Analisis pendidikan dilakukan dengan tujuan untuk usaha peningkatan kecerdasan dan
ketrampilan pendudukan di wilayah Kota Semarang. Selain tujuan, analisis pendidikan juga memiliki
beberapa sasaran seperti berikut :
Berikut ini adalah tabel partisipasi pendidikan berdasarkan penduduk Kota Semarang pada
tamatan tahun 2016-2020.
Tabel
N TAHUN
TINGKAT PENDIDIKAN TERAKHIR
O 2016 2017 2018 2019 2020
1 Tidak/Belum Sekolah 398.024 419.679 428.790 433.219 445.627
2 Belum Tamat SD/Sederajat 289.143 275.968 268.531 264.772 254.311
3 Tamat SD/Sederajat 97.065 96.182 98.297 98.711 100.523
4 SMP/Sederajat 216.773 212.638 211.951 210.919 209.035
5 SMA/Sederajat 443.470 444.682 448.168 449.708 452.961
6 Diploma I/II 5.169 5.202 5.340 5.294 5.408
7 Akademi/Diploma III/Sarjana Muda 49.796 50.375 50.893 51.107 52.070
8 Diploma IV/Strata I 134.233 138.749 141.409 144.956 149.892
9 Strata II 13.924 14.350 14.419 14.838 151.170
10 Strata III 682 727 1.780 834 912
Sumber : Disdukcapil
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan terakhir terbanyak
pada tahun 2016 hingga 2020 berada pada tingkat SMA/Sederajat. Sedangkan nilai terendah
tingkat pendiddikan terakhirnya terletak pada tingkat Strata III.
Indikator pokok dalam penilaian analisis pendidikan adalah terbebasnya masyarakat dari buta
huruf. Dengan demikian diharapkan sumberdaya manusia di Kabupaten Kendal memiliki kualitas
pendidikan yang baik agar dapat mengolah dan memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada di
Kabupaten Kendal. Sarana dan prasarana pendukung kinerja Dinas adalah sebagai berikut:
a. Kantor Dinas;
b. Kantor UPTD Pend. Kec.;
c. Satuan PNF SKB;
d. Satuan Pendidikan PAUD;
e. Satuan Pendidikan TK;
f. Satuan Pendidikan SD; serta
g. Satuan Pendidikan SMP
Sarana Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi oleh
setiap manusia. Oleh karenanya ketersediaan sarana pendidikan harus tercukupi. Kota Semarang
sudah memiliki fasilitas pendidikan yang lengkap, namun bukan berarti standart kebutuhan
fasilitas pendidikan sudah terpenuhi. Dalam arti pemerintah daerah perlu membenahi dan
mengembangkan sarana pendidikan di Kota Semarang. Berikut ini adalah tabel data sarana
pendidikan berdasarkan kecamatan di tahun 2016-2020
Tabel 1.1
Jumlah Sarana dan Prasana Sekolah Negeri dan Swasta Tahun 2020
Kecamatan TK SD MI SMP MTs SMA SMK MA
Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg
eri eri eri eri eri eri eri eri
Mijen 42 31 4 12 7 5 4 5
Gunungpati 34 39 17 14 4 5 5 3
Banyumani 58 44 1 17 1 9 6 1
k
Gajah 34 21 - 8 - 5 5 -
Mungkur
Semarang 34 30 1 11 1 5 7 1
Selatan
Candisari 35 27 - 10 - 3 5 -
Tembalang 66 34 13 17 7 1 4 7
Pedurunga 76 49 13 16 6 5 6 5
n
Genuk 35 24 11 9 5 3 4 3
Gayamsari 27 21 1 9 - 3 7 -
Semarang 39 28 4 11 1 4 9 -
Timur
Semarang 40 32 4 8 - 2 3 -
Utara
Semarang 35 34 1 19 - 8 10 -
Tengah
Semarang 62 45 4 19 1 13 7 -
Barat
Tugu 8 14 8 5 2 1 1 2
Ngaliyan 50 36 8 7 3 2 3 2
Jumlah 675 509 90 193 38 74 86 29
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang Tahun 2020/2021
Tabel 1.2
Jumlah Sarana dan Prasana Sekolah Negeri dan Swasta Tahun 2019
Kecamatan TK SD MI SMP MTs SMA SMK MA
Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg Swasta/Neg
eri eri eri eri eri eri eri eri
Mijen 42 31 4 12 7 5 4 5
Gunungpati 34 39 17 14 4 5 5 3
Banyumani 58 44 1 17 1 9 6 1
k
Gajah 34 21 - 8 - 5 5 -
Mungkur
Semarang 34 30 1 11 1 5 7 1
Selatan
Candisari 35 27 - 10 - 3 5 -
Tembalang 66 34 13 17 7 1 4 7
Pedurunga 76 49 13 16 6 5 6 5
n
Genuk 35 24 11 9 5 3 4 3
Gayamsari 27 21 1 9 - 3 7 -
Semarang 39 28 4 11 1 4 9 -
Timur
Semarang 40 32 4 8 - 2 3 -
Utara
Semarang 35 34 1 19 - 8 10 -
Tengah
Semarang 62 45 4 19 1 13 7 -
Barat
Tugu 8 14 8 5 2 1 1 2
Ngaliyan 50 36 8 7 3 2 3 2
Jumlah 675 509 90 192 38 74 86 29
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang Tahun 2019/2020
Tabel 1.3
Jumlah Sarana dan Prasana Sekolah Negeri dan Swasta Tahun 2018
Kecamatan SD SMP SMA SMK Perguruan
Tinggi
Swasta/Negeri Swasta/Negeri Swasta/Negeri Swasta/Negeri Swasta/Neger
i
Mijen 14 11 4 4 2
Gunungpati 16 12 5 5 2
Banyumanik 11 9 5 2 1
Gajah Mungkur 7 4 2 4 5
Semarang Selatan 10 7 5 5 4
Candisari 7 5 2 3 3
Tembalang 12 8 5 1 3
Pedurungan 12 12 7 5 5
Genuk 12 9 5 4 1
Gayamsari 7 5 4 4 2
Semarang Timur 9 7 3 6 4
Semarang Utara 8 7 2 3 1
Semarang Tengah 14 13 9 6 4
Semarang Barat 16 13 6 6 5
Tugu 7 4 3 1 1
Ngaliyan 9 8 4 3 2
Jumlah 171 134 71 62 45
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang Tahun 2018-2020
Tabel 1.4
Jumlah Sarana dan Prasana Sekolah Negeri dan Swasta Tahun 2017
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang Tahun
Tabel 1.5
Jumlah Sarana dan Prasana Sekolah Negeri dan Swasta Tahun 2016
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang Tahun
Tabel
Standar Minimum Pelayanan Sarana Pendidikan
Luas
Jumlah Radius
Lahan
Pendudu Percapaia Lokasi dan Penyelesaian Ketrangan
Minimal
k n (m)
(m2)
2 rombongan prabelajar
1.250
500 500 Ditengah kelompok warga @60 murid dapat bersatu
jiwa Tidak menyeberang jalan raya dengan sarana lain
1.600 Bergabung dengan taman
2.000 1.000 sehingga tejadi
jiwa
4.800 pengelompokan kegiatan Kebutuhan harus
9.000 1.000
jiwa berdasarkan perhitungan
Dapat dijangkau dengan dengan rumus 2, 3, dan 4.
kendaraan umum Dapat digabung dengan
4.800 Disatukan dengan lapangan sarana pendidikan lain,
12.500 3.000 olah raga misal SD, SMP, SMA dalam
jiwa
Tidak selalu harus dipusat satu kompleks.
lingkungan
Sumber : SNI 03-1733-2004
Untuk dapat mengetahui apakah jumlah sarana pendidikan yang harus ada berdasarkan standar
SNI yaitu :
Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Menurut SNI
Tabel
Sarana Pendidikan Di Kota Semarang Menurut Perhitungan SNI
Tahun 2020
NO Kecamatan TK SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA
Jumlah Penduduk
Eksisting SNI Deviasi Eksisting SNI Deviasi Eksisting SNI Deviasi Eksisting SNI Deviasi
1 Mijen 76.793 42 61 -19 35 48 -13 19 16 3 14 16 -2
2 Gunungpati 96.277 34 77 -43 56 60 -4 18 20 -2 13 20 -7
3 Banyumanik 142.303 58 114 -56 45 89 -44 18 30 -12 16 30 -14
4 Gajah Mungkur 59.156 47 -13 21 37 -16 8 12 -4 20 12 8
5 Semarang Selatan 68.007 34 54 -20 31 43 -12 19 14 5 13 14 -1
6 Candisari 79.567 35 64 -29 27 50 -23 10 17 -7 8 17 -9
7 Tembalang 184.807 66 148 -82 47 116 -69 24 39 -15 12 39 -27
8 Pedurungan 195.589 76 156 -80 62 122 -60 22 41 -19 18 41 -23
9 Genuk 119.716 35 96 -61 35 75 -40 14 25 -11 10 25 -15
10 Gayamsari 73.554 27 59 -32 22 46 -24 9 15 -6 10 15 -5
11 Semarang Timur 72.263 39 58 -19 32 45 -13 12 15 -3 13 15 -2
12 Semarang Utara 124.304 40 99 -59 36 78 -42 8 26 -18 5 26 -21
13 Semarang Tengah 61.011 35 49 -14 35 38 -3 19 13 6 18 13 5
14 Semarang Barat 157.434 62 126 -64 49 98 -49 20 33 -13 20 33 -13
15 Tugu 34.034 8 27 -19 22 21 1 7 7 0 4 7 -3
16 Ngaliyan 141.094 50 113 -63 44 88 -44 10 29 -19 7 29 -22
35 35
Jumlah 1.685.909 675 1.349 -674 599 1.054 -455 237 -114 201 -150
1 1
Berdasarkan perhitungan sarana pendidikan yang mengacu pada SNI Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan, deviasi jumlah sarana pendidikan di Kota Semarang mayoritas
masih kurang dengan standar SNI untuk tingkat TK, SD, SMP maupun SMA, untuk tingkat SMP
hanya beberapa kecamatan yang sudah memenihi standar SNI sedangkan untuk Kecamatan yang
jumlah sarana pendidikannya belum memenuhi sesuai standar minimum SNI, biasanya sudah
terpenuhi untuk pendidikan di Kecamatan tersebut dikarenakan akses yang mudah untuk menuju
tempat pendidikan dan juga jumlah partisispan pendidikan yang tidak terlalu tinggi. Jika sarana
pendidikan di suatu Kecamatan mengalami kekurangan biasanya siswa bersekolah di Kecamatan lain
yang memiliki fasilitas pendidikan yang memadai dan lengkap.
Tabel
1.2 Kesehatan
1.2.1 Analisis Kesehatan
Pandangan kebanyakan masyarakat saat ini selalu menganggap bahwa profesi di bidang
kesehatan itu hanya dokter, bidan, dan perawat saja. Padahal, selain itu masih ada banyak profesi
tenaga medis lainnya, salah satunya adalah analisis kesehatan atau juga biasa disebut dengan Ahli
Teknologi Laboratorium Kesehatan. Analisis kesehatan adalah orang-orang yang memiliki
keterampilan tinggi yang bertugas untuk melaksanakan, mengevaluasi prosedur laboratorium dan
memanfaatkan berbagai sumber daya pendukung yang ada.
Kesehatan selalu ada hubungannya dengan harapan hidup, kematian, dan kelahiran. Angka
Harapan Hidup (AHH) adalah perkiraan rata-rata tambahan umur seseorang yang diharapkan
dapat terus hidup. AHH juga dapat didefinisikan sebagai rata-rata jumlah tahun yang dijalani oleh
seseorang setelah orang tersebut mencapai ulang tahun yang ke-x. Ukuran yang umum digunakan
adalah angka harapan hidup saat lahir yang mencerminkan kondisi kesehatan pada saat itu.
Sehingga pada umumnya ketika membicarakan AHH, yang dimaksud adalah rata-rata jumlah
tahun yang akan dijalani oleh seseorang sejak orang tersebut la. Angka ini dapat dihitung dengan
bantuan tabel kematian (life tabel) dan beberapa program paket komputer. Angka harapan hidup
diharapkan mencerminkan “lama hidup” dan “hidup sehat”. Lama hidup seseorang, tidak lepas
dari kesehatan orang tersebut. Usia hidup panjang tanpa didukung oleh kesehatan yang baik
tentunya akan menjadi beban. Dengan kata lain, apabila membicarakan usia harapan hidup maka
tidak akan lepas dari pembicaraan upaya peningkatan taraf kesehatan.
Angka harapan hidup dari tahun ke tahun di Kota Semarang berbeda beda dapat diliihat pada
tabel dibawah ini
Tabel
Angka harapan hidup di Kota Semarang dari tahun 2016 hingga 2020 mengalami
kenaikan disetiap tahunnya meskipun kenaikanya yang sedikit. Pada tahun 2016 angka harapan
hidup Kota Semarang sebesar 77,21 tahun, kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2020
sebesar 77,3 tahun. Rata rata angka harapan hidup kota semarang tahun 2016 hingga 2020 yaitu
77,25 tahun. Dapat disimpulkan bahwa dari tahun 2016 hingga 2020 mempunyai angka harapan
untuk terus bertahan hidup sampai usia 77,34 tahun. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat
Kota Semarang sudah semakin mempunyai rasa kepedulian tentang pentingnya kesehatan
sehingga angka harapan hidup terus meningkat.
1.2.2 Urusan Sarana Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan adalah setiap lokasi yang menyediakan
pelayanan kesehatan, mulai dari klinik kecil hingga rumah sakit yang besar dengan fasilitas yang
lengkap. Fungsi dari sarana kesehatan yaitu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
memiliki peran yang sangat penting guna mempercepat peningkatan derajat kesehatan sekaligus
mengendalikan pertumbuhan penduduk. Penyediaan sarana Kesehatan juga mempertimbangkan
pendekatan desain keruangan unit-unit/kelompok yang ada, sedangkan penempatan fasilitas ini akan
mempertimbangkan jangkauan radius area layanan dengan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
untuk melayani area tertentu. Berikut ini adalah tabel data sarana kesehatan berdasarkan kecamatan
di tahun 2016-2020
Tabel 1.10
Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan Kota Semarang
Puskesmas1
Rumah Sakit Rumah Sakit Puskesmas1
Non Rawat Klinik Pratama Po
Kecamatan Umum Khusus Rawat Inap
Inap
2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019
Mijen 0 0 1 1 1 1 1 1 6 9 105
Banyumanik 2 2 0 0 2 2 2 2 19 23 155
Gajah
3 3 1 1 0 0 1 1 14 15 48
Mungkur
Semarang
4 4 1 1 0 0 2 2 16 19 64
Selatan
Candisari 0 0 0 0 0 0 2 2 10 12 48
Tembalang 2 2 1 1 0 0 2 2 18 20 164
Pedurungan 0 0 2 2 1 1 1 1 25 24 164
Genuk 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 119
Gayamsari 1 1 0 0 0 0 1 1 9 9 66
Semarang
2 2 2 2 2 2 1 1 13 14 79
Timur
Semarang
0 0 0 0 0 0 2 2 10 9 95
Utara
Semarang
2 2 0 0 0 0 2 2 25 29 62
Tengah
Semarang
1 1 0 0 0 0 5 5 22 22 117
Barat
Tugu 0 0 0 0 1 1 1 1 3 3 163
Ngaliyan 2 2 0 0 1 1 2 2 21 21 49
Untuk dapat mengetahui jumlah sarana kesehatan yang harus ada di suatu daeah sesuai
dengan standar dapat dihitung menggunakan rumus berdasarkan SNI 03-1733-2004, Tata Cara
Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, berikut merupakan standar dari sarana
kesehatan yang dapat digunakan.
Tabel
Standar Minimum Pelayanan Pendidikan
Jenis Sarana Standar Jumlah Luas Radius
Ketrangan
Kesehatan Penduduk Lahan(m2) Pencapaian
Rumah Sakit 240.000 Jiwa - - -
Dapat dijangkau dengan
Puskesmas 120000 Jiwa 3.000 4.000
kendaraan umum
Di tengah kelompok
Puskesmas
30.000 Jiwa 300 3.000 tetangga tidak
Pembantu
menyebrang jalan raya
Dapat dijangkau dengan
Apotik 30.000 Jiwa 1.000 3.000
kendaraann umum
Sumber: SNI 03-1733 2004
Tabel dibawah ini merupakan sarana kesehatan yang terdiri Rumah Sakit, Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Apotik harus ada di Kota Semarang sesuai dengan standar dengan standar SNI
03-1733 2004 :
Tabel
Sarana Pendidikan Di Kota Semarang Menurut Perhitungan SNI
Tahun 2020
Puskesmas Rawat Inap/Non
NO Kecamatan Rumah Sakit Umum/Khusus Puskesmas Pembantu/Klinik
Jumlah Penduduk Rawat Inap
Eksisting SNI Deviasi Eksisting SNI Deviasi Eksisting SNI Deviasi
1 Mijen 76.793 1 0 1 2 1 1 9 3 6
2 Gunungpati 96.277 0 0 0 2 1 1 7 3 4
3 Banyumanik 142.303 2 1 1 4 1 3 23 5 18
4 Gajah Mungkur 59.156 0 4 1 0 1 15 2 13
5 Semarang Selatan 68.007 5 0 5 2 1 1 19 2 17
6 Candisari 79.567 0 0 0 2 1 1 12 3 9
7 Tembalang 184.807 3 1 2 2 2 0 20 6 14
8 Pedurungan 195.589 2 1 1 2 2 0 24 7 17
9 Genuk 119.716 2 0 2 2 1 1 10 4 6
10 Gayamsari 73.554 1 0 1 1 1 0 9 2 7
11 Semarang Timur 72.263 4 0 4 3 1 2 14 2 12
12 Semarang Utara 124.304 0 1 -1 2 1 1 9 4 5
13 Semarang Tengah 61.011 2 0 2 2 1 1 29 2 27
14 Semarang Barat 157.434 1 1 0 5 1 4 22 5 17
15 Tugu 34.034 0 0 0 2 0 2 3 1 2
16 Ngaliyan 141.094 2 1 1 3 1 2 21 5 16
Jumlah 1.685.909 29 7 22 37 14 23 246 56 190
Berdasarkan tabel perhitungan sarana kesehatan yang mengacu pada SNI Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan, deviasi jumlah sarana kesehatan di Kota Semarang mayoritas
sudah mencukupi jika disesuaikan dengan standar SNI untuk jenis Sarana Kesehatan dalam lingkup
Rumah Sakit, Puskesmas Rawat Inap/Non Rawat Inap, Puskesmas Pembantu/Klinik, untuk tingkat
Puskesmas Pembantu/Klinik memiliki kedudukan sarananya terbanyak atau bisa disebut juga sudah
memenuhi standar SNI.
1.3 Peribadatan
1.3.1 Analisis Peribadatan
1.3.2 Proyeksi Sarana Peribadatan
1.3.3 Sarana Peribadatan
Tempat ibadah, rumah ibadah, tempat peribadatan adalah sebuah tempat yang
digunakan oleh umat beragama untuk beribadah menurut ajaran agama atau kepercayaan
mereka masing-masingData Sarana dan Prasarana tempat ibadah Kota Semarang sebagai
berikut :
Tabel 1.11
Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan Kota Semarang
Pengeluaran Per Kapita dan Komposisi Konsumsi Kota Semarang Tahun 2016-2020 dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.12
Indikator Perekonomian Pengeluaran Perkapita Kota Semarang
Indikator Tahun
Pengeluaran Perkapita 2016 2017 2018 2019 2020
Rata Rata Pengeluaran Per Kapita
1.362,35 1.432,800 1.771,15 1.648,49 1.770,96
Sebulan (Ribu Rupiah)
Presentase Makanan (%) 38,63 39,95 38,83 39,45 40,51
Presentase Non Makanan (%) 61,37 60,05 61,17 60,55 59,49
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2021
Pada tahun 2016, rata-rata pengeluaran per kapita berada pada nilai Rp 1.362,350,-. Hal
ini dapat diartikan bahwa setiap individu di Kota Semarang pada tahun 2016 rata-rata
mengeluarkan biaya sebesar Rp 1.362,350,- selama satu bulan untuk konsumsi, baik dalam
bentuk makanan maupun bukan makanan (sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan
lain-lain). Nilai pengeluaran tersebut terus meningkat setiap tahun dan tahun 2020 rata-rata
konsumsi per kapita mencapai sebesar Rp 1.770,960,-.
Sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) merupakan sektor potensial yang dapat
menjadi peluang ekonomi baru dan pembuka lapangan kerja bagi perekonomian Kota
Semarang di masa mendatang. Tahun 2019, jumlah UMKM di Kota Semarang mencapai
17.567 unit yang bergerak pada sub sektor atau komoditas yang beragam
Gambar 1.1
Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang Dibanding Dengan Provinsi Jawa Tengah dan
Nasional Tahun 2016-2020
1.5 RTH
1.5.1 Analisis RTH
1.5.2 Proyeksi Sarana Pendidikan
1.5.3 Sarana Pendidikan
Tabel 1.13
Tabel Luas RTH Setiap Kecamatan
Hasil pengolahan digitasi menunjukkan bahwa Kecamatan yang paling belum memenuhi
target ketersediaan RTH berdasarkan Perda Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 adalah
Kecamatan Semarang Utara. Kecamatan Semarang Utara merupakan kecamatan yang
memiliki kawasan Industri. Kawasan industri ini merupakan salah satu faktor penyebab
kurangnya ketersedian RTH pada Kecamatan Semarang Utara. Kecamatan yang memenuhi
target ketersediaan RTH adalah Kecamatan Gajah Mungkur. Kecamatan Gajah Mungkur
merupakan kecamatan yang didominasi oleh kawasan permukiman. Kawasan permukiman ini
memiliki luas RTH yang telah melebihi luas target ketersediaan RTH
2) Jalan Hasanudin;
8) Jalan Supriyadi;
19) Pertigaan Jalan Setiabudi dengan Jalan Bebas Hambatan seksi A Sekaran;
20) Jalan Pamularsih – Jalan Simongan – Jatibarang – Tambangan;
27) Tembalang-Jangli-Mrican.
c. Jalan lokal sekunder berupa jalan penghubung antar kawasan perumahan berada di
seluruh Kecamatan
4. Persimpangan jalan meliputi:
2) persimpangan sebidang rencana jalan lingkar luar Kota (outer ring road) dan jalan
lingkar tengah (middle ring road); dan
3) persimpangan sebidang rencana jalan tembus Tembalang – Jangli.
b. persimpangan tidak sebidang meliputi:
1) simpang susun Pelabuhan;
4) simpang susun rencana jalan lingkar luar dan jalan lingkar tengah;
5) simpang susun Jalan Tol Semarang – Demak;
13) Simpang susun dengan rel kereta api di Kecamatan Tugu, Kecamatan Semarang
Utara dan Kecamatan Pedurungan.
2.2 Terminal
2.2.1 Analisis Terminal
2.2.2 Proyeksi Sarana Terminal
1. Terminal penumpang meliputi:
a. terminal penumpang Tipe A di Kelurahan Mangkang Kulon Kecamatan Tugu;
b. terminal penumpang tipe B berada di Kelurahan Penggaron Kidul di Kecamatan
Pedurungan;
c. terminal penumpang Tipe C meliputi:
1. terminal penumpang C di Kelurahan Banjardowo Kecamatan Genuk;
2. terminal penumpang Tipe C di Kelurahan Cangkiran Kecamatan Mijen;
3. terminal penumpang Tipe C di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati;
4. terminal penumpang Tipe C di Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara; 5.
terminal penumpang Tipe C di Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang.
2.4 Bandara
Rencana sistem jaringan transportasi udara meliputi peningkatan Bandar Udara Ahmad Yani
di Kecamatan Semarang Barat dan Kecamatan Tugu. Rencana peningkatan Bandar Udara Ahmad
Yani berfungsi sebagai bandara pengumpul skala pelayanan primer. Tatanan kebandar udaraan
wajib mendukung keberadaan dan operasional TNI dalam fungsinya menjaga pertahanan dan
keamanan. Ruang udara untuk penerbangan diatur dalam Kawasan Keamanan Operasional
Penerbangan (KKOP) sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Perubahan pengaturan Kawasan Keamanan Operasional
Penerbangan (KKOP) dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan umum terhadap fasilitas air minum di Kota Semarang dapat dikatakan
mengalami perkembangan yang relatif meningkat tiap tahun. Jumlah pelanggan PDAM Kota
Semarang pada tahun 2019 sebanyak 174.584 pelanggan, meningkat menjadi 192.969
pelanggan pada tahun 2020. Demikian pula untuk pemakaian air dan penjualan air pada tahun
2020 masing-masing sebesar 67.153.212 m3 dan Rp.339.414.000.000,-.
Secara lengkap, data banyaknya pelanggan, pemakaian dan penjualan air minum PDAM
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Tabel Perkembangan Jumlah Pelanggan, Pemakaian & Penjualan Air Minum PDAM Tahun
2016-2020
2.6 Sampah
Pada tahun 2020 produk sampah harian diperkirakan sebesar 1.200 ton,
dimana yang terangkut masuk ke TPA Jatibarang lebih dari 85% per hari dengan
komposisi material organik sebesar +62% dan sisanya material anorganik.
Mengingat sumbangan terbesar berasal dari sampah domestik, besar kiranya
peran masyarakat dalam mengurangi beban TPA melalui kegiatan pilah
sampah/bank sampah, sedangkan sisanya menjadi tugas Pemerintah dalam
mengelolanya. Dengan bekerjasama dengan stakeholder persampahan berdampak
pada jumlah sampah di TPA Jatibarang yang diproses menjadi pupuk organik,
biogas dan pembangunan PLT Gas Metana (merupakan Hibah dari Pemerintah
Denmark) yang akan dijual kepada PT.PLN dan dapat didistribusikan untuk 800-
1.000 warga sekitar pada radius hingga 1,5 km
Jaringan persampahan dinagi menjadi dua tempat yaitu Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
dan Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
2.7 Drainase
4. Sistem Drainase Semarang Timur dengan luas lebih 31.043 (tiga puluh satu ribu empat puluh
tiga) hektar meliputi:
a. Sub Sistem Banjir Kanal Timur dengan luas kurang lebih 3.705 (tiga ribu tujuh ratus lima)
hektar meliputi Sungai Candi, Sungai Bajak, Sungai Kedungmundu dan Saluran Bulu Lor;
b. Sub Sistem Sungai Tenggang dengan luas kurang lebih 1.138 (seribu seratus tiga puluh
delapan) hektar;
c. Sub Sistem Sungai Sringin dengan luas kurang lebih 1.527 (seribu lima ratus dua puluh tujuh)
hektar;
d. Sub Sistem Sungai Babon dengan luas kurang lebih 12.715 (dua belas ribu tujuh ratus lima
belas) hektar meliputi Sungai Gede, Sungai Meteseh, Sungai Jetak dan Sungai Sedoro; dan
e. Sub Sistem Sungai Pedurungan dengan luas kurang lebih 1.077 (seribu tujuh puluh tujuh)
hektar.
Tabel 2.4
Jumlah Sarana dan Prasarana Drainase Kota Semarang Tahun 2016-2020
Tahun Predikat
No Uraian Capaian
2016 2017 2018 2019 2020 Tahun
2020 Thd
Target
Akhir
RPJMD
Jumlah domain dan
1 subdomain semarangkota 20 106 479 479 479 Tercapai
.go.id
2 Jumlah wifi di area publik 20 70 100 120 150 Tercapai
Terwujudnya Aplikasi
interaktif dan integrasi Belum
3 untuk mewujudkan e- 40 70 80 95 95 Tercapai
government dalam
rangka
smart city
4 Jumlah jaringan 67 80 257 277 327 Belum
komunikasi lokasi lokasi lokasi lokasi lokasi Tercapai
5 Jumlah surat kabar 11 10 10 8 10 Tercapai
nasional / lokal
Jumlah penyiaran
6 radio/TV nasional 36 53 76 78 210 Tercapai
dan
lokal
Presentase
7 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai
Pelayanan Informasi
Publik
Presentase tertanganinya
8 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai
pengaduan masyarakat
Sumber: Dinas Kominfo Statistik dan Persandian Kota Semarang, 2021
Tabel 2.2
Pengendalian Banjir dan Rob Tahun 2016-2020
Tahun Predik
at
No Indikator Kinerja Satuan Capai
an
Tahun
2020
Thd
Target
Akhir
RPJ
MD
Tabel 2.3
Jumlah Pelanggan Listrik Kota Semarang Tahun 2016-2020
Cabang/Ranting
2016 2017 2018 2019 2020
Branch/Sub-branch
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 1 1 1
2 2 2 2
0 3 6 9
133,
Semarang Tengah , , , ,
166.00
7 8 5 7
0 0 9 8
3 6 4 5
1 1
9 9
0 0
4 7
1 4
, , 108,
Semarang Barat , ,
7 8 038.00
2 7
2 3
4 8
0 3
0 4
1 1 2 2
8 9 0 1
7 7 8 8
228,
Semarang Timur , , , ,
706.00
0 6 1 8
4 3 4 9
9 9 3 9
7 8 8 8
6 0 3 8
, , , , 93,
Semarang Selatan
6 4 8 3 642.00
6 6 5 0
2 3 1 3
4 4 5 5
7 9 1 4
9 9 9 1
563,
Kota Semarang , , , ,
552.00
1 7 8 7
3 4 2 7
4 1 8 1
Sumber PT PLN (PERSERO) Wilayah Kota Semarang/Regional PT PLN (PERSERO) of Semarang Municipality
2.9 Telekomunikasi
2.10 Limbah
Rencana sistem pengelolaan air limbah meliputi: