Anda di halaman 1dari 5

Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)

MODUL : MEDIA PEMBELAJARAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


FTIK/TARBIYAH/KI VI C TAHUN 2015

OLEH : VAIN HADRAMI HAMID

Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara yang letaknya didaerah garis khatulistiwa.

Oleh karena itu Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Kedua musim tersebut sangat mempengaruhi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan
dinegara ini, baik itu pengaruh positif maupun pengaruh negative.

Hujan juga merupakan salah satu sumber air dimuka bumi, dan makhluk hidup tidak akan
bisa hidup tanpa air. dengan adanya hujan, ketersediaan air akan terpenuhi.

Namun, jika hujan yang terjadi secara berkepanjangan bisa mengakibatkan bencana bagi
makhluk hidup dan lingkungan, contohnya banjir, tanah longsor, pengikisan tanah (erosi)
dan dampak buruk lainnya.

Menurut Prof. Dr. Ir. Arifin, MS Curah hujan ialah jumlah air yang jatuh pada
permukaan tanah selama periode tertentu bila tidak terjadi penghilangan oleh proses
evaporasi, pengaliran dan peresapan, yang diukur dalam satuan tinggi. Tinggi air hujan
1mm berarti air hujan pada bidang seluas 1mm2 berisi 1 liter. Unsur- unsur hujan yang
harus diperhatikan dalam mempelajari curah hujan ialah : jumlah curah hujan, dan
intensitas atau kekuatan tetesan hujan.

A. Pengertian Hujan Alam (2011) menyatakan bahwa, Hujan adalah peristiwa turunnya
butir-butir air dari langit ke permukaan bumi akibat terjadinya kondensasi.
B. Wikipedia, 2014 menyatakan bahwa Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer
tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan
Bumi.
C. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang
cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan.

1. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh
menjelang hujan, yaitu pendinginan udara dan penambahan uap air ke udara.
2. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan;
inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air
atau kristal es dengan awan. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam mulai dari pepat,
mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil)

B. Proses Terjadinya Hujan Alam (2011) menyatakan bahwa, Proses terjadinya hujan
adalah mula - mula sinar matahari menyinari bumi, energi sinar matahari ini
mengakibatkan terjadinya evaporasi atau penguapan di lautan, samudra, sungai, danau,
dan sumber-sumber air lainnya.Uap - uap air yang naik ini pada ketinggian tertentu akan
mengalami kondensasi. Peristiwa kondensasi ini diakibatkan oleh suhu sekitar uap air
lebih rendah daripada titik embun uap air . Uap-uap air ini kemudian akan membentuk
awan. Kemudian, angin (yang terjadi karena perbedaan tekanan udara) akan membawa
butir - butir air ini. Butir - butir air ini menggabungkan diri (proses ini dinamakan
koalensi) dan semakin membesar akibat turbelensi udara, butir - butir air ini akan tertarik
oleh gaya gravitasi bumi sehingga akan jatuh ke permukaan bumi.
Saat jatuh ke permukaan bumi, butir - butir air akan melewati lapisan yang lebih hangat
di bawahnya sehingga butir - butir air sebagian kecil menguap lagi ke atas dan sebagian
lainnya jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Inilah yang dinamakan hujan.

3. G. Hujan Buatan Diary, 2012 menyatakan bahwa Hujan buatan adalah hujan yang dibuat
oleh campur tangan manusia dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki
kandungan air yang cukup, memiliki kecepatan angin rendah yaitu sekitar di bawah 20
knot, serta syarat lainnya. Ujan buatan dibuat dengan menaburkan banyak garam khusus
yang halus dan dicampur bibit / seeding ke awan agar mempercepat terbentuknya awan
jenuh . Untuk menyemai/membentuk hujan deras, biasanya dibutuhkan garam sebanyak 3
ton yang disemai ke awan potensial selama 30 hari. Hujan buatan saja bisa gagal dibuat
atau jatuh di tempat yang salah serta memakan biaya yang besar dalam pembuatannya.
Hujan Buatan umumnya diciptakan dengan tujuan untuk membantu daerah yang sangat
kering akibat sudah lama tidak turun hujan sehingga dapat mengganggu kehidupan di
darat mulai dari sawah kering, gagal panen, sumur kering, sungai atau danau kering,
tanah retak- retak, kesulitan air bersih, hewan dan tumbuhan pada mati dan lain
sebagainya. Dengan adanya hujan buatan diharapkan mampu menyuplai kebutuhan air
makhluk hidup di bawahnya dan membuat masyarakat hidup bahagia dan sejahtera.

H. Hujan Asam Landsberg, dalam Geomorphologys,2011 menyatakan bahwa Hujan asam


merupakan salah satu dampak dari pencemaran udara yang mempengaruhi kegiatan ekonomi,
social dan politik. Kejadian hujan asam yang sering terjadi beberapa decade ini menjadi isu
yang cukup penting untuk dibahas. Pemahaman akan femonena hujan asam diharapkan
mampu menggugah perhatian masyarakat tentang upaya-upaya untuk menghadapinya serta
mengetahui cara-cara untuk menanggulanginya. Hubungan antara emisi kimia ke atmosfer
dengan dampak yang ditimbulkan akibat hujan asam sangat kompleks baik dari segi
lingkungan ekosistem, kesehatan manusia maupun pada benda- benda. Laras, dalam
Geomorphologys,2011 menyatakan bahwa Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan
yang serius yang harus benar-benar difikirkan oleh umat manusia. Hujan asam merupakan
istilah umum untuk menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke bumi. Sebenarnya
turunnya asam dari atmosfir ke bumi bukan hanya dalam kondisi “basah” Tetapi juga
“kering”. Sehingga dikenal pula dengan istilah deposisi (pengendapan) basah dan deposisi
kering25 . Hujan asam dapat terjadi ketika ada reaksi antara air, oksigen dan zat- zat asam
lainnya di atmosfer. Sinar matahari akan mempercepat terjadinya reaksi antar zat-zat
tersebut. Deposisi basah mengacu pada hujan asam , kabut dan salju. Ketika hujan asam ini
mengenai tanah, ia dapat berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan , tergantung dari
konsentrasi asamnya, kandungan kimia tanah , buffering capacity ( kemampuan air atau
tanah untuk menahan perubahan pH ), dan jenis tumbuhan/hewan yang terkena. Deposisi
kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung asam. Sekitar 50% keasaman di
atmosfir jatuh kembali ke bumi melalui deposisi kering. Kemudian angin membawa gas dan
partikel asam tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah dan pohon. Ketika hujan turun
,partikel asam yang menempel di bangunan atau pohon tersebut akan terbilas, menghasilkan
air permukaan (runoff) yang asam. Angin dapat membawa material asam pada deposisi
kering dan basah melintasi batas kota dan Negara sampai ratusan kilometer. Untuk mengukur
keasaman hujan asam igunakan pH meter. Hujan dikatakan hujan asam jika telah memiliki
pH dibawah 5,0 ( Air murni mempunyai pH 7 ). Makin rendah pH air hujan tersebut , makin
berat dampaknya bagi mahluk hidup. Geomorphologys,2011 menyatakan bahwa Hujan asam
diukur menggunakan skala pH, air murni memiliki pH sekitar 7 sedangkan hujan yang
normal bersifat agak asam karena adanya kandungan karbon dioksida yang terlarut
didalamnya sehingga pH-nya sekitar 5,5. Pengukuran hujan asam dapat menggunakan botol,
kemudian air hujan ditampung dalam botol tersebut. Dengan menggunakan indicator pH
maka tingkat kebasaan maupun keasaman hujan dapat diketahui. Jika ingin mengetahui
pengaruh hujan asam pada batuan sesuatu yang dapat dilakukan adalah menampung air hujan
pada botol dengan corong terbalik, kemudian air yang tertampung diteteskan pada batuan
yang diuji. Pengujian dapat dilakukaan pada batuan beku dan batuan sedimen. Sebagai
contoh batuan beku yang diambil untuk sampel adalah batu andesit sedangkan batu sedimen
berupa batu gamping. Sifat batu granit yang sudah asam maka ketika terkena tetes air hujan
yang asam, batu tersebut tidak ikut terlarut. Sebaliknya, pada batu gamping yang memiliki
sifat basa, maka batu gamping akan terlarut dan air yang melarutkan batu tersebut menjadi
keruh.

Hujan Es Wikipedia, 2014 menyatakan bahwa Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut
juga hail adalah presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah satu proses pembentukannya
adalah melalui kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas level
beku. Es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar . Karena ukurannya,
walaupun telah turun ke aras yang lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat, tidak semua
es mencair. Hujan es tidak hanya terjadi di negarasubtropis, tapi bisa juga terjadi di daerah
ekuator.

Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah pembekuan, di mana uap air lewat dingin
tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka
terjadilah es dengan ukuran yang besar. Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis
awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) di dekat permukaan bumi, dapat juga berasal dari
awan multisel, dan pertumbuhannya secara vertikal, dengan luasan area horizontalnya sekitar
3-5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3-5 menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang,
jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, jenis awan berlapis-lapis
ini menjulang kearah vertikal sampai dengan ketinggian 30.000 kaki lebih. Jenis awan
berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB)29 .

Kesimpulan Dari makalah beserta isi dan penjelasannya diatas, dapat diambil beberapa
kesimpulan :
1. Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari langit ke permukaan bumi akibat
terjadinya kondensasi

2. Hujan merupakan sebuah siklus, dan akan terus seperti itu

3. Di Indonesia terdapat 3 jenis hujan, yaitu hujan frontal, hujan orografis dan hujan zenith

4. Curah hujan dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut Penakar Hujan

5. Sebagian besar alat pencatat curah hujan ini mempunya tipe atau prinsip, yaitu Pelampung
atau Sipon, contohnya pada penakar hujan tipe Hellmann, Bejana berjungkat atau tipe tipping
bucket, dan Timbangan, contohnya pada penakar hujan tipe Bendix

6. Hujan memiliki manfaat tersendiri bagi setiap makhluk hidup

7. Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia dengan membuat
hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air yang cukup, memiliki kecepatan
angin rendah yaitu sekitar di bawah 20 knot, serta syarat lainnya

8. Hujan Buatan merupakan modifikasi cuaca

9. Hujan asam merupakan salah satu dampak dari pencemaran udara yang mempengaruhi
kegiatan ekonomi, social dan politik

10. Hujan asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan turunnya asam dari atmosfir
ke bumi

11. Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut juga hail adalah presipitasi yang terdiri dari
bola- bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat
pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas level beku.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Ir. Arifin, MS. Modul klimatologi. Fakultas pertanian: Universitas brawijaya, 2010.

Prof. Dr. Ir. Syamsul Bahri, MS, Modul klimatologi. Faklutas pertanian : Universitas
brawijaya, 2010.

http://klastik.wordpress.com/2006/12/03/pola-umum- curah-hujan-di-indonesia/ Diakses


pada tanggal 25 April 2015.

http://organisasi.org/proses-terbentuknya-terjadinya- hujan-alami-dan-buatan-ilmu-
pengetahuan-fisika Diakses pada tanggal 25 April 2015.

http://kadarsah.wordpress.com/2007/06/29/tiga-daerah- iklim-indonesia/ Diakses pada


tanggal 25 April 2015.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_asam Diakses pada tanggal 25 April 2015.

Anda mungkin juga menyukai