Anda di halaman 1dari 36

Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN SIPIL

PASAL 1.

UMUM

 STANDAR YANG BERLAKU

Semua pekerjaan dalam Kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-
persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri Indonesia
(SII) dan Peraturan-peraturan Nasional maupun Peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas
jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain :

NI – 2 (1971) PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA


SK SNI T-15 TH 1991 TATA CARA PERHITUNGAN STRUTUR BETON UNTUK BANGUNAN
GEDUNG
PPBBI THN. 1984 PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA INDONESIA
NI – 3 (1970) PERATURAN UMUM UNTUK BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA
NI – 8 (1972) PERATURAN SEMENT PORLAND INDONESIA
NI PMI
PERATURAN UMUM DARI DINAS KESELAMATAN KERJA
PERATURAN PERBURUHAN INDONESIA

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut diatas, maupun
standar-standar Nasional lainnya, maka diperlakukan standar-standar Internasional yang berlaku atas
pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar persyaratan teknis dari negara-
negara asal bahan/pekerjaan yang bersangkutan.

 PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEMBERSIHAN

1.1 PENGUKURAN

Pemborong harus memulai pekerjaan-pekerjaannya dari garis-garis dasar dan patok-patok yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran-pengukuran yang
dibuatnya.
Kontrakor harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga keja, termasuk juru-juru ukur (surveyor)
yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran dan pematokan untuk setiap bagian pekerjaan yang
memerlukannya.
Pemborong diwajibkan untuk memelihara patok-patok serta tugu-tugu ukur utama selama masa
pelaksanaan.
Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari Gambar Pelaksanaan Pemborong harus mengajukan 3
(tiga) Gambar Penampang dari daerah yang di patok itu. Konsultan Pengawas akan membubuhkan tanda
tangan persetujuan atau pendapat/revisi pada suatu lembar gambar tersebut dan mengembalikannya
kepada Pemborong.
Setelah diperbaiki, Pemborong harus mengajukan kembali gambar yang oleh Ahli diminta untuk direvisi.
Gambar tersebut harus digambar kembali dikertas kalkir untuk memungkinkan direproduksi. Setelah
disetujui, maka Pemborong akan menyerahkan pada Ahli gambar kalkir asli dan 3 (tiga) lembar hasil
reproduksinya. Ukuran maupun huruf yang dipakai dalam gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan
Ahli.

1.2 PEMBERSIHAN AWAL

1
Spesifikasi Teknis

Pemborong harus membersihkan dan menyingkirkan semua semak-semak, rumput-rumput didalam daerah
pekerjaan.
Dalam pembersihan ini semua akar-akar harus dimusnahkan dan disingkirkan sehingga nantinya dapat
diyakini semak-semak dan rumput-rumput tidak tumbuh kembali.
Lubang-lubang bekas penyingkiran dan akar-akar harus diisi kembali atau ditimbun lagi dengan bahan-
bahan yang cocok dan memenuhi syarat kemudian dipadatkan kembali.
Sampah-sampah dan bahan-bahan lain yang tidak akan dipergunakan harus di bakar dalam daerah yang
lapang sehingga selama pembakaran tidak akan merusak atau membahayakan daerah sekitarnya.
Semua bara api hasil pembakaran harus dipadamkan sebelum ditinggalkan.

1.3 PEMBERSIHAN SELAMA PELAKSANAAN

 Pihak Kontraktor harus melakukan pembersihan rutin untuk menjamin daerah kerja, jembatan-
jembatan, kantor darurat dan hunian, tetap terbebas dari tumpukan-tumpukan bahan sisa, sampah,
dan terbebas dari kotoran-kotoran lainnya yang dihasilkan darioperasi pekerjaan lapangan dan harus
tetap memelihara daerah kerja dalam keadaan bersih setiap waktu.
 Menjamin bahwa sistem drainase terbebas dari kotoran-kotoran dan terbebas dari bahan-bahan lepas
dan tetap berfungsi setiap waktu.
 Kontraktor harus menjaga / mengeringkan secara teratur rambu-rambu lalu lintas dan sejenisnya,
sehingga terbebas dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan lainnya.
 Buang bahan sisa, kotoran-kotoran dan sampah-sampah pada tempat yang telah ditentukan dan
sesuai dengan peraturan-peraturan / perundangan yang berlaku secara Nasional dan Peraturan
Pemerintah Daerah setempat dan harus mentaati Undang-Undang Anti Pencemaran.
 Jangan membuang bahan sisa yang mudah menguap seperti misalnya cairan mineral, minyak atau
minyak cat kedalam selokan jalan atau kedalam saluran yang ada.
 Juga tidak diperkenankan menumpuk / membuang bahan sisa kedalam sungai-sungai atau saluran air.
 Jika Kontraktor memperhatikan bahwa saluran drainase samping atau bagian lain dari sistem drainase
dipakai, baik oleh karyawan Kontraktor atau orang lain, untuk pembuangan yang lain-lain diluar air
permukaan, pihak Kontraktor harus segera melaporkan hal yang terjadi ke Direksi Teknik dan segera
mengambil tindakan yang perlu sesuai petunjuk Direksi Teknik untuk mencegah terjadinya
pencemaran lebih lanjut.

1.4 PEMBERSIHAN AKHIR

 Pada saat selesainya pekerjaan lapangan, daerah proyek harus tetap dijaga kebesihannya dan siap
untuk dipakai oleh Pemilik. Pihak Kontraktor harus memulihkan daerah proyek yang tidak merupakan
bagian pekerjaan untuk perbaikan, seperti dijelaskan dalam Dokumen Kontrak sesuai dengan aslinya.
 Pada saat pembersihan akhir, seluruh perkerasan, kerb-keb dan jembatan-jembatan harus diperiksa
kembali karena kemungkinan ada kerusakan fisik yang ditemukan sebelum pembersihan akhir. Daerah
kerja yang diperkeras dan seluruh daerah fasilitas umum yang diperkeras yang terletak di dekat daerah
lokasi kerja harus di sikat bersih. Seluruh permukaan-permukaan harus dibersihkan dengan garu dan
sampah-sampahnya harus dibuang seluruhnya.

PASAL 2.

PEKERJAAN GALIAN,TIMBUNAN DAN STABILISASI TANAH

2.1 LINGKUP PEKERJAAN.

a) Pekerjaan galian berupa pembuatan lubang di tanah untuk keperluan :


 Pembuatan segala macam pondasi untuk bagian / unsur semua gedung.
 Pembuatan saluran-saluran terbuka dan tertutup dengan perlengkapannya.

2
Spesifikasi Teknis

 Pembuatan septicktank dan rembesannya.


b) Pekerjaan timbuan meliputi :
 Semua pekerjaan yang membutuhkan penimbunan, pemadatan dan perataan kembali, baik
dengan tanah maupun dengan pasir, sehingga diperoleh permukaan baru.
 Penutupan kembali lubang bekas galian.
 Urugan tanah humus untuk tanaman

2.2 PENGGALIAN

 Penggalian tanah dilakukan untuk mencapai/membentuk elevasi permukaan tanah rencana seperti
yang dipersyaratkan atau diperlihatkan dalam gambar-gambar.
 Penggalian mencakup pemindahan tanah serta batuan-batuan bahan lain yang dijumpai dalam
pengerjaannya.
 Kecuali dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas maka penggalian untuk pondasi harus mempunyai
lebar yang cukup untuk dapat memasang maupun memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan.
 Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tidak memuaskan pada kedalaman yang diperlihatkan dalam
gambar-gambar maka penggalian harus diperdalam, diperbesar atau diubah sampai disetujui
Konsultan Pengawas untuk mana pekerjaan ini akan dinilai sebagai pekerjaan tambah.
 Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah sehingga mencapai kedalaman yang melebihi apa
yang tertera dalam gambar atau yang dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas, maka kelebihan
diatas harus di timbun kembali dengan pasir yang dipadatkan tanpa pembebanan biaya tambahan
kepada Pemilik.
 Pada pekerjaan penggalian untuk mencapai/membentuk permukaan tanah rencana, maka
Pemborong harus mengusahakan dan meyakini bahwa pada pekerjaan galian tersebut tidak
merusak/mengganggu bangunan atau konstruksi yang sudah ada.

2.3 PENIMBUNAN DAN PENIMBUNAN KEMBALI

Pekerjaan penimbunan dan penimbunan kembali terdiri dari pekerjaan penimbunan tanah serta
pemadatannya yang bertujuan membentuk ketinggian tanah sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam gambar rencana seperti dimensi-dimensi, ketinggian, kemiringan arah-arah aliran atau petunjuk-
petunjuk lain yang diberikan oleh Perencana.

 Material Timbunan
Material untuk timbunan harus terdiri dari material-material yang sesuai untuk itu, bebas dari kotoran-
kotoran, tumbuh-tumbuhan atau bahan-bahan lain yang dapat merusak pekerjaan dan semuanya itu
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Material yang dalam keadaan basah dimana dalam keadaan kering dapat dipakai, harus dikeringkan
terlebih dahulu baru digunakan untuk timbunan.
Material lebih atau material yang tidak dapat dipakai untuk keperluan timbunan harus
dibuang/dikeluarkan dari daerah pekerjaan dan utnuk itu tidak akan diberikan pembayaran tambahan.

 Perbaikan Tanah Dasar


Sebelum pekerjaan konstruksi timbunan dimulai pada daerah tempat yang telah selesai dibersihkan
dan dikupas Pemborong harus mengerjakan pengisian lobang-lobang yang disebabkan pencabutan
akar-akar pohon dengan menggunakan material yang baik sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas dan harus segera dilakukan perataan pada permukaan tanah tersebut. Sebelum pekerjaan
penimbunan dimulai, bila perlu Konsultan Pengawas dapat memerintahkan untu memadatkan tanah
permukaan yang telah dibersihkan itu yang kepadatan sesuai dengan ketentuaan yang disyaratkan.

 Penghamparan dan Pemadatan


Material untuk timbunan yang didapat dan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan
dihamparkan pada lapis-lapis horizontal dengan tebal yang sama dan meliputi lebar yang ditentukan
oleh Konsultan Pengawas dan sesuai dengan yan tercantum pada gambar perencanaan.

3
Spesifikasi Teknis

Lapisan dari material lepas selain dari material batu-batuan tebalnya harus tidak lebih dari 20 cm,
kecuali kalau tersedia alat pemadat (compaction-equipment) yang dapat memadatkan lapisan lebih
tebal dari 20 cm, sam[pai mencapai kepadatan yang merata untuk seluruh tebalnya. Dalam hal ini
Pemborong tidak dibatasi untuk menghampar dan memadatkan material bukan batu-batuanmdengan
tebal lapisan-lapisan yang diinginkan.
Setelah mengatur kadar air dapat dicapai kepadatan yang maksimum, material lepas harus segera
dipadatkan hingga mencapai kepadatan seperti yang ditentuakan. Harus diusahakan agar lebar
timbunan baru dapat menampung alat pemadat yang dipergunakan.
Pada pengukuran hasil pekerjaan timbunan hanya volume tanah yang diperlukan untuk seluruh
timbunan yang dihitung.

 Percobaan Pemadatan
Sebelum dimulai pekerjaan pemadatan yang sesungghnya Pemborong harus mengadakan percobaan
pemadatan atas petunjuk Konsultan Pengawas, pada jalur dengan panjang tertentu, dengan alat-alat
dan material yang ama seperti material yang akan digunakan pada pekerjaan pemadatan
sesungguhnya.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar air optimum yang akan dipakai dan
hubungan antara jumlah penggilasan dengan kepadatan yang dapat dicapai untuk macam material
timbunan tertentu.
Tidak diadakan pembayaran tersendiri untuk percobaan ini, sudah termasuk dalam penawaran
Pemborong.

 Kepadatan yang Disyaratkan


Kepadatan yang harus dicapai untuk konstruksi timbunan adalah 90 % kepadatan kering maksimum
sesuai dengan pengujian standar ASTM D – 1556. Pada pelaksanaan pemadatan, lapisan berikutnya
tidak boleh dihampar sebelum lapisan terdahulu selesai dipadatkan dan sudah diperiksa oleh
Konsultan Pengawas.

 Kadar Air.
Material timbunan yang tidak mengandung kadar air yang cukup untuk dapat mecapaikepadatan yang
dikehendaki, harus ditambah air dengan alat penyemprot (sprinklers) dan dicampur sampai merata
(homogen).
Material timbunan yang mengandung kadar air lebih tinggi seharusnya tidak boleh dipadatkan sebelum
cukup dikeringkan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas untuk dipakai.
Cara-cara pengeringan tanah basah tersebut dapat dengan cara digelar atau cara lain yang umum
dipakai.
Pekerjaan pemadatan tanah timbunan harus dilaksanakan pada kadar air optimum sesuai dengan sifat
alat pemadat yang tersedia.
Pada pelaksanaan Pemborong harus mengambil langkah-langkah yang perlu agar pada pekerjaan
tersebut air hujan dapat mengalir dengan lancar dan harus dipersiapkan kemungkinan adanya
pengerutan atau pengembangan (swelling) tanah.

 Material Campuran untuk Timbunan.


Bila material timbunan tersebut terdiri dari sifat-sifat yang sangat berbeda seperti lempung, kapur atau
pasir dan didapat dari sumber asal yang berbeda-beda, maka harus dihamparkan lapis demi lapis
menurut macamnya, lebar dan tebalnya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Batu-batuan lempung dan material yang berupa bongkah-bongkah besar harus dihancurkan dan tidak
bolehkan adanya pengumpulan bongkah-bongkah tersebut pada kaki timbunan.

 Penyelesaian Tanah Dasar.


Bila diakibatkan oleh penurunan timbunan memerlukan tambahan material tidak lebih dari tebal 30 cm
sehingga dicapai kembali permukaan yang ditentukan bagian atas dari konstruksi timbunan harus
digaruk sebelum material tambahan itu dihampar.

4
Spesifikasi Teknis

Permukaan air akan dicapai harus diperbaiki kembali sesuai dengan keperluan kemiringan melintang
dan sebagainya menurut ketentuan yang disyaratkan. Talud samping harus dibentuk sedemikian
sesuai dengan gambar pelaksanaan dan petunjuk Konsultan Pengawas.
Pemborong bertanggung jawab atas stabilitas dari timbunan dan harus mengganti bagian-bagian yang
rusak yang menurut Konsultan Pengawas mengakibatkan karena kecerobahan atau keteledoran dari
Pemborong dan atau akibat dari aliran air tapi disebabkan oleh gerakan tanah dasar timbunan.
Selama pelaksanaan timbunan harus tetap dijaga bentuknya dan diusahakan agar terhindar dari
bahaya air.
Bila material yang sudah tidak memenuhi syarat digunakan untuk konstruksi timbunan, maka
Pemborong harus membongkar dan menggantikannya dengan material yang sesuai, untuk hal ini tidak
diadakan tambahan biaya.

2.4 PERLINDUNGAN TERHADAP AIR

Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus dengan segala cara yang disetujui Konsultan Pengawas,
menjamin agar tidak terjadi genangan-genangan air yang dapat menggangu/merusak semua pekerjaan
galian ataupun urugan.

2.5 PERSYARATAN.

 Pekerjaan galian harus dilaksanakan setelah papan patok (bouwplank) dengan penandaan as/sumbu
selesai diperiksa dan disetujui Pengawas/Direksi.
 Dalamnya galian pada lubang pondasi harus mencapai tanah yang keras, atau sesuai dengan gambar
kerja. Dasar galian harus sesuai dengan gambar kerja dan harus bersih dari kotoran. Galian miring
harus mampu mencegah longsornya tanah.
 Segala resiko akibat pekerjaan galian tanah menjadi tangung jawab Pemborong.
 Pemindahan tanah bekas galian harus diangkut ke tempat penimbunan yang ditentukan dan tidak
mengganggu kelancaran dan keselamatan kerja.

5
Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 3.
PEKERJAAN PASANGAN

3.1. PEKERJAAN BATU BATA

3.1.1 Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan dan pemasangan semua pekerjaan
pasangan batu bata seperti yang tertera pada gambar-gambar. Pelaksanaan pemasangan harus benar-
benar mengikuti garis-garis ketinggian, bentuk-bentuk seperti yang terlihat dalam gambar-gambar
persyaratan disini.

3.1.2 Pengendalian Pekerjaan

Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada :


 PUBI
 NI-3-1982
 NI-19-1973
 SII-0021-1978
 NII-88-1972
 NI-10-1978.

3.1.3 Bahan-bahan

 Bata harus baru, terbakar, keras, terbuat dari tanah liat terpilih sesuai dengan persyaratan-
persyaratan dalam NI-10-1978. Bilamana tidak terdapat bahan yang sesuai standar tersebut
diatas, maka Ahli dapat menentukan jenis-jenis lain yang ada dipasaran lokal dengan persyaratan-
persyaratan yang ditentukannya.
 Adukan /spesi untuk seluruh dinding bata harus berupa campuran 1 semen : 5 pasir.
 Beton untuk sloof, kolom praktis dan ring balok, dengan kualitas beton yang disyaratkan.
 Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan
persetujuan atas bahan-bahan tersebut harus sudah didapat sebelum bahan yang dimaksud dapat
dibawa ke lapangan kerja untuk dipasang.
 Pengambilan contoh atas bahan-bahan yang telah beada di lapangan akan dilakukan sewaktu-
waktu sesuai dengan kebutuhan Konsultan Pengawas guna keperluan Pengujian.
 Bahan yang tidak sesuai dengan Bab 1.1.2. di atas, akan ditolak dan harus segera disingkirkan
dari lapangan dalam waktu 2 x 24 jam.

3.1.4 Pekerjaan dan Penyimpanan

Bahan untuk pekerjaan pasangan harus disimpan dengan cara-cara yang disetujui Konsultan Pengawas,
untuk menghidarkan dari segala hal yang dapat mengakibatkan kerusakan terhadap barang tersebut.

3.1.5 Pelaksanaan

 Pemasangan batu bata harus dipasang tegak, dan lajur penaikannya diukur tepat dengan tiang lot,
dan kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar-gambar maka setiap lajur naik, bata harus
putus sambungan dengan lajur dibawahnya.
 Sebelum dipasang, bata harus direndam sampai gelembung airnya habis. Beton untuk sloof,
kolom praktis dan ringbalok dipasang untuk setiap luas dinding maksimum 12 m2 dengan
pembesian sesuai dengan persyaratan penulangan kolom praktis.

6
Spesifikasi Teknis

3.1.6 Perlindungan

Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus ditutupi (dilindungi) dengan
kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

3.2. PASANGAN BATU KALI/BATU PECAH

3.2.1 Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan batu kali/batu pecah sesuai dengan gambar dan
Persyaratan Teknis ini.

3.2.2 Pengendalian Pekerjaan

Pekerjaan ini harus sesuai dengan NI-3-1970.

3.2.3 Bahan-bahan

 Batu
Bahan untuk pasangan batu kali/batu pecah kecuali dipersyaratkan lain harus sesuai dengan NI-3-
1970, dan cara pengerjaannya harus dilakukan menurut cara terbaik yang dikenal di sini. Batu-batu
harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat/retak dengan ukuran maksimal 25 x 25 x 25 cm.

 Pasir
Alas galian pondasi harus diurug dengan pasir setebal 10 cm dan dipadatkan dengan alat timbris
tangan terbuat dari logam, atau stamper.

 Adukan
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 semen : 6 pasir.

3.2.4 Pemasangan
 Batu Kosong
Batu tanpa adukan (aanstamping setinggi 10 cm) harus dipasang tegak lurus dan rapat dan diisi pasir
pada rongga-rongga batu.
 Pasangan Batu
Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang ditunjukkan
dalam gambar-gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua
hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna.
Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan diketok ke tempat-tempatnya hingga teguh.
Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan masa yang kuat dan
integral, dan dibeberapa sisi luar dan dalam.
Batu yang akan dipasang, bentuk jadi bidang luar harus sesuai gambar rancangan atau petunjuk
Konsultan Pengawas. Bila terdapat angker baja maka harus dibungkus campuran beton dengan
adukan 10 cm mengelilinginya.
Pemadatan tanah di bawah pasangan batu kali harus sedikitnya mencapai 80 % compacted terhadap
standar proctor.

PASAL 4.

PEKERJAAN KAYU

7
Spesifikasi Teknis

4.1 PEKERJAAN KAYU KASAR

4.1.1 Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan rangka kayu untuk plafond, usuk, sesuai yang tertera
dalam gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.

4.1.2 Pengendaliaan Pekerjaan

Seluruh pekerjaan sesuai dengan :


 NI-5-1961.

4.1.3 Bahan-bahan

Kayu Kamper atau yang setaraf dan mempunyai kelas keawetan ll serta kelas kuat sesuai NI-5.

4.1.4 Pengikat-pengikat

Pengikat berupa paku, mur baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus digalvanisir sesuai NI-5 bab lV pasal 14,
15 dan 17.

4.1.5 Perlindungan

Semua kayu yang akan dipasang harus dari kualitas terbaik dan telah melalui proses pengeringan dan
pengawetan.
Kadar air rata-rata setelah terpasang mencapai 10 – 12 %

4.1.6 Penyimpanan

Kayu disimpan ditempat yang disediakan, lepas dari tanah dan kelembaban, diatur menurut ukuran dan
jenis. Peletakan sewaktu penyimpanan harus diusahakan agar tidak terjadi lengkungan-lengkungan karena
beratnya sendiri.
Tempat penyimpanan secukupnya.

4.1.7 Gambar Rancangan Pembuatan

Semua ukuran harus diteliti, disesuaikan dengan keadaan dilapangan. Bila terjadi penyimpangan terhadap
gambar, maka Pemborong harus mengajukan gambar kerja (shop drawings) untuk disetujui Konsultan
Pengawas sebelum pelaksanaan.

4.1.8 Pengikat-pengikat

Pengikat berupa paku, mur baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus digalvanisir sesuai dengan NI bab lV
pasal 14, 15 dan 17.

4.1.9 Contoh-contoh

Pemborong harus mengajukan contoh bahan yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

4.1.10 Perlindungan

Sebelum pemasangan, kayu-kayu harus sudah melalui proses pengeringan dan pengawetan sesuai
spesifikasi dan petunjuk Konsultan Pengawas.

8
Spesifikasi Teknis

4.1.11 Penyimpanan

Kayu Halus harus disimpan di tempat yang lepas dari tanah dan terlindungi cuaca (hujan dan panas
dengan perubahan suhuh yang besar) serta mendapat aliran udara yang cukup. Dengan demikian kayu
halus tersebut tidak rusak atau menjadi terlalu kering selama penyimpanan, transit ataupun pada waktu
pemasangan.

4.1.12 Pekerjaan dan Peralatan

Harus dilaksanakan oleh tukang kayu terbaik dengan standar pengerjaan yang disetujui oleh pengawas.

4.1.13 Kebersihan Kerja

Semua serpihan kayu/kayu yang tidak terpakai harus secara tetap dan berkala dibersihkan dari tempat
kerja.
Semua lubang, cacat-cacat bekas paku/baut, permukaan sambungan dan lain-lain harus ditutup dengan
dempul/sealer hingga rapih kembali.

PASAL 5.

PEKERJAAN ATAP DAN RANGKA BAJA KONVENSIONAL

5.1 GENTENG PLENTONG BESAR DAN BAJA KONVENSIONAL

5.1.1. Lingkup pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan genteng plentong besar ex jatiwangi serta perakitan baja
dan pemasangannya, sesuai yang tertera dalam gambar.
5.1.2. Pengendalian pekerjaan

Harus sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

5.1.3. Bahan-bahan

5.1.3.1 Genteng Plentong Besar

Genteng plentong besar harus standar mutu kelas 1 dan harus seragam dalam warna dan ukuran. Genteng
plentong kecil yang digunakan ex jatiwangi atau ex kebumen. Warna dan bentuk harus disetujui Konsultan
Pengawas secara tertulis.
5.1.3.2 Usuk dan Reng

Usuk menggunakan Profil baja ringan Z75/075 ATAU C75/75 dengan jarak 80cm dan reng menggunakan
profil baja ringan ukuran B32/045 ATAU R35 dengan jarak 25cm
5.1.4. Contoh

Sebelum dilakukan pemasangan di lapangan, Pemborong harus menyerahkan contoh bahan kepada
Konsultan Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan. Bila terdapat bahan yang dipasang tidak
sesuai dengan contoh yang diberikan dan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan, maka
segala konsekuensi penolakan atas bahan merupakan tanggung jawab Pemborong tanpa penggantian
kerugian dan tuntutan pekerjaan tambah.
5.1.5. BAHAN STRUKTUR/KONSTRUKSI.

Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi  untuk tujuan semua konstruksi dinuat
atau di las harus baja karbon yang  memenuhi persyaratan A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus
mendapat  persetujuan Konsultan Pengawas Lapangan.Kecuali  kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa
untuk konstruksi  dengan  las harus dari baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A53 type E atau S.Kecuali
kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi  spesifikasi "American Institute  of Steel
Construction (AISC)"  dan  PPBBI  Mei 1984.

9
Spesifikasi Teknis

5.1.6. PENGIKAT-PENGIKAT :

Baut-baut,  mur-mur/sekerup-sekerup dan ring-ring harus sebagai berikut :

 Untuk sambungan bukan baja ke baja :


Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A370 dan harus digalvani.

 Untuk sambungan baja ke baja :


Pengikat-pengikat  harus  baja  karbon yang memenuhi  persyaratan  ASTM A325 dan atau : ASTM A490
dan harus terlapis Cadmium.

 Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama)


pengikat-pengikat harus baja  tahan korosi  memenuhi persyaratan ASTM A276 type  321  atau  type
lainnya dari baja tahan korosi.

 Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A

5.1.7. BAHAN-BAHAN  LAS :

 bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan  dari  "American Welding Society" (AWS D1.0-69 :


Code for Welding in Building Construction).
 Baut angkur dan sekrup-sekrup/mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM A36 atau A325.
 Lapisan seng : baja terlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng untuk produksi
uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.
 Baut  dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM  A307 dan harus biasanya
type segi enam (hexagon-bolt type).

Semua  bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru,  yaitu  bahan


yang belum  pernah  dipergunakan untuk konstruksi lain  sebelumnya  dan  harus disertai sertifikat dari
pabrik.

5.2. PERATURAN-PERATURAN DAN STANDAR ATAU PUBLIKASI YANG DIPAKAI :

Peraturan-peraturan  dan  standar dibawah ini atau publikasi  yang  dapat  dipakai harus dipertimbangkan


serta merupakan bagian dari spesifikasi ini.

Dalam hal ini ada pertentangan, spesifikasi ini menentukan.

 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) Mei 1983.


 American  Institute of Steel Construction (AISC) "Manual of Steel  Construction-7th Edition".
 American National Standards Institute (ANSI) : B27.265 Plain Washers".
 American Society for Testing and Materials (ASTM) specifications :

 "A 36 - 70a      Structural Steel"


 "A 53 - 72a      Welded and Seamless Steel Pipe"
 "A153 - 71       Zink Coating (hot dip) on Iron and Steel Hardware".
 "A307 - 68       Carbon Steel Externally Threaded Standard Fasteners.
 "A325 - 71a     High Strength Bolts for/structural  Steel  Joint,  Including Sutiable Nuts and
Palin Hardener Washers".
 A490 - 71        Quenched  and  Tempered Alloy Steel Bolts  for  Structural Steel Joints.

5.3. Pelaksanaan

5.3.1. Pengelasan
 Pengelasan  konstruksi  baja  harus sesuai dengan gambar  konstruksi,  dan  harus
mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC Spesification.
 Pekerjaan  pengelasan   harus   dibawah   pengawasan   personil  yang   memiliki
persiapan teknis untuk pekerjaan tersebut.
 Penyambungan  bagian-bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan  las  listrik
serta tukang lasnya sudah melalui ujian (test) dan  harus  memiliki  ijazah  yang
menetapkan kualifikasi serta jenis pengelasan yang diperkenankan kepadanya.

10
Spesifikasi Teknis

 Bagian konstruksi yang segera akan di las harus dibersihkan dari bekas-bekas cat, karat,
lemak dan kotoran-kotoran lainnya.
 Pengelasan  konstruksi  baja,  hanya  boleh  dilakukan  setelah  dipersiksa  bahwa
hubungan-hubungan yang akan dilas sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku untuk konstruksi itu.
 Kedudukan  konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin  situasi  yang paling
aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.
 Pada  pekerjaan  las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik  bekas  lapisan
pertama, maupun  bidang2 benda kerja harus dibersihkan dari  kerak  (slag)  dan kotoran
lainnya.
 Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang
terdahulu  harus dibersihkan dari kerak (slag) dan  percikan-percikan  logam  sebelum
memulai dengan lapisan las yang baru.  Lapisan las yang berpori-pori, rusak  atau retak
harus dibuang sama sekali.
 Tempat  pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, harus terlindung  dari hujan
dan angin kencang.

5.3.2. Lubang-lubang baut

Lubang  baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus  lebih besar
2.0 mm dari pada diameter luar baut.Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di
pabrik dan harus dikerjakan dengan alat bor.

5.3.3. Sambungan
Untuk  sambungan  komponen konstruksi baja yang tidak  dapat  dihindarkan  berlaku
ketentuan sebagai berikut :
 Hanya diperkenankan satu sambungan.
 Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan
las  tumpul/full penetration butt weld.

5.3.4. Pemasangan percobaan/Trial erection

Bila  dipandang  perlu oleh Pengawas Lapangan, Kontraktor wajib


melaksanakan  pemasangan  percobaan dari  sebagian atau seluruh pekerjaan
konstruksi. Komponen  yang  tidak  cocok atau  yang tidak  sesuai  dengan gambar dan
spesifikasi dapat  ditolak  oleh  Pengawas Lapangan  dan pemasangan percobaan tidak
boleh dibongkar tanpa persetujuan Direksi atau Pejabat terkait.

5.3.5. Pengecatan

 Semua bahan konstruksi baja harus di cat.


 Cat dasar adalah cat zink chromate buatan Danapaints atau setara, dan
pengecatan dilakukan  satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan.  Baja
yang  akan  ditanam di dalam beton tidak boleh di cat.
 Untuk lubang baut kekuatan tinggi/high strenghbolt permukaan baja tidak  boleh di cat.
 Cat akhir adalah enamel paint buatan Danapaint atau  setara dan pengecatan
dilakukan  2 kali di lapangan, kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau spesifikasi
arsitektur.
 Dibagian bawah dari base plate dan/atau seperti yang tertera pada  gambar  harus di
grout dengan bahan setara "Master Flow 713 Grout", dengan  tebal  minimum 2,5 cm.
Cara pemakaian harus sesuai spesifikasi pabrik.

5.3.6. Pemasangan akhir/final erection


 Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus  dalam
keadaan  baik.
 Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau  ditempatkan
sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau  perubahan bentuk
yang disebabkan penanganan, maka keadaan itu harus segera  dilaporkan kepada
Pengawas Lapangan disertai usulan cara perbaikannya.
 Cara perbaikan tersebut harus mendapat persetujuan  dari  Pengawas
Lapangan  sebelum  dimulainya  pekerjaan tersebut. Perbaikan harus dilakukan
dihadapan Pengawas Lapangan.
 Meluruskan  pelat  dan besi siku atas bentuk lainnya  harus  dilaksanakan  dengan cara
yang disetujui.  

11
Spesifikasi Teknis

 Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya,  kantong air  pada konstruksi yang


tidak terlindung dari cuaca harus  diisi  dengan  bahan "Waterproofing"  yang disetujui.
  Sabuk pengaman dan tali-tali  harus  digunakan oleh para  pekerja pada saat bekerja
ditempat yang tinggi,  disamping  pengaman yang berupa "piatfrom" atau jaringan ("net").
 Setiap  komponen diberi kode/marking sesuai dengan gambar pemasangan sedemikian
rupa sehingga memudahkan pemasangan
 Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara  harus
digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin.
 Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai.  Sambungan-sambungan
sementara dari baut harus diberikan kepada bagian  konstruksi  untuk  menanhan beban
mati, angin dan tegangan-tegangan selama pembangunan.
 Baut-baut, baut angkar, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain  harus
disediakan dan  harus  dipasang  sebagaimana  mestinya   sesuai  dengan  gambar
detail.
 Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
 Pelat  dasar  kolom  untuk  kolom penunjang dan  pelat  perletakan  untuk  balok,
balok penunjang dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh
setelah  bagian pendukung ditempatkan secara baik dan tegak.
 Daerah dibawah pelat harus   diberi adukan lambab/kerung  yang  tidak  susut
dan  disetujui Konsultan Pengawas Lapangan.
 Biaya tambahan yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut adalah  menjadi
tanggungan kontraktor.

5.3.7. Toleransi
 Penyimpanan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/1500 dari  tinggi vertikal
kolom.
 Genteng plentong besar di pasang diatas reng yang jaraknya menyesuaikan dengan
ukuran genteng
 Bagian yang rusak akibat pekerjaan yang tidak memenuhi syarat rapat air dan tidak rapih
harus dibongkar dan dirapihkan sampai memuaskan dan disetujui Konsultan Pengawas
tanpa tambahan biaya apapun.
 Untuk pemasangan genteng yang harus dipotong. Pemotongan harus rata dan
menggunakan alat potong yang khusus untuk itu.
 Pemborongan harus mengadakan pengujian bila diminta oleh Konsultan Pengawas
Lapangan untuk menjamin bahwa pelaksanaan pekerjaan telah benar-benar memenuhi
syarat rapat air, tanpa mengakibatkan kebocoran terutama pada tempat-tampat yang
ditunjuk untuk itu dan biaya untuk pengujian ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab
pemborong.

5.4. CAULKING DAN SEALANT

5.4.1. Lingkup Pekerja

Meliputi semua pekerjaan yang berkenaan dengan pemasangan sealant/caulking, termasuk kelengkapan
pemasangan seperti backing strip dsb.
Caulking dan sealant dipergunakan pada join antar material berbeda pada interior maupun exterior, untuk
pekerjaan kaca, pekerjaan kusen aluminium dan pekerjaan-pekerjaan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar-gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.

5.4.2. Pengendalian Pekerjaan

Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan :


 Nl-3
 ASTM D-828
 ASTM E-96
 TAPPl T-803
 TAPPl T-407

5.4.3. Bahan-bahan

 Neoprene: dipakai pada hubungan antara kaca dengan rangka aluminium.

12
Spesifikasi Teknis

 S-Dine Sealant 4100 (polysulfide) atau setaraf: untuk hubungan antara 2 bahan yang
berlainan. Bahan-bahan ini harus bersifat tidak menngisap, tidak membekas dan sealant yang
tampak tebalnya 1 cm dengan diberi lapisan pengisi (backing strip) yang bersifat sama untuk
mencapai ketebalan yang dibutuhkan. Sebagai bahan pembersih untuk memasang sealant,
dipakai “Xylol”, “Xylene”, atau Toluene.

5.4.4. Contoh bahan

Contoh bahan dan spesifikasi dari bahan yang akan dipakai harus diajukan kepada pengawas untuk
mendapat persetujuan.
Pada saat diterima di site Material harus dalam keadaan utuh pada kemasannya jelas merek dan tanggal
kadaluarsanya, tertera contoh warnanya dan disimpan di tempat dengan kondisi yang tidak menimbulkan
material rusak.
5.4.5. Pelaksanaan

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh kontraktor khusus pekerjaan ini dan berpengalaman sekurangnya 5
tahun dan telah menunjukkan hasil pekerjaan sejenis yang memuaskan.
5.4.6. Persiapan

 Bagian yang akan di caulking atau seal harus dibersihkan dari kotoran dan debu, cat lainnya.
Bagian yang sifatnya porous dibersihkan dengan cara vacum atau blasting. Keseluruhan
permukaan harus kering dan bebas dari oli/minyak
 Tipe dan konsistensi harus sesuai yang disyaratkan pabrik
 Daerah bersebelahan dengan bagian yang akan di seal atau caulked harus dilindungi sehingga
baik hasil seal atau caulkingnya rapih dan bersih.

PASAL 6.

PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, PARTISI DAN KACA

6.1 KUSEN PINTU DAN JENDELA ALMUNIUM

6.1.1. Lingkup Pekerjaan

Semua pekerjaan kusen pintu dan kusen jendela dari alumunium dengan perlengkapannya yang diperlukan
sesuai penjelasan dalam gambar-gambar.

6.1.2. Pengendalian Pekerjaan

Semua pekerjaan kusen dan pintu alumunium harus dikerjakan menurut instruksi pabrik/produsen dan
standar-standar antara lain:
 The Aluminium Association (AA)
 Architectural Aluminium Manufactures Association (AAMA)
 American Society for Testing Materials (ASTM)

6.1.3. Bahan-bahan

6.1.3.1 Kusen dan Pelat Aluminium

 Kusen dan pelat aluminium yang digunakan adalah produksi sekualitas “ALEXINDO”
warna coklat/brown
 Kadar campuran : Architectural Billet 45 (AB45) atau yang setaraf dengan karakteristik
kekuatan sebagai berikut :
- Ulitmate strength 28000 p.s.i

13
Spesifikasi Teknis

- Yield strength 22000 p.s.i


- Shear strength 17000 p.s.i

 Anodizing : Ketebalan lapisan di seluruh permukaan aluminium adalah 18-20 mikron


dengan warna yang akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas
 Hadware (perlengkapan) : Kontraktor mengajukan daftar hadware kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum memulai pekerjaan, sesuai yang
dijelaskan pada Pasal 5.5 spesifikasi ini.
6.1.3.2 Accessories : Lihat Pasal 5.5.
 Jaminan : Harus diberikan jaminan tertulis dari tipe campuran (alloy) dan ketebalan
“anozing”. Pemborong harus dapat memperlihatkan bukti-bukti keaslian
barang-barang/bahan dengan “Certificate of Origin” dari pabrik yang disetujui Konsultan
Pengawas.

6.1.3.3 Sealant

Sesuai dengan Pasal 4.2. Pada persyaratan teknis ini.

6.1.3.4 Kaca

Sesuai dengan Pasal 4.3. Pada persyaratan teknis ini.

6.1.3.5 Karet sealer

Harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu, jendela dan kaca yang dimaksud dan harus dari mutu
yang terbaik, dan sesuai dengan yang dijelaskan pada Bab 4D.

6.1.3.6 Gambar Rancangan Pembuatan

Pemborong diminta untuk mempersiapkan gambar kerja dengan ukuran- ukuran yang disesuaikan di
lapangan.

Pemborong diminta untuk merencanakan sistem pemasangan dengan memperhiyungkan keamanan


terhadap defleksi yang bisa terjadi akibat bentangan, tekanan angin dan sebagainya, sesuai dengan
rekomendasi pabrik dan peraturan-peraturan muatan yang berlaku.

6.1.4. Pelaksanaan

6.1.4.1 Pengerjaan

a. Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik dengan standar


pengerjaan disetujui Konsultan Pengawas.
b. Pemakaian alat-alat terbaik.
c. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela sedikitpun.
d. Semua detail pertemuan harus runcing, halus dan rata, bersih dari goresan-goresan,
serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan alumunium.

6.1.4.2 Pemasangan

a. Pemasangan harus sesuai dengnan gambar-gambar dan persyaratan teknis ini.


b. Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya harus diberi
sealant.
c. Tanda-tanda dan cacat akibat proses anozing, yaitu “rack” atau “gipper” yang timbul di
permukaan aluminium harus dihilangkan.

14
Spesifikasi Teknis

6.1.4.3 Perlindungan

a. Semua aluminium harus dilindungi dengan “lacquer film” atau bahan yang lain yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas ketika dibawa ke lapangan.
b. Perlindungan tersebut harus dibuka dimana diperlukan ketika aluminium akan
dikerjakan.
c. Tepi-tepi kusen harus dilindungi dengan plastic tape atau zinc chromate primer (pernis
transparan) ketika pekerjaan plester dilaksanakan. Bagian-bagian lain dapat tetap
dilindungi dengan “lacquer film” sampai pekerjaan selesai.
d. Penggunaan pernis pada permukaan yang akan diberi caulking atau sealant tidak
diperkenalkan.

6.1.4.4 Weather Seal

Pemasangan kusen harus dilengkapi dengan weather seal (backing strip) di dalam dan di luar
sebagai lapisan pengisi, sebelum sealant dipasang.

6.1.5. Pengujian

6.1.5.1 Jendela tipikal

 Semua jendela tipikal dikerjakan lebih dahulu termasuk pemasangan kaca dan
sealant.
 Contoh (sample) produksi aluminium tersebut harus ditest pada sebuah
labotorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan test itu meliputi:
a. Ketebalan lapisan
b. Staining
c. Berat
d. Test korosi
 Konsultan Pengawas akan menguji kekuatan, kualitas pekerjaan dan kedap air
dari kusen tersebut.
 Pekerjaan aluminium yang lain boleh dilanjutkan setelah pekerjaan disetujui
oleh Konsultan Pengawas.

6.1.5.2 Masa Pemeliharaan

 Bila sampai akhir masa pemeliharaan, Konsultan Pengawas berpendapat


bahwa curah hujan masih kurang untuk menguji kedapan air, maka Konsultan
Pengawas berhak menguji jendela dengan penyemprotan air secara kontinyu.
 Bila terjadi keretakan, kebocoran dan sebagainya akibat hujan maupun
penyemprotan, harus diperbaiki kembali sehingga sempurna, tanpa biaya
tambahan.

6.2 PINTU DAN JENDELA

6.2.1 Lingkup Pekerjaan

Semua pekerjaan pintu dan jendela aluminium dengan perlengkapan yang diperlukan sesuai
penjelasan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

6.2.2 Bahan-bahan

 Rangka aluminium untuk pintu dan jendela yang ditunjukkan dalam gambar adalah
merupakan ide dasar Ahli, yang selanjutnya harus dilengkapi gambar kerja oleh Pemborong

15
Spesifikasi Teknis

sesuai dengan jenis profil aluminium yang akan digunakan. Aluminium yang akan digunakan
adalah produksi sekualitas “ALEXINDO” warna coklat/brown.
 Untuk folding gate / Pintu lipat sekualitas “ARIMATA, MAXINDO “ terbuat dari plat besi tebal
0.8mm & plat strip 3.8mm x 19mm. Warna di tentukan kemudian hari di koordinasikan dengan
konsultan pengawas dan pemilik pekerjaan
 Kaca, sesuai Bab 5D. Pada persyaratan teknis ini.
 Perlengkapan pintu dan jendela sesuai bab 5E. Pada persyaratan teknis.

6.2.3 Pelaksanaan

Lakukan pengukuran seteliti mungkin ditempat pemasangan, laporan kelainan-kelainan yang terjadi pada
Konsultan Pengawas agar mendapat petunjuk lanjutan dan persetujuan sebelum pemasangan.

6.2.4 Pemasangan

Daun pintu harus mempunyai kerenggangan terhadap kusen dalam batas-batas sebagai berikut:

Tunggal Ganda
Sisi engsel 1,5-2 mm 1,5-2 mm
Sisi kunci 1,5-2 mm 2,5 mm
Ambang atas 1,5 mm 1,5 mm
Ambang bawah 2 mm 2 mm

6.3 PEKERJAAN KACA

6.3.1 Lingkup Pekerjaan

Dalam lingkup ini meliputi pengadaan dan pemasangan kaca seperti yang tertera dalam gambar-gambar.

6.3.2 Pengendalian Pekerjaan

 NI-3-1970
 Keterangan Produsen
 Persyaratan teknis

6.3.3 Bahan-bahan

kaca jenis “clear glass” (kaca bening) tebal 5 mm dipasang pada tempat-tempat sesuai gambar
pelaksanaan.

Kaca-kaca tersebut harus mempunyai toleransi ketebalan maksimal 3%, setaraf dengan produksi PT
ASAHI MAS, Jakarta. Kaca cermin dari kualitas utama tebal 5 mm dipasang pada tempat sesuai gambar
perancangan.

6.3.4 Pelaksanaan

Kecuali dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas, kaca-kaca didatangkan ke lapangan pekerjaan sudah
dalam siap pasang.
Sebelum pemasangan Pemborong harus mengambil ukuran-ukuran yang tepat dari lubang-lubang/bukaan-
bukaan kusen yang bersangkutan, sehingga perubahan ukuran kaca di lapangan yang harus dibuat karena
tidak dilakukannya pengukuran terlebih dahulu, menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

16
Spesifikasi Teknis

6.4 ALAT PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA

6.4.1 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua alat-alat penggantung dan kunci-
kunci yang dipakai dalam pekerjaan ini.
6.4.2 Pengendalian Pekerjaan

Semua alat perlengkapan pintu dan jendela yang akan dipakai harus sesuai dengan persyaratan Nl-3-1970
pasal 48, serta instruksi pabrik/produsen.

6.4.3 Bahan-bahan

1. Bahan untuk kunci-kunci (handle, plate, lock, Keys) maupun penggantung adalah sekualitas merek
“DEKSON, YALE, BELLEZA”. Bila pemborong mengusulkan merek lain, maka harus dari produk yang
setaraf dan disetujui pejabat pembuat komitmen

2. Logam dasar dan “finish” yang ditentukan sebagai berikut:

Logam Dasar Finish


Perunggu atau kuningan Chrominium kilat atau dof

6.4.4 Contoh Bahan

Pemborong harus menyerahkan daftar alat penggantung dan kunci dalam tiga rangkap untuk meminta
persetujuan pejabat pembuat komitmen
Daftar tersebut harus mempunyai bentuk sebagai berikut:
 No. Referensi, Nama Barang, Nama Produsen dan No. Katalog dari yang diusulkan.
 Di samping daftar itu, contoh dari setiap perlengkapan harus diajukan untuk disetujui
pejabat pembuat komitmen

6.4.5 Pemasangan

Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari atas pintu. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 35
cm dari permukaan lantai. Engsel antara dipasang ditengah kedua engsel atas dan bawah. Kunci dan
pegangan pintu dipasang setinggi lebih kurang 100 cm (as) dari atas permukaan lantai.

PASAL 7.

PEKERJAAN FINISHING

7.1 PLESTER DAN ACIAN

7.1.1 Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plester dan acian seperti yang dijelaskan dalam ambar-gambar
perancangan dan petunjuk pengawas dilapangan.

7.1.2 Pengendalian Pekerjaan

Seluruh pekerjaan dan bahan harus sesuai dengan persyaratan dalam:


 NI-2-1971
 NI-3-1982

17
Spesifikasi Teknis

 NI-8-1972
 ASTM C 90-72
 ASTM B 615-72

7.1.3 Bahan-bahan

Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan terdiri dari:


 Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau campuran-
campuran lain sesuai dengan:
a. NI-3 pasal 14
b. NI-2 Bab 3.3
c. Portland Cement

Portland Cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian yang membatu dan dalam zak yang
tertutup seperti disyaratkan dalam Nl-8. Hanya sebuah merek dari satu jenis semen yang boleh dipakai
dalam pekerjaan.
 Air
Air harus bersih segar dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti: minyak, asam dan unsur
organik. Pemborong harus menyediakan air kerja atas biaya sendiri.

7.1.4 Perancangan

7.1.4.1 Campuran Adukan dan Pletser

Perbandingan campuran dan pengetesannya dapat dilaksanakan dalam waktu 1 minggu dan tidak ada
penambahan waktu lagi untuk itu.
a. Pletser/adukan dengan campuran 1 pc : 5 ps digunakan pada daerah-daerah seluruh
dinding bata seperti ditunjukkan dalam gambar.
b. Pletser/adukan dengan campuran 1 pc : 2 ps digunakan pada daerah-daerah basah untuk
kedap air, seperti daerah toilet setinggi 160 cm dari lantai dan daerah lainnya setinggi 20
cm dari lantai sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.

7.1.4.2 Acian

Acian dibuat dalam campuran 1 pc : 2 air (volume) dan digunakan hanya pada dinding-dinding yang akan di
cat.

7.1.5 Pelaksanaan

7.1.5.1 Umum

Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai. Bersihkan semua permukaan
yang akan dipletser dan disiram air hingga jenuh. Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah Konsultan
Pengawas, dengan tebal plesteran kecuali bila dinyatakan lain adalah 20 mm dengan toleransi minimal 15
mm dan maksimal 25 mm.

7.1.5.2 Pencampuran

Membuat campuran adukan/plester tanpa mesin pengaduk hanya dapat dilaksanakan bila ada izin dari
Konsultan Pengawas.

7.1.5.3 Pelaksanaan Adukan/Plesteran

a. Adukan pasangan bata : lihat Pasal 1. Pasangan Bata


b. Plesteran
a) Plesteran ke dinding bata biasa

18
Spesifikasi Teknis

b) Bersihkan permukaan dinding bata dari noda-noda debu, minyak, cat dan bahan-
bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plester. Basahkan sebelum
pekerjaan dimulai.
c) Pasang lapisan plester setebal yang diisyaratkan (15 mm), ratakan dengan
roskam kayu/almunium dengan panjang minimal 1,2 m. basahkan terus selama
kurang lebih 3 hari
c. Plesteran Permukaan Beton
a) Bersihkan permukaan beton dari sisa-sisa bekisting, debu, minyak-minyak, cat
dan bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran. Kasarkan permukaan
beton dengan cara dicipping. Basahi beton dengan air hingga jenuh. Tunggu
sampai aliran air berhenti.
b) Pasangkan acian setebal 2-3 mm, kasarkan permukaan kemudian pasangkan
plester sebelum acian mengering.
c) Bila acian diperlukan, laksanakan sesuai Bab “Plester dan Acian”.

7.2 PEMASANGAN UBIN KERAMIK

7.2.1 Lingkup Pekerjaan

Ini meliputi pengadaan dan pemasangan ubin keramik seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

7.2.2 Pengendalian Pekerjaan

Seluruh Pekerjaan disesuaikan menurut standar:


 NI-2-1971
 NI-3-1970
 NI-8-1972
 SII-0241-1970

7.2.3 Bahan-bahan

a) Ubin Keramik
 Bahan keramik harus dari kualitas 1. Warna dan pola-pola akan ditentukan kemudian oleh
konsultan pengawas
 Ubin keramik lantai 40x40 cm produk sekualitas ROMAN, ASIA TILE, MULIA kwalitas 1, atau
yang setara dipasang sesuai gambar.
 Untuk tangga keramik harus menggunakan unpolish
b) Bahan Perekat
Bahan perekat ubin keramik/porselen yang akan dipergunakan untuk pemasangan pada dinding dan
lantai adalah Portland Cement biasa disaring/ayak dengan ayakan halus dan disetujui Konsultan
Pengawas.
c) Contoh-contoh
Sebelum dilakukan pemasangan, Pemborong harus memberikan contoh data teknis bahan-bahan
yang akan dipakai untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas
d) Penyimpangan
Ketika tiba di site bahan keramik tile harus dalam keadaan dalam pak tertutup dan bersegel, dan
disimpan di ruang yang kering dan tertutup.

7.2.4 Pemasangan

 Sebelum lapisan ubin keramik dipasang, permukaan dinding/lantai beton/bata harus diberi plester
yang rata dan padat. Untuk lantai atas beton, tiap 12 m2 lantai harus dibuat expansion joint yang
gambar kerjanya diajukan kepada pengawas untuk persetujuan sebelum pelaksanaan.
 Pemasangan ubin keramik harus rata dan toleransi nat 1,5-2 mm arah horizontal maupun vertikal
tapi tidak kumulatif.

19
Spesifikasi Teknis

 Pengisi celah antara ubin digunakan acian portland cement putih dengan diberi warna sesuai ubin
yang dipasang yang dicampur dengan pasta khusus pengisi nat/celah untuk keramik dan atas
persetujuan Konsultan Pengawas.
 Pemotongan keramik harus menggunakan alat khusus potong keramik.
 Apabila terdapat fixture saniter pada bidang tile tersebut, maka pemotongan harus rapih dan
diselesaikan/ditrim dengan rapih.
 Pemasangan harus dilakukan oleh tukang yang ahli untuk pekerjaan ini. Konsultan Pengawas
berhak menolak tukang yang dianggap tidak mampu/ahli untuk pekerjaan dimaksud dan
Pemborong harus segera mengganti dengan tukang yang sesuai dan ahli serta disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
 Keramik yang sudah terpasang (dilantai) tidak boleh dibebani/diinjak sebelum berumur 7 hari.
Keramik harus dilindungi dengan plastik selama periode konstruksi.

7.2.5 Kebersihan Kerja

Segera sesudah pemasangan keramik, semua arena harus dibersihkan dari semen tersisa atau material
lain yang mengotori dengan menggunakan alat dan bahan khusus untuk pekerjaan ini.

7.2.6 Contoh bahan

Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas
selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum bahan didatangkan ke lapangan, untuk mendapatkan
persetujuan penggunaanya.

7.2.7 Penyimpanan

Saat pengangkutan keramik harus di pak sedemikian sehingga tidak mengakibatkan bahan cacat atau
retak.
Penyimpanan granit harus tersusun vertikal dengan platform kayu setinggi 10 cm dari tanah.

7.2.8 Gambar Kerja

Pemborong harus membuat dan menyerahkan gambar kerja (shop drawing) yang dibuat berdasarkan
penelitian dan pengukuran di lapangan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
Gambar kerja harus memperlihatkan ukuran potongan granit yang akan digunakan berikut detail-detailnya
angkur, dowel, grout, serta harus memperlihatkan cara pemasangan-nya.

7.2.9 Pelaksanaan

7.2.9.1 Persyaratan Kerja

1. Tenaga Ahli
Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang terlatih dan berpengalaman.
2. Peralatan
Pemborong harus menempatkan peralatan yang berupa alat pemotong, alat penghalus gerinda, alat
bevel sudut/bulat, alat poles/polis dan alat yang standar untuk penyesuaian ukuran di lapangan.
3. Pemeriksaan Keadaan Lapangan
Sebelum Dilakukan pemesana/pengiriman material, Pemborong harus melaksanakan pemeriksaan
kondisi lapangan untuk mengetahui dengan tepat ukuran-ukuran yang diperlukan.
Kesalahan pengukuran yang mengakibatkan tidak dapat digunakannya material yang didatangkan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
4. Mutu Pekerjaan

20
Spesifikasi Teknis

Konsultan Pengawas berhak untuk meminta penggantian material atau meminta untuk membongkar
pekerjaan yabg tidak dapat diterima mutunya akibat kecerobohan cara pelaksanaan.
Pekerjaan pembongkaran dan penggantian material tersebut, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
pemborong.

7.2.9.2 Perlindungan Terhadap Pekerjaan dan Pembersihannya

Pemborong bertanggung jawab melindungi semua pekerjaan terhadap pengaruh pekerjaan lain yang
berlangsung disekitarnya. Perlindungan khusus terhadap minyak dan bahan-bahan kimia lain yang dapat
mempengaruhi granit tersebut.
Perlindungan antara lain dilakukan dengan cara menutup dengan plastik selama konstruksi berlangsung.

7.3 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

7.3.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan langit-langit termasuk semua kelengkapannya, seperti profil akhir,
sudut ataupun rangka penggantungnya, sesuai dengan yang tertera pada gambar.

7.3.2. Pengendalian Pekerjaan

Sesuai petunjuk pabrik/produsen bahan langit-langit dan Konsultan Pengawas di lapangan.

7.3.3. Bahan-bahan

 Ex. Kalsiboard, Ex.Jayaboard tebal 4mm. Khusus untuk toilet, triplek yang digunakan harus tahan
terhadap lembab.
 Pada kedua sisi terpanjang papan triplek harus memiliki sudut agak melandai di permukaan
luarnya untuk menghasilkan permukaan langit-langit yang rata dan menyambung.
 Lis plafond tipenya akan ditentukan kemudian oleh ahli di lapangan.

7.3.4. Penyimpanan

Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas guna menghindari dari
segala hal yang dapat mengakibatkan kerusakan terhadap bahan yang akan dipergunakan.

7.3.5. Pelaksanaan

 Sebelum pelaksanaan dimulai Pemborong harus menyerahkan contoh langit-langit beserta data
teknis bahan yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan dari Ahli.
 Pemborong harus menyerahkan rencana penggantungan langit-langit kepada Konsultan
Pengawas untuk persetujuannya melalui gambar kerja.
 Sambungan-sambungan, lubang-lubang (acces panel) untuk pekerjaan lain sekitar (listrik,
mekanikal) pekerjaan langit-langit tsb berikut penguat-penguatnya harus disiapkan.
 Seluruh rangka langit-langit digantung pada plat atau balok beton dengan mengunakan
penggantung dari metal dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat
dengan baik dan kuat tanpa adanya perubahan bentuk.
 Pada saat pemasangan rangka langit-langit harus diperhitungkan peil ketinggian finishing langit-
langit terhadap langit sesuai dengan gambar perancangan.
 Pemasangan papan triplek 4mm ke permukaan rangka merupakan paku yang telah ditentukan
dengan mesin tangan pengencang sekrup. Jarak antar paku lebih kurang 50-65 mm.
 Pertemuan antara sambungan memanjang panel triplek harus ditutup dengan lapisan dempul
triplek dan direkatkan pita kertas berporous untuk kemudian dilapisi kembali dengan lapisan
dempul gipsum. Setelah lapisan dempul tersebut kering, sambungan diamplas agar permukaan
rata dan bersih.

21
Spesifikasi Teknis

 Rangka merupakan konstruksi utama, sebelum dipasang harus diperiksa dan diteliti sebaik-
baiknya sehingga setelah dipasang akan rapih, kaku dan kuat.
 Penguat-penguat tertentu dapat ditambahkan untuk lebih memperkuat konstruksi, asal tidak
mengganggu bentuk luar dan harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
 Langit-langit boleh dipasang setelah semua instalasi yang berada diatas langit-langit selesai
terpasang, berikut lampu-lampu.
 Bila langit-langit yang terpasang kemudian dibongkar karena adanya perbaikan-perbaikan, maka
semua biaya ditanggung oleh Pemborong.
 Pelaksanaan di lapangan mengikuti persyaratan dalam gambar dan petunjuk Konsultan
Pengawas.

7.4 PEKERJAAN CAT

7.4.1 Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan cat dan pengecatan pada seluruh permukaan dinding, langit-langit sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.

7.4.2 Pengendalian Pekerjaan

Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar sebagai berikut:


 NI-3-1970
 NI-4

7.4.3 Bahan-bahan

Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan disini, adalah sekualitas “CATYLAC, VINILEX,
MOWILEX, DULUX”. Semua cat dasar dan cat akhir yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dari satu
pabrik. Warna-warna akan ditentukan oleh Ahli kemudian. Cat dinding luar harus memenuhi persyaratan
tahan terhadap cuaca.

7.4.4 Persetujuan Ahli

Semua cat yang dipakai harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sebelum boleh dipakai didalam
pekerjaan. Cat didatangkan kelapangan pekerjaan dalam kaleng-kaleng asli dari pabrik, lengkap dengan
cap perusahaan, merek dan sebagainya.

7.4.5 Pelaksanaan

Laksanakan pengecatan atas semua permukaan sesuai dengan aturan pakai yang dijelaskan oleh pabrik
pembuat cat. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas aturan pemakaian cat dari
pabrik pembuat cat yang disetujui Konsultan Pengawas.
Apabila diperlukan, Kontraktor harus melakukan konsultasi kepada pabrik/pengawas teknis pabrik sebagai
yang disarankan dan disetujui Konsultan Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL 8.

PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON

8.1 BETON COR

22
Spesifikasi Teknis

8.1.1. Lingkup Pekerjaan

Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan
perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama
dengan semua pekerjaan pertukangan / keahlian lain sesuai yang diperlukan.
Semua pekerjaan beton tidak bertulang, antara lain untuk neut kaki kusen, pengisi lubang angker, pinggiran
kaki sudut.
Semua pekerjaan beton tumbuk, antara lain untuk rabat dan lantai kerja.
Semua Pekerjaan Ring Praktis, kolom praktis, sloof praktis dan balok latai menggunakan mutu beton K-175
Semua pekerjaan beton bertulang yang menurut sifat kontruksinya merupakan struktur termasuk pondasi
footplat, sloof struktur, kolom struktur, balok struktur menggunakan mutu beton K-250
Semua pekerjaan yang dilakukan sebelum, selama dan setelah pengecoran yaitu :
1. Pembuatan cetakan
1. Persiapan dan pemasangan penulangan / stek-stek
2. Pengecoran.
3. Pemeliharaan.
4. Pembukaan cetakan.
5. Pembuatan benda-benda uji.

8.1.2. Pengendalian Pekerjaan.

Pemborong harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang terpasang, selubung-selubung dan
sebagaimana yang tertanam dalam beton.
Pengendalian pekerjaan ini sesuai dengan yang tercantum Peraturan Beton Indonesia (PBI-1971) dan
SKSNI-T 15. 1991.
Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak tercantum dalam gambar-gambar
rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu
pula besi penulangnya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur kontruksi beton bertulang. Jika terdapat
selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan Perencana / Konsultan untuk mendapatkan ukuran sebenarnya.
Jika karena keadaan pasaran besi penulangan perlu diganti dengan kelangsungan pelaksanaan, maka
jumlah luas penampang tidak boleh kurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat
dalam PBI-71 dan SKSNI T 15 –1991. Dalam hal ini harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas.
Peraturan-peraturan beton yang berlaku untuk semua pekerjaan beton yang tercantum dalam PBI - 71 NI.2
dan SKSNI T 15 –1991.

8.1.3. Material.

8.1.3.1. Portland Cement (PC).

 Mutu Semen.
Semen portland harus memenuhi persyaratan Standard Indonesia atau NI-8 untuk butir pengikat awal,
kekekalan bentuk, kekuatan aduk dan susunan kimia. Semen yang hampir mengeras hanya boleh
digunakan jika ada petunjuk dari Pengawas / Konsultan.
 Penyimpanan Semen.
Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga agar semen tidak
lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat-syarat
penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama
disimpan sehingga mengeras atau tercampur bahan lain, tidak boleh digunakan dan harus disingkirkan
dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam sak-sak yang utuh dan terlindung baik dari pengaruh
cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman.

23
Spesifikasi Teknis

8.1.3.2. Agregat Halus (Pasir).

Jenis dan syarat campuran agregat harus memenuhi syarat-syarat dalam PBI-71, Bab 3.
 Mutu Pasir.
Butir-butir tajam, keras, bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
 Ukuran.
- Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimal 2 % berat.
- Sisa di atas ayakan 2 mm harus minimal 10 % berat.
- Sisa di atas ayakan 0,25 mm harus minimal 80 % - 90 % berat.

8.1.3.3. Agregat Kasar (Koral/Batu Pecah).

 Mutu Koral.
Butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, jumlah butir-butir pipih maksimal 20 % berat, tidak pecah
atau hancur serta tidak mengandung zat-zat reaktif alkali
 Ukuran
Sisa diatas ayakan 31,5 mm harus 0 % berat, sisa diatas ayakan 4 mm harus berkisar 90 % - 98 %
berat.
Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimal 60 % dan
minimal 10 % berat.
 Penyimpanan.
Pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran
oleh bahan-bahan lain.

8.1.3.4. Air.

Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam,
bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak beton serta baja dengan atau jaringan kawat baja.
Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian contoh air di Lembaga Pemeriksaan bahan-
bahan yang diakui apabila terdapat keragu-raguan mengenai mutu air tersebut. Biaya pengujian contoh air
tersebut untuk keperluan pelaksanaan proyek ini adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

8.1.3.5. Besi Tulangan.

Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa sehingga bebas dari hubungan
langsung dengan tanah lembab ataupun basah. Baik besi penulangan rata (Round Bars) maupun besi-besi
penulangan bergelombang (Deformed Bars) harus disimpan berkelompok berdasarkan ukurannya masing-
masing dan sesuai dengan persyaratan dalam NI-2, pasal 3.7.
Besi Penulangan yang dipergunakan harus sesuai dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Penulangan dengan diameter sampai dengan 12 mm, menggunakan baja mutu U-24 (Round
Bars) atau U24 dengan tegangan leleh Fy = 2400 kg/cm2
2. Penulangan dengan diameter lebih besar dari 12 mm, menggunakan baja mutu U-40 (Deformed
Bars) atau U32 dengan tegangan leleh Fy = 3200 kg/cm2
3. Besi yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain. Apabila terdapat karat pada
bagian permukaan besi, maka besi harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa
mengurangi diameter penampang besi, atau menggunakan bahan cairan sejenis “Vikaoxy Off”
atau yang setaraf yang disetujui Pengawas.
4. Toleransi Diameter
Tabel toleransi diameter

24
Spesifikasi Teknis

5. Panjang Panjang baja tulangan beton ditetapkan 6 m, 9 rn, dan 12 m


5.1 Toleransi panjang Toleransi panjang baja tulangan beton ditetapkan minus 0 mm (-0 mm) plus
70 mm (+70 mm).
6. Toleransi berat
6.1 Toleransi berat per batang Toleransi berat perbatang baja tulangan beton polos dan sirip
ditetapkan seperti tercantum dalam Tabel dibawah :

7. Toleransi berat per lot Toleransi berat per lot baja tulangan beton polos dan sirip ditetapkan
seperti tercantum dalam Tabel di bawah ini :

Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap benda uji yang diambil dari besi yang
akan digunakan, dan harus dilaksanakan pada Lembaga Pemeriksaan bahwa bahan yang diakui serta
yang disetujui Pengawas. Semua biaya sehubungan dengan pengujian tersebut diatas sepenuhnya
menjadi tanggungan Pemborong.
8. Sifat mekanis besi tulangan
Ditetapkan seperti table di bawah ini :

25
Spesifikasi Teknis

9. Uji Sifat Mekanis


Pelaksanaan :
9.1 Uji Tarik
Batang uji tarik dan lengkung harus lurus dan kulit canai tidak boleh dikerjakan (dihilangkan)
Uji tarik dilakukan sesuai SNI 07-0408-1989, Cara uji tarik untuk logam, dengan batang uji sesuai
SNI 07-0371-1998, Batang uji tarik untuk bahan logam (batang uji tarik no. 2 untuk diameter < 25
mm dan batang uji tarik no. 3 untuk diameter ≥25 mm). untuk menghitung batas ulur dan kuat tarik
baja tulangan beton polos dan sirip digunakan nilai luas penampang yang dihitung dari diameter
nominal contoh uji.

8.1.3.6. Kawat Pengikat.

Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan dalam NI-2 pasal 3.7.

8.1.3.7. Additive.

Untuk mempercepat pengerasan beton atau bila slump yang disyaratkan tinggi, beton harus menggunakan
bahan additive yang disetujui Pengawas. Additive untuk campuran beton kedap air (Concrete Water Profing
Admixture) yang digunakan setaraf dengan “Febroof” produksi FEB atau Caltide produksi “Cement-Aids”.
Semua perubahan desain mix atau penambahan semen content akibat penambahan additive, sepenuhnya
menjadi tanggungan Pemborong dan tidak ada biaya tambahan untuk hal tersebut.

8.2 Syarat-syarat pelaksanaan.

8.2.1. Adukan Beton

 Adukan beton harus diadakan “Trial Mix” sebelumnya dan disamping itu mutu beton harus sesuai
dengan standard dalam SKSNI T-15/1991, untuk pondasi footplat K-175 dan K-175 digunakan untuk
pile cap, sloof, balok, kolom, dan pelat lantai. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa dan
26
Spesifikasi Teknis

disetujui Pengawas mengenai kekuatan / kebersihannya. Semua biaya pengujian tersebut menjadi
beban Pemborong.
 Perbandingan aduk harus sesuai dengan mutu yang diminta K 250 untuk semua pekerjaan struktural.
 Angka dalam perbandingan adukan menyatakan takaran dalam isi yang ditakar dalam keadaan kering
tanpa digetarkan.
 Pemakaian jenis adukan sesuai dengan pasal 4.2. PBI-71 NI.2,

8.2.2. Pengujian / Pemeriksaan Mutu Beton.

Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji kubus beton 15x15 cm atau silinder
sesuai standard PBI-71.
Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian “slump”, dimana nilai slump tersebut harus dalam
batas-batas yang disyaratkan dalam PBI-71.

8.2.3. Tebal Penutup Beton Minimal.

Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai dengan persyaratan PBI 1971 dan SKSNI T-
15.1991.
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu tulangan harus
dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu
beton yang akan dicor.
Selimut Beton
Bagian Konstruksi Tebal selimut Beton minimum (cm)
- Pelat 3
- Dinding 3
- Balok 5
- Kolom 5

Penahan-panahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang
minimal 4 (empat) buah tiap meter persegi cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak harus
tersebar merata.

8.2.4. Slump

Slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal adalah 8 – 12 cm. Slump yang terjadi di
luar batas tersebut diatas akan ditolak.
8.2.5. Pengecoran.

 Beton harus dicor sesuai dengan persyaratan dalam PBI-71.


 Pengawas harus menerima pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum pengecoran dilakukan,
agar dapat dilakukan pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya.
 Bila tidak disebutkan lain, atau persetujuan Pengawas, tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan
melebihi 1 meter.
 Sebelum pengecoran dimulai, Pemborong harus menyiapkan stek-stek maupun angker-angker
yang diperlukan dalam kolom-kolom, balok-balok beton yang akan berhubungan dengan dinding
bata, dan kecuali dinyatakan lain pada gambar maka stek-stek dan angker-angker dipasang
dengan jarak setiap 1 (satu) meter.
 Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk (beton molen) sekurang-kurangnya 3
(tiga) menit setelah semua bahan-bahan dimasukkan kedalam drum pengaduk. Setelah selesai
pengadukan, adukan beton harus memperlihatkan susunan dan warna yang sama.
 Adukan beton harus dicor dalam waktu maksimal 1 jam setelah pengadukan dengan mesin
pengaduk (beton molen). Bila adukan beton digerakkan kontinu secara mekanis, jangka waktu ini
dapat diperpanjang sampai dengan 2 jam.
 Beton yang telah mengeras, kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain harus dibuang dari dalam
cetakan Mesin Pengaduk (Beton Molen).

27
Spesifikasi Teknis

 Penulangan harus dimatikan pada posisinya, diperiksa sebelum pengecoran dimulai, agar
pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya.
 Pada saat pengecoran, lapisan-lapisan beton ini harus dipadatkan dengan penggetar (Internal
Concrete Vibrator) dan dibantu dengan penyendokan dan pengrojokan. Tidak diperbolehkan
melakukan pengetokan pada cetakan beton. Dalam hal ini, Vibrator tidak boleh dipakai untuk
memasukkan beton ke dalam cetakan dan kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan lebih
besar dari 7.000 impuls/menit.

8.2.6. Perawatan Beton

8.2.6.1. Pemeliharaan Beton ( Curring)

 Beton harus dilindungi selama berlangsung proses pengerasan terhadap matahari,


pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan secara mekanis atau
pengeringan sebelum waktunya.
 Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah, selama 24 hari
dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton
tersebut ataupun dengan menutupi dengan karung goni basah.
 Metode pemeliharaan beton harus diajukan oleh Pemborong pada Pengawas untuk
disetujui. Selain menggunakan air, apabila diperlukan pemeliharaan beton dapat
dilakukan dengan campuran kimia untuk pemeliharaan beton. Campuran kimia ini
harus benar- benar telah dibersihkan pada saat pekerjaan finishing dimulai.

8.2.6.2. Test Material


1. Beton
a. Test mutu beton rnaupun, material - material beton harus dilaksanakan oleh
laboratorium independen yang telah disetujui oleh Pengawas.
b. Pengujian slump dan kubus beton harus memenuhi syarat Peraturan Beton
Bertulang Indonesia 1971.
c. Untuk pengujian mutu beton di lapangan digunakan pengujian slump dengan
menggunakan kerucut Abrams. Selain pelaksanaan harus ada pengujian slump,
ketinggian slump yang diisyaratkan oleh Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
berkisar antara 7,5 cm sampai dengan 15 cm. Cara pengujian slump adalah sebagai
berikut : adukan beton diambil saat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton
(bekisting), cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat baja.
Masukan adukan beton ke dalam. cetakan dalam 3 lapis yang kira- kira sama tebalnya .
Setiap lapis dipadatkan dengan menusuk- nusuk tongkat pemadat d. 16 mm panjang 60
cm dengan ujungnya yang bulat ( seperti peluru ) masing -masing 25 kali . Ratakan
permukaan adukan beton dan biarkan selama 30 detik. Selain waki menunggu ini
cetakan dan plat slump dibcrsihkan dari adukan beton yang berjatuhan. Angkat cetakan
perlahan-lahan . Dalam pengangkatan posisi cetakan harus dijaga tetap dalam keadaan
vertikal . Ukur penurunan dan adukan beton ( slump.), pengukuran dilakukan pada 4 titik,
yang nilai penurunan diambil harga rata-rata.
d. Sedangkan pengujian mutu beton di laboratorium digunakan test kuat tekan yang
berbentuk kubus dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm.
e. Pengambilan adukan beton, pencetakan dan curingnya harus dibawah Pengawas.
Prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.
f. Pengambilan beton kubus uji dilakukan sedekat mungkin pada lokasi yang akan
dicor, untuk menggunakan concrate pump, kubus diambil setelah beton pompa.
g. Untuk pembuatan campuran beton dilapangan, maka pengambilan kubus uji
sebagai berikut: 3 kubus uji harus diambil dari setiap 5 meter kubik beton yang dicor,
serta 1 slump test untuk setiap sample test . Jumlah minimal kubus coba yang harus
diambil adalah 20 buah. Kubus itu dipergunakan untuk test kekuatan 3,7 dan 28 hari.
h. Pengawas berhak meminta setiap saat kepada Pemborong untuk membuat uji
coba dari adukan yang dibuat.
i. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadi tanggung
jawab Pemborong.
j. Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu kode yang ada
menunjukkan tanggal pengecoran, pembuatan adukan bagian struktur yang
bersangkutan dan lain - lain setelah selesai percobaan.
k. Cara pembuatan kubus beton adalah sebagai berikut : Isi cetakan dengan adukan
beton dalam 3 lapis, setiap lapis diisi kira- kira 1/3 isi cetakan. Masing- inasing lapis

28
Spesifikasi Teknis

dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali secara merata. Kemudian ratakan
permukaan beton. Biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan letakan pada tempat
yang bebas getaran. Setelah waktu 24 jam keluarkan benda uji dari cetakan dan rendam
benda uji kedalam bak yang berisi air, agar proses pemotongan (curing) beton
berlangsung dengan baik, maka perendam dilakukan sampai batas pengujian kuat tekan.
2. Core Test
a. Apabila temyata hasil test 28 hari tidak memenuhi syarat kekuatan, Pengawas
berhak meminta core test untuk struktur - stuktur beton yang tidak memenuhi syarat-
syarat tersebut. Peralatan coring dan metoda - metodanya harus disetujui oleh
Pengawas.
b. Seluruh biaya pengambilan sample untuk core test dan biaya pengetesannya
menjadi tanggung jawab Pemborong
3. Evaluasi hasil test
a. Apabila ternyata hasil test 28 hari tidak memenuhi syarat, Pemborong dapat
membongkar dan mengganti seluruh volume beton yang dicor dan segala biaya yang
menjadi konsekwensinya adalah tanggung jawab Pemborong.
b. Sebelum melakukan pembongkaran struktur, Pemborong dapat mengusulkan untuk
melakukan core test pada struktur - struktur yang sudah selesai di cor.
c. Pemborong juga dapat mengusulkan untuk melaksanakan loading test pada struktur
tertentu. Metoda pelaksanaan loading test harus terlebih dahulu disetujui oleh Pengawas.
d. Semua biaya pengetesan, pembongkaran maupun pengecoran kembali menjadi
tanggung jawab Pemborong.

PEKERJAAN BAJA RINGAN

PASAL 9.

UMUM

9.1. Umum
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke lapangan, perangkaian dan ereksi, seperti tercantum
dalam gambar kerja meliputi :
a. Pekerjaan usuk dan reng
Usuk menggunakan profil Z75/075 (tinggi 75mm & tebal 0.75mm) atau profil C75/75
Ex Giga steel, Smartruss, Pryda
b. Reng menggunakan profil B32/045 (profil B tinggi 320mm dengan tebal 0.45mm) atau R35/35
Ex Giga steel, Smartruss, Pryda

9.2. Persyaratan material rangka atap


Material rangka atap yang digunakan harus memenuhi spesifikasi yang diuraikan pada sub bab
ini. Satuan ukuran panjang yang digunakan sub bab ini adalah millimeter (mm) dan ukuran
ketebalan material baja yang dimaksud adalah ketebalan baja terlapis (Total Coating
Thickness/TCT).
Material struktur rangka atap
a. Properti mekanikal baja
- Baja mutu tinggi G550 (sertifikat bahan harus dilampirkan)
- Tegangan leleh minimum : 550 Mpa
- Modulus elastisitas : 2,1 x 10 5 Mpa
- Modulus Geser : 8 x 10 4 Mpa

29
Spesifikasi Teknis

b. Lapisan pelindung terhadap karat


Rangka batang harus memiliki lapisan tahan karat Seng Aluminium (Galvalume), dengan
komposisi sebagai berikut :
- 55 % Aluminium (Al)
- 43 % Seng (Zinc)
- 2 % Silicon (Si)
- Ketebalan pelapisan : ± 100 gram/m2

PASAL 10.

PEKERJAAN BEKISTING

10.1 Acuan
10.1.1 Umum.
a. Acuan, baik yang sementara maupun yang permanen, dimaksudkan untuk membentuk
struktur- sturktur beton dengan segala detailnya. Acuan yang dibuat harus dapat
dipertahankan bentuknya, baik selama pemasangan tulangan maupun pengecorannya.
b. Perancah termasuk segala jenis unsur- unsurnya seperti pengaku, balok pengikat dan
tiang, juga termasuk pondasi sementara yang diperlukan untuk memikul acuan tanpa
menimbulkan settlement.
c. Baik acuan maupun perancah harus dilaksanakan oleh Pemborong, untuk menyangga
berat maupun tekanan dari beton dalam keadaan basah dan peralatan yang mungkin ada
diatasnya, serta beban- beban kejut dan getaran . Kesemuanya ini harus direncanakan
dengan metoda ereksi dan pembongkaran yang sederhana sehingga memudahkan
pemasangan, penambahan maupun pembongkarannya.
d. Deflekasi (lendutan) yang diijinkan terjadi adalah 1/900 bentang dan balok kantilever,
lendutan yang dlijinkan adalah 1/300 bentang.
e. Brancing-brancing harus dipasang untuk menghindari pergerakan horizontal transversal
maupun longitudinal yang terjadi.
f. Gambar-gambar yang menunjukan detail dari acuan maupun perancah, perhitungan
perancah, elevasi dari acuan maupun perancah harus diajukan olch pemborong untuk
disetujui oleh Pengawas.
10.1.2 Bekisting yang digunakan
a. Acuan dibuat dari multipleks dengan ketebalan minimum 10 mm. Atau material lain yang
disetujui oleh Pengawas.
b. Acuan yang dipakai harus bersih dari segala macam kotoran, apabila akan digunakan
kembali acuan harus bersih, acuan yang sudah rusak dan tidak lurus lagi tidak
diperkenankan dipakai kembali.
c. Untuk mengejar kecepatan pengecoran, diisyaratkan agar Pemborong membuat
panel-panel bekisting yang standar untuk acuan bagian konstruksi yang tipikal.
10.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Multipleks yang digunakan untuk acuan harus ditumpu sepanjang tepinya. Kaso-kaso,
pengaku dan penumpu harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dipertahankan
kelurusannya dan kekuatannya selama pengecoran maupun pemadatan beton dilakukan.
b. Pengaku, acuan serta perancah yang dibuat harus dipersiapkan terhadap kemungkinan
settlement dari perancah tersebut. Acuan harus diperbaiki apabila ternyata perancah
mengalami settlement.
c. Semua tiang perancah harus dipasang dengan pengaku vertikal horizontal maupun
diagonal. Barcing lateral harus dari dua arah dan bracing diagonal baru dua sisi, baik
horizontal maupun vertikal.
d. Apabila tiang ternyata perlu disambung, pemasangan bracing harus diatur sesuai dengan
lokasi penyambungan tersebut.
e. Sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan, semua unsur yang harus berada di
dalam beton tersebut sudah ditempatkan secara benar, termasuk pengaturan selimut
betonnya.
f. Seluruh perancah dan acuan harus diperiksa kembali pada saat pengecoran beton akan
dimulai. Apabi!a temyata ada bagian perancah atau acuan yang berubah posisi,

30
Spesifikasi Teknis

perancah maupun acuan tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum pengecoran
dilaksanakan.
10.1.4 Waktu untuk melepas Bekisting
a. Acuan dapat dilepaskan dari beton apabila pembongkarannya dapat dipastikan tidak
mengakibatkan kerusakan beton, dan acuan tersebut sudah mudah dilepaskan dari
beton.
b. Waktu untuk melepas acuan dan perancah tergantung dari cuaca, metoda pemeliharaan
beton, kekuatan beton type dari struktur dan beban rencana. Dalam segala hal, waktu
untuk melepas acuan dan perancah tidak kurang dari :

No Unsur Struktur Waktu


1 Samping balok, didinding, kolom 24 jam
yang tidak dlbebani
2 Pelat 28 hari
3 Balok ( acuannya saja) 7 hari
4 Perancah pelat diantara balok 14 hari
5 Perancah balok dan plat slab 14 hari
6 Perancah kantilever 28 hari
c. Pekerjaan pembongkaran acuan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh
Pengawas.

10.1.5 Finishing Beton


1. Permukaan yang kelihatan
a. Beton yang permukaannya kelihatan (exposed) harus difinish dengan adukan.
Lubang-lubang yang terjadi pada beton harus diisi dengan adukan.
b. Untuk dinding penahan tanah, lubang pengikat acuan tidak diperkenankan.
c. Lubang - lubang pada permukaan beton tidak boleh lebih besar dari 3 mm, lubang yang
lebih besar diameter 3 mm tapi lebih kecil dari 20 mm tidak boleh melebihi 0.5% dari
permukaan beton tersebut. Lubang yang lebih besar dari 20 mm tidak diperkenankan.
Apabila terdapat lubang yang lebih besar dari 20 mm, harus dikonsultasikan oleh
Pengawas.
d. Jika permukaan beton tidak cacat, adukan yang digunakan untuk perbaikan harus
berwana sama dengan beton disekelilingnya. Sample harus dibuat dahulu sebelum
perbaikan permukaan beton tersebut dimulai.

2. Pelat
a. Permukaan pelat harus merupakan permukaan yang rata tanpa adanya kelebihan
adukan ataupun lubang- lubang pada permukaan pelat tersebut, diluar batas toleransi
yang diijinkan.
b. Apabila penambahan permukaan finishing tersebut langsung dilakukan sebelum beton
mengeras secara total, semua kelebihan air, adukan maupun kotoran-kotoran lain
dibersihkan dengan cara disikat hati- hati untuk mencegah ikut terbawanya aggregat
yang sudah dicorkan.
c. Apabila plat difinish dengan adukan, permukaan beton tersebut harus dibuat kasar sesuai
dengan schedule finishing yang ada. Permukaan beton tersebut harus diratakan
sehingga memiliki yang sama, tidak melewati batas toleransi yang diijinkan.

10.1.6 Toleransi Pekerjaan Pengecoran


Toleransi pelaksanaan dari seluruh pekerjaan beton, dalam segala hal tidak boleh
melebihi schedule toleransi dibawah ini.
Posisi as kolom dan as dinding 6 mm dalam 3 m panjang nilai maksimum 1cm untuk
geser (posisi bangunan) seluruh panjang

2 % dari lebar pondasi dengan nilai maksirnum 5 cm


Posisi Pondasi dan Pile cap
minus 1 cm sampai plus 5 cm minus 5% sampai plus 10
Dimensi pondasi dan Pile cap
% dengan nilai maksimum 5 cm

31
Spesifikasi Teknis

Dimensi unsur-unsur vertikal dan miring 5 mm dalam 5 mm dengan nilai maksimum


1 cm untuk seluruh panjang
1,2 cm dari ketingglan 30 meter 2 cm dari
Dimensi horizontal kolom dan ketinggian 60 meter 2,5 cm dari ketinggian
dinding geser dari ketinggiannya 90 meter
Jarak lantai ke lantai 3 meter, deviasi = 6
Mm
Level rata-rata Jarak lantai ke lantai 6 meter, deviasi = 1,2
Jarak lantai ke lantai lebih dari 12 meter,
deviasi = 2 mm
6 mm dari 3 meter panjang 1 cm dari 6
Deviasi level dari permukaan plat meter panjang dengan nilai maksimurn 2
cm untuk panjang keseluruhan.
Deviasi potongan (plat, balok Dimensi < 15 cm + 1 cm sampai -3mm
kolom maupun dinding geser) Dimensi >= 15 cm + 1,2 cm sampai – mm
Bukaan pada dinding dan plat 6 mm

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

PASAL 11.

UMUM

11.5.1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan, peralatan, tenaga kerja, pemasangan, pengujian-
pengujian dan perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan untuk pekerjaan instalasi listrik,
seperti disaratkan dalam gambar-gambar perencanaan dan spesifikasi teknik pekerjaan elektrikal.
Dalam pekerjaan ini harus sudah termasuk juga perlengkapan dan alat bantu yang diperlukan agar
sistem dapat beroperasi dengan baik sesuai yang diinginkan dalam spesifikasi teknis ini.
Pekerjaan tersebut terdiri dari :
1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik
2. Sistem Penerangan
3. Sistem Penangkal Petir

11.2 GAMBAR-GAMBAR RENCANA

Gambar-gambar rencana adalah gambar yang menunjukan tata letak secara umum dari peralatan yaitu
lampu-lampu, panel-panel, kabel, detail peralatan, cara pemasangan dan ketentuan-ketentuan lain.
Gambar ini dibuat oleh Konsultan Perancang dan digunakan untuk pelelangan.

11.3 GAMBAR-GAMBAR KERJA (SHOP DRAWINGS)

Pemborong harus menyerahkan gambar kerja 14 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai. Gambar
kerja adalah gambar rencana setelah disesuaikan dengan kondisi di lapanagan dan perubahan-perubahan
(jika ada) yang diminta oleh Pemberi Tugas. Perubahan dapat juga diusulkan oleh Pengawas Lapangan,
Perencana atau Pemborong dan perubahan ini harus disetujui oleh Pemberi Tugas.
Gambar kerja yang tidak berubah dari gambar rencana harus terlebih dahulu disetujui oleh Konsultan
Pengawas, sedangkan gambar kerja yang berubah dari gambar rencana harus disetujui terlebih dahulu
oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

32
Spesifikasi Teknis

11.4 GAMBAR-GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)

Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian-penyesuaian di
lapangan.Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam 1 set gambar lengkap sebagai gambar-
gambar sesuai pelaksanaan di lapangan (As Built Drawing). Pemborong harus menyerahkan As
Built Drawing kepada Konsultan Pengawas setelah pekerjaan yang bersangkutan selesai, dalam
rangkap 3. Gambar-gambar ini beserta dokumen pendukung lainnya menjadi persyaratan untuk
serah terima pekerjaan yang pertama.
 Spesifikasi Teknis dan Produk.

a.       Panel-panel yang digunakan menggunakan panel dari bahanplastic dan metal. Panel-panel
plastik digunakan untuk bangunanpenunjang seperti pos jaga, kantor, kantin, dan
mushola,sedangkan Panel Metal digunakan untuk bangunan produksi.
b.      Panel dari bahan logam menggunakan plat dengan ketebalanyang cukup sehingga panel
kokoh dan kaku dan di finish dengancat bakar. Ukuran diseusaikan dengan jumlah komponen
yangada di dalamnya serta memudahkan dalam pekerjaanpemasangan kabel di dalam panel.
c.       Untuk panel dari bahan plastik, menggunakan tipe inbow (ditanamdalam dinding), dari merk
Berker, Clipsal, atau setara, denganukuran disesuaikan dengan jumlah komponen yang
dipergunakan.
d.      Komponen Panel berupa MCCB, MCB, harus dari merk yang sudahdikenal dan harus
mempunyai kualitas yang baik. Merk Komponenyang direkomendasikan untuk digunakan untuk
dalam pekerjaaninstalasi listrik ini adalah : MERLIN GERIN (asli dibuktikan dengansegel pabrik),
BROCO, ABB , CLIPSAL dengan ketentuansebagai berikut :
 MCCB arus mempunyai breaking capacity 25 kA.
 MCB 3 phase harus mempunyai breaking capacity sebesar10 kA.
 MCB 1 phase breaking capasity sebesar 10 kA.
`           Setiap panel harus dilengkapi dengan :
  Bus Bar untuk Phasa netral dan Grounding dengan ukuranyang sesuai dengan kapasitas
dari tiap panel.
 Volt meter dan Amp. Meter (hanya untuk Panel UtamaGedung).
 Kunci Pintu Panel.
 Label Nama Panel
 Diagram pengkabelan Panel yang harus dipasang/ditempelpada bagian dalam pintu panel.
e. Kabel-kabel yang akan digunakan baik untuk kabel feedermaupun untuk kabel instalasi ke tiap titik
penerangan atau stopkontak harus dari kabel 7(tujuh) besar seperti : Eterna, LMK, Supreme,
Prima dengan ketentuan sebagai berikut :
 Kabel Feeder untuk ke setiap Panel Menggunakan tipe NYYdengan ukuran sesusai gambar
wiring diagram panel, danjika feeder ke Panel utama harus menggunakan kabelbawah tanah,
maka kabel yang digunakan adalah kabelNYFGbY.
 Kabel Instalasi Menggunakan Kabel NYM didalam pipaKonduit Hi-Impact merk CLIPSAL atau
LEGRAND. Ukurankabel diseusaikan dengan gambar dalam wiring diagrampanel. Ukuran
minimum kabel adalah ukuran 2.5 mm2.
f. Saklar, dan stop Kontak menggunakan Panasonis, Broco, dengan jenis yang akan
digunakan/ditentukan oleh perencana arsitek dengan ketentuan sebagai berikut :

33
Spesifikasi Teknis

 Komponen lampu seperti ballast/trafo dan lampu harus darimerek yang sudah dikenal baik.
Merek yangdirekomendasikan untuk digunakan adalah PHILIPS, OSRAM,
 Fitting plafond yang digunakan untuk lampu pijar harus daribahan yang mempunyai kualitas baik
bukan dari bahanplastic, dan harus tahan temperature tinggi dan tidak akanmeleleh jika
dipasang lampu pijar 60Watt.
 Stop Kontak digunakan stop kontak 16A, sedangkan saklardigunakan saklar 10A dan harus
i. Pentanahan/Grounding dari setiap panel harus dikerjakan denganmaksimal tahanan adalah
sebesar 2 ohm. Untuk pentanahandigunakan kabel BC atau NYA dengan ukuran sesuai
kapasitas tiappanel.

11.5 PENGUJIAN.

11.5.1 Pengujian pertama.

Pengujian pertama adalah pengujian setiap sub sistem, diselenggarakan setelah pekerjaan sub sistem
tersebut selesai.
Pengujian sub sistem terdiri dari :
 Pengujian sambungan - sambungan
 Pengujian tahanan isolasi
 Pengujian pentanahan
 Pengujian Operasional sub sistem untuk bahan-bahan tertentu yang dianggap perlu.
 Konsultan Pengawas dapat meminta dilakukan pengujian pada Laboratorium atau badan
independent. Beaya yang diperlukan untuk pengujian tersebut ditanggung oleh pemborong.

11.5.2 Pengujian akhir.

Pengujian akhir adalah pengujian (start up dan comissioning) yang melibatkan koordinasi seluruh sistem
harus diselenggarakan setelah seluruh sistem harus diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan dalam
proyek ini selesai.
Sebelum pengujian dilaksanakan, Pemborong harus mengajukan jadwal dan prosedur pengujian kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

11.5.3 Catatan Pengujian.

Pemborong harus membuat catatan (record) mengenai hasil pengujian dan 2 copy diserahkan kepada
Konsultan Pengawas.

11.5.4 Biaya Pengujian.

Seluruh pengujian butir 1, 2 dan3 diselengarakan oleh Pemborong dan segala biaya untuk itu ditanggung
oleh Pemborong.

11.5.5 Ijin.

Kecuali disebutkan lain, biaya penyambungan daya PLN dan uang jaminan langganan menjadi tanggungan
Pemborong.

34
Spesifikasi Teknis

REKAPITULASI SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN/REHABILITASI


KELAS BARU SD PALEBON 3
No Uraian Pekerjaan Material Spesifikasi
.
1. Pekerjaan Persiapan Kayu Kelas II
Kayu Papan Ukuran 2/20
Tanah Biasa Tidak lembek guna pengurugan
2. Pekerjaan Tanah Cadas urug Rowosari

Batu Belah Campuran 1SP:5PP


Portland Cement Semen Gresik, Tiga Roda,
3. Pekerjaan Pondasi Holcim
Pasir Pasang Pasir Pasang Lokal/Muntilan
Batu Kosong (Aanstamping)
Pasir Pasang Pasir Pasang Lokal/Muntilan
Portland Cement Semen Gresik, Tiga Roda,
Holcim
Pasir Beton Pasir Pasang Lokal/Muntilan
4. Pekerjaan Beton Split Batu pecah mesin 2-3
Batu Belah Batu Kali/Gunung
Besi Beton/Penulangan U24≤13≥U39ST-37, SII
Beton Beton kualitas K-225
Kusen Pintu dan Jendela Alumunium brown 4’
Daun Pintu Rangka Kayu MEranti, double
triplek 6mm lapis HPL
5. Pekerjaan pintu dan jendela Pintu dan Jendela Kaca Alumunium silver , kaca bening
5mm

Batu Bata Merah Batu bata ukuran 5x11x22 cm


Portland Cement Semen Gresik, Tiga Roda,
6. Pekerjaan Pasangan Holcim
Dinding Pasir Pasang Pasir Pasang Lokal/Muntilan
Pasir Pasang Pasir Pasang Lokal/Muntilan
7. Pekerjaan Plesteran Portland Cement Semen Gresik, Tiga Roda,
Holcim
Keramik 40x40 ROMAN, ASIA TILE, MULIA
8. Pekerjaan Penutup Dinding
& Lantai
Plafond Kalsiboard 120x240x5 Ex. Jayaboard, Nusaboard
mm
9. Pekerjaan Plafond Rangka Kayu Kelas II bengkiran, Kruing
Kawat Penggantung

Kunci Tanam Biasa YALE/Solid/Unikey/SES


Engsel Pintu YALE/ Solid/Unikey/SES
10. Pekerjaan Kaca & Kunci Engsel Jendela Kupu-Kupu YALE Solid/Unikey/SES
Kait Angin
Kaca Tebal 5 mm bening,
ASAHI/setara
Cat Dinding Interior (Acrilic MOWILEX, DULUX
Emulsion)
11. Pekerjaan Pengecatan Cat Dinding Eksterior MOWILEX , DULUX
(Weathershield/Weathercoating)
Cat Plafond Produk Danabrite, Catylac,
Vinilex, Jotaplast warna Putih
Cat Kayu Emco, Avian, Beebrand, warna
coklat
Lampu LED Produk Setara Lampu Philip
Saklar Setara Broco, Matsuka, Shukaku
12. Pekerjaan Instalasi Listrik Stop Kontak Setara Broco, Matsuka, Shukaku
Kabel NYM 3x2,5mm2, NYM Metal, Supreme, Kabelindo
2x2,5mm2, Pipa AW PVC New G Braco
PVC setara Maspion
Genteng Tanah Liat Palentongbesar jatiwangi,
13. Pekerjaan Penutup Atap kebumen

35
Spesifikasi Teknis

Rangka Baja konvesional Siku besi 40x40x4, 50x50,5


Listplank GRC tb 1 cm
Bubungan Bubung Genteng Palentong

11.6 DOKUMEN YANG HARUS DISERAHKAN.

1. Gambar pelaksanaan (as built drawing) yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2. Brosure Peralatan dan Bahan yang terpasang beserta alamat supplier.
3. Daftar spare part yang diserahkan kepada pemberi tugas.
4. Garansi Pabrik untuk peralatan-peralatan yang dipasang.
5. Sertifikat pengujian Pabrik
6. Petunjuk operasi dan perawatan peralatan.
7. Detail diagram dan rankaian peralatan eletronika.
8. Dokumen lain yang relevan dengan pekerjaan ini, yang diminta oleh Konsultan Pengawas atau
Pemberi Tugas.

Mengetahui,
Pejabat Pembuat Komitmen

Sulardi, SPd , M.Pd


NIP 19600213 198201 1 008

36

Anda mungkin juga menyukai