Oleh:
MUHTADILLAH UMAR
NIM. M1B1 18 026
Malapetaka kandasnya kapal tanki minyak di laut, seperti Torrey Canyon pada
tahun 1967 yang mempengaruhi Konvensi tentang OIL POIL secara mendasar,
kemudian Amoco Cadis pada tahun 1978, yang mempengaruhi ketentuan-ketentuan
dalam UNCLOS III.
Konvensi ini dirancang untuk mengatur tentang pemakaian gaas rumah kaca
(greenhouse gases) yang penyebab terjadinya global warming dan global climate
change. Tujuan akhir dari konvensi ini adalah untuk menstabilkan konsentrasi gas
rumah kaca pada suatu level, yang mencegah akibat merusak dari gas rumah kaca pad
system iklim.
Pemerintah Indonesia telah menandatangani united nations Framework Convention
on Climate Change tersebut di rio de janerio, Brazil. Pada tanggal 5 juli 1992.
Konvensi ini ditindak lanjuti dengan “The Kyoto Protocol”, desember 1997, yang
menuangkan norma-norma pengurangan kuantitatif emisi gas umah kaca secara ketat
dan “ the Buenos aires plan of action”, November 1998.
Konvensi ini aslinya bernama the 1973 Paris Convention for Prevention of
Marine Pollution from Land-Based Source. Konvensi ini terdiridari atas 29 pasal dan
2 Annex yang mewajibkan Negara-negara peserta untuk secara individu atau
bersama-sama mencegah terjadinya pencemaran laut dari bahan-bahan pencemar
yang bersumber dari darat. Konvensi ini mengatur jenis-jenis bahan-bahan pencemar
yang dilarang serta batasan-batasan yang boleh dimasukan ke laut.
Perlindungan Asmosfer
Appendix II: memasukan semua spesies yang walaupun tidak terancam punah, tetapi
mungkin akan terancam punah bila tidak diatur secara tegas.
Appendix III: memasukan semua spesies yang didentifikasi para pihak sebagai
spesies yang tunduk pada pengaturan untuk mencegah atau membatasi eksploitasi
spesies tersebut melalui suatu kerja sama internasional antara Negara anggota.