NAMA ANGGOTA:
-Ahmad Wildan
-Deana Zahra
-Denis Pratama
-Vira Rizky Lestari
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat
mengetahui informasi mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dan Kabupaten,
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun
oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dan Kabupaten”
yang menjelaskan bagaimana Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru Geografi yang telah membimbing
penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
DAFTAR ISI
a. Substansi Materi
Produk dokumen baru RTRW Kabupaten Majalengka yang disusun harus mencakup
aspek-aspek sebagai berikut:
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M2009, maka produk
akhir RTRW has penyesuaian harus mencakup materi sebagai berikut:
b. Substansi Proses
Penyusunan Revisi RTRW Kabupaten Majalengka dalam rangka pembangunan Bandara
Internasional Jawa Barat di Majalengka mencakup kegiatan sebagai berikut;
-Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RP.PD) dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD);
-Acuan dalam pemanfaatan ruang atau pengembangan wilayah kabupaten Acuan untuk
mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kabupaten
-Acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten yang dilakukan pemerintah, masyarakat
dan Pedoman untuk penyusunan rencana rincitata ruang di wilayah kabupaten Dasar
pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan atau pengembangan wilayah kabupaten
yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif
serta pengenaan sanksi.
-Acuan dalam administrasi pertanahan
1.5. METODOLOGI
Dalam pekerjaan Penyusunan Revisi RTRW Kabupaten Majalengka dilakukan
menurut metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sekaligus sebagai
acuan pengendalian dan pemantauan pekerjaan, yaitu :
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pemanfaatan pertanian lahan basah dan lahan lening potensial dalam penyerapan
tenaga kerja dan mata pencaharian utama penduduk serta hashasinya memiliki nilai
tambah tinggi, dan pasar domestik hasil hasil produkal pertanian cukup tinggi
(diperkirakan jumlah penduduk tahun 2030, sebanyak 1,6 juta) dan mudahnya pemasaran
hashasinya. Sebagian wilayah Kabupaten Majalengka didominasi oleh kegiatan lahan
sawah, dan sebagian telah dilayani deh sistem irigasi (tidak tergantung terhadap musim)
yang terkonsentrasi di Bagian Utara. Sementara pertanian lahan kering terkonsentrasi di
bagian Selatan.
4. Petemakan sangat potensial dalam menyerap tenaga kerja dan mata pencaharian utama
penduduk Kabupaten Majalengka. Hasil petemakan memiliki nilai tambah dan pasar
domestik yang cukup tinggi (diperkirakan jumlah penduduk tahun 2030 sebanyak 1,6 juta
orangi serta pengelolaarinya pun tidak memerlukan waktu yang lama. Kegiatan
petemakan tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Majalengka.
5. Pemanfaatan industri sangat potensial dalam menyerap tenaga kerja dan mata
pencaharian utama penduduk Kabupaten Majalengka. Sementara itu, konsentrasi Industri
besar terdapat di kecamatan Dawuan, Jatujuh, Jatiwangi, Kadpaten Sumberjaya,
Majalengka, Sindangwangi, dan Bantanujeg. Industri sedang hampir tersebar merata,
yaitu di Kecamatan Dawuan, Jawangi, Kadipaten, Ligung, Sumberjaya Cigasong,
Leuwimunding, Majalengka, Palasah, Rajagath, Sukahaji Sindangwangi, dan Cikijing
6 . Pemanfaatan pertambangan dan galan sangat potensial dalam menyerap tenaga kerja
dan mata pencaharian utama penduduk yaitu logam, batu, pasir, dan lempung Di
Kabupaten Majalengka terdapat pua potensi emas di Gunung Wangi Maja, Komplek
Gunung Embe, Sungai Cisuluhan dan anak sungainya, serta Gurung Haur, Perbukitan
Inten. Sementara itu, potensi tambang lainnya, yalu terdapatnya batu gamping di Kec.
Majalengka dan Maja. Terdapat potensi batuan beku di Kec Leuwmunding.
Sindangwangi, Sukahaj, Majalengka, Maja Argapura, Talaga, Bantarujeg, Sukahak dan
terdapat batu pasir di Kecamatan Maja.
7. Hutan Indung di Kabupaten Majalengka, yaitu kawasan dengan skor > 175 yang
memiliki fungsi sebagai daya dukung dan daya tampung lingkungan serta berfungsi juga
untuk menjaga resapan air hujan dan pengendalian lingkungan. Kawasan ini memiliki
bentang alam (panorama) yang indah, sehingga potensial untuk pengembangan pariwisata
di Tengah dan Selatan Kabupaten Majalengka.
9. Kabupaten Majalengka merupakan wilayah yang kaya akan keberadaan objek wisata.
Dapat didentifikasi pula, bahwa sektor wisata mempunyai multiplier effect tinggi. Objek
wisata di Kabupaten Majalengka antara lain situ, hutan Indung makam keramat, patlasan,
curug, tempat rekreasi dan kolam renang, peninggalan sejarah, gunung batu, dan lain-lain.
10. Kabupaten Majalengka dilalui oleh jalan status Negara, Provinsi dan cukup
tersebarnya jalan status Kabupaten. Selain jaringan jalan, potensi transportasi juga
terdapat delapan terminal yang melayani rute di dalam kota kecamatan dan melayani
antar-kecamatan maupun antar-kota serta telah memiliki jalur penerbangan.
11. Potensi prasarana ingasi hampir di seluruh bagian wilayah Utara telah terdayani dan
terdapat sunga-sungai besar dan anak-anak sungai yang dapat menjadi sumber pengairan
yang memiliki ketersediaan air dan sumber mata air yang melimpah. Tercatat debit air
sungai maksimal adalah 8.179,75 Liter /detik (ting), dan debit air danau (waduk)
maksimul adalah 2.200 Liter detik (tinggi).
12. Kabupaten Majalengka telah telayani oleh jaringan telekomunikasi, listrik dan
pelayanan pas. Salah satu bentuk pelayanan telekomunikasi yaitu dengan adanya jaringan
telekomunikasi nirkabel. Sementara itu, jaringan listrik telah dapat melayani hampir dan
atau sebagian besar Wilayah Kabupaten Majalengka serta Jaringan pos juga telah dapat
melayani seluruh Wilayah Kabupaten Majalengka.
13. Berdasarkan kajian analisis TPA saat ini di Desa Heuluet Kecamatan Panyingkiran
masih dapat menampung timbunan sampah untuk 5-10 tahun mendatang serta kelebihan
lainnya yaitu sampah dapat memiliki nilai ekonomi dengan timbulnya aktivitas pemulung
di sekitar TPA. Selain menu TPA sendri Kabupaten Majalengka telah dapat memenuhi
pelayanan persampahan di tempat-tempat umum.
14. Potensi sarana, yaitu sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan, dan lain-lain telah
dapat menjangkau seluruh kecamatan Terdapat dua rumah sakit umum daerah, yaitu
Cideres, dan Majalengka serta terdapat enam Perguruan Tinggi yang berada di Kabupaten
Majalengka.
15. Dari sektor pendapatan daerah tercatat pertumbuhan PAD mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun dengan kontribusi PAD paling tinggi bersumber dan pajak dan
retribusi. Hal ini pula dimbang dengan Investasi swasta yang mengalami peningkatan
setiap tahunnya baik domestik maupun regional.
16. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Majalengka dan orgainsasi non
pemerintah (LSM, Organisasi poltik dan Ormas) cukup baik keterlibatannya dalam
pembangunan.
2. Permasalahan pengembangan pertanian lahan basah, dapat dilihat dari produksi dan
kualitasnya yang belum optimal. Salah satu yang dapat menjelaskan pemyataan tersebut
yaitu penanaman lahan sawah (pad) masih menggunakan sistem tadah hujan atau 1 kall
panen dalam setahun, hal ini banyak terjadi di Bagian Selatan. Selain hal tersebut di atas,
penjelasan lainnya, adalah lahan sawah selap tahunnya berkurang 0.07% dan rata-rata
produksi pad (gabah) 3-4 Ton/Hatahun (di bawah standar 6-7 Ton/Thn) serta rendahnya
harga hasil pertanian lahan basah (domestk dan ekspor), hal ini persuit dengan tingginya
harga pupuk.
3. Produksi dan kualitas pertanian lahan kering masih belum optimal. Dapat didentkasi
terjadinya kondisi tersebut akibat pemasaran hasil-hasil pertanian tahan kering belum
jelas, nilai dan harga has-hasil berfluktuatif serta harga pupuk yang tinggi. Kondisi ini
pula yang dapat menjelaskan kecilnya mint masyarakat untuk mengelola hasil-hasil
pertanian lahan kering di samping persoalan pemanfaatan teknologi lahan kering yang
masih terbatas. Kondisi ini, merupakan penyebab berkurangnya pemanfaatan lahan kering
setiap tahun di Kabupaten Majalengka dan hasilnya hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan
sendin (bukan sektor basis).
12. Permasalahan dalam pengembangan infrastruktur jalan, yaitu panjang dan luas jalan
saat ini belum mencapai standar, dan terjadi kemacetan di beberapa ruas jalan, terutama
di Kadipaten dan Majalengka yang merupakan wilayah dengan aktivitas tinggi. Persoalan
lainnya akses Tengah-Selatan Kabupaten Majalengka masih relatif terbatas, hal ini
apabila terjadi atau terputusnya jaringan jalan yang ada saat ini (melalui jalur Maja),
maka aktivitas dan hubungan Tengah-Selatan akan sangat terganggu yaitu berupa
terputusnya aktivitas sosial-ekonomi wilayah. Selain itu, terminal lintas Kadipaten sudah
tidak layak penggunaannya dan tidak dapat memenuhi persyaratan, sehingga memicu
tumbuh berkembangnya terminal bayangan Sementara itu persoalan dari pembangunan
Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajat memerlukan lahan yang luas dan dapat
mengalih fungsikan tanah pertanian yang ada.
16. Permasalahan pengelolaan sampah, yaitu TPA yang ada sulit dijangkau olen wilayah
di bagian Selatan jalan akses ke TPA relatif sempit, belum optimalnya pengelolaan
sampah oleh pemerintah serta belum adanya kesadaran masyarakat untuk memisahkan
sampah basah dan sampah kering.
17. Permasalahan pelayanan sarana, yaitu sarana pendidikan dan kesehatan belum dapat
memenuhi standar Persoalan lainnya yaitu tenaga pendidik dan tenaga medis belum
memadai apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk serta Rumah Sakit Umum
Daerah belum terdapat dibagian selatan.
18. Permasalahan pada APBD, yaitu terbatasnya anggaran sehingga suit memenuhi
seluruh kepentingan pembangunan. Belanja pembangunan (pelayanan publik) belum
efektif dan efesien, hal ini mengingat masih rendahnya capaian tolok ukur masukan
(input), keluaran (output), hasil (result), manfaat (benefit) dan dampak (Impact).
Persoalan lainnya adalah adanya pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat perlu
dikuti dengan pembangunan infrastuktur pendukungnya yang merupakan kewenangan
dan dibiayai oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka yang tentunya
membutuhkan biaya yang cukup tinggi.
1. Pamintaan pasar ekspor untuk hasil hutan produksi (kayu, di) relatif tinggi, tentama
wilayah perkotaan Terbukanya pasar intemasional untuk hasil-hasil hutan produksi
dengan adanya pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajat. Kondisi
tersebut secara otomatis dapat meningkatkan nilai dan harga hasi-hasi hutan produksi
menjadi tinggi.
3. Peluang pengembangan industri, yaitu cukup tersedianya tenaga kerja dan terdapat
lahan yang sesuai untuk pembangunan industi serta ketersediaan potensi bahan baku
industri di wilayah sendiri. Peluang lainnya, yaitu terbukanya pasar intemasional untuk
hasil-hasil industri dengan adanya pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat di
Kertajati.
7. Peluang yang dapat dijadikan sebagai alat untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi
sesuai dengan kebutuhan, yaitu terdapatnya sumber daya pendukung ekonomi singgi
seperti air, tanah, intrastatur. Di samping itu peluang penyediaan lapangan pekerjaan pada
sektor pertanian cukup tinggi. Hal yang dapat mendukung terciptanya stabilitas ekonomi,
antara lain pendapatan per kapita rata-rata Kabupaten Majalengka di atas rata-rata
pendapatan per kapita Provinsi Jawa Barat Peluang lainnya, adala pembangunan Bandara
Internasional Jawa Barat dan jalan tol yang akan signifikan meningkatkan PDRB dan
LPE.
9. Peluang pembangunan sarana dan prasarana wilayah, baik dan kebijakan dan program
Pemerintah Pusat (Nasional) maupun Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat cukup
memberikan dorongan yang besar terhadap terciptanya pembangunan sarana dan
prasarana wilayah tersebut.
Wilayah merupakan bagian bumi yang bisa dibedakan melalui karakteristik tertentu
dari bagian permukaan bumi lainnya. Karena memiliki ciri tersendiri, maka setiap
wilayah dapat dibedakan dengan wilayah lainnya menurut aspek-aspek geografinya.
Contohnya, wilayah pantai akan berbeda dengan wilayah pegunungan.
Tata ruang berkaitan erat dengan konsep pengembangan wilayah. Penataan ruang
memiliki peran penting dalam penyelenggaraan pembangunan dan upaya mewujudkan
pembangunan berkelanjutan. Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan bahwa Dalam
dokumen Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2013 dijelaskan bahwa
tujuan penataan ruang Kabupaten Majalengka yaitu mewujudkan Kabupaten sebagai
kawasan agribisnis, pariwisata, industri yang produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Dinamika perubahan baik internal maupun eksternal telah mendorong untuk segera
menyesuaikan rencana tata ruang wilayah dalam rangka mengantisipasi perkembangan
kegiatan pembangunan, khususnya di Kabupaten Majalengka.
Dinamika perkembangan tersebut di antaranya rencana pembangunan infrastruktur
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan rencana pembangunan aerocity di
Kecamatan Kertajati, kawasan Gunung Ciremai menjadi Taman Nasional Gunung
Ciremai (TNGC), rencana pembangunan tol Cisumdawu, rencana pembangunan jalur KA
Rancaekek – Tanjungsari – Cirebon, pengembangan lokasi agribisnis, pengembangan
pariwisata, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
https://roboguru.ruangguru.com/forum/kesimpulan-materi-konsep-konsep-wilayah-dan-
tata-ruang_FRM-IYI9FFTP
https://2.bp.blogspot.com/-akmkNTQHOnQ/WF6DX71RUJI/AAAAAAAACi4/
KyB4mautg9EbVuAiovRDtesEc-iztXY6gCLcB/s4600/majalengka.png
https://www.slideshare.net/BaiqSeptimaulida/bab-1-pendahuluan-pebaikan-tgl-25-meidoc
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Majalengka
https://peta-hd.com/peta-kabupaten-majalengka/
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/203658/perda-kab-majalengka-no-11-tahun-
2011