DISUSUN OLEH :
ALEXANDER BAGUS ADHY D. (21010117120031)
MUHAMMAD ZIDAN PASYA (21010117120035)
RIZKI AULIA SULISTYOWATI (21010117120047)
MARGIANI YUNITA KUSUMA P. (21010117130086)
INTAN AYUDYA WARDHANI (21010117130092)
AHMAD KHAIRI ZAHRAN (21010117140094)
DAYA DUKUNG TANAH
Gambar 1.1a Model Pondasi Daya Dukung Batas Tanah untuk Kondisi Dangkal
Apabila beban terbagi rata (q) tersebut ditambah, maka penurunan pondasi
akan bertambah pula. Bila besar beban terbagi rata q = qu (qu = daya dukung
tanah batas) telah dicapai, maka keruntuhan daya dukung akan terjadi, yang
berarti pondasi akan mengalami penurunan yang sangat besar tanpa
penambahan beban q lebih lanjut seperti Gambar 1.1b. Hubungan antara
beban dan penurunan ditunjukkan pada kurva pada Gambar 1.1b. Untuk
keadaan ini, qu didefinisikan sebagai daya dukung batas dari tanah.
Gambar 1.1b Grafik Hubungan antara Beban dan Penurunan Daya Dukung
Batas Tanah
KEMUNGKINAN POLA KERUNTUHAN DAYA
DUKUNG TANAH
1 TERZAGHI
2 MEYERHOF
3 VESIC
1. TERZAGHI
• Tahanan geser yang melewati bidang horisontal di bawah pondasi diabaikan
• Tahanan geser tersebut digantikan oleh beban sebesar q = . Df
• Membagi distribusi tegangan di bawah pondasi menjadi tiga bagian
• Tanah adalah material yang homogen, isotropis dengan kekuatan gesernya yang
mengikuti hukum Coulumb.
= c + . tan (1.1)
dimana :
= tegangan geser
c = kohesi tanah
= tegangan normal
= sudut geser dalam tanah
• Untuk pondasi menerus penyelesaian masalah seperti pada analisa dua dimensi
Analisa distribusi tegangan di bawah dasar pondasi menurut teori Terzaghi seperti ditunjukkan
pada Gambar 1.5, dimana bidang keruntuhan dibagi menjadi 3 (tiga) zona keruntuhan yaitu:
a) Zona I
Bagian ACD adalah bagian yang tertekan ke bawah dan menghasilkan suatu keseimbangan
plastis dalam bentuk zona segitiga di bawah pondasi dengan sudut ACD = CAD = α = 45o + ø/2.
Gerakan bagian tanah ACD ke bawah mendorong tanah disampingnya ke samping.
b) Zona II
Bagian ADF dan CDE disebut radial shear zone (daerah geser radial) dengan curve DE dan DF
yang bekerja pada busur spiral logaritma dengan pusat ujung pondasi.
c) Zona III
Bagian AFH dan CEG dinamakan zona pasif Rankine dimana bidang tegangannya merupakan
bidang longsor yang mengakibatkan bidang geser di atas bidang horisontal tidak ada dan
digantikan dengan beban sebesar q = . Df
Gambar 1.5 Analisa Distribusi Tegangan di Bawah Pondasi menurut Teori
Terzaghi (1943)
Terzaghi (1943), memberikan beberapa rumus sesuai dengan bentuk geometri pondasi tersebut.
Rumus-rumus yang dimaksud antara lain:
1. Untuk tanah dengan keruntuhan geser umum (general shear failure) :
a) Kapasitas daya dukung pondasi menerus dengan lebar B
qu = c Nc + Df Nq + 1/2 B N (1.2)
dimana:
qu = daya dukung maksimum = berat isi tanah
c = kohesi tanah L = panjang pondasi
B = lebar pondasi (= diameter untuk pondasi lingkaran ) Df = kedalaman pondasi
Nc; Nq; N adalah faktor daya dukung yang besarnya dapat ditentukan dengan memakai Tabel 1.1
atau Gambar 1.8 atau dengan memakai rumus-rumus sebagai berikut:
e 2(3/4φ/2)tanφ
N c cot φ 1 cot (N q 1)
2 π φ (1.6)
2cos
4 2
e 2(3/4φ/2)tanφ
Nq
2 φ
2cos 45 (1.7)
2
1 K py
Nγ 1 tanφ
2 cos 2 φ (1.8)
Kpy = koefisien tekanan tanah pasif
Tabel 1.1 Faktor Daya Dukung Terzaghi untuk Kondisi Keruntuhan Geser Umum
(general shear failure)
Nc Nq N Nc Nq N