c.

Letusan Tipe Vulkano

Ciri letusannya adalah (1) cairan magma yang kental dan dapur magma yang bervariasi
dari dangkal sampai dalam; (2) daya rusak cukup besar. Letusan seperti ini adalah ciri umum
gunung api. Contohnya Gunung Semeru dan Gunung Etna.
d. Letusan Tipe Merapi
Ciri-cirinya seringkali mengeluarkan lava kental sehingga menutup mulut kawah, yang
menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava. Sumbatan
yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng
gunung sebagai ladu (lava pijar) dan awan panas yang sering disebutwedhus gembel. Letusan
tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.
e. Letusan Tipe Perret atau Plinian
Tipe perret termasuk tipe yang sangat merusak karena ledakannya sangat dasyat. Ciri
utama tipe ini adalah tekanan gas yang sangat tinggi, dan dihiasi oleh awan debu seperti paying.
Contoh, letusan Gunung Krakatau (1883) dan St. Helens (1980). Letusan yang sangat hebat,
menyebabkan puncak gunung menjadi runtuh, dan terbentuklah kaldera.
Gambar 4. 17 Tipe Letusan Gunung Api
f. Letusan Tipe Pelee
Letusan tipe ini diakibatkan oleh terjadinya penyumbatan kawah di puncak gunung api
sehingga tekanan gas meningkat dan letusannya menjadi dasyat.
g. Letusan Tipe Sint Vincent
Tipe gunung ini memiliki danau kawah di puncaknya. Akibatnya bila terjadi erupsi air
danau kawah akan tumpah menjadi lahar panas yang sangat berbahaya. Contohnya Gunung
Kelud (1919) dan Gunung Vincent (1902).
3. Material Hasil Erupsi
Pada waktu gunung api meletus, bahan-bahan yang dikeluarkan terdiri atas tiga jenis,
yaitu material padat, material cair (lava cair), dan bahan gas. Material padat yang disebut dengan
piroklastik,dibedakan menjadi batu-batu besar disebut bom, batu-batu kecil disebut lapilli, kerikil
dan pasir, serta debu atau abu vulkanis. Bahan-bahan padat yang berasal dari magma yang sangat
dalam bersifat basa dan batuan yang terbentuk bersifat basaltic, sedangkan bahan-bahan padat
yang berasal dari magma yang dekat dengan permukaan bumi bersifat asam.
Segala bentuk gas yang dikeluarkan oleh gunung api disebut ekshalasi. Gas-gas yang
dikeluarkan oleh gunung api ketika meletus berwujud asam sulfida (H2S), asam sulfat (H2SO4),
karbon dioksida (CO2), klori (Cl), dan hydrogen klorida (HCl).
Tidak selamanya gunung api itu aktif. Suatu ketika aliran magma dari batolit makin
berkurang dan akhirnya terhenti sama sekali. Jika aliran lava terhenti maka gunung api menjadi
padam. Namun, kadang-kadang gunung api tampak istirahat karena kepundannya tersumbat oleh
lava yang membeku sehingga gejala vulkanisme tidak tampak. Padahal di dalam badan gunung,
aliran magma dan gas dari batolit masih terus berlangsung. Pada suatu saat, tekanan gas dan
magma yang sudah sedemikian kuat akan mendorong dan melontarkan tutup (sumbat) kepundan
dengan dasyar dan tiba-tiba sehingga terjadilah letusan eksplosif. Letusan eksplosif mampu
menghamburkan batu, kerikil, dan awan debu yang sangat pekat ke daerah sekitarnya.
Gunung api yang akan meletus biasanya mengeluarkan tanda-tanda alami, seperti suhu di
sekitar kawah naik; banyak sumber air di sekitar gunung itu mongering; sering terjadi gempa
(vulkanik); sering terdengar suara gemuruh dari dalam gunung; banyak binatang yang menuruni
lereng gunung. Jenis hewan yang mampu menangkap tanda-tanda alami tersebut, misalnya angsa
dan harimau yang menuruni gunung saat gunung itu akan meletus.
4. Gejala Post Vulkanis
Gunung api yang kurang aktif, memiliki tanda-tanda yang disebut gejala post vulkanis.
Gejala post vulkanis tersebut berupa keluarnya beberapa jenis gas dan gejala lain seperti berikut
ini.
a. Sumber gas asam arang (CO2) berbahaya yang disebut mofet. Contohnya, Kawah
Timbang dan Nila di Dieng (Jawa Tengah), Tangkuban Perahu dan Papadayan (Jawa
Barat).
b. Sumber gas belerang disebut solfatar. Contohnya, Dieng dan Rinjani.
c. Sumber gas uap air disebut fumarol. Contohnya, Dieng dan Kamajong.
d. Sumber air panas yang terjadi karena air tanah meresap kebawah hingga mencapai tempat
bersuhu tinggi, yaitu tempat yang masih terdapat sisa-sisa kegiatan magmatic. Jika air
panas tersebut keluar sebagai mata air, terbentuklah sumber air panas.
e. Sumber air mineral yang berasal dari air tanah yang meresap ke bawah hingga mencapai
kedalaman tertentu yang bersuhu tinggi. Selama dalam perjalanan peresapan tersebut, air
tanah itu telah tercampur dalam larutan mineral tertentu sebagai produk kegiatan
magmatic, seperti belerang dan mineral lain. Kemudian, air panas yang telah bercampur
dengan larutan mineral tersebut keluar sebagai mata air dan terbentuklah sumber air
mineral. Contoh sumber air mineral terdapat di Ciater dan Maribaya (Jawa Barat),
Lourdes (Perancis), dan tempat-tempat lain di sekitar gunung api yang hamper padam.
f. Jika di dalam kerak bumi terdapat rongga (reservoir) yang berisi air tanah bersentuhan
dengan batuan panas sisa-sisa kegiatan magmatiks, sebagian air dalam rongga tersebut
akan berubah menjadi uap air. Jika jumlah uap air di dalam rongga itu sudah cukup
banyak dan memiliki tekanan yang cukup kuat maka uap air tersebut akan menekan air di
rongga itu dan terjadilah pancaran air panas seperti air mancur. Jika uap air di dalam
rongga kerak bumi sudah keluar maka terhentilah pancaran itu. Kemudian, dimulailah
proses pembentukan uap air seperti semula dan setelah beberapa menit akan terbentuk
uap air dalam jumlah yang cukup banyak dan memiliki tekanan yang cukup kuat seperti
semula dan terjadilah pancaran air panas berikutnya.
c. An eruption vulkano type
Features letusannya are (1) the of magma thick and magma kitchen varying than
superficial arrive in; (2) the damaged large enough. Eruption like this is features common the
volcano. For example Mountain Semeru and the Mountains Etna.
d. An eruption of type merapi
The characteristics of often issued lava viscous so close the mouth of crater, causing
distress gas grows stronger and broke deafness lava. Deafness who fissured impelled up and
finally thrown out. Of this material down a mountain slope as ladu ( incandescent lava and
clouds heat often called wedhus gembel. Eruption type merapi very dangerous for the people of
around it.
e. An eruption of type perret or plinian
Type perret including type which is very destructive to because the explosion very awesome.
The main characteristics of a type it is the pressure of a gas is very high, and decorated by clouds
the dust like paying. An example, an eruption of the krakatau mount ( 1883 ) and st. Helens
(1980) . Is a really great eruption, causing the top of the mountain into collapse, and formed
kaldera.
f. Pelee Type Eruption
This type of eruption is caused by the clogging of the crater on the top of the volcano so that
the gas pressure increases and the eruption becomes terrible.
g. An eruption of type sint vincent
Type this mountain horeb or sinai having the crater lake in the top mountain. As a result in
case there is water eruption the crater lake was spilled lava is coming will become heat by which
it is very dangerous. For example and the mountains and the kelud (1919) and the mountain of
the vincent (1902).
3. Eruption Result Material
When the volcano erupted, the materials released consisted of three types, namely solid
material, liquid material (liquid lava), and gas material. Solid material called pyroclastic, is
divided into large stones called bombs, small stones called lapilli, gravel and sand, and volcanic
dust or ash. Solid materials that come from very deep magma are alkaline and the rock formed is
basaltic, while solid materials derived from magma that are close to the earth's surface are acidic.
Not always is the volcano active. One time the flow of magma from the batolite decreases
and finally stops completely. If the lava flow stops, the volcano will be extinguished. However,
sometimes volcanoes seem to break because their lungs are clogged by lava that freezes so that
the symptoms of volcanism are not visible. Even though inside the mountain body, the flow of
magma and gas from the batolite is still going on. At one time, the pressure of gas and magma
that has been so strong will push and throw the cap (cork) abruptly and suddenly so that an
explosive eruption occurred. Explosive eruptions are able to scatter rocks, gravel and clouds of
dust that are very thick to the surrounding area.
Volcanoes that will erupt usually produce natural signs, such as the temperature around
the crater rising; many water sources around the mountain are dry; frequent earthquakes
(volcanic); often there was a roar from inside the mountain; many animals descend the mountain
slopes. Types of animals that are able to capture these natural signs, such as geese and tigers
descending the mountain when the volcano will erupt.
4. Post Volcanic Symptoms
Volcanoes that are less active, have signs called post volcanic symptoms. The symptoms
of post volcanism are the release of several types of gas and other symptoms such as the
following.
a) The source of dangerous charcoal gas (CO2) called mofet. For example, the Timbang and
Nila Craters in Dieng (Central Java), Tangkuban Perahu and Papadayan (West Java).
b) The source of sulfur gas is called solfatar. For example, Dieng and Rinjani.
c) The source of water vapor gas is called fumarole. For example, Dieng and Kamajong.
d) Hot springs that occur because ground water seeps down to reach a high-temperature
place, which is where there are still remnants of magmatic activity. If the hot water
comes out as a spring, a hot spring is formed.
e) Mineral water sources that come from ground water that seep down to a certain depth that
is high temperature. During the trip, the groundwater was mixed in certain mineral
solutions as a product of magmatic activities, such as sulfur and other minerals. Then, hot
water that has been mixed with the mineral solution comes out as a spring and a source of
mineral water is formed. Examples of mineral water sources are in Ciater and Maribaya
(West Java), Lourdes (France), and other places around an almost extinct volcano.
f) If inside the earth's crust there is a cavity (reservoir) containing ground water in contact
with hot rocks the remains of magmatic activity, some of the water in the cavity will turn
into water vapor. If the amount of water vapor in the cavity is quite a lot and has a fairly
strong pressure, the water vapor will suppress the water in the cavity and there will be hot
water emission like a fountain. If the water vapor in the cavity of the earth's crust has
come out then the beam stops. Then, the process of forming water vapor as before begins
and after a few minutes water vapor is formed in sufficient quantities and has a fairly
strong pressure as before and the next hot water emission occurs.