Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang

Melihat meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia yang semakin

tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Disamping itu, pola

kondisi masyarakat memberikan kontribusi dalam menimbulkan jenis

sampah yang semakin beragam, antara lain sampah kemasan yang

berbahaya dan sulit diurai oleh proses alam. Selain itu sebagian besar

masyarakat masih memandang sampah sebagai barang yang tidak berguna

lagi, bukan sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan.

Masalah sampah sudah lama menjadi masalah di kota-kota besar di

Indonesia, masalah tersebut di karenakan terbatasnya lahan kosong yang

dapat dijadikan sebagai Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah,

dimana produksi sampah setiap hari berlangsung.

Sejalan dengan itu, maka dilakukan pelaksanaan pembangunan

TPA sampah, seperti yang ada di kota Mamuju, dalam suatu pelaksanaan

pembangunan dibidang teknik sipil, biasanya digunakan alat-alat berat.

Saat ini, alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama

proyek-proyek dengan skala besar. Tujuan penggunaan alat - alat berat

tersebut adalah untuk memudahkan manusia di dalam mengerjakan

pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat dicapai dengan lebih

mudah pada waktu yang relatif lebih singkat.

1
Pada saat suatu proyek akan dimulai, maka dilakukan pemilihan

alat berat yang digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang

akan dipakai merupakan salah satu faktor yang penting dalam keberhasilan

suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tetap baik jenis, ukuran

maupun jumlahnya. Ketepatan dalam memilih alat berat akan

memperlancar jalannya proyek. Kesalahan dalam pemilihan alat berat

dapat mengakibatkan proyek menjadi tidak lancar. Dengan demikian

keterlambatan penyelesaian proyek dapat terjadi. Hal ini pada akhirnya

dapat menyebabkan biaya proyek membengkak. Produktivitas yang kecil

dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan alat lain yang lebih

sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar.

Dalam suatu proyek konstruksi seperti pada pelaksanaan

pembangunan TPA sampah faktor biaya merupakan bahan pertimbangan

utama. Maka dari itu perlu membuat suatu anggaran biaya yang baik dalam

suatu proyek. Selain itu biaya harga lahan untuk pelaksanaan pembangunan

TPA sampah harus juga diperhitungkan.

Maka dari itu penulis tertarik untuk menulis sebuah karya tulis

ilmiah berupa tugas akhir dengan judul :

“Analisa Biaya Penggunaan Alat Berat Pada Pelaksanaan

Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Kota Mamuju”.

2
1.2. Maksud dan Tujuan Penulisan

1.2.1 Maksud Penulisan

Adapun maksud penulis ini adalah :

Menghitung besarnya biaya penggunaan alat berat pada pelaksanaan

pembangunan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah di kota Mamuju.

1.2.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan ini adalah :

a. Untuk mendapatkan harga lahan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA)

sampah permeternya.

b. Untuk mendapatkan biaya penggunaaan alat berat pada pelaksanaan

pembangunan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah untuk

pekerjaan tanah kolam TPA yang berlokasi di Kampung Adi-Adi

Desa Botteng Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju Sulawesi

Barat.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah pada pelaksanaan pembangunan TPA sampah adalah :

1. Menghitung biaya lahan (harga lahan) TPA sampah.

2. Menghitung biaya pekerjaan tanah pada kolam (TPA) sampah,

berdasarkan gambar perencanaan yang dibuat oleh St. Aisyah

Rahman dan Isna Kalmit pada tugas akhir yang berjudul

3
Perencanaan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah Dengan

Metode Sanitary Landfill Di Kabupaten Mamuju.

1.4. Metode Penulisan

Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode sebagai berikut:

1. Investigasi ; Penulis langsung ke lokasi proyek sekaligus

mengumpulkan data primer dan sekunder yang berkaitan dengan

proyek, baik secara lisan maupun tulisan, serta hasil konsultasi

dengan dosen-dosen.

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil survey

lapangan berupa wawancara secara langsung dengan pihak-

pihak yang terkait dan penduduk setempat.

b. Data sekunder, berupa data daftar harga sewa alat berat,

gambar perencanaan TPA sampah, dan harga lahan.

2. Kajian kepustakaan ; Penulis memahami literature dengan cara

membaca dan mengutip beberapa sumber yang berkaitan dengan

tugas akhir.

3. Kajian biaya ; Penulis menganalisa biaya yang dibutuhkan seperti

biaya lahan dan biaya pelaksanaan pembangunan kolam (TPA)

sampah dengan menggunakan alat berat.

4. Data perencanaan ; Berapa kebutuhan lahan yang digunakan untuk

membuat TPA dengan menggunakan metode sanitari landfill dan

berapa per meternya

4
1.5. Sistematika penulisan

Komposisi penulisan tugas akhir ini terdiri dalam lima bab, yaitu:

BAB I : Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang masalah, maksud dan

tujuan penulisan, batasan masalah, dan metode penulisan,

sistematika penulisan.

BAB II : Gambaran Umum Lokasi Dan Data-Data Daerah Studi

Menjelaskan tentang gambaran umum lokasi studi yang terdiri

dari gambaran umum, letak geografis, luas wilayah, lokasi

TPA, keadaan Hidrologi, jumlah penduduk di 16 kecamatan

mulai tahun 2006 s/d 2011.

BAB III : Landasan Teori

Bab ini mengulas tentang landasan teori mengenai :

Pengertian Sanitary Landfill, alat-alat berat, dasar-dasar

operasi alat berat, faktor - faktor yang mempengaruhi

kapasitas produksi alat berat, perbandingan pelaksanaan

pekerjaan, metode kerja peralatan, dan perhitungan produksi

alat berat.

BAB IV : Analisa Biaya Penggunaan Alat Berat

Merupakan bab perhitungan produktivitas alat berat yang

digunakan untuk pekerjaan tanah pada kolam TPA sampah,

5
yang kemudian dihitung biayanya serta perhitungan biaya

lahan per meternya.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran - saran.

6
BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI DAN

DATA-DATA DAERAH STUDI

2.1. Gambaran Umum

Menggambarkan keadaan kepadatan penduduk pada masing-

masing Kecamatan di Kabupaten Mamuju. Persebaran penduduk di

Kabupaten Mamuju memperlihatkan ketimpangan jumlah penduduk

persatuan luas wilayahnya. Di Kabupaten Mamuju terdapat 16 Kecamatan

dengan total jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak 336973 jiwa

dengan luas wilayah 7942,76 Km² .

Tinggkjjinya konsentrasi penduduk yang mendiami Kabupaten

Mamuju tersebut tidak dapat dilepaskan dari perkembangan beberapa

sektor ekonami, maupun sebagai wilayah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Barat

yang berkedudukan di Kecamatan Mamuju dan Simboro. (Sumber data BPS Kabupaten

Mamuju).

2.2. Letak Geografis.

Secara geografis Kabupaten Mamuju terletak pada Provinsi

Sulawesi Barat pada posisi 1⁰ 38’ 110” – 2⁰ 54’ 552” Lintang Selatan dan

11⁰ 54’ 47” – 13⁰ 5’ 35 Bujur Timur dari Jakarta; (0⁰ 0’ 0” Jakarta = 160⁰

48’ 28” Bujur Timur Green Wich). Kabupaten Mamuju yang beribukota di

Mamuju, berbatasan dengan Kabupaten Mamuju Utara di sebelah Utara

dan Kabupaten Luwu Utara di sebelah Timur, Kabupaten Majene,

7
Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Tana Toraja di sebelah Selatan serta

Selat Makassar di sebelah Barat. (data BPS, geographical condition and climate, hal.3)

2.3. Topografi

Wilayah Provinsi Sulawesi Barat bervariasi dari datar, berbukit

hingga bergunung. Wilayah topografi datar sebagian besar berada di

Kabupaten Polewali Mandar dan Mamuju Utara, sedangkan Mamuju,

Majene dan Mamasa memiliki topografi berbukit sampai bergunung.

Terdapat 8 sungai di wilayah Sulawesi Barat, dengan jumlah

terbanyak di Kabupaten Polewali Mandar yaitu 5 sungai. Dua sungai

terpanjang adalah Sungai Saddang di wilayah Kabupaten Tanah Toraja,

Enrekang, Pinrang (masing-masing terdapat di wilayah Sulawesi Selatan),

dan Kabupaten Polewali Mandar (Polman); dan Sungai Karama di

Kabupaten Mamuju. Panjang kedua sungai tersebut masing-masing 150

km. (Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), 2011 : Potensi Investasi Sulawesi Barat).

2.4. Keadaan Hidrologi

Hampir seluruh Kecamatan di Kabupaten Mamuju dilintasi sungai.

Kecamatan yang paling banyak dilintasi sungai adalah Kecamatan Bonehau

dengan 12 sungai yang melintasinya. Kabupaten Mamuju memiliki wilayah

yang berbukit-bukit.

Curah hujan di Kabupaten Mamuju tertinggi terjadi pada bulan

September sebesar 17.570 mm² dengan hari hujan sebanyak 11 hari,

8
sedangkan curah hujan terendam terjadi pada bulan Januari sebesar 2.781

mm² dengan jumlah hari hujan adalah 6 hari. (Data BPS, 2011 hal 4).

2.5. Lokasi TPA

a. Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang ada sekarang

terdapat di Kampung Adi-adi Desa Boteng Kecamatan Simboro.

b. Luas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah adalah 10 ha.

9
Lokasi TPA

Botteng

( Sumber data BPS kabupaten Mamuju )

Gambar 2.1. Peta Kabupaten Mamuju

10
Lokasi TPA

ADI-ADI

( Sumber data BPS kabupaten Mamuju )

Gambar 2.2. Peta Kecamatan Mamuju

2.6. Penduduk

Penduduk merupakan faktor yang sangat mempengaruhi pola

kehidupan kota, baik yang menyangkut penggunaan lahan, kegiatan

11
ekonomi, kehidupan sosial maupun fasilitas-fasilitas pelayanan ekonomi.

Begitu pula halnya dengan banyaknya sampah yang dihasilkan sangat

dipengaruhi oleh jumlah penduduk.

Untuk Dinas Tata Ruang, pemukiman dan kebersihan kota Mamuju

melayani 16 kecamatan. Pemukiman dan kebersihan dapat dilihat pada

tabel 2.1. berikut ini :

Tabel 2.1. Jumlah penduduk 16 kecamatan di Kabupaten Mamuju

Jumlah Penduduk
Nama Kecamatan
2006 2007 2008 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tapalang 14736 15210 15653 16143 18083 18965
Tapalang Barat 6992 7213 7424 7656 9129 9611
Mamuju 37851 40246 41418 42714 55105 66673
Simboro 19484 20454 21050 19715 23200 27684
Balabalakang - - - 1995 2347 -
Kaluku 39849 42566 43805 45179 49250 56782
Papalang 20049 20507 21105 21765 21395 22433
Sampaga 13143 13689 14088 14528 13986 14608
Tommo 16881 17506 18016 18583 19407 21192
Kalumpang 12789 13153 13536 13960 10800 10864
Lanjutan Tabel 2.1. Jumlah penduduk 16 kecamatan di Kabupaten Mamuju

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Budong-budong 19600 20257 20847 21499 22823 23991
Pangale 12742 13063 13444 13867 11418 13470
Topoyo 21757 22838 23503 24239 25767 28231
Karossak 19594 20376 20969 21628 22004 22996
Tobadak 19803 20753 21358 22032 23637 25089
Jumlah 284026 296828 305473 315053 336973 371860
( Sumber : Kantor BAPEDA Kabupaten Mamuju )

2.7. Volume tanah penutup antara tahun 2012 – 2021

Tabel 2.2. Volume tanah penutup antara tahun 2012 – 2021

Tahun Luas Lahan Tebal Tanah Vol. Tanah

12
(m2) (m) penutup (m3)
2012 21,188 0,3 6,356
2013 21,633 0,3 6,490
2014 22,088 0,3 6,626
2015 22,552 0,3 6,766
2016 23,026 0,3 6,908
2017 23,510 0,3 7,053
2018 24,005 0,3 7,201
2019 24,509 0,3 7,353
2020 25,025 0,3 7,507
2021 25,551 0,3 7,665
Jumlah 69925
(sumber : st. Aisyah Rahman & Isna Kalmit, 2012, Perencanaan Tempat

Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah Dengan Metode Sanitary Landfill Di

Kabupaten Mamuju. Halaman 48)

2.8. Volume tanah penutup perhari tahun 2012 – 2021

Tabel 2.3. Volume tanah penutup perhari tahun 2012 – 2021

Vol tanah Penutup (m3) Dimensi


Tahun
Hari Tahun B L1 LII LIII
2012 4,078 1488,516 3,00 1 7,06 0,15
2013 4,131 1507,815 3,00 1 7,18 0,15
2014 4,212 1537,380 3,00 1 7,36 0,15
2015 4,271 1558,733 3,00 1 7,49 0,15
2016 4,334 1581,728 3,00 1 7,63 0,15
2017 4,415 1611,293 3,00 1 7,81 0,15
2018 4,501 1642,757 3,00 1 8,00 0,15
2019 4,581 1672,065 3,00 1 8,18 0,15
2020 4,662 1701,630 3,00 1 8,36 0,15
2021 4,743 1731,195 3,00 1 8,54 0,15
Jumlah 44 16033,110 -
(sumber : st. Aisyah Rahman & Isna Kalmit, 2012, Perencanaan Tempat

Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah Dengan Metode Sanitary Landfill Di

Kabupaten Mamuju. Halaman 46)

13
2.9. Volume tanah penutup akhir tahun 2012 – 2021

Tabel 2.4. Volume tanah penutup akhir tahun 2012 – 2021

Vol. Tanah
Tahun Luas Lahan (m2) Tebal Tanah (m)
Penutup (m3)
(1) (2) (3) (4)
2012 3850 0,5 1925
2013 3948 0,5 1974
2014 4050 0,5 2025
2015 4120 0,5 2060
2016 4200 0,5 2100
2017 4300 0,5 2150
2018 4400 0,5 2200
2019 4500 0,5 2250
2020 4600 0,5 2300
2021 4700 0,5 2350
Jumlah 21334
(sumber : st. Aisyah Rahman & Isna Kalmit, 2012, Perencanaan Tempat

Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah Dengan Metode Sanitary Landfill Di

Kabupaten Mamuju. Halaman 49)

Metodologi penulisan yang kami lakukan dapat digambarkan pada Gambar 2.3

berikut ini :

Mulai

Survey 14

Literatur
Pengumpulan Data

Data Primer : Data Sekunder :


Hasil survey lapangan berupa Data harga sewa alat berat, harga
wawancara langsung dengan pihak lahan, dan data spesifikasi alat
yang terkait lokasi studi berat

Pengolahan data

Analisa dan Pembahasan

kesimpulan

Selesai

Gambar 2.3 . Skema Alur Penulisan.

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. PENGERTIAN SANITARY LANDFILL

15
Sanitary landfill adalah suatu operasi dimana sampah yang akan

dibuang dipadatkan dan ditutup selapis tanah pada akhir operasi kerja

setiap hari. Bila lokasi pembuangan sudah mencapai kapasitas maksimum

dan setelah semua kegiatan operasi selesai maka lapisan tanah terakhir

adalah 2 ft (60 cm) atau lebih.

Lokasi TPA merupakan tempat pembuangan akhir sampah akan

menerima segala resiko akibat pola pembuangan sampah terutama yang

berkaitan dengan kemungkinan terjadinya pencemaran lindi (leachate) ke

badan air maupun air tanah, pencemaran udara oleh gas dan efek rumah

kaca serta berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat, potensi

pencemaran leachate maupun gas dari suatu landfill ke lingkungan

sekitarnya cukup besar mengingat proses pembentukan leachate dan gas

dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama yaitu 20 - 30 tahun

setelah TPA ditutup.

Dengan demikian maka perlu ada suatu upaya yang harus dilakukan

untuk pengamanan pencemaran lingkugan. Upaya pengamanan lingkungan

TPA diperlukan dalam rangka mengurangi terjadinya dampak potensial

yang mungkin terjadi selama kegiatan pembuangan akhir berlangsung.

Salah satunya dengan membangun fasilitas pelindung lingkungan, berupa

lapisan dasar kedap air pada kolam TPA sampah.

Dalam pelaksanaan pembangunan lapisan kedap air pada kolam

TPA sampah terdapat beberapa aitem pekerjaan diantaranya:

16
a) Pekerjaan galian tanah, dengan menggunakan alat berat Ekskavator

Hidrolis PC 200-8.

b) Pekerjaan pengangkutan material, menggunakan Dump Truck dengan

kapasitas bucket 4,5 m³.

c) Pekerjaan perataan tanah menggunakan alat berat berupa Bulldozer.

d) Pekerjaan pemadatan, untuk memadatkan lapisan dasar TPA

menggunakan alat berat berupa Vibratory Roller.

3.3. KEGIATAN OPERASIONAL ALAT BERAT PADA LOKASI

TPA

Yang dimaksud dengan alat konstruksi atau sering juga disebut

dengan alat berat adalah alat yang sengaja diciptakan didesain untuk

dapat melaksanakan salah satu fungsi atau kegiatan proses konstruksi

yang sifatnya berat bila dikerjakan oleh tenaga manusia, seperti :

mengangkut, mengangkat, memuat, memindahkan, menggali,

mencampur, dan seterusnya dengan cara yang mudah, cepat, hemat,

dan aman ( Ir. Asiyanto, MBA, IPM hal.1) . Penggunaan alat berat pada TPA sampah

untuk kegiatan operasional penimbunan terdiri dari beberapa kegiatan

di bawah ini sesuai dengan kebutuhan peralayannya :

1) Penghamparan, kegiatan operasional penimbunan sampah diawali

dengan kegiatan penghamparan sampah yang bertujuan untuk

memindahkan sampah menuju ke dalam lokasi kerja penimbunan

yang terdiri sub pekerjaan pengambilan dan sub penyebaran

17
sampah (feeding dan spreading–in). Pada kegiatan ini

menggunakan alat berat berupa Bulldozer.

2) Perataan / penataan, untuk perataan / penataan sampah yang sudah

berada pada lokasi penimbunan, untuk pekerjaan ini menggunakan

alat berat berupa Bulldozer.

3) Pemadatan, pada pekerjaan pemadatan sampah menggunakan alat

berat berupa Bulldozer dengan cara sebagai berikut :

 Lapisan timbunan sampah dipadatkan dengan cara digiling

sebanyak 5-7 kali sehingga didapatkan kepadatan kepadatan

optimum 600-650 kg/m³.

 Operasi kerja Bulldozer harus diatur dengan baik agar tidak

mengganggu lalu lintas operasi pengagkutan.

4) Penutupan lapisan sampah, penutupan lapisan sampah dilakukan

setiap akhir operasi pada sel harian yaitu sebagai berikut :

 Pada akhir penimbunan sampah harus dilakukan penutupan

timbunan tersebut dengan tanah urugan yang sudah disiapkan

sebelumnya.

 Tanah penutup disiapkan dan diambil dari bukit sebagai quarry

(sumber material) dari lokasi TPA. Pengangkutan tanah penutup

dilakukan dengan menggunakan Dump Truck dengan kapasitas

bucket 4,5 m³.

18
 Setelah lapisan tanah penutup dihamparkan, kemudian langsung

dipadatkan kembali dengan Vibratory Roller 2-3 sehingga

diperoleh kepadatan yang ketebalan. (Buku Sampah 1 hal. 31)

3.4. DASAR-DASAR ANALISA OPERASI ALAT BERAT

Disamping bentuk dan macam-macam fungsi alat berat, penting

juga diketahui pengoperasian alat-alat tersebut, maka disajikan dasar

analisa yang dianggap dapat menggambarkan hal-hal yang akan terjadi

pada suatu proyek. Dan sampai sejauh mana kita dapat mengasumsikan /

perencanaan operasional peralatan yang sebenarnya, sehingga mungkin

mendekati dengan kondisi-kondisi pekerjaan yang ada.

Dengan demikian secara pasti akan terjadi modifikasi fungsi

peralatan pada saat pelaksanaan pekerjaan. Sebagai gambaran umum,

dapat digambarkan suatu pola dasar operasional yang hampir terjadi pada

semua alat berat yang digunakan pada pekerjaan tanah.

Adapun faktor yang membatasi cycle time seperti : efisiensi,

operator, cuaca, kondisi alat, medan kerja, dan lain-lain. Siklus kerja di

atas dapat juga tergantung dari macam pekerjaan yang dilaksanakan serta

metode kerjanya. Waktu siklus kerja ini terdiri dari dua macam yaitu,

waktu tetap dan waktu berubah / variabel.

19
3.5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS

PRODUKSI ALAT

Selain waktu muat dan bongkar muatan, ada berapa faktor yang

mempengaruhi kapasitas produksi dari alat-alat berat antara lain :

3.5.1. Faktor Hambatan Beban (Rolling Resistence)

a. Akibat Tanah Gelinding

Tanah gelinding adalah tenaga yang menghambat gerakan alat

pada alat beroda ban, karena pengaruh kondisi kontak antara ban

dan jalan kerja.

Tanah gelinding ini dapat dihitung dengan rumus :

RR = CRR X berat kendaraan beroda ban

Dimna :

CRR = 2% + ( 0,6% ) setiap cm terbenamnya roda

CRR = koefisien tahanan galian.

b. Akibat Kelandaian Medan

Tahanan kelandaian / tanjakan, yang juga disebut tahanan

kemiringan disebabkan oleh karena tarikan daya berat alat (kosong)

atau gaya berat total (daya beban) yang sejajar dengan permukaan

jalan kerja. Menurut pengalaman di lapangan dan juga manual

pabrik-pabrik pembuat alat berat, bahwa setiap 1% kemiringan

jalan kerja mengakibatkan daya tahanan atau bantuan sebesar 10

kg/ton dari berat total alat.

TK atau BK = 10 kg/ton x persen kemiringan x BTA

20
Dimana :

TK = tahanan kemiringan

BK = bantuan kemiringan

BTA = berat total alat

3.5.2. Faktor Sifat dan Kondisi Material

Penggunaan alat berat untuk pekerjaan tanah, sangat dipengaruhi

oleh kondisi tanah dan sifat material, keduanya sangat mempengaruhi

produktifitas alat. Dalam hal ini harus diperhatikan adalah :

a. Berat Material

Yang dimaksud dengan berat material adalah berat dari 1 m³

material dalam kondisi tertentu. Umumnya berat material

dinyatakan dalam kondisi asli (bank) atau kondisi gembur (loose).

Berat material akan menentukan jumlah beban yang akan diangkat

atau didorong oleh alat yang akan digunakan.

b. Kekerasan Tanah

Jenis tanah yang keras biasanya sulit untuk dipotong/digusur

sehingga dapat mempengaruhi produksi alat.

c. Kohesivitas Tanah

Kohesivitas tanah merupakan kemampuan tanah untuk saling

mengikat diantara butir-butir tanah itu sendiri, kondisi semacam ini

sangat mempengaruhi produktivitas alat. Pada umumnya tanah yang

memiliki kohesivitas yang tinggi dapat menambah produksi alat.

21
d. Bentuk Material

Material ini didasarkan pada ukuran butir yang dapat

mempengaruhi susunan butir jika dimasukan dalam bucket.

Material yang halus dalam bucket akan membentuk unggukan kecil

dan jika material dalam bentuk bongkahan-bongkahan besar, maka

dalam bucket akan terdapat rongga diantara bongkahan.

3.5.3. Faktor Efisiensi

Perhitungsn produksi peralatan secara teoritis dikenal dengan

produksi teoritis yang didasarkan pada kemampuan alat dan waktu.

Kapasitas produksi teoritis dari suatu alat sangat dipengaruhi oleh kondisi

pekerjaan.

Oleh karena itu dalam menghitung aktual suatau peralatan, produksi

teoritis harus dikoreksi dengan suatu faktor yang disebut faktor koreksi

atau faktor efesiensi, dimana faktor ini merupakan kombinasi dari

beberapa faktor yang secara langsung mempengaruhi produktivitas dan

efektivitas dari setiap jenis peralatan.

3.5.4. Faktor Metode Kerja

Metode kerja yang baik dan pemeliharaan yang teratur akan

memberikan angka efesiensi yang tinggi.

3.5.5. Faktor Keterampilan Operator

Kecakapan / keterampilan dan pengalaman seorang operator sangat

menentukan produktivitas peralatan secara maksimal. Seorang operator

22
harus mengetahui dan mengenal dengan baik jenis peralatan yang akan

dioperasikannya.

3.5.6. Faktor Kondisi Mesin

Kondisi mesin yang prima akan mampu memberikan efesiensi

kerja yang tinggi, hal ini terjadi pada mesin yang masih baru dan

terpelihara dengan baik.

3.5.7. Faktor Pembatasan Pemakaian Tenaga

a. Traksi Kritis

Gaya traksi yang timbul karena adanya gesekan antara roda

dan permukaan jalan. Besarnya traksi kritis yang terjadi sebanding

dengan drawbar pull maksimum dari traktor yang dapat digunakan

dan secara teoritis dapat dihitung sebagai berikut :

TK = koefisien traksi ( ct ) x Berat kendaraan

Dimana :

TK = Traksi kritis

Koef. Traksi = Koefisien gerakan antara roda penggerak dengan

permukaan.

3.6. PERSAMAAN PRODUKSI ALAT BERAT

Setelah faktor-faktor yang berpengaruh pada kapasitas produksi alat

diketahui, maka selebihnya kita akan membahas tentang bagaimana

menghitung berapa besar produksi peralatan yang digunakan.

23
Maka dari itu kita perlu membuat perhitungan produksi peralatan

secara teoritis dengan memperhitungkan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Produksi didasarkan pada pelaksanaan volume yang

dikerjakan per siklus waktu dan jumlah siklus dalam satu jam. Secara

teoritis produksi perelatan berdasarkan rumus :

60
Q=qx N x E=q x xE ........................... ( 3.1 )
Cm

dimana :

Q = produksi per jam dari alat (m³/jam).

q = produksi dalam satu siklus kemampuan alat untuk

memindahkan tanah lepas.

N = jumlah siklus dalam satu jam.

E = effisiensi kerja.

Cm = waktu siklus dalam menit.

3.6.1. Perhitungan Produksi Bulldozer

3.6.1.1. Pekerjaan Penggusuran

Produksi per jam suatu Bulldozer pada suatu penggusuran adalah

sebagai berikut :

q x 60 x E .................................. (3.2)
Q=
Cm

24
Dimana : Q = Produktivitas (m3/jam).

q = Produksi per siklus (m3).

Cm = Waktu Siklus (menit)

E = Effisiensi kerja.

1. Produksi Per Siklus (q)

Untuk pekerjaan penggusuran, produksi per siklus adalah sebagai

berikut :

q = L x H2 x a .................................................... (3.3)

Dimana : L = lebar sudu (m).

H = tinggi sudu (blade), (m).

a = factor sudu.

2. Waktu siklus (Cm)

Waktu yang dibutuhkan untuk suatu Bulldozer menyelesaikan satu

siklus (menggusur, ganti persneling dan mundur) dapat dihitung sesuai

dengan rumus berikut :

D D .............................. (3.4)
Cm= + +Z
F R

Dimana :

D = jarak angkut (m).

F = kecepatan maju (m/menit).

25
R = kecepatan mundur (m/menit).

Z = waktu untuk ganti persneling.

1) Kecepatan maju, kecepatan mundur.

Untuk kecepatan maju Bulldozer biasanya berkisar antara 3 - 5 km/jam

dan kecepatan mundur antara 5 - 7 km/jam. Jikan menggunakan

toroflow maka kecepatan maju diambil 0,75 dari maksimum

sedangkan kecepatan mundur 0,85 maksimum. (Rohmanhadi, 1984. Halaman 19)

3.6.1.2. Pekerjaan Pengangkutan Tanah

.......................... (3.5)
q x 60 x E
Q=
Cm
Dimana :

Q = Produktivitas (m3/jam).

q = Produksi per siklus (m3).

Cm = Waktu Siklus (menit)

E = Effisiensi kerja.

1. Produksi per siklus (Cm).

q = q1 x K ........................................ (3.6)

Dimana :

q1 = kapasitas menunjang (penuh) yang tercantum

dalam spesifikasi.

K = faktor bucket.

26
2. Waktu siklus (Cm)

Untuk menghitung waktu siklus Bulldozer pada pekerjaan muat-angkut

digunakan rumus :

D ................................ (3.7)
Cm= x 2+Z
F
Dimana :

D = jarak angkut (m).

F = kecepatan maju (m/menit).

Z = waktu tetap (menit).

3. Kecepatan maju, kecepatan mundur

Gigi-2 atau gigi-3 selalu digunakan untuk maju ataupun nmundur.

Untuk mesin-mesin toroflow, besarnya besarnya kecepatan diberikan

dalam spesifikasi dikalikan dengan 0,8 untuk memperoleh kecepatan

yang akan digunakan dalam perhitungan. (Rohmanhadi, 1984. Halaman 25)

3.6.2. Persamaan Untuk Produksi Ekskavator Hidrolis

Untuk menghitung kapasitas produksi ekskavator hidrolis adalah

sebagai berikut :

1. Kapasitas produksi Ekskavator Hidrolis

.............................. .............................................. ( 3.8 )


3600
Q=qx xE
Cms
dimana :

Q = produksi per jam (m³/jam).

q = produksi per siklus (m³).

Cms = waktu siklus (detik).


27
E = effisiensi kerja.

2. Produksi per siklus ( q )

..................................................... ( 3.9 )
q=q 1 x K

dimana :

q1 = kapasitas menunjang menurut SAE ( di dalam spesifikasi )

K = faktor bucket.

3. Waktu siklus ( Cm )

Cm=waktu gali+waktu
...... putar x 2+ waktu buang ...... (3.10 )

Waktu menggali biasanya tergantung pada kedalaman galian dan

kondisi galian.

3.6.3. Persamaan Untuk Produksi Dump Truck

Produksi per jam total dari beberapa dump truck yang mengerjakan

pekerjaan yang sama secara simultan dapat dihitung dengan rumus berikut:

60 xEt .......................................... ( 3.11)


P=Cx xM
Cmt

dimana :

P = produksi per jamm (m3/jam)

C = produksi per siklus, C = n x q1 x K.

Cmt = waktu siklus dump truck (menit).

M = jumlah dump truck yang bekerja.

28
Menghitung siklus dump truck dengan menghitung waktu-waktu

yang diperlukan yaitu :

1. Waktu muat.

2. Waktu angkut material dan kembali dalam keadaan kosong.

3. Waktu bongkar muatan di daerah bongkaran.

4. Waktu yang dibutuhkan dump truck untuk mengambil posisi

dimuati dan untuk ekskavator hidrolis memuati dump truck.

3.6.3.1. Perkiraan Jumlah Dump Truck yang Dibutuhkan

Jumlah dump truck yang dibutukan untuk pekerjaan kombinasi

dengan ekskavator yang bekerja denagn efisiensi kerja yang

maksimum dapat dihitung dengan rumus berikut :

Waktu siklus dump truck Cmt .............( 3.12 )


M= =
waktu muat n . Cms

dimana :

n = jumlah siklus yang diperlukan oleh ekskavator untuk

mengisi dump trukc.

Cms = waktu siklus ekskavator (menit).

Cmt = waktu siklus dump truck (menit).

29
3.6.4. Persamaan Untuk Produksi Vibratory Roller

Ada 2 macam cara dalam menyatakan produksi Vibratory Roller

dengan volume tanah yang dipadatkan atau dengan luas tanah yang

dipadatkan.

1. Produksi dalam volume tanah yang dipadatkan

Di dalam menghitung produktivitas dalam volume tanah yang

dipadatkan menggunakan rumus :

W x V x H x 1000 x E ....................................... (3.13)


Q=
N

Dimana :

Q = produksi per jam (m3/jam)

(volume tanah yang dipadatkan)

V = kecepatan operasi (km/jam)

W = lebar pemadatan efektif tiap pass (m)

N = jumlah pemadatan (jumlah pass oleh kompaktor)

E = efisiensi kerja.

3. Produksi (dalam satuan luas) tanah yang dipadatkan.

W x V x 1000 x E ................................... (3.14)


Q=
N

Dimana :

Q = luas per jam tanah yang dipadatkan m2/jam.

30
V = kecepatan operasi (km/jam)

W = lebar pemadatan efektif tiap pass (m)

N = jumlah pemadatan (jumlah pass oleh kompaktor)

E = efisiensi kerja.

31
BAB IV

ANALISA BIAYA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KOLAM

TPA SAMPAH

4.5.1.1. ANALISA PENGGUNAAN ALAR BERAT

.1.1. PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT PADA PEKERJAAN KOLAM

4.1.1.1.1. EKSKAVATOR HIDROLIS

a) Kapasitas blade = 0,93 m³

b) Beban = 0,93 x 1,65 = 1,53 ton

c) Berat ekskavator = 18,50 ton

d) Total ( b + c ) = 20,03 ton

e) Koefisien traksi = 0,55

f) Traksi kritis ( e x d ) = 0,55 x 20,03 = 11,02 ton

g) Waktu buang/pindah, dll = 0,50 menit

60,00
h) Trip per jam = = 120,00 trip
0,05

i) Diperhitungkan = 120,00 trip

j) Produksi maksimum (axi) = 0,93 x 120,00 = 111,60 m³/jam

Factor Koreksi :

k) Effisiensi kerja siang = 0,90

l) Keterampilan operator = 0,90

m) Cuaca cerah = 0,90

n) Cara kerja = 0,90

o) FK (k x l x m x n) = 0,66

32
p) Taksiran produksi (o x j) = 111,60 x 0,66 = 73,22 m³/jam

q) Diperhitungkan ( Q ) = 73,00 m³/jam

4.1.1.1.2. DUMP TRUCK

a) Jarak angkut = 500 m

b) Kapasitas = 3,00 m³

Kondisi bermuatan :

c) Kondisi jalan = Datar Naik Datar

d) Jarak (m) = 330,00 50,00 120,00

e) Tahanan Kemiringan (%) = 0,00 5,00 0,00

f) Tahanan gelinding (%) = 5,00 5,00 5,00

g) Tahanan total (e + f) (%) = 5,00 10,00 5,00

h) Kecepatan (km/jam) = 28,00 19,00 28,00

(m/menit) = 466,67 316,67 466,67

i) Factor kecepatan = 0,50 0,60 0,64

j) Kec. rata-rata (hxi) (m/menit) = 233,33 190,00 298,67

k) Ws (d / j) (menit) = 1,41 0,26 0,40

l) Ws 1 = 2,08 menit

Kondisi Kosong :

m) Kondisi jalan = Datar Turun Datar

n) Jarak (m) = 120,00 50,00 330,00

o) Tahanan Kemiringan (%) = 0,00 -5,00 0,00

p) Tahanan gelinding (%) = 5,00 0,00 5,00

33
q) Tahanan total (o + p) (%) = 5,00 0,00 5,00

r) Kecepatan (km/jam) = 48,00 39,00 48,00

(m/menit) = 800,00 650,00 800,00

s) Factor kecepatan = 0,35 0,70 0,75

t) Kec. rata-rata (sxr) (m/menit) = 280,00 455,00 600,00

u) Ws (n / t) (menit) = 0,43 0,11 0,55

v) Ws 2 = 1,09 menit

w) Waktu buang dan waktu kembali (l + v) = 3,17 menit (1)

x) Siklus back hoe = 0,64 menit

y) Kapasitas back hoe = 0,93 m³

z) Factor koreksi (Fk) = 0,90

3,00
aa) Back hoe untuk Mengisi = = 3,58 menit
0,93 x 0,90

dump truck (b / y x z)

Dibulatkan = 4,00 menit

bb)Waktu muat ( x x aa) = 4,00 x 0,64 = 2,56 menit (2)

cc) Waktu buang dan tunggu = 1,20 menit (3)

dd)Waktu dump truck mengambil posisi = 0,35 menit (4)

ee) Siklus waktu (1 + 2 + 3 + 4) = 7,28 menit

7,28
ff) Perkiraan juml. dump truck (ee / aa) = = 1,51
4,00

Dibulatkan = 2 unit

gg) Factor bucket loading = 0,83

hh) Efisiensi kerja ekskavator = 0,74

34
ii) Produksi/siklus =

C = 7,00 x 0,80 x 0,60 = 3,36 m³

60,00 x 3,36 x 0,74 x 3,00


Q= = 41,00 m³/jam
7,28

4.5.1.1.3. BULLDOZER

1. Produksi Perataan Tanah (Striping)

a) Kapasitas blade = 4.50 m³

b) Beban = 4.50 x 1,65 = 7,43 ton

c) Koefisien traksi = 0.70

d) Traksi kritis = 0.70 x 7,43 = 5,20 ton

Bulldozer dapat bekerja dengan :

e) Kecepatan maju = 2.50 km/jam = 41,64 m/menit

f) Kecepatan mundur = 5.20 km/jam = 86,67 m/menit

g) Jarak dorong rata-rata = 504,27 m

h) Kedalaman striping = 0,30 m

504,27
i) Waktu maju (Wp) = = 12,10 menit
41,67

504,27
j) Waktu mundur (Wj) = = 5,82 menit
86,67

k) Waktu buang/pindah, dll = 0,50 menit

l) Ws ( i + j + k ) = 18,42 menit

60,00
m) Trip per jam = = 3,26 menit
18,42

35
n) Diperhitungkan = 3,00 trip

o) Produksi maksimum ( a x n ) = 4,50 x 3,00 = 13,50 m³/jam

13,50
= = 45,00 m³/jam
0,03

Factor Koreksi :

p) Effisiensi kerja siang = 0,80

q) Keterampilan operator = 0,90

r) Cuaca cerah = 1,00

s) Cara kerja = 0,75

t) Kekerasan tanah = 0,80

u) FK (p x q x r x s x t) = 0,43

v) Taksiran produksi (o x u) = 45,00 x 0,43 = 19,44 m³/jam

w) Diperhitungkan ( Q ) = 19,00 m³/jam

4.1.1.1.4. VIBRATORY ROLLER

Lebar pemadatan efektif (W) = 0,2 m

Kec. operasi mesin gilas – getar (V) = 1,5 km/jam

Juml. pas pemadatan mesin gilas – getar (P) = 4

Maka produktivitas adalah sebesar :

1) Produksi dalam satuan luas, sebagai berikut :

E = 0,55

36
0,2 x 1,5 x 1000 x 0,55
Q = = 41,25 m2/jam
4

2) Produksi untuk volume tanah dan kerikil yang dipadatkan, sebagai

berikut :

0,2 x 1,5 x 0,3 x 1000 x 0,55


Q4 = = 12,38 m3/jam
4

Untuk produktifitas kompaktor pada pekerjaan pemadatan selanjutnya dapat

dilihat pada tabel 4.2. sebagai berikut :

Tabel 4.2. Tabel Produktvitas Vibratory Roller

Ketebalan Kecepatan Lebat Effisiensi Produktivitas


Jenis Lapisan (m) (km/jam) pemadatan kerja (m3/jam)
(m)
Tanah biasa 0,30 1,5 0,2 0,55 12,38
Kerikil 0,05 1,5 0,2 0,55 2,06
Tanah asli 0,15 1,5 0,2 0,55 6,19
Tanah liat 0,50 1,5 0,2 0,55 20,63
T. penutup 0,30 1,5 0,2 0,55 12,38
T.penutup antara 0,30 1,5 0,2 0,55 12,38
T. penutup akhir 0,50 1,5 0,2 0,55 20,63
Sumber : Hasil perhitungan

.1.2. PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT PADA KEGIATAN

OPERASIONAL DI LOKASI TPA

.1.2.1. BULLDOZER

1. Produksi Penghamparan Sampah

a) Jarak dorong rata-rata = 7,06 m

b) Kapasitas blade = 4,50 m³

37
c) Beban = 4,50 x 1,65 = 7,43 ton

d) Koefisien traksi = 0,90

e) Traksi kritis = 0,90 x 7,43 = 6,69 ton

Bulldozer dapat bekerja dengan :

f) Kecepatan maju = 2,50 km/jam = 41,64 m/menit

g) Kecepatan mundur = 5,20 km/jam = 86,67 m/menit

7,06
h) Waktu maju (Wp) = = 0,17 menit
41,67

7,06
i) Waktu mundur (Wj) = = 0,08 menit
86,67

j) Waktu buang/pindah, dll = 0,30 menit

k) Ws ( h + i + j ) = 0,55 menit

60,00
l) Trip per jam = = 108,91 menit
0,55

m) Diperhitungkan = 108,00 trip

n) Produksi maksimum (b x m) = 4,50 x 108,00= 486,00 m³/jam

Factor Koreksi :

o) Effisiensi kerja siang = 0,80

p) Keterampilan operator = 0,90

q) Cuaca cerah = 0,90

r) Cara kerja = 0,75

s) Kekerasan tanah = 0,80

t) FK (o x p x q x r x s) = 0,39

u) Taksiran produksi (n x t) = 486,00 x 0,39 = 188,96 m³/jam

38
v) Diperhitungkan ( Q ) = 188,00 m³/jam

Untuk perhutngan selanjunya ditabelkan :

Tabel 4.1. Produktivitas Bulldozer untuk Pekerjaan Penghamparan Sampah.

V. Sampah Jarak Dorong


Waktu Siklus Produktivitas
Tahun Terangkut Rata -rata
(menit) (m3/jam)
(m3/hari) (m)

2012 127,125 7,06 0,55 188,00

2013 129,798 7,18 0,56 188,00

2014 132,572 7,36 0,56 185,00

2015 135,313 7,49 0,57 183,00

2016 138,158 7,63 0,57 183,00

2017 141,062 7,81 0,58 180,00

2018 144,028 8,00 0,58 178,00

2019 147,056 8,18 0,59 176,00

2020 150,148 8,36 0,60 174,00

2021 153,305 8,54 0,60 173,00


Sumber : Hasil perhitungan

2. Produksi Perataan Sampah (Striping)

a) Kapasitas blade = 4,50 m³

b) Beban = 4,50 x 1,65 = 7,43 ton

c) Koefisien traksi = 0,90

d) Traksi kritis = 0,90 x 7,43 = 6,69 ton

Bulldozer dapat bekerja dengan :

39
e) Kecepatan maju = 2.50 km/jam = 41,64 m/menit

f) Kecepatan mundur = 5.20 km/jam = 86,67 m/menit

g) Jarak dorong rata-rata = 7,06 m

h) Kedalaman striping = 0,40 m

7,06
i) Waktu maju (Wp) = = 0,17 menit
41,67

7,06
j) Waktu mundur (Wj) = = 0,08 menit
86,67

k) Waktu buang/pindah, dll = 0,50 menit

l) Ws ( i + j + k ) = 0,75 menit

60,00
m) Trip per jam = = 79,90 menit
0,75

n) Diperhitungkan = 79,00 trip

o) Produksi maksimum ( a x n ) = 4,50 x 79,00 = 355,50 m³/jam

355,50
= = 888,75 m³/jam
0,04

Factor Koreksi :

p) Effisiensi kerja siang = 0,80

q) Keterampilan operator = 0,90

r) Cuaca cerah = 1,00

s) Cara kerja = 0,75

t) Kekerasan tanah = 0,80

u) FK (p x q x r x s x t) = 0,43

v) Taksiran produksi (o x u) = 888,75 x 0,43 = 383,94 m³/jam

w) Diperhitungkan ( Q ) = 383,00 m³/jam

40
Untuk perhutngan selanjunya ditabelkan :

Tabel 4.2. Produktivitas Bulldozer Untuk Pekerjaan Perataan Sampah

V. Sampah
Jarak Waktu Siklus Produktivitas
Tahun Terangkut
(m) (menit) (m3/jam)
(m3/hari)

2012 127,125 7,06 0,75 383,00

2013 129,798 7,18 0,76 383,00

2014 132,572 7,36 0,76 379,00

2015 135,313 7,49 0,77 379,00

2016 138,158 7,63 0,77 374,00

2017 141,062 7,81 0,78 374,00

2018 144,028 8,00 0,78 369,00

2019 147,056 8,18 0,79 364,00

2020 150,148 8,36 0,80 364,00

2021 153,305 8,54 0,80 359,00


Sumber : Hasil perhitungan

3. Produksi Perataan Tanah Penutup Harian (Striping)

a) Kapasitas blade = 4.50 m³

b) Beban = 4.50 x 1,65 = 7,43 ton

c) Koefisien traksi = 0.90

d) Traksi kritis = 0.90 x 7,43 = 6,69 ton

Bulldozer dapat bekerja dengan :

e) Kecepatan maju = 2.50 km/jam = 41,64 m/menit

41
f) Kecepatan mundur = 5.20 km/jam = 86,67 m/menit

g) Jarak dorong rata-rata = 7,06 m

h) Kedalaman striping = 0,30 m

7,06
i) Waktu maju (Wp) = = 0,17 menit
41,67

7,06
j) Waktu mundur (Wj) = = 0,08 menit
86,67

k) Waktu buang/pindah, dll = 0,50 menit

l) Ws ( i + j + k ) = 0,75 menit

60,00
m) Trip per jam = = 79,90 menit
0,75

n) Diperhitungkan = 79,00 trip

o) Produksi maksimum ( a x n ) = 4,50 x 79,00 = 355,50 m³/jam

355,50
= = 1.185 m³/jam
0,03

Factor Koreksi :

p) Effisiensi kerja siang = 0,80

q) Keterampilan operator = 0,90

r) Cuaca cerah = 1,00

s) Cara kerja = 0,75

t) Kekerasan tanah = 0,80

u) FK (p x q x r x s x t) = 0,43

v) Taksiran produksi (o x u) = 1.185 x 0,43 = 511,92 m³/jam

w) Diperhitungkan ( Q ) = 511,00 m³/jam

Untuk perhutngan selanjunya ditabelkan :


42
Tabel 4.2. Produktivitas Bulldozer Untuk Pekerjaan Perataan Tanah Penutup Harian

V. Tanah Penutup Jarak Dorong


Waktu Siklus Produktivitas
Tahun Harian Rata-Rata
3
(menit) (m3/jam)
(m ) (m)
2012 4,078 7,06 0,75 511,00
2013 4,131 7,18 0,76 511,00
2014 4,212 7,36 0,76 505,00
2015 4,271 7,49 0,77 505,00
2016 4,334 7,63 0,77 498,00
2017 4,415 7,81 0,78 498,00
2018 4,501 8,00 0,78 492,00
2019 4,581 8,18 0,79 486,00
2020 4,662 8,36 0,80 486,00
2021 4,743 8,54 0,80 479,00
Sumber : Hasil perhitungan

4. Produksi Perataan Tanah Penutup Antara (Striping)

a) Kapasitas blade = 4.50 m³

b) Beban = 4.50 x 1,65 = 7,43 ton

c) Koefisien traksi = 0.90

d) Traksi kritis = 0.90 x 7,43 = 6,69 ton

Bulldozer dapat bekerja dengan :

e) Kecepatan maju = 2.50 km/jam = 41,64 m/menit

f) Kecepatan mundur = 5.20 km/jam = 86,67 m/menit

g) Jarak dorong rata-rata = 7,06 m

h) Kedalaman striping = 0,30 m

43
7,06
i) Waktu maju (Wp) = = 0,17 menit
41,67

7,06
j) Waktu mundur (Wj) = = 0,08 menit
86,67

k) Waktu buang/pindah, dll = 0,50 menit

l) Ws ( i + j + k ) = 0,75 menit

60,00
m) Trip per jam = = 79,90 menit
0,75

n) Diperhitungkan = 79,00 trip

o) Produksi maksimum ( a x n ) = 4,50 x 79,00 = 355,50 m³/jam

355,50
= = 1.185 m³/jam
0,30

Factor Koreksi :

p) Effisiensi kerja siang = 0,80

q) Keterampilan operator = 0,90

r) Cuaca cerah = 1,00

s) Cara kerja = 0,75

t) Kekerasan tanah = 0,80

u) FK (p x q x r x s x t) = 0,43

v) Taksiran produksi (o x u) = 1.185 x 0,43 = 511,92 m³/jam

w) Diperhitungkan ( Q ) = 511,00 m³/jam

Untuk perhutngan selanjunya ditabelkan :

Tabel 4.2. Produktivitas Bulldozer Untuk Pekerjaan Tanah Penutup Antara

44
V. Tanah Penutup Jarak Dorong
Waktu Siklus Produktivitas
Tahun Antara Rata-Rata
3
(menit) (m3/jam)
(m ) (m)

2012 6,356 7,06 0,75 511,00

2013 6,490 7,18 0,76 511,00

2014 6,626 7,36 0,76 505,00

2015 6,766 7,49 0,77 505,00

2016 6,908 7,63 0,77 498,00

2017 7,053 7,81 0,78 498,00

2018 7,201 8,00 0,78 492,00

2019 7,353 8,18 0,79 486,00

2020 7,507 8,36 0,80 486,00

2021 7,665 8,54 0,80 479,00


Sumber : Hasil perhitungan

5. Produksi Perataan Tanah Penutup Akhir (Striping)

a) Kapasitas blade = 4.50 m³

b) Beban = 4.50 x 1,65 = 7,43 ton

c) Koefisien traksi = 0.90

d) Traksi kritis = 0.90 x 7,43 = 6,69 ton

Bulldozer dapat bekerja dengan :

e) Kecepatan maju = 2.50 km/jam = 41,64 m/menit

f) Kecepatan mundur = 5.20 km/jam = 86,67 m/menit

g) Jarak dorong rata-rata = 7,06 m

h) Kedalaman striping = 0,30 m

45
7,06
i) Waktu maju (Wp) = = 0,17 menit
41,67

7,06
j) Waktu mundur (Wj) = = 0,08 menit
86,67

k) Waktu buang/pindah, dll = 0,50 menit

l) Ws ( i + j + k ) = 0,75 menit

60,00
m) Trip per jam = = 79,90 menit
0,75

n) Diperhitungkan = 79,00 trip

o) Produksi maksimum ( a x n ) = 4,50 x 79,00 = 355,50 m³/jam

355,50
= = 1.185 m³/jam
0,30

Factor Koreksi :

p) Effisiensi kerja siang = 0,80

q) Keterampilan operator = 0,90

r) Cuaca cerah = 1,00

s) Cara kerja = 0,75

t) Kekerasan tanah = 0,80

u) FK (p x q x r x s x t) = 0,43

v) Taksiran produksi (o x u) = 1.185 x 0,43 = 511,92 m³/jam

w) Diperhitungkan ( Q ) = 511,00 m³/jam

Untuk perhutngan selanjunya ditabelkan :

Tabel 4.2. Produktivitas Bulldozer Untuk Pekerjaan Perataan Tanah Penutup Akhir.

46
Jarak Dorong
V. Tanah Penutup Waktu Siklus Produktivitas
Tahun Rata-Rata
Akhir (m3) (menit) (m3/jam)
(m)
2012 1925 7,06 0,75 511,00
2013 1974 7,18 0,76 511,00
2014 2025 7,36 0,76 505,00
2015 2060 7,49 0,77 505,00
2016 2100 7,63 0,77 498,00
2017 2150 7,81 0,78 498,00
2018 2200 8,00 0,78 492,00
2019 2250 8,18 0,79 486,00
2020 2300 8,36 0,80 486,00
2021 2350 8,54 0,80 479,00
Sumber : Hasil perhitungan

.2. PPERHITUNGAN VOLUME

1. Perhitungan Volume Pekerjaan Kolam

L
P
Gambar 4.1. Volume Tanah Pada Kolam

Panjang Kolam (P) = 504,27 m

Kedalaman Kolam (h) = 7,1015 m

Lebar Kolam (L) = 140,40 m

Sehingga :

1) Volume galian kolam adalah sebesar

= PxLxh

47
= 504,27 x 140,40 x 7,1015

= 373.864,06 m3

2) Volume tanah yang diangkut

= faktor kon. volume tanah x volume galian

= 1,25 x 373.864,06

= 467.330,08 m3

3) Volume tanah yang diratakan

= 504,27 x 140,40 x 0,30

= 21.239,85 m³

4) Volume pemadatan pada kolam untuk tiap lapisnya

a) Volume pemadatan tanah biasa dengan ketebalan 30 cm.

= 504,27 x 140,40 x 0,30

= 21.239,85 m3.

Untuk perhitungan volume pekerjaan tanah pada kolam selanjutnya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.5. Volume Pekerjaan Tanah Pada Kolam TPA

Dimensi
Aitem Pekerjaan Volume (m3)
P (m) L (m) h (m)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Galian kolam 504,27 140,40 7,1015 373864,06

2. Pengangkutan 504,27 140,40 7,1015 467330,08

48
3. Perataan 504,27 140,40 0,30 21239,85
4. Pemadatan
a) Tanah biasa 504,27 140,40 0,30 21239,85
b) Kerikil 504,27 140,40 0,15 10619,93
c) Tanah asli 504,27 140,40 0,15 10619,93
d) Tanah liat 504,27 140,40 0,50 35399,75
Sumber : Hasil perhitungan

b) Luas tanah asli (tanah dasar) yang dipadatkan

= 504,27 x 140,40 = 70799,51 m2

Tabel 4.6. Produktivitas Alat Penggali, Pengangkut, dan Pemadat Pada

Pekerjaan Kolam TPA

Volume Produktivitas
Nama Alat Aitem Pekerjaan
(m3) (m3/jam)
(1) (2) (3) (4)
1. Ekskavator 1. Galian kolam 373864,06 73,00
Lanjutan Tabel 4.6. Produktivitas Alat Penggali, Pengangkut, dan Pemadat

Pada Pekerjaan Kolam TPA

(1) (2) (3) (4)


2. Dump Truck 2. Pengangkutan 467330,08 41,00
3. Bulldozer 3. Perataan 21239,85 19,00
4. Vibratory Roller 4. Pemadatan

a) Tanah biasa 21239,85 12,38


b) Kerikil 10619,93 2,06

49
c) Tanah asli 10619,93 6,19
d) Tanah liat 35399,75 20,63
Sumber : Hasil perhitungan

4.5.3. ANALISA BIAYA

4.5.1. Biaya Pekerjaan Kolam

1. Biaya Pekerjaan Galian

Diketahui :

a) Harga sewa alat ekskavator hidrolis per hari :

= Rp 802.500,00 (harga bahan 2011,Dep. PU Kota Mamuju)

Jadi biaya alat berat per jam adalah sebesar :

Rp 802.500,00
=
8 jam/hari

= Rp 100.312,00

b) Produktivitas alat berat :

= 73,00 m3/jam (hasil Perhitungan)

c) Volume galian tanah :

= 373.864,06 m3 (hasil Perhitungan)

373864,06
Maka biaya galian = x Rp 100.312,00
73,00

= Rp 690.282.562,00

Jadi biaya untuk pekerjaan galian sebesar Rp 690.282.562,00. Untuk

perhitungan biaya pekerjaan pengangkutan, dan pemadatan dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 4.7. Analisa Biaya Pekerjaan Kolam

50
Harga Sewa
Volume Produktivitas Biaya
Aitem Pekerjaan Alat Per Jam
(m3) (m3/jam) (Rp)
(Rp)

1. Galian kolam 373.864,06 73,00 100.312 513.742.966


2. Pengangkutan 467.330,08 41,00 32.750 373.294.149
3. Perataan 21.239,85 19,00 51.500 57.571.172
4. Pemadatan
a) Tanah biasa 21.239,85 12,38 74.750 52.542.036
b) Kerikil 10.619,93 2,06 74.750 157.881.241
c) Tanah asli 10.619,93 6,19 74.750 52.542.061
d) Tanah liat 35.399,75 20,63 74.750 52.550.526
e) Tanah dasar 70.799,51 41,25 74.750 52.563.273

Total biaya 1.312.687.423

4.5.2. Biaya Kegiatan Operasional Alat Berat di Lokasi TPA

1. Biaya Pekerjaan Penggusuran Sampah

Diketahui :

a) Harga sewa alat Bulldozer per hari :

= Rp 412.000,00 (harga bahan 2011,Dep. PU Kota Mamuju)

Jadi harga sewa alat berat per jam adalah :

Rp 412.000,00
= = Rp 51.500,00
8 jam /hari

b) Produktivitas alat berat :

= 1126,9 m3/jam
51
c) Volume sampah yang digusur per hari :

= 127,125 m3.

Maka biaya penggusuran par hari sebesar :

127,125
= x Rp 51.500,00
1126,9

= Rp 5.810,00

Sehingga biaya penggsuran per tahun adalah :

= Rp 5.810,00 x 365 hari

= Rp 2.120.535,00

Jadi besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan penggusuran

sampah per tahun adalah Rp 2.120.535,00. Untuk biaya pekerjaan

penggusuran tiap tahun selama masa rencana dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.8. Biaya pekerjaan penggusuran sampah per tahun

Volume Sampah Harga Sewa Biaya per


Produktivitas
Tahun Terangkut Alat per jam Tahun
(m3/jam)
(m3/hari) (Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
2012 127,125 1126,9 51.500 2.120.535
2013 129,798 1113,0 51.500 2.192.130
2014 132,572 1092,8 51.500 2.279.582
2015 135,313 1078,7 51.500 2.358.004
2016 138,158 1063,9 51.500 2.441.120
2017 141,062 1043,4 51.500 2.541.384
2018 144,028 1026,6 51.500 2.637.238
2019 147,056 1009,4 51.500 2.738.579
2020 150,148 992,7 51.500 2.843.023

52
2021 153,305 976,7 51.500 2.950.647
Total biaya 25.102.206

2. Biaya Pekerjaan Pengangkutan Tanah Penutup

Diketahui :

a) Harga sewa alat Wheel Loader per hari :

= Rp 412.000,00 (harga bahan 2011,Dep. PU Kota Mamuju)

Jadi harga sewa alat berat per jam adalah :

Rp 412.000,00
= = Rp 51.500,00
8 jam /hari

b) Volume tanah penutup yang diangkut per hari :

= 4,078 x faktor kon. Tanah

= 4,078 x 1,25

= 5,098 m3.

c) Produktivitas alat berat

= 7,99 m3/jam (hasil perhitungan)

Maka biaya untuk pekerjaan pengangkutan tanah penutup per hari

adalah :

5,089
= x Rp 51.500,00
7,99

= Rp 32.801,00

Sehingga biaya pengangkutan per tahun adalah :

= Rp 32.801,00 x 365

= Rp 11.972.525,00

53
Jadi besarnya biaya yang digunakan pada pekerjaan peng-angkutan

tanah penutup per tahun adalah Rp 13.899.328,00. Untuk biaya

pengangkutan pada tiap tahun dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.9. Biaya Pengangkutan Tanah Penutup per Tahun

Vol. Tanah Faktor Kon. Harga Sewa Biaya per


Produktivitas
Tahun Penutup Volume Alat per Jam Tahun
3
(m /jam)
(m3/hari) Tanah (Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2012 4,078 1,25 7,99 51.500 11.972.525
2013 4,131 1,25 7,99 51.500 12.148.384
2014 4,212 1,25 7,99 51.500 12.386.588

Lanjutan tabel 4.9. Biaya Pengangkutan Tanah Penutup per Tahun

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


2015 4,271 1,25 7,99 51.500 12.560.094
2016 4,334 1,25 7,99 51.500 12.745.364
2017 4,415 1,25 7,99 51.500 12.983.567
2018 4,501 1,25 7,99 51.500 13.236.475
2019 4,581 1,25 7,99 51.500 13.471.738
2020 4,662 1,25 7,99 51.500 13.709.941
2021 4,743 1,25 7,99 51.500 13.948.145
Biaya total 129.162.821

3. Biaya Pekerjaan Pengangkutan Tanah Penutup Antara

Diketahui :

54
a) Harga sewa alat Wheel Loader per hari :

= Rp 412.000,00 (harga bahan 2011,Dep. PU Kota Mamuju)

Jadi harga sewa alat berat per jam adalah :

Rp 412.000,00
= = Rp 51.500,00
8 jam /hari

b) Volume tanah penutup yang diangkut per hari :

= 6,356 x faktor kon. Tanah

= 6,356 x 1,25

= 7,945 m3.

c) Produktivitas alat berat

= 7,99 m3/jam (hasil perhitungan)

Maka biaya untuk pekerjaan pengangkutan tanah penutup per hari

adalah :

7,945
= x Rp 51.500,00
7,99

= Rp 51.209,00

Sehingga biaya pengangkutan per tahun adalah :

= Rp 51.209,00 x 365

= Rp 18.691.632,00

Jadi besarnya biaya yang digunakan pada pekerjaan pengangkutan

tanah penutup antara per tahun adalah Rp 18.691.632,00. Untuk

biaya pengangkutan pada tiap tahun dapat dilihat pada tabel

berikut :

55
Tabel 4.10. Biaya Pengangkutan Tanah Penutup Antara

Vol. Tanah Faktor Kon. Harga Sewa Biaya per


Produktivitas
Tahun Antara Volume Alat per Jam Tahun
3
(m /jam)
(m3/hari) Tanah (Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2012 6,356 1,25 7,99 51.500 18.691.632
2013 6,490 1,25 7,99 51.500 19.085.697
2014 6,626 1,25 7,99 51.500 19.485.644

Lanjutan tabel 4.10. Biaya Pengangkutan Tanah Penutup Antara

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


2015 6,766 1,25 7,99 51.500 19.897.354
2016 6,908 1,25 7,99 51.500 20.314.945
2017 7,053 1,25 7,99 51.500 20.741.359
2018 7,201 1,25 7,99 51.500 21.176.595
2019 7,353 1,25 7,99 51.500 21.623.595
2020 7,507 1,25 7,99 51.500 22.076.476
2021 7,665 1,25 7,99 51.500 22.541.120
Biaya total 205.634.416

4. Biaya Pekerjaan Pengangkutan Tanah Penutup Akhir

Diketahui :

a) Harga sewa alat Wheel Loader per hari :

= Rp 412.000,00 (harga bahan 2011,Dep. PU Kota Mamuju)

Jadi harga sewa alat berat per jam adalah :

Rp 412.000,00
= = Rp 51.500,00
8 jam /hari

b) Volume tanah penutup yang diangkut tahun :

= 1925 x faktor kon. Tanah

56
= 1925 x 1,25

= 2406,25 m3.

c) Produktivitas alat berat

= 7,99 m3/jam (hasil perhitungan)

Maka biaya untuk pekerjaan pengangkutan tanah penutup akhir per

tahun adalah :

2406,25
= x Rp 51.500,00
7,99

= Rp 15.509.621,00

Jadi besarnya biaya yang digunakan pada pekerjaan pengangkutan

tanah penutup akhir per tahun adalah sebesar Rp 15.509.621,00.

Untuk biaya pengangkutan pada tiap tahun dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.11. Biaya Pengangkutan Tanah Penutup Akhir

Vol. Tanah Faktor Kon. Harga Sewa Biaya per


Produktivitas
Tahun Akhir Volume Alat per Jam Tahun
(m3/jam)
(m3/tahun) Tanah (Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2012 1925 1,25 7,99 51.500 15.509.621
2013 1974 1,25 7,99 51.500 15.904.412
2014 2025 1,25 7,99 51.500 16.315.316
2015 2060 1,25 7,99 51.500 16.597.309
2016 2100 1,25 7,99 51.500 16.919.587

Lanjutan tabel 4.11. Biaya Pengangkutan Tanah Penutup Akhir

57
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2017 2150 1,25 7,99 51.500 17.322.434
2018 2200 1,25 7,99 51.500 17.725.282
2019 2250 1,25 7,99 51.500 18.128.129
2020 2300 1,25 7,99 51.500 18.530.976
2021 2350 1,25 7,99 51.500 18.933.824
Biaya total 171.886.890

5. Biaya Pekerjaan Pemadatan Tanah Penutup

Diketahui :

a) Harga sewa alat Kompaktor per hari :

= Rp 598.000,00 (harga bahan 2011,Dep. PU Kota Mamuju)

Jadi harga sewa alat berat per jam adalah :

Rp 598.000,00
= = Rp 74.750,00
8 jam/ hari

b) Volume tanah penutup yang dipadatkan per hari :

= 4,078 m3.

c) Produktivitas alat berat

= 12,38 m3/jam (hasil perhitungan)

Maka biaya untuk pekerjaan pemadatan tanah penutup per hari

adalah :

4,078
= x Rp 74.750,00
12,38

= Rp 24.623,00

Sehingga biaya pemadatan per tahun adalah :

= Rp 24.623,00 x 365

58
= Rp 8.987.329,00

Jadi besarnya biaya yang digunakan pada pekerjaan pemadatan

tanah penutup per tahun Rp 8.987.329,00. Untuk biaya pemadatan

tanah penutup pada tiap tahun dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.12. Biaya Pekerjaan Pemadatan Tanah Penutup

Vol. Tanah Harga Sewa Biaya per


Produktivitas
Tahun Penutup Alat per Jam Tahun
(m3/jam)
(m3/hari) (Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
2012 4,078 12,38 74.750 8.987.329
2013 4,131 12,38 74.750 9.104.133
2014 4,212 12,38 74.750 9.282.646
2015 4,271 12,38 74.750 9.412.673
2016 4,334 12,38 74.750 9.551.516

Lanjutan tabel 4.12. Biaya Pekerjaan Pemadatan Tanah Penutup

(1) (2) (3) (4) (5)


2017 4,415 12,38 74.750 9.730.029
2018 4,501 12,38 74.750 9.919.560
2019 4,581 12,38 74.750 10.095.869
2020 4,662 12,38 74.750 10.274.381
2021 4,743 12,38 74.750 10.452.894
Biaya total 96.811.032

6. Biaya Pekerjaan Pemedatan Tanah Penutup Antara

Diketahui :

a) Harga sewa alat Kompaktor per hari :

= Rp 598.000,00 (harga bahan 2011,Dep. PU Kota Mamuju)

Jadi harga sewa alat berat per jam adalah :


59
Rp 598.000,00
= = Rp 74.750,00
8 jam/ hari

b) Volume tanah penutup antara yang dipadatkan per hari :

= 6,356 m3.

c) Produktivitas alat berat

= 12,38 m3/jam (hasil perhitungan)

Maka biaya untuk pekerjaan pemadatan tanah penutup antara per

hari adalah :

6,356
= x Rp 74.750,00
12,38

= Rp 38.377,00

Sehingga biaya pemadatan tanah penutup antara per tahun adalah :

= Rp 24.623,00 x 365

= Rp 14.007.715,00

Jadi besarnya biaya yang digunakan pada pekerjaan pemadatan

tanah penutup antara per tahun adalah sebesar Rp 14.007.715,00.

Untuk biaya pemadatan tanah penutup antara pada tiap tahun dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.13. Biaya Pekerjaan Pemadatan Tanah Penutup Antara

Vol. Tanah Harga Sewa Biaya per


Produktivitas
Tahun Antara Alat per Jam Tahun
(m3/jam)
(m3/hari) (Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
2012 6,356 12,38 74.750 14.007.715

60
2013 6,490 12,38 74.750 14.303.032
2014 6,626 12,38 74.750 14.602.757
2015 6,766 12,38 74.750 14.911.297

Lanjutan tabel 4.13. Biaya Pekerjaan Pemadatan Tanah Penutup Antara

(1) (2) (3) (4) (5)


2016 6,908 12,38 74.750 15.224.244
2017 7,053 12,38 74.750 15.543.804
2018 7,201 12,38 74.750 15.869.974
2019 7,353 12,38 74.750 16.204.961
2020 7,503 12,38 74.750 16.544.355
2021 7,665 12,38 74.750 16.892.564
Total biaya 154.104.703

7. Biaya Pekerjaan Pemadatan Tanah Penutup Akhir

Diketahui :

a) Harga sewa alat Kompaktor per hari :

= Rp 598.000,00 (harga bahan 2011,Dep. PU Kota Mamuju)

Jadi harga sewa alat berat per jam adalah :

Rp 598.000,00
= = Rp 74.750,00
8 jam/ hari

b) Volume tanah penutup antara yang dipadatkan per hari :

= 1925 m3.

c) Produktivitas alat berat

= 20,63 m3/jam (hasil perhitungan)

Maka biaya untuk pekerjaan pemadatan tanah penutup akhir per

tahun adalah :

1925
= x Rp 74.750,00
20,63

61
= Rp 6.974.976,00

Jadi besarnya biaya yang digunakan pada pekerjaan pemadatan

tanah penutup akhir per tahun adalah sebesar Rp 6.974.976,00.

Untuk biaya pemadatan tanah penutup akhir pada tiap tahun dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.14. Tabel Biaya Pekerjaan Pemadatan Tanah Penutup Akhir

Vol. Tanah Harga Sewa Biaya per


Produktivitas
Tahun Akhir Alat per Jam Tahun
(m3/jam)
(m3/hari) (Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
2012 1925 20,63 74.750 6.974.976
2013 1974 20,63 74.750 7.152.521
2014 2015 20,63 74.750 7.337.312
2015 2060 20,63 74.750 7.464.130
2016 2100 20,63 74.750 7.609.064
2017 2150 20,63 74.750 7.790.233
2018 2200 20,63 74.750 7.971.401
2019 2250 20,63 74.750 8.152.569

Lanjutan tabel 4.14. Tabel Biaya Pekerjaan Pemadatan Tanah Penutup Akhir

(1) (2) (3) (4) (5)


2020 2300 20,63 74.750 8.333.737
2021 2350 20,63 74.750 8.514.905
Total biaya 77.300.848

4.5.3. Harga Material

1. Biaya Pembelian Kerikil

Diketahui :

a) Harga kerikil per m3 :

62
= Rp 112.000,00 (harga bahan 2011,Dep. PU Kota Mamuju)

b) Volume kerikil :

= 10619,93 m3 (hasil perhitungan)

Maka diperoleh biaya pembelian kerikil sebesar :

= 10619,93 x 112000

= Rp 1.189.432.160,00

Jadi biaya untuk pembelian kerikil adalah Rp 1.189.432.160,00. Untuk

biaya pembelian meterial yang lain dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.15. Biaya Pembelian Material

Volume Harga per m3


No Jenis Material Biaya (Rp)
(m3) (Rp)
1 Kerikil 10619,93 112.000 1.189.432.160
2 Tanah liat 35399,75 105.000 3.716.973.750
Biaya total 4.906.405.910

.7. BIAYA LAHAN ( HARGA LAHAN )

Harga lahan pada lokasi TPA sampah di Kampung Adi-adi Desa Botteng

Kec. Simboro Kab. Mamuju sebesar Rp 150.000,-/m2. Untuk luas lahan

pembangunan TPA direncanakan 10 ha, dan biaya harga kolam TPA

pembangunan adalah sebagai berikut :

Diketahui :

63
Harga lahan = Rp 150.000,-/m2

Luas lahan kolam = 504,27 X 104,40

= 52.645,788 m²

Sehingga harga lahan

= Rp 150.000,-/m2 x 52.645,788 m2

= Rp 7.896.868.200

Jadi biaya lahan ( harga lahan ) untuk pembangunan kolam TPA adalah

sebesar Rp 7.896.868.200

.8. REKAPITULASI ANGGARAN BIAYA

Tabel 4.16. Rekapitulasi Anggaran Biaya

No Aitem Pekerjaan Biaya (Rp)


1 Pekerjaan Kolam
1. Pekerjaan galian 690.282.562
2. Pengangkutan 127.181.819
3. Pemadatan
a) Tanah biasa 128.245.459
b) Kerikil 385.359.110
c) Tanah asli 128.245.519
d) Tanah liat 128.226.181
e) Tanah dasar 128.297.294
2 Pekerjaan Pengolahan Sampah
1. Penggusuran sampah 25.102.206
2. Pengangkutan tanah penutup 129.162.821
3. Pengangkutan tanah penutup antara 205.634.416
4. Pengangkutan tanah penutup akhir 171.886.890
5. Pemadatan tanah penutup 96.811.032
6. Pemadatan tanah penutup antara 154.104.703
7. Pemadatan tanah penutup akhir 77.300.848
3 Pembelian Material 4.906.405.910
Biaya total 7.482.286.770

64
BAB V

PENUTUP

.1. Kesimpulan

Dari hasil perhitungan produktifitas alat berat pada pekerjaan kolam

dan biaya lahan untuk tempat pelaksanaan pembangunan TPA sampah

dengan metode sanitary landfill di Kabupaten Mamuju dapat disimpulkan

bahwa :

1. Biaya lahan ( harga lahan ) untuk pelaksanaan pembangunan kolam

TPA sampah Rp 7.896.868.200

2. Biaya pekerjaan kolam TPA dengan menggunakan alat-alat berat

adalah sebesar Rp 7.482.286.770

.6. Saran – saran

Adapun saran – saran yang penulis dapat berikan adalah

diantaranya :

65
1. Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi untuk skala besar

sebaiknya digunakan alat-alat berat, hal ini dikarenakan untuk

memudahkan dalam mengerjakan pekerjaannya.

2. Perlu dilakukan pemilihan alat-alat berat baik dari segi jenis, ukuran,

maupun jumlah, sehingga dalam pelaksanaan suatu proyek dapat

berjalan dengan lancar.

3. Sebaiknya pemilihan lahan untuk pembangunan TPA jauh dari

pemukiman penduduk.

66

Anda mungkin juga menyukai