LAPORAN PENDAHULUAN
DOSEN PENGAMPU:
JONO WARDOYO,ST.,MT
DISUSUN OLEH:
AUBREY GIANDIMA (165060500111036)
ANNISA WINDAHASANAH (
BRAHMATYA DIPOWALUYO (165060507111030)
FEBRIANA MAHARANI S. (165060507111026)
GHEFIRA RAHMA TSURAYYA (165060500111026)
RIZKY REFI RANGGA (165060507111024)
SEKAR AYU DIAH LARASATI (165060507111011)
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN AJARAN 2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan anugrah serta
bimbingan-Nya yang telah ia limpahkan kepada kami semua, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas
laporan pendahuluan yang merupakan bagian dari tugas mata kuliah desain arsitektur III ini dengan baik dan tepat waktu.
Laporan ini merupakan laporan pendahuluan yang membahas tentang Desain Rumah Susun Sewa Sederhana,
yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah desain arsitektur III. Dalam proses penyusunannya, tentu tak luput dari
hambatan dan rintangan yang dihadapi oleh penulis untuk mendapatkan data dari obervasi objek secara langsung maupun
dari literatur. Namun, segala hambatan dan rintangan dapat di hadapi dengan baik, juga tak luput dari bantuan berbagai
pihak yang bersangkutan, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Eng. Herry Santosa, ST., MT selaku koordinator dosen pengampu Desain Arsitektur III
2. Bapak Jono Wardoyo,ST.,MT selaku dosen pengampu Desain Arsitektur III kelas F sekaligus pemimbing
kelompok F1,2.
Kami menyadari bahwa laporan pendahuluan ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan dan
kesalahan yang dapat ditemukan. Sehingga, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran untuk membantu
penyempurnaan laporan pendahuluan ini. Disisi lain, kami berharap laporan ini dapat memberi manfaat bagi kita semua
serta dapat membantu pihak-pihak yang membutuhkan informasi, terutama dari bidang arsitektur. Akhir kata, kami
meminta maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan yang ada, atas waktu dan perhatiannya kami ucapkan
terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
a. Merancang bangunan rumah susun yang dapat mewadahi dan memenuhi kebutuhan lahan yang semakin
sempit karena laju pertumbuhan yang pesat
b. Merancang bangunan rumah susun dengan kriteria tertentu agar bangunan tanggap iklim dan sesuai dengan
lingkungan sekitar
c. Merancang bangunan rumah susun yang sesuai ditanah yang berkontur
1.4 BATASAN
• Lokasi tapak berada di kawasan kota Malang
• Luas Tapak berkisar 9000 m2.
• Luas lantai bangunan total bangunan fungsional: >8.000 - 10.000 m2
• Jumlah massa: majemuk (>2 massa)
• Jumlah lantai bertingkat rendah-menengah (2 lantai), untuk massa fungsi utama: 5 lantai.
• Koefisien Dasar Bangunan (KDB): maksimal 60%.
• Topografi tapak untuk perletakan massa-massa bangunan: berkontur, bervariasi-proporsional mulai
relatif datar (> 10%) sampai dengan maks. 20%
1.5 METODE
Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini, dilakukan beberapa metode desain dengan maksud untuk mendapatkan sumber-
sumber yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan nantinya akan digunakan dalam penyusunan laporan. Sumber
tersebut berupa data-data secara tertulis, gambar, tabel dan diagram.
Metode yang digunakan antara lain:
2.3 KLASIFIKASI
2.3.1 MENURUT PERUNTUKAN
Berdasarkan surat keputusan menteri Negara Perumahan Rakyat No. 02/KPTS/1993, tentang
Rumah Susun Sederhana, dikategorikan menjadi beberapa tipe berdasarkan golongan pendapatan,
yaitu T-12, T-15, T-18,T-21. Selain golongan pendapatan penghuni, luasan satuan unit rumah susun
di Indonesia dibagi menjadi:
a) Rumah susun sederhana, diperuntukkan bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah,
dengan luasan perunit rusun 21-36 m2.
b) Rumah susun menengah, diperuntukkan bagi golongan masyarakat berpenghasilan menengah
dengan luasan perunit rusun 36-54 m2.
c) Rumah Susun mewah, diperuntukkan bagi golongan masyarakat berpenghasilan tinggi, dengan
lusan perunit, kualitas bangunan, perlengkapan bangunan yang bervariatif tergantung dari tujuan
pembangunannya.
2.3.2 MENURUT KEPEMILIKAN
Pada dasarnya menurut hak kepemilikan, rumah susun dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu
Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) dan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa). Hal
tersebut dijelaskan lebih mendetail dalam Lampiran Keputusan Menteri Negara Perumahan dan
permukiman No.10/KPTS/M/1999. Dalam lampiran disebutkan bahwa rumah susun memiliki sasaran
prioritas yang dibagi dalam beberapa kategori, yaitu dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami)
Rumah susun sederhana milik ini diprioritaskan untuk masyarakat yang memiliki
kemampuan secara ekonomi baik, yaitu mampu untuk membeli secara tunai atau dengan KPR
untuk perunit rumah susun. Pemerintah hanya sebatas memberikan kemudahan dalam perijinan
dan petunjuk teknik kepemilikan.
b. Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa)
Untuk rumah susun sederhana ini diperuntukkan bagi masyarakat yang memiliki
kemampuan secara ekonomi menengah-kebawah, pemerintah memberikan kemudahan
berbentuk subsidi untuk uang sewa yang dibayarkan pengguna. Rumah susun sewa
dikelompokkan menjadi Rusunawa tanpa subsidi dan Rusunawa bersubsidi. Peraturan mengenai
sewa-menyewa rumah susun diatur dalam Peraturan Pemerintah No.17 Tahun 1963 dan
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1981.
i. Rumah susun sederhana sewa tanpa subsidi
Rumah susun sederhana sewa ini diperuntukkan bagi masyarakat yang mampu secara
ekonomi, namun memilih untuk tinggal dirumah sewa karena tinggal sementara atau alasan
tertentu.
ii. Rumah susun sewa bersubsidi ini secara umum dibagi menjadi 2 yaitu:
• Subsidi terbatas: diperuntukkan bagi masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi
terbatas, yaitu mampu untuk membayar meskipun terbatas.
• Subsidi penuh: diperuntukkan bagi masyarakat yang memiliki kemapuan ekonomi sangat
terbatas, yaitu hanya mampu membayar sewa untuk menutup ongkos operasi dan
pemeliharaan rutin saja.
Dengan adanya persyaratan teknis sebagaimana yang telah disebutkan di atas, maka
diharapkan dapat menjamin keselamatan, keamanan, dan kenyamanan calon penghuni dan pihak
lainnya yang bersangkutan. Selain itu, persyaratan mendirikan bangunan secara administratif berupa
izin merupakan hal yang harus dipenuhi oleh pengembang.
d. Atap bangunan gedung harus dibuat dari konstruksi dan bahan yang ringan untuk mengurangi
intensitas kerusakan akibat gempa.
2. Perancangan Ruang Dalam
a. Bangunan rusuna bertingkat tinggi sekurang-kurangnya memiliki ruang-ruang fungsi utama yang
mewadahi kegiatan pribadi, kegiatan keluarga/bersama dan kegiatan pelayanan.
b. Satuan rumah susun sekurang-kurangnya harus dilengkapi dengan dapur, kamar mandi dan
kakus/WC.
3. Persyaratan Kenyamanan Ruang Gerak dalam Bangunan Gedung
a. Persyaratan Kenyamanan Ruang Gerak dan Hubungan Antarruang i. Untuk mendapatkan
kenyamanan ruang gerak dalam bangunan gedung, harus mempertimbangkan:\
(1) fungsi ruang, jumlah pengguna, perabot/peralatan, aksesibilitas ruang, di dalam bangunan
gedung; dan (2) persyaratan keselamatan dan kesehatan.
b. Untuk mendapatkan kenyamanan hubungan antarruang harus mempertimbangkan:
(1) fungsi ruang, aksesibilitas ruang, dan jumlah pengguna dan perabot/peralatan di dalam
bangunan gedung; (2) sirkulasi antarruang horizontal dan vertikal; dan (3) persyaratan
keselamatan dan kesehatan.
4. Persyaratan Kenyamanan Kondisi Udara Dalam Ruang
a. Untuk kenyamanan termal dalam ruang di dalam bangunan gedung harus mempertimbangkan
temperatur dan kelembaban udara.
b. Untuk mendapatkan tingkat temperatur dan kenyamanan termal dalam ruang harus
memperhatikan letak geografis dan orientasi bangunan, penggunaan bentuk masa yang
menimbulkan shading (bayangan), ventilasi alami dan penggunaan bahan bangunan
c. Untuk mendapatkan tingkat temperatur dan kelembaban udara di dalam ruangan dapat dilakukan
dengan alat pengkondisian udara yang mempertimbangkan: (1) prinsip-prinsip penghematan
energi dan ramah lingkungan; (2) kemudahan pemeliharaan dan perawatan.
5. Persyaratan Kenyamanan Pandangan (Visual)
a. Untuk mendapatkan kenyamanan pandangan (visual) harus mempertimbangkan kenyamanan
pandangan dari dalam bangunan ke luar dan dari luar ke dalam bangunan.
b. Kenyamanan pandangan (visual) dari dalam bangunan ke luar harus mempertimbangkan: (1)
gubahan massa bangunan, rancangan bukaan, tata ruang-dalam dan luar bangunan, dan
rancangan bentuk luar bangunan; dan (2) pemanfaatan potensi ruang luar bangunan gedung dan
penyediaan RTH.
c. Kenyamanan pandangan (visual) dari luar ke dalam bangunan harus mempertimbangkan: (1)
rancangan bukaan, tata ruang-dalam dan ruang-luar bangunan, dan rancangan bentuk luar
bangunan gedung; (2) keberadaan bangunan gedung yang ada dan/atau yang akan ada di
sekitarnya; dan (3) pencegahan terhadap gangguan silau dan pantulan sinar .
6. Persyaratan Kenyamanan Terhadap Tingkat Getaran dan Kebisingan
a. Persyaratan Getaran
i. Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan terhadap kebisingan dan getaran pada bangunan
rusuna bertingkat tinggi harus mengikuti standar tata cara perencanaan kenyamanan terhadap
getaran pada bangunan gedung
b. Persyaratan Kebisingan
i. Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan terhadap kebisingan pada bangunan rusuna
bertingkat tinggi harus mempertimbangkan jenis kegiatan, penggunaan peralatan, dan/atau
sumber bising lainnya baik yang berada pada bangunan gedung maupun di luar bangunan
gedung.
BAB III
TINJAUAN OBJEK KOMPARASI
Mahasiswa
Pengelola
Servis
Penjual koperasi
Penjaga Rusunawa
BAB IV
TINJAUAN UMUM LOKASI PERENCANAAN
4.1 IKLIM
Kota Malang terkenal dengan udaranya yang sejuk dan segar dengan iklim tropis. Kondisi iklim Kota Malang
tercatat selama tahun 2016 memiliki rata-rata suhu udara berkisar antara 22,4 °C—24,3 °C, sedangkan suhu
maksimum yang pernah tercatat berkisar 30,2°C dan suhu minimum 16,5°C. Sedangkan rata kelembaban udara
berkisar 74% - 82%. dengan kelembaban maksimum 97% dan minimum mencapai 37%.
Sumber: Wikipedia
Berdasarkan data dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso, curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada
bulan Februari, November, dan Desember. Sedangkan, pada bulan Juni dan September curah hujan relatif rendah.
Kecepatan angin maksimum terjadi di bulan Mei, September, dan Juli.
BAB V
JADWAL DAN ORGANISASI KERJA
daftar pustaka
http://www.digilib.itb.ac.id/files/disk1/674/jbptitbpp-gdl-solyimansa-33674-3-2008ta-2.pdf
http://eprints.undip.ac.id/45023/2/07_Khairul_Fajri_21020110141006_BAB_2.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/2241/3/2TA12847.pdf
http://www.perumnas.co.id/download/prodhukum/pp/PP-04-1988%20RUMAH%20SUSUN.pdf
http://www.perumnas.co.id/download/prodhukum/permen/05-PRT-M-
2007%20PEDOMAN%20TEKNIS%20PEMBANGUNAN%20RUMAH%20SUSUN%20SEDERHA
NA%20BERTINGKAT%20TINGGI.pdf
gambar:
http://www.depokpos.com/arsip/2017/05/pemerintah-pusat-siap-bangun-rusun-di-depok/
http://detak.co/pembangunan-rusun-atlet-kemayoran-sudah-66-persen/
https://nasional.tempo.co/read/855158/tenteram-di-rumah-susun