Studi Kasus
Kesimpulan
BAB I
Pendahuluan
Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang penataan
ruang yang antara lain untuk sektor pertambangan mengamanatkan pengaturan
kawasan peruntukan pertambangan sebagai berikut:
a. Kawasan peruntukan pertambangan sebagai bagian dari kawasan budi daya
b. Kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional dibidang
pertambangan ditetapkan sebagai kawasan andalan pertambangan
c. Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi termasuk pertambangan dan
gas bumi lepas pantai sebagai kawasan strategis nasional dari sudut
kepentingan sumber daya alam.
Pengaturan kawasan budidaya pertambangan dan kawasan strategis
nasional berbasis pertambangan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional ( RTRWN). RTRWN mempunyai tujuan untuk
mewujudkan antara lain :
a. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;
b. Keterpaduan
• RTRWN, RTRW Provinsi, dan RTRW Kabupaten/Kota;
• Pemanfaatan ruang darat, laut, dan udara termasuk ruang di dalam bumi;
• Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota.
c. Pemanfaatan sumber daya alam bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat;
d. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah dan antarsektor; dan
e. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional
BAB I I
Mineral, Bahan Galian, dan
Pertambangan
Bahan Galian
1. Semua produk dari pertambangan yang diperoleh dengan cara
pelepasan dari batuan induknya di dalam kerak bumi, terdiri dari
mineral-mineral.
2. Unsur-unsur maupun senyawa kimia, mineral-mineral, bijih-bijih dan
segala macam batuan termasuk batu-batu mulia yang merupakan
endapan-endapan alam.
Menurut Golongan bahan galian strategis, adalah bahan
UU No. 11
galian yang penting untuk pertahanan, keamanan
Tahun 1967
negara atau untuk menjamin perekonomian
tentang
Ketentuan- Negara, seperti minyak bumi, aspal, gas alam,
Ketentuan batubara, uranium.
Pokok
Pertamban
Jenis Bahan gan, bahwa
bahan
Golongan bahan galian vital, adalah golongan
bahan galian yang untuk memenuhi hajat hidup
Galian galian
dibedakan
orang banyak, seperti besi, mangan, emas,
platina.
menjadi 3
UU No. 11 Tahun 1967 golongan
tentang Ketentuan- yaitu:
Ketentuan Pokok
Golongan bahan galian yang tidak termasuk
Pertambangan
dalam golongan A atau B, bahan galian yang tidak
termasuk bahan galian strategis dan vital berarti
karena sifatnya tidak langsung memerlukan
pasaran yang bersifat internasional, seperti pasir,
nitrat, pospat, dan batu kapur
Zat padat yang sebagian besar terdiri atas
Mineral
kristal (hablur) yang ada dikerak bumi, bersifat
homogen, sifat fisik maupun kimianya
merupakan persenyawaan an-organik asli, serta
mempunyai susunan kimia yang tetap dan
bertindak sebagai bahan pembentuk batuan
Sumber Daya Mineral
.
meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, dan negara, serta
menciptakan lapangan kerja untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat;
dan
c
Tujuan Teknis dan Ekonomi
Pengolahan Mineral
Teknis →Mengedepankan bagaimana memperoleh
produk (konsentrat) yang memenuhi syarat yang
diinginkan, baik untuk proses selanjutnya, atau untuk
konsumen.
- METODOLOGI –
“Dalam suatu pertambangan, terdapat cara-cara Pengisian neraca
sumber daya
pencatatan data yang digunakan untuk
menentukan nilai ekonomi dari suatu hasil galian.”
mineral
Nilai ekonomi
sumber daya
mineral
Foto Ini oleh Penulis Tidak Diketahui dilisensikan atas namaCC BY-SA
Sumber daya mineral
yang kuantitas dan
kualitasnya diperoleh
berdasarkan hasil
tahap prospeksi
2. Menyatakan lokasi/nama tempat 4. Menyatakan catatan seperti mutu, kadar, luas areal, No. K.P
1. Menyatakan nomor
dan nama perusahaan, atau notasi Lainnya (Bila ada dan perlu)
urut pendaftaran areal penambangan berdomisili
Selanjutnya mengisi inventarisasi data produksi tahunan dengan menggunakan model isian seperti
pada tabel berikut.
1.
Menyatakan
jumlah
seluruh
produksi 3. Menyatakan catatan yang
bahan galian dianggap perlu untuk
pertahunnya menambah informasi.
11. sisa
cadangan
(Saldo)
merupakan
hasil
pengurangan
dari jumlah
total
cadangan
dikurangi
jumlah total
produksi
Pengisian Neraca
Sumber Daya
Mineral
• Neraca sumber daya
mineral disusun dalam
bentuk tabel scontro
yang berisi pasiva dan
aktiva setiap jenis
komoditi mineral.
• Pengisian dan
perhitungan aktiva dan
pasiva akan
menghasilkan saldo akhir
sumber daya mineral
-UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah-
Contoh
Penetapan
Harga Patokan
Penjualan
Mineral
Keputusan Gubernur
Jateng No. 543/30
Tahun 2017
BAB I V
STUDI KASUS
Neraca serta Potensi Sumberdaya Batu Andesit di Kota
Singkawang, Kalimantan Barat
Peta Potensi Mineral Kota
Singkawang
KESIMPULAN STUDIKASUS
• Berdasarkan Penelitian Potensi sumberdaya batu andesit yang tersebar di Kota Singkawang tercatat
1.618.220.126 ton (nilai aktiva) dengan besar pemanfaatan produksi 1.561.140 ton serta saldo akhir
sumberdaya batu andesit sebesar 1.617.824.358 ton.
• Produksi Batu Andesit di Kota Singkawang di tiap kecamatan yaitu: Kecamatan Singkawang Timur 312.228
ton, Kecamatan Singkawang Barat 546.399 ton, Kecamatan Singkawang Selatan 702.513 ton dengan
dijumlahkan 1.561.140 ton
• Berdasarkan penelitian, potensi batu andesit di Kota Singkawang ini cukup besar . Namun,pemanfaatan
batu andesit masih belum maksimal dikarenakan masih kurangnya pabrik pengolahan batu andesit menjadi
split yang mengubah bongkahan menjadi ukuran.
ANY
QUESTION
?
KESIMPULAN
Kegiatan pertambangan sangat mempengaruhi kualitas lingkungan. Oleh karena itu, diperlukam
pengelolaan dan perhitungan sumberdaya mineral yang bijaksana disertai penerapan teknologi sehingga
dampak negatif terhadap masyarakat dan penurunan kualitas lingkungandapat diminimalisir. Indonesia sebagai
negara dengan keuntungan aspek geologis yang unik memiliki sumberdaya dan cadangan mineral yang besar.
Komoditas tambang yang sebagian besar bersifat tidak terbarukan dan terbatas, mengharuskan pelaku usaha
pertambangan memiliki kemampuan dalam menjaga keseimbangan pemanfaatan sumberdaya dan cadangan
mineral yang tersedia. Pengelolaan bahan galian secara baik, benar, bijaksana, efektif dan efisien diperlukan
untuk memperoleh manfaat yang optimal dan berkesinambungan bagi kepentingan masyarakat secara luas.
Dengan demikian, perencana harus ikut andil dalam penataan lokasi tambang.
DAFTARPUSTAKA
http://psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium%202008/MINERAL/Wilayah20Pertambangan%20Dalam%20Tata%20Ruang%20Nasi
onal.pdf
UU No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan diakses melalui http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_11_67.htm
UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Barubaradiakses melalui
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2009/4TAHUN2009UU.HTM
Panduan Penyusunan neraca sumber daya - Bagian 4: Sumber daya mineral spasial, SNI 19-6728.4-2002 oleh Badan
Standarisasi Nasional
PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
UU No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah diakses melalui
https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU25-1999PerimbanganKeuanganLengkap.pdf
Keputusan Gubernur Jateng No. 543/30 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral Bukan Logam dan
Batuan, diakses melalui https://esdm.jatengprov.go.id/perizinan/dokumen/SK-GUB-JATENG-543-30-TH-2017-HDM.pdf
Neraca serta Potensi Sumberdaya Batu Andesit di Kota Singkawang Provinsi Kalimantan Barat, diakses melalui
https://docplayer.info/127113313-Neraca-serta-potensi-sumberdaya-batu-andesit-di-kota-singkawang-provinsi-kalimantan-barat.html
Permen ESDM No. 17 tahun 2010 tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan penjualan Mineral dan Batubara, diakses
melalui
https://desdm.bantenprov.go.id/upload/article_doc/2010_PERMEN_ESDM_17_TATA_CARA_PENETAPAN_HARGA_PATOKAN_PENJUAL
AN_MINERAL_DAN_BATUBARA.pdf
Terima
kasih