Anda di halaman 1dari 75

Pengantar Perencanaan Wilayah dan Kota

(DK 18-4101)

PRAKTIK PENYUSUNAN
PENATAAN RUANG

Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota


Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1
RTRW

2
RTRW

Hubungan antara RTRW Kabupaten/Kota, RDTR, dan RTBL


serta Wilayah Perencanaannya
3
Proses & Prosedur Umum Penyusunan RTRW Kota

TAHAP PERSIAPAN

PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI

ANALISIS

PERUMUSAN KONSEP

PENYUSUNAN NASKAH RAPERDA

4
Muatan RTRW

5
Muatan RTRW

6
Muatan RTRW

7
Muatan RTRW

8
Proses & Prosedur Umum Penyusunan RTRW Kota

9
Jangka Waktu Penyusunan RTRW Kota

Note:
Materi lebih lanjut dapat dilihat pada Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia No. 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten dan Kota, beserta Lampiran I, II dan III.

10
Keterkaitan Substansi, Tahapan, dan Keterlibatan Pihak-Pihak

11
Keterkaitan Substansi, Tahapan, dan Keterlibatan Pihak-Pihak

12
RDTR

13
Definisi RDTR

RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan


fungsional sebagai penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang
memperhatikan keterkaitan antar kegiatan dalam kawasan fungsional
agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan
kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.

14
Kriteria Penyusunan RDTR

❑ RDTR disusun apabila :


a. RTRW kabupaten/kota dinilai belum
efektif sebagai acuan dalam
pelaksanaan pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang
karena tingkat ketelitian peta belum
mencapai 1:5.000
b. RTRW kab/kota sudah
mengamanatkan bagian dari
wilayahnya yang perlu disusun RDTR-
nya
* Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b tidak terpenuhi, maka
dapat disusun PZ tanpa disertai dengan
penyusunan RDTR. 15
Wilayah Perencanaan RDTR

❑ Wilayah perencanaan RDTR mencakup:


a. wilayah administrasi;
b. kawasan fungsional, seperti bagian wilayah kota/subwilayah kota;
c. bagian dari wilayah kabupaten/kota yang memiliki ciri perkotaan;
d. kawasan strategis kabupaten/kota yang memiliki ciri kawasan perkotaan; dan/atau
e. bagian dari wilayah kabupaten /kota yang berupa kawasan pedesaan dan
direncanakan menjadi kawasan perkotaan.

16
Wilayah Perencanaan RDTR (1)

Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Wilayah Administrasi


Kecamatan dalam Wilayah Kota

17
Wilayah Perencanaan RDTR (2)

Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Kawasan Fungsional


seperti Bagian Wilayah Kota/Subwilayah Kota

18
Wilayah Perencanaan RDTR (3)

Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Bagian dari Wilayah Kabupaten


yang Memiliki Ciri Perkotaan

19
Wilayah Perencanaan RDTR (4)

Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota


yang Memiliki Ciri Kawasan Perkotaan
20
Wilayah Perencanaan RDTR (5)

Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Bagian dari Wilayah Kabupaten/Kota


yang Berupa Kawasan Perdesaan dan Direncanakan Menjadi Kawasan Perkotaan
21
Masa Berlaku RDTR

❑ RDTR berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan ditinjau kembali setiap 5
(lima) tahun.

❑ Peninjauan kembali RDTR dapat dilakukan lebih dari 1 kali dalam 5 tahun, jika:
1. terjadi perubahan RTRW kabupaten/kota yang mempengaruhi BWP RDTR
2. terjadi dinamika internal kabupaten/kota yang mempengaruhi pemanfaatan ruang
secara mendasar antara lain berkaitan dengan bencana alam skala besar,
perkembangan ekonomi yang signifikan, dan perubahan batas wilayah daerah.

22
Prosedur Penyusunan RDTR dan PZ

❑ Prosedur penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi dibedakan menjadi 3 yaitu:


a. Prosedur penyusunan RDTR
b. Prosedur penyusunan Peraturan Zonasi (PZ) yang berisi zoning text untuk wilayah
perencanaan (apabila RDTR dan PZ disatukan)
c. Prosedur penyusunan Peraturan Zonasi (PZ) yang berisi zoning text dan zoning map
(apabila RDTR tidak disusun atau lebih dulu telah di-perda-kan).

23
Alur Proses Penyusunan RDTR

❑ Proses penyusunan RDTR terdiri dari 5 tahapan besar sebelum ke tahap


pembahasan draft Raperda.

24
Jangka Waktu Penyusunan RDTR

25
Proses Penyusunan RDTR

26
Definisi PZ

❑ Peraturan Zonasi merupakan ketentuan sebagai bagian yang tidak


terpisahkan dari RDTR.

❑ Peraturan Zonasi memuat materi wajib yang meliputi ketentuan


kegiatan dan penggunaan lahan, ketentuan intensitas pemanfaatan
ruang, ketentuan tata bangunan, ketentuan prasarana dan sarana
minimal, ketentuan pelaksanaan, dan materi pilihan yang terdiri atas
ketentuan tambahan, ketentuan khusus, standar teknis, dan ketentuan
pengaturan zonasi.

27
Prosedur Penyusunan PZ

❑ Prosedur penyusunan Peraturan Zonasi meliputi 3 hal:


▪ Proses dan jangka waktu penyusunan
▪ Pelibatan masyarakat
▪ Pembahasan rancangan
(Permen PU No. 20/PRT/M/2011 pasal 6).

❑ Peraturan Zonasi disusun apabila:


a. RDTR tidak disusun atau belum ada RDTR
b. RDTR sudah ditetapkan sebagai perda tetapi belum mengatur Peraturan Zonasi.

28
Alur Proses Penyusunan PZ

❑ Peraturan Zonasi merupakan komponen dari RDTR, maka waktu masa berlakunya
sama dengan RDTR yaitu 20 (dua puluh) tahun.

29
Jangka Waktu Penyusunan PZ

30
Proses Penyusunan PZ

Alur Proses Penyusunan Peraturan Zonasi yang Berisi Zoning Text dan Zoning Map 31
(Hanya Apabila RDTR Tidak Disusun atau Telah Ditetapkan sebagai Perda Namun Belum Mengatur Peraturan Zonasi)
Rincian Analisis dalam Penyusunan RDTR dan PZ

32
Rincian Analisis dalam Penyusunan RDTR dan PZ

33
Rincian Analisis dalam Penyusunan RDTR dan PZ

34
Rincian Analisis dalam Penyusunan RDTR dan PZ

35
Rincian Analisis dalam Penyusunan RDTR dan PZ

36
Rincian Analisis dalam Penyusunan RDTR dan PZ

37
Rincian Analisis dalam Penyusunan RDTR dan PZ

38
Rincian Analisis dalam Penyusunan RDTR dan PZ

39
Rincian Analisis dalam Penyusunan RDTR dan PZ

40
Rincian Analisis dalam Penyusunan RDTR dan PZ

Dilakukan

41
Rincian Analisis dalam Penyusunan RDTR dan PZ

42
Rincian Analisis dalam Penyusunan RDTR dan PZ

43
Rincian Perumusan Substansi RDTR dan PZ

44
Rincian Perumusan Substansi RDTR dan PZ

45
Rincian Perumusan Substansi RDTR dan PZ

46
Konsultasi Publik

❑ Dasar Hukum Pelibatan Masyarakat Dalam Penyusunan RDTR: (1)

A. PP No.15 Th 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang → perlu adanya


pelibatan peran masyarakat pada tingkat kabupaten/kota dalam penyusunan RDTR.

B. PP No.68 Th 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan
Ruang → tahap perencanaan tata ruang Pemerintah dan Pemda berkewajiban
▪ Memberikan informasi dan menyediakan akses informasi kepada masyarakat tentang
proses penyusunan dan penetapan RTR
▪ Melakukan sosialisasi mengenai perencanaan tata ruang
▪ Menyelenggarakan kegiatan untuk menerima masukan dari masyarakat
▪ Memberikan tanggapan kepada masyarakat atas masukan mengenai perencanaan
tata ruang sesuai dengan undang-undang.

47
Konsultasi Publik

❑ Dasar Hukum Pelibatan Masyarakat Dalam Penyusunan RDTR: (2)

C. Permen PU No.20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR →


Masyarakat sebagai pemangku kepentingan, meliputi :
▪ Orang, perseorangan atau kelompok orang
▪ Organisasi masyarakat tingkat kab/kota
▪ Perwakilan organisasi kab/kota yang berdekatan secara dengan daerah yang sedang
disusun RDTR
▪ Perwakilan organisasi masyarakat.

48
Persetujuan Substansi Raperda RDTR Kab/Kota

49
Konsep Pelibatan Masyarakat

50
Pelibatan Peran Masyarakat

51
Pelibatan Peran Masyarakat

52
Pelibatan Peran Masyarakat

Note:
Materi lebih lanjut dapat dilihat pada:
▪ Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 16 Tahun
2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.
▪ Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/Prt/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.

53
Muatan RDTR

TUJUAN PENATAAN BWP

RENCANA POLA RUANG

RENCANA JARINGAN PRASARANA

PENETAPAN SUB BWP PRIORITAS

KETENTUAN PEMAFAATAN RUANG

PERATURAN ZONASI

54
Contoh Perumusan Tujuan Penataan BWP

55
Contoh Perumusan Tujuan Penataan BWP

56
Contoh Perumusan Tujuan Penataan BWP

57
Contoh Perumusan Tujuan Penataan BWP

58
Contoh Perumusan Tujuan Penataan BWP

59
Contoh Penyusunan Rencana Pola Ruang

60
Contoh Penyusunan Rencana Pola Ruang

Ilustrasi Penetapan Pusat Pelayanan di Pulau Malan


61
Contoh Penyusunan Rencana Pola Ruang

62
Contoh Penyusunan Rencana Pola Ruang

63
Contoh Penyusunan Rencana Jaringan Prasarana

64
Contoh Penetapan Sub BWP Prioritas

65
Contoh Penetapan Sub BWP Prioritas

66
Penyusunan Ketentuan Pemanfaatan Ruang

67
Penyusunan Ketentuan Pemanfaatan Ruang

68
Penyusunan Ketentuan Pemanfaatan Ruang

69
Contoh Penyusunan Ketentuan Pemanfaatan Ruang

70
Penyusunan Peraturan Zonasi

71
Penyusunan Peraturan Zonasi

72
Penyusunan Peraturan Zonasi

73
Penyusunan Peraturan Zonasi

74
Penyusunan Peraturan Zonasi

75

Anda mungkin juga menyukai