Anda di halaman 1dari 25

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI


PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

OLEH: MARGARETH BOLLA


KUPANG, 21 - 26 OKTOBER 2013
Elemen Kompetensi

1.Mengatasi pencemaran lingkungan sebagai akibat dari


pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan beton
2.Melakukan pengamanan lingkungan pada tahap konstruksi
3.Melakukan pengaturan lalu lintas di lingkungan kegiatan
konstruksi
4.Membuat catatan pengendalian
pencemaran lingkungan dan
pengaturan lalu lintas
Peraturan-Peraturan
a. Undang-undang No. 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun
1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air.
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun
1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
d. Pedoman Sistem Manajemen Lingkungan.
e. Pasal-pasal Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001
dan SNI 19-14001.
Peraturan-Peraturan
f. Keputusan-keputusan Menteri terkait
yang mengatur Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, Upaya Pengelolaan Lingkungan,
Upaya Pemantauan Lingkungan, Kriteria Kerusakan
Lingkungan, Baku Tingkat Kebisingan, Standar
Pencemaran Udara, dan lain sebagainya.
g. Pedoman-pedoman dari Departemen Teknis terkait
mengenai pengaturan lalu lintas.
h. Semua Peraturan Internal Perusahaan.
ISO 14001
Tujuan utama dari Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001
adalah untuk memungkinkan manusia, tetumbuhan, dan binatang
tetap ada dan hidup pada kondisi yang sebaik-baiknya.
Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 mungkin
hanya merupakan satu langkah kecil saja, namun proses ini akan
tumbuh menjadi lebih baik dengan bertambahnya pengalaman.
Pembuatan, dokumentasi dan pemeliharaan
sistem yang diperlukan untuk penerapan
Sistem Manajemen Lingkungan dapat menolong
kelestarian lingkungan (Kuhre, 1995).
Minimasi limbah merupakan dampak positif lingkungan yang cukup penting
dan merupakan komponen kunci perencanaan penerapan SML menurut
ISO 14001. Hal ini meliputi pengurangan pemakaian bahan baku,
pemakaian kembali atau daur ulang, yang kesemuanya akan
mengoptimalkan pemanfaatan dan melestarikan sumber daya alam.
Penggunaan kertas, karton dan almunium dapat dikurangi, atau dapat
digunakan kembali atau didaur ulang.

Program SML yang baik juga akan mengurangi pengunaan listrik, gas, dan
air, sehingga dapat menghemat biaya operasi. Penerapan SML dapat pula
membantu mengurangi masalah lingkungan di dunia ,antara lain masalah
penipisan ozon.
Evaluasi Program Pengendalian
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Unit Pemantauan Lingkungan (UPL)

Menurut SK Menperindag No. 250/M/SK/10/1994


Industri dikategorikan menjadi tiga tingkatan, yaitu :
• berdampak penting: wajib ANDAL ,
• berdampak kurang penting: wajib UKL/UPL ,
• berdampak tidak penting: wajib SPPL
(SK No. 148/M/SK/7/1995)
AMDAL
adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk
pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan (PP No. 27/1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

UKL dan UPL


adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup oleh penanggung jawab kegiatan yang tidak wajib
melakukan AMDAL (Kepmen Negara Lingkungan Hidup No. 86 /2002).
Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus melaksanakan
upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan.
Tiga (3) aspek mutu lingkungan hidup sebagai akibat pembangunan
jalan (termasuk pembangunan jalan beton) yang perlu dievaluasi, yaitu:
 Aspek kebisingan
Apakah aspek kebisingan akibat pembangunan perkerasan jalan beton
masih memenuhi persyaratan baku tingkat kebisingan ?
 Aspek mutu air
Apakah aspek mutu air akibat pembangunan perkerasan jalan beton
masih memenuhi persyaratan baku mutu air ?
 Aspek mutu udara
Apakah aspek mutu udara akibat pembangunan perkerasan jalan
beton masih memenuhi persyaratan baku mutu udara ?
Pengendalian Pengaturan Lalu Lintas di
Lingkungan Kegiatan Konstruksi

Maksud dan tujuan penanganan lalu lintas adalah:


 Memperkecil terjadinya kemacetan lalu lintas yang dapat
merugikan para pengguna jalan serta dapat mengakibatkan
kerusakan jalan.
 Memperkecil terjadinya kecelakaan lalu lintas pada jalan
eksisting baik di lokasi kegiatan pembangunan dan atau yang
menjadi jalur transportasi material bangunan dan atau
limbah serta kendaraan kerja.
Tata Letak Perambuan Sementara
Daerah Pendekat (A)
Penetapan Jumlah Rambu Pada Daerah Pendekat
Daerah Perlintasan Awal (B)
Penetapan Panjang Daerah B dan Perlengkapan Pendukung
Daerah Perlintasan Akhir (D)
Panjang daerah perlintasan akhir minimal 5 meter dan maksimal 30
meter, ketentuan lain yang mengatur pada daerah taper akhir
adalah:
1) Garis taper dimulai dari ujung daerah pekerjaan ke jalur jalan
normal lagi
2) Garis taper diberi traffic cones dengan jarak antara cone 5
meter.
Daerah Menjauh (C)
Rambu Akhir Pekerjaan
Pengurangan Jumlah Lajur
1. Penggunaan lebar efektif yang ada, dimana volume lalulintas dibagi dengan
kapasitasnya tidak lebih dari 0.85. Lebar efektif dalam pengaturan lalulintas
ini adalah lebar jalur dikurangi lebar yang digunakan untuk pekerjaan jalan.
2. Pengaturan dua arah bergantian, jika antrian akibat pergerakan yang ada
terjadi antrian sudah melebihi 100 m.
3. Apabila butir satu dan dua di atas tidak bisa dilaksanakan maka harus
menempuh langkah :
 Melakukan kegiatan pekerjaan di luar jam sibuk lalu lintas.
 Menggunakan bahu jalan sebagai lajur lalu lintas.
 Menggunakan sebagian lajur lawan.
 Menggunakan lajur darurat.
 Menggunakan lintasan jalan alternatif
Pengaturan Lalu Lintas
Ketentuan pengaturan lalulintas pada saat adanya perambuan
sementara adalah:
1) Rambu tetap menjadi tidak berlaku (rambu tetap harus
ditutup).
2) Tidak perlu menambah marka baru.
3) Pengaturan lalu lintas masih tetap harus dipandu dengan tenaga
orang (flagman), yang dilengkapi bendera, baterei (malam hari)
dan rompi pengaman.
4) Jika pekerjaan selesai, perambuan sementara harus ditiadakan
dari jalan.
Tata Letak Rambu Sementara
dimana Salah Satu Lajur
Digunakan untuk Pekerjaan Jalan
Tata Letak Rambu Sementara
Bagian Tengah Ada Pekerjaan
Jalan
Tata Letak Rambu
Sementara dengan
Membuat Lajur
Tambahan/Alternatif
Tata Letak Rambu Sementara
Menggunakan Sebagian Lajur
Lawan pada Jalan Terpisah
Tata Letak Rambu Saat Ada
Pemeliharaan di Tepi Jalan
(Perambuan Sementara
Khusus)

Anda mungkin juga menyukai