Anda di halaman 1dari 22

SENSOR WIND DIRECTION

YANG DIGUNAKAN DI BMKG

Disusun oleh :

Banyugiri Emanuel Hamonangan (41.16.0005)

Carolina Shalva Sanitaria Z (41.16.0007)

Edgar Solagracia Ohee (41.16.0008)

Gabby Meilyani Bannegau (41.16.0013)

Ichsa Satya Edo Mahendra (41.16.0015)

Karisma Kusuma Nagari (41.16.0017)

SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

TANGERANG SELATAN

2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt karena rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Sensor Wind Drirection Yang Digunakan
BMKG”.
Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Peralatan
Meteorologi Umum di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Penulisan
makalah ini memiliki banyak kendala dan kesulitan. Namun, penulisan makalah dapat selesai
berkat bimbingan, bantuan, saran, dan nasihat berbagai pihak, khususnya dosen pengampuh
mata kuliah Sensor II sehingga kendala dan kesulitan dapat teratasi dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan baik dari aspek kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian dalam
makalah ini.

Selanjutnya dengan tulus penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu hingga makalah ini dapat diselesaikan. Pihak-pihak tersebut adalah:

1. Bapak Drs. Agus Tri Sutanto, M.T selaku dosen pengampuh mata kuliah Sensor II.
2. Teman-teman kelas Instrumentasi IIIA yang telah memberikan masukan dan saran.
3. Berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan, serta berbagi
pengalaman pada proses penyusunan makalah ini.

Demikian, penulis berharap bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat dan
memperluas wawasan bagi berbagai pihak.

Tangerang Selatan, 02 Januari 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang 1

1.2 Rumusan masalah 1

1.3 Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Angin 3

2.2 Proses Terjadinya Angin 4

2.3 Faktor-faktor yang menyebabkan angin 4

2.4 Manfaat Angin 5

2.5 Sifat-Sifat Angin 6

2.6 Pengaruh Angin terhadap Tanaman 6

2.7 Alat Pengukur Arah Angin 8

2.8 Jenis-Jenis Angin 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 16

3.2 Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara dengan arah
aliran angin dari tempat yang memiliki tekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah atau
dari daerah yang memiliki suhu / temperatur rendah ke wilayah bersuhu tinggi.

Dalam bidang meteorologi ada dua komponen yang diukur dalam pergerakan angin,
yaitu arah angin dan kecepatan angin. Informasi arah angin dan kecepatan angin sangat berguna
dalam bidang penerbangan dan pelayaran.

Kecepatan angin diukur dengan anemometer cup, instrumen dengan tiga atau empat
logam berbentuk mangkuk yang disusun sedemikian rupa, sehingga mereka menangkap angin
dan berputar pada batang vertikal. Sedangkan untuk penentuan arah angin dapat menggunakan
wind shock, wind vane, sonic 2D anemometer, remote wind sensing, dan sebagainya.

Pada makalah ini, pemakalah tertarik untuk membahas tentang sensor yang digunakan
untuk mengukur arah angin.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan Angin


2. Bagaimana Proses Terjadinya Angin
3. Apa saja Faktor-faktor yang menyebabkan angin
4. Apa saja Manfaat Angin
5. Apa saja Sifat-Sifat Angin
6. Bagaimana Pengaruh Angin terhadap Tanaman
7. Apa saja Alat Pengukur Arah Angin
8. Apa saja Jenis-Jenis Angin

1.3 Tujuan

1
1. Memenuhi tugas mata kuliah Sensor II yang diampu oleh bapak Drs. Agus Tri
Sutanto, M.T
2. Menambah wawasan tentang angin dan seluk beluknya
3. Menambah wawasan tentang alat-alat yang digunakan untuk menentukan arah angin
4. Menambah wawasan tentang sensor yang digunakan untuk menentukan arah angin
5. Menambah wawasan tentang pengukuran arah angin di BMKG

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Angin

Angin adalah besaran vektor yang mempunyai besar danarah. Angin adalah udara
yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah yang
mempunyai besaran dan arah. Besaran yang dimaksud adalah kecepatannya sedang arahnya
adalah darimana datangnya angin. Angin diberi nama dari arah mana angin dating. Contoh :
angin yang datang dari timur ke barat disebut angin timur, angin yang datang dari laut ke darat
disebut angin laut. Wind speed artinya skalar (besar kecepatan saja), sedangkan wind velocity
artinya besaran vektor (besarnya kecepatan dan arahnya). Angin
mempunyai arah dan kecepatan yang ditentukan oleh perbedaan tekanan udara dipermukaan
bumi.

Kecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal pada
ketinggian dua meter diatas tanah. Perbedaan tekanan udara antara asal dan tujuan angin
merupakan faktor yang menentukan kecepatan angin. Kecepatan angin akan berbeda pada
permukaan yang tertutup oleh vegetasi dengan ketinggian tertentu, misalnya tanaman padi,
jagung, dan kedelai. Oleh karena itu, kecepatan angin dipengaruhi oleh karakteristik
permukaan yang dilaluinya.. Dalam mengukur kecepatan angin terdapat istilah kecepatan angin
rata-rata. Kecepatan angin rata-rata adalah jumlah seluruh kecepatan angin pada saat
pengamatan di bagi dengan jumlah pengamatan tanpa memperhatikan arah angin.. Kecepatan
angin dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut anemometer. Jenis anemometer
yang paling banyak digunakan adalah anemometer mangkok. Kecepatan angin dapat diukur
dalam satuan meter per detik, kilometer per jam, atau knot (1 knot– sekitar 0,5 m/s).

Arah angin diukur dalam satuan derajat yaitu utara 360°, selatan 180°, timur 90°, barat
270°, dan seterusnya. Beberapa contoh angin yang diberi nama sesuai dengan arah datangnya
angin yaitu angin darat adalah angin yang datang dari arah darat, angin laut adalah angin yang
datang dari laut .Pada permukaan bumi terdapat atmosfer yang diakibat perbedaan dalam
menerima energi matahari, maka dalam skala luas/global angin membentuk sirkulasi tertentu.
Oleh karena itu maka angin memiliki laju dan arah. Di samping angin yang bergerak dalam

3
skala luas terdapat angin yang terjadi di lokasi tertentu atau disebut angin lokal. Contoh dari
angin lokal adalah angin laut dan angin darat.

2.2 Proses Terjadinya Angin

Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada
suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di
terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas
matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang
cenderung lebih rendah. Sehingga akan terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah
yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi
panas, akibatnya akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.

Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena daerahyang terkena
banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta tekanan udara yang
lebih rendah dari daerah lain di sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara.
Angin juga dapat disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya
untuk bergerak ke tempat lain.

Angin buatan dapat dibuat dengan menggunakan berbagai alat mulai dari yang
sederhana hingga yang rumit. Secara sederhana angin dapat kita ciptakan sendiri dengan
menggunakan telapak tangan, kipas sate, koran, majalah, dan lain sebagainya dengan cara
dikibaskan. Sedangkan secara rumit angin dapat kita buat dengan kipas angin listrik, pengering
tangan, hair dryer, pompa ban, dan lain sebagainya. Secara alami kita bisa menggunakan mulut,
hidung, lubang dubur, dan sebagainya untuk menciptakan angin.

Udara dapat membawa partikel bau dari suatu zat sehingga angin dapat membawa bau
atau aroma mulai dari aroma yang sedap hingga aroma yang tidak sedap di hidung kita. Bau
masakan, bau amis, bau laut, bau sampah, bau bensin, bau gas, bau kentut, bau kotoran, dan
lain sebagainya adalah beberapa contoh bau yang dapat dibawa angin.

2.3 Faktor-faktor yang menyebabkan angin

4
 Gradien Barometris, yaitu bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari
dua isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat
tiupan anginnya.
 Letak tempat, kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat daripada angin yang
jauh dari garis khatulistiwa.
 Tinggi tempat, semakin tinggi lokasinya semakin kencang pula angin yang bertiup. Hal
ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menhambat laju udara. Di permukaan
bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan
yang besar. Semakin tinggi suatu tempa, gaya gesekan ini semakin kecil.
 Waktu, Angin bergerak lebih cepat pada siang hari, dan sebaliknya terjadi pada malam
hari. Sebenarnya yang kita lihat saat angin berhembus adalah partikel-partikel ringan
seperti debu yang terbawa bersama angin. Angin bisa kita rasakan hembusannya karena
kita mempunyai indra perasa, yaitu kulit, sehingga kita bisa merasakannya.

Salah satu faktor penyebab timbulnya angin adalah adanya gradien tekanan yang timbul
karena adanya perbedaan suhu udara. Kuat atau lemahnya hembusan angin ditentukan oleh
besarnya kelandaian tekanan udara atau dengan kata lain kecepatan angin sebanding dengan
kelandaian tekanan udaranya. Disamping kelandaian tekanan, gerak angin ditentukan oleh
faktor-faktor lain seperti pengaruh rotasi bumi dan gaya gesek .Semakin besar perbedaan
tekanan udara maka semakin besar pula kecepatan angin berhembus.

2.4 Manfaat Angin

Manfaat angin adalah sebagai berikut :

 Angin untuk menggerakan perahu layar menelusuri nusantara, bahkan untuk menembus
batas lintas negara, misalnya seperti Orang Buton.
 Angin sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara, di negara
Australia angin digunakan sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau
batubara.
 Angin sangat berguna untuk perjalanan para nelayan pulang dan pergi.
 Angin berfungsi sebagai instrument untuk membantu take-off atau landing pesawat di
landasan pacu bandara.

5
 Angin juga bermanfaat untuk menghilangkan rasa panas dan gerah. seperti pada alat
kipas angin.Dibidang olahraga, ski air, paralayang , dan lain-lain.

2.5 Sifat-Sifat Angin

Beberapa sifat angin antara lain:

 Angin menyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang arah angin


tersebut.
 Angin mempercepat pendinginan dari benda yang panas.
 Kecepatan angin sangat beragam dari tempat ke tampat lain, dan dari waktu ke waktu.

2.6 Pengaruh Angin terhadap Tanaman

Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca seperti suhu yang optimum dimana
tanaman tumbuh dan berproduksi dengan sebaik-baiknya, kelembaban udara yang berpengaruh
terhadap penguapan permukaan tanah dan penguapan permukaan daun, maupun pergerakan
awan, Membawa uap air sehingga udara panas menjadi sejuk dan juga Membawa gas-gas yang
sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Ditinjau dari segi keuntungannya angin sangat membantu dalam penyerbukan tanaman.
angin akan membawa serangga penyerbuk lebih aktif membantu terjadinya persarian bunga
dan pembenihan alamiah. Sedangkan pada keadaan kecepatan angin kencang, kehadiran
serangga penyerbuk menjadi berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan
penangkaran benih dan akan menimbulkan penyerbukan silang.

Dari segi kerugiannya, angin yang kencang dapat menimbulkan bahaya dalam
Penyerbukan, karena angin bijinya tidak bisa menjadi murni sehingga tanaman perlu diisolasi.
Dan juga dapat menyebarkan hama penyakit seperti perkembangan jamur.
Perkembangan panyakit sangat tergantung pada cuaca. Keadaan cuaca yang sangat lembab
sangat menguntungkan bagi perkembangan jamur. Serangan patogen cenderung akan meluas
bila kelembaban tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa patogen dipencarkan
oleh angin. Dari hasil penelitian Tantawi (2007) diketahui bahwa pemencaran konidium pada
satu musim tanam tembakau di Jember didukung oleh peningkatan kecepatan angin dan

6
penurunan kelembaban udara. Pada bulan kering maupun bulan lembab peningkatan kecepatan
angin yang diikuti dengan menurunnya kelembaban udara akan mendukung pemencaran
konidium. Berdasarkan data aktual untuk memencarkan konidium hanya memerlukan
kecepatan angin 0,28 m/det pada suhu 25ºC.

Selain sebagai penyebar patogen, angin juga mempengaruhi peningkatan jumlah luka
pada tanaman inang dan dapat pula mempercepat pengeringan permukaan tanaman yang basah.
Penyebaran penyakit yang sangat cepat dimungkinkan karena adanya angin baik secara
langsung atau tidak langsung melalui vektor yang dapat terbawa angin dalam jarak jauh. Selain
itu karena hembusan keras angin atau karena saling bersinggungan antar tanaman atau melalui
pasir yang diterbangkan juga dapat menyebabkan permukaan tanaman terluka dan hal ini
memungkinkan terjadinya infeksi.

Banyak jamur parasit yang penyebarannya terutama dilakukan oleh angin karena jamur
membentuk dan membebaskan spora ke udara dalam jumlah yang tidak terhitung, mempunyai
ukuran yang kecil dan ringan sekali sehingga mudah diangkut oleh angin dalam jarak jauh.
Meskipun spora-spora jamur pada umumnya terdapat dalam lapisan udara di dekat tanah, di
lapisan udara yang paling tingginya ribuan meter pun masih terdapat spora. Pada kenyataannya
penyakit tertentu hanya dapat disebarkan oleh angin pada jarak pendek, bahkan sering sangat
pendek. Pada umumnya spora akan mati karena kekeringan dan sinar matahari pada waktu
disebarkan jarak jauh itu, sedangkan pada waktu mengendap tidak tepat jatuh pada tumbuhan
atau bagian yang rentan. Semakin cepat anginnya maka spora yang akan tersebar pun akan
semakin jauh keberadaannya.

Angin hampir tidak bisa dikendalikan. Perlu adanya suatu pengelolaan lingkungan
karena adanya pengaruh angin yang sangat komplek ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
yaitu menghindari adanya pengaruh yang tidak dikehendaki misalnya penanaman tanaman
sejenis agar tidak terjadi penyerbukan silang. Namun jika permasalahan penyebaran patogen
maka usaha yang dapat dilakukan yaitu pengendalian sedini mungkin agar mengurangi jumlah
patogen yang dapat disebarkan oleh angin. Selain itu dapat pula menggunakan tanaman
pematah angin agar laju dan arah angin dapat sedikit dikendalikan seperti menanam pohon
penahan angin yang dapat menjamin perlindungan sejauh 15 – 20 kali tinggi pohon pelindung.
Misalnya tinggi pohon 10 meter, tanaman sejauh 150 – 200 meter dapat dilindungi sehingga
memperlambat kecepatan angin. Dengan adanya pematah angin maka laju dan arah angin
menuju pertanaman dapat sedikit ditekan sehingga penyebaran patogen akan lebih kecil.

7
2.7 Alat Pengukur Angin

Pengamatan unsur-unsur cuaca dan iklim memerlukan alat-alat meteorologi yang


bersifat peka, kuat, sederhana dan teliti. Kecepatan angin dihitung dari jelajah angin (cup
counter anemometer) dibagi waktu (lamanya periode pengukuran).

Arah angin ditunjukkan oleh wind-vane yang dihubungkan dengan alat penunjuk arah
mata angin atau dalam angka. Angka 360o berarti ada angin dari utara, angka 90 ada angin dari
Timur, demikian seterusnya.

Mengukur arah angin haruslah ada angin atau cup-counter anemometer dalam keadaan
bergerak. Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat yaitu anemometer. yang
didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup counter sensor untuk kecepatan angin dan wind
vane sensor untuk arah angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots/knots,
km/jam, mil/jam atau satuan kecepatan lainnya yang relevan. Sedangkan satuan meteorologi
dari arah angin adalah derajat (0o – 360o).

Ditinjau dari cara pembacaannya, alat meteorologi terdiri atas dua jenis, yaitu:

 Recording yaitu alat yang dapat mencatat data secara terus-menerus,


sejak pemasangan hingga pergantian alat berikutnya. Contoh : barograph
dan anemograph.
 Non recording yaitu alat yang digunakan bila datanya harus dibaca pada saat-saat
tertentu untuk memperoleh data. Contoh: barometer, termometer dan anemometer.

Ditinjau dari fungsinya, alat meteorologi terdiri atas tiga jenis, yaitu:

 Anemometer, yaitu alat untuk mengukur kecepatan angin


 Wind vane, yaitu alat untuk mengetahui arah angin
 Wind shock, yaitu alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan besar
kecepatan angin. Biasanya ditemukan di bandara-bandara

Kecepatan angin ditentukan oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan
angin dan resistensi medan yang dilaluinya.

8
1. Wind Sock

Windsock adalah sebuah kain


berbentuk silinder mengerucut disatu
ujungnya, diterjemahkan secara
bebasnya sebagai sarung angin.

Fungsi windsock adalah sebagai


penanda arah angin dan relatif kecepatan
angin. Terkadang windsock tidak
dilengkapi pengukur kecepatan angin
(anemometer). Kecepatan angin hanya
bisa dilihat secara perkiraan kasar yakni
dari sudut relatif windsock terhadap tiang
mounting. Jika angin rendah maka windsock terkulai dan angin kencang maka windsock
lurus horizontal.

Pemasangan windsock selalu ditempatkan diketinggian, di area-area yang dilalui


angin dan mudah dilihat dari arah manapun. Windsock dibuat dengan warna
mencolok/menyala agar dapat dilihat baik pada siang maupun malam hari. Warna windsock
umumnya oranye dengan strip berbahan memantulkan cahaya. Arah angin yang
ditunjukkan windsock akan berkebalikan dengan arah datangnya angin. Misal windsock
berkibar mengarah ke barat maka angin menunjukkan datang dari arah timur.

Mengacu ke standar FAA (Federal


Aviation Administration) dan ICAO
(International Civil Aviation Organization)
menyebutkan spesifikasi bahan dan ukuran
windsock. Jika dari bahan, fungsi windsock
harus dapat mengembang penuh pada
kecepatan angin 15-knot atau setara dengan 28 km/jam (17mph). selain itu fungsi windsock
dapat berubah arahnya mengikuti besar kecepatan angin pada 3-knot atau setara dengan 5,6
km/jam (3,5 mph). secara umum letak jahitan harus pada posisi jam 9 dan jam 3.

FAA dan ICAO mensyaratkan penempatan windsock bebas hambatan/penghalang


dalam jarak radius 25 meter dari benda tegak berdiri (misal: bangunan, atap bangunan,

9
pohon). Jika ada penghalang maka perlu dilakukan pemasangan windsock dengan tiang
yang lebih tinggi. Tinggi tiang adalah 3, 4,8 dan 6 meter.

Windsock berdasarkan FAA (AC 150/5345-27D) dan ICAO (Annex 14) ditetapkan
dalam tiga spesifikasi yang berbeda sebagai berikut:

 Ukuran-1, panjang 8’ (2,5 meter) dengan diameter pangkal 18” (0,45 meter).
 Ukuran-2, panjang 12’ (3,6 meter) dengan diameter pangkal 36” (0,9 meter).

Ukuran standar ICAO/FAA, 20’ (6 meter) dimana windsock dirancang untuk


mengembang penuh saat angin pada kecepatan 15 knots (28 km atau 17 mph). Windsock
harus berwarna yang kontras dengan lingkungan sekitarnya seperti kuning, oranye, merah
& putih.

Di pasaran dapat ditemui beragam ukuran windsock (lihat x-y-z pada gambar paling
atas). Pada pemilihan ukuran windsock yang akan kita beli tentunya kita yang akan
menentukan ukuran mana yang akan kita pilih disesuaikan dengan urgensi kebutuhan
dengan maksud pemasangan windsock tersebut.

2. Wind Vane

Sensor Wind Vane digunakan


untuk menentukan arah angin. Sensor ini
menggunakan prinsip sensor posisi.
Adapun komponen utamanya adalah
potensiometer atau gray scale.

Dalam hal ini potensiometer


digunakan sebagai sensor pada wind vane
adalah ring potensiometer karena memiliki
kelebihan antara lain, dari segi mekanik potensiometer dapat diletakkan pada posisi yang
10
kita inginkan karena dilihat dari bentuknya yang simpel dan juga mendukung mekanik.
Selain itu juga ada banyak pilihan bentuk potensiometer yang tersedia di pasaran.
Potensiometer yang tersedia di pasaran terdiri dari beberapa jenis antara lain :
potensiometer karbon, potensiometer wire round dan potensiometer matal film. Dari segi
elektrik penggunaan potensiometer sebagai sensor pada wind vane cukup praktis karena
hanya membutuhkan satu tegangan eksitasi dan biasanya tidak membutuhkan pengolahan
sinyal yang rumit. Dari segi programming perubahan posisi dapat diukur dari perubahan
nilai hambatan atau resistansi yang sebelumnya telah dikonversi menjadi sinyal
inputanyang sesuai dengan kontroller bauk tegangan maupun arus.

Cara Kerja :

Ketika ada angin yang menggerakkan vane maka potensiometer akan bergerak.
Pergerakan potensiometer menyebabkan nilai hambatan atau resistansi dari potensiometer
tersebut berubah. Perubahan nilai hambatan atau resistansi akan disalurkan ke sistem
pengolah yang akan merubah nilai hambatan atau resistansi tersebut kedalam sudut
sehingga arah angin dapat diketahui. Ketika nilai resistansi potensiometer bernilai tertentu
mengindikasikan bahwa vane berada pada posisi tertentu juga. Sebagai contoh ketika nilai
resistansi dari potensiometer bernilai 0 Ω maka wind vane menunjukkan arah utara, ketika
nilai resistansi dari potensiometer bernilai 180 Ω makan wind vane menunjukkan arah
selatan, dengan catatan setiap perubahan nilai resistansi 1 Ω maka wind vane berubah
arahnya sejauh 1o.

Kekurangan Wind Vane berbasis potensiometer :

Ada beberapa kekurangan dari potensiometer ketika digunakan sebagi sensor dalam
wind vane. Adapun kekurangan tersebut antara lain:

 Cepat aus, hal ini biasa terjadi karena ketika digunakan untuk mengukur arah angin
kadang wind vane bisa berputar-putar sehingga jika tidak dilakukan perawatan bisa
menyebabkan poros menjadi aus. Perawatan yang bisa di lakukan misalnya : memberi
pelumas secara rutin.
 Sering timbul noise,
 Mudah terserang korosi, seperti kita ketahui potensiometer terbuat dari logam sehingga
jika digunakan terus menerus dan dalam kondisi hujan seperti saat ini akan

11
mengganggu hasil dari pengukurannya. Perawatan yang bisa dilakukan misalnya
mengecatnya atau melapisinya gengan chrome supaya tidak mudah berkarat dll.
 Peka terhadap debu, seperti yang kita ketahui cara kerja dari potensiometer adalah
diputar sehingga jika ada debu yang menmpel di porosnya maka akan mengganggu
perputarannya sehingga bisa mengakibatkan nilai hasil pengukuran tidak akurat.
Perawatan yang bisa dilakukan misalnya membersihkan debu-debu yang ada di
sumbunya .

2.8 Jenis-Jenis Angin

1. Angin Laut dan Angin Darat

Angin Laut
Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya
terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini bisa
dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut.

Angin Darat
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut, yang pada
umumnya terjadi saat malam hari, dari jam 20.00 sampai dengan 06.00. Angin jenis ini
bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahi bertenaga
angin sederhana.

Proses Terjadinya Angin Darat Dan Angin Laut


Angin darat dan angin laut merupakan jenis angin lokal yang terjadi di wilayah
pantai dan sekitarnya. Massa daratan mempunyai sifat fisik cepat menerima panas dan
cepat pula melepaskan, massa lautan lambat dalam menyerap panas dan lambat pu;a
melepaskannya. Sifat ini menyebabkan perbedaan tekanan udara pada kedua tempat

12
tersebut dalam waktu yang bersamaan. Pada siang hari daratan lebih cepat menerima
panas, sehingga udara menjadi panas lalu memuai dan bertekanan lebih rendah dari
lautan. perbedaan tekanan ini menyebabkan bertiupnya angin dari laut ke darat. Angin
dari laut ke darat ini disebut sebagai angin laut.
Sedangkan pada malam hari tekanan udara di darat lebih tinggi dibanding
tekanan udara di laut. Perbedaan tekanan ini menyebabkan bertiupnya angin dari darat
ke laut seingga terjadilah angin darat.

2. Angin Lembah dan Angin Gunung


Angin Lembah
Angin Lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke puncak gunung
dan biasa terjadi pada siang hari.

Angin Gunung
Angin Gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah
gunung dan terjadi pada malam hari.

Proses Terjadinya Angin Gunung Dan Angin Lembah


Pada pagi sampai menjelang siang hari, bagian lereng atau punggung
pegunungan lebih dahulu disinari matahari bila dibandingkan dengan wilayah lembah.
Akibatnya, wilayah lereng lebih cepat panas dan mempunyai tekanan udara yang
rendah, sedangkan suhu udara di daerah lembah masih relatif dingin sehingga
mempunyai tekanan udara yang tinggi. Maka massa udara bergerak dari lembah ke
lereng atau ke bagian punggung gunung. Massa udara yang bergerak ini disebut sebagai
angin lembah.
Pada malam hari, suhu udara di wilayah gunung sudah sedemikian rendah
sehingga terjadi pengendapan massa udara padat dari wilayah gunung ke lembah yang
masih relatif lebih hangat. Gerakan udara inilah yang disebut angin gunung.

3. Angin Fohn

13
Angin Fohn (Angin Jatuh) adalah angin yang terjadi sesuai hujan Orografis.
Angin yang bertiup pada suaatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang
berbeda. Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan
yang tingginy lebih dari 200 meter , naik di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn
yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering , karena uap air sudah di buang
pada saat hujan orografis.
Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban.
Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa turun
daya tahan tubunya terhadap serangan penyakit.
Angin Fohn terjadi bila terjadi perbedaan densitas udara di daerah sekitar
lintang 30o (baik lintang utara maupun selatan yang bertekanan maksimum dan sekitar
lintang 10o yang bertekanan minimum.

4. Angin Muson

Angin muson atau biasanya disebut sengan angin musim adalah angin yang
berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan
periode yang lain polanya akan berlawan yang berganti arah secara berlawanan setiao
setengah tahun. Angin Muson terbagi atas dua macam,yaitu :

14
Angin Muson Barat
Angin Musim/Muson Barat adalah angin yang mengalir dari benua Asia (musim
dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang banyak
di Indonesia bagian barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas,
seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut
China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia
mengalami musim hujan. Angin ini terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari,
dan maksimal pada bulan januari dengan Kecepatan Minimum 3 m/s.

Angin Muson Timur


Angin Musim/Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua Australia(
musim dingin) ke Benua Asia (Musim panas) sedikit curah hujan ( kemarau) di
Indonesia bagian timur karena angin melewati celah-celah sempit dan berbagai gurun
(Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan indonesia mengalami
musim kemarau. Terjadi pada bulan juni, juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan
juli.

Proses Terjadinya Angin Muson


Benua (daratan) dan samudra (perairan) merupakan dua wilayah yang memiliki
sifat fisika berbeda dala hal menerima energi panas. Sebagai material padat, benua lebih
cepat menyerap panas tetapi cepat pula melepaskannya. Sebaliknya, samudra atau
wilayah perairan lebih lambat menerima dan melepaskan enegi panas. Perbedaan sifat
fisik kedua wilayah ini tentunya mengakibatkan perbedaan kerapatan dan tekanan
udara. Akibat adanyaperbedaan tekanan udara yang sangat mencolok antara wilayah
benua dan samudra, mengalirlah massa udara yang disebut angin muson (monsoon)
dari kawasan benua ke samudra atau sebaliknya. Perubahan arah gerakan muson
biasanya seiring dengan pergantian musim panas dan dingin.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah yang
bertekanan rendah yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang dimaksud adalah
kecepatannya sedang arahnya adalah darimana datangnya angin. Angin diberi nama dari arah
mana angin datang.

Arah angin diukur dalam satuan derajat yaitu utara 360°, selatan 180°, timur 90°, barat
270°, dan seterusnya.

Salah satu faktor penyebab timbulnya angin adalah adanya gradien tekanan yang timbul
karena adanya perbedaan suhu udara

Faktor-faktor yang menyebabkan angin :

 Gradien Barometris
 Letak tempat
 Tinggi tempat
 Waktu

Sensor Wind Vane digunakan untuk menentukan arah angin. Sensor ini menggunakan
prinsip sensor posisi. Adapun komponen utamanya adalah potensiometer.

Ada beberapa kekurangan dari potensiometer ketika digunakan sebagi sensor dalam
wind vane :

 Cepat aus
 Sering timbul noise,
 Mudah terserang korosi,
 Peka terhadap debu

3.2 Saran

16
Alat yang digunakan BMKG dalam menentukan arah angin masih sedikit jenis
jenisnya, diharapkan kedepannya agar taruna dan taruni STMKG dapat berinovasi untuk
menciptakan alat penentu arah angin yang akurat serta dengan biaya tidak terlalu besar.

17
DAFTAR PUSTAKA

Fahrizayusroh. 2010. Penyebaran Penyakit Melalui Angin.

Tantawi, A. R. 2007. Hubungan Kecepatan Angin Dan Kelembaban Udara Terhadap

Pemencaran Konidium Cercospora Nicotianae Pada Tembakau.Agritrop, 26 (4) : 160– 167.

Tjasyono, B. 2004.Kli matologi . ITB: Bandung.

Kartasapoetra,Ance Gunarsih,Ir.,1993. “klimatologi pengaruh iklim terhadap tanah dan


tanaman. Jakarta:Bumi Aksara.

http://fahrizayusroh.wordpress.com, [10 April 2010].

http://softilmu.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-macam-macam-angin.html

http:// Himaperta.universitasyudhartapasuruan.blogspot.com

maestroyer.blogspot.com/

www.wisdoms4all.com/ind

https://yandriblogs.wordpress.com/2011/07/23/alat-ukur-arah-kecepatan-angin/

http://sekolahaja.com/standard-of-windsock-sizes.html (diakses pada 31 Desember 2017 –


11:09)

http://sekolahaja.com/windsock.html (diakses pada 31 Desember 2017 – 11:10)

18

Anda mungkin juga menyukai