Anda di halaman 1dari 8

Latar Belakang

Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang


berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa
dan Negara, untuk melaksanakan tugas dan mewujudkan tujuan nasional
sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang dasar Republik
Indonesia Tahun 1945. Rangkaian upaya pembangunan tersebut memuat kegiatan
pembangunan yang berlangsung tanpa henti, dengan menaikkan tignkat
kesejahteraan masyarakat dari generasi ke generasi.
Pembangunan di daerah pada masa reformasi mengalami pergeseran pada
kewenangannya. Berdasarkan Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah pasal 14 ayat 2 urusan wajib yang menjadi kewenangan
pemerintah daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala adalah
kewenangan dalam perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.
Pemerintah daerah memiliki kewenangan sendiri dalam urusan otonomi daerah
khususnya yaitu dalam perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.
Secara umum konsep pembangunan kota berkelanjutan didefinisikan
sebagai pembangunan kota yang mengedepankan adanya keseimbangan antara
aspek ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan hidup. Keseimbangan ini penting
untuk menjamin adanya keberlanjutan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang
tersedia, tanpa mengurangi peluang generasi yang akan datang untuk menikmati
kondisi yang sama.
Budihardjo (2005, h.27) menjelaskan untuk menciptakan kota yang
berkelanjutan diperlukan lima prinsip dasar yang dikenal dengan Panca E:
Environment (Ecologi), Economy (Employment), Triangle Institute, 1996).
Budihardjo (2005, h.29) Kota yang berkelanjutan mesti memiliki ekonomi yang
kuat, lingkungan yang serasi, tingkat sosial yang relative setara penuh keadilan,
kadar peran serta masyarakat yang tinggi, dan konservasi energy terkendali
dengan baik.
Rumusan Masalah
1. Apa saja elemen kunci pembangunan kota berkelanjutan?
2. Apa saja yang mempengaruhi terbentuknya kota berkelanjutan?
3. Apa yang dimaksud dengan regulasi pembangunan kota berkelanjutan?
4. Apa saja standar dari kota berkelanjutan?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Elemen Pembangunan Kota Berkelanjutan


Pada tahun 1989, World Commission on Environment dan Development
(WCED) mempublikasikan Brundtland Reportdalam dokumen Our Common
Future mengenai pembangunan berkelanjutan yang selanjutnya dikenal dan
diterima secara luas sebagai basis mengatur tata kehidupan dunia yang lebih
berkelanjutan. Keberlanjutan (sustainability) didefinisikan sebagai
“memenuhi kebutuhan pada masa kini tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan generasi pada masa mendatang” (to meet the needs of the present
without compromising the ability of future generations to meet their own
needs).
Sustainability adalah pemanfaatan bentuk-bentuk modal (sumberdaya
alam; sumberdaya manusia; sumberdaya buatan; social budaya) secara
terkontrol dan bijaksana, untuk memastikan bahwa generasi sekarang dan
generasi mendatang dapat mencapai tingkat economy security yang tinggi dan
mewujudkan terciptanya Ecological Integrity (Integritas Lingkungan) dalam
seluruh kehidupan mereka. Dalam pelaksanaannya pembangunan
berkelanjutan bergantung pada 3 elemen dasar yaitu :
a. Lingkungan alam, di mana ecological integrity yang akan terwujud jika
masyarakat (baik individu maupun kelompok) hidup secara selaras dengan
lingkungan alam.
b. Pembangunan ekonomi, untuk mencapai tingkat economic security, yang
dapat mengontrol bahwa masyarakat (individu dan kelompok) dapat hidup
dengan kondisi social ekonomi mereka sendiri.
c. Pembangunan yang bertumpu kepada masyarakat, Demokrasi akan
tercipta karena partisipasi masyarakat.

Dalam pembangunan berkelanjutan, faktor kualitas lebih diutamakan dari


pada kuantitas, dan lebih ditujukan pada perbaikan dan peningkatan seluruh
aspek kehidupan manusia untuk hari ini dan dimasa mendatang. Dengan
demikian pembangunan berkelanjutan dapat juga diartikan sebagai perbaikan
mutu kehidupan manusia dengan tetap berusaha tidak melampaui kemampuan
daya dukung ekosistem yang mendukung kehidupannya, sehingga keberadaan
ekosistem akan tetap terjaga dan kualitas lingkungan tidak akan mengalami
penurunan.

2.2 Hal-hal yang Mempengaruhi Terbentuknya Kota Berkelanjutan


Dalam melaksanakan konsep kota berkelanjutan terdapat beberapa aspek
di dalamnya, menurut Joessair terdapat 3 aspek yang perlu dipertimbangkan
dalam mewujudkan terbentuknya kota yang berkelanjutan antara lain :

a. Manusia
Manusia merupakan aspek terpenting dalam mewujudkan terbentuknya
kota berkelanjutan karena manusia merupakan pelaku utama yang harus
memiliki kesadaran mengenai pentingnya pembangunan berbasis
lingkungan.
b. Pemeliharaan
Tempat dilakukannya kegiatan pembangunan berkelanjutan adalah di bumi
di mana di bumi masyarakat dapat berinteraksi dan mencurahkan
kemampuan. Lingkungan yang menjadi bagian dari bumi harus selalu
terjaga dan tetap dipelihara agar masyarakat di dalamnya bias hidup
dengan nyaman
c. Profit
Profit merupakan manfaat akhir yang dapat dirasakan langsung oleh
masyarakat, sehingga jika masyarakat sudah bias merasakan secara
langsung dari penerapan sustainable development yang kemudian akan
menumbuhkan kesadaran dari masyarakat tersebut.
Hal terakhir yang dapat melengkapi ketiga aspek di atas adalah urban
government (andil pemerintah) untuk menerapkan dan menyusun peraturan
yang tentunya sesuai dengan pembangunan berkelanjutan.

2.3 Regulasi Pembangunan Berkelanjutan


Regulasi pembangunan berkelanjutan merupakan landasan yang
digunakan sebagai dasar/pegangan dalam pelaksanaan pembangunan yang
berkelanjutan. Regulasi yang digunakan di Indonesia sendiri tercantup dalam
“PERATURAN PRESIDEN NO. 59 TAHUN 2017 TENTANG
PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN.” Yang memiliki tujuan umum antara lain :
1. Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di mana pun.
2. Menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang
baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan.
3. Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan
seluruh penduduk semua usia.
4. Menjamin kualitas Pendidikan yang inklusif dan merata serta
meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum perempuan.
6. Menjamin ketersidaan sera pengelolaan air bersih dan sanitasi yang
berkelanjutan untuk semua.
7. Menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan
modern untuk semua.
8. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,
kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh, serta pekerjaan
yang layak untuk semua.
9. Membangun infrastruktu yang tangguh, meningkatkan industry dan
berkelanjutan, serta mendorong inovasi.
10. Mengurangi kesenjangan intra dan antarnegara.
11. Menjadikan kota dan pemukiman inklusif, aman, tangguh, dan
berkelanjutan.
12. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
13. Mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan
dampaknya.
14. Melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya
kelautan dan samudera untuk pembangunan berkelanjutan.
15. Melindungi, merestorasi, dan meningkatkan pemanfaatan
berkelanjutan ekosistem daratan, mengelola hutan secara lestari,
menghentikan penggurunan, memulihkan degradasi lahan, serta
menghentikan kehillangan keanekaragaman hayati.
16. Menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses keadilan untuk semua, dan
membangun kelembagaan yang efektif, akuntabel, dan inklusif di
semua tingkatan.
17. Menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global
untuk pembangunan berkelanjutan.

2.4 Standar Kota Berkelanjutan


Menurut para ahli dalam kota berkelanjutan terdapat beberapa hal.
Jonathon Porritt, menganggap ”ekonomi adalah subsistem kehidupan sosial,
dan kehidupan sosial merupakan subsistem biosfer atau sistem total kehidupan
di bumi. Tidak satu subsistempun mampu melampaui kapasitas sistem
biosfer”. oleh IUCN, UNEP, dan WWF yang memposisikan kehidupan
manusia akan berada dalam batas dukungan lingkungan, dimana keberlanjutan
didefinisikan sebagai “perbaikan kualitas kehidupan manusia dalam batas
daya-dukung suportif ekosistem”.
The Earth Charter memperkuat pengertian Pembangunan kota
berkelanjutan sebagai proses pembentukan nilai dan arah menuju penghargaan
terhadap sumberdaya alam dan lingkungan, hak asasi manusia, pemerataan
ekonomi, dan perdamaian sebagai tanggungjawab terhadap generasi
mendatang. Pembangunan kota harus memperhatikan alam dan lingkungan
sebagaimana konsep E. Howard dengan Garden City-nya.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam Pembangunan Berkelanjutan terdapat hal umum yang dapat
dibahas antara lain : elemen kunci, factor pengaruh terhadap pembangunan
berkelanjutan,, regulasi pembangunan berkelanjutan serta standar apa yang
digunakan dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan terbagi dalam beberapa cakupan seperti
pembangunan linkungan alam, ekonomi dan pembangunan yang bertumpu pada
masyarakat. Pembangunan alam dicapai dengan menyeimbangkan kehidupan
antara manusia dengan lingkungan alam. Pembangunan ekonomi untuk
memastikan masyarakat dapat hidup dengan kondisi ekonomi masyarakat mereka
sendiri. Untuk melaksanakan dan mendukung demokrasi dalam pembangunan,
masyarakat dimintai usulan akan harapan pembangunan berkelanjutan-nya.
Meskipun terdapat regulasi serta standar mengenai pembangunan berkelnajutan,
namun juga terdapat beberapa factor yang memengaruhi kota berkelanjutan.
Regulasi mengenai kota berkelanjkutan diatur di Peraturan Presiden No. 59 tahun
2017 tentang pelaksanaan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, yang
memiliki 17 tujuan utama meliputi masalah ekonomi, pertanian, kesejahteraan
masyarakat semua usia, kesehatan masyarakat, kesempatan pendidikan, dan lain-lain.

Standar menurut para ahli kota berkelanjutan terdapat beberapa hal, seperti
yang diungkapkan Jonathon Porrit yang menganggap ekonomi adalah akar dari
system biosfer/kehidupan (Ekonomi-Sosial-Kehidupan di Bumi). Menurut E.
Howard Pembangunan Berkelanjutan harus memperhatikan alam dan lingkungan
seperti konsep garden city –nya. IUCN (International Union for Conservative
Nature and Natural Resources), United Nations Environment Programme (UNEP) dan
World Wide Fund for Nature (WWF) mendefinisikan keberlanjutan sebagai
“perbaikan kualitas manusia dalam batas daya dukung suportif ekosistem”.

3.2 Saran
Keseimbangan social, ekonomi dan ekologi diperlukan dalam
pembangunan berkelanjutan agar tujuan utama dapat dicapai dengan baik dan
benar.
Penerapan regulasi dan standar perlu disesuaikan dengan kebutuhan
social-budaya masyarakat agar kebiasaan adat-budaya masyarakat tidak luntur.
Peningkatan factor pembangunan keberlanjutan terutama profit yang
dirasakan pada masyarakat agar semua masyarakat dapat mengambil contoh
penerapan yang optimal untuk lingkungan-nya masing-masing.
Daftar Pustaka
Tesis Fadillah, Pengaruh Perubahan Kegiatan Pemanfaatan Lahan Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kasus : Kecamatan Tanah Merah Kabupaten
Indragiri Hilir (Magister Perencanaan Kota dan Daerah (MPKD-UGM Tahun
2003
http://filantropi.or.id/pubs/uploads/files/Lampiran%20Perpres%20Nomor
%2059%20Tahun%202017.pdf
http://www.menlh.go.id/hls-esc-5th-menuju-kota-berkelanjutan-dan-berwawasan-
lingkungan/

Anda mungkin juga menyukai