Anda di halaman 1dari 5

PROSES PERENCANAAN

DESAIN & RAB

I. Survey dan Pengukuran


Tahap sebelum survey :
1. Tentukan jadwal dan rencana survey.
2. Pelajati cara pengunaan format survey seperti SAP, VAP, MAP, take-of-sheet (TOS),
dan sebagainya.
3. Pelajari cara penggunaan alat yang akan digunakan seperti clinometer, kompas, dan
leveling.
4. Persiapan peralatan yang dibutuhkan seperti patok, palu, meteran, slang, clinometer,
kompas, bak ukur, format, alat tulis dan sebagainya.
5. Pembagian tugas personil yang akan turut dalam survey.

Tahap peninjauan lapangan:


1. Mengamati kondisi lingkungan.
2. Memilih tata letak konstruksi di lapangan.
3. Melihat tingkat kebutuhan pelayanan.

Tahap pemilihan konstruksi dengan prinsip :


1. Sedapat mungkin konstruksinya sederhana dan harganya murah.
2. Sebanyak mungkin menggunakan tenaga dan material lokal.
3. Dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat dengan biaya murah.
4. Kuat dan lahan lama.
5. Mudah dalam pengadaan/mobilisasi material, alat, dan tenaga.
6. Cocok dengan medan dan kondisi lokasi setempat.
7. Sesuai dengan kebutuhan pelayanan.

Tahap pengukuran dan survey detail dicatat kedalam format survey seperti SAP, VAP,
MAP dan TOS.
Hal-hal lain yang perlu di survey :
1. Gambaran lokasi dan iingkungan prasarana seperti pemukiman, sawah, jalan, sungai,
hutan dan sebagainya.
2. Situasi, lokasi dan tata letak prasarana meliputi ukuran letak prasarana,
ketinggian, ukuran, letak dengan bangunan lain, dan sebagainya
3. Kondisi lingkungan calon prasarana seperti: jenis tanah, kedalaman tanah keras,
topografi, air tanah, saluran air, material yang ada, dan sebagainva.
4. Akses masuk untuk mengangkut material dan peralatan.

[Type text]
II. Desain
Desain dilakukan berdasarkan hasil survey. Hal pokok dalam desain meliputi:
1. Menentukan tingkat pelayanan prasarana sesuai dengan kebutuhan seperti :
kekuatan, ukuran, umur rencana, dan sebagainya.
2. Menghitung dimensi konstruksi sesuai dengan tingkat pelayanannya.
3. Membuat sketsa hasil perhitungan.

Beberapa batasan desain dalam PNPM – Mandiri Perdesaan yang sangat perlu untuk
diperhatikan :
1. Jalan (untuk kendaraan 4 roda)
a. Lebar perkerasan jalan standar minimal 3 m
Kemiringan punggung jalan minimal 3%.
b.Lebar bahu jalan standar 1 m, minimal 0,5 m.
Kemiringan bahu jalan minimal 5%.
c. Lebar dan kedalaman selokan minimal 0,5 m.
d.Diameter gorong-gorong minimal 40 cm.

2. Jembatan
a. Panjang jembatan gelagar besi lantai kayu per bentang maksimal 16 m, karena
sulit dalam pengawasan sambungan.
b. Panjang jembatan beton (monolit & komposit) total maksimal 6 m, karena sulit
dalam pengawasan mutu beton dan kualitas pondasi.
c. Jembatan beton pra tekan tidak boleh dipergunakan karena sulit dalam
pengawasan pelaksanaan.

3. Air Bersih Sumur Dalam (Sumur Bor)


a. Harus ada data tentang sumber air di daerah ybs dari dinas terkait
b. Terdapat informasi debit air yang mencukupi pemanfaat secara kontinyu dari hasil
pengukuran peralatan yang dapat dipertanggungjawabkan
c. Jenis lapisan tanah dan kedalaman sumber air, berkaitan dengan kelayakan
pengeboran
d. Biaya yang berkaitan dengan hal tsb di atas menjadi tanggungjawab masyarakat

III. Gambar
Syarat gambar desain adalah jelas dan bermutu, agar pengawas lapangan dapat
mengimplementasikan dilapangan sesuai dengan maksud perancang. Gambar ini
diperlukan untuk menunjukkan lokasi jalan, trase jalan (jalur jalan yang dijadikan
proyek), cara konstruksi, jenis bahan dan volume bahan, selain itu juga dapat disesuaikan
dengan penjelasan seperti :
 Denah:
1. Titik awal proyek
2. Titik akhir proyek
3. Lokasi pemukiman di sekitar jalan
4. Sungai yang dilewati (bila ada)
5. Lokasi jalan lain disekitrnya
[Type text]
6. Penggunaan lahan disekitar jalan
7. Lokasi jembatan yang ada (dengan panjangnya)
8. Gorong-gorong atau jembatan yang dibutuhkan (dengan panjang jembatan)
9. Tempat yang ada masalah teknis, misalnya tanjakan, masalah drainase.

 Gambar Detail:
Digunakan untuk melihat bentuk, dimensi, bahan dan cara konstruksi semua bangunan
baru.
1. Tampang melintang yang tipikal digambar dengan skala besar untuk
memperlihatkan bentuk jalan, selokan pinggir, kemiringan tebing, dsb.
2. Detail perkerasan dan bahu
3. Detail gorong-gorong (termasuk bak pembuangan dan pemasukan)

Gambar yang harus dibuat ada beberapa macam yaitu:


1. Peta desa yang menunjukkan letak prasarana terhadap lingkungan makro.
2. Peta situasi yang menunjukkan layout prasarana dan posisi prasarana terhadap
Iingkungan mikro.
3. Gambar teknis meliputi gambar bangunan induk dan bangunan pelengkap yang
masing-masing terdiri dari gambar tampak, potongan, detail, ukuran, jenis bahan,
dan spesifikasi khusus (misal : perbandingan campuran beton), dan kondisi existing.
4. Gambar tipikal dipakai untuk konstruksi berbentuk sama di beberapa tempat
berbeda. Kelengkapan gambar tipikal harus sama dengan kelengkapan gambar teknis
pada no 3.
5. Gambar teknis dan gambar tipikal harus dapat dipakai sebagai acuan dan petunjuk
yang jelas dalam pelaksanaan di lapangan.
6. Gambar lebih baik sederhana namun jelas serta mudah dimengerti.

IV. Perhitungan Pekerjaan


Volume pekerjaan dihitung berdasarkan gambar yang telah dibuat dan hasil survey,
dengan langkah sebagai berikut :
1. Menghitung volume pekerjaan menurut jenisnya
2. Menghitung kebutuhan bahan, tenaga, dan alat, setiap satuan jenis pekerjaan.
Hasil perhitungan ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk menghitung
kebutuhan bahan, tenaga dan alat untuk seluruh pekerjaan.
Perhitungan bahan, tenaga dan alat menggunakan :
- Petunjuk teknis PPL
- Analisa BOW
- Analika K
- Pedoman lain yang dapat dipertanggungjawabkan
3. Menghitung waktu peiaksanaan.
4. Mengisi Form Analisa Masalah Dampak Lingkungan.

V. Survey Sumber Material


Sumber material lokal yang ada di wilayah kecamatan wajib di survey oleh FT untuk
menemukan layak atau tidaknya material tersebut dipergunakan dan seberapa besar
deposit yang ada. Material yang dinilai memenuhi syarat oleh FT perlu diambil sebagai
[Type text]
contoh dan untuk ditunjukkan pada TPK.
VI. Survey Harga
Sebelum menghitung RAB, KPMD, Kader Teknis dan TPK melakukan survey harga bahan,
tenaga kerja khusus, dan peralatan. Hasil survey harga yang dilakukan harus diperiksa FT
dan dipantau kelayakannya oleh Fas. Teknik Kab. pada saat memeriksa desain dan RAB.
Hasil survey harga tersebut merupakan salah satu dasar untuk menghitung RAB. Prinsip
dan pemilihan bahan / tenaga kerja khusus/ alat adalah yang harganya paling murah
namun kualitasnya cukup memenuhi syarat.

VII. Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Terdiri dari tiga bagian yaitu : Bahan, Alat, dan tenaga.
 Bahan
Kebutuhan bahan merupakan jumlah dari keseluruhan bahan dan ongkos pengangkutan
yang harus dibeli oleh proyek, tidak termasuk yang dikumpulkan oleh masyarakat.
 Alat
Termasuk semua alat yang harus dibeli atau disewa. Alat yang disewa termasuk
pengeluaran untuk operator alat, bahan baker, pengangkutan, dll. Untuk alat yang
dibeli sebaiknya yang bermutu agar dapat dipakai untuk pemeliharaan.
 Tenaga
Termasuk seluruh pekerja biasa dan tukang yang dibutuhkan. Dapat diperkirakan
bahwa 1/3 dari HOK gorong-gorong diperlukan untuk pekerjaan tukang batu.

Untuk menghitung RAB dibutuhkan :


1. Hasil perhitungan kebutuhan bahan, tenaga, dan a!at untuk setiap jenis pekerjaan.
2. Harga bahan, tenaga, dan alat (baik beli atau sewa), yang didapat dari hasil survey.
3. Biaya umum per desa (bukan per kegiatan) adalah untuk honor TPK dan
OP-TPK. Besarnya biaya tersebut setiap desa sebesar 3% dari alokasi dana
bantuan ke desa.
Nilai RAB didapat dari hasil penjumlahan perkalian antara kebutuhan bahan. tenaga, dan
alat dengan harga hasil survey, kemudian ditambah dengan biaya umum.
Pengadaan bahan yang dikumpulkan atau diadakan melalui kegiatan padat karva
masvarakat desa dicantumkan pada kolom upah, bukan kolom bahan. Dengan demikian
jumlah HOK di RAB harus dipisahkan antara HOK konstruksi dan HOK pengadaan bahan.
Formulir Komitmen Sumbangan Masyarakat harus sudah diisi berdasarkan hasil
musvawarah di desa. Jika terdapat sumbangan dari masyarakat yang berpengaruh pada
besarnya dana untuk kegiatan prasarana dapat diperhitungkan dan dimasukkan ke dalam
RAB, sehingga dapat terlihat porsi dana PNPM - Mandiri Perdesaan dan porsi sumbangan
masyarakat untuk kegiatan prasarana.
VIII. Penggunaan Dana Kegiatan Prasarana
1. Dana yang telah dialokasikan untuk kegiatan prasarana tidak dapat dikurangi atau
ditambah oleh/untuk alokasi dana kegiatan non-prasarana.
2. Bila terjadi kekurangan dana dapat dilakukan revisi, jika revisi tidak mungkin harus
ditambah dengan swadaya. Sebaliknya biia terjadi ada sisa dana tidak boleh
dilimpahkan ke kegiatan lain, tapi harus tetap digunakan untuk penyempumaan dan
atau penambahan kegiatan prasarana.
3. Dana untuk kegiatan prasarana tidak dapat digunakan untuk membayar ganti rugi.
Masalah ganti rugi harus diselesaikan oleh dana masyarakat sendiri.

[Type text]
[Type text]

Anda mungkin juga menyukai