Anda di halaman 1dari 6

NASKAH AKADEMIK

RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN


BANYURESMI

4 LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN


YURIDIS BAB
LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN
YURIDIS 4
4.1 LANDASAN FILOSOFIS
Penataan Ruang Indonesia didasari oleh falsafah hidup bangsa Indonesia yang
menghendaki keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, antara manusia
dengan manusia, serta antara manusia dengan lingkungan alam. Falsafah yang menjadi
landasan tersebut berasal dari nilai luhur agama atau tradisi yang meskipun diungkapkan
secara berbeda-beda oleh agama dan tradisi yang berbeda, namun intinya sama. Misalnya
umat Islam mengenal Hablun Minallah, Hablun Minannas, umat Hindu mengenal Tri
Hita Karana, tradisi Batak mengenal Boras Sipir Nitondi, yang pada dasarnya merupakan
konsep hidup berkeseimbangan, keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, dengan
sesama, dan dengan lingkungan. Dalam pembangunan kepenataan ruang penjabarannya
dapat berbentuk:

a) Pengembangan penataan ruang yang tidak menyalahi ajaran agama atau tradisi,
juga tidak boleh mengganggu keseimbangan alam (ekologis), lingkungan hidup,
dan tidak melanggar hak asasi manusia;
b) Pemanfaatan potensi untuk sebesar-besarnya daya guna bagi masyarakat dan
bangsa Indonesia dalam bidang ipoleksosbudhankam;

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

c) Apresiasi terhadap nilai dan norma kehidupan berbangsa dan bernegara, serta
nilai-nilai budaya masyarakat lokal setempat, dan jatidiri sebagai bangsa
Indonesia;
d) Menjunjung tinggi wawasan nusantara, di mana perairan justru mempersatukan
pulau-pulau besar dan kecil yang ada di Indonesia
e) Penataan ruang sebagai kendaraan untuk kesatuan dan persatuan bangsa
Indonesia, serta menumbuhkan rasa cinta tanah air;
f) Keanekaragaman alam maupun budaya adalah ciri khas Indonesia sebagai modal
dasar, identitas lokal yang perlu dikembangkan seluas-luasnya;

Secara filosofis, makin tinggi taraf hidup manusia, makin bertambah pula macam dan
ragam kebutuhannya. Hal ini ditambah pula dengan tersedianya ilmu dan teknologi yang
memungkinkan ragam dan macam kebutuhan itu dipenuhi. Upaya untuk memenuhi
kebutuhan di atas dilakukan dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam yang
tersedia di sekitarnya dengan melakukan berbagai macam kegiatan, baik langsung
maupun tidak. Kegiatan tersebut memerlukan ruang atau tempat.

Konsep dasar hukum penataan ruang, tercantuk di dalam Pembukaan UUD 1945 alinea
keempat yang berbunyi: ”melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia…” Selanjutnya dalam Pasal 33 ayat
(3) UUD 1945 Perubahan Keempat, berbunyi: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.” Konsep tata ruang dalam tersebut di atas terkait dengan
mekanisme kelembagaan dan untuk perencanannya diatur dalam Pasal 14, yaitu: (a)
Pemerintah dalam rangka membuat suatu rencana umum mengenai persediaan,
peruntukan, dan penggunaan bumi, air dan ruang angkasa; (b) Berdasarkan rencana
umum tersebut Pemda mengatur persediaan, peruntukkan dan penggunaan bumi, air, dan
ruang angkasa. Selanjutnya, Pasal 15 mengatur tentang pemeliharaan tanah, termasuk
mengambah kesuburannya serta mencegah kerusakannya yang merupakan kewajiban
setiap orang, badan hukum, atau instansi yang mempunyai hubungan hukum dengan
tanah itu dengan memperhatikan pihak ekonomi lemah.

Ketentuan tersebut memberikan hak penguasan kepada negara atas seluruh sumber daya
alam Indonesia, dan memberikan kewajiban kepada negara untuk menggunakan sebesar-
besarnya bagi kemakmuran rakyat. Kalimat tersebut mengandung makna, negara

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

mempunyai kewenangan untuk melakukan pengelolaan, mengambil dan memanfaatkan


sumber daya alam guna terlaksananya kesejahteraan rakyat yang dikehendaki.

Untuk dapat mewujudkan tujuan negara tersebut, khususnya untuk meningkatkan


kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa berarti negara harus dapat
melaksanakan pembangunan sebagai penunjang dalam tercapainya tujuan tadi dengan
suatu perencanaan yang cermat dan terarah. Apabila dicermati dengan seksama, kekayaan
alam yang ada dan dimiliki oleh negara (pemerintah/pemerintah daerah), yang memiliki
nilai ekonomis, maka pemanfaatannya pun harus diatur dan dikembangkan dalam pola
tata ruang yang terkoordinasi, sehingga tidak akan adanya perusakan terhadap lingkungan
hidup.

Upaya pelaksanaan perencanaan penataan ruang yang bijaksana adalah kunci dalam
pelaksanaan tata ruang agar tidak merusak lingkungan hidup, dalam konteks penguasaan
negara atas dasar sumber daya alam, yaitu: ”melekat di dalam kewajiban negara untuk
melindungi, melestarikan dan memulihkan lingkungan hidup secara utuh. Artinya,
aktivitas pembangunan yang dihasilkan dari perencanaan tata ruang pada umumnya
bernuansa pemanfaatan sumber daya alam tanpa merusak lingkungan.

Untuk lebih mengoptimalkan konsep penataan ruang, maka peraturan-peraturan


perundang-undangan telah banyak diterbitkan oleh pihak pemerintah, dimana salah satu
peraturan perundang-undangan yang menjabarkan UU penataan ruang adalah Peraturan
Daerah, baik tentang RTRW maupun RDTR dan Peraturan Zonasi

4.2 LANDASAN SOSIOLOGIS


Pembangunan daerah yang baik tidak dapat dilepaskan dari pembangunan penataan
ruang. Oleh karena itu, penataan ruang harus pula mencakup kajian sosiologis, selain
kajian ekonomis dan bisnis. Tujuan-tujuan pembangunan penataan ruang selalu
menempatkan masyarakat sebagai subjek dari pengembangan termasuk penataan ruang.
Di sisi lain, masyarakat juga rentan menjadi objek dari dampak yang ditimbulkan oleh
penataan ruang. Oleh karena itu, penataan ruang juga harus memperhatikan kebutuhan
masyarakat dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk dapat mengakses dan
menikmati sumber daya ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut konteks inilah, beberapa pendekatan sosial yang perlu dilakukan terkait dengan
landasan sosiologis, yaitu: peran serta masyarakat dan bottom-up yang salah satunya
dapat dilakukan dengan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dari lingkup kecamatan.

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

4.3 LANDASAN YURIDIS


Landasan Yuridis terkait Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kuningan tidak dapat
dilepaskan dari aspek yang berkaitan dengan pembentukan peraturan daerah sebagai instrumen
yuridis yang mengikat dan berlaku umum yang menjadi dasar pengaturan. Penyelenggaraan
kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah
dalam penyelenggaraan penataan ruang.

Landasan yuridis memberikan pertimbangan secara hukum bahwa Rancangan Peraturan Daerah
Kabupaten Kuningan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kuningan, Tahun
2011 – 2031, mempunyai landasan hukum yang kuat untuk diberlakukan di Kabupaten Kuningan.
Landasan Yuridis Undang-Undang RI No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
mengamanatkan hal-hal sebagai berikut:
 Menurut Pasal 16 ayat 1 dan 2
1) Rencana tata ruang dapat ditinjau kembali.
2) Peninjauan kembali rencana tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menghasilkan rekomendasi berupa:
a. rencana tata ruang yang ada dapat tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya;
atau
b. rencana tata ruang yang ada perlu direvisi.
 Menurut Pasal 18
Penetapan rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota dan rencana rinci tata ruang terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
substansi dari Menteri setelah mendapatkan rekomendasi Gubernur

Dengan demikian, secara spesifik telah disebutkan bahwa kewenangan pemerintah daerah provinsi
dalam penyelengggaraan penataan ruang, sebagaimana diatur Pasal 11 Ayat (1) UU No. 26 Tahun
2007, meliputi pengaturan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang
wilayah kabupaten/kota, serta terhadap pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis
kabupaten/kota. Dalam penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota, pemerintah daerah
kabupaten/kota menetapkan kawasan strategis kabupaten/kota, perencanaan tata ruang kawasan
strategis kabupaten/kota, pemanfaatan ruang kawasan strategis kabupaten/kota dan pengendalian
pemanfaatan kawasan strategis kabupaten/kota.

4.4 LANDASAN HUKUM MATERI MUATAN


Pembentukan peraturan perundang-undangan yang ditentukan oleh materi muatan yang
baik, sebagaimana yang dikehendaki oleh tujuan hukum, yakni adanya keadilan dan
kepastian hokum, adalah telah dipositipkan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011. Dalam undang-undang sebagaimana dimaksud, asas yang bersifat formal diatur
dalam Pasal 5 dan asas yang bersifat materiil diatur dalam Pasal 6. Pengertian masing-
masing asas ini dikemukakan dalam penjelasan pasal dimaksud. Dalam pembentukan

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

peraturan perundang-undangan yang baik, asas yang bersifat formal pengertiannya dapat
dikemukakan dalam tabel berikut.
Tabel 4.1 Landasan Hukum Materi Muatan berdasarkan
Undang-Undang No. 12 Tahun 2011

Pasal 5 UU 12/2011 Penjelasan Pasal 5 UU 12/2011


Ayat (1) Materi muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan
asas:
a. Pengayoman Bahwa setiap Materi Muatan Peraturan
Perundang-undangan (PPu) harus berfungsi
memberikan pelindungan untuk menciptakan
ketentraman
masyarakat.
b. Kemanusiaan bahwa setiap Materi Muatan PP harus
mencerminkan
pelindungan dan penghormatan hak asasi
manusia serta harkat dan martabat setiap warga
negara dan penduduk Indonesia secara
proporsional.
c. Kebangsaan bahwa setiap Materi Muatan Ppu harus
mencerminkan sifat dan watak bangsa
Indonesia yang majemuk dengan tetap menjaga
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Kekeluargaan bahwa setiap Materi Muatan Ppu harus
mencerminkan musyawarah untuk mencapai
mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.
e. Kenusantaraan bahwa setiap Materi Muatan Ppu senantiasa
memperhatikan kepentingan seluruh wilayah
Indonesia dan Materi Muatan PPu yang dibuat
di daerah merupakan bagian dari sistem hukum
nasional yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
f. Bhinneka Tunggal Ika bahwa Materi Muatan PPu harus
memperhatikan keragaman penduduk, agama,
suku dan golongan, kondisi khusus daerah serta
budaya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
g. Keadilan bahwa setiap Materi Muatan Ppu harus
mencerminkan keadilan secara proporsional
bagi setiap warga negara.
h. Kesamaan Kedudukan dalam Hukum bahwa setiap Materi Muatan PPu tidak boleh
dan Pemerintahan memuat hal yang bersifat membedakan
berdasarkan latar belakang, antara
lain, agama, suku, ras, golongan, gender, atau
status sosial.
i. Ketertiban dan Kepastian Hukum bahwa setiap Materi Muatan Ppu harus dapat
mewujudkan ketertiban dalam masyarakat
melalui jaminan kepastian
hukum.
j. Keseimbangan, keserasian dan bahwa setiap Materi Muatan Ppu harus
keselarasan mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan
keselarasan, antara kepentingan individu,
masyarakat dan kepentingan
bangsa dan negara

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

Ayat (2) PPu tertentu dapat berisi Dalam Hukum Pidana, misalnya, asas legalitas,
asas lain sesuai dengan bidang hukum asas tiada hukuman tanpa kesalahan, asas
Peraturan Perundang-undangan yang pembinaan narapidana, dan asas praduga tak
bersangkutan. bersalah; dalam Hukum Perdata, misalnya,
dalam hukum perjanjian, antara lain, asas
kesepakatan, kebebasan berkontrak, dan itikad
baik.
Sumber: Diolah dari Pasal 6 ayat (1)dan ayat (2) UU 12/2011 dan Penjelasan

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Anda mungkin juga menyukai