Disusun oleh :
Kelompok IV
Kelas ITn-A
N NAMA NIM
O
1 Venansius Tinuk C1051201029
2 Audianavasah C1051201031
3 Rizki Wika Juniar C1051201033
4 Irvan Chairuman C1051201035
5 Aldriyanus C1051201037
6 Ilham Wicaksono Al Hakim C1051201039
PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur disampaikan kehadirat Allah SWT atas berkah dan hidayah-Nya sehingga laporan
pratikum Agrohidrologi “Infiltrasi dan Permeabilitas Tanah aluvial dan Gambut” ini dapat
diselesaikan. Laporan pratikum ini disusun sebagaimana mestinya dalam melaksanakan
kewajiban tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah.
Walaupun laporan ini masih banyak kesalahan dalam pembuatan maupun penyusunan
materi. Beberapa bahan pengayaan didalam laporan ini juga diharapkan dapat dijadikan acuan
dalam menyelesaikan laporan pratikum.
Kelompok 4
i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM
AGROHIDROLOGI
Disusun oleh :
5 Audianavasah C1051201031
6 Aldriyanus C1051201037
Disahkan oleh :
NIP. 1964130241989031002
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..............................................................................................................iv
DOKUMENTASI...............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
BAB IV PENUTUP............................................................................................................9
4.1 Kesimpulan............................................................................................................9
4.2 Saran......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10
DOKUMENTASI...............................................................................................................14
iii
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Infiltrometer.......................................................................................................11
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah itu sendiri Di
dalam tanah, air mengalir ke arah pinggir, sebagai aliran perantara menuju mata air, danau,
dan sungai atau secara vertikal yang dikenal dengan penyaringan menuju air tanah. Laju infilltrasi
umumnya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan intensitas curah hujan, yaitu milimeter
per jam (mm/jam). Air infiltrasi yang tidak kembali lagi ke atmosfer melalui proses evapotranspirasi
akan menjadi air tanah untuk seterusnya mengalir ke sungai di sekitar. Air hujan atau air irigasi dapat
digunakan oleh tanaman setelah melalui proses infiltrasi ke dalam tanah menjadi kadar air. Faktor
yang berpengaruh terhadap infiltrasi adalah jenis tanah dan kadar lengas awal menentukan hisapan
kapiter dan konduktivitas hidraulis tanah.
Permeabilitas tanah adalah daya lolos air dalam tanah, yang dinyatakan dalam mL per
jam. Sifat ini berkaitan erat dengan struktur tanah, tekstur tanah, bahan organik tanah, dan
pencucian unsur hara tanah. Struktur tanah yang mampat atau padat, permeabilitas tanahnya sangat
lambat. Tanah klei mempunyai permeabilitas yang rendah, dan tanah pasir, permeabilitasnya sangat
cepat. Bahan organik tanah yang tinggi, permeabilitas tanahnya juga tinggi. Permeabilitas tanah yang
tinggi kemungkinan terjadinya pencucian unsur hara dari profil tanah ke tanah bagian bawah profil
tanah, sehingga unsur hara tanah tidak mungkin dijangkau perakaran tanaman.
1) apa perbedaan cara pengambilan data untuk infiltrasi tanah dan permeabilitas tanah?
2) bagaimana cara pengambilan sampel tanah gambut dan tanah aluvial ?
3) Mengapa kelajuan dari permeabilitas untuk tanah gambut dan aluvial berbeda?
1.3 TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran infiltrasi, baik kapasitasnya maupun kecepatannya dari suatu tanah penting untuk
mengetahui bentuk-bentuk keadaan keberadaan air dan pengelolaan air yang baik dalam tanah.
Infiltrasi adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan proses masuknya air kedalam tanah,
biasanya merupakan aliran ke bawah yang melalui seluruh permukaan tanah. Kecepatan proses ini
umumnya menentukan banyaknya air yang masuk ke perakaran dan banyaknya air yang mengalir
dipermukaan tanah (surface run off).
Laju infiltrasi adalah jumlah (volume) air yang melewati suatu luasan penampang permukaan
tanah per-waktu dengan satuan m3/m2/ det, atau sama dengan satuan kecepatan = m/detik. Bila suatu
saat air mulai menggenang dipermukaan tanah, berarti laju penambah air dipermukaan tanah telah
melampauilaju infiltrasi tertinggi. Laju infiltrasi maksimum dinamakan “Kapasitas infiltrasi”
(Horton, 1971) dan oleh Hilell (1971) disebut sebagai “infiltrability”
Laju infiltrasi pada penyediaan air dengan intensitas pemberian air yang konstan dan kontinyu
(baik dari hujan maupun sprinkler) umumnya konstan di awal proses kemudian menurun dan
akhirnya mencapai laju yang relative konstan.
Penetapan konduktivitas hidraulik tanah baik vertikal maupun horizontal sangat penting
peranannya dalam pengelolan tanah dan air. Tanah-tanah yang mempunyai konduktivitaas hidraulik
lambat, diinginkan untuk persawahan yang membutuhkan banyak air. Perkiraan kebutuhan air bagi
pertumbuhan tanaman memerlukan pertimbangan kehilangan air dari tanah melalui rembesan
kebawah dan kesamping. Selain itu bagi daerah yang berdrainase buruk atau tergenang memerlukan
data konduktifitas hidraulik tanah agar perencanaan fasilitas drainase dapat dibuat untuk dapat
menyediakan jumlah air dan udara yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Konduktifitas hidraulik jenuh secara kuantitatif diartikan sebagai kecepatan ber-geraknya suatu
cairan pada suatu media berpori dalam keadaann jenuh. Dalam hal ini sebagai cairan adalah air dan
sebagai media berpori adalah tanah.
Penetapan konduktivias hidraulik dalam keadaan jenuh dilakukan mengikuti cara yang
dikemukakan oleh De Boodt (1967) berdasarkan hukum Darcy.
2
BAB III
C. LANGKAH KERJA
1.
Pengukuran Laju Infiltrasi Tanah (Di Lapangan)
Setiap kelompok mengukur laju infiltrasi tanah pada dua (2) lokasi yang berbeda yaitu
: pada lokasi tanah aluvial dan lokasi tanah gambut, di belakang kampus Fakultas
Pertanian.
Setiap lokasi diulang masing-masing 2 kali.
Sebelum pengukuran terlebih dahulu diukur kedalaman muka air tanah.
Setiap lokasi difoto dan dicatat vegetasi penutup atau jenis tanaman yang ditanam
Hasil pengukuran dicatat dalam tabel yang sudah disiapkan
2. Pengukuran Laju Permeabilitas Tanah (Di Laboratorium)
Setiap kelompok mengambil sampel tanah utuh dengan menggunakan ring silinder
logam pada lapisan atas / top soil (kedalaman 0 – 20 cm) sebanyak 2 buah.
Lokasi pengambilan sampel tanah itu sama dengan lokasi pengukuran laju infiltrasi
tanah yaitu lokasi tanah aluvial dan gambut.
Sampel dibawa ke laboratorium, kemudian di rendam selama 1 hari.
D. VARIABEL PENGUKURAN :
1. Laju Infiltrasi Tanah (cm/jam)
2. Laju Permeabilitas Tanah (cm/jam)
3
Kelompok :4
Lokasi : Samping laboratorium Fisika dan Konservasi
Jenis Tanah : aluvial
Pengelolaan Lahan :
Tinggi muka air tanah : 1. Mata Air ulangan ke-1: 20 cm
2. Mata Air ulangan ke- 2: 22 cm
Keterangan Lainnya : tanah padat dekat perakaran
4
TABEL DATA HASIL PERHITUNGAN INFILTRASI TANAH ALUVIAL ULANGAN 2:
4
6
Kelompok :4
Lokasi : Belakang Fakultas Kedokteran
Jenis Tanah : Gambut
Pengelolaan Lahan :
Tinggi muka air tanah : 1. Mata air ulangan ke-1 : 23 cm
2.Mata air ulangan ke-2 : 25 cm
Keterangan Lainnya : Tanah berakar
aluvial 1 Gambut 1
F = (e.a)/(b.c.d) F = (e.a)/(b.c.d)
=(4,152 .5 )/(102,44 . 13,13 . 25) = (4,152 .5 )/(102,44 . 5,63 . 25)
= 0,61 = 1,44
G = f . 3600 G = f.3600
= 0,61 . 3600 = 1,44 . 3600
= 2,196 = 5.184
aluvial 2 Gambut 2
F = (e.a)/(b.c.d) F = (e.a)/(b.c.d)
= (4,152 .5 )/(102,44 . 52,15 . 25) = (4,152 .5 )/(102,44 . 12,69 . 25)
= 0,15 = 0,63
G = f . 3600 G = f.3600
= 0,15 . 3600 = 0,63 . 3600
= 540 = 2,268
7
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
Nilai laju infiltrasi tanah yang tertinggi terdapat pada penggunaan lahan gambut dengan nilai
5.184 cm/jam dengan kriteria infiltrasi Sangat cepat, sedangkan nilai laju infiltrasi yang terendah
ditemukan pada penggunaan lahan terbuka belukar dengan nilai 540 cm/jam dengan kriteria infiltrasi
sangat lambat.
B. SARAN
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan maka penulis dapat menyarankan agar lahan yang
terbuka atau tidak dipelihara agar dijadikan sebagai lahan penghijauan, sedangkan lahan penghijauan
yang sudah ada agar tidak dialih fungsikan menjadi areal bangunan, karena akan berdampak pada
minimnya daerah resapan air yang dapat mengakibatkan rendahnya laju infiltrasi tanah dan
berdampak pada erosi dan banjir
7
Daftar Pustaka
Yunagardasari, Cindy, Abdul Kadir Paloloang, and Anthon Monde. "Model infiltrasi pada berbagai
penggunaan lahan di desa tulo kecamatan dolo kabupaten sigi." AGROTEKBIS: E-JURNAL
ILMU PERTANIAN 5.3 (2017): 315-323.
7
LAMPIRAN
Gambar Alat
RING INFILTRASI
INFILTROMETER
11
Gambar Proses Infiltrasi
11
Pengambilan Sempel
Tanah
11
Proses pengukuran Pengukuran permeabilitas
11
14