Anda di halaman 1dari 28

KARAKTERISTIK FISIK BINAAN

1. DATA KETERSEDIAAN SARANA


1.1 Pendidikan
1.1.1 Analisis Pendidikan

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang


yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan,
atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan
secara otodidak. Urusan pendidikan memiliki peran penting dalam peningkatan sumber daya
manusia, karena dipandang mampu meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam menyelesaikan
masalahnya secara tepat. Jumlah penduduk yang tinggi di Kota Semarang dapat dijadikan sumber
daya alam manusia guna meningkatkan kualitas pendidikan Kota Semarang. Dengan kualitas yang
baik akan mendukung perkembangan dan kemajuan pembangunan Kota Semarang di berbagai
bidang.

Analisis pendidikan dilakukan dengan tujuan untuk usaha peningkatan kecerdasan dan
ketrampilan pendudukan di wilayah Kota Semarang. Selain tujuan, analisis pendidikan juga memiliki
beberapa sasaran seperti berikut :

1. Memperoleh gambaran keadaan pendidikan penduduk


2. Sebagai acuan dalam menentukan kebijakan pendidikan penduduk
3. Sebagai acuan bagi pemerintah dalam penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang
memadai.

Berikut ini adalah tabel partisipasi pendidikan berdasarkan penduduk Kota Semarang pada
tamatan tahun 2016-2020.

Tabel

Jumlah Tamatan Tahun 2016-2020

N TAHUN
TINGKAT PENDIDIKAN TERAKHIR
O 2016 2017 2018 2019 2020
1 Tidak/Belum Sekolah 398.024 419.679 428.790 433.219 445.627
2 Belum Tamat SD/Sederajat 289.143 275.968 268.531 264.772 254.311
3 Tamat SD/Sederajat 97.065 96.182 98.297 98.711 100.523
4 SMP/Sederajat 216.773 212.638 211.951 210.919 209.035
5 SMA/Sederajat 443.470 444.682 448.168 449.708 452.961
6 Diploma I/II 5.169 5.202 5.340 5.294 5.408
7 Akademi/Diploma III/Sarjana Muda 49.796 50.375 50.893 51.107 52.070
8 Diploma IV/Strata I 134.233 138.749 141.409 144.956 149.892
9 Strata II 13.924 14.350 14.419 14.838 151.170
10 Strata III 682 727 1.780 834 912
Sumber : Disdukcapil

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan terakhir terbanyak
pada tahun 2016 hingga 2020 berada pada tingkat SMA/Sederajat. Sedangkan nilai terendah
tingkat pendiddikan terakhirnya terletak pada tingkat Strata III.
Indikator pokok dalam penilaian analisis pendidikan adalah terbebasnya masyarakat dari buta
huruf. Dengan demikian diharapkan sumberdaya manusia di Kabupaten Kendal memiliki kualitas
pendidikan yang baik agar dapat mengolah dan memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada di
Kabupaten Kendal. Sarana dan prasarana pendukung kinerja Dinas adalah sebagai berikut:

a. Kantor Dinas;
b. Kantor UPTD Pend. Kec.;
c. Satuan PNF SKB;
d. Satuan Pendidikan PAUD;
e. Satuan Pendidikan TK;
f. Satuan Pendidikan SD; serta
g. Satuan Pendidikan SMP

1.1.2 Urusan Sarana Pendidikan

Sarana Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi oleh
setiap manusia. Oleh karenanya ketersediaan sarana pendidikan harus tercukupi. Kota Semarang
sudah memiliki fasilitas pendidikan yang lengkap, namun bukan berarti standart kebutuhan
fasilitas pendidikan sudah terpenuhi. Dalam arti pemerintah daerah perlu membenahi dan
mengembangkan sarana pendidikan di Kota Semarang. Berikut ini adalah tabel data sarana
pendidikan berdasarkan kecamatan di tahun 2016-2020

Tabel 1.1
Jumlah Sarana dan Prasana Sekolah Negeri dan Swasta Tahun 2020
Kecamatan TK SD MI SMP MTs SMA SMK MA
Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg
eri eri eri eri eri eri eri eri
Mijen 42 31 4 12 7 5 4 5
Gunungpati 34 39 17 14 4 5 5 3
Banyumani 58 44 1 17 1 9 6 1
k
Gajah 34 21 - 8 - 5 5 -
Mungkur
Semarang 34 30 1 11 1 5 7 1
Selatan
Candisari 35 27 - 10 - 3 5 -
Tembalang 66 34 13 17 7 1 4 7
Pedurunga 76 49 13 16 6 5 6 5
n
Genuk 35 24 11 9 5 3 4 3
Gayamsari 27 21 1 9 - 3 7 -
Semarang 39 28 4 11 1 4 9 -
Timur
Semarang 40 32 4 8 - 2 3 -
Utara
Semarang 35 34 1 19 - 8 10 -
Tengah
Semarang 62 45 4 19 1 13 7 -
Barat
Tugu 8 14 8 5 2 1 1 2
Ngaliyan 50 36 8 7 3 2 3 2
Jumlah 675 509 90 193 38 74 86 29
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang Tahun 2020/2021
Tabel 1.2
Jumlah Sarana dan Prasana Sekolah Negeri dan Swasta Tahun 2019
Kecamatan TK SD MI SMP MTs SMA SMK MA
Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg
eri eri eri eri eri eri eri eri
Mijen 42 31 4 12 7 5 4 5
Gunungpati 34 39 17 14 4 5 5 3
Banyumani 58 44 1 17 1 9 6 1
k
Gajah 34 21 - 8 - 5 5 -
Mungkur
Semarang 34 30 1 11 1 5 7 1
Selatan
Candisari 35 27 - 10 - 3 5 -
Tembalang 66 34 13 17 7 1 4 7
Pedurunga 76 49 13 16 6 5 6 5
n
Genuk 35 24 11 9 5 3 4 3
Gayamsari 27 21 1 9 - 3 7 -
Semarang 39 28 4 11 1 4 9 -
Timur
Semarang 40 32 4 8 - 2 3 -
Utara
Semarang 35 34 1 19 - 8 10 -
Tengah
Semarang 62 45 4 19 1 13 7 -
Barat
Tugu 8 14 8 5 2 1 1 2
Ngaliyan 50 36 8 7 3 2 3 2
Jumlah 675 509 90 192 38 74 86 29
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang Tahun 2019/2020

Tabel 1.3
Jumlah Sarana dan Prasana Sekolah Negeri dan Swasta Tahun 2018
Kecamatan SD SMP SMA SMK Perguruan
Tinggi
Swasta/Negeri Swasta/Negeri Swasta/Negeri Swasta/Negeri Swasta/Neger
i
Mijen 14 11 4 4 2
Gunungpati 16 12 5 5 2
Banyumanik 11 9 5 2 1
Gajah Mungkur 7 4 2 4 5
Semarang Selatan 10 7 5 5 4
Candisari 7 5 2 3 3
Tembalang 12 8 5 1 3
Pedurungan 12 12 7 5 5
Genuk 12 9 5 4 1
Gayamsari 7 5 4 4 2
Semarang Timur 9 7 3 6 4
Semarang Utara 8 7 2 3 1
Semarang Tengah 14 13 9 6 4
Semarang Barat 16 13 6 6 5
Tugu 7 4 3 1 1
Ngaliyan 9 8 4 3 2
Jumlah 171 134 71 62 45
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang Tahun 2018-2020
Tabel 1.4
Jumlah Sarana dan Prasana Sekolah Negeri dan Swasta Tahun 2017
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang Tahun

Tabel 1.5
Jumlah Sarana dan Prasana Sekolah Negeri dan Swasta Tahun 2016
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang Tahun

Untuk menghitung proyeksi kebutuhan sarana pendidikan untuk kecamatan kecamatan di


Kota Semarang dapat menggunakan ketentuan sebagai berikut :

Tabel
Standar Minimum Pelayanan Sarana Pendidikan
Luas
Jumlah Radius
Lahan
Pendudu Percapaia Lokasi dan Penyelesaian Ketrangan
Minimal
k n (m)
(m2)
2 rombongan prabelajar
1.250
500 500  Ditengah kelompok warga @60 murid dapat bersatu
jiwa  Tidak menyeberang jalan raya dengan sarana lain
1.600  Bergabung dengan taman
2.000 1.000 sehingga tejadi
jiwa
4.800 pengelompokan kegiatan Kebutuhan harus
9.000 1.000
jiwa berdasarkan perhitungan
 Dapat dijangkau dengan dengan rumus 2, 3, dan 4.
kendaraan umum Dapat digabung dengan
4.800  Disatukan dengan lapangan sarana pendidikan lain,
12.500 3.000 olah raga misal SD, SMP, SMA dalam
jiwa
 Tidak selalu harus dipusat satu kompleks.
lingkungan
Sumber : SNI 03-1733-2004

Untuk dapat mengetahui apakah jumlah sarana pendidikan yang harus ada berdasarkan standar
SNI yaitu :

Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Menurut SNI
Tabel
Sarana Pendidikan Di Kota Semarang Menurut Perhitungan SNI

Tahun 2020
NO Kecamatan TK SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA
Jumlah Penduduk
Eksisting SNI Deviasi Eksisting SNI Deviasi Eksisting SNI Deviasi Eksisting SNI Deviasi
1 Mijen 76.793 42 61 -19 35 48 -13 19 16 3 14 16 -2
2 Gunungpati 96.277 34 77 -43 56 60 -4 18 20 -2 13 20 -7
3 Banyumanik 142.303 58 114 -56 45 89 -44 18 30 -12 16 30 -14
4 Gajah Mungkur 59.156  47 -13 21 37 -16 8 12 -4 20 12 8
5 Semarang Selatan 68.007 34 54 -20 31 43 -12 19 14 5 13 14 -1
6 Candisari 79.567 35 64 -29 27 50 -23 10 17 -7 8 17 -9
7 Tembalang 184.807 66 148 -82 47 116 -69 24 39 -15 12 39 -27
8 Pedurungan 195.589 76 156 -80 62 122 -60 22 41 -19 18 41 -23
9 Genuk 119.716 35 96 -61 35 75 -40 14 25 -11 10 25 -15
10 Gayamsari 73.554 27 59 -32 22 46 -24 9 15 -6 10 15 -5
11 Semarang Timur 72.263 39 58 -19 32 45 -13 12 15 -3 13 15 -2
12 Semarang Utara 124.304 40 99 -59 36 78 -42 8 26 -18 5 26 -21
13 Semarang Tengah 61.011 35 49 -14 35 38 -3 19 13 6 18 13 5
14 Semarang Barat 157.434 62 126 -64 49 98 -49 20 33 -13 20 33 -13
15 Tugu 34.034 8 27 -19 22 21 1 7 7 0 4 7 -3
16 Ngaliyan 141.094 50 113 -63 44 88 -44 10 29 -19 7 29 -22
35 35
Jumlah 1.685.909 675 1.349 -674 599 1.054 -455 237 -114 201 -150
1 1
Berdasarkan perhitungan sarana pendidikan yang mengacu pada SNI Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan, deviasi jumlah sarana pendidikan di Kota Semarang mayoritas
masih kurang dengan standar SNI untuk tingkat TK, SD, SMP maupun SMA, untuk tingkat SMP
hanya beberapa kecamatan yang sudah memenihi standar SNI sedangkan untuk Kecamatan yang
jumlah sarana pendidikannya belum memenuhi sesuai standar minimum SNI, biasanya sudah
terpenuhi untuk pendidikan di Kecamatan tersebut dikarenakan akses yang mudah untuk menuju
tempat pendidikan dan juga jumlah partisispan pendidikan yang tidak terlalu tinggi. Jika sarana
pendidikan di suatu Kecamatan mengalami kekurangan biasanya siswa bersekolah di Kecamatan lain
yang memiliki fasilitas pendidikan yang memadai dan lengkap.
Tabel

Proyeksi Sarana Pendidikan


1.1.3 Sarana Pendidikan

1.2 Kesehatan
1.2.1 Analisis Kesehatan

Pandangan kebanyakan masyarakat saat ini selalu menganggap bahwa profesi di bidang
kesehatan itu hanya dokter, bidan, dan perawat saja. Padahal, selain itu masih ada banyak profesi
tenaga medis lainnya, salah satunya adalah analisis kesehatan atau juga biasa disebut dengan Ahli
Teknologi Laboratorium Kesehatan. Analisis kesehatan adalah orang-orang yang memiliki
keterampilan tinggi yang bertugas untuk melaksanakan, mengevaluasi prosedur laboratorium dan
memanfaatkan berbagai sumber daya pendukung yang ada.

Kesehatan selalu ada hubungannya dengan harapan hidup, kematian, dan kelahiran. Angka
Harapan Hidup (AHH) adalah perkiraan rata-rata tambahan umur seseorang yang diharapkan
dapat terus hidup. AHH juga dapat didefinisikan sebagai rata-rata jumlah tahun yang dijalani oleh
seseorang setelah orang tersebut mencapai ulang tahun yang ke-x. Ukuran yang umum digunakan
adalah angka harapan hidup saat lahir yang mencerminkan kondisi kesehatan pada saat itu.
Sehingga pada umumnya ketika membicarakan AHH, yang dimaksud adalah rata-rata jumlah
tahun yang akan dijalani oleh seseorang sejak orang tersebut la. Angka ini dapat dihitung dengan
bantuan tabel kematian (life tabel) dan beberapa program paket komputer. Angka harapan hidup
diharapkan mencerminkan “lama hidup” dan “hidup sehat”. Lama hidup seseorang, tidak lepas
dari kesehatan orang tersebut. Usia hidup panjang tanpa didukung oleh kesehatan yang baik
tentunya akan menjadi beban. Dengan kata lain, apabila membicarakan usia harapan hidup maka
tidak akan lepas dari pembicaraan upaya peningkatan taraf kesehatan.

Angka harapan hidup dari tahun ke tahun di Kota Semarang berbeda beda dapat diliihat pada
tabel dibawah ini

Tabel

Angka Harapan Hidup Kota Semarang Tahun 2016-2020

Angka Harapan Hidup (Tahun)


Kota
2016 2017 2018 2019 2020
Semarang
77,21 77,21 77,23 77,25 77,34
Sumber : BPS Kota Semarang

Angka harapan hidup di Kota Semarang dari tahun 2016 hingga 2020 mengalami
kenaikan disetiap tahunnya meskipun kenaikanya yang sedikit. Pada tahun 2016 angka harapan
hidup Kota Semarang sebesar 77,21 tahun, kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2020
sebesar 77,3 tahun. Rata rata angka harapan hidup kota semarang tahun 2016 hingga 2020 yaitu
77,25 tahun. Dapat disimpulkan bahwa dari tahun 2016 hingga 2020 mempunyai angka harapan
untuk terus bertahan hidup sampai usia 77,34 tahun. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat
Kota Semarang sudah semakin mempunyai rasa kepedulian tentang pentingnya kesehatan
sehingga angka harapan hidup terus meningkat.
1.2.2 Urusan Sarana Kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan adalah setiap lokasi yang menyediakan
pelayanan kesehatan, mulai dari klinik kecil hingga rumah sakit yang besar dengan fasilitas yang
lengkap. Fungsi dari sarana kesehatan yaitu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
memiliki peran yang sangat penting guna mempercepat peningkatan derajat kesehatan sekaligus
mengendalikan pertumbuhan penduduk. Penyediaan sarana Kesehatan juga mempertimbangkan
pendekatan desain keruangan unit-unit/kelompok yang ada, sedangkan penempatan fasilitas ini akan
mempertimbangkan jangkauan radius area layanan dengan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
untuk melayani area tertentu. Berikut ini adalah tabel data sarana kesehatan berdasarkan kecamatan
di tahun 2016-2020

Tabel 1.10
Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan Kota Semarang

Puskesmas1
Rumah Sakit Rumah Sakit Puskesmas1
Non Rawat Klinik Pratama Po
Kecamatan Umum Khusus Rawat Inap
Inap
2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019
Mijen 0 0 1 1 1 1 1 1 6 9 105

Gunung Pati 0 0 0 0 1 1 1 1 7 7 141

Banyumanik 2 2 0 0 2 2 2 2 19 23 155

Gajah
3 3 1 1 0 0 1 1 14 15 48
Mungkur
Semarang
4 4 1 1 0 0 2 2 16 19 64
Selatan
Candisari 0 0 0 0 0 0 2 2 10 12 48
Tembalang 2 2 1 1 0 0 2 2 18 20 164

Pedurungan 0 0 2 2 1 1 1 1 25 24 164

Genuk 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 119
Gayamsari 1 1 0 0 0 0 1 1 9 9 66
Semarang
2 2 2 2 2 2 1 1 13 14 79
Timur
Semarang
0 0 0 0 0 0 2 2 10 9 95
Utara
Semarang
2 2 0 0 0 0 2 2 25 29 62
Tengah
Semarang
1 1 0 0 0 0 5 5 22 22 117
Barat
Tugu 0 0 0 0 1 1 1 1 3 3 163
Ngaliyan 2 2 0 0 1 1 2 2 21 21 49

Semarang 20 20 9 9 10 10 27 27 228 246 1.639


Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2019-2020

Untuk dapat mengetahui jumlah sarana kesehatan yang harus ada di suatu daeah sesuai
dengan standar dapat dihitung menggunakan rumus berdasarkan SNI 03-1733-2004, Tata Cara
Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, berikut merupakan standar dari sarana
kesehatan yang dapat digunakan.
Tabel
Standar Minimum Pelayanan Pendidikan
Jenis Sarana Standar Jumlah Luas Radius
Ketrangan
Kesehatan Penduduk Lahan(m2) Pencapaian
Rumah Sakit 240.000 Jiwa - - - 
Dapat dijangkau dengan
Puskesmas 120000 Jiwa 3.000 4.000
kendaraan umum
Di tengah kelompok
Puskesmas
30.000 Jiwa 300 3.000 tetangga tidak
Pembantu
menyebrang jalan raya
Dapat dijangkau dengan
Apotik 30.000 Jiwa 1.000 3.000
kendaraann umum
Sumber: SNI 03-1733 2004

Tabel dibawah ini merupakan sarana kesehatan yang terdiri Rumah Sakit, Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Apotik harus ada di Kota Semarang sesuai dengan standar dengan standar SNI
03-1733 2004 :
Tabel
Sarana Pendidikan Di Kota Semarang Menurut Perhitungan SNI

Tahun 2020
Puskesmas Rawat Inap/Non
NO Kecamatan Rumah Sakit Umum/Khusus Puskesmas Pembantu/Klinik
Jumlah Penduduk Rawat Inap
Eksisting SNI Deviasi Eksisting SNI Deviasi Eksisting SNI Deviasi
1 Mijen 76.793 1 0 1 2 1 1 9 3 6
2 Gunungpati 96.277 0 0 0 2 1 1 7 3 4
3 Banyumanik 142.303 2 1 1 4 1 3 23 5 18
4 Gajah Mungkur 59.156  0 4 1 0 1 15 2 13
5 Semarang Selatan 68.007 5 0 5 2 1 1 19 2 17
6 Candisari 79.567 0 0 0 2 1 1 12 3 9
7 Tembalang 184.807 3 1 2 2 2 0 20 6 14
8 Pedurungan 195.589 2 1 1 2 2 0 24 7 17
9 Genuk 119.716 2 0 2 2 1 1 10 4 6
10 Gayamsari 73.554 1 0 1 1 1 0 9 2 7
11 Semarang Timur 72.263 4 0 4 3 1 2 14 2 12
12 Semarang Utara 124.304 0 1 -1 2 1 1 9 4 5
13 Semarang Tengah 61.011 2 0 2 2 1 1 29 2 27
14 Semarang Barat 157.434 1 1 0 5 1 4 22 5 17
15 Tugu 34.034 0 0 0 2 0 2 3 1 2
16 Ngaliyan 141.094 2 1 1 3 1 2 21 5 16
Jumlah 1.685.909 29 7 22 37 14 23 246 56 190
Berdasarkan tabel perhitungan sarana kesehatan yang mengacu pada SNI Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan, deviasi jumlah sarana kesehatan di Kota Semarang mayoritas
sudah mencukupi jika disesuaikan dengan standar SNI untuk jenis Sarana Kesehatan dalam lingkup
Rumah Sakit, Puskesmas Rawat Inap/Non Rawat Inap, Puskesmas Pembantu/Klinik, untuk tingkat
Puskesmas Pembantu/Klinik memiliki kedudukan sarananya terbanyak atau bisa disebut juga sudah
memenuhi standar SNI.

1.2.3 Sarana Kesehatan.

1.3 Peribadatan
1.3.1 Analisis Peribadatan
1.3.2 Proyeksi Sarana Peribadatan
1.3.3 Sarana Peribadatan
Tempat ibadah, rumah ibadah, tempat peribadatan adalah sebuah tempat yang
digunakan oleh umat beragama untuk beribadah menurut ajaran agama atau kepercayaan
mereka masing-masingData Sarana dan Prasarana tempat ibadah Kota Semarang sebagai
berikut :

Tabel 1.11
Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan Kota Semarang

Jumlah Tempat Ibadah (Bangunan)


Kecamata Langgar/Mushola/
Masjid Gereja / Kapel Vihara/Kuil
n Surau
2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020
77.00. 76.00. 76.00. 154.0 143.0 143.0 14.0 01.0 01.0
Mijen 15.00 15.00 02.00
00 00 00 0.00 0.00 0.00 0 0 0
125.0 121.0 121.0 274.0 243.0 243.0 06.0 02.0 02.0
Gunungpati 04.00 04.00 01.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0 0
Banyumani 123.0 117.0 117.0 136.0 124.0 124.0 33.00.0 33.00.0 19.0 01.0 01.0
01.00
k 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0 0 0 0
Gajahmung 48.00. 50.00. 50.00. 33.00. 12.0 01.0 01.0
10.00 10.00 16.00 16.00 01.00
kur 00 00 00 00 0 0 0
Smg 60.00. 51.00. 51.00. 48.00. 39.00. 39.00. 24.00.0 24.00.0 15.0 01.0 01.0
01.00
Selatan 00 00 00 00 00 00 0 0 0 0 0
71.00. 80.00. 80.00. 77.00. 68.00. 68.00. 15.0 01.0 01.0
Candisari 15.00 15.00 02.00
00 00 00 00 00 00 0 0 0
130.0 103.0 103.0 227.0 62.00. 62.00. 26.00.0 26.00.0 22.0 00.0 00.0
Tembalang 00.00
0.00 0.00 0.00 0.00 00 00 0 0 0 0 0
153.0 198.0 198.0 212.0 138.0 138.0 25.0 01.0 01.0
Pedurungan 20.00 20.00 02.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0
69.00. 45.00. 45.00. 268.0 35.00. 35.00. 07.0 00.0 00.0
Genuk 07.00 07.00 00.00
00 00 00 0.00 00 00 0 0 0
58.00. 55.00. 55.00. 95.00. 67.00. 67.00. 16.0 00.0 00.0
Gayamsari 09.00 09.00 00.00
00 00 00 00 00 00 0 0 0
43.00. 45.00. 45.00. 88.00. 31.00. 31.00. 25.00.0 25.00.0 18.0 06.0 06.0
Smg Timur 02.00
00 00 00 00 00 00 0 0 0 0 0
67.00. 82.00. 82.00. 73.00. 115.0 115.0 28.00.0 28.00.0 26.0 05.0 05.0
Smg Utara 01.00
00 00 00 00 0.00 0.00 0 0 0.00 0 0
Smg 30.00. 38.00. 38.00. 70.00. 64.00. 64.00. 22.0 02.0 02.0
22.00 22.00 00.00
Tengah 00 00 00 00 00 00 0 0 0
Smg Barat 119.0 122.0 122.0 116.0 71.00. 71.00. 62.00.0 62.00.0 53.0 02.0 02.0 00.00
0.00 0.00 0.00 0.00 00 00 0 0 0.00 0 0
93.00. 50.00. 50.00. 01.0 00.0 00.0
Tugu 18.00 16.00 16.00 01.00 01.00 00.00
00 00 00 0 0 0
124.0 109.0 109.0 271.0 44.00. 44.00. 17.0 00.0 00.0
Ngaliyan 17.00 17.00 00.00
0.00 0.00 0.00 0.00 00 00 0 0 0
288.
Kota 1315. 1308. 1305. 2235. 1304. 1304. 324.00. 324.00. 35.0 23.0
00.0 13.00
Semarang 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00 00 0.00 0
0
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2018-202
1.4 Perekonomian
1.4.1 Analisis Perekonimian
1.4.2 Proyeksi Perekonomian
1.4.3 Sarana Pendidikan

Pengeluaran Per Kapita dan Komposisi Konsumsi Kota Semarang Tahun 2016-2020 dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.12
Indikator Perekonomian Pengeluaran Perkapita Kota Semarang

Indikator Tahun
Pengeluaran Perkapita 2016 2017 2018 2019 2020
Rata Rata Pengeluaran Per Kapita
1.362,35 1.432,800 1.771,15 1.648,49 1.770,96
Sebulan (Ribu Rupiah)
Presentase Makanan (%) 38,63 39,95 38,83 39,45 40,51
Presentase Non Makanan (%) 61,37 60,05 61,17 60,55 59,49
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2021

Pada tahun 2016, rata-rata pengeluaran per kapita berada pada nilai Rp 1.362,350,-. Hal
ini dapat diartikan bahwa setiap individu di Kota Semarang pada tahun 2016 rata-rata
mengeluarkan biaya sebesar Rp 1.362,350,- selama satu bulan untuk konsumsi, baik dalam
bentuk makanan maupun bukan makanan (sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan
lain-lain). Nilai pengeluaran tersebut terus meningkat setiap tahun dan tahun 2020 rata-rata
konsumsi per kapita mencapai sebesar Rp 1.770,960,-.

Sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) merupakan sektor potensial yang dapat
menjadi peluang ekonomi baru dan pembuka lapangan kerja bagi perekonomian Kota
Semarang di masa mendatang. Tahun 2019, jumlah UMKM di Kota Semarang mencapai
17.567 unit yang bergerak pada sub sektor atau komoditas yang beragam

Gambar 1.1
Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang Dibanding Dengan Provinsi Jawa Tengah dan
Nasional Tahun 2016-2020

Sumber : BPS & Bappeda Prov. Jateng, 2021


Pandemi Covid-19 juga berdampak pada kondisi kesejahteraan masyarakat. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran. Secara nasional,
angka kemiskinan di tahun 2020 mencapai 10,19%. Untuk Provinsi Jawa Tengah sendiri pada
bulan September 2020, jumlah penduduk miskin mencapai 4.119,93 ribu orang (11,41%),
bertambah sebanyak 440,53 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada
September 2019 yang berjumlah 3.679,40 ribu orang (10,8%). Meskipun tingkat kemiskinan
di Kota Semarang lebih baik dari nasional dan provinsi (4,34%), namun jika dibandingkan
dengan tahun 2019, persentase kemiskinan mengalami kenaikan dari semula 3,98% menjadi
4,34%5 di tahun 2020.

1.5 RTH
1.5.1 Analisis RTH
1.5.2 Proyeksi Sarana Pendidikan
1.5.3 Sarana Pendidikan
Tabel 1.13
Tabel Luas RTH Setiap Kecamatan

RTH Perda RTH Digitasi Kekurangan RTH


Kecamatan (Ha) (Ha) (Ha)
Gajahmungkur 299,66 329,29 0
Candisari 163,21 155,97 7,24
Semarang Barat 587,62 427,43 160,19
Semarang Selatan 173,02 105,54 67,47
Semarang Tengah 113,58 38,81 74,77
Semarang Timur 127,49 58,18 69,31
Semarang Utara 495,73 143,13 352,59
Sumber : Jurnal Geodesi Undip,2020

Hasil pengolahan digitasi menunjukkan bahwa Kecamatan yang paling belum memenuhi
target ketersediaan RTH berdasarkan Perda Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 adalah
Kecamatan Semarang Utara. Kecamatan Semarang Utara merupakan kecamatan yang
memiliki kawasan Industri. Kawasan industri ini merupakan salah satu faktor penyebab
kurangnya ketersedian RTH pada Kecamatan Semarang Utara. Kecamatan yang memenuhi
target ketersediaan RTH adalah Kecamatan Gajah Mungkur. Kecamatan Gajah Mungkur
merupakan kecamatan yang didominasi oleh kawasan permukiman. Kawasan permukiman ini
memiliki luas RTH yang telah melebihi luas target ketersediaan RTH

2. DATA KETERSEDIAAN PRASARANA


2.1 Jalan
2.1.1 Analisis Jalan
2.1.2 Proyeksi Sarana Jalan
2.1.3 Sarana Jalan
Sarana jalan di Kota Semarang menurut RTRW Tahun 2011-2031 Pasa 18, terdiri dari
Jalan Nasional, Provinsi,Jalan yang menjadi kewenangan kota, dan persimpangan jalan.
Kondisi jalan Kota sesuai SK Walikota sepanjang 839.901 km, dimana jalan kondisi baik
sepanjang 731.013 km (87,04%), jalan kondisi sedang sepanjang 47.108 km (5,61%), kondisi
rusak ringan sepanjang 37.855 km (4,51%) dan kondisi rusak berat sepanjang 23.925 km
(2,85%).

1. Jalan nasional sebagaimana dimaksud meliputi:


a. Jalan arteri primer meliputi
1) 1Bts. Kota Kendal - Bts. Kota Semarang;
2) Jln. Walisongo (Semarang);
3) Jln. Siliwangi (Semarang);
4) Jln. Jendral Sudirman (Semarang);
5) Jln. Mgr. Sugiyopranoto (Semarang);
6) Jln. Tugu Muda (Semarang);
7) Jln. Dr. Sutomo (Semarang);
8) Jln. S. Parman (Semarang);
9) Jln. Sultan Agung (Semarang);
10) Bts. Kota Semarang - Bts. Kota Demak;
11) Jln. Arteri Utara Martadinata,Fly Over,Yos Sudarso (Semarang);
12) Jln. Usman Janatin (Semarang);
13) Jln. Kaligawe (Semarang); dan
14) pengembangan jalan lingkar luar Kota (outer ring road).
b. jalan tol meliputi:
1) jalan tol seksi A (Jatingaleh – Srondol);
2) jalan tol seksi B (Jatingaleh – Krapyak);
3) jalan tol seksi C (Kaligawe – Jangli);
4) jalan tol Semarang – Solo;
5) jalan tol Batang – Semarang;
6) jalan tol Semarang – Demak; dan
7) Jalan tol Outer Ringroad Kendal-Semarang (Harbor Toll), Kab. Kendal.
2. Jalan provinsi berupa jalan kolektor primer 2 (JKP-2) meliputi:
1) Jl. Pandanaran (Semarang);
2) Jl. Bunderan Simpang Lima (Semarang);
3) Jl. A. Yani (Semarang);
4) Jl. Brijend Katamso (Semarang);
5) Jl. Brijend Sudiarto (Semarang); dan
6) Cangkiran - Ungaran (Bts. Kodya Semarang).
3. Jalan yang menjadi kewenangan Kota meliputi :
a. jalan arteri sekunder meliputi:
1) Jalan Jend. Sudirman – Jalan Mgr. Sugiyopranoto – Jalan Pandanaran – Simpang Lima –
Jalan A. Yani – Jalan Brigjend. Katamso – Jalan Brigjend. Sudiarto;
2) Jalan Ronggowarsito – Jalan Pengapon – Jalan R. Patah – Jalan Widoharjo – Jalan Dr.
Cipto – Jalan Kompol Maksum – Jalan Mataram – Jalan Dr. Wahidin – Jalan Teuku
Umar – Jalan Setiabudi;
3) Jalan Mr. Sutan Syahrir;
4) Jalan Letjend. R. Suprapto - Jalan Merak – Jalan Mpu Tantular– Jalan Kol.
Sugiono – Jalan Imam Bonjol – Jalan Indraprasta;
5) Jalan Dr. Sutomo – Jalan Letjend. S. Parman – Jalan Sultan Agung
6) Jalan Citarum – Jalan Brigjend. Sudiarto;
7) Jalan Tentara Pelajar – Jalan Raya Kedungmundu;
8) Jalan Kaligarang – Jalan Pamularsih;
9) Jalan Kelud Raya – Jalan Menoreh Raya – Jalan Dewi Sartika – Jalan Kol.
H.R. Hadijanto;
10) Jalan Kompol R. Soekanto – Jalan Tentara Pelajar;
11) Jalan Abdulrachman Saleh – Jalan Kol. R Warsito Soegiarto;
12) Jalan Hanoman Raya – Jalan Lingkar Utara Semarang;
13) Jalan Gatot Subroto;
14) Jalan Gajah Mada – Jalan Diponegoro; dan
15) jalan lingkar tengah (middle ring road).
b. jalan kolektor sekunder meliputi:
1) Jalan Pemuda;

2) Jalan Hasanudin;

3) Jalan MH. Thamrin;

4) Jalan Sriwijaya – Jalan Veteran;

5) Jalan Cendrawasih – Jalan MT. Haryono;

6) Jalan Mayjend. Sutoyo – Jalan Brigjend. DI Panjaitan – Jalan Kartini –


Jalan Jolotundo – Pertigaan Jalan Gajah;
7) Jalan Gajah – Jalan Lamper Tengah;

8) Jalan Supriyadi;

9) Jalan Raya Kelurahan Karangroto;

10) Jalan Raya Kudu;

11) Jalan Padi Raya;

12) Jalan Muktiharjo;

13) Jalan Kompol R. Soekanto – Kedungmundu;

14) Jalan Prof. Sudarto, SH – Jalan Kol H. Iman Soeparto Tjakrajoeda,


SH;
15) Undip Tembalang – Kramas – Jalan Mulawarman Raya;

16) Jalan Tirto Agung;

17) Jalan Durian – Jalan Mulawarman Raya;


18) Jalan Karangrejo Raya – Gedawang – Jalan Perintis Kemerdekaan;

19) Pertigaan Jalan Setiabudi dengan Jalan Bebas Hambatan seksi A Sekaran;
20) Jalan Pamularsih – Jalan Simongan – Jatibarang – Tambangan;

21) Ruas jalan Pongangan – Jatibarang;

22) Jalan Stasiun Komunikasi Satelit Domestik (SKSD);

23) Jalan Lingkar Mijen;

24) Jalan Bandungsari;

25) Jalan Kedungpane – Jalan Koptu Suyono;

26) Jalan di Lingkungan Kawasan Industri Tugu; dan

27) Tembalang-Jangli-Mrican.

c. Jalan lokal sekunder berupa jalan penghubung antar kawasan perumahan berada di
seluruh Kecamatan
4. Persimpangan jalan meliputi:

a. persimpangan sebidang meliputi:

1) seluruh persimpangan sebidang jalan di wilayah Daerah;

2) persimpangan sebidang rencana jalan lingkar luar Kota (outer ring road) dan jalan
lingkar tengah (middle ring road); dan
3) persimpangan sebidang rencana jalan tembus Tembalang – Jangli.
b. persimpangan tidak sebidang meliputi:
1) simpang susun Pelabuhan;

2) simpang susun Jalan Tol seksi A, B, C;

3) simpang susun Jalan Tol Semarang – Solo;

4) simpang susun rencana jalan lingkar luar dan jalan lingkar tengah;
5) simpang susun Jalan Tol Semarang – Demak;

6) simpang susun Jalan Tol Semarang – Batang;

7) simpang susun Banyumanik;

8) simpang susun Jatingaleh;

9) simpang susun Kalibanteng;

10) simpang susun Majapahit; dan

11) Fly Over Madukoro;

12) Fly Over Jalan Setiabudi; dan

13) Simpang susun dengan rel kereta api di Kecamatan Tugu, Kecamatan Semarang
Utara dan Kecamatan Pedurungan.

2.2 Terminal
2.2.1 Analisis Terminal
2.2.2 Proyeksi Sarana Terminal
1. Terminal penumpang meliputi:
a. terminal penumpang Tipe A di Kelurahan Mangkang Kulon Kecamatan Tugu;
b. terminal penumpang tipe B berada di Kelurahan Penggaron Kidul di Kecamatan
Pedurungan;
c. terminal penumpang Tipe C meliputi:
1. terminal penumpang C di Kelurahan Banjardowo Kecamatan Genuk;
2. terminal penumpang Tipe C di Kelurahan Cangkiran Kecamatan Mijen;
3. terminal penumpang Tipe C di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati;
4. terminal penumpang Tipe C di Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara; 5.
terminal penumpang Tipe C di Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang.

2. Terminal Barang meliputi :


a. terminal barang di Kelurahan Panggung Lor dan Kelurahan Bandarharjo di Kecamatan
Semarang Utara; dan
b. terminal barang di Kelurahan Terboyo Kecamatan genuk.

2.3 Jaringan Kereta Api

Sistem jaringan kereta api meliputi:

a. jaringan jalur kereta api umum;


a) Jaringan jalur kereta api antarkota;
Kereta api melewati Kecamatan Tugu, Kecamatan Semarang Barat,
Kecamatan Semarang Utara, Kecamatan Semarang Timur, Kecamatan Gayamsari, dan
Kecamatan Genuk meliputi:
a. Jalur kereta api cepat dan/atau semi cepat Jakarta – Surabaya;
b. Jalur Utara menghubungkan Jakarta – Semarang – Surabaya;
c. Jalur Selatan menghubungkan Jakarta/ Bandung – Yogyakarta – Solo –
Surabaya; dan
d. Jalur Utara - Selatan menghubungkan:
1. Semarang – Solo -Yogyakarta;
2. Semarang - Tegal – Purwokerto.
e. jalur Semarang – Kudus – Pati – Rembang; dan
f. jalur Semarang-Demak-Godong-Purwodadi-Blora.
b) kereta api perkotaan;
Kereta api perkotaan berupa jalur kereta api perkotaan yang terintegrasi dengan
sistem regional Kedungsepur meliputi:
a. jaringan kereta api perkotaan melewati sub pusat pelayanan BWK X – pusat
pelayanan kota - sub pusat pelayanan BWK V - sub pusat pelayanan BWK IV;
b. pengembangan fasilitas pemberhentian kereta api di sub pusat pelayanan BWK
X, pusat pelayanan kota, sub pusat pelayanan BWK IV dan sub pusat
pelayanan BWK V.
c) kereta api antar moda
Kereta api antar moda menghubungkan antar simpul transportasi meliputi:
a. Stasiun Kereta Api;
b. Bandara Udara Ahmad Yani;
c. Terminal angkutan umum penumpang;
d. Pelabuhan Tanjung Emas; dan
e. simpul lainnya.
d) prasarana penunjang
Prasarana penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d berupa
persimpangan kereta api dengan prasarana jalan yang berada di wilayah Daerah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan
b. stasiun kereta api.
Stasiun kereta api terdiri atas:
a. stasiun penumpang meliputi:
1. Stasiun Semarang Poncol di Kecamatan Semarang Utara; dan
2. Stasiun Semarang Tawang di Kecamatan Semarang Utara.
b. stasiun barang meliputi:
1. Stasiun Semarang Gudang di Kecamatan Semarang Timur; dan
2. Stasiun Semarang Tanjung Emas di Kecamatan Semarang Utara.
c. stasiun operasi meliputi:
1. Stasiun Alastua di Kecamatan Genuk;
2. Stasiun Mangkang di Kecamatan Tugu; dan
3. Stasiun Jerakah di Kecamatan Tugu.

2.4 Bandara

Rencana sistem jaringan transportasi udara meliputi peningkatan Bandar Udara Ahmad Yani
di Kecamatan Semarang Barat dan Kecamatan Tugu. Rencana peningkatan Bandar Udara Ahmad
Yani berfungsi sebagai bandara pengumpul skala pelayanan primer. Tatanan kebandar udaraan
wajib mendukung keberadaan dan operasional TNI dalam fungsinya menjaga pertahanan dan
keamanan. Ruang udara untuk penerbangan diatur dalam Kawasan Keamanan Operasional
Penerbangan (KKOP) sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Perubahan pengaturan Kawasan Keamanan Operasional
Penerbangan (KKOP) dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.5 Air Bersih

Pelayanan umum terhadap fasilitas air minum di Kota Semarang dapat dikatakan
mengalami perkembangan yang relatif meningkat tiap tahun. Jumlah pelanggan PDAM Kota
Semarang pada tahun 2019 sebanyak 174.584 pelanggan, meningkat menjadi 192.969
pelanggan pada tahun 2020. Demikian pula untuk pemakaian air dan penjualan air pada tahun
2020 masing-masing sebesar 67.153.212 m3 dan Rp.339.414.000.000,-.

Secara lengkap, data banyaknya pelanggan, pemakaian dan penjualan air minum PDAM
dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1
Tabel Perkembangan Jumlah Pelanggan, Pemakaian & Penjualan Air Minum PDAM Tahun
2016-2020

No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020


1 Jumlah Pelanggan 163.584 169.938 172.334 174.584 192.969
Pemakaian Air (Rb
2
m3) 45.841,78 53.391,90 53.301,67 53.739,007 67.153.212
Penjualan Air (Juta
3
Rp) 169.667,39 199.803,56 206.117,91 257.636,22 339.414,00
Sumber : PDAM Kota Semarang 2021

2.6 Sampah

Pada tahun 2020 produk sampah harian diperkirakan sebesar 1.200 ton,
dimana yang terangkut masuk ke TPA Jatibarang lebih dari 85% per hari dengan
komposisi material organik sebesar +62% dan sisanya material anorganik.
Mengingat sumbangan terbesar berasal dari sampah domestik, besar kiranya
peran masyarakat dalam mengurangi beban TPA melalui kegiatan pilah
sampah/bank sampah, sedangkan sisanya menjadi tugas Pemerintah dalam
mengelolanya. Dengan bekerjasama dengan stakeholder persampahan berdampak
pada jumlah sampah di TPA Jatibarang yang diproses menjadi pupuk organik,
biogas dan pembangunan PLT Gas Metana (merupakan Hibah dari Pemerintah
Denmark) yang akan dijual kepada PT.PLN dan dapat didistribusikan untuk 800-
1.000 warga sekitar pada radius hingga 1,5 km

Jaringan persampahan dinagi menjadi dua tempat yaitu Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
dan Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

Pengembangan kemitraan dengan swasta dan kerjasama dengan Pemerintah


Daerah Lain dalam pengembangan dan pengelolaan TPA Regional diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Walikota. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah meliputi :
d. TPA Jatibarang di Kecamatan Mijen, dan
e. TPA Regional

Tempat Penampungan Sementara (TPS) meliputi pengembangan dan


penyediaan TPS di kawasan permukiman dan kawasan pusat pelayanan. Untuk
mengurangi timbulan sampah dari TPS yang dibawa ke TPA, setiap TPS dilengkapi
dengan fasilitas pengolahan sampah. Rencana lokasi TPS sebagaimana dimaksud
pada ayat diatur lebih lanjut oleh perangkat Daerah yang membidangi
persampahan.

2.7 Drainase

Penanganan rob dan banjir menjadi tugas yang sangat berat


bagi Pemerintah Kota Semarang, terutama saat datangnya musim
penghujan. Potensi letak Kota Semarang yang berada di pinggir
pantai menjadikan Kota Semarang sebagai daerah berpotensi
mengalami banjir dan rob.
Sistem drainase sebagai satu kesatuan sistem drainase terdiri
dari 4 sistem, diantaranya :
1. Sistem Drainase Mangkak dengan luas kurang lebih 9.272 hektar
meliputi :
a. Sub Sistem Sungai Mangkang dengan luas kurang lebih 4.372 (empat ribu tiga
ratus tujuh puluh dua) hektar terdiri dari Sungai Mangkang Kulon, Mangkang
Wetan dan Plumbon;
b. Sub Sistem Sungai Bringin dengan luas kurang lebih 4.900 (empat ribu
sembilan ratus) hektar terdiri dari Sungai Bringin, Sungai Randugarut, Sungai
Karanganyar dan Sungai Tapak.
2. Sistem Drainase Semarang Barat dengan luas kurang lebih 3.104 hektar meliputi :
a. Sub Sistem Sungai Tugurejo dengan luas kurang lebih 733 (tujuh ratus tiga
puluh tiga) hektar meliputi Sungai Jumbleng, Sungai Buntu, Sungai Tambak
Harjo dan Sungai Tugurejo;
b. Sub Sistem Sungai Silandak dengan luas kurang lebih 926 (sembilan ratus dua
puluh enam) hektar;
c. Sub Sistem Sungai Siangker dengan luas kurang lebih 1.022 (seribu dua puluh
dua) hektar meliputi saluran Madukoro, Sungai Tawang, Sungai Karangayu,
Sungai Ronggolawe dan Sungai Siangker; dan
d. Sub Sistem Bandar Udara Ahmad Yani dengan luas kurang lebih 424 (empat
ratus dua puluh empat) hektar adalah Saluran Lingkar Selatan Barat yang
meliputi Sungai Selinga, Sungai Simangu, Sungai Tawang dan Sungai Banteng
yang merupakan kawasan drainase semi tertutup.
3. Sistem Drainase Semarang Tengah dengan luas kurang lebih 22.307 hektar
meliputi :
a. Sub Sistem Sungai Banjir Kanal Barat dengan luas kurang lebih 2.005 (dua ribu
lima) hektar meliputi Sungai Kripik, Sungai Kreo dan Sungai Garang terletak di
Kota Semarang dan Kabupaten Semarang;
b. Sub Sistem Sungai Bulu dengan luas kurang lebih 94 (sembilan puluh empat)
hektar meliputi Saluran Jl. Hasanudin, Saluran Jl. Brotojoyo, Saluran Panggung
Kidul dan Saluran Bulu Lor;
c. Sub Sistem Sungai Semarang dengan luas kurang lebih 1.352 (seribu tiga ratus
lima puluh dua) hektar;
d. Sub Sistem Sungai Simpang Lima dengan luas kurang lebih 340 (tiga ratus
empat puluh) hektar;
e. Sub Sistem Sungai Banger dengan luas kurang lebih 524 (lima ratus dua puluh
empat) hektar.
f. Sub Sistem Sungai Bandarharjo dengan luas kurang lebih 302 (tiga ratus dua)
hektar;
g. Sub Sistem Sungai Asin dengan luas kurang lebih 282 (dua ratus delapan puluh
dua) hektar;
h. Sub Sistem Sungai Baru dengan luas kurang lebih 186 (seratus delapan puluh
enam) hektar.

4. Sistem Drainase Semarang Timur dengan luas lebih 31.043 (tiga puluh satu ribu empat puluh
tiga) hektar meliputi:
a. Sub Sistem Banjir Kanal Timur dengan luas kurang lebih 3.705 (tiga ribu tujuh ratus lima)
hektar meliputi Sungai Candi, Sungai Bajak, Sungai Kedungmundu dan Saluran Bulu Lor;
b. Sub Sistem Sungai Tenggang dengan luas kurang lebih 1.138 (seribu seratus tiga puluh
delapan) hektar;
c. Sub Sistem Sungai Sringin dengan luas kurang lebih 1.527 (seribu lima ratus dua puluh tujuh)
hektar;
d. Sub Sistem Sungai Babon dengan luas kurang lebih 12.715 (dua belas ribu tujuh ratus lima
belas) hektar meliputi Sungai Gede, Sungai Meteseh, Sungai Jetak dan Sungai Sedoro; dan
e. Sub Sistem Sungai Pedurungan dengan luas kurang lebih 1.077 (seribu tujuh puluh tujuh)
hektar.
Tabel 2.4
Jumlah Sarana dan Prasarana Drainase Kota Semarang Tahun 2016-2020

Tahun Predikat
No Uraian Capaian
2016 2017 2018 2019 2020 Tahun
2020 Thd
Target
Akhir
RPJMD
Jumlah domain dan
1 subdomain semarangkota 20 106 479 479 479 Tercapai
.go.id
2 Jumlah wifi di area publik 20 70 100 120 150 Tercapai
Terwujudnya Aplikasi
interaktif dan integrasi Belum
3 untuk mewujudkan e- 40 70 80 95 95 Tercapai
government dalam
rangka
smart city
4 Jumlah jaringan 67 80 257 277 327 Belum
komunikasi lokasi lokasi lokasi lokasi lokasi Tercapai
5 Jumlah surat kabar 11 10 10 8 10 Tercapai
nasional / lokal
Jumlah penyiaran
6 radio/TV nasional 36 53 76 78 210 Tercapai
dan
lokal
Presentase
7 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai
Pelayanan Informasi
Publik
Presentase tertanganinya
8 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai
pengaduan masyarakat
Sumber: Dinas Kominfo Statistik dan Persandian Kota Semarang, 2021

Tabel 2.2
Pengendalian Banjir dan Rob Tahun 2016-2020

Tahun Predik
at
No Indikator Kinerja Satuan Capai
an
Tahun
2020
Thd
Target
Akhir
RPJ
MD

2016 2 2018 2 2020


0 0
1 1
7 9
Persentase kawasan
1 banjir dan rob % 9,03 4 4,00 4 1,30 Tercapai
terhadap luas , ,
wilayah keseluruhan 0 0
0 0
Lama genangan
banjir dan rob di
2 sungai, saluran Menit 60 50 45 40 40 -
drainase dan
gorong-gorong
pada
saat banjir
Kapasitas/fungsi
3 drainase (volume M3 21.77 21.899.5 21.998.96 22.098.3 22.098.
areal tangkapan) 5 8 8 5 35
.506 5 1 1
Kapasitas
4 pengendali banjir Liter /
dengan pompa detik 90.209 9 90.425 1 112.443
dan polder 0 1
. 2
3 .
1 4
7 4
3
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang, 2021
2.8 Listrik

Jumlah penduduk di Kota Semarang yang tiap tahunnya bertambah membuat


banyaknya permintaan mengkonsumsi energi atau pemakaian energi listrik. Infrastruktur
penyaluran tenaga listrik dan sarana pendukungnya meliputi:

A. Jaringan transmisi tenaga listrik meliputi:


1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) melewati:
c. Kecamatan Gunung Pati; dan
d. Kecamatan Mijen
2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) melewati:
c. Kecamatan Ngaliyan;
d. Kecamatan Mijen;
e. Kecamatan Gunungpati;
f. Kecamatan Gajahmungkur;
g. Kecamatan Semarang Selatan;
h. Kecamatan Semarang Tengah;
i. Kecamatan Semarang Utara;
j. Kecamatan Semarang Timur;
k. Kecamatan Genuk;
l. Kecamatan Gayamsari;
m. Kecamatan Pedurungan;
n. Kecamatan Tembalang; dan
o. Kecamatan Banyumanik.
B. Jaringan distribusi tenaga listrik meliputi:
1. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dan Saluran Udara Tegangan Rendah
(SUTR) yang terdapat diseluruh wilayah Daerah; dan
2. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) berada Kecamatan Semarang Tengah,
Kecamatan Semarang Selatan, dan Semarang Timur

Tabel 2.3
Jumlah Pelanggan Listrik Kota Semarang Tahun 2016-2020

Cabang/Ranting
2016 2017 2018 2019 2020
Branch/Sub-branch
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 1 1 1
2 2 2 2
0 3 6 9
133,
Semarang Tengah , , , ,
166.00
7 8 5 7
0 0 9 8
3 6 4 5
1 1
9 9
0 0
4 7
1 4
, , 108,
Semarang Barat , ,
7 8 038.00
2 7
2 3
4 8
0 3
0 4

1 1 2 2
8 9 0 1
7 7 8 8
228,
Semarang Timur , , , ,
706.00
0 6 1 8
4 3 4 9
9 9 3 9

7 8 8 8
6 0 3 8
, , , , 93,
Semarang Selatan
6 4 8 3 642.00
6 6 5 0
2 3 1 3

4 4 5 5
7 9 1 4
9 9 9 1
563,
Kota Semarang , , , ,
552.00
1 7 8 7
3 4 2 7
4 1 8 1

Sumber PT PLN (PERSERO) Wilayah Kota Semarang/Regional PT PLN (PERSERO) of Semarang Municipality

2.9 Telekomunikasi

Penyelenggaraan urusan komunikasi dan dan informatika di Kota


Semarang secara umum berkaitan dengan pelayanan informasi publik dan
penyediaan infrastruktur berbasis teknologi informatika untuk menunjang
kegiatan pelayanan publik dan pemerintahan yang juga ditujukan dalam rangka
menuju Kota Semarang sebagai smart city. Dalam melaksanakan urusan
Komunikasi dan Informatika, khususnya terkait dengan keterbukaan informasi
publik, telah banyak layanan yang diwujudkan, diantaranya SDK (Semarang
Digital Kreatif) yang memfasilitasi masyarakat Kota semarang untuk tertarik dan
menjadikan digital kreatif sebagai salah satu fokus kewirausahaan, dan komunitas
yang bergabung dan aktif semakin meningkat; Pusat Informasi Publik (PIP) yang
memberikan layanan Data dan Informasi, layanan pengaduan dan layanan
fasilitas untuk umum dan gratis; Terbangunnya fasilitas publik baru Co-Working
Space di Gedung Olahraga Tri Lomba Juang; Free Wifi pada tempat publik;
Aktivasi jaringan internet kelurahan, Internet CCTV RT se-Kota Semarang.

2.10 Limbah
Rencana sistem pengelolaan air limbah meliputi:

a. sistem pembuangan air limbah (sewage); dan


b. sistem pembuangan air limbah rumah tangga (sewerage).

1. Sistem pembuangan air limbah (sewage) meliputi:


a. pengembangan sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL) industri di kawasan peruntukan
industri di Kecamatan Genuk, Kecamatan Mijen, Kecamatan Ngaliyan, Kecamatan
Pedurungan, Kecamatan Semarang Barat, Kecamatan Semarang Timur, Kecamatan Semarang
Utara, dan Kecamatan Tugu; dan
b. pengembangan sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL) kegiatan perdagangan dan jasa di
pusat pelayanan kota dan sub pusat pelayanan kota.

2. Sistem pembuangan air limbah rumah tangga (sewerage) meliputi:


a. sistem pembuangan air limbah rumah tangga individual diarahkan pada kawasan perumahan
kepadatan rendah di Kecamatan Tembalang, Kecamatan Banyumanik, Kecamatan Gunungpati,
Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan; dan
b. sistem pembuangan air limbah rumah tangga komunal diarahkan pada kawasan perumahan
kepadatan sedang dan kepadatan tinggi di seluruh wilayah Daerah.

3. DATA LUAS SAWAH/TEGALAN


4. DATA LUAS MAKAM
5. DATA LUAS LAPANGAN

Anda mungkin juga menyukai