Anda di halaman 1dari 8

NAMA : SYIFA FAUZIAH NURRAHMAH

NIM : 151111060
KELAS : 3-KGE

METODE PELAKSANAAN STRUKTUR KOLOM, BALOK DAN PELAT


LANTAI PADA PROYEK RUMAH SUSUN NAGRAK JAKARTA UTARA

1. Pekerjaan Struktur Kolom

1.1. Pekerjaan Pembesian

Pembuatan rangkaian tulangan pada stuktur kolom dilakukan ditempat


terpisah. Setiap tower memiliki lokasi untuk fabrikasi pembesian. Diameter baja
tulangan yang digunakan untuk struktur kolom adalah D19 dengan mutu BJTD
40. Sedangkan diameter yang digunakan tulangan geser menggunakan D13 untuk
tumpuan dan D10 untuk lapangan, dengan mutu BJTD 50.

Rangkaian tulangan kolom untuk lantai 1-2 langsung menggunakan satu


lente baja tulangan yang panjangnya 12m, di mana baja tulangan tersebut tidak
dipotong dan tidak memiliki panjang penyaluran atau over lap. Hal terserbut
dilakukan karena satu lente tidak hanya digunakan untuk lantai satu dan lantai 2,
namun menerus kebawah untuk disalurkan ke pile cap. Sedangkan dari lantai 3-16
satu lente baja tulangan dipotong menjadi 3 bagian sepanjang 4m, menggunakan
bar cutter sehingga baja tulangan untuk kolom disambung dan panjang
sambunganya adalah 40D. Overlap tersebut dikenik dalam atau dibengkokan.

Tinggi setiap lantai adalah 3,2m. Bila dihitung dengan panjang over lap 40D
dan diameter yang digunakan adalah D19, maka panjang over lap sebesar 760mm,
sehingga bila dijumlahkan dengan tinggi lantainya adalah 3960mm. Berarti
pembagian 3 tulangan setiap lente sudah mencukupi kebutuhan.

Untuk tulangan geser, satu lente D13 maupun D10 dibagi menjadi 4 bagian
menggunakan bar cutter yang selanjutnya dibengkokan menggunakan bar bender.
Pada proyek ini, panjang kait untuk tulangan geser adalah sebesar 6D. Beberapa
potong tulangan dibengkokan secara bersamaan untuk mempercepat pekerjaan.
Namun demikian, hasil yang didapat adalah tidak semua sama, bahkan ada
beberapa tulangan yang memiliki panjang kait yang lebih panjang dan ada juga
yang lebih pendek.

Selanjutnya, rangkaian tulangan supaya dapat berdiri tegak, pada bagian


dalam rangkaian tulangan kolom dipasang tulangan dengan arah diagonal yang di
lapangan disebut “labrangan” atau tulangan pengaku. Tulangan pengaku tidak
akan mempengaruhi kekuatan beton karena fungsinya hanya untuk
mempertahankan posisi agar tetap tegak lurus karena kolom berdiri secara vertikal
dan semakin tinggi semakin posisinya mudah miring.

Selain menggunakan tulangan pengaku atau “labrangan”, biasanya


rangkaian tulangan kolom yang sudah dipasang agar tetap berdiri tegak ditahan
dengan satu lente baja tulangan, yang dipasang pada bagian dalam maupun luar.

1.2. Pekerjaan Bekisting

Pada Proyek Rumah Susun Nagrak Tower 6-10 terdapat 3 subkontraktor


yang mengerjakan pekerjaan bekisting kolom. Setiap subkontraktor menggunakan
material yang berbeda, yaitu ecofilm, multipleks, dan bekisiting baja.

1. Ecofilm
Ecofilm digunakan oleh subkontraktor PT.SM. Menurut salah satu pekerja
bekisting dari PT. SM, ecofilm ini dapat digunakan hingga pekerjaan
struktur pada proyek ini selesai, apabila tidak terjadi kerusakan pada saat
pembongkaran atau pemotongan. Ecofilm yang digunakan memiliki
ketebalan 18mm dan berwarna hitam pada bagian permukaan kedua sisinya.
Sebelum digunakan, bagian dalam ecofilm harus diolesi dengan minyak
bekisting agar beton tidak menempel dengan bekisting.
2. Multipleks
Multipleks digunakan oleh subkontraktor PT. Goesar Tiga, yang biasanya
digunakan 3-4 kali pakai. Namun di lapangan dilihat tergantung bagaimana
dari kondisi multipleks tersebut apakah masih layak untuk digunakan atau

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017


III-2
perlu diganti. Multipleks dapat menyerap air ketika digunakan untuk
pengecoran, maka dampaknya adalah permukaan multipleks dapat
bergelombang sehingga tidak dapat digunakan lagi karena akan
mempengaruhi permukaan beton yang dicetak. Selain itu dapat
menyebabkan pelapukan yang menyebabkan kekuatannya menurun,
sehingga perlu diganti dengan yang baru. Ketebalan multipleks yang
digunakan untuk bekisiting kolom 18mm.
3. Bekisting baja
Bekisting baja digunakan oleh subkontraktor PT. Logam, dan dapat
digunakan jangka panjang karena terbuat dari baja. Sebelum di gunakan,
bekisting baja di lapisi terlebih dahulu dengan minyak bekisting agar beton
tidak menempel.
Dari ketiga bekisting tersebut bila di bandingkan dari segi kualitas dan
waktu, maka baja yang paling baik dalam ketahanan material dan kecepatan
pemasanganya di lanjutkan dengan ecofilm kemudian multipleks,
berbanding lurus dengan kualitas tentu saja harganya lebih mahal baja
kemudian ecofilm dan multipleks. Oleh karena itu, hanya satu tower yang
menggunakan multipleks dan yang lainya masing masing dua.
Bekisting harus dirangkai terlebih dahulu yang dikerjakan di tempat
terpisah, yang berlokasi bersebelahan dengan tempat fabrikasi pembesian.
Bekisting yang dirangkai harus dipastikan benar-benar rapat agar tidak
terjadi kebocoran saat pengecoran berlangsung. Selain itu, kesikuannya
perlu diperhatikan agar hasilnya baik dan rapi.

Sama seperti tulangan kolom, bekisting yang telah dirangkai


pemasangannya dibantu dengan tower crane. Bekisting yang sudah terangkai
diangkat tower crane lalu dipasangkan pada kolom yang sudah terpasang
rangkaian tulangannya dengan arahan dari pekerja kepada operator tower crane.

Setelah bekisting terpasang, dilanjutkan dengan pengencangan wing nut atau


mur, serta pemasangan perancah kolom yang arahnya diagonal. Pemasangan
perancah harus kencang dan kuat agar dapat menahan tekanan dari beton saat
pengecoran berlangsung.

1.3. Pekerjaan Pengecoran

Pekerjaan pengecoran dapat dilakukan setelah dilakukan pengecekan oleh


bagian Quality Control (QC) dan mendapat izin dari konsultan manajemen
konstruksi agar pengecoran kolom dapat dilakukan. Beton segar yang dilakukan
uji slump dan pembuatan benda uji di lapangan hanya pada TM satu, tiga, lima,
dan kelipatan lima yang di lakukan pada saat truck mixer (TM) pertama kali
masuk proyek. Namun diperaturan, pengujian slump dan pembuatan benda uji
harus di lakukan setiap kali TM datang dan dilakukan secara acak ( pertama kali
datang, saat pengecoran , dan pada saat selesai pengecoran). Pembuatan benda uji
nantinya akan dilakukan pengujian kuat tekan pada umur umur tertentu (
3,5,7,14,21 dan 28 ) hari. Nilai slump untuk kolom adalah 12+2. Beton yang
digunakan untuk pengecoran kolom biasanya dibuat lebih cair dibandingkan
untuk pengecoran balok atau pelat lantai untuk memudahkan pekerjaan
pengecoran.

Pengecoran untuk kolom dilakukan menggunakan concrete bucket yang


diangkat menggunakan tower crane dan menggunakan concrete pump truck atau
concrete pump portable, dan dipadatkan dengan vibrator.

1.4. Perawatan

Pada proyek Rumah Susun Nagrak Tower 6-10 ini, biasanya pembongkaran
bekisting kolom dilakukan setelah berumur 3 hari. Pembongkaran dilakukan
secara hati-hati agar saat bekisting dilepas tidak merusak struktur kolom,
diantaranya adalah terjadi geripis, yaitu pada bagian siku kolom dan
pengeroposan pada permukaan kolom. Bila hal-hal tersebut terjadi biasanya
dilakukan perbaikan, yaitu dengan cara menambal bagian-bagian yang keropos
maupun geripis pada sikunya dengan acian semen khusus untuk beton. Kerusakan

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017


III-4
pada beton yang terjadi di lapangan diperkirakan tidak lebih dari 10% karena
kerusakannya tidak begitu parah hanya pada permukaannya saja.

Setelah itu beton dilakukan tahap perawatan (curing). Perawatan bertujuan


untuk mempercepat proses setting time beton. Pada proyek ini, curing dilakukan
pada pagi hari yaitu, dengan cara menyeprotkan checimal additive pada
permukaan beton. Checimal additive merupakan material khusus yang digunakan
untuk perawatan beton. Pada proyek ini curing dilakukan hanya satu kali setelah
pengecoran selesai.

2. Pekerjaan Balok dan Pelat

2.1. Pekerjaan Bekisting dan Perancah

Berbeda dengan kolom, pekerjaan pertama yang dilakukan untuk pekerjaan


balok dan pelat adalah pemasangan perancah dan bekisting bagian bawah.
Perancah atau scaffolding merupakan struktur sementara yang fungsinya adalah
sebagai penyangga sebuah konstruksi. Sedangkan bekisting sendiri berfungsi
adalah cetakan untuk beton.

Material yang digunakan untuk bekisting balok dan pelat lantai pada proyek
ini adalah multipleks dengan ketebalan 12mm. Multipleks ini digunakan
maksimal untuk 3 kali pemakaian. Setiap pembangunan satu lantai diberikan
subsidi multipleks sebanyak 15% untuk mengganti multipleks yang rusak.
Perancah atau scaffolding dirangkai terlebih dahulu di tempat terpisah yang
selanjutnya diangkut menggunakan tower crane.

Sebelum pemasangan bekisting untuk balok dan pelat, dilakukan


pemasangan bekising untuk kepala kolom. Kepala kolom adalah bagian atas
kolom yang tidak dicor dan digunakan saat pengerjaan struktur balok sebagai
sambungan antara kolom dan balok. Pada proyek ini tinggi kepala kolom adalah
1,25 m, bila kepala kolom dicor bersamaan dengan badan kolom, baja tulangan
untuk balok tidak dapat disambungkan sehingga kekuatan sambungan antara
kolom dengan balok tidak akan kuat. Setelah pekerjaan kepala kolom selesai,
dilanjutkan dengan pekerjaan balok. Bekisting balok langsung dipasang pada
scaffolding yang selanjutnya diangkut tower crane untuk diletakan di lokasi
pekerjaan.

Untuk pelat lantai, scaffolding yang telah dirangkai, diangkut, dan


diletakkan sebagai penyokong sementara untuk pelat. Lalu, material untuk
bekisting diangkut ke lokasi pekerjaan. Selanjutnya, pengukuran, pemotongan,
dan pemasangan bekisting dilakukan di lokasi. Pemasangan bekisting disambung
satu dengan yang lainnya menggunakan paku agar rapat dan tidak ada celah yang
dapat menyebabkan kebocoran ketika pengecoran sedang berlangsung. Selain itu,
bekisting dan perancah yang terpasang benar-benar kuat untuk menahan beban
pekerja dan beban lainnya.

2.2.Pekerjaan Pembesian

Diameter baja tulangan yang digunakan untuk balok adalah D16 dengan
mutu BJTD 40. Sedangkan untuk pelat adalah D10 dan D13 khusus untuk
kantilever dengan mutu BJTD 40, namun untuk tipe S2-1 mutu yang digunakan
adalah BJTD 50. Baja tulangan yang digunakan Pembesian untuk pelat dan balok
digunakan baja tulangan satu lente (12m), namun untuk balok digunakan juga baja
tulangan yang telah dipotong sesuai dengan kebutuhan, yang berfungsi sebagai
tulangan tekan maupun tarik. Pemotongan hingga perangkaian baja tulangan
dilakukan langsung di lokasi pekerjaan, kecuali untuk tulangan geser dilakukan
secara terpisah, yaitu ditempat fabrikasi pembesian seperti yang telah tercantum
pada site plan. Tulangan tersebut kemudian diangkut oleh tower crane ke lokasi
pekerjaan.

Baja tulangan lalu dirangkai. Tulangan utama balok terdiri dari susunan
beberapa lente baja tulangan dengan jarak yang sama pada bagian atas maupun
bawah, yang diganjal balok kayu untuk memisahkan tulangan bagian atas dan
bawah. Lalu tulangan geser dimasukan dan ikat dengan tulangan baja pada bagian

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017


III-6
atas menggunakan kawat bendrat agar posisinya tidak berubah dan tidak lepas.
Jarak tulangan geser tumpuan dan lapangan sesuai dengan yang tertera pada
gambar.

Beton decking dipasang di atas tulangan yang telah terangkai agar baja tulangan
tidak menempel langsung pada bekisting. Kawat bendrat yang terpasang pada
permukaan beton decking diikat pada tulangan balok agar posisinya tidak
bergeser. Selain itu, khusus untuk pelat lantai dipasang tulangan cakar ayam, yang
berguna untuk memisahkan antara tulangan dengan tulangan tekan agar tidak
menempel satu sama lain.

Tulangan tarik dan tulangan tekan dipasang setelah tulangan utama beserta
tulangan geser terangkai, dengan overlap atau panjang penyalurannya adalah 40D,
sama seperti kolom. Namun, untuk balok panjang penyaluran tidak hanya untuk
kondisi tekan tetapi juga untuk kondisi tarik.

1.4. Pekerjaan Pengecoran

Pengecoran pada balok dan pelat sama halnya dengan pengecoran pada
kolom dimana sebelum pengecoran dibutuhkan diperiksa dari manajemen
konstruksi, yaitu meliputi kerapatan bekisting, keadaan bekisting, pengikatan
bendrat, kesesuaian tulangan dengan gambar, serta penempatan tulangan geser
lapangan dan tumpuan. Jika semua sudah sudah sesuai gambar dan mendapat
ceklis dari manajemen konstruksi, maka pengecoran dapat dilaksanakan.

Pengecoran balok dan pelat lantai dilakukan secara bersamaan. Pekerjaan


pengecoran biasanya dilakukan perzona. Pada setiap zona terdapat stop cor atau
injection point pada seperempat bentang berupa jaring jaring yang terbuat dari
kawat. Jaring jaring kawat ini berguna untuk menahan ready mix atau agregat.

Beton yang digunkan untuk pelat dan balok memiliki nilai slump yang sama
seperti kolom, yaitu 12±2 namun lebih kental dari pada kolom karena kerapatan
tulangan yang lebih renggang dan posisinya horisontal. Sebelum pengecoran
berlangsung, dilakukan pembersihan terlebih dahulu menggunakan kompresor
untuk membersihkan sampah, potongan maupun serbuk kayu, debu dan lainya
yang dapat merusak kualitas beton bila ikut tercor. Pengecoran untuk balok dan
pelat menggunakan concrete bucket dan concrete pump truck, setelah itu diganti
concrete pump portable bila tower yang dibangun sudah lebih dari 8 lantai, yang
kemudian dipadatkan menggunakan vibrator.

1.5.Perawatan pada pelat dan balok

Acuan perancah dan bekisting dibuka setelah 3 minggu atau setiap 3 lantai.
Jadi, bekisting dan perancah pada lantai 1 akan digunakan untuk lantai 4,
bekisting dan perancah lantai 2 digunakan untuk lantai 5 dan seterusnya. Sama
halnya seperti perawatan pada kolom, pelat dan balok disemprot menggunakan
chemical additive untuk mempercepat setting time. Bila terjadi kerusakan seperti
keropos maupun geripis pada balok dan pelat maka akan dilakukan perawatan
atau perbaikan dengan cara ditambal menggunakan acian.

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017


III-8

Anda mungkin juga menyukai