Anda di halaman 1dari 31

MARI BERDISKUSI

Barang Siapa Ingin Mutiara Harus Berani Terjun Di Lautan Yang Dalam - Ir. Soekarno

HANTARU 2018
1
ISU PEMBANGUNAN NYIA (NEW
YOGYAKARTA INTERNASIONAL AIRPORT
Hati kami sudah terlanjur terluka oleh
pendekatan pemerintah dan pihak investor
yang salah sejak awal. Mereka tidak
menggunakan cara-cara persuasif. Bahkan
kami yang tinggal di selatan jalan Daendles,
dari Trisik sampai timur Sungai Serang,
diperlakukan seperti layaknya “Gepeng”
(gelandangan dan pengemis-pen) yang harus
Pembangunan New Yogyakarta Internasional Airpot (NYIA) di daerah kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo
yang merupakan salah satu bentuk upaya dari pihak pemerintah dalam peningkatan srana transportasi udara di
contents

Daerah Istimewa Yogyakarta, dikarenakan Bandara Internasional Adi Sucipto yang sudah begitu cukup lama dan
dalam kondisi yang sangat kurang memadahi untuk kapasitas luas bandara yang kurang memadahi untuk
dikembangkan lagi, karena di wilayah yang sudah begitu padat. Dengan hal itu pihak pemerintah yang
mempunyai wewenang dalam mengambil kebijakan, untuk memindahkan atau merelokasi bandara Adi Sucipto
di daerah kecamatan Temon Kulon Progo dimana pihak pemerintah yang sudah melakukan studi kelayakan
untuk pemindahannya. Hal itu di perkuat dengan dasar hukum perda Nomor 1 tahun 2012 tentang RTRW
(Rencana Tata Ruang dan Wilayah) Kulon Progo tahun 2012 – 2032 yang di lengkapi dengan Undang-undang No
2 Tahun 2012 tentang pengadaan Tanah bagi pembangunan Untuk kepentingan Umum, surat keputusan
Gubernur DIY No.68/KEP/2015 dan putusan kasasi mahkamah Agung No.456 K/TUN/2015 (Pemerintah Daerah
DIY, 2016) dan adapun banyak terdapat dari berbagai kebijakan yang di keluarkan tidak serta-merta untuk
memberikan kemudahan dalam tahapan-tahapan yang di laksanakan dalam pembuatan pembangunan bandara
bandara NYIA, bahkan dalam pelaksanaan pembangunan bandara NYIA sempat menuai banyak halangan dan
hambatan bahkan sempat terjadi mangkrak dalam pelaksanaan pembangunannya pada tahun 2015 menyusul
dengan di perlakukan putusan majelis hakim PTUN ( Pengadilan Tata Usaha Negara) jogja. yang dimana putusan
itu mencabut IPL pembangunan tersebut (Angkasa Pura1, 2015).
Pencabutan perijinan pembangunan Bandara NYIA itu adalah salah satu bentuk respon atas gugatan
Wahana Tri Tunggal (WTT) yang menolak akan berdirinya pembangunan bandara NYIA. Hal itu di
lakukan dari pihak masyarakat yang terdampak langsung atas pembangunan bandara, karena hampir
contents

sebagian besar tanah milik yang akan menjadi calon lokasi pembangunan bandara yang merupakan
tanah hak milik masyarakat dan sebagian lagi tanah milik Paku Alam Ground (PAG).

Masyarakat penolak pembangunan bandara yang tergabung dalam WTT pada 23 Juli 2015 berhasil
memenangkan gugatan atas Surat Keputusan Gubernur DIY no 68/KEP/2015 yang berisi tentang
penetapan bandara baru di Kulonprogo untuk menggantikan bandara Adi Sucipto karena
ketidaksesuaian IPL dengan RTRW (Rencana Tata Ruang WIlayah) DIY. Namun hasil keputusan MA yang
mengabulkan kasasi Gubernur DIY pada 23 September 2015 membuat upaya pembangunan bandara
tersebut akan terus berjalan.

Masyarakat yang pro akan pembangunan bandara NYIA kebanyakan dari mereka pro bersyarat,
setidaknya ada tiga tuntutan dari masyarakat yang pro terhadap pembangunan bandara, tuntutan
mereka berupa, relokasi lahan secara gratis, ganti rugi atau kompensasi PAG, dan yang terahir adalah
masalah lapangan pekerjaan. Sebagian besar lahan yang akan di jadikan proyek bandara NYIA adalah
lahan produktif yang dimana setiap tahun dapat menghasilkan hasil bumi yang sangat melimpah.
2
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
DIPILIHNYA
KULON PROGO 
3
KEJANGGALAN
Festival Kesenian Yogyakarta
(FKY) ke-30
AMDAL
Tema yang diusung adalah“Mesemeleh”sebagai wujud Menurut ketentuan yang berlaku bahwa AMDAL lebih dulu
adaptasi terhadap perubahan jaman, untuk mulai melihat dikeluarkan sebagai pertimbangan dalam pengeluaran IPL
masyarakat tidak hanya sebagai objek, tetapi juga (Izin Penetapan Lokasi) dan pembebasan lahan. Ini malah
sebagai subjek yang ikut membangun wacana seni. sebaliknya

KAWASAN LINDUNG RTRW


GEOLOGI
RTRW di tingkat Provinsi DI Yogyakarta dan di
tak boleh ada pengembangan mengubah
tingkat pusat, tidak ada satupun yang
bentang alam, karena risiko bisa lebih besar.
mencantumkan amanat untuk membangun
dalam strategi pengembangan prasarana
bandara baru. Dalam RTRW itu yang ada hanya
lingkungan, lokasi bandara ialah kawasan
pengembangan dan memaksimalkan kawasan
lindung geologi dari bencana alam tsunami dan
bandara lama.
banjir

IMPLIKASI MULTIDEMINSIONAL
RAWAN BENCANA Implikasi perampasan lahan produktif, penggusuran
Perda RTRW Yogyakarta, menetapkan, pesisir Kulon pemukiman, mata pencaharian hilang di tapak rencana dan di
Progo jadi salah satu kawasan rawan bencana tsunami. lokasi infrastruktur pendukung. Bahkan, katanya, tak ada kajian
Dalam rencana mitigasi bencana tsunami tertuang pengurangan sisiko bencana tsunami dalam pernyusunan
dalam dokumen Amdal, Amdal, hingga tak ada jaminan keselamatan.
4
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PASCA
MENURUT ANGKASA PURA
Dampak Positif Dampak Negatif

VS

Completion of the plan:30 % Completion of the plan:20 %

Actual number of completed: 3 million Actual number of completed: 200

Refund number: 100 million Refund number: 100


6
SOLUSI
Pengelola Bandar Udara Kochi mengubah desain terminalnya.
Mereka mengusahakan lantai satu terminal tidak terlalu lama
contents

disinggahi para penumpang. Fasilitas yang ada di lantai tersebut


tidak membuat penumpang berkerumun, seperti ATM, pengecekan
bagasi, dan satu toko buah dan sayuran. Pintu keberangkatan
berada di lantai dua. Dinding lantai satu juga didominasi oleh kaca
dan material ringan, bukan susunan bata kaku. Sehingga, tsunami
dapat dengan mudah melewati bangunan (menjebol kaca). Dinding
kaku tidak dipilih karena akan membuat beban dari gelombang
tsunami lebih besar.

Apabila tsunami terjadi, evakuasi diarahkan ke lantai tiga. Petunjuk


arah diberikan secara lengkap. Ada persediaan makanan yang cukup
untuk beberapa hari. Tinggi lantai tiga dari tanah 9,15 meter. Sebab
syarat tempat evakuasi yang aman dari tsunami tingginya 6 meter.

Para pengelola Kochi menganggap, kerusakan pesawat, landasan


pacu, dan arsitektural lantai dasar tidak lebih berharga daripada
nyawa manusia. Keselamatan manusia adalah yang paling utama.
Menurut laporan Widjo Kongko, ahli tsunami di Badan Pengkajian dan
contents

Penerapan Teknologi (BPPT), potensi gempa di Selatan Jawa, termasuk Kulon


Progo mencapai magnitudo (M) 8 hingga M 9. Apabila gempa terjadi sebesar
M 8,3, berdasarkan simulasi yang dilakukan Widjo, tsunami bisa terjadi
dengan ketinggian 10-15 meter di pantai Temon. Daratan yang akan terkena
dampak tsunami bisa mencapai 2 kilometer.

Hasil kajian Transformasi Cita Infrastruktur (TCI), apabila gelombang tsunami


yang terjadi tingginya 10 meter saja, maka air akan menggenangi sekitar 305
hektare lahan. Artinya, landasan, apron (tempat parkir) pesawat, dan
terminal akan terendam. Hal ini akan terjadi jika lanskap kawasan bandara
tetap dibiarkan seperti sekarang.

TCI memberikan rekomendasi untuk mengurangi daya rusak tsunami.


Disarankan, topografi diubah menjadi gumuk pasir dan pembuatan sabuk
hijau sepanjang 50 meter ke arah daratan. Dengan skenario semacam ini, luas
genangan yang akan tersisa hanya 3,5 hektare (1,1%).
Melihat apa yang terjadi di Kulon Progo, Suwignyo
mencontohkan kasus serupa yang terjadi di Lombok pada
tahun 2006.
Pembangunan bandara tersebut kini menimbulkan berbagai
persoalan sosial seperti ketiadaan lowongan pekerjaan dan
minimnya
kesejahteraan. Warga yang dulunya menjadi petani beralih
profesi menjadi pedagang asongan, bahkan pencopet. Melihat
hal tersebut,
WTT tentu tidak ingin mengalami hal yang sama. 適 einginan
kami hanya satu, yaitu bertani! ・ jelas Martono. 適 ami
mempertahankan
lahan kami bukan hanya untuk penghidupan tetapi juga masa
depan. Masa depan anak-cucu kami dan masa depan bumi, ・
tegasnya.
Thanks
HANTARU8NOVEMBER2018

SALAM PLANO!

Anda mungkin juga menyukai