Anda di halaman 1dari 90

Bab 1 Pendahuluan

Laporan Akhir ini menjelaskan, mengenai Latar Belakang, Maksud, Tujuan & Sasaran,
Dasar Hukum, Ruang Lingkup serta Sistematika Pembahasan dalam Penyusunan Revisi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari.

1.1. LATAR BELAKANG


Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2),
mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang
wilayah kabupaten yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten, pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Perencanaan tata ruang
wilayah kabupaten meliputi proses dan prosedur penyusunan serta penetapan rencana tata ruang
wilayah (RTRW) kabupaten. Penyusunan RTRW kabupaten dilakukan dengan berasaskan pada
kaidah-kaidah perencanaan yang mencakup asas keselarasan, keserasian, keterpaduan, kelestarian,
keberlanjutan serta keterkaitan antar wilayah baik di dalam kabupaten maupun dengan kabupaten
sekitarnya.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten adalah penjabaran RTRW Provinsi ke dalam
kebijakan dan strategi pengembangan wilayah kabupaten yang sesuai dengan fungsi dan peranannya
di dalam rencana pengembangan wilayah provinsi secara keseluruhan, strategi pengembangan
wilayah ini selanjutnya dituangkan ke dalam rencana struktur dan rencana pola ruang operasional.
Dokumen RTRW Kabupaten berisi arahan kebijakan strategi penataan ruang kabupaten yang
berfungsi sebagai acuan dalam penyusunan RPJPD dan RPJMD, acuan untuk mewujudkan

BAB I - 1
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

keseimbangan pembangunan wilayah kabupaten, sebagai pedoman penyusunan rencana rinci tata
ruang serta dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah
kabupaten.
Mengingat pentingnya RTRW Kabupaten sebagai dokumen yang memadukan pembangunan
wilayah kabupaten, menyerasikan pembangunan wilayah kabupaten dengan wilayah sekitarnya serta
menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kabupaten yang berkualitas, maka Kabupaten Manokwari
merasa perlu untuk menyusun RTRW yang sesuai dengan dinamika perubahan dan isu strategis
wilayah.
Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, bahwa
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dilakukan 1 kali dalam 5 tahun.
Peninjauan Kembali terhadap RTRW Kabupaten Manokwari yang telah dilaksanakan, merupakan
suatu bentuk upaya evaluasi terhadap RTRW Kabupaten Manokwari.
Revisi terhadap rencana tata ruang dilakukan bukan untuk pemutihan terhadap penyimpangan
pelaksanaan pemanfaatan ruang. Berdasarkan penjelasan di atas maka diperlukan kegiatan
Penyusunan Revisi RTRW Kabupaten Manokwari yang mengacu pada Peraturan Menteri Agraria
Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2021
Tentang Tata cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi, Dan Penerbitan Persetujuan Substansi
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, Dan Rencana Detail Tata Ruang serta
terkait pemetaan disesuaikan dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pedoman Penysunan Basis Data Peta Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota.
Gambar 1. 1 Kerangka Latar Belakang Revisi RTRW Kabupaten Manokwari

Adanya penataan dengan mensinkronisasikan RTRW Kabupaten Manokwari ini di harapkan


dapat menciptakan keserasian, keseimbangan lingkungan, dan meningkatkan daya guna dan hasil
guna pelayanan dalam upaya memanfaatkan ruang secara optimal.
Selain itu diharapkan penataan ruang wilayah tersebut dapat membantu menetapkan prioritas

BAB I - 2
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

pengembangan kawasan menjadi pedoman bagi tertib pembangunan dan tertib pengaturan ruang
secara rinci. Bagi pemerintah akan menjadi acuan dalam pemberian perijinan bagi masyarakat dan
pihak swasta merupakan acuan dalam pengembangan dan perencanaan pada kawasan kota tersebut.
Diatas adalah kerangka latar belakang perlunya Revisi RTRW Kabupaten Manokwari dapat dilihat
pada gambar 1.1.

1.2. TUJUAN DAN SASARAN


Berikut akan dijelaskan mengenai tujuan dan sasaran dari penyusunan Revisi RTRW
Kabupaten manokwari dan tata cara penyusunannya sesuai dengan peraturan perundangan yang telah
ditetapkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penjelasan yang ada dibawah ini:

1.2.1. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah Tersusunnya dokumen Revisi RTRW Kabupaten Manokwari
Tahun 2021-2041 yang terdiri dari laporan akhir, Materi Teknis (Naskah Akademis), Draft Peraturan
Daerah Revisi RTRW dan Peta (Peta Dasar, Tematik dan Rencana).

1.2.2. Sasaran
Adapun sasaran dari Penyusunan Revisi Dokumen RTRW Kabupaten Manokwari adalah
sebagai berikut:
1. Sinkronisasi hasil Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Manokwari;
2. Mengidentifikasi dan menganalisis data terkini, dinamika perubahan serta isu strategis
baik yang terjadi pada wilayah perencanaan maupun sekitar wilayah perencanaan;
3. Merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang;
4. Menganalisis dan merencanakan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang
kabupaten;

BAB I - 3
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

5. Merumuskan indikasi program lingkup keruangan (spatial) dalam rentang 20 tahun


(selama masa berlakunya RTRW);
6. Menetapkan kawasan strategis kabupaten;
7. Merumuskan arahan pemanfaatan ruang kabupaten;
8. Merumuskan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten; dan
9. Penyusunan draft Rancangan Peraturan Daerah RTRW Kabupaten Manokwari.
Dari adanya latar belakang dan tujuan dan sasaran maka berikutnya akan dijelaskan proses
penyusunan dan tata cara penyusunan RTRW kabupaten yang sesuai dengan peraturan yang berlaku
adalah sebagai berikut:

1.3. KETENTUAN UMUM

BAB I - 4
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

Pengertian-pengertian yang digunakan dan berkaitan dengan penyusunan Revisi


Rencana Tata Ruang di Wilayah Kabupaten Manokwari adalah sebagai berikut :
1. Daerah adalah Kabupaten Manokwari.
2. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Provinsi adalah Provinsi Papua Barat.
4. Pemerintah Provinsi adalah Gubernur dan perangkat provinsi sebagai unsur penyelenggara
Pemerintah Provinsi.
5. Bupati adalah Bupati Manokwari.
6. Kabupaten adalah Kabupaten Manokwari.
7. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
8. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Manokwari.
9. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah,
Distrik, dan kelurahan.
10. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan
kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
11. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan
sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarkis memiliki hubungan fungsional.
12. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan
ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
13. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
14. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
15. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari yang selanjutnya disebut RTRW
Kabupaten adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kabupaten, yang berisi
tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kabupaten, rencana struktur ruang wilayah
kabupaten, rencana pola ruang wilayah kabupaten, penetapan kawasan strategis kabupaten,
arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten.
16. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
17. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,
pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.
18. Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.
19. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang
diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

BAB I - 5
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

20. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui
pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
21. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang
yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
22. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai
dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
pembiayaannya.
23. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.
24. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat
diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
25. Kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang adalah kesesuaian antara rencana kegiatan
pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang.
26. Persetujuan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang adalah dokumen yang menyatakan
kesesuaian antara rencana kegiatan pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang selain RDTR.
27. Rekomendasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang adalah dokumen yang menyatakan
kesesuaian rencana kegiatan pemanfaatan ruang yang didasarkan pada kebijakan nasional yang
bersifat strategis dan belum diatur dalam rencana tata ruang dengan mempertimbangkan asas
dan tujuan penyelenggaraan penataan ruang.
28. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang
batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
29. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.
30. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
31. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan
atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya
buatan.
32. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumber daya alam, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
33. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
34. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan perkotaan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa Distrik.
35. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala Distrik atau beberapa desa.
36. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.
37. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada
wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam
tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan
sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
38. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan

BAB I - 6
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di
atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
39. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
40. Jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau
kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.
41. Jalan nasional adalah merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan
primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.
42. Jalan provinsi adalah merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota
kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi
43. Jalan kabupaten adalah merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak
termasuk pada jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten
dengan ibukota Distrik, antar ibukota Distrik, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal,
antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam
wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
44. Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan
sekunder.
45. Sistem jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan
menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.
46. Sistem jaringan jalan sekunder adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan
distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.
47. Jalan arteri adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara
berdaya guna.
48. Jalan arteri primer adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antar pusat kegiatan
nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah.
49. Jalan arteri sekunder adalah jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan
sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu, atau kawasan
sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua.
50. Jalan kolektor adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi
dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk
dibatasi.
51. Jalan kolektor primer adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara pusat
kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan wilayah, atau antara pusat
kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal.
52. Jalan kolektor sekunder adalah jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan
kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.
53. Jalan lokal adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
54. Jalan lokal primer adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan
nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan
lingkungan, antar pusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan

BAB I - 7
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

lingkungan, serta antar pusat kegiatan lingkungan.


55. Jalan lokal sekunder adalah jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan
perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan
seterusnya sampai ke perumahan.
56. Jalan lingkungan primer adalah jalan yang menghubungkan antar pusat kegiatan di dalam
kawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan.
57. Jalan lingkungan sekunder adalah jalan yang menghubungkan antarpersil dalam kawasan
perkotaan.
58. Ruang manfaat jalan adalah ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi dan
kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan dan digunakan untuk badan jalan,
saluran tepi jalan dan ambang pengamannya.
59. Ruang milik jalan adalah ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar manfaat jalan
yang diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, penambahan jalur lalu lintas di
masa datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan dan dibatasi oleh lebar,
kedalaman dan tinggi tertentu.
60. Ruang pengawasan jalan adalah ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya
diawasi oleh penyelenggara jalan agar tidak mengganggu pandangan bebas pengemudi,
konstruksi jalan dan fungsi jalan.
61. Garis sempadan bangunan yang selanjutnya disingkat GSB adalah sempadan yang membatasi
jarak terdekat bangunan terhadap tepi jalan; dihitung dari batas terluar saluran air kotor (riol)
sampai batas teluar muka bangunan, berfungsi sebagai pembatas ruang atau jarak bebas
minimum dari bidang terluar suatu massa bangunan terhadap lahan yang dikuasai, batas tepi
sungai atau pantai, antara massa bangunan yang lain atau rencana saluran, jaringan tegangan
tinggi listrik, jaringan pipa gas, dsb.
62. Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar dan tempat papal bersandar
atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik turun penumpang, dan/atau
tempat bongkar muat barang.
63. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk
dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.
64. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.
65. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah.
66. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang
dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi
baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.
67. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
68. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja manusia dari
lingkungan permukiman.
69. Waduk adalah wadah air yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bangunan sungai dalam
hal ini bangunan bendungan, dan berbentuk pelebaran alur/badan/palung sungai.
70. Kawasan sekitar waduk dan situ adalah kawasan di sekeliling waduk dan situ yang mempunyai
manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsinya.
71. Wilayah sungai yang selanjutnya disebut WS adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber
daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya

BAB I - 8
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

kurang dari atau sama dengan 2.000 km2.


72. Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air
sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis
sempadan.
73. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,
menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara
alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan
daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
74. Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kanan kiri sungai, yang mempunyai manfaat
penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.
75. Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat
penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air.
76. Kawasan rawan gerakan tanah adalah kawasan yang berdasarkan kondisi geologi dan geografi
dinyatakan rawan longsor atau kawasan yang mengalami kejadian longsor dengan frekuensi
cukup tinggi.
77. Kawasan rawan banjir adalah daratan yang berbentuk flat, cekungan yang sering atau
berpotensi menerima aliran air permukaan yang relatif tinggi dan tidak dapat ditampung oleh
drainase atau sungai, sehingga melimpah ke kanan dan ke kiri serta menimbulkan masalah yang
merugikan manusia.
78. Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan
air hujan, sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akuifer) yang berguna sebagai
sumber air.
79. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang
pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi
pompa, dan irigasi tambak.
80. Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.
81. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam.
82. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
83. Tempat pemrosesan akhir yang selanjutnya disebut TPA adalah tempat untuk memroses dan
mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan.
84. Tempat penampungan sementara yang selanjutnya disebut TPS adalah tempat sebelum sampah
diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu.
85. Tempat pengolahan sampah terpadu selanjutnya disebut TPST adalah tempat dilaksanakannya
kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan
pemrosesan akhir sampah.
86. Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun
dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di
jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api.
87. Jalan rel adalah satu kesatuan konstruksi yang terbuat dari baja, beton, atau konstruksi lain yang
terletak di permukaan, di bawah, dan di atas tanah atau bergantung beserta perangkatnya yang
mengarahkan jalannya kereta api.

BAB I - 9
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

88. Stasiun kereta api adalah tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta api.
89. Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati
yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang
lainnya tidak dapat dipisahkan.
90. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau ditetapkan oleh Pemerintah
untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
91. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan
system penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi,
mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
92. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil
hutan.
93. Lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai suatu lingkungan fisik yang meliputi
tanah beserta segenap faktor yang mempengaruhi penggunaannya seperti iklim, relief, aspek
geologi, dan hidrologi yang terbentuk secara alami maupun akibat pengaruh manusia.
94. Lahan pertanian adalah bidang lahan yang digunakan untuk usaha pertanian.
95. Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah wilayah budi daya pertanian terutama pada
wilayah perdesaan yang memiliki hamparan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan/atau
hamparan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan serta unsur penunjangnya dengan
fungsi utama untuk mendukung kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.
96. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk
dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi
kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.
97. Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah lahan potensial yang dilindungi
pemanfaatannya agar kesesuaian dan ketersediaannya tetap terkendali untuk dimanfaatkan
sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan pada masa yang akan datang.
98. Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah sistem dan proses dalam
merencanakan dan menetapkan, mengembangkan, memanfaatkan dan membina,
mengendalikan, dan mengawasi lahan pertanian pangan dan kawasannya secara berkelanjutan.
99. Hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan
florikultura, termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman air yang berfungsi sebagai
sayuran, bahan obat nabati, dan/atau bahan estetika.
100. Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau
media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan
jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta
manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
101. Peternakan adalah segala urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik, benih, bibit dan/atau
bakalan, pakan, alat dan mesin peternakan, budi daya ternak, panen, pascapanen, pengolahan,
pemasaran, dan pengusahaannya.
102. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai
dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
103. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.

BAB I - 10
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

104. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun
perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya
pemenuhan rumah yang layak huni.
105. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana
pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.
106. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik
berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan.
107. Perdagangan adalah kegiatan usaha transaksi barang atau jasa seperti jual-beli, sewa beli, sewa
menyewa yang dilakukan secara berkelanjutan dengan tujuan pengalihan hak atas barang atau
jasa dengan disertai imbalan atau kompensasi.
108. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/atau
memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai
tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
109. Kawasan Peruntukan Industri adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan
Industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tata guna tanah yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
110. Kawasan Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki
potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau
lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya
alam, daya dukung lingkungan hidup serta pertahanan dan keamanan.
111. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang
berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi
sasaran atau tujuan kunjungan wisata.
112. Kawasan peruntukan pertambangan adalah wilayah yang memiliki potensi sumber daya bahan
tambang yang berwujud padat, cair, atau gas berdasarkan peta/data geologi dan merupakan
tempat dilakukannya sebagian atau seluruh tahapan kegiatan pertambangan yang meliputi
penelitian, penyelidikan umum, eksplorasi, operasi produksi/eksploitasi dan pasca tambang,
baik di wilayah daratan maupun perairan, serta tidak dibatasi oleh penggunaan lahan, baik
kawasan budidaya maupun kawasan lindung.
113. Kawasan pertahanan keamanan adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
kepentingan kegiatan pertahanan dan keamanan.
114. Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya,
dan/atau lingkungan serta merupakan bagian tidak terpisahkan dari rencana tata ruang wilayah
provinsi.
115. Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau lingkungan serta merupakan bagian tidak terpisahkan dari rencana tata ruang
wilayah kabupaten.
116. Administrasi pertanahan adalah pemberian hak, perpanjangan hak, pembaruan hak, peralihan
hak, peningkatan hak, penggabungan hak, pemisahan hak, pemecahan hak, pembebanan hak,
izin lokasi, izin perubahan penggunaan tanah, serta izin penunjukan dan penggunaan tanah.
117. Indikasi program utama jangka menengah lima tahunan adalah petunjuk yang memuat usulan
program utama, lokasi, besaran, waktu pelaksanaan, sumber dana, dan instansi pelaksana dalam

BAB I - 11
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

rangka mewujudkan ruang kabupaten yang sesuai dengan rencana tata ruang.
118. Ketentuan umum peraturan zonasi sistem kabupaten adalah ketentuan umum yang mengatur
persyaratan pemanfaatan ruang/penataan kabupaten dan unsur-unsur pengendalian pemanfaatan
ruang yang disusun untuk setiap klasifikasi peruntukan/fungsi ruang sesuai dengan RTRW
kabupaten.
119. Insentif adalah perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan
yang sejalan dengan rencana tata ruang.
120. Disinsentif adalah perangkat atau upaya untuk mencegah, membatasi pertumbuhan atau
mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.
121. Arahan sanksi adalah arahan untuk memberikan sanksi bagi siapa saja yang melakukan
pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
122. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.
123. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang, termasuk masyarakat hukum adat,
korporasi dan/atau pemangku kepentingan non pemerintah lain dalam penyelenggaraan
penataan ruang.
124. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
125. Forum penataan ruang adalah wadah di tingkat pusat dan daerah yang bertugas untuk
membantu pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan memberikan pertimbangan dalam
penyelenggaraan penataan ruang.
126. Kepentingan umum adalah kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan
oleh pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

BAB I - 12
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

1.4. DASAR HUKUM


Dasar hukum penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang di Wilayah Kabupaten Manokwari ini
dilakukan berlandaskan pada:
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi;
5. Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara;
7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
9. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
10. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
12. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi;
13. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
14. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
15. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
16. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
17. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik;
18. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;
19. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
20. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan;
21. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya;
22. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
23. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
24. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
25. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum;
26. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian;
27. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
28. Undang–Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan;
29. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

BAB I - 13
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang


Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
30. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
31. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
32. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi;
33. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pencemaran
Air;
34. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota
35. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 tentang Tata Guna Tanah;
36. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum;
37. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
38. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaran Pemerintah Daerah;
39. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
40. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
41. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana;
42. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;
43. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah
Terlantar;
44. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
45. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat
dalam Penataan Ruang;
46. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan;
47. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis
Dampak Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas;
48. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2011 tentang Forum lalulintas dan Angkutan Jalan;
49. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai;
50. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
51. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
52. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
53. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan;
54. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;

BAB I - 14
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

55. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2018 tentang Kerja Sama Daerah;
56. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
57. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
58. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
59. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup;
60. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Analisis
Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata
Ruang;
61. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Kriteria Teknis
Kawasan Budidaya;
62. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika, Nomor 02/PER/M.KOMINFO/03/2008
tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi;
63. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
64. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri pekerjaan, Menteri Komunikasi dan
Informatika dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 18 Tahun 2009; Nomor
07/PRT/M/2009; Nomor 19/ PER/M.KOMINFO/03/2009, Nomor 3/P/2009 tentang Pedoman
Pembangunan Dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi;
65. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) di Wilayah Perkotaan/Kawasan Perkotaan;
66. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang Wilayah;
67. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/Per/M.Kominfo/01/2010 Tentang
Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 7 Tahun 2015;
68. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pedoman Revitalisasi
Kawasan;
69. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemanfaatan dan
Penggunaan Bagian-Bagian Jalan;
70. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan
Sampah;
71. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum
Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
72. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Jalan Khusus;
73. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan
dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan;
74. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima;

BAB I - 15
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

75. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penegasan Batas Daerah;
76. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penetapan
Fungsi Jalan dan Status Jalan;
77. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup;
78. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;
79. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2014 tentang Pedoman Pemanfaatan
Ruang di Dalam Bumi;
80. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Penetapan Garis Sempadan Jaringan Irigasi;
81. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Penggunaan Sumber Daya Air;
82. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2015 tentang
kriteria dan penetapan status Daerah Irigasi
83. Peraturan Menteri ESDM 18 tahun 2015 Tentang Ruang Bebas Dan Jarak Bebas Minimum
Pada SUTT, SUTET DAN SUTTAS;
84. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28 Tahun 2015 tentang
Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau;
85. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 37 Tahun 2015 tentang Izin
Penggunaan Air Dan/Atau Sumber Air;
86. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 75 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas;
87. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;
88. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 11 tahun 2021 Tentang Tata cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi,
Dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten,
Kota, Dan Rencana Detail Tata Ruang;
89. Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) dan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang;
90. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Basis Data Peta Peta Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota Serta Peta Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota;
91. Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 15 Tahun 2021 tentang Koordinasi
Penyelenggaraan Penataan Ruang.
92. Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 04 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Papua Barat; dan
93. Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Manokwari Tahun 2013-2033.

BAB I - 16
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

1.5. RUANG LINGKUP PERENCANAAN


Ruang lingkup perencanaan dalam Penyusunan Revisi RTRW Kabupaten Manokwari dibagi
menjadi ruang lingkup perencanaan dan lingkup kegiatan yang ada dibawah ini penjelasannya:

1.5.1. Lingkup Ruang


Secara administratif wilayah Kabupaten Manokwari terdiri dari 9 distrik terdiri atas 164 desa
dan 9 kelurahan. Luas wilayah secara keseluruhan adalah 4.650,32 Km². Orientasi wilayah
perencanaan dapat dilihat pada peta.
Gambar 1. 2 Batas Administrasi Kabupaten Manokwari

Secara geografis wilayah Kabupaten Manokwari terletak diantara kepala burung Pulau Papua
pada posisi di bawah garis khatulistiwa antara 132°35´ - 134°45´ Bujur Timur, dan 0°15´ - 3°25´
Lintang Selatan. Sejak tahun 2013 Kabupaten Manokwari mengalami pemekaran menjadi tiga
kabupaten yaitu Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan dan Manokwari Pegunungan
Arfak. Selain terjadi pemekaran, terdapat empat distrik yang bergabung dengan Kabupaten
Tambrauw. Oleh karenanya di tahun 2013 jumlah distrik yang semula 29 buah berkurang menjadi
sembilan (9) distrik.
Adapun batas administrasi Kabupaten Manokwari adalah sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Samudera Pasifik
 Sebelah Selatan : Kabupaten Pegunungan Arfak dan Manokwari Selatan
 Sebelah Barat : Kabupaten Tambrauw
 Sebelah Timur : Samudera Pasifik
Wilayah perencanaan dari kegiatan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

BAB I - 17
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

Manokwari adalah meliputi 9 distrik yang ada yaitu;


1. Distrik Warmare
2. Distrik Prafi
3. Distrik Manokwari Barat
4. Distrik Manokwari Timur
5. Distrik Manokwari Utara
6. Distrik Manokwari Selatan
7. Distrik Tanah Rubu
8. Distrik Masni
9. Distrik Sidey
Dapat terlihat pada Peta 1.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Manokwari.
Tabel 1.1. Distrik, Kelurahan dan Kampung di Kabupaten Manokwari

No. Distrik Kelurahan Kampung


 Aiwow
 Amber
 Asarbey
 Bahamyenti
 Dindey
 Duweibey
 Duwin
 Figoud
 Guentuy
 Hingk
 Iboisrati
 Ibuwau
 Indisey
 Indonbey
 Kipuwau
1. Warmare  Kwau
 Madrat
 Meny
 Mingre
 Minoqbei
 Mokwam
 Nimbay
 Ngungguen
 Snaimboy
 Sotea
 Sraindabey
 Subsay
 Syou
 Tanah Merah
 Warmare
 Umcen
2. Prafi  Aimasi/SP III
 Bedip Matoa

BAB I - 18
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

No. Distrik Kelurahan Kampung


 Bogor
 Desay
 Ingkwoisi
 Kali Amin
 Kerenu
 Lismaungu
 Mebji
 Prafi Mulya
 Somi
 Udapi Hilir
 Umbuy
 Uhyehebrig
 Wasegi Indah
 Waseki Pop
 Amban
 Manokwari Barat  Ingramui
 Manokwari Timur  Soribo
3. Manokwari Barat
 Padarni  Tanah Merah Indah
 Sanggeng  Udopi
 Wosi
 Aipiri
 Arowi
 Ayambori
4. Manokwari Timur  Pasir Putih
 Bakaro
 Mansinam
 Susweni
 Asai
 Bremi
 Cabang Dua
 Indou Oufa
 Inoduas
 Inya
 Lebau
 Mandopi
 Meyes
 Meyunfoka
 Mubraidiba
5. Manokwari Utara
 Mubri
 Pami
 Sairo
 Saubeba
 Singgimeba
 Tanah Rubuh
 Teluk Mubri
 Warbefor
 Yonggam
 Yoom I
 Yoom II
6. Manokwari Selatan  Anday  Acemo
 Sowi  Anggresi
 Dihara

BAB I - 19
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

No. Distrik Kelurahan Kampung


 Dobut
 Katebu
 Maruni
 Masyepi
 Misapmeysi
 Mupi
 Ngunimbouw
 Waluri
 Wasai
 Wamesa
 Warkomi
 Warmomi
 Warswami
 Ayawi
 Cuyehep
 Hanghouw
 Imbeisika I
 Imbeisika II
 Imboiti
 Imhasuma
 Indibo
 Mbatma
 Menyumfoku
 Mirowi
 Misabugoid
7. Tanah Rubu
 Ningdip
 Rembuy
 Warami
 Wariari
 Warkapi
 Warmawai
 Warnyeti
 Wedoni
 Ukemboisi
 Ukopti
 Umnum
 Urwambei
8. Masni  Aska
 Aurmios
 Bowi Subur
 Igor
 Inyei
 Jowen
 Kali Merah
 Koyani
 Makwan
 Macuan
 Mansaburi
 Mantedi
 Masni
 Meiforga

BAB I - 20
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

No. Distrik Kelurahan Kampung


 Merejemeg
 Meyeruk
 Meyof II
 Membowi
 Moubja
 Muara Prafi
 Muara Wariori
 Prafi Barat
 Ririnfos
 Sembab
 Sibuni
 Sumber Boga/SP 7
 Wamfoura
 Wariori
 Wariori Indah
 Undi
 Urey
 Yensum
 Yonsoribo
 Kassi
 Kaironi
 Manggupi
 Meyof I
 Saray
 Sidey
9. Sidey
 Sidey Baru
 Sidey Jaya
 Sidey Makmur
 Waramui
 Wariki
 Womnowi
Sumber: KDA Kabupaten Manokwari, 2021

BAB I - 21
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 22
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

Gambar 1.3 Lingkup Wilayah Revisi RTRW Kabupaten Manokwari

BAB I - 23
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

1.5.2. Lingkup Materi


Proses Penyusunan Revisi Dokumen RTRW Kabupaten Manokwari dilakukan melalui tahap-
tahap sebagai berikut:
 Sinkronisasi hasil Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Manokwari;
 Tahap survey wilayah perencanaan dan pendataan;
Adapun data yang dicari terkait Penyusunan Revisi Dokumen RTRW Kabupaten Manokwari
dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
 Data update kondisi Kabupaten Manokwari yang akan dijadikan dasar analisa kebutuhan
ruang kabupaten;
 Data penggalian aspirasi masyarakat;
 Data dinamika perubahan Kabupaten Manokwari;
 Data pengkinian isu strategis pembangunan Kabupaten Manokwari;
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penjelasan yang ada di bawah ini, yaitu:
 Merumuskan Tujuan, Kebijakan Dan Strategi Penataan Ruang
Merupakan terjemahan dari visi misi pengembangan Kabupaten Manokwari dalam pelaksanaan
pembangunan untuk mencapai kondisi tata ruang wilayah kabupaten yang diharapkan.
 Menganalisis dan merencanakan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang
Kabupaten Manokwari
Rencana struktur ruang merupakan kerangka tata ruang wilayah kabupaten yang tersusun atas
konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhirarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem
jaringan prasarana wilayah, sedangkan rencana pola ruang adalah rencana distribusi peruntukan
ruang dalam wilayah kabupaten baik berfungsi lindung mapupun budidaya.
 Menetapkan kawasan strategis Kabupaten Manokwari
Yakni bagian wilayah kabupaten yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai
pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial budaya, dan atau
lingkungan
 Merumuskan arahan pemanfaatan ruang Kabupaten Manokwari
Merupakan perwujudan rencana tata ruang yang dijabarkan kedalam indikasi program utama
penataan wilayah kabupaten dalam jangka waktu perencanaan lima tahunan sampai akhir tahun
perencanaan 20 tahun.
 Merumuskan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten
Manokwari
Yaitu ketentuan yang diperuntukkan sebagai alat penertiban penataan ruang, meliputi ketentuan
umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan pemberian insentif dan disinsentif serta
arahan pengenaan sanksi dalam rangka perwujudan rencana tata ruang wilayah kabupaten.
 Penyusunan Draft Rancangan Peraturan Daerah
Penyusunan Draft RancanganPeraturan Daerah dalam bentuk naskah hokum atau legal
drafting, di tengan sistematika mengacu pada Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, yakni:
 Judul

BAB I - 24
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

 Pembukaan
 Frasa Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa
 Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-Undangan
 Konsiderans
 Dasar Hukum
 Diktum
 Batang Tubuh
 Ketentuan Umum
 Materi Pokok yang Diatur
 Ketentuan Pidana (jika diperlukan)
 Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)
 Ketentuan Penutup
 Penutup
 Penjelasan (jika diperlukan)
 Lampiran (jika diperlukan)
 Seminar/Konsultasi Publik
Seminar/Konsultasi Publik dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh
pemangku kepentingan dalam penyusunan revisi RTRW yang dapat memberikan masukan-
masukan bagi kesempurnaan penyusunan revisi RTRW Kabupaten Manokwari. Kegiatan
konsultasi publik harus disertai ddengan penyusunan Berita Acara Konsultasi Publik yang
nantinya akan digunakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh persetujuan substansi atas
Raperda Revisi RTRW di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN.
 Berita Acara Asistensi Peta Dasar di Badan Informasi Geospasial (BIG)
Asistensi peta di BIG merupakan proses untuk memperoleh Rekomendasi BIG atas peta
lampiran Raperda Revisi RTRW.

1.6. TINJAUAN KEBIJAKAN


Tinjauan kebijakan ini berisikan mengenai arahan pengembangan wilayah pada kabupaten yang
didasarkan pada tinjauan kebijakan struktur ruang, pola ruang, dan penetapan kawasan strategis yang
ada di Provinsi Papua Barat sebagaimana tertuang dalam RTRW Provinsi Papua Barat (Perda Provinsi
Papua Barat Nomor 4 Tahun 2013). Untuk lebih jelas mengenai penjelasan tersebut dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:

Tabel 1.2. Sinkronisasi Kebijakan Terhadap Wilayah Perencanaan

BAB I - 25
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

Rencana Tata
Ruang Wilayah Sinkronisasi Dan
Muatan Revisi
Nasional Keterkaitan Dengan
No RTRW Provinsi Papua Barat
(PP No. 13 Tahun Wilayah
Tahun 2021
2017 Tentang Perencanaan
RTRWN)
Rencana Struktur
1.
Ruang:
PKW Manokwari PKW Manokwari Masukan dalam
skenario dan
PKSN Manokwari (Kab. Manokwari) perumusan rencana
struktur ruang
Jaringan
Transportasi
Jalan arteri berupa Jalan Arteri Primer (JAP):  Masukan dalam
 Snopy (Kab. Tambrauw) - Kebar (Kab. analisa struktur
Tambrauw) – Prafi (Kab. Manokwari); internal kawasan
 Prafi - Warmare – Maruni (Kab. Manokwari);  Masukan dalam
Pelabuhan  Maruni - Bts. Kota Manokwari; analisa dan
Angkutan  Jln. Siliwangi (Manokwari); arahan seluruh
Penyebrangan  Jln. Yos Sudarso (Manokwari); jaringan
Manokwari  Jln. Merdeka (Manokwari); kabupaten yaitu:
 Jln. Trikora (Manokwari); jaringan
 Jln. Drs. Esau Sesa (Manokwari); transportasi,
 Jln. Sudirman (Manokwari); energi,
telekomunikasi,
 Maruni (Manokwari) – Oransbari (Mansel);
SDA dan
Jalan Kolektor, terdiri atas: Prasarana
 Arfai – Pami (Manokwari); Lainnya
 Bts. Kota Manokwari – Sibuni;  Masukan dalam
 Jln. Poros Susweni (Manokwari); skenario dan
 Jln. Amban Pantai (Manokwari); perumusan
 Jln. Pasir Putih (Manokwari); rencana struktur
 Jln. Brawijaya (Manokwari); ruang
 Jln. Gunung Salju (Manokwari);
 Jln. Reremi Puncak (Manokwari);
 Jln. Lingkar RS Provinsi Papua Barat
(Manokwari);
 Jln. Reremi Permai (Manokwari);
Pelabuhan
 Jln. Sujarwo Condronegoro (Manokwari);
Pengumpul
 Jln. Pahlawan (Manokwari);
Manokwari
 Jln. Lingkar Teluk Sawaibu (Manokwari);
 Jln. Pasir (Manokwari);
 Jln. Soribo (Manokwari);
 Jln. Sowi Gunung (Manokwari);
 Jln. Lingkar Pulau Mansinam (Manokwari);
 Sibuni – Masni (Manokwari);
 Masni – SP 5;
 SP 5 – Sibuni;
 Masni – Wariori;
 Maripi – Sp 1 (Manokwari);
 Prafi – Bts Kab Pegunungan Arfak
(Mokwam)
Terminal penumpang berada di Terminal Wosi
di Kabupaten Manokwari;

BAB I - 26
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

Rencana Tata
Ruang Wilayah Sinkronisasi Dan
Muatan Revisi
Nasional Keterkaitan Dengan
No RTRW Provinsi Papua Barat
(PP No. 13 Tahun Wilayah
Tahun 2021
2017 Tentang Perencanaan
RTRWN)
Jembatan timbang, terdapat di Sowi di
Kabupaten Manokwari;
Jembatan di Kabupaten Manokwari, meliputi:
 14 jembatan di ruas jalan Arfai – Pami;
 91 Jembatan di ruas jalan Batas Kota
Manokwari – Sibuni;
 14 jembatan di ruas jalan Poros – Susweni;
 3 jembatan di ruas jalan Amban Pantai;
 26 jembatan di ruas jalan Pasir Putih
(Manokwari;
 3 jembatan di ruas jalan Brawijaya;
 3 jembatan di ruas jalan Gunung Salju
(Manokwari);
 9 jembatan di ruas jalan Reremi – Puncak;
 2 jembatan di ruas jalan Lingkar Rr Provinsi
Papua Barat;
 3 jembatan di ruas jalan Reremi Permai;
 3 jembatan di ruas jalan Sujarwo
Condronegoro;
 2 jembatan di ruas jalan Lingkar Teluk
Sawaibu;
 2 jembatan di ruas jalan Pasir;
 4 jembatan di ruas jalan Soribo;
 5 jembatan di ruas jalan Sowi Gunung;
 38 jembatan di ruas jalan Sibuni – Masni;
 16 jembatan di ruas jalan Masni – Sp 5;
 21 jembatan di ruas jalan Sp 5 – Sibuni;
 16 jembatan di ruas jalan Masni – Wariori;
 28 jembatan di ruas jalan Maripi – Sp 1;
 9 jembatan di ruas jalan Prafi – Batas
Kabupaten Pegunungan Arfag (Mokwan)
Jaringan jalur KA berupa jaringan kereta api
antar kota pada lintas Sorong – Sorong Selatan –
Bintuni – Manokwari
Stasiun kereta api di Kabupaten Manokwari:
 Stasiun Rendani;
 Stasiun Andai; dan
 Stasiun Manokwari
Sistem Jaringan Sungai, Danau dan
Penyebrangan, di Kabupaten Manokwari:
 Lintas penyeberangan antar provinsi :
Manokwari – Biak dan Manokwari - Nabire
 Pelabuhan penyeberangan : Pelabuhan
Manokwari di Kabupaten Manokwari
Sistem Jaringan Transportasi Laut di
Kabupaten Manokwari:
Pelabuhan Pengumpul : Pelabuhan Manokwari
di Kabupaten Manokwari

BAB I - 27
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

Rencana Tata
Ruang Wilayah Sinkronisasi Dan
Muatan Revisi
Nasional Keterkaitan Dengan
No RTRW Provinsi Papua Barat
(PP No. 13 Tahun Wilayah
Tahun 2021
2017 Tentang Perencanaan
RTRWN)
Pelabuhan Pengumpan:
 Hopmera di Kabupaten Manokwari;
 Imbuan di Kabupaten Manokwari;
 Kwoor di Kabupaten Manokwari;
 Maruni di Kabupaten Manokwari;
 Masni di Kabupaten Manokwari;
 Saubeba di Kabupaten Manokwari;
 Wanden di Kabupaten Manokwari;
 Sowi marmpa di Kabupaten Manokwari.
Terminal khusus, di Kabupaten Manokwari:
Terminal Khusus Bahan Bakar Minyak PT
Pertamina (PERSERO) di Kabupaten Manokwari
Pelabuhan perikanan, di Kabupaten Manokwari:
Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Sanggeng di
Kabupaten Manokwari
Alur-pelayaran umum dan perlintasan di
Kabupaten Manokwari:
 Alur Pelayaran Nasional Manokwari -
Jayapura;
 Alur Pelayaran Nasional Manokwari – Biak
 Alur Pelayaran Regional Manokwari -Masni;
 Alur Pelayaran Regional Manokwari -Nabire;
 Alur Pelayaran Regional Manokwari -Wasior;
Bandar Udara
Rendandi
Bandar Udara Pengumpul, di Kabupaten
(Pemantapan
Manokwari: Bandar udara pengumpul sekunder
Bandar Udara
Rendani di Kabupaten Manokwari
Pengumpul
Tersier)
Sistem Jaringan Energi
Infrastruktur pembangkit tenaga listrik, di
Kabupaten Manokwari:
 Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD)
Manokwari
 Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
(PLTGL) Manokwari
Pengembangan
 Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas
Pembangkitan
(PLTMG), meliputi: PLTMG Andai
Tenaga Listrik di
Manokwari II; PLTMG Andai Manokwari III
Kabupaten
dan PLTGB Manokwari 2x3 MW.
Manokwari
Jaringan Transmisi Tenaga Listrik Antar
sistem, meliputi:
 Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET)
Manokwari
 Saluran Udara Tegangan Tinggi Arus Searah
(SUTAS) Kabupaten Manokwari
Gardu Listrik, berada di Kabupaten Manokwari
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Jaringan tetap yaitu: Jaringan Serat Optik,

BAB I - 28
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

Rencana Tata
Ruang Wilayah Sinkronisasi Dan
Muatan Revisi
Nasional Keterkaitan Dengan
No RTRW Provinsi Papua Barat
(PP No. 13 Tahun Wilayah
Tahun 2021
2017 Tentang Perencanaan
RTRWN)
meliputi: Palapa Ring Timur 11 Manokwari -
Numfor; Kabel Telkom Sorong – Manokwari;
Kabel Telkom Tambrauw – Manokwari; dan
Palapa Ring Kabel Telkom Sorong-Manokwari
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Sistem jaringan irigasi
 D.I Aimasi CS meliputi DI Aimasi dan DI
Prafi di Distrik Prafi Kabupaten Manokwari
 D.I Wariori di Distrik Masni Kabupaten
Manokwari
 D.I Kewenangan Provinsi : D.I Prafi di
Kabupaten Manokwari
 D.I Kewenangan Kabupaten : D.I Kassi di
Kabupaten Manokwari
Perwujudan Sistem
Sistem pengendali banjir, meliputi:
Jaringan SDA
 Normalisasi Sungai Ibrarine Swapen
omba
Perkebunan di Kabupaten Manowari;
 Normalisasi Sungai Wosi Tahap 7 di
Kabupatne Manokwari
 Normalisasi Kali Mangguapi / Marina di
Kabupaten Manokwari
 Normalisasi Sungai Andai Kampung Buton di
Kabupaten Manokwari; dan
 Normalisasi Sungai Macuan SP V Masni di
Kabupaten Manokwari
 Danau berada di Kabupaten Manokwari
Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Sistem pengelolaan air limbah (SPAL)
 IPAL berada di Kabupaten Manokwari.
 IPLT berada di Kabupaten Manokwari,
Rencana Pola
2.
Ruang:
Taman Wisata Alam Kawasan Lindung:  Masukan dalam
Gunung Meja  Kawasan Yang Memberikan Perlindungan analisa sistem
Terhadap Kawasan Bawahannya (Kawasan penggunaan
hutan lindung) lahan
 Kawasan lindung gambut  Masukan dalam
 Kawasan konservasi (Cagar Alam skenario dan
Pegunungan Tamrau Selatan, Cagar Alam perumusan
Pegunungan Arfak, Suaka Margasatwa Sidei penentuan
Wibain, Kabupaten Manokwari, Suaka rencana pola
Margasatwa Mumbrani-Kaironi, Kabupaten ruang
Manokwari, Taman Wisata Alam Gunung
Meja, Kabupaten Manokwari, dan Maritim
Cross Wreck Mansinam di Pulau Mansinam
Kabupaten Manokwari
 Kawasan Lindung Geologi
 Kawasan Ekosistem Mangrove
Kawasan budidaya:

BAB I - 29
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

Rencana Tata
Ruang Wilayah Sinkronisasi Dan
Muatan Revisi
Nasional Keterkaitan Dengan
No RTRW Provinsi Papua Barat
(PP No. 13 Tahun Wilayah
Tahun 2021
2017 Tentang Perencanaan
RTRWN)
 Kawasan hutan produksi (Kawasan hutan
produksi tetap dan Kawasan hutan produksi
yang dapat dikonversi)
 Kawasan Pertanian
 Kawasan Perikanan (kawasan perikanan
tangkap laut; kawasan perikanan tangkap
darat; kawasan perikanan Budi daya laut; dan
kawasan perikanan Budi daya darat)
 Kawasan Pertambangan (Kawasan
Pertambangan batu bara)
 Kawasan Peruntukkan Industri (Kawasan
Industri Maruni di Kabupaten Manokwari)
 Kawasan Pariwisata
 Kawasan Permukiman
 Kawasan Transportasi
Penetapan
3.
Kawasan Strategis
Kawasan strategis dari sudut kepentingan  Masukan dalam
ekonomi analisa
 Kawasan Pariwisata : Kebun Raya Gunung penetapan
Meja di Kabupaten Manokwari Wisata religi kawasan
dan budaya di Manokwari strategis
 Kawasan Industri Pabrik Semen barada di  Masukan dalam
Maruni Kabupaten Manokwari. skenario dan
Kawasan strategis dari sudut sosial budaya perumusan
 Kawasan di pegunungan Arfak di Kabupaten rencana
Manokwari penetapan
PKSN Manokwari
 Kawasan Lingkar Manokwari Timur (Wawi, kawasan
(Kab. Manokwari)
Pasir Putih, Pulau Mansinam, Gunung Meja, strategis
Anggori dan Pantai Petrus Kafiar) di
Kabupaten Manokwari; dan
 Wilayah adat provinsi Papua Barat yaitu
Domberai, Bomberai dan Saireri
Kawasan yang memiliki nilai strategis dari
sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup
 KSP Koridor Mahkota Tanah Papua di
Kabupaten Manokwari
4. Indikasi Program
Jaringan Jalur  Ketentuan umum peraturan zonasi untuk
Kereta Api Lintas sistem perkotaan pada PKW Manokwari
Pulau Papua:  Ketentuan umum peraturan zonasi untuk
Sorong - sistem perkotaan pada PKSN Manokwari
Manokwari (Kab. Manokwari).

BAB I - 30
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 31
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 32
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

Tabel 1.3. Kebutuhan Pengembangan Infrastruktur Wilayah


MUATAN RTRW PABAR MUATAN REVISI
No (PERDA NO.4 TAHUN SUMBER DATA RTRW PABAR TAHUN
2013) 2018
(0) (1) (2) (3)
A Transportasi Darat Transportasi Darat
1. Jaringan Jalan 1. Jaringan Jalan 2. Jaringan Jalan
a. Trans Papua Barat (Perpres
a. Trans Papua a. Trans Papua
3/2016)
 Ruas jalan yang
menghubungkan Sorong
– Maybrat – Manokwari
melalui ruas Jalan Kota
 Ruas jalan yang
Sorong – Klamono
menghubungkan
(Kab. Sorong) –
Kabupaten Manokwari,
Ayamaru (Kab.
Kabupaten Sorong  Ruas Sorong-Maybrat-
Maybrat) – Susumuk
Selatan, Kabupaten Manokwari dengan panjang
(Kab. Maybrat) –
Sorong dan kota Sorong 594,81 Km
Kumurkek (Kab.
adalah ruas Sorong –  Ruas Manokwari-Mameh-
Maybrat) – Kebar (Kab.
Klamono – Ayamaru – Wasior-Batas Provinsi Papua
Tambraw) – Arfu
Susumuk – Kumurkek – dengan panjang 475,81 Km
(Kab. Manokwari) –
Kebar – Arfu – Prafi –
Prafi (Kab.
Warmare – Maruni –
Manokwari) –
Manokwari.
Warmare (Kab.
Manokwari) – Maruni
(Kab. Manokwari) –
Manokwari.
b. Jalan Strategis b. Jalan Strategis
b. Jalan Strategis Nasional
Nasional Nasional
 Sorong – Manokwari  Sorong – Manokwari
(Ruas Sorong-Klamono (Ruas Sorong-Klamono
– Ayamaru- (Kab. Sorong) –
Maruni) Ayamaru (Kab.
 Manokwari – Bintuni Maybrat) -
(Manokwari – Maruni – Maruni (Kab.
Mameh- Bintuni) Manokwari)
 Fakfak – Hurimbay –  Manokwari – Bintuni
Bomberay (Manokwari – Maruni
 Sorong – Makbon-Mega (Kab. Manokwari) –
Mameh (Kab. Mansel) -
PERPRES 40/2013
Bintuni)
Jalan Strategis Nasional:
Jalan Strategis Nasional:
 Prafi – Manyambu – Anggi –
 Prafi (Kab.
Ransiki;
Manokwari) –
 Atori – Haimaran – Teminabuan;
Manyambu – Anggi
 Mameh – Windesi – Kwatisore; (Kab. Pegunungan
 Aimas – Klamono – Klabra – Arfak) – Ransiki (Kab.
Klabot; Mansel);
 Tanjung Demon – Baum – Dasri;  Lingkar Mansinam
 Ayamaru – Fef; (Kab. Manokwari);
 Lingkar Mansinam;
 Kisor – Fuog;
 Werba – Siboru – Teluk Patipi –

BAB I - 33
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

MUATAN RTRW PABAR MUATAN REVISI


No (PERDA NO.4 TAHUN SUMBER DATA RTRW PABAR TAHUN
2013) 2018
(0) (1) (2) (3)
Kokas;
 Lingkar Waisai;
 Mega – Sausafor – Saukorem –
Arfu.
 Mameh – Windesi – Kwatisore;
 Lingkar Mansinam;
 Aimas – Klamono – Klabra –
Klabot.
KEPUTUSAN GUBERNUR
PAPUA BARAT 620/227/11/2015
Jalan Strategis Provinsi
 SP 5 – Sibuni
 Masni – Wariori
 Jalan Pelabuhan Oransbari
(Manokwari Selatan)
 Isim – Umousi
 Umousi – Bts Kab Teluk Bintuni
 Bts Kab Teluk Bintuni – Merdey
 Merdey – Mogoi
 Tandia – Batas Kota Rasiei
 Jalan Poros Rasiei
 Batas Kota Rasiei – Yopenggar
 Windesi – Werianggi – Idor
 Kaimana – Kiruru
 Bts Kota Fakfak – Sangram
 Sangram – Weri
 Weri – Nusalasi
 SP 2 – SP 1 – Tomage Jalan Strategis Provinsi
 Bts Kota Fakfak – Siboru  SP 5 – Sibuni (Kab.
 Siboru – Sifatnanam Manokwari)
 Sifatnanam – Teluk Patipi  Masni – Wariori
 Teluk Patipi – Kayuni (Kab. Manokwari)
 Jln. Arteri Kota Sorong
 Jln. Yefelio
 Klamalu – Bandara Segun
 Bts. Sorong Selatan – Sbir
 Sayosa – Sailala – Klaili
 Aimas – Klaili
 Klaili – Dela
 Ayamaru – Sauf – Wehali – Bts.
Kab. Sorong Selatan
 Bts Kab. Sorong Selatan – Sesor
– Boldon – Keyen
 Kambuaya – Yukase – Mapura
 Mapura – Kumurkek
 Yukase – Kfa
 Susumuk – Guog – Womba
 Mega – Fef
 Kalobo – Samate – Solol -
Kaliyam

BAB I - 34
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

MUATAN RTRW PABAR MUATAN REVISI


No (PERDA NO.4 TAHUN SUMBER DATA RTRW PABAR TAHUN
2013) 2018
(0) (1) (2) (3)
Kepmen 248/2015:
c. Arteri Primer c. Arteri Primer
c. Jalan Arteri Primer (JAP)
 Kambuaya – Susumuk
 Susumuk – Kumurkeh
 Kumurkeh - Ayamasi – Snopy
 Snopy - Kebar – Prafi
 Prafi - Warmare – Maruni
 Maruni - Bts. Kota Manokwari  Snopy (Kab. Tambraw)
 Ruas Jalan Kota Sorong - Kebar (Kab.
 Jln. Siliwangi (Manokwari)
- Klamono, Kambuaya, Tambraw) – Prafi
 Jln. Yos Sudarso (Manokwari)
Kebar, Mubrani, Prafi, (Kab. Manokwari)
 Jln. Merdeka (Manokwari)
Maruni - Manokwari  Prafi - Warmare –
(perbaikan)  Jln. Trikora (Manokwari)
Maruni (Kab.
 Jln. Drs. Esau Sesa (Manokwari) Manokwari)
 Jln. Sudirman (Manokwari)
 Maruni – Oransbari
 Oransbari – Ransiki
 Ransiki – Mameh
 Ambuni – Tandia
Kepmen 248/2015:
d. Jalan Kolektor d. Kolektor Primer Satu
d. Jalan Kolektor Primer (JKP
Primer (JKP 1)
1)
e. Kolektor Primer Dua e. Kolektor Primer Dua
(JKP 2) (JKP 2)
 Ruas jalan Kambuaya KEPUTUSAN GUBERNUR
(Ayamaru) - PAPUA BARAT 620/227/11/2015
Teminabuan  Jalan Provinsi:
 Ruas jalan Sorong -  Arfai – Pami
Seget  Bts. Kota Manokwari – Sibuni
 Ruas jalan Manokwari -  Jln. Porors Susweni
Mubrani (Manokwari)
 Ruas jalan Fak fak -  Jln. Amban Pantai
Torea - Werba - Siboru  Jln. Pasir Putih (Manokwari)
 Ruas Jalan Beraur-  Jln. Brawijaya
Sorong,  Jln. Gunung Salju (Manokwari)
 Salawati-Sorong,  Jln. Reremi Puncak
 Ruas Jalan Prafi-  Jln. Lingkar RS Provinsi Papua
Manokwari, Barat
 Warmare-Manokwari,  Jln. Reremi Permai
 Jln. Sujarwo Condronegoro
 Oransbari-Manokwari
 Jln. Pahlawan
 Ruas Jalan Rumberpon-
 Jln. Lingkar Teluk Sawaibu
Rasiei,
 Jln. Pasir
 Wasior-Resiei,
 Jln. Soribu
 Wamesa-Rasiei  Jln. Sowi Gunung
 Ruas Jalan Bintuni-  Jln. Lingkar Pulau Mansinam
Babo,  Sibuni – Masni
 Bintuni-Merdey,  Mairpi – Sp 1
 Moskona Selatan-  Prafi – Bts Kab Pegaf
Bintuni (Mokwam)
 Ruas Jalan Teminabuan-

BAB I - 35
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

MUATAN RTRW PABAR MUATAN REVISI


No (PERDA NO.4 TAHUN SUMBER DATA RTRW PABAR TAHUN
2013) 2018
(0) (1) (2) (3)
Manokwari (perbaikan)
 Ruas Jalan Bintuni-
Manokwari (melalui
Manokwari-Maruni-
Mameh-Bintuni)

 Bts Kab Pegaf – Menyambouw


 Ruas Jalan Manokwari -  Menyambouw – Bts. Kota Pegaf
Maruni - Oransbari -  Jln. Drs Dominggus Mandacan
Ransiki - Mameh (Pegaf)
 Jln. Lingkar Anggi Gigi
 Jln. Lingkar Anggi Gida
 Bts. Kota Pegaf – Bts. Kab
Mansel (sakumi)
 Sururey – Bts Kab. Manokwari
Selatan
 Bts Kab Manokwari Selatan –
Umousi
 Ransiki – Bts. Kab. Pegaf
(Sakumi)
 Bintuni – Tuhiba
 Tuluba – Meyerga
 Meyerga – Susumuk
 Wermura – Sisir
 Nusalasi – Bomberay
 Jln. Jenderal Sudirman (Kota
Sorong)
Perpres
Jln. Danau
No. 2Tempe
Tahun 2015 ttng
RPJMN 2015-2019
 Pembangunan Jalan Fakfak -
Kokas – Bomberai
 Pembangunan Jalan Manokwari
– Bintuni
 Pembangunan Jalan Manokwari
- Kebar – Sorong

BAB I - 36
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

MUATAN RTRW PABAR MUATAN REVISI


No (PERDA NO.4 TAHUN SUMBER DATA RTRW PABAR TAHUN
2013) 2018
(0) (1) (2) (3)
 Jalan Sorong –
Makbon - Mega -
 Jalan Sorong-Sausafor- Sausapor (Tambraw) –
Werman-Mubrani-Manokwari Warmandi – Mubrani
(Tambraw) -
Manokwari
2. Sarana 2. Sarana 2. Sarana
Hasil PK:
Pada peraturan nasional (KP
430/2015) menyebutkan rencana
pembangunan terminal Tipe A di
Manokwari sehingga dapat dijadikan
masukan untuk kawasan strategis
dalam RTRWP.
a. Terminal Penumpang
tipe A di Kota Sorong Dinas Perhubungan (TKPRD)
a. Terminal Penumpang
b. Terminal Penumpang  Terminal Tipe A di Kota tipe A
tipe B di Ayamaru Kab. Sorong, Kabupaten Manokwari,
 Kabupaten
Maybrat dan Teluk Wondama.
Manokwari
c. Terminal Penumpang  Terminal Tipe B di Kabupaten
tipe B di Fakfak Sorong, Kabupaten Sorong
Selatan, Kabupaten Maybrat,
Kabupaten Tambraw,
Kabupaten Teluk Bintuni,
Kabupaten Manokwari Selatan,
Kabupaten Pegunungan Arfak,
Kabupaten Kaimana dan
Kabupaten Fakfak.
TKPRD: Terminal Barang
d. Terminal Barang Terminal Barang Menyatu dengan  Kabupaten
Terminal Penumpang Manokwari
3. Kereta Api
Permenhub PM 43/2011 ttng
3. Jaringan Kereta Api 3. Kereta Api
Rencana Induk Perkeretaapian
Nasional
a. Jalur a. Jalur :
 Pengembangan jaringan dan  Pengembangan
layanan kereta api antar kota jaringan dan layanan
pada lintas Manokwari-Nabire kereta api antar kota
 Pengembangan jaringan dan pada lintas Sorong –
layanan kereta api yang Sorong Selatan –
mengubungkan wilayah Bintuni - Manokwari
sumberdaya alam atau kawasan  Layanan kereta api
produksi dengan pelabuhan, yang mengubungkan
yaitu di Manokwari. wilayah sumberdaya
Dishub (TKPRD) alam atau kawasan
 Trase Kereta Api melalui produksi dengan
Sorong – Sorong Selatan – pelabuhan, yaitu di
Bintuni – Manokwari Manokwari.
Dishub (TKPRD) b. Stasiun
b. Stasiun  Stasiun Induk : Kab.

BAB I - 37
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

MUATAN RTRW PABAR MUATAN REVISI


No (PERDA NO.4 TAHUN SUMBER DATA RTRW PABAR TAHUN
2013) 2018
(0) (1) (2) (3)
 Stasiun Induk di rencanakan
Kota Sorong dan Manokwari
 Stasiun Pembantu direncanakan Manokwari
di Kabupaten Sorong,
Kabupaten Sorong Selatan,
Kabupaten Teluk Bintuni,
Kabupaten Manokwari Selatan.
Jaringan Sungai, Danau Jaringan Sungai, Danau dan Jaringan Sungai, Danau
B
dan Penyebrangan Penyebrangan dan Penyebrangan
Alur Pelayaran: Alur Pelayaran: Alur Pelayaran:

Lintas Penyebrangan:
a. Penyebrangan Lintas
Provinsi dengan
Lintas Penyebrangan:
interaksi kuat
Lintas Penyebrangan: a. Penyebrangan Lintas
 Sorong – Patani
Dishub Provinsi
 Sorong - Wahai
Lintas Penyebrangan Antar prov  Sorong – Fakfak -
 Fakfak – Wahai
 Sorong-Fakfak-Wahai Wahai
 Sorong – Biak
 Manokwari - Biak  Manokwari - Biak
b. Penyebrangan Lintas
 Manokwari – Nabire  Manokwari -
Kabupaten/Kota
Nabire
 Sorong – Seget
 Seget – Mogem
 Seget -
Terminabuan
Pelabuhan Penyebrangan:
Kepmen Perhubungan Nomor KP.
430 Tahun 2015 Tentang Rencana
Strategis Kementerian Perhubungan
Tahun 2015-2019:
a. Raja Ampat
b. Kaimana
c. Fakfak
d. Arar
e. Waigeo
f. Folley (Pulau Missol) Pelabuhan Penyebrangan:
Pelabuhan Penyebrangan:
a. Pel Manokwari
a.
Dishub Transportasi Darat (TKPRD)
 Pel Manokwari
 Pel arar
 Pel Waigeo Raja Ampat
 Folley Missol Raja Ampat
 Kiat di Kab Fakfak
 Wasior di Kab Teluk Wondama
 Pel Kaimana
 Klademak di Kota Sorong
 Salawati (Raja Ampat)
C Transportasi Laut Transportasi Laut
1. Pelabuhan Laut 1. Pelabuhan Laut 1. Pelabuhan Laut
a. Pelabuhan Utama: a. Pelabuhan Utama: a. Pelabuhan Utama:

BAB I - 38
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

MUATAN RTRW PABAR MUATAN REVISI


No (PERDA NO.4 TAHUN SUMBER DATA RTRW PABAR TAHUN
2013) 2018
(0) (1) (2) (3)
b. Pelabuhan Pengumpan: b. Pelabuhan Pengumpul b. Pelabuhan Pengumpul
PP 13/2017 tentang RTRWN:
Pelabuhan Pengumpul:
 Pelabuhan Kaimana.  Kaimana
 Pelabuhan  Manokwari
Manokwari.  Fakfak satu kesatuan dengan
c. Pengembangan Pelabuhan Kokas
Pelabuhan Pengumpan  Bintuni
Primer:  Wasior satu kesatuan dengan
Pelabuhan Windesi
 Arar
 Terminabuan
 Pomako I & II dalam satu
sistem dengan Pelabuhan
Amamapare

Kepmen Perhubungan No 901/2016:  Manokwari


 Pelabuhan Pelabuhan Pengumpul:
Manokwari  Pelabuhan Fakfak di Kab.
 Pelabuhan Sorong Fakfak
 Pelabuhan Bomberay  Pelabuhan Arar di Kab.
Fakfak Sorong
 Pelabuhan Kaimana  Pelabuhan Kaimana di Kab.
 Pelabuhan Kaimana
Teminabuan Sorong  Pelabuhan Manokwari di Kab.
Selatan Manokwari Distrik
Manokwari Barat
 Pelabuhan Terminabuan di
Kabupaten Sorong Selatan
 Pelabuhan Bintuni di
Kabupaten Teluk Bintuni
 Pelabuhan Wasior di
Kabupaten Teluk Wondama
d. Pelabuhan Pengumpan e. Pelabuhan Pengumpan
e. Pelabuhan Pengumpan
Sekunder: Lokal:
Regional:
 Pelabuhan
 Pelabuhan Oransbari Kepmen Perhubungan No 901/2016: Mansinam,
 Pelabuhan Waisior  Pelabuhan Oransbari di Saukorem, Ransiki
dan Windesi di Kabupaten Manokwari di Kabupaten
Kabupaten Teluk Selatan. Manokwari
Wondama  Pelabuhan Kokas di
 Pelabuhan Fatanlap, Kabupaten Fakfak
Klamono, Makbon,  Pelabuhan Saunek di
Mega, Seget, Sele, Kabupaten Raja Ampat
Susunu, Salawati,  Pelabuhan Fani, Fataniap,
Sailolof, Muarana di Kabare, Kalobo, Pam,
Sorong Waigama di Kabupaten
 Pelabuhan Fakfak, Fakfak
Kokas, P.Adi, Karas,
Adijaya di Fakfak
 Pelabuhan Kalobo,

BAB I - 39
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

MUATAN RTRW PABAR MUATAN REVISI


No (PERDA NO.4 TAHUN SUMBER DATA RTRW PABAR TAHUN
2013) 2018
(0) (1) (2) (3)
Kangka, Kasim dan
Etna di Kaimana
 Kabare, Saonek,
Saokorem di Raja
Ampat
 Waigama, Inanwatan
di Kabupaten Sorong
Selatan
 Babo, Bintuni di
Kabupaten Teluk
Bintuni
e. Pelabuhan Lokal di
Distrik padat
f. Pelabuhan Pengumpan Lokal:
permukiman dan/atau
kepulauan terpencil di
Kabupaten Raja Ampat:
 Missol Timur Kepmen Perhubungan No 901/2016:
 Misool Selatan  Pelabuhan Seget Baru (masuk
 Waigeo Barat dalam Proyek Strategis
Nasional dalam Perpres
56/2018), Kasim, Kaimano,
Seget Baru, Sele di Kabupaten
Sorong
 Pelabuhan Mansinam,
Saukorem, Ransiki di
Kabupaten Manokwari
 Pelabuhan Ransiki di
Kabupaten Manokwari
Selatan
 Inawatan, Segun, Mugin,
Kais, Klamono, Kokoda,
Konda, Saga, Salfi, Saremuk,
Warongge di Kabupaten
Sorong Selatan
 Pelabuhan Mega, Sausafur,
Abun, Makbun di Kabupaten
Tambraw
 Pelabuhan Babo di Kabupaten
Teluk Bintuni
 Pelabuhan Windesi,
Aisandami, Asemdane,
Kuriwamesa, Roswar, P.Roon,
Sabubar, Yamakan,
Yambekiri, Yende, Yoop di
Kabupaten Teluk Wondama
 Pelabuhan Bomberai, Goras
(Bomberai), Karas, Sagan,
Selasi, Teluk Patipi,
Weti/Weri di Kabupaten
Fakfak
 Pelabuhan Adijaya, Afona,

BAB I - 40
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

MUATAN RTRW PABAR MUATAN REVISI


No (PERDA NO.4 TAHUN SUMBER DATA RTRW PABAR TAHUN
2013) 2018
(0) (1) (2) (3)
etna, Lobo, Nofa, P.Adi,
Senini, Susunu, Tanggaromi,
Kanoka, Teluk Arguni, Waripi
(Teluk etna) di Kabupaten
Kaimana
 Pelabuhan Hopmare, Imbuan,
Kwoor, Maruni, Masni,
Saubeba, Sowi Mampa,
Waiben, Wanden, Warmandi,
Wau, Werur di Kabupaten
Manokwari
 Fafaniap, Gag, Harapan Jaya
(Pulau misol), Kabiloi,
Kapadiri, Koflau, Limalas,
Manyaifun, Meosmengkara,
Mnaeir, Mutus, P.Ayu,
Sailolof, Salawati, Selfele,
Urbinasopen, Waifoi, Waigeo,
Waisilip, Wersamben,
Yebekaki, Yellu di Kabupaten
Raja Ampat.
 Muarana, Saoka, Tanjung
Kasuari di Kota Sorong
2. Alur Pelayaran 2. Alur Pelayaran 2. Alur Pelayaran
Alur Pelayaran Umum dan
a. Lintas Penyebrangan Kemeterian Perhubungan, 2017 Perlintasan:
antar provinsi: a. Tol Laut : a. Tol Laut :
 Bitung-Ternate-  Tanjung Perak – Bau-bau –  Tanjung Perak – Bau-
Patani-Sorong, Manokwari – Bau-bau – bau – Manokwari –
 Manokwari-Biak- Tanjung Perak Bau-bau – Tanjung
Jayapura.  Tanjung Perak – Fakfak – Perak
Kaimana – Timika – Kaimana b. Jalur pelayaran:
– Fakfak – Tanjung Perak.  Manokwari-Biak-
Jayapura.
D Transportasi Udara Transportasi Udara
1. Bandar Udara
1. Bandar Udara Khusus
Khusus

Tabel 1.4. Sistem Jaringan Energi/Kelistrikan


MUATAN REVISI
MUATAN RTRW PABAR
No SUMBER DATA RTRW PABAR TAHUN
(PERDA NO.4 TAHUN 2013)
2018
Jaringan Minyak dan Gas Bumi Jaringan Minyak dan Gas Jaringan Minyak dan Gas
1
Bumi Bumi
Infrastruktur Pembangkit Infrastruktur Pembangkit Infrastruktur Pembangkit
2
Tenaga Listrik Tenaga Listrik Tenaga Listrik
a. Pembangkit tenaga listrik PK RTRW (Rencana Induk  Pembangkit tenaga
yang dikembangkan untuk Jaringan Transmisi dan Distribusi listrik yang
memenuhi penyediaan tenaga Gas Bumi Nasional Tahun 2012- dikembangkan untuk

BAB I - 41
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

MUATAN REVISI
MUATAN RTRW PABAR
No SUMBER DATA RTRW PABAR TAHUN
(PERDA NO.4 TAHUN 2013)
2018
listrik sesuai dengan 2025) memenuhi penyediaan
kebutuhan yang mampu  Pada sistem Manokwari tenaga listrik sesuai
mendukung kegiatan akan dibangun pembangkit dengan kebutuhan
perekonomian. berbahan bakar gas yaitu yang mampu
Mobile Power Plant (MPP) mendukung kegiatan
berkapasitas 20 MW dual perekonomian.
fuel (gas dan HSD) dan  Pembangunan
diharapkan pada tahun 2017 pembangkit berbahan
sudah bisa beroperasi. bakar gas yaitu Mobile
 Untuk memberikan Power Plant (MPP)
kepastian pasokan listrik berkapasitas 20 MW
dimasa depan terutama di dual fuel di Kabupaten
beberapa ibukota Manokwari
Kabupaten yaitu Sorong,  Pembangunan PLTU
Fak-Fak dan Teluk Bintuni, batubara, PLTG/MG,
juga akan dibangun PLTA, PLTM dan
PLTG/MG dual fuel (gas PLTS dengan
dan HSD) tambahan kapasitas
 Untuk memenuhi kebutuhan pembangkit sekitar
listrik sampai dengan tahun 364 MW.
2025, direncanakan akan  Pembangunan
dibangun PLTU batubara, transmisi 150 kV
PLTG/MG, PLTA, PLTM sepanjang 280 kms di
dan PLTS dengan tambahan Sorong dan Kabupaten
kapasitas pembangkit Manokwari
sekitar 364 MW.
 Selaras dengan
pengembangan pembangkit
baru yaitu PLTU, PLTA
dan PLTMG serta untuk
menyalurkan daya listrik ke
pusat beban, direncanakan
pembangunan transmisi 150
kV sepanjang 280 kms
 Rencana pembangunan
gardu induk dilakukan
seiring dengan rencana
pembangunan transmisi 150
kV di Sorong dan
Manokwari yaitu untuk
menyalurkan tenaga listrik
dari pembangkit ke pusat
beban. Sampai dengan
tahun 2025, kapasitas trafo
GI yang akan dibangun
adalah 420 MVA
b. Pengembangan sarana untuk
pengembangan listrik
meliputi:
PK RTRW (Rencana Induk 1) Pembangkit listrik
Jaringan Transmisi dan Distribusi tenaga air (PLTA):
Gas Bumi Nasional Tahun 2012-  PLTA tersebar dengan
2025) (Tambahan Proyiek Baru) Kapasitas Baru 20

BAB I - 42
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

MUATAN REVISI
MUATAN RTRW PABAR
No SUMBER DATA RTRW PABAR TAHUN
(PERDA NO.4 TAHUN 2013)
2018
 PLTA tersebar dengan MW; COD baru pada
Kapasitas Baru 20 MW; tahun 2025
COD baru pada tahun 2025
 Perpres No. 2 Tahun 2015
Tentang Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun
2015-2019:
 PLTD Warsamson 3x15,5
MW
1) Pembangkit listrik PK RTRW (Rencana Induk 2) Pembangkit listrik
Tenaga Uap (PLTU) di Jaringan Transmisi dan Distribusi tenaga uap (PLTU):
Kabupaten Sorong, Gas Bumi Nasional Tahun 2012-  PLTU Andai
2025) (Tambahan Proyiek Baru) (FTP2) 2x7 MW
 PLTU Sorong dengan  PLTU Klalin
Kapasitas Baru 2 x 50 MW; (FTP2) 2x15 MW
COD Baru pada tahun 2019

PK RTRW (Rencana Induk


Jaringan Transmisi dan Distribusi
Gas Bumi Nasional Tahun 2012-
2025) Proyek yang diterminasi
 PLTU IPP Sorong dengan
kapasitas RUPTL 2 x 15
MW; COD RUPTL pada
tahun 2019

Perpres No. 2 Tahun 2015


Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019:
 PLTU Andai (FTP2) 2x7
MW
 PLTU Klalin (FTP2) 2x15
MW
2) Pembangkit Listrik PK RTRW (Rencana Induk 3) Pembangkit listrik
Tenaga Surya (PLTS): Jaringan Transmisi dan Distribusi tenaga surya (PLTS):
 Kabupaten Fakfak, Gas Bumi Nasional Tahun 2012-  PLTS tersebar
 Kabupten 2025) (Tambahan Proyiek Baru) dengan Kapasitas
Tambrauw,  PLTS tersebar dengan Baru 40 MW;
 Kabupaten Raja Kapasitas Baru 40 MW; COD baru pada
Ampat, COD baru pada tahun tahun 2017-2020
 Kabupaten Sorong, 2017-2020
 Kabupaten Sorong
Selatan;
3) Pembangkit Listrik 4) Pembangkit listrik
Tenaga tenaga mikro hidro
Mikro/MiniHidro (PLTMH):
(PLTMH)
 Prafi Kabupaten  Pembangunan PLTMH 30  Seluruh
Manokwari KW/Tahap II Kabupaten/Kota
 Pembangunan PLTMh 10 di Provinsi Papua

BAB I - 43
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

MUATAN REVISI
MUATAN RTRW PABAR
No SUMBER DATA RTRW PABAR TAHUN
(PERDA NO.4 TAHUN 2013)
2018
KW Barat

Prafi Kabupaten Manokwari

Bappeda:
Menyebar di seluruh
Kabupaten/Kota
5) Pembangkit listrik
lainnya:
 Pengadaaan
Generator untuk
listrik pedesaan
3 Ketenagalistrikan Ketenagalistrikan Ketenagalistrikan
1) Jaringan transmisi tenaga Dokumen RZWP3K Jaringan Transmisi Tenaga
listrik dikembangkan untuk Kabel Bawah Laut : Listrik
menyalurkan tenaga listrik  Teluk Bintuni, dari Tg. 1. Saluran udara
antarsistem yang Tagopah tegangan ekstra tinggi
menggunakan kawat saluran  Teluk Bintuni, Furrwata B (SUTET):
udara, kabel bawah tanah,  Kota Sorong  Saluran Udara
atau kabel bawah laut.  Kabupaten Sorong Tegangan Ekstra
2) Pengembangan jaringan  Pipa Bawah Laut di Teluk Tinggi (SUTET)
SUTET 150 KV dilakukan Bintuni, Furwata A 150 KV;
melintasi seluruh kabupaten  Sorong, Petrogas  Seluruh
dan kota, serta diintegrasikan Kabupaten/kota
dengan rencana jaringan 2. Saluran udara
transmisi tenaga listrik tegangan tinggi
nasional. (SUTT):
 Pengembangan jaringan  Pengembangan
Saluran Udara dan/atau jaringan Saluran
Kabel Tegangan Tinggi Udara dan/atau
150 KV diperlukan Kabel Tegangan
untuk menyalurkan Tinggi 150 KV
energi listrik yang 3. Saluran udara
dibangkitkan oleh tegangan arus searah
pembangkit baru, yaitu (SUTTAS):
Saluran Udara Tegangan 4. Saluran Transmisi
Ekstra Tinggi (SUTET) Lainnya:
150 KV;  Energi
3) Pengembangan energi baru mikrohidro untuk
dan terbarukan (EBT) wilayah-wilayah
berdaya kecil oleh pemerintah yang dialiri
provinsi terutama untuk sungai dengan
melayani wilayah yang tidak kapasitas debit air
dapat terjangkau jaringan tinggi (head) dari
transmisi tenaga listrik, sungai potensial
meliputi: untuk
 Energi mikrohidro untuk dikembangkan
wilayah-wilayah yang Pembangkit
dialiri Listrik Tenaga
sungaidengankapasitas Mikro/Mini Hidro
debit air tinggi (head) (PLTMH);
dari sungai potensial  Energi surya
untuk dikembangkan (solar cell) di

BAB I - 44
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

MUATAN REVISI
MUATAN RTRW PABAR
No SUMBER DATA RTRW PABAR TAHUN
(PERDA NO.4 TAHUN 2013)
2018
Pembangkit Listrik wilayah
Tenaga Mikro/Mini perdesaan dan
Hidro (PLTMH); terpencil;
 Energi surya (solar cell)  Energi
di wilayah perdesaan gelombang di
dan terpencil; wilayah pesisir.
 Energi gelombang di
wilayah pesisir.

1.7. PROFIL WILAYAH PERENCANAAN


1.7.1. Batas Administrasi
Secara geografis Kabupaten Manokwari merupakan Ibukota Provinsi Papua Barat yang terletak
di bagian wilayah kepala burung Pulau Papua. Kabupaten Manokwari secara geogfrafis terletak di
132035’ BT (Bujur Timur) – 134045’ BT (Bujur Timur) dan 0015’ LS (Lintang Selatan) – 3 025’ LS
(Lintang Selatan), dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
 Barat : Kabupaten Tambrauw
 Utara : Samudera Pasifik
 Timur : Samudera Pasifik
 Selatan : Kabupaten Pegunungan Arfak dan Manokwari Selatan
Luas wilayah Kabupaten Manokwari mulanya 4.650,32 Km² namun karena ada perpindahan
beberapa kampung dari wilayah lain, maka luas wilayahnya menjadi 4.863,40 Km² yang digunakan
untuk perhitungan kepadatan penduduk real dan terbagi menjadi sembilan distrik.
Tabel 1.5. Luas Wilayah Berdasarkan Distrik Kabupaten Manokwari
No. Distrik Luas (Km2) Presentase (%)
1 Warmare 674,84 21,3
2 Prafi 311,13 9,82
3 Manokwari Barat 93,46 2,95
4 Manokwari Timur 32,00 1,01
5 Manokwari Utara 450,53 14,22
6 Manokwari Selatan 311,13 9,82
7 Tanah Rubu 271,52 8,57
8 Masni 596,9 18,84
9 Sidey 426,77 13,47
Kabupaten Manokwari 3168,28 100
Sumber: Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2021

Berdasarkan tabel diatas Kabupaten Manokwari memiliki 9 distrik. Dan distrik yang paling
besar berada pada distrik manokwari dengan luas lahan 674,84 Km 2, sedangkan distrik yang paling
kecil berada pada distrik manokwari timur dengan luas wilayah 32,00 Km 2 . Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada peta batas administrasi Kabupaten Manokwari

BAB I - 45
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 46
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

1.7.2. Kondisi Topografi


Kondisi topografi yang ada di Kabupaten Manokwari terletak dalam beberapa ketinggian
sebagai berikut:
 0-100 meter, di atas permukaan laut : merupakan wilayah dengan dataran rendah,
ataupun wilayah yang berada di sekitar kawasan pantai. Wilayah yang berada di
ketinggian tersebut meliputi sebagian dari Distrik Manokwari, Distrik Amberbaken,
Distrik Masni, Distrik Oransbari, dan Distrik Ransiki.
 100-1000 meter di atas permukaan laut, meliputi hampir semua distrik di bagian tengah-
utara, Tengah-Timur, dan Tengah Selatan.
 Lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut meliputi Seluruh wilayah Kabupaten
Manokwari yang merupakan daerah dataran tinggi pegunungan yang hampir
mendominasi sebagian besar wilayah di Kabupaten Manokwari.
Kemiringan lahan di Kabupaten Manokwari bervariasi mulai dari lahan datar (0-2%), landai (2-
40%) dan terjal (lebih dari 40%). Lahan datar yang ada di Kabupaten Manokwari adalah 40% dari
luas lahan yang ada, lahan dengan kategori landai seluas 50% dari luas wilayah Kabupaten
Manokwari dan sisanya adalah lahan terjal. Gambaran kondisi wilayah yang ada di Kabupaten
Manokwari yang terbagi kedalam 2 (dua) tipologi wilayah yaitu pesisir dan pegunungan.

1.7.3. Kondisi Geologi


Kondisi Geologi terdiri dari batuan sedimen Pratersier berupa batuan sedimen klastik, karbonat,
Plutonik (Granit), batuan Vulkanik berupa Lava, aglomerat, breksi, tufa dan lahar serta batuan
metamorfik. Batuan Sedimen tersier terdiri dari batuan sedimen klastik, vulkanik dan karbonat.
Batuan Kuarter terdiri endapan pantai, endapan sungai, endapan limpas banjir. Endapan sedimen
dengan umur Kuarter hanya muncul di beberapa tempat, sedang endapan sedimen Resen (Qa) hanya
mengisi lembah-lembah muda di mana saat ini sungai besar dan anak sungainya mengalir.

1.7.4. Kondisi Klimatologi


Kabupaten Manokwari termasuk wilayah yang memiliki iklim tropis sebagaimana wilayah lain
di dekat garis khatulistiwa. Kabupaten Manokwari merupakan wilayah dengan curah hujan yang
signifkan. Bahkan di bulan terkering terdapat banyak hujan.
Untuk jenis klasifikasi curah hujan mempunyai dua jenis yaitu klasfikasi pertama dengan
rentang 1500-2000 mm dan klasifikasi kedua memiliki rentang 2000-2500 mm.
Suhu dan kelembapan merupakan komponen iklim paling konstan di Kabupaten Manokwari.
Suhu udara di Kabupaten Manokwari berkisar antara 23,5 – 32,4 dengan temperatur udara rata-rata
27,4 -28,5 °C. Sedangkan untuk kelembaban udara di Kabupaten Manokwari berkisar antara 78 - 83.
Untuk lebih jelasnya mengenai suhu dan kelembaban udara di Kabupaten Manokwari dapat dilihat
pada Tabel dibawah ini.

BAB I - 47
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 48
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 49
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 50
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 51
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

Tabel 1.6. Udara dan Kelembaban Udara di Kabupaten Manokwari


Suhu Udara
Bulan Temperatur Rata-Rata Kelembapan Udara
Max Min
Januari 31,9 24,6 27,7 81
Februari 31,8 23,5 27,5 80
Maret 31,6 24,4, 27,4 83
April 31,9 23,4 27,6 83
Mei 32,2 25,1 28,5 81
Juni 31,7 24,5 27,8 81
Juli 31,7 24,3 27,6 80
Agustus 31,3 24,2 28,2 81
September 31,9 24,5 28,3 79
Oktober 32,4 24,8 27,8 78
November 30,9 23,7 27,8 80
Desember 31,8 24,4 27,6 82
Sumber: Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2021

Tabel 1.7. Tekanan Udara dan Kelembaban Udara (persen) di Kabupaten Manokwari
Tahun 2020
Tekanan Udara
No Bulan Kelembapan Udara (%)
(mbps)
1 Januari 81 1008,9
2 Februari 80 1009,8
3 Maret 83 1009,5
4 April 83 1009,5
5 Mei 81 1009,2
6 Juni 81 1009,1
7 Juli 80 1008,4
8 Agustus 81 1009,1
9 September 79 1008,8
10 Oktober 78 1008
11 November 80 1008,3
12 Desember 82 1007,5
Sumber: Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2021

Tabel 1.8. Kecepatan Angin, Penyinaran, dan Curah Hujan di Kabupaten Manokwari
Tahun 2020
Penyinaran Hari
No Bulan Kecepatan Angin Curah Hujan
Matahari Hujan
1 Januari 4,1 52 176,6 20
2 Februari 5,1 65 384,1 21
3 Maret 3,6 54 485,1 23
4 April 3,2 55 406,5 22
5 Mei 2,7 60 132,2 16
6 Juni 2,7 60 82,5 17
7 Juli 2,6 61 137,5 21
8 Agustus 3,1 19* 110,1 20
9 September 3,3 54 65,5 17

BAB I - 52
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

10 Oktober 3,6 47 87,0 14


11 November 4,3 - 328,4 23
12 Desember 3,3 - 242,4 21

BAB I - 53
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 54
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 55
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 56
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 57
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

1.7.5. Ekoregion
Berdasarkan peta ekoregion, Kabupaten Manokwari memiliki jenis batuan ekoregion yang
sangat beragam di wilayahnya. Satuan ekoregion di Kabupaten Manokwari tercatat berjumlah 6 jenis.
 Dataran Fluvial : tanah yang subur dan sumber daya air yang melimpah, baik air
permukaan maupun air tanah. Oleh sebab itu bentuklahan ini tergolong mempunyai
tingkat kemampuan lahan (land capability) yang tinggi.
 Dataran Pantai : bentuk lahan deposisional yang tersusun dari material pasir, kerikil,
atau bebatuan yang terdeposisi oleh arus dan gelombang laut
 Dataran Struktural : dataran struktural lipatan dan dataran struktural kubah ini
mempunyai potensi sumberdaya alam non-hayati yang bervariasi, seperti untuk lahan
pertanian atau penggembalaan. Bentuklahan ini berpotensi pula menyimpan bahan
tambang (seperti batubara, minyak atau lainnya) yang dapat digunakan sebagai sumber
daya energi.
 Pegunungan Struktural: pegunungan ini juga sangat berpotensi untuk daerah resapan air
karena terdapat lapisan batuan lolos air (permeable) dan di wilayah ini curah hujan relatif
tinggi. Pegunungan ini juga berpotensi menyimpan bahan tambang (mineral, minyak
bumi, atau lainnya) yang dapat digunakan sebagai sumber daya energi atau lainnya.
 Perbukitan Struktural: Daerah perbukitan struktural lipatan sangat berpotensi untuk
daerah resapan air terutama apabila terdapat lapisan batuan yang lolos air (permeable).
Perbukitan ini berpotensi pula menyimpan bahan tambang (seperti mineral, minyak
bumi, atau lainnya) yang dapat digunakan sebagai sumber daya energi atau lainnya.
 Dataran Organik/koral: batuan sedimen organik atau non klastik berupa batugamping
terumbu atau koral sebagai hasil proses pengangkatan dan metamorfosis terumbu karang.

1.7.6. Jasa Ekosistem


Ekosistem adalah entitas yang kompleks yang terdiri atas komunitas tumbuhan, binatang dan
mikro organisme yang dinamis beserta lingkungan abiotiknya yang saling berinteraksi sebagai satu
kesatuan unit fungsional (MA, 2005). Fungsi ekosistem adalah kemampuan kompone ekosistem
untuk melakukan proses alam dalam menyediakan materi dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan manusia, baik secaralangsung maupun tidak langsung (De Groot, 1992). Jasa ekosistem
adalah keuntungan yang diperoleh manusia dari ekosistem (MA, 2005).
Jasa ekosistem dikategorikan menjadi empat, yaitu meliputi jasa penyediaan (provisioning),
jasa pengaturan (regulating), jasa budaya (cultural), dan jasa pendukung (supporting) (MA, 2005).
Berdasarkan empat kategori ini dikelaskan ada 23 kelas klasifikasi jasa ekosistem, yaitu (De Groots,
2002):
a. Jasa Penyediaan
1) Jasa Ekosistem Penyedia Pangan Ekosistem
memberikan manfaat penyediaan bahan pangan yaitu segala sesuatu yang berasal dari
sumber hayati (tanaman dan hewan) dan air (ikan), baik yang diolah maupun yang tidak
diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia.
Jenis-jenis pangan di Indonesia, sangat bervariasi diantaranya seperti beras, jagung,
ketela, gandum, sagu, segala macam buah, ikan, daging, telur dan sebagainya.

BAB I - 58
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

Penyediaan pangan oleh ekosistem dapat berasal dari hasil pertanian dan perkebunan,
hasil pangan peternakan, hasil laut dan termasuk pangan dari hutan.
2) Jasa Ekosistem Penyediaan Air Berrsih
Ekosistem memberikan manfaat penyediaan air bersih yaitu ketersediaan air bersih baik
yang berasal dari air permukaan maupun air tanah (termasuk kapasitas penyimpanannya),
bahkan air hujan yang dapa dipergunakan untuk kepentingan domestik, pertanian,
industri maupun jasa.
Penyediaan jasaair bersih sangat dipengaruhi oleh kondisi curah hujan dan lapisan tanah
atau batuan yang dapat menyimpan air (akuifer) serta faktor yang dapat mempengaruhi
sistem penyimpanan air tanah seperti Ekoregion Bentanglahan.
3) Jasa Ekosistem Penyediaan Energi
Ekosistem memberikan manfaat bagi penyediaan energi yang berasal dari fosil, energi
alternatif, biosmassa, hutan, dan tanaman kayu-kayuan. Adapu energi yang berasal dari
fosil seperti minyak bumi dan batubara. Sementara untuk sumber energi alternatif berasal
dari tenaga air mikro hidro, tenaga matahari, tenaga angin, dan panas bumi. Selain itu,
untuk energi yang berasal dari biomassa, contohnya adalah minyak sawit dan minyak uah
biji jarak.
Sumber energi yang berasal dari fosil dan energi alternatif dapat dilihat berdasarkan
struktur geologi dan bentuk lahanya, sedangkan untuk sumbe energi yang berasa dari
biomassa dan tanaman kayukayuan dapat diamat dari ekoregion bentang lahan / penutup
lahan.
4) Jasa Ekosistem Penyediaan
Serat (Fiber) Serat (fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen
yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Ekosistem menyediakan serat alami
yang meliputi serat yang diproduksi oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, dan proses geologis.
Serat jenis ini bersifat dapat mengalami pelapukan.
Serat alami dapat digolongkan ke dalam (1) serat tumbuhan /serat pangan, (2) serat kayu,
(3) serat hewan, dan (3) serat mineral seperti logam dan carbon. Serat alami hasil hutan,
hasil laut, hasil pertanian & perkebunan menjadi material dasar dalam proses produksi
dan industri serta bio-chemical.
5) Jasa Ekosistem Penyediaan Sumber daya Genetik
Ekosistem menyediakan beragam sumber daya genetik yan melimpah dan bernilai
ekonomis dan bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Sumberdaya genetik berhubungan
erat dengan keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna, dimana keanekaragaman
hayati yang tinggi akan diikuti dengan sumber daya genetik yang melimpah.
Ketersediaan dan distribusi sumberdaya genetik ditentukan oleh tipe ekosistem yaitu
ekoregion bentangalam dan penutup lahan khususnya areal bervegetasi. Potensi
penyediaan sumberdaya genetik dimanfaatkan sebagai sumber daya untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang semakin beragam dan kompleks.

BAB I - 59
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 60
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 61
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

b. Jasa Ekosistem Pengaturan


1) Jasa Ekosistem Pengaturan
Iklim Secara alamiah ekosistem memiliki fungsi jasa pengaturan iklim, yang meliputi
pengaturan suhu, kelembaban dan hujan, angin, pengendalian gas rumah kaca &
penyerapan karbon.
2) Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Air Dan Banjir Siklus hidrologi (hydrology cycle),
adalah pergerakan air dalam hidrosfer yang meliputi proses penguapan (evaporasi),
pendinginan massa udara (k ondensasi), hujan (presipitasi), dan pengaliran (flow). Siklus
hidrologi yang terjadi di atmosfer meliputi terbentuknya awan hujan, terbentuknya hujan,
dan evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi.
3) Jasa Ekosistem Pengaturan Pencegahan Dan Perlindungan Dari Bencana
Ekosistem, di dalamnya juga mengandung unsur pengaturan pada infrastruktur alam
untuk pencegahan dan perlindungan dari beberapa tipe bencana khususnya bencana alam.
Beberapa fungsi pencegahan bencana alam dari kebakaran lahan, erosi, abrasi, longsor,
badai dan tsunami berhubungan erat dengan keberadaan liputan lahan dan bentuklahan.
4) Jasa Ekosistem Pengaturan Pemurnian Air Ekosistem memiliki kemampuan untuk
membersihkan pencemar melalui proses - proses kimia-fisik-biologi yang berlangsung
secara alami dalam badan air. Kemampuan pemurniah air secara alami (self purification)
memerlukan waktu dan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya beban pencemar dan teknik
pemulihan alam khususnya aktivitas bakteri alam dalam merombak bahan organik,
sehingga kapasitas badan air dalam mengencerkan, mengurai dan menyerap pencemar
meningkat
5) Jasa Ekosistem Pengaturan Pengolahan Dan Penguraian Limbah
Jasa ekosistem meliputi kapasitas lokasi dalam menetralisir, mengurai dan menyerap
limbah dan sampah. Dalam kapasitas yang terbatas, ekosistem memiliki kemampuan
untuk menetralisir zat organik yang ada dalam air limbah.
6) Jasa Ekosistem Pengaturan Peme liharaan Kualitas Udara
Kualitas udara yang baik merupakan salahsatu manfaat yang diberikan oleh ekosistem.
Kualitas udara. sangat dipengaruhi oleh interaksi antar berbagai poluta n yang diemisikan
ke udara dengan faktor -faktor meteorologis (angin, suhu, hujan, sinar matahari) dan
pemanfaatan ruang permukaan bumi. Semakin tinggi intensitas pemanfaatan ruang,
semakin dinamis kualitas udara.
7) Jasa Ekosistem Pengaturan Penyerbukan Alami (Pollination)
Penyerbukan alami (pollination) adalah proses penyerbukan (berpindahnya serbuk sari
dari kepala sari ke kepala putik) yang secara khusus terjadi pada bunga yang sama atau
antar bunga yang berbeda tetapi dalam satu tanaman atau di antara bunga pada klon
tanaman yang sama.
8) Jasa Ekosistem Pengaturan Pengendalian Hama & Penyakit
Pengendalian hama adalah pengaturan makhluk-makhluk atau organisme pengganggu
yang disebut hama karena dianggap mengganggu kesehatan manusia, ekologi, atau
ekonomi.

BAB I - 62
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 63
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

c. Jasa Ekosistem Fungsi Budaya


1) Jasa Ekosistem Budaya Tempat Tinggal & Ruang Hidup (Sense Of Place), Ekosistem
memberikan manfaat positif bagi manusia khususnya ruang untuk tinggal dan hidup
sejahtera. Ruang hidup ini didukung oleh kemampuan dan kesesuaian lahan yang tinggi
sehingga memberikan dukungan kehidupan baik secara sosial, ekonomi maupun budaya.
2) Jasa Ekosistem Budaya Rekreasi dan Ecotourism Ekosistem menyediakan fitur lansekap,
keunikan alam, atau nilai tertentu yang menjadi daya tarik wisata. Berbagai macam
bentuk bentang alam dan keunikan flora dan fauna serta keanekaragaman hayati yang
terdapat dalam ekosistem memberi ciri dan keindahan bagi para wisatawan
3) Jasa Ekosistem Budaya Estetika, Ekosistem bentang alam seperti laut, pegunungan,
lembah, pantai danlain sebagainya telah memberikan nuansa keindahan alam dan nilai-
nilai estetika yang mengagumkan dan memiliki nilai jual. Paduan bentang alam dan
bentang budaya semakin memperkuat nilai keindahan dan estetika yang telah diberikan
oleh ekosistem.
d. Jasa Ekosistem Pendukung
1) Jasa Ekosistem Pendukung Pembentukan Lapisan Tanah & Pemeliharaan Kesuburan
Tanah merupakan hasil pelapukan atau erosi batuan induk (anorganik) yang bercampur
dengan bahan organik. Tanah mengandung partikel batuan atau mineral, bahan organik
(senyawa organik dan organisme) air dan udara. Mineral merupakan unsur utama tanah
yang terbentuk dari padatan anorganik dan mempunyai komposisi homogen. Ekosistem
memberikan jasa pendukung berupa pembentukan lapisan tanah dan pemeliharaan
kesuburan yang bervariasi antar lokasi. Lokasi yang memiliki jenis batuan cepat lapuk,
dengan kondisi curah hujan dan penyinaran matahari yang tinggi akibat bentuk
permukaan bumi serta didukung oleh keberadaan orga nisme dalam tanah dan tumbuhan
penutup tanah maka pembentukan tanah semakin cepat.
2) Jasa Ekosistem Pendukung Siklus Hara (Nutrient Cycle), Siklus hara dalam suatu
ekosistem merupakan proses yang terintegrasi dari pergerakan/pemindahan energi dan
hara didalam ekosistem itu sendiri dan juga interaksinya dengan atmosfir, biosfir, geosfir
dan hidrosfir. Energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan siklus hara ini didapatkan
dari proses yang terjadi pada biosfir yaitu proses fotosisntesis. Proses dari serapan hara,
akumulasi hara pada tubuh tumbuhan dan kembali ke tanah melalui siklus yang bervarisi
sesuai dengan kondis i tumbuhan, iklim dan jenis tanahnya sendiri sehingga pada
akhirnya berpengaruh terhadap kesuburan tanah dan tingkat produksi pertanian yang
tinggi
3) Jasa Ekosistem Pendukung Produksi Primer (Produksi Oksigen, Penyediaan Habitat
Spesies)
Ekosistem memberikan jasa produksi primer berupa kroduksi oksigen dan penyediaan
habitat spesies. Produksi oksigen memberikan dukungan bagi seluruh kehidupan
makhluk. Tanpa adanya oksigen maka tidak akan ada kehidupan. Ekosistem memberikan
jasa penghasil oksigen sekaligus mengurangi kadar karbondioksida dan populasi udara di
bumi.
4) Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas (Perlindungan Plasma Nutfah) Ekosistem telah
memberikan jasa keanekaragaman hayati (biodiversity) di antara makhluk hidup dari
semua sumber, termasuk diantaranya, daratan, lautan dan ekosistem akuatik lain serta
kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya

BAB I - 64
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

1.7.7. Penggunaan Lahan


Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas relief atau topografi, iklim, tanah dan
air dan biotik seperti manusia, hewan dan tumbuhan yang berkaitan dengan daya dukungnya terhadap
kehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Penggunaan lahan mempunyai makna berbeda dengan
liputan lahan. Liputan Lahan (penutup lahan) berkaitan dengan jenis kenampakan yang ada di
permukaan bumi, sedangkan penggunaan lahan berkaitan dengan kegiatan manusia pada bidang lahan
tersebut.

1.7.8. Potensi Pengembangan Wilayah


Dalam rangka mendukung pertumbuhan daya saing daerah, penataan ruang menjadi salah satu
hal penting dalam perencanaan pembangunan ke depan, mengingat kondisi geografis, potensi sektor
pertanian secara keseluruhan, potensi pariwisata, dan potensi sumberdaya mineral yang luar biasa di
Kabupaten Manokwari. Pembangunan Kabupaten Manokwari harus memanfaatkan berbagai
sumberdaya potensial yang tersedia dimana nantinya perencanaan pembangunan Kabupaten
Manokwari harus lebih menekankan pada sektor-sektor unggulan tersebut.
Hal yang harus diupayakan dalam pengembangan wilayah adalah pengembangan dan
pemerataan infrastruktur serta peningkatkan kapasitas ekonomi di beberapa wilayah prioritas
mengingat ada beberapa kawasan di Kabupaten Manokwari yang masih tertinggal. Pengembangan
dan pemerataan infrastruktur di wilayah ini mutlak diutamakan. Hal ini karena masih rendahnya
tingkat pelayanan infrastruktur dasar di semua wilayah yang akan berdampak pada terbatasnya
kemampuan penduduk setempat dalam mengembangkan potensi sumberdaya yang dimiliki.
Implementasi pembangunan di Kabupaten Manokwari pada masa mendatang diharapkan mampu
berkembang guna meningkatkan taraf hidup dan tingkat kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
potensi yang dimilikinya.

1.7.8.1. Kehutanan
Hutan adalah wilayah daratan yang didominasi oleh pepohonan. Ratusan definisi hutan
digunakan di seluruh dunia, menggabungkan faktor-faktor seperti kerapatan pohon, tinggi pohon,
penggunaan lahan, kedudukan hukum, dan fungsi ekologis. Berikut merupakan luasan hutan lindung
dan hutan produksi menurut distrik Kabupaten Manokwari:
Tabel 1.9. Luas Hutan Lindung dan Suaka Alam menurut Distrik di Kabupaten
Manokwari
N Hutan Suaka Alam dan Pelestarian
Distrik
o Lindung Alam
1 Warmare NA NA
2 Prafi NA NA
3 Manokwari Barat NA NA
4 Manokwari Timur NA NA
5 Manokwari Utara NA NA
6 Manokwari selatan NA NA
7 Tanah Rubu NA NA
8 Masni NA NA
9 Sidey NA NA
Kabupaten Manokwari 62391 96364

BAB I - 65
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

Sumber: Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2021

Tabel 1.10. Luas Hutan Produksi menurut Distrik di Kabupaten Manokwari


Hutan Produksi
No Distrik Dapat Jumlah Luas Hutan
Terbatas Tetap
Dikonversi dan Perairan
1 Warmare NA NA NA NA
2 Prafi NA NA NA NA
3 Manokwari Barat NA NA NA NA
4 Manokwari Timur NA NA NA NA
5 Manokwari Utara NA NA NA NA
6 Manokwari selatan NA NA NA NA
7 Tanah Rubu NA NA NA NA
8 Masni NA NA NA NA
9 Sidey NA NA NA NA
Kabupaten Manokwari 34.859 9.238 19.221 287.555
Sumber: Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2021

1.7.8.2. Pertanian
Pada tahun 2019 Kabupaten Manokwari memiliki keunggulan pada sektor pertanian,
peternakan dan perikanan. Untuk sektor pertanian, padi sawah mempunyai luas panen 3.337 Ha dan
padi sawah memiliki luas panen 380 Ha. Dan untuk sektor peternakan dan perikanan pada lima tahun
terakhir tiap tahunnya memiliki peningkatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Gambar 1.4. Potensi Komoditas Pertanian di Kabupaten Manokwari

BAB I - 66
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 67
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 68
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

1.7.8.3. Sagu
Sagu adalah tepung atau olahan yang diperoleh dari pemrosesan teras batang rumbia atau
"pohon sagu" (Metroxylon sagu Rottb.). Tepung sagu memiliki karakteristik fisik yang mirip dengan
tepung tapioka. Dalam resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit diperoleh sering diganti dengan
tepung tapioka sehingga namanya sering kali dipertukarkan, meskipun kedua tepung ini berbeda.
Sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat di Maluku dan Papua yang tinggal di pesisir. Sagu
dimakan dalam bentuk papeda, semacam bubur, atau dalam olahan lain. Sagu sendiri dijual sebagai
tepung curah maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang.

1.7.9. Potensi Sumber Daya Alam


Kondisi sumber daya alam yang dimaksud untuk memahami kondisi daya dukung lingkungan,
dan untuk memahami tingkat perkembangan pemanfaatan sumberdaya lahan/tanah, sumberdaya air,
sumberdaya udara, sumberdaya udara, sumberdaya hutan, dan sumberdaya alam lainnya serta potensi
yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam menunjang pengembangan wilayah Kabupaten
Manokwari.
Berikut akan dijelaskan megenai potensi sumberdaya alam yang ada di Kabupaten Manokwari:
a. Kabupaten Manokwari memiliki Hutan Lindung dengan luas 62.374,46 Hektar yag tersebar di
Kabupaten Manokwari, namun ada distrik yang tidak terdapat kawasan hutan lindung yaitu
Distrik Manokwari Timur. Hutan lindung di Kabupaten Manokwari ini memiliki fungsi utama
sebagai pelindung sistem penyangga kehidupan untuk penyimpan cadangan air di dalam tanah,
mengendalikan erosi pada tanah, mencegah terjadinya banjir, mencegah intrusi air laut,
menjaga kesuburan pada tanah, sebagai tempat penyimpanan sumber daya genetika (plasma
nutfah), habitat flora dan fauna, destinasi wisata alam dan sebagai sarana belajar ilmu
pengetahuan alam. Luasan hutan lindung menurut distrik di Kabupaten Manokwari dapat
dilihat pada table berikut ini.
b. Kawasan Hutan Produksi di Kabupaten Manokwari pada Tahun 2017 terbagi atas hutan
produksi terbatas dengan luas 34.977,3 hektar, hutan produksi tetap dengan luas 9.237,47
hektar dan hutan produksi dapat dikonversi dengan luas 19.220,4 hektar. Sehingga total hutan
produksi di Kabupaten Manokwari adalah 221888,31 hektar.
c. Kawasan Tanaman Pangan terdiri dari tujuh jenis komiditi yang terdiri dari padi, jagung,
kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Tanaman padi terbagi atas dua
jenis yaitu padi sawah dan padi ladang. Tahun 2017, tanaman pangan dengan luas panen
terbesar adalah padi dengan 3.377,75 hektar dan yang terkecil adalah kacang hijau dengan 14
hektar.
d. Kawasan Pertambangan di Kabupaten Manokwari sampai saat ini belum diketahui jumlah
kandungan dan kualitas tambang yang yang terkandung di Kabupaten Manokwari, namun
apabila akan dilakukan eksplorasi dan ekspoitasi, maka perlu adanya perencanaan khusus untuk
kawasan ini. Perencanaan kawasan pertambangan dimungkinkan dari rekomendasi rencana tata
ruang wilayah, menurut Undang-Undang no 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
dimungkinkan untuk membuat Rencana Induk Sektoral yang salah satunya adalah Rencana
Induk Kawasan Pertambangan. Adapun potensi tambang yang terdapat di Kabupaten
Manokwari meliputi:
1. Pertambangan Mineral (logam) berupa emas, mangaan, dan antimony
2. Pertambangan Mineral (batuan) berupa sirtu

BAB I - 69
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

3. Pertambangan batu bara


4. Pertambangan minyak dan gas
e. Kawasan Peruntukan Industry di Kabupaten Manokwari tahun 2014 jumlah usaha yang
terdaftar di Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Manokwari
terbanyak pada industry pangan 116 orang dan menyerap tenaga kerja sebanyak 356 orang.
f. Berdasarkan Potensi Wisata di Kabupaten Manokwari akan dikembangkan sebagai berikut:
1. Wisata alam hampir terdapat disemua distrik kecuali di Distrik Sidey
2. Wisata agro terdapat di Distrik Warmare, Prafi, Tanah Rubu dan Masni
3. Wisata budaya terdapat di Distrik Prafi, Manokwari Barat, Manokwari Timur,
Manokwari Utara, Manokwari Selatan dan Masni
4. Wisata sejarah hampir diseluruh distrik kecuali di Distrik Warmare, Masni dan Sidey

1.7.10. Ekonomi Wilayah


Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manokwari dibandingkan wilayah lain dalam Provinsi Papua
Barat adalah terdapat pada urutan ke-3. Urutan yang ke-1 adalah Teluk Bintuni, ke-2 adalah Sorong
dan kemudian Kabupaten Manokwari.
Tabel 1.11. PDRB Kabupaten Manokwari Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun
No. Sektor Pembentuk PDRB
2018 2019 2020
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 996.078,3 1.091.062,2 1.173.551,0
B Pertambangan dan Penggalian 183.063,1 198.587,8 215.621,1
C Industri Pengolahan 245.352,6 263.702,9 282.077,2
D Pengadaan Listrik dan Gas 6.801,8 7.653,3 8.698,7
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 21.523,9 23.510,0 25.889,1
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 1.911.901,1 2.166.161,0 2.384.172,4
G Perdagangan Besar dan Eceran, 918.568,9 1.039.271,9 1.161.105,3
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 431.745,0 476.938,4 530.557,1
I Penyediaan Akomodasi dan Makan 109.412,7 121.493,2 136.579,9
Minum
J Informasi dan Komunikasi 272.670,8 297.622,2 337.434,6
K Jasa Keuangan dan Asuransi 311.267,0 326.827,8 355.765,0
L Real Estate 239.902,1 266.633,1 293.482,2
M, N Jasa Perusahaan 19.338,3 20.991,3 23.317,0
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 1.418.989,4 1.547.894,9 1.676.732,8
dan Jaminan
P Jasa Pendidikan 358.681,7 395.173,6 422.609,0
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 133.704,8 145.372,2 161.180,9
R,S,T,U Jasa Lainnya 39.976,7 43.024,7 47.042,9
PDRB Atas Harga Berlaku 7.618.978,2 8.431.921,2 9.235.816,8
Sumber: Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2021

BAB I - 70
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 71
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 72
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

1.7.11. Kondisi Dan Persebaran Fasilitas


Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa fasilitas pendidikan dari PAUD hingga SMA/SMK
dimana fasilitas pendidikan yang paling banyak berada di Distrik Manokwari Utara. Fasilitas
kesehatan paling lengkap berada di Distrik Manokwari Barat. Terdapat distrik yang kurang akses
kesehatan yakni di Distrik Tanah Rubu. Fasilitas peribadatan paling banyak berada pada distrik Prafi
Sebaran fasilitas di Kabupaten Manokwari dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.12. Perdagangan dan Jasa Kabupaten Manokwari
Perdagangan
No Distrik Perdagangan Besar Perdagangan Kecil
Menengah
1 Warmare - 2 4
2 Prafi - 4 9
3 Manokwari Barat 7 142 168
4 Manokwari Timur - 4 4
5 Manokwari Utara - 1 4
6 Manokwari Selatan 5 20 -
7 Tanah Rubu - - -
8 Masni - 1 -
9 Sidey - - -
Kabupaten Manokwari 12 174 189
Sumber: Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2021

BAB I - 73
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

1.7.12. Sumberdaya Manusia


1.7.12.1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di Kabupaten Manokwari semakin meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2018
jumlah penduduk sebanyak 164.852 jiwa dan pada tahun 2019 jumlah penduduk sebanyak 173.020
jiwa. Laju pertumbuhan penduduk per tahun tahun 2018-2019 adalah 2,47. Persebaran penduduk
paling tinggi terdapat di Distrik Manokwari Barat yaitu 96.924 jiwa.
Adapun persebaran penduduk dan laju pertumbuhan penduduk per tahun tiap distrik dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.13. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Distrik di
Kabupaten Manokwari
Laju Pertumbuhan
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No. Distrik Penduduk per Tahun
2018 2019 2020 2019-2019 2019-2020
1. Warmare 7.738 8.693 8.821 14,00 1,47
2. Prafi 13.973 16.150 16.453 17,75 1,88
3. Manokwari Barat 74.407 94.054 96.924 30,26 3,05
4. Manokwari Timur 8.819 10.207 10.401 17,94 1,90
5. Manokwari Utara 2.205 2.513 2.557 15,96 1,75
6. Manokwari Selatan 13.067 15.010 15.281 16,94 1,81
7. Tanah Rubu 2.067 2.178 2.193 6,10 0,69
8. Masni 13.286 15.354 15.642 17,73 1,88
9. Sidey 4.298 4.693 4.748 10,47 1,17
Kabupaten Manokwari 139.860 164.852 173.020 23,71 2,47
Sumber: Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2021

1.7.12.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin


Persebaran jumlah penduduk di Kabupaten Manokwari menurut jenis kelamin ini lebih banyak
penduduk laki-laki dibandingkan perempuan. Jumlah penduduk laki-laki adalah 91.636 jiwa dan
perempuan 81.384 jiwa.
Rasio jenis kelamin tertinggi terdapat di Distrik Manokwari Barat yaitu 115,24. Jumlah
penduduk dan rasio jenis kelamin menurut distrik di Kabupaten Manokwari dapat dilihat pada table
berikut ini.
Tabel 1.14. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Distrik di Kabupaten
Manokwari
Jenis Kelamin
Rasio Jenis
No. Distrik Laki-Laki Perempuan
Jumlah Kelamin
(Jiwa) (Jiwa)
1. Warmare 4.482 4.339 8.821 103,30
2. Prafi 8.513 7.940 16.453 107,22
3. Manokwari Barat 51.894 45.030 96.924 115,24
4. Manokwari Timur 5.343 5.058 10.401 105,63

BAB I - 74
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

Jenis Kelamin
Rasio Jenis
No. Distrik Laki-Laki Perempuan
Jumlah Kelamin
(Jiwa) (Jiwa)
5. Manokwari Utara 1.329 1.228 2.557 108,22
6. Manokwari Selatan 8.178 7.103 15.281 115,13
7. Tanah Rubu 1.125 1.068 2.193 105,34
8. Masni 8.279 7.363 15.642 112,44
9. Sidey 2.493 2.255 4.748 110,55
Manokwari 91.636 81.384 173.020 112,60
Sumber: Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2021

1.7.12.3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur


Jumlah penduduk menurut umur di Kabupaten Manokwari mayoritas di dominasi umur 0-4
tahun yaitu 20.073 jiwa dan paling rendah pada umur 75+ yaitu 713 jiwa. Persebaran jumlah
penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kabupaten Manokwari dapat dilihat pada
table berikut ini.
Tabel 1.15. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di
Kabupaten Manokwari
Jenis Kelamin
Kelompok Umur
Laki-Laki Perempuan Jumlah
0-4 10.292 9.781 20.073
5-9 9.541 9.181 18.722
10-14 8.486 8.033 16.519
15-19 8.545 7.902 16.447
20-24 10.460 8.908 19.368
25-29 10.156 8.859 19.015
30-34 8.605 7.357 15.962
35-39 6.775 5.777 12.552
40-44 5.853 4.736 10.589
45-49 4.252 3.725 7.977
50-54 3.167 2.737 5.904
55-59 2.174 1.770 3.944
60-64 1.541 1.228 2.769
65-69 886 662 1.548
70-74 518 400 918
75+ 385 328 713
Jumlah/Total 91.636 81.384 173.020
Sumber: Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2021

1.7.12.4. Proyeksi dan Distribusi


Berdasarkan proyeksi penduduk Kabupaten Manokwari pada tahun 2021-2041 mengalami
peningkatan. Adapun proyeksi penduduk di Kabupaten Manokwari adalah sebagai berikut.

BAB I - 75
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

Tabel 1.16. Proyeksi Penduduk Kabupaten Manokwari dengan Metode Eksponensial


Luas Jumlah Penduduk
N
Distrik Wilayah R Proyeksi Penduduk
o 2020
(Km²) 2021 2026 2031 2036 2041
1 Warmare 598,14 0,029 8.821 9.077 10.176 11.740 13.544 15.625
2 Prafi 388,00 0,029 16.453 16.930 18.981 21.898 25.262 29.144
3 Manokwari Barat 237,24 0,029 96.924 99.735 111.817 128.999 148.820 171.688
4 Manokwari Timur 154,84 0,029 10.401 10.703 11.999 13.843 15.970 18.424
5 Manokwari Utara 622,79 0,029 2.513 2.586 2.899 3.345 3.859 4.451
Manokwari
542,07 0,029 15.281 15.724 17.629 20.338 23.463 27.068
6 Selatan
7 Tanah Rubu 481,19 0,029 2.193 2.257 2.530 2.919 3.367 3.885
8 Masni 1.406,10 0,029 15.642 16.096 18.046 20.818 24.017 27.708
9 Sidey 219,95 0,029 4.748 4.886 5.478 6.319 7.290 8.410
Manokwari 4.650,32 0,029 172.976 177.992 199.555 230.218 265.593 306.403
Sumber : Hasil Analisa, 2021

1.7.13. Kawasan Rawan Bencana Alam


Kawasan rawan bencana yang tingkat kerawanan dan probabilitas ancaman atau dampak paling
tinggi, meliputi:
a. Kawasan rawan bencana gerakan tanah, termasuk tanah longsor;
b. Kawasan rawan bencana letusan gunung api ; dan/atau
c. Sempadan patahan aktif (active fault) pada kawasan rawan bencana gempa bumi.
Wilayah Manokwari merupakan daerah yang paling rawan gempa. Sementara itu potensi
tsunami dapat terjadi dari wilayah gempa yang aktif di sisi barat-daya Papua Barat seperti pada daerah
Seram, Aru, yang akan dapat mengenai wilayah barat daya pantai Papua Barat. Demikian pula sesar-
sesar geser di daerah selatan Biak dapat menimbulkan potensi tsunami yang dapat mengenai daerah
Teluk Cendrawasih. Potensi gempa besar pada zona Subduksi di utara Papua juga memiliki peluang
untuk menimbulkan gempa di sekitar pantai utara Papua Barat.
Gambar 1.5. Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Manokwari

Adapun kawasan resiko bencana yang ada di Kabupaten Manokwari adalah rawan bencana
banjir, rawan bencana banjir bandang, cuaca ekstrim, rawan bencana tanah longsor, rawan bencana
gempa bumi, rawan bencana gelombang ekstrim dan abrasi, rawan bencana tsunami, rawan bencana
kekeringan dan rawan bencana kebakaran hutan, rawan bencana putting beliung dan sonosis dan
rawan bencana sosial.

BAB I - 76
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

Untuk itu, diperlukan upaya mitigasi bencana pada daerah yang rawan terhadap kawasan
rawan bencana. Hal-hal yang perlu di siapkan adalah:
A. Peningkatan Efektivitas, Pencegahan dan Mitigasi Bencana
 Pencegahan di sumber bahaya untuk menghilangkan ancaman bencana.
Pencegahan dilakukan berbeda untuk setiap jenis potensi bahaya. Upaya pencegahan
perlu dilakukan semaksimal mungkin untuk menghilangkan ataupun meminimalisir
bahaya suatu bencana.
 Pengurangan kerentanan yang berpotensi di daerah rawan bencana.
Mitigasi bencana melalui pembangunan zona penghalang antara potensi bencana dengan
faktor risiko yang ada. Mitigasi dapat berupa structural yaitu dengan memperkuat
bangunan dan insfrastruktur yang berpotensi terkena bencana seperti membuat kode
bangunan, desain rekayasa dan lain-lain, maupun dengan melakukan mitigasi non
struktural dengan meningkatkan pemahaman akan besarnya potensi bencana, menjaga
kepekaan dan kesiapsiagaan agar melakukan tindakan akurat sebelum atau ketika
bencana.
 Upaya peningkatan kesiapsiagaan.
Membangun budaya siaga bencana pada masyarakat melalui peningkatan pengetahuan
masyarakat terkait upaya penyelamatan diri dan upaya pengurangan risiko bencana
dalam mengurangi dampak kerugian yang ditimbulkan akibat bencana
B. Peningkatan Kesiapsiagaan dan Penanganan Darurat Bencana
 pembangunan sistem peringatan dini dan perkuatan sarana dan prasarana pendukung
penanganan darurat.
 peningkatan kesiapan terhadap beberapa potensi bahaya yang selama ini masih belum
terpetakan.
 Penanganan bencana dilaksanakan untuk menyelamatkan korban bencana sekaligus
melakukan normalisasi secepatnya kehidupan dan perikehidupan korban bencana.
 Tanggap darurat bencana serta rehabilitasi dan rekonstruksi.
 peningkatan proses kaji cepat bencana, pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban.
 Selain itu juga dilakukan percepatan pemulihan dini terhadap kebutuhan dasar dan
pemulihan fungsi darurat sarana dan prasana kritis.
C. Peningkatan Kapasitas Pemulihan Bencana
 Pemulihan dari rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur dan normalisasi kehidupan
pasca bencana.
 Pengkajian terhadap kerusakan dan kerugian dari dampak bencana.
 Menyusun sebuah rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai dengan besaran
dampak bencana yang ditimbulkan.
 Penyelenggaran pemulihan sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan serta normalisasi
kehidupan korban bencana. Pengkajian jumlah korban dan kerusakan perekonomian dan
lingkungan. Selanjutnya dilakukan upaya pemulihan kesehatan dan kondisi psikologis
dari korban bencana yang selamat.

BAB I - 77
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 78
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 79
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 80
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 81
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 82
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 83
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 84
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 85
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 86
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

1.7.14. Transportasi
Jenis permukaan jalan dan kondisi jalan di Kabupaten Manokwari dapat dilihat pada tabel
berikut:

Jalan Makadam Jalan Aspal Jalan Tanah

Tabel 1.17. Jenis Permukaan Jalan (Km) di Kabupaten Manokwari

Jenis Permukaan Jalan 2018 2019 2020

Aspal 658,59 188,05 188,09

Kerikil 102,48 0 0

Tanah 61,06 0 0

Lainnya 647,72 0 0

Total 1469,85 188,05 188,09


Sumber: Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2021

Tabel 1.18. Kondisi Jalan (Km) di Kabupaten Manokwari

Kondisi Jalan 2018 2019 2020

Baik 640,9 113,38 105,69

Sedang 101,9 73,87 79

Rusak 86,1 0,70 2,50

Rusak Berat 640,95 0,10 0,90

Total 1469,85 188,05 188,09


Sumber: Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2021

BAB I - 87
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 88
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

BAB I - 89
LAPORAN AKHIR
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari

1.8. SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Sistematika pembahasan untuk materi teknis Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Manokwari adalah sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, dasar hukum, profil wilayah yang meliputi
gamabaran umum wilayah kependudukan dan sumber daya manusia, serta potensi bencana
alam, potensi sumber daya alam dan potensi ekonomi wilayah, issue strategis, dimensi
waktu perencanaan dan sistematika pembahasan.
BAB 2 : TUJUAN PENATAAN RUANG
Bab ini berisikan tentang tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten
Manokwari.
BAB 3 : RENCANA STRUKTUR RUANG
Pada bab ini berisikan tentang rencana sistem struktur ruang kawasan perdesaan; sistem
struktur ruang kawasan perkotaan; sistem pusat kegiatan perdesaan dan perkotaan; rencana
sistem jaringan prasarana wilayah serta rencana pengelolaan kawasan. Pada bab ini juga
memuat rencana struktur ruang yang ditetapkan dalam RTRW Nasional dan RTRW
Propinsi yang terkait dengan wilayah kabupaten yang bersangkutan.
BAB 4 : RENCANA POLA RUANG
Bab ini berisikan tentang gambaran rencana pola ruang wilayah kabupaten yang bersifat
lindung maupun budidaya.
BAB 5 : PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
Pada bab ini berisikan tentang penetapan kawasan strategis meliputi kawasan hankam,
kawasan ekonomi, kawasan sosio-kultural, dan kawasan penyelamatan lingkungan hidup,
rencana pengelolaan kawasan strategis.
BAB6 : ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
Pada bab ini berisikan tentang perumusan kebijakan strategis operasionalisasi rencana tata
ruang wilayah berupa indikasi program utama jangka menengah 5 tahunan.
BAB 7 : KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Pada bab ini berisikan tentang pengendalian pemanfaatan ruang melalui pengaturan
zonasi; ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif; serta arahan sanksi.
BAB 8 : HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
Bab ini berisikan tentang hak dan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang; sanksi
administratif yang diberikan jika ada pelanggaran serta partisipasi/peran serta masyarakat.

BAB I - 90

Anda mungkin juga menyukai