meminta untuk membongkar
pekerjaan yabg tidak dapat diterima mutunya akibat kecerobohan cara pelaksanaan.
Pekerjaan pembongkaran dan penggantian material tersebut, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
pemborong.
Pemborong bertanggung jawab melindungi semua pekerjaan terhadap pengaruh pekerjaan lain yang
berlangsung disekitarnya. Perlindungan khusus terhadap minyak dan bahan-bahan kimia lain yang dapat
mempengaruhi granit tersebut.
Perlindungan antara lain dilakukan dengan cara menutup dengan plastik selama konstruksi berlangsung.
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan langit-langit termasuk semua kelengkapannya, seperti profil akhir,
sudut ataupun rangka penggantungnya, sesuai dengan yang tertera pada gambar.
7.3.3. Bahan-bahan
Ex. Kalsiboard, Ex.Jayaboard tebal 4mm. Khusus untuk toilet, triplek yang digunakan harus tahan
terhadap lembab.
Pada kedua sisi terpanjang papan triplek harus memiliki sudut agak melandai di permukaan
luarnya untuk menghasilkan permukaan langit-langit yang rata dan menyambung.
Lis plafond tipenya akan ditentukan kemudian oleh ahli di lapangan.
7.3.4. Penyimpanan
Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas guna menghindari dari
segala hal yang dapat mengakibatkan kerusakan terhadap bahan yang akan dipergunakan.
7.3.5. Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan dimulai Pemborong harus menyerahkan contoh langit-langit beserta data
teknis bahan yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan dari Ahli.
Pemborong harus menyerahkan rencana penggantungan langit-langit kepada Konsultan
Pengawas untuk persetujuannya melalui gambar kerja.
Sambungan-sambungan, lubang-lubang (acces panel) untuk pekerjaan lain sekitar (listrik,
mekanikal) pekerjaan langit-langit tsb berikut penguat-penguatnya harus disiapkan.
Seluruh rangka langit-langit digantung pada plat atau balok beton dengan mengunakan
penggantung dari metal dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat
dengan baik dan kuat tanpa adanya perubahan bentuk.
Pada saat pemasangan rangka langit-langit harus diperhitungkan peil ketinggian finishing langit-
langit terhadap langit sesuai dengan gambar perancangan.
Pemasangan papan triplek 4mm ke permukaan rangka merupakan paku yang telah ditentukan
dengan mesin tangan pengencang sekrup. Jarak antar paku lebih kurang 50-65 mm.
Pertemuan antara sambungan memanjang panel triplek harus ditutup dengan lapisan dempul
triplek dan direkatkan pita kertas berporous untuk kemudian dilapisi kembali dengan lapisan
dempul gipsum. Setelah lapisan dempul tersebut kering, sambungan diamplas agar permukaan
rata dan bersih.
21
Spesifikasi Teknis
Rangka merupakan konstruksi utama, sebelum dipasang harus diperiksa dan diteliti sebaik-
baiknya sehingga setelah dipasang akan rapih, kaku dan kuat.
Penguat-penguat tertentu dapat ditambahkan untuk lebih memperkuat konstruksi, asal tidak
mengganggu bentuk luar dan harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
Langit-langit boleh dipasang setelah semua instalasi yang berada diatas langit-langit selesai
terpasang, berikut lampu-lampu.
Bila langit-langit yang terpasang kemudian dibongkar karena adanya perbaikan-perbaikan, maka
semua biaya ditanggung oleh Pemborong.
Pelaksanaan di lapangan mengikuti persyaratan dalam gambar dan petunjuk Konsultan
Pengawas.
Bagian ini meliputi pengadaan cat dan pengecatan pada seluruh permukaan dinding, langit-langit sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.
7.4.3 Bahan-bahan
Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan disini, adalah sekualitas “CATYLAC, VINILEX,
MOWILEX, DULUX”. Semua cat dasar dan cat akhir yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dari satu
pabrik. Warna-warna akan ditentukan oleh Ahli kemudian. Cat dinding luar harus memenuhi persyaratan
tahan terhadap cuaca.
Semua cat yang dipakai harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sebelum boleh dipakai didalam
pekerjaan. Cat didatangkan kelapangan pekerjaan dalam kaleng-kaleng asli dari pabrik, lengkap dengan
cap perusahaan, merek dan sebagainya.
7.4.5 Pelaksanaan
Laksanakan pengecatan atas semua permukaan sesuai dengan aturan pakai yang dijelaskan oleh pabrik
pembuat cat. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas aturan pemakaian cat dari
pabrik pembuat cat yang disetujui Konsultan Pengawas.
Apabila diperlukan, Kontraktor harus melakukan konsultasi kepada pabrik/pengawas teknis pabrik sebagai
yang disarankan dan disetujui Konsultan Pengawas.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAL 8.
22
Spesifikasi Teknis
Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan
perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama
dengan semua pekerjaan pertukangan / keahlian lain sesuai yang diperlukan.
Semua pekerjaan beton tidak bertulang, antara lain untuk neut kaki kusen, pengisi lubang angker, pinggiran
kaki sudut.
Semua pekerjaan beton tumbuk, antara lain untuk rabat dan lantai kerja.
Semua Pekerjaan Ring Praktis, kolom praktis, sloof praktis dan balok latai menggunakan mutu beton K-175
Semua pekerjaan beton bertulang yang menurut sifat kontruksinya merupakan struktur termasuk pondasi
footplat, sloof struktur, kolom struktur, balok struktur menggunakan mutu beton K-250
Semua pekerjaan yang dilakukan sebelum, selama dan setelah pengecoran yaitu :
1. Pembuatan cetakan
1. Persiapan dan pemasangan penulangan / stek-stek
2. Pengecoran.
3. Pemeliharaan.
4. Pembukaan cetakan.
5. Pembuatan benda-benda uji.
Pemborong harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang terpasang, selubung-selubung dan
sebagaimana yang tertanam dalam beton.
Pengendalian pekerjaan ini sesuai dengan yang tercantum Peraturan Beton Indonesia (PBI-1971) dan
SKSNI-T 15. 1991.
Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak tercantum dalam gambar-gambar
rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu
pula besi penulangnya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur kontruksi beton bertulang. Jika terdapat
selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan Perencana / Konsultan untuk mendapatkan ukuran sebenarnya.
Jika karena keadaan pasaran besi penulangan perlu diganti dengan kelangsungan pelaksanaan, maka
jumlah luas penampang tidak boleh kurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat
dalam PBI-71 dan SKSNI T 15 –1991. Dalam hal ini harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas.
Peraturan-peraturan beton yang berlaku untuk semua pekerjaan beton yang tercantum dalam PBI - 71 NI.2
dan SKSNI T 15 –1991.
8.1.3. Material.
Mutu Semen.
Semen portland harus memenuhi persyaratan Standard Indonesia atau NI-8 untuk butir pengikat awal,
kekekalan bentuk, kekuatan aduk dan susunan kimia. Semen yang hampir mengeras hanya boleh
digunakan jika ada petunjuk dari Pengawas / Konsultan.
Penyimpanan Semen.
Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga agar semen tidak
lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat-syarat
penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama
disimpan sehingga mengeras atau tercampur bahan lain, tidak boleh digunakan dan harus disingkirkan
dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam sak-sak yang utuh dan terlindung baik dari pengaruh
cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman.
23
Spesifikasi Teknis
Jenis dan syarat campuran agregat harus memenuhi syarat-syarat dalam PBI-71, Bab 3.
Mutu Pasir.
Butir-butir tajam, keras, bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
Ukuran.
- Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimal 2 % berat.
- Sisa di atas ayakan 2 mm harus minimal 10 % berat.
- Sisa di atas ayakan 0,25 mm harus minimal 80 % - 90 % berat.
Mutu Koral.
Butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, jumlah butir-butir pipih maksimal 20 % berat, tidak pecah
atau hancur serta tidak mengandung zat-zat reaktif alkali
Ukuran
Sisa diatas ayakan 31,5 mm harus 0 % berat, sisa diatas ayakan 4 mm harus berkisar 90 % - 98 %
berat.
Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimal 60 % dan
minimal 10 % berat.
Penyimpanan.
Pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran
oleh bahan-bahan lain.
8.1.3.4. Air.
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam,
bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak beton serta baja dengan atau jaringan kawat baja.
Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian contoh air di Lembaga Pemeriksaan bahan-
bahan yang diakui apabila terdapat keragu-raguan mengenai mutu air tersebut. Biaya pengujian contoh air
tersebut untuk keperluan pelaksanaan proyek ini adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa sehingga bebas dari hubungan
langsung dengan tanah lembab ataupun basah. Baik besi penulangan rata (Round Bars) maupun besi-besi
penulangan bergelombang (Deformed Bars) harus disimpan berkelompok berdasarkan ukurannya masing-
masing dan sesuai dengan persyaratan dalam NI-2, pasal 3.7.
Besi Penulangan yang dipergunakan harus sesuai dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Penulangan dengan diameter sampai dengan 12 mm, menggunakan baja mutu U-24 (Round
Bars) atau U24 dengan tegangan leleh Fy = 2400 kg/cm2
2. Penulangan dengan diameter lebih besar dari 12 mm, menggunakan baja mutu U-40 (Deformed
Bars) atau U32 dengan tegangan leleh Fy = 3200 kg/cm2
3. Besi yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain. Apabila terdapat karat pada
bagian permukaan besi, maka besi harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa
mengurangi diameter penampang besi, atau menggunakan bahan cairan sejenis “Vikaoxy Off”
atau yang setaraf yang disetujui Pengawas.
4. Toleransi Diameter
Tabel toleransi diameter
24
Spesifikasi Teknis
7. Toleransi berat per lot Toleransi berat per lot baja tulangan beton polos dan sirip ditetapkan
seperti tercantum dalam Tabel di bawah ini :
Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap benda uji yang diambil dari besi yang
akan digunakan, dan harus dilaksanakan pada Lembaga Pemeriksaan bahwa bahan yang diakui serta
yang disetujui Pengawas. Semua biaya sehubungan dengan pengujian tersebut diatas sepenuhnya
menjadi tanggungan Pemborong.
8. Sifat mekanis besi tulangan
Ditetapkan seperti table di bawah ini :
25
Spesifikasi Teknis
Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan dalam NI-2 pasal 3.7.
8.1.3.7. Additive.
Untuk mempercepat pengerasan beton atau bila slump yang disyaratkan tinggi, beton harus menggunakan
bahan additive yang disetujui Pengawas. Additive untuk campuran beton kedap air (Concrete Water Profing
Admixture) yang digunakan setaraf dengan “Febroof” produksi FEB atau Caltide produksi “Cement-Aids”.
Semua perubahan desain mix atau penambahan semen content akibat penambahan additive, sepenuhnya
menjadi tanggungan Pemborong dan tidak ada biaya tambahan untuk hal tersebut.
Adukan beton harus diadakan “Trial Mix” sebelumnya dan disamping itu mutu beton harus sesuai
dengan standard dalam SKSNI T-15/1991, untuk pondasi footplat K-175 dan K-175 digunakan untuk
pile cap, sloof, balok, kolom, dan pelat lantai. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa dan
26
Spesifikasi Teknis
disetujui Pengawas mengenai kekuatan / kebersihannya. Semua biaya pengujian tersebut menjadi
beban Pemborong.
Perbandingan aduk harus sesuai dengan mutu yang diminta K 250 untuk semua pekerjaan struktural.
Angka dalam perbandingan adukan menyatakan takaran dalam isi yang ditakar dalam keadaan kering
tanpa digetarkan.
Pemakaian jenis adukan sesuai dengan pasal 4.2. PBI-71 NI.2,
Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji kubus beton 15x15 cm atau silinder
sesuai standard PBI-71.
Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian “slump”, dimana nilai slump tersebut harus dalam
batas-batas yang disyaratkan dalam PBI-71.
Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai dengan persyaratan PBI 1971 dan SKSNI T-
15.1991.
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu tulangan harus
dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu
beton yang akan dicor.
Selimut Beton
Bagian Konstruksi Tebal selimut Beton minimum (cm)
- Pelat 3
- Dinding 3
- Balok 5
- Kolom 5
Penahan-panahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang
minimal 4 (empat) buah tiap meter persegi cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak harus
tersebar merata.
8.2.4. Slump
Slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal adalah 8 – 12 cm. Slump yang terjadi di
luar batas tersebut diatas akan ditolak.
8.2.5. Pengecoran.
27
Spesifikasi Teknis
Penulangan harus dimatikan pada posisinya, diperiksa sebelum pengecoran dimulai, agar
pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya.
Pada saat pengecoran, lapisan-lapisan beton ini harus dipadatkan dengan penggetar (Internal
Concrete Vibrator) dan dibantu dengan penyendokan dan pengrojokan. Tidak diperbolehkan
melakukan pengetokan pada cetakan beton. Dalam hal ini, Vibrator tidak boleh dipakai untuk
memasukkan beton ke dalam cetakan dan kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan lebih
besar dari 7.000 impuls/menit.
28
Spesifikasi Teknis
dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali secara merata. Kemudian ratakan
permukaan beton. Biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan letakan pada tempat
yang bebas getaran. Setelah waktu 24 jam keluarkan benda uji dari cetakan dan rendam
benda uji kedalam bak yang berisi air, agar proses pemotongan (curing) beton
berlangsung dengan baik, maka perendam dilakukan sampai batas pengujian kuat tekan.
2. Core Test
a. Apabila temyata hasil test 28 hari tidak memenuhi syarat kekuatan, Pengawas
berhak meminta core test untuk struktur - stuktur beton yang tidak memenuhi syarat-
syarat tersebut. Peralatan coring dan metoda - metodanya harus disetujui oleh
Pengawas.
b. Seluruh biaya pengambilan sample untuk core test dan biaya pengetesannya
menjadi tanggung jawab Pemborong
3. Evaluasi hasil test
a. Apabila ternyata hasil test 28 hari tidak memenuhi syarat, Pemborong dapat
membongkar dan mengganti seluruh volume beton yang dicor dan segala biaya yang
menjadi konsekwensinya adalah tanggung jawab Pemborong.
b. Sebelum melakukan pembongkaran struktur, Pemborong dapat mengusulkan untuk
melakukan core test pada struktur - struktur yang sudah selesai di cor.
c. Pemborong juga dapat mengusulkan untuk melaksanakan loading test pada struktur
tertentu. Metoda pelaksanaan loading test harus terlebih dahulu disetujui oleh Pengawas.
d. Semua biaya pengetesan, pembongkaran maupun pengecoran kembali menjadi
tanggung jawab Pemborong.
PASAL 9.
UMUM
9.1. Umum
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke lapangan, perangkaian dan ereksi, seperti tercantum
dalam gambar kerja meliputi :
a. Pekerjaan usuk dan reng
Usuk menggunakan profil Z75/075 (tinggi 75mm & tebal 0.75mm) atau profil C75/75
Ex Giga steel, Smartruss, Pryda
b. Reng menggunakan profil B32/045 (profil B tinggi 320mm dengan tebal 0.45mm) atau R35/35
Ex Giga steel, Smartruss, Pryda
29
Spesifikasi Teknis
PASAL 10.
PEKERJAAN BEKISTING
10.1 Acuan
10.1.1 Umum.
a. Acuan, baik yang sementara maupun yang permanen, dimaksudkan untuk membentuk
struktur- sturktur beton dengan segala detailnya. Acuan yang dibuat harus dapat
dipertahankan bentuknya, baik selama pemasangan tulangan maupun pengecorannya.
b. Perancah termasuk segala jenis unsur- unsurnya seperti pengaku, balok pengikat dan
tiang, juga termasuk pondasi sementara yang diperlukan untuk memikul acuan tanpa
menimbulkan settlement.
c. Baik acuan maupun perancah harus dilaksanakan oleh Pemborong, untuk menyangga
berat maupun tekanan dari beton dalam keadaan basah dan peralatan yang mungkin ada
diatasnya, serta beban- beban kejut dan getaran . Kesemuanya ini harus direncanakan
dengan metoda ereksi dan pembongkaran yang sederhana sehingga memudahkan
pemasangan, penambahan maupun pembongkarannya.
d. Deflekasi (lendutan) yang diijinkan terjadi adalah 1/900 bentang dan balok kantilever,
lendutan yang dlijinkan adalah 1/300 bentang.
e. Brancing-brancing harus dipasang untuk menghindari pergerakan horizontal transversal
maupun longitudinal yang terjadi.
f. Gambar-gambar yang menunjukan detail dari acuan maupun perancah, perhitungan
perancah, elevasi dari acuan maupun perancah harus diajukan olch pemborong untuk
disetujui oleh Pengawas.
10.1.2 Bekisting yang digunakan
a. Acuan dibuat dari multipleks dengan ketebalan minimum 10 mm. Atau material lain yang
disetujui oleh Pengawas.
b. Acuan yang dipakai harus bersih dari segala macam kotoran, apabila akan digunakan
kembali acuan harus bersih, acuan yang sudah rusak dan tidak lurus lagi tidak
diperkenankan dipakai kembali.
c. Untuk mengejar kecepatan pengecoran, diisyaratkan agar Pemborong membuat
panel-panel bekisting yang standar untuk acuan bagian konstruksi yang tipikal.
10.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Multipleks yang digunakan untuk acuan harus ditumpu sepanjang tepinya. Kaso-kaso,
pengaku dan penumpu harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dipertahankan
kelurusannya dan kekuatannya selama pengecoran maupun pemadatan beton dilakukan.
b. Pengaku, acuan serta perancah yang dibuat harus dipersiapkan terhadap kemungkinan
settlement dari perancah tersebut. Acuan harus diperbaiki apabila ternyata perancah
mengalami settlement.
c. Semua tiang perancah harus dipasang dengan pengaku vertikal horizontal maupun
diagonal. Barcing lateral harus dari dua arah dan bracing diagonal baru dua sisi, baik
horizontal maupun vertikal.
d. Apabila tiang ternyata perlu disambung, pemasangan bracing harus diatur sesuai dengan
lokasi penyambungan tersebut.
e. Sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan, semua unsur yang harus berada di
dalam beton tersebut sudah ditempatkan secara benar, termasuk pengaturan selimut
betonnya.
f. Seluruh perancah dan acuan harus diperiksa kembali pada saat pengecoran beton akan
dimulai. Apabi!a temyata ada bagian perancah atau acuan yang berubah posisi,
30
Spesifikasi Teknis
perancah maupun acuan tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum pengecoran
dilaksanakan.
10.1.4 Waktu untuk melepas Bekisting
a. Acuan dapat dilepaskan dari beton apabila pembongkarannya dapat dipastikan tidak
mengakibatkan kerusakan beton, dan acuan tersebut sudah mudah dilepaskan dari
beton.
b. Waktu untuk melepas acuan dan perancah tergantung dari cuaca, metoda pemeliharaan
beton, kekuatan beton type dari struktur dan beban rencana. Dalam segala hal, waktu
untuk melepas acuan dan perancah tidak kurang dari :
2. Pelat
a. Permukaan pelat harus merupakan permukaan yang rata tanpa adanya kelebihan
adukan ataupun lubang- lubang pada permukaan pelat tersebut, diluar batas toleransi
yang diijinkan.
b. Apabila penambahan permukaan finishing tersebut langsung dilakukan sebelum beton
mengeras secara total, semua kelebihan air, adukan maupun kotoran-kotoran lain
dibersihkan dengan cara disikat hati- hati untuk mencegah ikut terbawanya aggregat
yang sudah dicorkan.
c. Apabila plat difinish dengan adukan, permukaan beton tersebut harus dibuat kasar sesuai
dengan schedule finishing yang ada. Permukaan beton tersebut harus diratakan
sehingga memiliki yang sama, tidak melewati batas toleransi yang diijinkan.
31
Spesifikasi Teknis
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
PASAL 11.
UMUM
Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan, peralatan, tenaga kerja, pemasangan, pengujian-
pengujian dan perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan untuk pekerjaan instalasi listrik,
seperti disaratkan dalam gambar-gambar perencanaan dan spesifikasi teknik pekerjaan elektrikal.
Dalam pekerjaan ini harus sudah termasuk juga perlengkapan dan alat bantu yang diperlukan agar
sistem dapat beroperasi dengan baik sesuai yang diinginkan dalam spesifikasi teknis ini.
Pekerjaan tersebut terdiri dari :
1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik
2. Sistem Penerangan
3. Sistem Penangkal Petir
Gambar-gambar rencana adalah gambar yang menunjukan tata letak secara umum dari peralatan yaitu
lampu-lampu, panel-panel, kabel, detail peralatan, cara pemasangan dan ketentuan-ketentuan lain.
Gambar ini dibuat oleh Konsultan Perancang dan digunakan untuk pelelangan.
Pemborong harus menyerahkan gambar kerja 14 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai. Gambar
kerja adalah gambar rencana setelah disesuaikan dengan kondisi di lapanagan dan perubahan-perubahan
(jika ada) yang diminta oleh Pemberi Tugas. Perubahan dapat juga diusulkan oleh Pengawas Lapangan,
Perencana atau Pemborong dan perubahan ini harus disetujui oleh Pemberi Tugas.
Gambar kerja yang tidak berubah dari gambar rencana harus terlebih dahulu disetujui oleh Konsultan
Pengawas, sedangkan gambar kerja yang berubah dari gambar rencana harus disetujui terlebih dahulu
oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
32
Spesifikasi Teknis
Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian-penyesuaian di
lapangan.Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam 1 set gambar lengkap sebagai gambar-
gambar sesuai pelaksanaan di lapangan (As Built Drawing). Pemborong harus menyerahkan As
Built Drawing kepada Konsultan Pengawas setelah pekerjaan yang bersangkutan selesai, dalam
rangkap 3. Gambar-gambar ini beserta dokumen pendukung lainnya menjadi persyaratan untuk
serah terima pekerjaan yang pertama.
Spesifikasi Teknis dan Produk.
a. Panel-panel yang digunakan menggunakan panel dari bahanplastic dan metal. Panel-panel
plastik digunakan untuk bangunanpenunjang seperti pos jaga, kantor, kantin, dan
mushola,sedangkan Panel Metal digunakan untuk bangunan produksi.
b. Panel dari bahan logam menggunakan plat dengan ketebalanyang cukup sehingga panel
kokoh dan kaku dan di finish dengancat bakar. Ukuran diseusaikan dengan jumlah komponen
yangada di dalamnya serta memudahkan dalam pekerjaanpemasangan kabel di dalam panel.
c. Untuk panel dari bahan plastik, menggunakan tipe inbow (ditanamdalam dinding), dari merk
Berker, Clipsal, atau setara, denganukuran disesuaikan dengan jumlah komponen yang
dipergunakan.
d. Komponen Panel berupa MCCB, MCB, harus dari merk yang sudahdikenal dan harus
mempunyai kualitas yang baik. Merk Komponenyang direkomendasikan untuk digunakan untuk
dalam pekerjaaninstalasi listrik ini adalah : MERLIN GERIN (asli dibuktikan dengansegel pabrik),
BROCO, ABB , CLIPSAL dengan ketentuansebagai berikut :
MCCB arus mempunyai breaking capacity 25 kA.
MCB 3 phase harus mempunyai breaking capacity sebesar10 kA.
MCB 1 phase breaking capasity sebesar 10 kA.
` Setiap panel harus dilengkapi dengan :
Bus Bar untuk Phasa netral dan Grounding dengan ukuranyang sesuai dengan kapasitas
dari tiap panel.
Volt meter dan Amp. Meter (hanya untuk Panel UtamaGedung).
Kunci Pintu Panel.
Label Nama Panel
Diagram pengkabelan Panel yang harus dipasang/ditempelpada bagian dalam pintu panel.
e. Kabel-kabel yang akan digunakan baik untuk kabel feedermaupun untuk kabel instalasi ke tiap titik
penerangan atau stopkontak harus dari kabel 7(tujuh) besar seperti : Eterna, LMK, Supreme,
Prima dengan ketentuan sebagai berikut :
Kabel Feeder untuk ke setiap Panel Menggunakan tipe NYYdengan ukuran sesusai gambar
wiring diagram panel, danjika feeder ke Panel utama harus menggunakan kabelbawah tanah,
maka kabel yang digunakan adalah kabelNYFGbY.
Kabel Instalasi Menggunakan Kabel NYM didalam pipaKonduit Hi-Impact merk CLIPSAL atau
LEGRAND. Ukurankabel diseusaikan dengan gambar dalam wiring diagrampanel. Ukuran
minimum kabel adalah ukuran 2.5 mm2.
f. Saklar, dan stop Kontak menggunakan Panasonis, Broco, dengan jenis yang akan
digunakan/ditentukan oleh perencana arsitek dengan ketentuan sebagai berikut :
33
Spesifikasi Teknis
Komponen lampu seperti ballast/trafo dan lampu harus darimerek yang sudah dikenal baik.
Merek yangdirekomendasikan untuk digunakan adalah PHILIPS, OSRAM,
Fitting plafond yang digunakan untuk lampu pijar harus daribahan yang mempunyai kualitas baik
bukan dari bahanplastic, dan harus tahan temperature tinggi dan tidak akanmeleleh jika
dipasang lampu pijar 60Watt.
Stop Kontak digunakan stop kontak 16A, sedangkan saklardigunakan saklar 10A dan harus
i. Pentanahan/Grounding dari setiap panel harus dikerjakan denganmaksimal tahanan adalah
sebesar 2 ohm. Untuk pentanahandigunakan kabel BC atau NYA dengan ukuran sesuai
kapasitas tiappanel.
11.5 PENGUJIAN.
Pengujian pertama adalah pengujian setiap sub sistem, diselenggarakan setelah pekerjaan sub sistem
tersebut selesai.
Pengujian sub sistem terdiri dari :
Pengujian sambungan - sambungan
Pengujian tahanan isolasi
Pengujian pentanahan
Pengujian Operasional sub sistem untuk bahan-bahan tertentu yang dianggap perlu.
Konsultan Pengawas dapat meminta dilakukan pengujian pada Laboratorium atau badan
independent. Beaya yang diperlukan untuk pengujian tersebut ditanggung oleh pemborong.
Pengujian akhir adalah pengujian (start up dan comissioning) yang melibatkan koordinasi seluruh sistem
harus diselenggarakan setelah seluruh sistem harus diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan dalam
proyek ini selesai.
Sebelum pengujian dilaksanakan, Pemborong harus mengajukan jadwal dan prosedur pengujian kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Pemborong harus membuat catatan (record) mengenai hasil pengujian dan 2 copy diserahkan kepada
Konsultan Pengawas.
Seluruh pengujian butir 1, 2 dan3 diselengarakan oleh Pemborong dan segala biaya untuk itu ditanggung
oleh Pemborong.
11.5.5 Ijin.
Kecuali disebutkan lain, biaya penyambungan daya PLN dan uang jaminan langganan menjadi tanggungan
Pemborong.
34
Spesifikasi Teknis
35
Spesifikasi Teknis
1. Gambar pelaksanaan (as built drawing) yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2. Brosure Peralatan dan Bahan yang terpasang beserta alamat supplier.
3. Daftar spare part yang diserahkan kepada pemberi tugas.
4. Garansi Pabrik untuk peralatan-peralatan yang dipasang.
5. Sertifikat pengujian Pabrik
6. Petunjuk operasi dan perawatan peralatan.
7. Detail diagram dan rankaian peralatan eletronika.
8. Dokumen lain yang relevan dengan pekerjaan ini, yang diminta oleh Konsultan Pengawas atau
Pemberi Tugas.
Mengetahui,
Pejabat Pembuat Komitmen
36