Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki tanah yang sangat subur.


Kesuburan tanah di Indonesia memang sangat layak mendapat julukan sebagai
tanah surga. Masyarakat Indonesia mampu hidup dengan makmur jika mampu
mengolah tanah yang telah diberikan oleh Tuhan. Salah satu hal yang sangat perlu
untuk disyukuri adalah hasil panen kopi Indonesia yang telah mampu menjadi
komoditi ekspor keberbagai wilayah di dunia. Saat ini, indonesia telah banyak
menyetorkan banyak kopi bahkan hingga ke Amerika Serikat. Salah satu wilayah
yang menjadikan Kopi sebagai komoditas unggulan dari subsektor perkebunan
adalah Provinsi Jawa Timur.

Berdasarkan luas areal perkebunan di Jawa Timur, perkebunan kopi berada


pada peringkat ketiga, dengan jumlah produksi sebesar 65.414 ton. Salah satu
kabupaten yang memiliki kontribusi yang besar dalam hal jumlah luas perkebunan
kopi di Provinsi Jawa Timur adalah Kabupaten Jember. Kabupaten Jember
memiliki lahan perkebunan kopi dengan luas 18.284 Ha, dengan jumlah produksi
mencapai 11.863 ton pada tahun 2017. Jember juga telah dikenal sebagai salah satu
daerah penghasil kopi yang cukup maju. Awal mula penanaman kopi di Kabupaten
Jember dimulai pada tahun 1928-1929, yang pada saat itu ditanam di wilayah
Kalisat. Sejak tahun 1965, perkebunan kopi telah diikuti oleh daerah lain di
Kabupaten Jember, salah satunya adalah perkebunan kopi Sidomulyo, Kecamatan
Silo.

Kegiatan perkebunan di desa Sidomulyo, berlangsung secara turun temurun.


Perkebunan ini menghasilkan komoditas unggulan berupa kopi robusta. Desa
Sidomulyo memiliki lembaga yang menaungi kegiatan perkebunan, yaitu Koperasi
Ketakasi. Koperasi ini mengarahkan para petani kopi untuk menerapkan proses
hulu-hilir, mulai dari produksi hingga pemasaran untuk meningkatkan harga jual
kopi yang dihasilkan. Tujuan utama dan dibentuknya Koperasi Ketakasi adalah
untuk menjadikan Desa Sidomulyo sebagai sentra kopi di Jawa Timur. Untuk dapat
mengembangkan sektor pertanian di Desa Sidomulyo dengan menerapkan konsep
agroindustri dan agrowisata

Agroindusti merupakan kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai


bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan
tersebut. Dengan demikian agroindustri melipuni industri pengholahan hasil
pertanian, industri yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian, industri inpun
pertanian (pupuk,pestisida, herbisida dan lain-lain). Dengan dikembangkannya
Agroindustri di Desa Sidomulyo yang berbasis partisipasi dari 5 kelompok tani,
maka dapat mempermudah proses hulu-hilir para petani kopi Sidomulyo.

Agrowisata merupakan bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan


potensi usaha pertanian baik teknologi pertanian dan komoditas pertanian yang
didalamnya terdapat persiapan lahan, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil
panen sampai dalam bentuk siap dipasarkan dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian serta
dapat meningkatkan nilai tambah kegiatan pertanian dan kesejahteraan masyarakat
sekitarnya.

Upaya pengembangan agrowisata pedesaan diharapkan dapat memacu


pertumbuhan dan pekembangan usaha-usaha agribisnis, mendorong peningkatan
kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, penguatan kelembagaan pertanian,
sosial-budaya, dan ekonomi, membuka kesempatan berusaha seluas-luasnya bagi
masyarakat setempat dan sekitarnya. Selain itu, pengembangan Agrowisata
diharapkan mampu menjaga kelestarian alam, kekayaan sumberdaya alam hayati
(pertanian), budaya, dan aktivitas masyarakat lokal.

Hal-hal tersebut yang mendasari mahasiswa Fakulas Teknik, Program Studi


Perencanaan Wilayah dan Kota untuk mengambil kopi sebagai subyek penelitian
dan Desa Sidomulyo sebagai Obyek penelitian yang nantinya hasil penelitian ini
dapat berupa master plan kawasan. Dari latar belakang yang dimuat diatas maka
menghasilkan judul yang merupakan pengerucutan dari dasar-dasar penelitian ini,
yaitu “MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI KOPI DESA SIDOMULYO”.
1.2 Maksud, Tujuan, Sasaran, dan Manfaat

Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang mengatakan


bahwa pemerintah daerah berwenang dalam melaksanakan penataan ruang.
Penyusunan dokumen Masterplan kawasan Agrowisata Sidomulyo akan memuat
tujuan, sasaran, manfaat, serta strategi penataan kawasan agropolitan.

 Maksud dan Tujuan

Secara keseluruhan, dokumen Masterplan kawasan Agropolitan


memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut:

a. Tujuan Umum
1. Mendesign kawasan Industri Kopi Sidomulyo dengan
konsep Agrowisata
2. Mengatur tatanan ruang di area deliniasi untuk menunjang
kegaitan industry sekaligus kegiatan wisata
3. Mengembangkan potensi dan meminimalisisr
permasalahan yang ada di wilayah perencanaan
b. Tujuan Khusus
1. Menata tatanan ruang di area perencanaan untuk meunjang
kegiatan industry kopi dari hulu hingga hilir
2. Mengatur rencana penambahan sarana dan prasarana
penunjang kegiatan pariwisata
3. Mengintegrasikan industry kopi dengan kegiatan
agrowisata

 Sasaran Penyusunan Dokumen Masterplan


1. Terwujudnya rencana pengembangan wilayah yang serasi
dengan dokumen tata ruang diatasnya
2. Terkendalinya pembangunan di wilayah perencanaan
3. Tersusunnya rencana dan keterpaduan program pembangunan
di Desa Sidomulyo dengan Kabupaten Jember
4. Terdorongnya minat investasi masyarakat
5. Terkoordinasinya pembangunan di wilayah perencanaan
 Manfaat Penyusunan Dokumen Masterplan
1. Mewujudkan keterpaduan pembangunan di Desa Sidomulyo,
terutama di wilayah perencanaan
2. Mewujudkan keserasian pembangunan dengan daerah di
sekitar deliniasi perencanaan
3. Menjamin terwujudnya rencana pengembangan kawasan yang
berkualitas

1.3 Dasar Hukum


a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 1950)
b. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2034)
c. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3419)
d. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budaya Tanaman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 3478)
e. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
f. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup
g. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
h. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
i. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2018
tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi
Petani;
j. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2007 Tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
k. Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 1 Tahun 2015 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jember Tahun 2015 – 2035.

1.4 Ruang Lingkup


1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah perencanan terdiri dari ruang lingkup materi
yang dijabarkan sebagai berikut:
a. Ruang Lingkup Wilayah Makro
Lingkup ruang wilayah makro kegiatan Penysunan Masterplan Kawasan
Industri Kopi Sidomulyo, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur.
b. Ruang Lingkup Wilayah Mikro
Lingkup ruang wilayah mikro kegiatan Penysunan Masterplan Kawasan
Industri Kopi Sidomulyo, Dusun Krajan, Desa Sidomulyo, Kecamatan
Silo, Kabupaten Jember.
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi pada laporan ini membahas tentang suatu
proses perencanaan kawasan industri kopi Sidomulyo yang dimulai dari tahap
pengumpulan data baik data primer dan data sekunder, kemudian identifikasi
potensi permasalahan dan akan di analisis untuk menemukan strategi
perencanaan yang tepat untuk wilayah perencanaan. Pembahasan dalam
laporan akan berkaitan erat dengan industri kopi dengan acuan terhadap
Pedoman Teknis Budidaya Kopi dan juga SNI maupun SCAA mutu kopi. Hal
tersebut dilakukan sebagai upaya menemukan rekomendasi dalam
pengembangan industri Kopi Sidomulyo. Dalam penunjang industri kopi dan
juga sebagai upaya mempromosikan hasil Kopi Sidomulyo, perencanaan
agrowisata yan merupakan aktifitas wisata yang menggunakan lahan
pertanian untuk menarik wisatawan juga akan di bahas dalam laporan ini,
sehingga output dari pengerjaan laporan ini yaitu berupa masterplan kawasan
industri kopi Sidomulyo dengan agrowisata sebagai penunjangnya.
Sub pembahasan yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu :
1. Gambaran umum fisik wilayah perencanaan
2. Gambaran umu non fisik wilayah perencanaan
3. Potensi permasalahan wilayah perencanaan
4. Aturan mengenai budidaya kopi (Peraturan Menteri Pertanian Nomor
49/Permentan/OT.140/4/2014 Tentan Pedoman Teknis Budidaya
Kopi)
5. SNI Biji Kopi 01-2907-2008 dan SCAA (Specialty Coffee
Association of America)
6. Analisis kondisi eksisting
7. Analisis view
8. Analisis iklim
9. Analisis aksesibilitas
10. Analisis sirkulasi
11. Analisis pencapaian
12. Analisis kebisingan
13. Analisis vegetasi
14. Analisis tata massa
15. Analisis zoning
16. Analisis drainase
1.5. Kerangka Alur Pikir

Tahapan Persiapan:

o Pembentukan Tim Penyusun Masterplan


o Kajian Awal Data Sekunder
 Analisis Kondisi Tapak
o Penetapan Deliniasi Awal Kawasan
o Persiapan Teknik Pelaksanaan  Analisis View
o Pemberitahuan Kepada Publik.
 Analisis Iklim Perumusan Konsep Masterplan
Pengumpulan Data dan Informasi Data
Primer :  Analisis Aksesibilitas  Tujuan Penataan Ruang Kawasan
Aspirasi Masyarakat, Kondisi dan jenis tata
guna lahan, intensistas ruang, konflik  Analisis Sirkulasi  Rencana Struktur Ruang Kawasan
pemanfaatan ruang dan infrastruktur
 Rencana Pola Ruang Kawasan
kawasan  Analisis Pencapaian
Data Sekunder :
 Ketentuan Pemanfaatan Kawasan
1. Peta dasar muka bumi, peta geomorfologi,  Analisis Kebisingan
topografi dan kemampuan tanah, peta tata
 Penentuan Deliniasi Siteplan
guna lahan, peta SWD dan DAS, peta  Analisis Vegetasi  Pembentukan Detail Engineering
klimatologis, peta sektoral tertentu.
2. Data wilayah adminstrasi, data dan  Analisis Tata Massa Desain dan Site Plan Masterplan
informasi tentang kebijakan, data
Kawasan.
fisiografis, data kondisi tanah, data dan
informasi guna lahan eksisting, dan
 Analisis Zoning
penatagunaan tanah, data dan informasi
izin pemanfaatan ruang eksisting, data  Analisis Darinase
perkendudukan dan sosial budaya, data
penggunaan eksisting
1.6 Sistematika Laporan
Dalam Laporan Pendahuluan dari pekerjaan Penyusunan Master Plan Kawasan Industri
Kopi Sidomulyo akan disajikan di dalam 5 (lima) Bab pembahasan, antara lain adalah :
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini yang akan dibahas antara lain adalah latar belakangan kegiatan, maksud
tujuan dan sasaran serta ruang lingup pembahasan dari keseluruhan kegiatan Penyusunan
Masterplan
BAB II REVIEW KEBIJAKAN
t agroindustri, pertanian, perkebunan, dll apapun yang terkait dengan isi pembahasan
laporan dan mendukung daripada penyusunan Laporan Pendahuluan Masterplan
Kawasan Industri Kopi Sidomulyo. Selain itu juga berisi tentang ulasan kebijakan-
kebijakan atau dasar hukum yang mendasari adanya penyusunan Masterplan Kawasan.
BAB III GAMBARAN UMUM
Dalam bab ini, yang akan dibahas adalah kondisi umum wilayah perencanaan, meilputi
deliniasi wilayah dan batasan kawasan secara administratif, kondisi fisik wilayah, tata
guna lahan, kondisi sarana prasaran serta kondisi kependudukan dan sosial ekonomi
masyarakat antara lain kegiatan pertanian, perkebunan, dan sekor ekonomi pendukung
lainnya.
BAB IV METODOLOGI
Dalam bab ini yang akan dibahas adalah mengenenai teknik analisis yang digunakan
untuk mengolah data yang diperoleh berupa data dari survey primer maupun survery
sekunder.
BAB VI AGENDA KEGIATAN
Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai struktur organisasi dari kelompok 1 sebagai
pihak penyusun pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Industri Kopi Sidomulyo
berserta rencana kerja sesuai dengan kerangka acuan kerja yang telah disepakati.

Anda mungkin juga menyukai