Anda di halaman 1dari 27

TUGAS KELOMPOK HIDROLOGI

DISUSUN OLEH :
NAMA : ANGELIA V.C LATUMAHINA

NPM : 12122201220009

NAMA : ANDREAS NGARBINGAN

NPM : 12122201210144

NAMA : Y0NIAS LUTUR

NPM : 12122201180078

NAMA : GERRY MAKATITA

NPM : 12122201170031

NAMA : VALENCYA SALAWANEY

NPM : 1212220120002

KELAS : B

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi TUHAN yang maha ESA yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada bapak Dosen
mata kuliah Rekayasa Hidrologi I Bapak Ch. J. Tiwery, ST,. M.PSDA yang telah
membimbing kelompok kami dalam mengikuti proses pembelajaran dan menyelesaikan tugas
laporan ini. Laporan ini membahas tentang “Pengukuran Laju Infiltrasi Tanah” semoga
laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 1

Daftar Isi .......................................................................................................... 2

Daftar Gambar ................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 5
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 5

BAB II DASAR TEORI ..................................................................................

2.1 Pengertian Infiltrasi................................................................................... 6


2.2 Inflitrometer .............................................................................................. 7
2.3 Persamaan Laju Infiltrasi .......................................................................... 7
2.4 Infiltrasi ..................................................................................................... 8
2.5 Alat Dan Bahan ........................................................................................ 8
2.6 Persyaratan Pengukuran ........................................................................... 8
2.7 Tahapan Pengukuran ................................................................................ 9

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................

4.1 Hasil .......................................................................................................... 13


4.2 Pembahasan .............................................................................................. 13

BAB IV KESIMPULAN……………………………………………………..25

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 26

LAMPIRAN....................................................................................................

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Infiltrasi ............................................................................ 12

Gambar 4.1DokumentasiPraktikumsampel 1………………………………15

Gambar 4.2DokumentasiPraktikumsampel 2………………………………19

Gambar 4.3DokumentasiPraktikumsampel 3………………………………23

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air atau (Dihidrogen monoksida) adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi. Air menutupi hampir 71 persen permukaan
bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Rumus kimianya
yaitu H2O, yang setiap molekulnya mengandung satu oksigen dan dua hidrogen yang
dihubungkan oleh ikatan kovalen. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada
lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai
awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air dan lautan es. Air dalam objek-objek
tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu : melalui penguapan, hujan dan aliran air di
atas permukaan tanah (run off, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.

Infiltrasi adalah peristiwa merembesnya air ke dalam tanah. Tingkat infiltrasi


dipengaruhi oleh permeabilitas, tutupan vegetasi, volume air, intensitas curah hujan, tingkat
pra-saturasi, topografi tanah, serta tingkat evapotranspirasi. Air yang hanya sampai di lapisan
atas tanah sebagian akan diserap dan sebagiannya lagi secara bertahap akan menguap.
Sedangkan air yang mampu masuk ke bagian tanah lebih dalam, biasanya akan tertampung ke
ekuifer dan selanjutnya kan terbawa ke sungai atau danau melalui aliran bawah permukaan.

Infiltrasi diatur oleh dua kekuatan, yaitu gravitasi dan kapiler. Pori-pori yang lebih kecil
dalam tanah akan memberikan “perlawanan” yang lebih besar terhadap gravitasi karena pori-
pori tersebut akan menarik air melalui kapilernya. Kecepatan terserapnya air oleh tanah
diukur dengan nilai inci per jam atau milimeter per jam, biasa dikenal dengan istilah laju
infiltrasi (infiltration rate). Jika volume air di permukaan melebihi laju infiltrasi maka
biasanya akan terjadi limpasan air.

Hal ini terkait dengan konduktivitas hidrolik jenuh pada tanah yang dekat dengan permukaan
(lapisan atas). Tanah dalam kondisi kering memiliki daya serap yang tinggi, sehingga laju
infiltrasi akan semakin besar.

Kemampuan tanah ini secara perlahan-lahan akan berkurang apabila tanah tersebut
mulai jenuh terhadap air.

5
Untuk mengetahui laju infiltrasi maka, harus dilakukan pengukuran. Pengukuran laju
infiltrasi yang kami lakukan mengambil lokasi di Kudamati, dengan ketinggian tempat 35
meter diatas permukaan laut, dan jaraknya 645 meter dari laut.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada laporan ini, yaitu :

1. Bagaimana proses terjadinya laju infiltrasi ?


2. Bagaimana mengtahui kapasitas laju infiltrasi di suatu titik ?
3. Bagaimana perhitungan volume laju infiltrasi?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin diperoleh dari proses praktikum dan penyusunan laporan ini, yaitu :

1. Menganalisa laju infiltrasi


2. Menganalisa kapasitas laju infiltrasi
3. Menganalisa data suatu luasan tertentu volume laju infiltrasi

1.4 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari proses praktikum laju infiltrasi yaitu :

1. Mahasiswa dapat memahami dasar-dasar dalam menentukan laju infiltrasi.


2. Mengetahui penerapan laju infiltrasi dalam berbagai kegiatan pertambangan dan
konstruksi
3. Memahami proses pengolahan data lapangan dengan menggunakan software Microsoft
Excel

6
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Infiltrasi

Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari permukaan tanah
melalui pori – pori tanah dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di permukaan
tanah sebagian akna meresap kedalam tanah,sebagian akan mengisi cekungan ermukaan dan
sisianya merupakan overlandflow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp)
adalah laju infiltrasi maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi permukaan
termakssud lapisan atas dari tanah. Besar daya infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau
mm/hari Laju infiltrasi adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang dipengaruhi oleh
intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi

Gambar 2.1 Proses Infiltrasi

7
2.2 Infiltrometer
Infiltrometer merupakan suatu tabung baja selindris pendek, berdiameter basar (suatu
batas kedap air lainnya) yang mengitari suatu daerah dalam tanah. Infiltrometer konsentrik
yang merupakan tipe biasa, terdiri dari dua cincin konsentrik yang ditekan ke dalam
permukaan tanah. Keduan cincin tersebut digenangi (karena itu disebut infiltrometer tipe
genang) secara terus-menerus untuk mempertahankan tinggi yang konstan. Masing-masing
penambahan untuk mempertahankan tinggi yang konstan ini hanya diukur (waktu dan
jumlah)pada cincin bagian dalam. Bagian luar digunakan untuk mengurangi pengaruh batas
dari tanah sekitarnya yang lebih kering. Kalau tidak air yang berinfiltrasi yang dapat
menyebar secara lateral di bawah permukaan tanah (Subagyo, 1990).

2.3.PersamaanLajuInfiltrasi
Laju infiltrasi adalah laju air yang meresap ke dalam tanah, yang besarnya dinyatakan
dalam cm/jam. Laju infiltrasi ini sangat besar pengaruhnya di dalam rancangan-rancangan
untuk cara pemberian air, periode dan lamanya pemberian air beserta besarnya air yang harus
diberikan. Kemampuan tanah menyerap air akan semakin berkurang dengan makin
bertambahnya waktu. Pada tingkat awal kecepatan penyerapan air ini akan mendekati
konstan.
Untuk menghitung nilai f dari data perubahan tinggi muka air tiap selang waktu
pengukuran menjadi laju infiltrasi dengan persamaan :

[ ]

Untuk mengetahui nilai kapasitas laju infiltrasi dalam satuan m/s, nilai f yang diperoleh
dikalikan dengan nilai konversi sebagai berikut :

Laju infiltrasi (f) kapasitas infiltrasi (fp). Hal ini di pengaruhi oleh intensitas hujan.
Jika Intensitas Hujan < kapasitas infiltrasi maka laju infiltrasi akan < kapasitas infiltrasi, dan
jika > maka laju infiltrasi akan = kapasitas infiltrasi.

Dan untuk mengitung volume air yang terinfiltrasi dapat di hitung dengan persamaan

8
2.4. Metodologi Pratikum Infiltrasi

Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari permukaan
tanah melalui pori – pori tanah dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di
permukaan tanah sebagian akna meresap kedalam tanah,sebagian akan mengisi cekungan
ermukaan dan sisianya merupakan overlandflow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya
infiltrasi (Fp) adalah laju infiltrasi maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh
kondisi permukaan termakssud lapisan atas dari tanah. Besar daya infiltrasi dinyatakan
dalam mm/jam atau mm/hari Laju infiltrasi adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya
terjadi yang dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi

2.5. Alat dan Bahan

Adapun peralatan dan bahan yang digunakan pada pengukuran laju infiltrasi, yaitu :

1. Kaleng Susu
2. Alat penggali (Sekop)
3. Dua buah mistar (penggaris) dengan skala terkecil 1 mm
4. Sumber air
5. Stopwatch/jam
6. Buku catatan dan tabel pengukuran/pendataan
7. Ember CAT

2.6. Persyaratan Pengukuran

Beberapa persyaratan dalam melakukan pengukuran laju infiltrasi dengan


menggunakan double ring infiltrometer, yaitu :

1. Lokasi harus dapat dicapai untuk mengangkut peralatan dan perlengkapan.


2. Luas lahan yang diperlukan minimal 2 x 2 meter per titik
3. Titik pengukuran harus datar
4. Kondisi cuaca dalam keadaan baik (tidak hujan)
5. Tanah memiliki koefisien permeabilitas antara m/s sampai dengan m/s
6. Tidak boleh terjadi retakan tanah pada saat menancapkan cincin infiltrometer. Jika
tanah kering atau kaku harus dibasahi sedikit pada saat menancapkan cincin
infiltrometer.

9
2.7. Tahapan Pengukuran

Tahapan yang dilakukan dalam pengukuran laju infiltasi adalah sebagai berikut :

1. Menentukan lokasi yang akan diukur laju infiltrasinya. Pada praktikum ini, kami
memilih lokasi pengukuran di Kudamati.
2. Pasang alat infiltrometer pada titik yang akan ditentukan laju infiltrasinya dengan cara
menancapkan alat menggunakan palu sampai alat kokoh dan rata.
3. Letakkan penggaris ke dalam alat infiltrometer (bidang dalam dan bidang antara).
4. Lakukan pengisian air ke dalam alat infiltrometer, dimulai dengan mengisi bagian luar
(bidang antara) kemudian dilanjutkan dengan bidang dalam.
5. Perhatikan kedua penggaris untuk melihat ketinggian air. Tinggi air untuk kedua bidang
(bidang dalam dan bidang antara) harus sama.
6. Selanjutnya pengukuran laju infiltrasi sudah bisa dimulai. Catat waktu mulainya
kegiatan pengukuran sekaligus memulai stopwatch.
7. Stopwatch digunakan untuk melihat penurunan ketinggian air dalam selang waktu
tertentu.
8. Data yang diperoleh dicatat dalam tabel pengukuran. Pengukuran berakhir apabila
ketika kondisi laju kecepatan infiltrasi fc (m/s) sudah dalam keadaan konstan dalam
beberapa selang waktu pengukuran.
9. Rumus untuk mencari kecepatan infiltrasi (dalam cm/jam), yaitu :

f=[ ] x 60

10. Kemudian untuk mengubah ke dalam m/s digunakan rumus :

f(m/s) = x x f (cm/jam)

11. Setelah keadaan sudah konstan dan data lapangan telah diperoleh, cabut alat double
ring infiltrometer dan lakukan kegiatan dokumentasi.

10
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Besarnya laju infiltrasi dapat diperoleh dari pengukuran dilapangan dengan
menggunakan alat pipa paralon dan ember cat, adapun hasil yabg diperoleh dari pengukuran
dilapangan sebagai berikut ini:
Tanggal pengukuran :Minggu, 7 Mei 2023
Pelaksana pengukuran :Kelompok
Lokasi :Kudamati
Dalam percobaan sampel dengan menggunakan alat infiltrometer . Kapasitas infiltrasi di
sebuah daerah (Kudamati) pada interval waktu tertentu di tunjukan pada tabel berikut:

Sampel I
Tinggi
Waktu
Waktu Penurunan
(t)
(t) jam air
menit
(∆H) cm

5 0,08 1,04
10 0,17 1,00
15 0,25 1,00

Sampel II
Tinggi
Waktu
Waktu Penurunan
(t)
(t) jam air
menit
(∆H) cm

5 0,08 2,00
10 0,17 1,05
15 0,25 1,05

11
Sampel III
Tinggi
Waktu
Waktu Penurunan
(t)
(t) jam air
menit
(∆H) cm
0
5 0,06 2,00
10 0,14 1,05
15 0,23 1,00
20 0,31 1,00

Tabel – Tabel dan gambar - gambar dokumentasi di atas adalah hasil pengukuran infiltrasi di
lokasi tepatnya di benteng.

12
PERHITUNGAN SAMPEL (DENGAN METODE HORTON 1939)

Dalam percobaan sampel 1 dengan menggunakan alat infiltrometer . Kapasitas infiltrasi di


sebuah daerah (Kudamati) pada interval waktu tertentu di tunjukan pada tabel berikut:

Sampel I
Tinggi
Waktu
Waktu Penurunan
(t)
(t) jam air
menit
(∆H) cm

5 0,08 1,04
10 0,17 1,00
15 0,25 1,00

Selanjutnya dari tabel di atas perhitungan dilakukan dengan menggunakan tabel berikut :

log (f0
t (jam) ft (cm/jam) fc f0- fc
- fc)

0,08 16,80 4,0 0

0,17 6,00 4,0 10,80 1,033

0,25 4,00 4,0 12,80 1,107

13
Dari tabel di atas selanjutnya di peroleh grafik berikut ini:

0,3

0,25

0,2

0,15
y = 1,1294x - 1,0005

0,1

0,05

0
1,02 1,03 1,04 1,05 1,06 1,07 1,08 1,09 1,1 1,11 1,12

Maka dari grafik di atas diperoleh nilai m

Hasil hitungan dalam tabel tersebut digambarkan dalam grafik hubungan antara t dan log (ft –
fc), kemudian dapat diperoleh kemiringan garisnya

m = -1 / k log e
m = 1,1294
log e
0,43393
=

k = -1 / m . Log e
k= -2,04
Persamaan infiltrasi menjadi

f = fc + (ft - f0)e-kt

selanjutnya diperoleh grafik kapasitas infiltrasi berdasarkan tabel di bawah ini

t ft

0,08 16,80

0,17 21,17

0,25 25,31

14
18,00
16,00
14,00
12,00
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3

Grafik kapasitas infiltrasi

15
DokumentasiPraktikumsampel 1

Gambar di atas ember cat dan kaleng sudah di masukan ke dalam tanah untuk kemudian di
masukan air

Gambar di atas ember cat dan pipa yang sudah terisi air untuk dilakukan pengamatan

Gambar pengukuran air yang masuk kedalam tanah

Dalam percobaan sampel 2 dengan menggunakan alat infiltrometer . Kapasitas infiltrasi di


sebuah daerah (Kudamati) pada interval waktu tertentu di tunjukan pada tabel berikut:

16
Sampel II
Tinggi
Waktu
Waktu Penurunan
(t)
(t) jam air
menit
(H) cm

5 0,08 2,00
10 0,17 1,05
15 0,25 1,05

Selanjutnya dari tabel di atas perhitungan dilakukan dengan menggunakan tabel berikut :

Waktu (t) log (f0 -


ft (cm/jam) Fc f0 - fc
jam fc)

0,08 24,00 6,00 0


0,17 9,00 6,00 15,00 1,176
0,25 6,00 6,00 18,00 1,255

17
Dari tabel di atas selanjutnya di peroleh grafik berikut ini:

0,3 y = 1,0524x - 1,0711


0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
1,17 1,18 1,19 1,2 1,21 1,22 1,23 1,24 1,25 1,26

Maka dari grafik di atas diperoleh nilai m

Hasil hitungan dalam tabel tersebut digambarkan dalam grafik hubungan antara t dan log (ft –
fc), kemudian dapat diperoleh kemiringan garisnya

m = -1 / k log e
m = 1,0524
log e
0,43393
=

k = -1 / m . Log e
k= -2,19

Persamaan infiltrasi menjadi

f = fc + (ft - f0)e-kt

18
selanjutnya diperoleh grafik kapasitas infiltrasi berdasarkan tabel di bawah ini

t ft
0,08 24,00
0,17 30,60
0,25 37,10

30,00

25,00

20,00

15,00

10,00

5,00

0,00
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3

Grafik kapasitas infiltrasi

19
Dokumentasi Praktikum sampel 2

Gambar di atas memasukan ember ke dalam tanah

Gamabar di atas menunggu 5 menit untuk pengamatan air masuk kedalam tanah

Gambar di atas merupakan gambar hasil pengamatan pada sampel ke 2

20
Dalam percobaan sampel 3 dengan menggunakan alat infiltrometer . Kapasitas infiltrasi di
sebuah daerah (Kudamati) pada interval waktu tertentu di tunjukan pada tabel berikut:

Sampel III
Tinggi
Waktu
Waktu Penurunan
(t)
(t) jam air
menit
(H) cm
5 0,08 2,00
10 0,17 1,05
15 0,25 1,00
20 0,33 1,00

Selanjutnya dari tabel di atas perhitungan dilakukan dengan menggunakan tabel berikut :

Waktu ft
fc - fc log (ft – f0)
(t) jam (cm/jam)

0,08 24,00 3,00 0


0,17 31,22 3,00 15,00 1,176
0,25 40,06 3,00 20,00 1,301
0,33 49,09 3,00 21,00 1,322

21
Dari tabel di atas selanjutnya di peroleh grafik berikut ini:

0,35
y = 0,9765x - 0,9867

0,3

0,25

0,2

0,15

0,1

0,05

0
1,16 1,18 1,2 1,22 1,24 1,26 1,28 1,3 1,32 1,34

Maka dari grafik di atas diperoleh nilai m

Hasil hitungan dalam tabel tersebut digambarkan dalam grafik hubungan antara t dan log (ft –
fc), kemudian dapat diperoleh kemiringan garisnya

m = -1 / k log e
m = 0,9765
log e
0,4339
=

k = -1 / m . Log e
k= -2,36
Persamaan infiltrasi menjadi

f = fc + (ft - f0)e-kt

22
selanjutnya diperoleh grafik kapasitas infiltrasi berdasarkan tabel di bawah ini

t ft
0,08 24,00
0,17 31,22
0,25 40,06
0,33 49,09

30,00

25,00

20,00

15,00

10,00

5,00

0,00
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35

Grafik kapasitas infiltrasi

23
DokumentasiPraktikumsampel 3

Gambar di atas merupakan penggalian tanah pada sampel 3

Gambar diatas merupakan peletakan ember pada sempel 3

Gamabar diatas merupakan pengukuran ketinggian air dari sampel 3

24
1. Metode yang digunakan untuk menentukan laju infiltrasi adalah :
a. Menggunaka alat sederhana pipa
b. Methode horthon
2. Pengukuran laju infiltrasi dapat dilakukan pada permukaan tanah, pada
kedalaman tertentu pada lahan kosong .
3. Tabel hasil perhitungan nilai K, Ft, Debit air (Q) dan volume air.

K fc
sampel 1 15,8580 3
sampel 2 13,1052 2
sampel 3 10,79 1,79
Dari tabel diatas disimpulkan bahwa nilai fc rata – rata adalah:

Fc = 3+2+1,79
3
Fc = 5,60 cm/jam
Fc = 0,155 m/s
Luas daerah (A) = 24 m2

Debit air (Q) = luas daerah x fc

= 24 m2 x 0,155 m/s

= 3,72 m3/ s

Diasumsikan laju infiltrasi satu hari selama 4 jam. Jadi volume air selama 4 jam adalah

Volume air ( v ) = waktu ( t ) x Debit air ( Q )

0,0300
t (jam) vol (m3/jam)
0,0250
1 0,0010
2 0,0021 0,0200
3 0,0062 0,0150
4 0,0248 0,0100
0,0050
0,0000
0 1 2 3 4 5

25
BAB V

KESIMPULAN

A.Dalam percobaan yang dilakukan diperoleh nilai laju infiltrasi

Sampel 1 = 30,00 cm

Sampel 2 = 72,00 cm

Sampel 3 = 171,43 cm

B.Berikut percobaan yang dilakukan diperoleh nilai kapasitas infiltrasi

Sampel 1 = 3,0 cm

Sampel 2 = 2,0 cm

Sampel 3 = 1,79 cm

C.Volume infiltrasi tiap sampel

Sampel 1 = 1,50 m3

Sampel 2 = 3,71 m3

Sampel 3 = 7,44 m3

D. volume air ( V ) dalam hujan 4 jam = 0,0248 m3/jam

26
Daftar Pustaka

Bambang Triatmodjo, Hidrologi Terapan, Penerbit Beta Offiset, 2008.

Http://khairulamna.blogspot.com/2012/06infiltrasi-hidrologi-tugas -yang-di-kasi.html=1

https://spatialygeo.wordpress.com/tag/ring-infiltrometer/

27

Anda mungkin juga menyukai