Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Noor Rakhadi

Kelas : A.80.S1

NPM : 1927350219

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana

Dosen : August Hamonangan, SH., MH.

1. Upaya paksa yang dimiliki oleh polisi sebagai penyidik ialah antara lain :

❖ Penangkapan - Adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan


kebebasan sementara waktu tersangka atau terdakwa apabila terdapat
cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau
peradilan dalam hal serta menurut yang diatur dalam undang-undang;

❖ Penahanan - Adalah penempatan tersangka atau terdakwa ditempat


tertentuoleh penyidik, atau penuntut umum atau hakim dengan
penetapannya,dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-
undang;

❖ Penggeledahan - Adalah tindakan penyidik untuk mengadakan


pemeriksaan badan dan atau pakaian tersangka untuk mencari benda
yang diduga keras ada pada badannya atau dibawanya serta, untuk
disita.

❖ Penyitaan - merupakan tindakan pengambilan atau perampasan terhadap


benda milik seseorang yang diduga merupakan hasil kejahatan atau
benda-benda lainnya yang terkait dengan tindakan kejahatan tersebut
yang diperbolehkan oleh hukum dengan ijin Ketua Pengadilan setempat.

❖ Pemeriksaan Surat.

2. Pengadilan Negeri, diatur dalam Pasal 77 KUHAP.

3. SP3 merupakan surat pemberitahuan dari penyidik yang diberikan kepada


penuntut umum tentang dihentikannya penyidikan suatu perkara.
Menurut Pasal 109 ayat (2) KUHAP bahwa alasan penghentian tahapan
penyidikan terhadap suatu peristiwa pidana adalah sebagai berikut: Tidak
cukupnya bukti atas peritiwa tindak pidana tersebut dan/atau peristiwa
tersebut ternyata bukan merupakan tindak pidana.

4. Terdapat 2 tahap pelimpahan perkara, yaitu :

❖ Pada tahap pertama hanya menyerahkan berkas perkara

❖ Dalam hal penyidikan sudah dianggap selesai, penyidik menyerahkan


tanggung jawab atas tersangka dan barang bukti kepada penuntut umum.

5. Tata Urutan Persidangan Perkara Pidana Di Pengadilan Negeri

❖ Sidang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum (kecuali perkara


tertentu dinyatakan tertutup untuk umum);

❖ PU diperintahkan untuk menghadapkan terdakwa ke depan persidangan


dalam keadaan bebas;

❖ Terdakwa ditanyakan identitasnya dan ditanya apakah sudah menerima


salinan surat dakwaan;

❖ Terdakwa ditanya pula apakah dalam keadaan sehat dan bersedia untuk
diperiksa di depan persidangan (kalau bersedia sidang dilanjutkan);

❖ Terdakwa ditanyakan apakah akan didampingi oleh Penasihat Hukum


(apabila didampingi apakah akan membawa sendiri, kalau tidak
membawa sendiri akan ditunjuk PH oleh Majlis Hakim dalam hal terdakwa
diancam dengan pidana penjara lima tahun atau lebih/pasal 56 KUHAP
ayat (1);

❖ Dilanjutkan pembacaan surat dakwaan;

❖ Atas pembacaan surat dakwaan tadi terdakwa (PH) ditanya akan


mengajukan eksepsi atau tidak;

❖ Dalam terdakwa/PH mengajukan eksepsi maka diberi kesempatan dan


sidang ditunda;

❖ Apabila ada eksepsi dilanjutkan tanggapan JPU atas eksepsi (replik);

❖ Selanjutnya dibacakan putusan sela oleh Majlis Hakim;


❖ Apabila eksepsi ditolak dilanjutkan pemeriksaan pokok perkara
(pembuktian)

❖ Pemeriksaan saksi-saksi yang diajukan oleh PU (dimulai dari saksi


korban);

❖ Dilanjutkan saksi lainnya;

❖ Apabila ada saksi yang meringankan diperiksa pula, saksi ahli


Witness/expert)

❖ Pemeriksaan terhadap terdakwa;

❖ Tuntutan (requisitoir);

❖ Pembelaan (pledoi);

❖ Replik dari PU;

❖ Duplik

❖ Putusan oleh Majlis Hakim.

Anda mungkin juga menyukai