NIM : 151111060
KELAS : 3-KGE
Tinggi setiap lantai adalah 3,2m. Bila dihitung dengan panjang over lap 40D
dan diameter yang digunakan adalah D19, maka panjang over lap sebesar 760mm,
sehingga bila dijumlahkan dengan tinggi lantainya adalah 3960mm. Berarti
pembagian 3 tulangan setiap lente sudah mencukupi kebutuhan.
Untuk tulangan geser, satu lente D13 maupun D10 dibagi menjadi 4 bagian
menggunakan bar cutter yang selanjutnya dibengkokan menggunakan bar bender.
Pada proyek ini, panjang kait untuk tulangan geser adalah sebesar 6D. Beberapa
potong tulangan dibengkokan secara bersamaan untuk mempercepat pekerjaan.
Namun demikian, hasil yang didapat adalah tidak semua sama, bahkan ada
beberapa tulangan yang memiliki panjang kait yang lebih panjang dan ada juga
yang lebih pendek.
1. Ecofilm
Ecofilm digunakan oleh subkontraktor PT.SM. Menurut salah satu pekerja
bekisting dari PT. SM, ecofilm ini dapat digunakan hingga pekerjaan
struktur pada proyek ini selesai, apabila tidak terjadi kerusakan pada saat
pembongkaran atau pemotongan. Ecofilm yang digunakan memiliki
ketebalan 18mm dan berwarna hitam pada bagian permukaan kedua sisinya.
Sebelum digunakan, bagian dalam ecofilm harus diolesi dengan minyak
bekisting agar beton tidak menempel dengan bekisting.
2. Multipleks
Multipleks digunakan oleh subkontraktor PT. Goesar Tiga, yang biasanya
digunakan 3-4 kali pakai. Namun di lapangan dilihat tergantung bagaimana
dari kondisi multipleks tersebut apakah masih layak untuk digunakan atau
1.4. Perawatan
Pada proyek Rumah Susun Nagrak Tower 6-10 ini, biasanya pembongkaran
bekisting kolom dilakukan setelah berumur 3 hari. Pembongkaran dilakukan
secara hati-hati agar saat bekisting dilepas tidak merusak struktur kolom,
diantaranya adalah terjadi geripis, yaitu pada bagian siku kolom dan
pengeroposan pada permukaan kolom. Bila hal-hal tersebut terjadi biasanya
dilakukan perbaikan, yaitu dengan cara menambal bagian-bagian yang keropos
maupun geripis pada sikunya dengan acian semen khusus untuk beton. Kerusakan
Material yang digunakan untuk bekisting balok dan pelat lantai pada proyek
ini adalah multipleks dengan ketebalan 12mm. Multipleks ini digunakan
maksimal untuk 3 kali pemakaian. Setiap pembangunan satu lantai diberikan
subsidi multipleks sebanyak 15% untuk mengganti multipleks yang rusak.
Perancah atau scaffolding dirangkai terlebih dahulu di tempat terpisah yang
selanjutnya diangkut menggunakan tower crane.
2.2.Pekerjaan Pembesian
Diameter baja tulangan yang digunakan untuk balok adalah D16 dengan
mutu BJTD 40. Sedangkan untuk pelat adalah D10 dan D13 khusus untuk
kantilever dengan mutu BJTD 40, namun untuk tipe S2-1 mutu yang digunakan
adalah BJTD 50. Baja tulangan yang digunakan Pembesian untuk pelat dan balok
digunakan baja tulangan satu lente (12m), namun untuk balok digunakan juga baja
tulangan yang telah dipotong sesuai dengan kebutuhan, yang berfungsi sebagai
tulangan tekan maupun tarik. Pemotongan hingga perangkaian baja tulangan
dilakukan langsung di lokasi pekerjaan, kecuali untuk tulangan geser dilakukan
secara terpisah, yaitu ditempat fabrikasi pembesian seperti yang telah tercantum
pada site plan. Tulangan tersebut kemudian diangkut oleh tower crane ke lokasi
pekerjaan.
Baja tulangan lalu dirangkai. Tulangan utama balok terdiri dari susunan
beberapa lente baja tulangan dengan jarak yang sama pada bagian atas maupun
bawah, yang diganjal balok kayu untuk memisahkan tulangan bagian atas dan
bawah. Lalu tulangan geser dimasukan dan ikat dengan tulangan baja pada bagian
Beton decking dipasang di atas tulangan yang telah terangkai agar baja tulangan
tidak menempel langsung pada bekisting. Kawat bendrat yang terpasang pada
permukaan beton decking diikat pada tulangan balok agar posisinya tidak
bergeser. Selain itu, khusus untuk pelat lantai dipasang tulangan cakar ayam, yang
berguna untuk memisahkan antara tulangan dengan tulangan tekan agar tidak
menempel satu sama lain.
Tulangan tarik dan tulangan tekan dipasang setelah tulangan utama beserta
tulangan geser terangkai, dengan overlap atau panjang penyalurannya adalah 40D,
sama seperti kolom. Namun, untuk balok panjang penyaluran tidak hanya untuk
kondisi tekan tetapi juga untuk kondisi tarik.
Pengecoran pada balok dan pelat sama halnya dengan pengecoran pada
kolom dimana sebelum pengecoran dibutuhkan diperiksa dari manajemen
konstruksi, yaitu meliputi kerapatan bekisting, keadaan bekisting, pengikatan
bendrat, kesesuaian tulangan dengan gambar, serta penempatan tulangan geser
lapangan dan tumpuan. Jika semua sudah sudah sesuai gambar dan mendapat
ceklis dari manajemen konstruksi, maka pengecoran dapat dilaksanakan.
Beton yang digunkan untuk pelat dan balok memiliki nilai slump yang sama
seperti kolom, yaitu 12±2 namun lebih kental dari pada kolom karena kerapatan
tulangan yang lebih renggang dan posisinya horisontal. Sebelum pengecoran
berlangsung, dilakukan pembersihan terlebih dahulu menggunakan kompresor
untuk membersihkan sampah, potongan maupun serbuk kayu, debu dan lainya
yang dapat merusak kualitas beton bila ikut tercor. Pengecoran untuk balok dan
pelat menggunakan concrete bucket dan concrete pump truck, setelah itu diganti
concrete pump portable bila tower yang dibangun sudah lebih dari 8 lantai, yang
kemudian dipadatkan menggunakan vibrator.
Acuan perancah dan bekisting dibuka setelah 3 minggu atau setiap 3 lantai.
Jadi, bekisting dan perancah pada lantai 1 akan digunakan untuk lantai 4,
bekisting dan perancah lantai 2 digunakan untuk lantai 5 dan seterusnya. Sama
halnya seperti perawatan pada kolom, pelat dan balok disemprot menggunakan
chemical additive untuk mempercepat setting time. Bila terjadi kerusakan seperti
keropos maupun geripis pada balok dan pelat maka akan dilakukan perawatan
atau perbaikan dengan cara ditambal menggunakan acian.