Laporan Akhir ini menjelaskan, mengenai Latar Belakang, Maksud, Tujuan & Sasaran,
Dasar Hukum, Ruang Lingkup serta Sistematika Pembahasan dalam Penyusunan Revisi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari.
BAB I - 1
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
keseimbangan pembangunan wilayah kabupaten, sebagai pedoman penyusunan rencana rinci tata
ruang serta dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah
kabupaten.
Mengingat pentingnya RTRW Kabupaten sebagai dokumen yang memadukan pembangunan
wilayah kabupaten, menyerasikan pembangunan wilayah kabupaten dengan wilayah sekitarnya serta
menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kabupaten yang berkualitas, maka Kabupaten Manokwari
merasa perlu untuk menyusun RTRW yang sesuai dengan dinamika perubahan dan isu strategis
wilayah.
Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, bahwa
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dilakukan 1 kali dalam 5 tahun.
Peninjauan Kembali terhadap RTRW Kabupaten Manokwari yang telah dilaksanakan, merupakan
suatu bentuk upaya evaluasi terhadap RTRW Kabupaten Manokwari.
Revisi terhadap rencana tata ruang dilakukan bukan untuk pemutihan terhadap penyimpangan
pelaksanaan pemanfaatan ruang. Berdasarkan penjelasan di atas maka diperlukan kegiatan
Penyusunan Revisi RTRW Kabupaten Manokwari yang mengacu pada Peraturan Menteri Agraria
Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2021
Tentang Tata cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi, Dan Penerbitan Persetujuan Substansi
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, Dan Rencana Detail Tata Ruang serta
terkait pemetaan disesuaikan dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pedoman Penysunan Basis Data Peta Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota.
Gambar 1. 1 Kerangka Latar Belakang Revisi RTRW Kabupaten Manokwari
BAB I - 2
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
pengembangan kawasan menjadi pedoman bagi tertib pembangunan dan tertib pengaturan ruang
secara rinci. Bagi pemerintah akan menjadi acuan dalam pemberian perijinan bagi masyarakat dan
pihak swasta merupakan acuan dalam pengembangan dan perencanaan pada kawasan kota tersebut.
Diatas adalah kerangka latar belakang perlunya Revisi RTRW Kabupaten Manokwari dapat dilihat
pada gambar 1.1.
1.2.1. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah Tersusunnya dokumen Revisi RTRW Kabupaten Manokwari
Tahun 2021-2041 yang terdiri dari laporan akhir, Materi Teknis (Naskah Akademis), Draft Peraturan
Daerah Revisi RTRW dan Peta (Peta Dasar, Tematik dan Rencana).
1.2.2. Sasaran
Adapun sasaran dari Penyusunan Revisi Dokumen RTRW Kabupaten Manokwari adalah
sebagai berikut:
1. Sinkronisasi hasil Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Manokwari;
2. Mengidentifikasi dan menganalisis data terkini, dinamika perubahan serta isu strategis
baik yang terjadi pada wilayah perencanaan maupun sekitar wilayah perencanaan;
3. Merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang;
4. Menganalisis dan merencanakan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang
kabupaten;
BAB I - 3
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 4
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 5
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
20. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui
pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
21. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang
yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
22. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai
dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
pembiayaannya.
23. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.
24. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat
diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
25. Kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang adalah kesesuaian antara rencana kegiatan
pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang.
26. Persetujuan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang adalah dokumen yang menyatakan
kesesuaian antara rencana kegiatan pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang selain RDTR.
27. Rekomendasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang adalah dokumen yang menyatakan
kesesuaian rencana kegiatan pemanfaatan ruang yang didasarkan pada kebijakan nasional yang
bersifat strategis dan belum diatur dalam rencana tata ruang dengan mempertimbangkan asas
dan tujuan penyelenggaraan penataan ruang.
28. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang
batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
29. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.
30. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
31. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan
atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya
buatan.
32. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumber daya alam, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
33. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
34. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan perkotaan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa Distrik.
35. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala Distrik atau beberapa desa.
36. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.
37. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada
wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam
tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan
sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
38. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
BAB I - 6
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di
atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
39. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
40. Jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau
kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.
41. Jalan nasional adalah merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan
primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.
42. Jalan provinsi adalah merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota
kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi
43. Jalan kabupaten adalah merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak
termasuk pada jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten
dengan ibukota Distrik, antar ibukota Distrik, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal,
antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam
wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
44. Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan
sekunder.
45. Sistem jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan
menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.
46. Sistem jaringan jalan sekunder adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan
distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.
47. Jalan arteri adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara
berdaya guna.
48. Jalan arteri primer adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antar pusat kegiatan
nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah.
49. Jalan arteri sekunder adalah jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan
sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu, atau kawasan
sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua.
50. Jalan kolektor adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi
dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk
dibatasi.
51. Jalan kolektor primer adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara pusat
kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan wilayah, atau antara pusat
kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal.
52. Jalan kolektor sekunder adalah jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan
kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.
53. Jalan lokal adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
54. Jalan lokal primer adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan
nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan
lingkungan, antar pusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan
BAB I - 7
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 8
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 9
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
88. Stasiun kereta api adalah tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta api.
89. Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati
yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang
lainnya tidak dapat dipisahkan.
90. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau ditetapkan oleh Pemerintah
untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
91. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan
system penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi,
mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
92. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil
hutan.
93. Lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai suatu lingkungan fisik yang meliputi
tanah beserta segenap faktor yang mempengaruhi penggunaannya seperti iklim, relief, aspek
geologi, dan hidrologi yang terbentuk secara alami maupun akibat pengaruh manusia.
94. Lahan pertanian adalah bidang lahan yang digunakan untuk usaha pertanian.
95. Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah wilayah budi daya pertanian terutama pada
wilayah perdesaan yang memiliki hamparan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan/atau
hamparan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan serta unsur penunjangnya dengan
fungsi utama untuk mendukung kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.
96. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk
dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi
kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.
97. Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah lahan potensial yang dilindungi
pemanfaatannya agar kesesuaian dan ketersediaannya tetap terkendali untuk dimanfaatkan
sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan pada masa yang akan datang.
98. Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah sistem dan proses dalam
merencanakan dan menetapkan, mengembangkan, memanfaatkan dan membina,
mengendalikan, dan mengawasi lahan pertanian pangan dan kawasannya secara berkelanjutan.
99. Hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan
florikultura, termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman air yang berfungsi sebagai
sayuran, bahan obat nabati, dan/atau bahan estetika.
100. Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau
media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan
jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta
manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
101. Peternakan adalah segala urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik, benih, bibit dan/atau
bakalan, pakan, alat dan mesin peternakan, budi daya ternak, panen, pascapanen, pengolahan,
pemasaran, dan pengusahaannya.
102. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai
dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
103. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
BAB I - 10
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
104. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun
perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya
pemenuhan rumah yang layak huni.
105. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana
pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.
106. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik
berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan.
107. Perdagangan adalah kegiatan usaha transaksi barang atau jasa seperti jual-beli, sewa beli, sewa
menyewa yang dilakukan secara berkelanjutan dengan tujuan pengalihan hak atas barang atau
jasa dengan disertai imbalan atau kompensasi.
108. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/atau
memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai
tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
109. Kawasan Peruntukan Industri adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan
Industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tata guna tanah yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
110. Kawasan Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki
potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau
lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya
alam, daya dukung lingkungan hidup serta pertahanan dan keamanan.
111. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang
berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi
sasaran atau tujuan kunjungan wisata.
112. Kawasan peruntukan pertambangan adalah wilayah yang memiliki potensi sumber daya bahan
tambang yang berwujud padat, cair, atau gas berdasarkan peta/data geologi dan merupakan
tempat dilakukannya sebagian atau seluruh tahapan kegiatan pertambangan yang meliputi
penelitian, penyelidikan umum, eksplorasi, operasi produksi/eksploitasi dan pasca tambang,
baik di wilayah daratan maupun perairan, serta tidak dibatasi oleh penggunaan lahan, baik
kawasan budidaya maupun kawasan lindung.
113. Kawasan pertahanan keamanan adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
kepentingan kegiatan pertahanan dan keamanan.
114. Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya,
dan/atau lingkungan serta merupakan bagian tidak terpisahkan dari rencana tata ruang wilayah
provinsi.
115. Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau lingkungan serta merupakan bagian tidak terpisahkan dari rencana tata ruang
wilayah kabupaten.
116. Administrasi pertanahan adalah pemberian hak, perpanjangan hak, pembaruan hak, peralihan
hak, peningkatan hak, penggabungan hak, pemisahan hak, pemecahan hak, pembebanan hak,
izin lokasi, izin perubahan penggunaan tanah, serta izin penunjukan dan penggunaan tanah.
117. Indikasi program utama jangka menengah lima tahunan adalah petunjuk yang memuat usulan
program utama, lokasi, besaran, waktu pelaksanaan, sumber dana, dan instansi pelaksana dalam
BAB I - 11
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
rangka mewujudkan ruang kabupaten yang sesuai dengan rencana tata ruang.
118. Ketentuan umum peraturan zonasi sistem kabupaten adalah ketentuan umum yang mengatur
persyaratan pemanfaatan ruang/penataan kabupaten dan unsur-unsur pengendalian pemanfaatan
ruang yang disusun untuk setiap klasifikasi peruntukan/fungsi ruang sesuai dengan RTRW
kabupaten.
119. Insentif adalah perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan
yang sejalan dengan rencana tata ruang.
120. Disinsentif adalah perangkat atau upaya untuk mencegah, membatasi pertumbuhan atau
mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.
121. Arahan sanksi adalah arahan untuk memberikan sanksi bagi siapa saja yang melakukan
pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
122. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.
123. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang, termasuk masyarakat hukum adat,
korporasi dan/atau pemangku kepentingan non pemerintah lain dalam penyelenggaraan
penataan ruang.
124. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
125. Forum penataan ruang adalah wadah di tingkat pusat dan daerah yang bertugas untuk
membantu pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan memberikan pertimbangan dalam
penyelenggaraan penataan ruang.
126. Kepentingan umum adalah kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan
oleh pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
BAB I - 12
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 13
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 14
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
55. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2018 tentang Kerja Sama Daerah;
56. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
57. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
58. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
59. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup;
60. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Analisis
Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata
Ruang;
61. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Kriteria Teknis
Kawasan Budidaya;
62. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika, Nomor 02/PER/M.KOMINFO/03/2008
tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi;
63. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
64. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri pekerjaan, Menteri Komunikasi dan
Informatika dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 18 Tahun 2009; Nomor
07/PRT/M/2009; Nomor 19/ PER/M.KOMINFO/03/2009, Nomor 3/P/2009 tentang Pedoman
Pembangunan Dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi;
65. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) di Wilayah Perkotaan/Kawasan Perkotaan;
66. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang Wilayah;
67. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/Per/M.Kominfo/01/2010 Tentang
Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 7 Tahun 2015;
68. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pedoman Revitalisasi
Kawasan;
69. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemanfaatan dan
Penggunaan Bagian-Bagian Jalan;
70. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan
Sampah;
71. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum
Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
72. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Jalan Khusus;
73. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan
dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan;
74. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima;
BAB I - 15
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
75. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penegasan Batas Daerah;
76. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penetapan
Fungsi Jalan dan Status Jalan;
77. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup;
78. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;
79. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2014 tentang Pedoman Pemanfaatan
Ruang di Dalam Bumi;
80. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Penetapan Garis Sempadan Jaringan Irigasi;
81. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Penggunaan Sumber Daya Air;
82. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2015 tentang
kriteria dan penetapan status Daerah Irigasi
83. Peraturan Menteri ESDM 18 tahun 2015 Tentang Ruang Bebas Dan Jarak Bebas Minimum
Pada SUTT, SUTET DAN SUTTAS;
84. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28 Tahun 2015 tentang
Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau;
85. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 37 Tahun 2015 tentang Izin
Penggunaan Air Dan/Atau Sumber Air;
86. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 75 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas;
87. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;
88. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 11 tahun 2021 Tentang Tata cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi,
Dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten,
Kota, Dan Rencana Detail Tata Ruang;
89. Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) dan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang;
90. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Basis Data Peta Peta Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota Serta Peta Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota;
91. Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 15 Tahun 2021 tentang Koordinasi
Penyelenggaraan Penataan Ruang.
92. Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 04 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Papua Barat; dan
93. Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Manokwari Tahun 2013-2033.
BAB I - 16
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
Secara geografis wilayah Kabupaten Manokwari terletak diantara kepala burung Pulau Papua
pada posisi di bawah garis khatulistiwa antara 132°35´ - 134°45´ Bujur Timur, dan 0°15´ - 3°25´
Lintang Selatan. Sejak tahun 2013 Kabupaten Manokwari mengalami pemekaran menjadi tiga
kabupaten yaitu Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan dan Manokwari Pegunungan
Arfak. Selain terjadi pemekaran, terdapat empat distrik yang bergabung dengan Kabupaten
Tambrauw. Oleh karenanya di tahun 2013 jumlah distrik yang semula 29 buah berkurang menjadi
sembilan (9) distrik.
Adapun batas administrasi Kabupaten Manokwari adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Samudera Pasifik
Sebelah Selatan : Kabupaten Pegunungan Arfak dan Manokwari Selatan
Sebelah Barat : Kabupaten Tambrauw
Sebelah Timur : Samudera Pasifik
Wilayah perencanaan dari kegiatan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
BAB I - 17
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 18
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 19
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 20
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 21
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 22
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 23
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 24
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
Pembukaan
Frasa Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-Undangan
Konsiderans
Dasar Hukum
Diktum
Batang Tubuh
Ketentuan Umum
Materi Pokok yang Diatur
Ketentuan Pidana (jika diperlukan)
Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)
Ketentuan Penutup
Penutup
Penjelasan (jika diperlukan)
Lampiran (jika diperlukan)
Seminar/Konsultasi Publik
Seminar/Konsultasi Publik dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh
pemangku kepentingan dalam penyusunan revisi RTRW yang dapat memberikan masukan-
masukan bagi kesempurnaan penyusunan revisi RTRW Kabupaten Manokwari. Kegiatan
konsultasi publik harus disertai ddengan penyusunan Berita Acara Konsultasi Publik yang
nantinya akan digunakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh persetujuan substansi atas
Raperda Revisi RTRW di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN.
Berita Acara Asistensi Peta Dasar di Badan Informasi Geospasial (BIG)
Asistensi peta di BIG merupakan proses untuk memperoleh Rekomendasi BIG atas peta
lampiran Raperda Revisi RTRW.
BAB I - 25
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
Rencana Tata
Ruang Wilayah Sinkronisasi Dan
Muatan Revisi
Nasional Keterkaitan Dengan
No RTRW Provinsi Papua Barat
(PP No. 13 Tahun Wilayah
Tahun 2021
2017 Tentang Perencanaan
RTRWN)
Rencana Struktur
1.
Ruang:
PKW Manokwari PKW Manokwari Masukan dalam
skenario dan
PKSN Manokwari (Kab. Manokwari) perumusan rencana
struktur ruang
Jaringan
Transportasi
Jalan arteri berupa Jalan Arteri Primer (JAP): Masukan dalam
Snopy (Kab. Tambrauw) - Kebar (Kab. analisa struktur
Tambrauw) – Prafi (Kab. Manokwari); internal kawasan
Prafi - Warmare – Maruni (Kab. Manokwari); Masukan dalam
Pelabuhan Maruni - Bts. Kota Manokwari; analisa dan
Angkutan Jln. Siliwangi (Manokwari); arahan seluruh
Penyebrangan Jln. Yos Sudarso (Manokwari); jaringan
Manokwari Jln. Merdeka (Manokwari); kabupaten yaitu:
Jln. Trikora (Manokwari); jaringan
Jln. Drs. Esau Sesa (Manokwari); transportasi,
Jln. Sudirman (Manokwari); energi,
telekomunikasi,
Maruni (Manokwari) – Oransbari (Mansel);
SDA dan
Jalan Kolektor, terdiri atas: Prasarana
Arfai – Pami (Manokwari); Lainnya
Bts. Kota Manokwari – Sibuni; Masukan dalam
Jln. Poros Susweni (Manokwari); skenario dan
Jln. Amban Pantai (Manokwari); perumusan
Jln. Pasir Putih (Manokwari); rencana struktur
Jln. Brawijaya (Manokwari); ruang
Jln. Gunung Salju (Manokwari);
Jln. Reremi Puncak (Manokwari);
Jln. Lingkar RS Provinsi Papua Barat
(Manokwari);
Jln. Reremi Permai (Manokwari);
Pelabuhan
Jln. Sujarwo Condronegoro (Manokwari);
Pengumpul
Jln. Pahlawan (Manokwari);
Manokwari
Jln. Lingkar Teluk Sawaibu (Manokwari);
Jln. Pasir (Manokwari);
Jln. Soribo (Manokwari);
Jln. Sowi Gunung (Manokwari);
Jln. Lingkar Pulau Mansinam (Manokwari);
Sibuni – Masni (Manokwari);
Masni – SP 5;
SP 5 – Sibuni;
Masni – Wariori;
Maripi – Sp 1 (Manokwari);
Prafi – Bts Kab Pegunungan Arfak
(Mokwam)
Terminal penumpang berada di Terminal Wosi
di Kabupaten Manokwari;
BAB I - 26
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
Rencana Tata
Ruang Wilayah Sinkronisasi Dan
Muatan Revisi
Nasional Keterkaitan Dengan
No RTRW Provinsi Papua Barat
(PP No. 13 Tahun Wilayah
Tahun 2021
2017 Tentang Perencanaan
RTRWN)
Jembatan timbang, terdapat di Sowi di
Kabupaten Manokwari;
Jembatan di Kabupaten Manokwari, meliputi:
14 jembatan di ruas jalan Arfai – Pami;
91 Jembatan di ruas jalan Batas Kota
Manokwari – Sibuni;
14 jembatan di ruas jalan Poros – Susweni;
3 jembatan di ruas jalan Amban Pantai;
26 jembatan di ruas jalan Pasir Putih
(Manokwari;
3 jembatan di ruas jalan Brawijaya;
3 jembatan di ruas jalan Gunung Salju
(Manokwari);
9 jembatan di ruas jalan Reremi – Puncak;
2 jembatan di ruas jalan Lingkar Rr Provinsi
Papua Barat;
3 jembatan di ruas jalan Reremi Permai;
3 jembatan di ruas jalan Sujarwo
Condronegoro;
2 jembatan di ruas jalan Lingkar Teluk
Sawaibu;
2 jembatan di ruas jalan Pasir;
4 jembatan di ruas jalan Soribo;
5 jembatan di ruas jalan Sowi Gunung;
38 jembatan di ruas jalan Sibuni – Masni;
16 jembatan di ruas jalan Masni – Sp 5;
21 jembatan di ruas jalan Sp 5 – Sibuni;
16 jembatan di ruas jalan Masni – Wariori;
28 jembatan di ruas jalan Maripi – Sp 1;
9 jembatan di ruas jalan Prafi – Batas
Kabupaten Pegunungan Arfag (Mokwan)
Jaringan jalur KA berupa jaringan kereta api
antar kota pada lintas Sorong – Sorong Selatan –
Bintuni – Manokwari
Stasiun kereta api di Kabupaten Manokwari:
Stasiun Rendani;
Stasiun Andai; dan
Stasiun Manokwari
Sistem Jaringan Sungai, Danau dan
Penyebrangan, di Kabupaten Manokwari:
Lintas penyeberangan antar provinsi :
Manokwari – Biak dan Manokwari - Nabire
Pelabuhan penyeberangan : Pelabuhan
Manokwari di Kabupaten Manokwari
Sistem Jaringan Transportasi Laut di
Kabupaten Manokwari:
Pelabuhan Pengumpul : Pelabuhan Manokwari
di Kabupaten Manokwari
BAB I - 27
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
Rencana Tata
Ruang Wilayah Sinkronisasi Dan
Muatan Revisi
Nasional Keterkaitan Dengan
No RTRW Provinsi Papua Barat
(PP No. 13 Tahun Wilayah
Tahun 2021
2017 Tentang Perencanaan
RTRWN)
Pelabuhan Pengumpan:
Hopmera di Kabupaten Manokwari;
Imbuan di Kabupaten Manokwari;
Kwoor di Kabupaten Manokwari;
Maruni di Kabupaten Manokwari;
Masni di Kabupaten Manokwari;
Saubeba di Kabupaten Manokwari;
Wanden di Kabupaten Manokwari;
Sowi marmpa di Kabupaten Manokwari.
Terminal khusus, di Kabupaten Manokwari:
Terminal Khusus Bahan Bakar Minyak PT
Pertamina (PERSERO) di Kabupaten Manokwari
Pelabuhan perikanan, di Kabupaten Manokwari:
Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Sanggeng di
Kabupaten Manokwari
Alur-pelayaran umum dan perlintasan di
Kabupaten Manokwari:
Alur Pelayaran Nasional Manokwari -
Jayapura;
Alur Pelayaran Nasional Manokwari – Biak
Alur Pelayaran Regional Manokwari -Masni;
Alur Pelayaran Regional Manokwari -Nabire;
Alur Pelayaran Regional Manokwari -Wasior;
Bandar Udara
Rendandi
Bandar Udara Pengumpul, di Kabupaten
(Pemantapan
Manokwari: Bandar udara pengumpul sekunder
Bandar Udara
Rendani di Kabupaten Manokwari
Pengumpul
Tersier)
Sistem Jaringan Energi
Infrastruktur pembangkit tenaga listrik, di
Kabupaten Manokwari:
Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD)
Manokwari
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
(PLTGL) Manokwari
Pengembangan
Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas
Pembangkitan
(PLTMG), meliputi: PLTMG Andai
Tenaga Listrik di
Manokwari II; PLTMG Andai Manokwari III
Kabupaten
dan PLTGB Manokwari 2x3 MW.
Manokwari
Jaringan Transmisi Tenaga Listrik Antar
sistem, meliputi:
Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET)
Manokwari
Saluran Udara Tegangan Tinggi Arus Searah
(SUTAS) Kabupaten Manokwari
Gardu Listrik, berada di Kabupaten Manokwari
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Jaringan tetap yaitu: Jaringan Serat Optik,
BAB I - 28
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
Rencana Tata
Ruang Wilayah Sinkronisasi Dan
Muatan Revisi
Nasional Keterkaitan Dengan
No RTRW Provinsi Papua Barat
(PP No. 13 Tahun Wilayah
Tahun 2021
2017 Tentang Perencanaan
RTRWN)
meliputi: Palapa Ring Timur 11 Manokwari -
Numfor; Kabel Telkom Sorong – Manokwari;
Kabel Telkom Tambrauw – Manokwari; dan
Palapa Ring Kabel Telkom Sorong-Manokwari
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Sistem jaringan irigasi
D.I Aimasi CS meliputi DI Aimasi dan DI
Prafi di Distrik Prafi Kabupaten Manokwari
D.I Wariori di Distrik Masni Kabupaten
Manokwari
D.I Kewenangan Provinsi : D.I Prafi di
Kabupaten Manokwari
D.I Kewenangan Kabupaten : D.I Kassi di
Kabupaten Manokwari
Perwujudan Sistem
Sistem pengendali banjir, meliputi:
Jaringan SDA
Normalisasi Sungai Ibrarine Swapen
omba
Perkebunan di Kabupaten Manowari;
Normalisasi Sungai Wosi Tahap 7 di
Kabupatne Manokwari
Normalisasi Kali Mangguapi / Marina di
Kabupaten Manokwari
Normalisasi Sungai Andai Kampung Buton di
Kabupaten Manokwari; dan
Normalisasi Sungai Macuan SP V Masni di
Kabupaten Manokwari
Danau berada di Kabupaten Manokwari
Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Sistem pengelolaan air limbah (SPAL)
IPAL berada di Kabupaten Manokwari.
IPLT berada di Kabupaten Manokwari,
Rencana Pola
2.
Ruang:
Taman Wisata Alam Kawasan Lindung: Masukan dalam
Gunung Meja Kawasan Yang Memberikan Perlindungan analisa sistem
Terhadap Kawasan Bawahannya (Kawasan penggunaan
hutan lindung) lahan
Kawasan lindung gambut Masukan dalam
Kawasan konservasi (Cagar Alam skenario dan
Pegunungan Tamrau Selatan, Cagar Alam perumusan
Pegunungan Arfak, Suaka Margasatwa Sidei penentuan
Wibain, Kabupaten Manokwari, Suaka rencana pola
Margasatwa Mumbrani-Kaironi, Kabupaten ruang
Manokwari, Taman Wisata Alam Gunung
Meja, Kabupaten Manokwari, dan Maritim
Cross Wreck Mansinam di Pulau Mansinam
Kabupaten Manokwari
Kawasan Lindung Geologi
Kawasan Ekosistem Mangrove
Kawasan budidaya:
BAB I - 29
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
Rencana Tata
Ruang Wilayah Sinkronisasi Dan
Muatan Revisi
Nasional Keterkaitan Dengan
No RTRW Provinsi Papua Barat
(PP No. 13 Tahun Wilayah
Tahun 2021
2017 Tentang Perencanaan
RTRWN)
Kawasan hutan produksi (Kawasan hutan
produksi tetap dan Kawasan hutan produksi
yang dapat dikonversi)
Kawasan Pertanian
Kawasan Perikanan (kawasan perikanan
tangkap laut; kawasan perikanan tangkap
darat; kawasan perikanan Budi daya laut; dan
kawasan perikanan Budi daya darat)
Kawasan Pertambangan (Kawasan
Pertambangan batu bara)
Kawasan Peruntukkan Industri (Kawasan
Industri Maruni di Kabupaten Manokwari)
Kawasan Pariwisata
Kawasan Permukiman
Kawasan Transportasi
Penetapan
3.
Kawasan Strategis
Kawasan strategis dari sudut kepentingan Masukan dalam
ekonomi analisa
Kawasan Pariwisata : Kebun Raya Gunung penetapan
Meja di Kabupaten Manokwari Wisata religi kawasan
dan budaya di Manokwari strategis
Kawasan Industri Pabrik Semen barada di Masukan dalam
Maruni Kabupaten Manokwari. skenario dan
Kawasan strategis dari sudut sosial budaya perumusan
Kawasan di pegunungan Arfak di Kabupaten rencana
Manokwari penetapan
PKSN Manokwari
Kawasan Lingkar Manokwari Timur (Wawi, kawasan
(Kab. Manokwari)
Pasir Putih, Pulau Mansinam, Gunung Meja, strategis
Anggori dan Pantai Petrus Kafiar) di
Kabupaten Manokwari; dan
Wilayah adat provinsi Papua Barat yaitu
Domberai, Bomberai dan Saireri
Kawasan yang memiliki nilai strategis dari
sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup
KSP Koridor Mahkota Tanah Papua di
Kabupaten Manokwari
4. Indikasi Program
Jaringan Jalur Ketentuan umum peraturan zonasi untuk
Kereta Api Lintas sistem perkotaan pada PKW Manokwari
Pulau Papua: Ketentuan umum peraturan zonasi untuk
Sorong - sistem perkotaan pada PKSN Manokwari
Manokwari (Kab. Manokwari).
BAB I - 30
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 31
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 32
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 33
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 34
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 35
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 36
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 37
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
Lintas Penyebrangan:
a. Penyebrangan Lintas
Provinsi dengan
Lintas Penyebrangan:
interaksi kuat
Lintas Penyebrangan: a. Penyebrangan Lintas
Sorong – Patani
Dishub Provinsi
Sorong - Wahai
Lintas Penyebrangan Antar prov Sorong – Fakfak -
Fakfak – Wahai
Sorong-Fakfak-Wahai Wahai
Sorong – Biak
Manokwari - Biak Manokwari - Biak
b. Penyebrangan Lintas
Manokwari – Nabire Manokwari -
Kabupaten/Kota
Nabire
Sorong – Seget
Seget – Mogem
Seget -
Terminabuan
Pelabuhan Penyebrangan:
Kepmen Perhubungan Nomor KP.
430 Tahun 2015 Tentang Rencana
Strategis Kementerian Perhubungan
Tahun 2015-2019:
a. Raja Ampat
b. Kaimana
c. Fakfak
d. Arar
e. Waigeo
f. Folley (Pulau Missol) Pelabuhan Penyebrangan:
Pelabuhan Penyebrangan:
a. Pel Manokwari
a.
Dishub Transportasi Darat (TKPRD)
Pel Manokwari
Pel arar
Pel Waigeo Raja Ampat
Folley Missol Raja Ampat
Kiat di Kab Fakfak
Wasior di Kab Teluk Wondama
Pel Kaimana
Klademak di Kota Sorong
Salawati (Raja Ampat)
C Transportasi Laut Transportasi Laut
1. Pelabuhan Laut 1. Pelabuhan Laut 1. Pelabuhan Laut
a. Pelabuhan Utama: a. Pelabuhan Utama: a. Pelabuhan Utama:
BAB I - 38
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 39
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 40
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 41
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
MUATAN REVISI
MUATAN RTRW PABAR
No SUMBER DATA RTRW PABAR TAHUN
(PERDA NO.4 TAHUN 2013)
2018
listrik sesuai dengan 2025) memenuhi penyediaan
kebutuhan yang mampu Pada sistem Manokwari tenaga listrik sesuai
mendukung kegiatan akan dibangun pembangkit dengan kebutuhan
perekonomian. berbahan bakar gas yaitu yang mampu
Mobile Power Plant (MPP) mendukung kegiatan
berkapasitas 20 MW dual perekonomian.
fuel (gas dan HSD) dan Pembangunan
diharapkan pada tahun 2017 pembangkit berbahan
sudah bisa beroperasi. bakar gas yaitu Mobile
Untuk memberikan Power Plant (MPP)
kepastian pasokan listrik berkapasitas 20 MW
dimasa depan terutama di dual fuel di Kabupaten
beberapa ibukota Manokwari
Kabupaten yaitu Sorong, Pembangunan PLTU
Fak-Fak dan Teluk Bintuni, batubara, PLTG/MG,
juga akan dibangun PLTA, PLTM dan
PLTG/MG dual fuel (gas PLTS dengan
dan HSD) tambahan kapasitas
Untuk memenuhi kebutuhan pembangkit sekitar
listrik sampai dengan tahun 364 MW.
2025, direncanakan akan Pembangunan
dibangun PLTU batubara, transmisi 150 kV
PLTG/MG, PLTA, PLTM sepanjang 280 kms di
dan PLTS dengan tambahan Sorong dan Kabupaten
kapasitas pembangkit Manokwari
sekitar 364 MW.
Selaras dengan
pengembangan pembangkit
baru yaitu PLTU, PLTA
dan PLTMG serta untuk
menyalurkan daya listrik ke
pusat beban, direncanakan
pembangunan transmisi 150
kV sepanjang 280 kms
Rencana pembangunan
gardu induk dilakukan
seiring dengan rencana
pembangunan transmisi 150
kV di Sorong dan
Manokwari yaitu untuk
menyalurkan tenaga listrik
dari pembangkit ke pusat
beban. Sampai dengan
tahun 2025, kapasitas trafo
GI yang akan dibangun
adalah 420 MVA
b. Pengembangan sarana untuk
pengembangan listrik
meliputi:
PK RTRW (Rencana Induk 1) Pembangkit listrik
Jaringan Transmisi dan Distribusi tenaga air (PLTA):
Gas Bumi Nasional Tahun 2012- PLTA tersebar dengan
2025) (Tambahan Proyiek Baru) Kapasitas Baru 20
BAB I - 42
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
MUATAN REVISI
MUATAN RTRW PABAR
No SUMBER DATA RTRW PABAR TAHUN
(PERDA NO.4 TAHUN 2013)
2018
PLTA tersebar dengan MW; COD baru pada
Kapasitas Baru 20 MW; tahun 2025
COD baru pada tahun 2025
Perpres No. 2 Tahun 2015
Tentang Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun
2015-2019:
PLTD Warsamson 3x15,5
MW
1) Pembangkit listrik PK RTRW (Rencana Induk 2) Pembangkit listrik
Tenaga Uap (PLTU) di Jaringan Transmisi dan Distribusi tenaga uap (PLTU):
Kabupaten Sorong, Gas Bumi Nasional Tahun 2012- PLTU Andai
2025) (Tambahan Proyiek Baru) (FTP2) 2x7 MW
PLTU Sorong dengan PLTU Klalin
Kapasitas Baru 2 x 50 MW; (FTP2) 2x15 MW
COD Baru pada tahun 2019
BAB I - 43
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
MUATAN REVISI
MUATAN RTRW PABAR
No SUMBER DATA RTRW PABAR TAHUN
(PERDA NO.4 TAHUN 2013)
2018
KW Barat
Bappeda:
Menyebar di seluruh
Kabupaten/Kota
5) Pembangkit listrik
lainnya:
Pengadaaan
Generator untuk
listrik pedesaan
3 Ketenagalistrikan Ketenagalistrikan Ketenagalistrikan
1) Jaringan transmisi tenaga Dokumen RZWP3K Jaringan Transmisi Tenaga
listrik dikembangkan untuk Kabel Bawah Laut : Listrik
menyalurkan tenaga listrik Teluk Bintuni, dari Tg. 1. Saluran udara
antarsistem yang Tagopah tegangan ekstra tinggi
menggunakan kawat saluran Teluk Bintuni, Furrwata B (SUTET):
udara, kabel bawah tanah, Kota Sorong Saluran Udara
atau kabel bawah laut. Kabupaten Sorong Tegangan Ekstra
2) Pengembangan jaringan Pipa Bawah Laut di Teluk Tinggi (SUTET)
SUTET 150 KV dilakukan Bintuni, Furwata A 150 KV;
melintasi seluruh kabupaten Sorong, Petrogas Seluruh
dan kota, serta diintegrasikan Kabupaten/kota
dengan rencana jaringan 2. Saluran udara
transmisi tenaga listrik tegangan tinggi
nasional. (SUTT):
Pengembangan jaringan Pengembangan
Saluran Udara dan/atau jaringan Saluran
Kabel Tegangan Tinggi Udara dan/atau
150 KV diperlukan Kabel Tegangan
untuk menyalurkan Tinggi 150 KV
energi listrik yang 3. Saluran udara
dibangkitkan oleh tegangan arus searah
pembangkit baru, yaitu (SUTTAS):
Saluran Udara Tegangan 4. Saluran Transmisi
Ekstra Tinggi (SUTET) Lainnya:
150 KV; Energi
3) Pengembangan energi baru mikrohidro untuk
dan terbarukan (EBT) wilayah-wilayah
berdaya kecil oleh pemerintah yang dialiri
provinsi terutama untuk sungai dengan
melayani wilayah yang tidak kapasitas debit air
dapat terjangkau jaringan tinggi (head) dari
transmisi tenaga listrik, sungai potensial
meliputi: untuk
Energi mikrohidro untuk dikembangkan
wilayah-wilayah yang Pembangkit
dialiri Listrik Tenaga
sungaidengankapasitas Mikro/Mini Hidro
debit air tinggi (head) (PLTMH);
dari sungai potensial Energi surya
untuk dikembangkan (solar cell) di
BAB I - 44
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
MUATAN REVISI
MUATAN RTRW PABAR
No SUMBER DATA RTRW PABAR TAHUN
(PERDA NO.4 TAHUN 2013)
2018
Pembangkit Listrik wilayah
Tenaga Mikro/Mini perdesaan dan
Hidro (PLTMH); terpencil;
Energi surya (solar cell) Energi
di wilayah perdesaan gelombang di
dan terpencil; wilayah pesisir.
Energi gelombang di
wilayah pesisir.
Berdasarkan tabel diatas Kabupaten Manokwari memiliki 9 distrik. Dan distrik yang paling
besar berada pada distrik manokwari dengan luas lahan 674,84 Km 2, sedangkan distrik yang paling
kecil berada pada distrik manokwari timur dengan luas wilayah 32,00 Km 2 . Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada peta batas administrasi Kabupaten Manokwari
BAB I - 45
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 46
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 47
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 48
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 49
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 50
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 51
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
Tabel 1.7. Tekanan Udara dan Kelembaban Udara (persen) di Kabupaten Manokwari
Tahun 2020
Tekanan Udara
No Bulan Kelembapan Udara (%)
(mbps)
1 Januari 81 1008,9
2 Februari 80 1009,8
3 Maret 83 1009,5
4 April 83 1009,5
5 Mei 81 1009,2
6 Juni 81 1009,1
7 Juli 80 1008,4
8 Agustus 81 1009,1
9 September 79 1008,8
10 Oktober 78 1008
11 November 80 1008,3
12 Desember 82 1007,5
Sumber: Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2021
Tabel 1.8. Kecepatan Angin, Penyinaran, dan Curah Hujan di Kabupaten Manokwari
Tahun 2020
Penyinaran Hari
No Bulan Kecepatan Angin Curah Hujan
Matahari Hujan
1 Januari 4,1 52 176,6 20
2 Februari 5,1 65 384,1 21
3 Maret 3,6 54 485,1 23
4 April 3,2 55 406,5 22
5 Mei 2,7 60 132,2 16
6 Juni 2,7 60 82,5 17
7 Juli 2,6 61 137,5 21
8 Agustus 3,1 19* 110,1 20
9 September 3,3 54 65,5 17
BAB I - 52
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 53
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 54
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 55
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 56
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 57
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
1.7.5. Ekoregion
Berdasarkan peta ekoregion, Kabupaten Manokwari memiliki jenis batuan ekoregion yang
sangat beragam di wilayahnya. Satuan ekoregion di Kabupaten Manokwari tercatat berjumlah 6 jenis.
Dataran Fluvial : tanah yang subur dan sumber daya air yang melimpah, baik air
permukaan maupun air tanah. Oleh sebab itu bentuklahan ini tergolong mempunyai
tingkat kemampuan lahan (land capability) yang tinggi.
Dataran Pantai : bentuk lahan deposisional yang tersusun dari material pasir, kerikil,
atau bebatuan yang terdeposisi oleh arus dan gelombang laut
Dataran Struktural : dataran struktural lipatan dan dataran struktural kubah ini
mempunyai potensi sumberdaya alam non-hayati yang bervariasi, seperti untuk lahan
pertanian atau penggembalaan. Bentuklahan ini berpotensi pula menyimpan bahan
tambang (seperti batubara, minyak atau lainnya) yang dapat digunakan sebagai sumber
daya energi.
Pegunungan Struktural: pegunungan ini juga sangat berpotensi untuk daerah resapan air
karena terdapat lapisan batuan lolos air (permeable) dan di wilayah ini curah hujan relatif
tinggi. Pegunungan ini juga berpotensi menyimpan bahan tambang (mineral, minyak
bumi, atau lainnya) yang dapat digunakan sebagai sumber daya energi atau lainnya.
Perbukitan Struktural: Daerah perbukitan struktural lipatan sangat berpotensi untuk
daerah resapan air terutama apabila terdapat lapisan batuan yang lolos air (permeable).
Perbukitan ini berpotensi pula menyimpan bahan tambang (seperti mineral, minyak
bumi, atau lainnya) yang dapat digunakan sebagai sumber daya energi atau lainnya.
Dataran Organik/koral: batuan sedimen organik atau non klastik berupa batugamping
terumbu atau koral sebagai hasil proses pengangkatan dan metamorfosis terumbu karang.
BAB I - 58
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
Penyediaan pangan oleh ekosistem dapat berasal dari hasil pertanian dan perkebunan,
hasil pangan peternakan, hasil laut dan termasuk pangan dari hutan.
2) Jasa Ekosistem Penyediaan Air Berrsih
Ekosistem memberikan manfaat penyediaan air bersih yaitu ketersediaan air bersih baik
yang berasal dari air permukaan maupun air tanah (termasuk kapasitas penyimpanannya),
bahkan air hujan yang dapa dipergunakan untuk kepentingan domestik, pertanian,
industri maupun jasa.
Penyediaan jasaair bersih sangat dipengaruhi oleh kondisi curah hujan dan lapisan tanah
atau batuan yang dapat menyimpan air (akuifer) serta faktor yang dapat mempengaruhi
sistem penyimpanan air tanah seperti Ekoregion Bentanglahan.
3) Jasa Ekosistem Penyediaan Energi
Ekosistem memberikan manfaat bagi penyediaan energi yang berasal dari fosil, energi
alternatif, biosmassa, hutan, dan tanaman kayu-kayuan. Adapu energi yang berasal dari
fosil seperti minyak bumi dan batubara. Sementara untuk sumber energi alternatif berasal
dari tenaga air mikro hidro, tenaga matahari, tenaga angin, dan panas bumi. Selain itu,
untuk energi yang berasal dari biomassa, contohnya adalah minyak sawit dan minyak uah
biji jarak.
Sumber energi yang berasal dari fosil dan energi alternatif dapat dilihat berdasarkan
struktur geologi dan bentuk lahanya, sedangkan untuk sumbe energi yang berasa dari
biomassa dan tanaman kayukayuan dapat diamat dari ekoregion bentang lahan / penutup
lahan.
4) Jasa Ekosistem Penyediaan
Serat (Fiber) Serat (fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen
yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Ekosistem menyediakan serat alami
yang meliputi serat yang diproduksi oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, dan proses geologis.
Serat jenis ini bersifat dapat mengalami pelapukan.
Serat alami dapat digolongkan ke dalam (1) serat tumbuhan /serat pangan, (2) serat kayu,
(3) serat hewan, dan (3) serat mineral seperti logam dan carbon. Serat alami hasil hutan,
hasil laut, hasil pertanian & perkebunan menjadi material dasar dalam proses produksi
dan industri serta bio-chemical.
5) Jasa Ekosistem Penyediaan Sumber daya Genetik
Ekosistem menyediakan beragam sumber daya genetik yan melimpah dan bernilai
ekonomis dan bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Sumberdaya genetik berhubungan
erat dengan keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna, dimana keanekaragaman
hayati yang tinggi akan diikuti dengan sumber daya genetik yang melimpah.
Ketersediaan dan distribusi sumberdaya genetik ditentukan oleh tipe ekosistem yaitu
ekoregion bentangalam dan penutup lahan khususnya areal bervegetasi. Potensi
penyediaan sumberdaya genetik dimanfaatkan sebagai sumber daya untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang semakin beragam dan kompleks.
BAB I - 59
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 60
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 61
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 62
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 63
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 64
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
1.7.8.1. Kehutanan
Hutan adalah wilayah daratan yang didominasi oleh pepohonan. Ratusan definisi hutan
digunakan di seluruh dunia, menggabungkan faktor-faktor seperti kerapatan pohon, tinggi pohon,
penggunaan lahan, kedudukan hukum, dan fungsi ekologis. Berikut merupakan luasan hutan lindung
dan hutan produksi menurut distrik Kabupaten Manokwari:
Tabel 1.9. Luas Hutan Lindung dan Suaka Alam menurut Distrik di Kabupaten
Manokwari
N Hutan Suaka Alam dan Pelestarian
Distrik
o Lindung Alam
1 Warmare NA NA
2 Prafi NA NA
3 Manokwari Barat NA NA
4 Manokwari Timur NA NA
5 Manokwari Utara NA NA
6 Manokwari selatan NA NA
7 Tanah Rubu NA NA
8 Masni NA NA
9 Sidey NA NA
Kabupaten Manokwari 62391 96364
BAB I - 65
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
1.7.8.2. Pertanian
Pada tahun 2019 Kabupaten Manokwari memiliki keunggulan pada sektor pertanian,
peternakan dan perikanan. Untuk sektor pertanian, padi sawah mempunyai luas panen 3.337 Ha dan
padi sawah memiliki luas panen 380 Ha. Dan untuk sektor peternakan dan perikanan pada lima tahun
terakhir tiap tahunnya memiliki peningkatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Gambar 1.4. Potensi Komoditas Pertanian di Kabupaten Manokwari
BAB I - 66
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 67
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 68
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
1.7.8.3. Sagu
Sagu adalah tepung atau olahan yang diperoleh dari pemrosesan teras batang rumbia atau
"pohon sagu" (Metroxylon sagu Rottb.). Tepung sagu memiliki karakteristik fisik yang mirip dengan
tepung tapioka. Dalam resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit diperoleh sering diganti dengan
tepung tapioka sehingga namanya sering kali dipertukarkan, meskipun kedua tepung ini berbeda.
Sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat di Maluku dan Papua yang tinggal di pesisir. Sagu
dimakan dalam bentuk papeda, semacam bubur, atau dalam olahan lain. Sagu sendiri dijual sebagai
tepung curah maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang.
BAB I - 69
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 70
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 71
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 72
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 73
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 74
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
Jenis Kelamin
Rasio Jenis
No. Distrik Laki-Laki Perempuan
Jumlah Kelamin
(Jiwa) (Jiwa)
5. Manokwari Utara 1.329 1.228 2.557 108,22
6. Manokwari Selatan 8.178 7.103 15.281 115,13
7. Tanah Rubu 1.125 1.068 2.193 105,34
8. Masni 8.279 7.363 15.642 112,44
9. Sidey 2.493 2.255 4.748 110,55
Manokwari 91.636 81.384 173.020 112,60
Sumber: Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2021
BAB I - 75
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
Adapun kawasan resiko bencana yang ada di Kabupaten Manokwari adalah rawan bencana
banjir, rawan bencana banjir bandang, cuaca ekstrim, rawan bencana tanah longsor, rawan bencana
gempa bumi, rawan bencana gelombang ekstrim dan abrasi, rawan bencana tsunami, rawan bencana
kekeringan dan rawan bencana kebakaran hutan, rawan bencana putting beliung dan sonosis dan
rawan bencana sosial.
BAB I - 76
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
Untuk itu, diperlukan upaya mitigasi bencana pada daerah yang rawan terhadap kawasan
rawan bencana. Hal-hal yang perlu di siapkan adalah:
A. Peningkatan Efektivitas, Pencegahan dan Mitigasi Bencana
Pencegahan di sumber bahaya untuk menghilangkan ancaman bencana.
Pencegahan dilakukan berbeda untuk setiap jenis potensi bahaya. Upaya pencegahan
perlu dilakukan semaksimal mungkin untuk menghilangkan ataupun meminimalisir
bahaya suatu bencana.
Pengurangan kerentanan yang berpotensi di daerah rawan bencana.
Mitigasi bencana melalui pembangunan zona penghalang antara potensi bencana dengan
faktor risiko yang ada. Mitigasi dapat berupa structural yaitu dengan memperkuat
bangunan dan insfrastruktur yang berpotensi terkena bencana seperti membuat kode
bangunan, desain rekayasa dan lain-lain, maupun dengan melakukan mitigasi non
struktural dengan meningkatkan pemahaman akan besarnya potensi bencana, menjaga
kepekaan dan kesiapsiagaan agar melakukan tindakan akurat sebelum atau ketika
bencana.
Upaya peningkatan kesiapsiagaan.
Membangun budaya siaga bencana pada masyarakat melalui peningkatan pengetahuan
masyarakat terkait upaya penyelamatan diri dan upaya pengurangan risiko bencana
dalam mengurangi dampak kerugian yang ditimbulkan akibat bencana
B. Peningkatan Kesiapsiagaan dan Penanganan Darurat Bencana
pembangunan sistem peringatan dini dan perkuatan sarana dan prasarana pendukung
penanganan darurat.
peningkatan kesiapan terhadap beberapa potensi bahaya yang selama ini masih belum
terpetakan.
Penanganan bencana dilaksanakan untuk menyelamatkan korban bencana sekaligus
melakukan normalisasi secepatnya kehidupan dan perikehidupan korban bencana.
Tanggap darurat bencana serta rehabilitasi dan rekonstruksi.
peningkatan proses kaji cepat bencana, pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban.
Selain itu juga dilakukan percepatan pemulihan dini terhadap kebutuhan dasar dan
pemulihan fungsi darurat sarana dan prasana kritis.
C. Peningkatan Kapasitas Pemulihan Bencana
Pemulihan dari rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur dan normalisasi kehidupan
pasca bencana.
Pengkajian terhadap kerusakan dan kerugian dari dampak bencana.
Menyusun sebuah rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai dengan besaran
dampak bencana yang ditimbulkan.
Penyelenggaran pemulihan sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan serta normalisasi
kehidupan korban bencana. Pengkajian jumlah korban dan kerusakan perekonomian dan
lingkungan. Selanjutnya dilakukan upaya pemulihan kesehatan dan kondisi psikologis
dari korban bencana yang selamat.
BAB I - 77
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 78
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 79
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 80
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 81
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 82
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 83
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 84
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 85
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 86
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
1.7.14. Transportasi
Jenis permukaan jalan dan kondisi jalan di Kabupaten Manokwari dapat dilihat pada tabel
berikut:
Kerikil 102,48 0 0
Tanah 61,06 0 0
Lainnya 647,72 0 0
BAB I - 87
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 88
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 89
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari
BAB I - 90