Anda di halaman 1dari 16

Perencanaan Pembangkit Listrik Hybrid VAWT Savonius Dan

Solar Cell Di Jalan Tax On Location (Tol)

PROPOSAL
DIAJUKAN GUNA MELENGKAPI UJIAN AKHIR SEMESTER
METODOLOGI PENELITIAN

DOSEN PEMBINA :
Dr. Kurnia Hastuti,ST.,MT

DISUSUN OLEH:
YOGGY PRADANA
183310222
VI A

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2020
DAFTAR ISI
DAFTRAR ISI.....................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3 Batasan Masalah....................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian..................................................................................3
1.5 Manfaat Penilitian.................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................4
2.1 Turbin Angin.........................................................................................4
2.2 Jenis-jenis Turbin Angin......................................................................5
2.2.1 horizontal axis wind turbine (HAWT)..............................................5
2.2.2 Vertical Axis Wind Turbine (VAWT)...............................................7
2.3 Panel Surya ( Solar cell)........................................................................8
2.4 Battery....................................................................................................10
2.5 Generator...............................................................................................10
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................11
3.1 Identifikasi Dan Perumusan Masalah.................................................11
3.2 Studi Literatur.......................................................................................11
3.3 Pengumpulan Data................................................................................12
3.4 Perhitungan Awal Desain VAWT........................................................12
3.5 Penentuan Variable Paling Optimal....................................................12
3.6 Analisa Data Dan Pembahasan............................................................12
3.7 Penarikan Kesimpulan Dan Saran ......................................................13
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi angin dan Energi Panas Matahari merupakan salah satu sumber daya
yang berlimpah, ramah lingkungan dan bersifat renewable sehingga berpotensi
untuk dikembangkan. Energi angin dan energi panas matahari merupahkan
sumber energi yang tidak akan pernah habis ketersediaannya dan energi ini juga
dapat di manfaatkan sebagai energi alternatif yang akan di ubah menjadi energi
listrik dengan menggunakan sel surya dan hybrid VAWT atau di sebut dengan
turbin angin tipe savonius.
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan lebih rendah. Pergerakan angin inilah yang dapat dimanfaatkan
sebagai salah satu sumber energy dengan mengkonversi menjadi energy lainnya.
Cara konversi energy angina menjadi energy mekanik dapat dilakukan dengan
menggunakan turbin angin savonius.
Energy angin sebelum melewati turbin angin disebut juga energy input turbin.
Energy angin yang melewati turbin tidak semuanya dapat dikonversikan menjadi
energy mekanik. Energy yang dibangkitkan turbin setelah menerima energy angin
disebut energy mekanik yang bisa juga disebut dengan energy output turbin.
(Jamal, 2019)
Sumber energy baru dan terbarukan di masa mendatang akan semakin
mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan energy. Hal
ini disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkit-pembangkit
listrik konvensional dalam jangka waktu yang panjang akan menguras sumber
minyak bumi, gas dan batu bara yang cadangannya semakin lama semakin
menipis.
Di Indonesia yang terletak di daerah tropis ini sebenarnya memiliki suatu
keuntungan cukup besar yaitu menerima sinar matahari yang berkesinambungan
sepanjang tahun. Sayangnya energy tersebut kelihatannya dibiarkan terbuang
percuma untuk keperluan alamiah saja. Selain itu energy matahari dapat
dimanfaatkan dengan bantuan peralatan lain, yaitu dengan merubah radiasi

1
2

matahari kebentuk lain. Ada dua macam cara merubah radiasi matahari ke dalam
energy lain, yaitu melalui solar cell dan collector. (Jawab et al., 2016)
Potensi tenaga surya di Indonesia secara umum ada pada tingkat satisfy
(cukup). Suplai energy surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan
bumi yaitu mencapai 3 x 1024 joule pertahun, energy ini setara dengan 2 x 10 17
Watt. Jumlah energy sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energy di
seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0,1 persen saja
permukaan bumi dengan divais solar sel yang memiliki efisensi 10% sudah
mampu untuk menutupi kebutuhan energy di seluruh dunia saat ini.
Indonesia memiliki kapasitas angina yang cukup, karena kecepatan angin di
Indonesia rata-rata berkisar antara 3-6 m/s. Kecepatan yang lebih tinggi dapat di
peroleh di daerah Nusa Tenggara yang berkisar antara 3,5 – 6,5 m/s. Sedangkan
pulau- pulau seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua hanya
memiliki kecepatan angin sekitar 2,7 – 4,5 m/s. Sedangkan turbin pada umumnya
merujuk pada desain dari Eropa dan Amerika yang merupahkan benua penghasil
angin dengan kecepatan sekitar 9- 12 m/s. (Wuriyandani et al., 2015)
Pada penelitian ini, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai
pengembangan pembangkit listrik tenaga hibrida dengan menggunakan turbin
angina tipe savonius dan panel surya. Kemudian penelitian ini bertujuan
pembanding yaitu ketika panel surya dan turbin angin tipe savonius bekerja
masing-masing dan ketika keduanya dalam system hibrida, hal ini dilihat
pengaruhnya terhadap daya keluaran (output) yang dihasilkan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun terdapat Rumusan Masalah, sebagai berikut :
1. Apakah turbin angin savonius bisa di pakai pada kecepatan angin tinggi?
2. Apakah berpengaruh jumlah sudu terhadap kecepatan putaran?
3. Seberapa efisien penerapan panel surya pada jalan tax on location (TOL)?
3

1.3 Batasan Masalah


Adapun terdapat Batasan Masalah, sebagai berikut :
1. Aspek yang diamati di fokuskan pada turbin angina savonius.
2. Aspek yang diamati di fokuskan pada Panel Surya (Solar Cell).

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun terdapat tujuan penelitian, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kecepatan turbin angin savonius pada kecepatan tinggi.
2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah sudu turbin terhadap kecepatan
putaran.
3. Untuk mengetahui efisien penerapan panel surya pada jalan tax on location
(TOL).

1.5 Manfaat Penilitian


Adapun manfaat penelitian, sebagai berikut :
1. Sebagai bentuk referensi pengetahuan tentang turbin angin dan panel surya
(Solar Cell),
2. Penelitian bisa digunakan agar dapat pembelajaran pada penelitian
berikutnya yang sejenis untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang
turbin angin dan panel surya ( solar cell).
3. Menambah pengetahuan tentang turbin angin dan panel surta ( solar cell).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Turbin Angin


Turbin angin merupahkan sebuah alat yang digunakan dalam system
konversi energy angin (SKEA). Turbin angin berfungsi merubah energy
kinetic angin menjadi energy mekanik berupa putaran poros. Putaran poros
tersebut kemudian digunakan untuk beberapa hal sesuia dengan kebutuhan
seperti memutar dynamo atau generator untuk menghasilkan listrik atau
menggerakkan pompa untuk pengairan.

Gambar 2.1 Konstruksi Turbin Angin


Keterangan gambar :
1. Penutup bagian depan.
2. Sirip kincir angin.
3. Dudukan sirip kincir anginn.
4. Body dan generator.
5. Tiang pentangga sirip ekor.
6. Sirip ekor.
7. Pipa penyangga.
8. Kawat pengikat.
9. Fondasi kincir angin.
10. Fondasi.
11. Bahut pengeras kawat pengikat.
12. Inverter
13. Controller system.
14. Battery

4
5

Pemanfaatan energy angin telah dilakukan sejak lama. Pertama kali


digunakan untuk menggerakkan perahu di sungai Nil sekitar 5000 SM.
Penggunan kincir sederhana telah dimulai sejak permulaan abad ke-7 dan
tersebar diberbagai Negara seperti Persia, mesir, dan cina dengan berbagai
desain. Di eropa, kincir angina mulai dikenal sekitar ke-11 dan
berkembang pesat saat revolusi industry pada awal abad ke-19.
Desain dari kincir atau turbin angina sangat banyak macam jenisnya,
berdasarkan bentuk rotor, kincir angin dibagi menjadi dua tipe, yaitu turbin angin
sumbu mendatar (horizontal axis wind turbine) dan turbin angin sumbu vertical
(vertical axis wind turbine).
Salah satu komponen utama dari turbin angin adalah rotor. Rotor ini
berfungsi mengkonversikan gerak linear angin menjadi gerak putar sudu turbin.
Untuk klasifikasi berdasarkan fungsi gaya aerodinamis, merujuk pada gaya utama
yang menyebabkan rotor berputar. (Lhokseumawe et al., 2010)

2.2. Jenis-jenis Turbin Angin


2.2.1 horizontal axis wind turbine (HAWT)
Turbin angin sumbu horizontal memiliki poros rotor utama dan generator
listrik di puncak menara. Turbin berukuran kecil di arahkan oleh sebuah baling-
baling anigin yang sederhana, sedangkan turbin berukuran besar pada umumnya
menggunakan sebuah sensor angin yang berukuran besar pada umunya
menggunakan sebuah sensor angin yang digandengkan ke sebuah servo motor.
HAWT sebagian besar memiliki sebuah gearbox yang mengubah perputaran
kincir yang pelan menjadi lebih cepat berputar.
Karena sebuah menara menghasilkan turbulensi di belakangnya, turbin
biasanya diarahkan melawan arah anginnya menara. Bilah-bilah turbin dibuat
kaku agar mereka tidak terdorong menuju menara oleh angin berkecepatan tinggi.
Sebagai tambahan, bilah- bilah itu di letakkan di depan menara pada jarak tertentu
dan sedikit dimiringkan.
Karena turbulensi menyebabkan kerusakan struktur menara, dan realibitas
begitu penting sebagian besar HAWT merupahkan mesin upwind (melawan arah
angina). Meski memiliki permasalahan turbulensi, mesin downwind (menurut
6

jurusan angin) dibuat karena tidak memerlukan mekanisme tambahan agar mereka
tetap sejalan dengan angin, dank arena di saat angin berhembus sangat kencang,
bilah-bilahnya bisa ditekuk sehingga mengurangi wilayah tiupan mereka dan
dengan demikian juga mengurangi resistensi angin dari bilah-bilah itu.

Gambar 2.2 Turbin HAWT

Kelebihan turbin angin sumbu horizontal (HAWT)


a) Dasar menara yang tinggi membolehkan akses ke angin yang lebih kuat di
tempat-tempat yang memiliki geseran angin ( perbedaan antara laju dan
arah angina antara dua titik yang jaraknya relative dekat di dalam atmsfer
bumi. Di sejumlah lokasi geseran angin, setiap sepuluh meter ke atas,
kecepatan angina meningkat sebesar 20%

Kekurangan turbin angin sumbu horizontal (HAWT)


a) Menara yang tinggi serta bilah yang panjangnya bisa mencapai 90 meter
sulit diangkut. Diperkirankan besar biaya transportasi bisa mencapai 20%
dari seluruh biaya peralatan turbin angina.
b) HAWT yang tinggi sulit dipasang, membutuhkan derek yang sangat tinggi
dan mahal serta para operator yang trampil.
c) Konstruksi menara yang besar dibutuhkan untuk menyangga bilah-bilah
yang berat, gearbox, dan generator.
d) HAWT yang tinggi bisa mempengaruhi radar airport.
e) Ukurannya yang tinggi merintangi jangkauan pandang.
f) HAWT membutuhkan mekanisme kontrol yaw tambahan untuk
membelokkan kincir ke arah angina.
7

2.2.2 Vertical Axis Wind Turbine (VAWT).


Turbin angin sumbu vertical atau tegak atau VAWT memiliki poros atau
sumbu rotor utama yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini adalah
turbin tidak harus diarahkan ke angina agar menjadi efektif. Kelebihan ini sangat
berguna di tempat- tempat yang arah anginnya sangat bervariasi. VAWT mampu
mendaya gunakan angina dari berbagai arah.

Gambar 2.3 Turbin VAWT

Dengan sumbu yang vertical, generator serta gearbox bisa ditempatkan di


dekat tanah, jadi menara tidak perlu menyokongnya dan lebih mudah diakses
untuk keperluan perawatan. Tapi ini menyebabkan sejunlah desain menghasilkan
tenaga putaran yang berdenyut. Drag (gaya yang menahan pergerakan sebuah
benda padat melalui fluida (zat cair atau gas) bisa saja tercipta saat kincir
berputar.
Karena sulit dipasang di atas menara, turbin sumbu tegak sering dipasang
lebih dekat ke dasar tempat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap sebuah
bangunan. Kecepatan angina lebih pelan pada ketinggian yang rendah, sehingga
yang tersedia adalah energy angina yang sedikti. Aliran udara di dekat tanah dan
obyek yang lain mampu menciptakan aliran yang bergolak, yang bisa
menyebabkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan getaran,
diantaranya kebisingan dan bearing wear yang akan meningkatkan biaya
pemeliharaan atau mempersingkat umur turbin angina. Jika tinggi puncak atap
dipasangi menara turbin kira-kira 50% dari tinggi bangunan, ini merupahkan
8

titik optimal bagi energy angina yang maksimal dan turbulensi angina yang
minimal.

Kelebihan turbin angin sumbu vertikal (VAWT):


a) Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.
b) Karena bilah-bilah rotornya vertical, tidak dibutuhkan mekanisme yaw
c) Sebuah VAWT bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat
pemeliharaan bagian-bagiannya yang bergerak jadi lebih mudah.
d) VAWT memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-balimg yang
terlihat secara melintang) yang lebih tinggi, memberikan keaerodinamisan
yang tinggi sembari mengurangi drag pada tekanan yang rendah dan
tinggi.
e) Desain VAWT berbilah lurus dengan potongan melintang berbentuk kotak
atau empat persegi panjang memiliki wilayah tiupan yang lebih besar
untuk diameter tertentu dari pada wilayah tiupan berbentuk lingkarannya
HAWT.
f) VAWT tidak harus diubah posisinya jika arah angina berubah.
g) Kincir pada VAWT mudah dilihat dan dihindari burung.

Kekurangan turbin angin sumbu vertikal (VAWT):


a) Kebanyakan VAWT memproduksi energy hanya 50% dari efisensi HAWT
karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar.
b) VAWT tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih
kencang di elevasi yang lebih tinggi.
c) Kebanyakan VAWT mempunyai torsi awal yang rendah, dan
membutuhkan energy untuk mulai berputar.

2.3 Panel Surya ( Solar cell)


Sel surya adalah suatu elemen aktif yang mengubah cahaya matahari menjadi
energi listrik. Sel surya pada umumnya Memiliki ketebalan minimum 0,3 mm,
yang terbuat dari irisan bahan semikonduktor dengan kutub positif dan kutub
negatif. Prinsip dasar pembuatan sel surya adalah memanfaatkan efek fotovoltaik,
9

yaitu suatu efek yang dapat mengubah langsung cahaya matahari menjadi energi
listrik. Prinsip ini pertama kali diketemukan oleh Bacquere, seorang ahli fisika
berkebangsaan Perancis tahun 1839. Apabila sebuah logam dikenai suatu cahaya
dalam bentuk foton dengan frekwensi tertentu, maka energi kinetik dari foton aka
menembak ke atom-atom logam tersebut. Atom logam yang iradiasi akan
melepaskan elektron-elektronnya. Elektron-elektron bebas inilah yang
mengalirkan arus dengan jumlah tertentu.
Sel surya adalah semikonduktor dimana radiasi surya langsung diubah
menjadi energi listrik. Material yang sering digunakan untuk membuat sel surya
adalah silikon kristal. Pada saat ini silikon merupakan bahan yang banyak
digunakan untuk pembuatan sel surya. Agar dapat digunakan sebagai bahan sel
surya, silikon dimurnikan hingga satu tingkat yang tinggi. (Markvart & Castañer,
2005).

Gambar 2.4 Panel Surya


Kelebihan Panel Surya (Solar Cell)
a) Mengurangi Tagihan Listrik.
b) Biaya perawatan Rendah
c) Sumber Energi Terbarukan
d) Sumber energy terbarukan
e) Pengembangan teknologi

Kekurangan Panel Surya (Solar Cell)


a) Biaya
b) Tergantung cuaca
c) Penyimpanan energy surya mahal
10

2.4 Battery
Battery atau aki adalah alat yang berfungsi untuk menyimpan arus atau
energy listrik yang dihasilkan Panel Surya. Battery kegunaan di system PLTS
sangat berguna untuk menyimpan arus atau energy yang di hasilkan Solar Cell
atau panel pada waktu siang hari dan dapat digunakan ke beban yang dibutuhkan
pada malam hari.

Gambar 2.5 Battery

2.5 Generator
Generator adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan system
turbin angin. Generator ini dapat mengubah energy gerak menjadi energy listrik.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan
listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan oleh generator ini berupa AC(alternating current) yang memiliki
bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal.

Gambar 2.6 Generator


BAB III
METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah numeric, yaitu dengan
mencari referensi dari berbagai macam tipe turbin angin dan sudu yang di
modelkan. Selanjutnya adalah mencari data kecepatan angin yang berada di jalan
tol yang dibuat oleh kendaraan khusunya melewati jalan tol tersebut. Berdasarkan
data yang diperoleh itu, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mendapatkan
desain turbin yang cocok untuk jalan tol dengan kecepatan angina yang relative
rendah. Metodologi penulisan proposal ini mencakup kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk memecahkan masalah atau melakukan proses analisa terhadap
permasalah proposal. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut :

3.1 Identifikasi Dan Perumusan Masalah


Awal tahapan dalam pengerjaan proposal ini adalah dengan mengidentifikasi
permasalahan yang ada. Perlu juga perumusan masalah yang nantinya akan
diselesaikan. Permasalahan dapat diketahui melalui observasi, menggali informasi
yang ada saat ini ataupun melalui data statistic yang ada dan kecenderungannya di
waktu yang akan datang. Pada tahap ini pula, diketahui tujuan dari penulisan
proposal. Pada proposal ini, permasalah yang akan dibahas mengenai jumlah sudu
terhadap putaran dan juga apakah efisien penerapan turbin angin dan panel surya
pada jalan tol.
Selain itu, juga terdapat batasan masalah. Hal ini dimaksudkan agar topic
bahasan lebih mendetail dan tidak terlalu meluas. Juga akan memudahkan penulis
dalam melakukan analisa masalah.

3.2 Studi Literatur


Langkah selanjutnya adalah mencari studi literature. Pada tahap ini,segala hal
yang berkaitan dengan permasalahan dicari tahu dan dipelajari, sehingga dapat
memberi gambaran apa yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalah
tersebut. Kegiatan ini meliputi pengumpulan bahan pustaka yang menunjang

11
12

untuk analisa ini, yaitu mengenai jumlah sudu turbin angin vertical tipe savonius
untuk pembangkit listrik. Studi literature didapatkna dari sumber yaitu :
 Penelitian-penelitian dari beberapa jurnal dan skripsi mahasiswa.

3.3 Pengumpulan Data


Setelah melakukan studi literature maka akan dapat mengetahui langkah atau
cara memecahkan masalah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tahap
selanjutnya adalah pengumpulan data dimana pada tahap ini, data-data pendukung
tentang permasalah yang sesuai dengan metode yang digunakan, dikumpulkan
untuk dilakukan analisa lebih lanjut. Pengumpulan data yang akan penulis
lakukan adalah dengan studi lapangan di jalan tol. Data yang diperlukan antara
lain :
 Kecepatan angin rata-rata di jalan tol. Data angin ini berfungsi sebagai
input dalam perhitungan pemodelan pada turbin angin.
 Berbagai variasi yang akan dilakukan dalam perhitungan dan dalam
penelitian.

3.4 Perhitungan Awal Desain VAWT


Setelah didapatkan kecepatan angin rata-rata, maka akan dilakukan
perhitungan dimensi utama dari desain turbin. Dimensi utama ini meliputi
diameter turbin, tinggi turbin, swept area, efiesinsi turbin.

3.5 Penentuan Variable Paling Optimal


Dari hasil perhitungan yang ditentukan maka akan didapatkan desain turbin
yang paling optimal dengan variasi jumlah blade, sudut pitch dan panjang chord.
Satu bentuk ini yang nanti akan digunakan sebagai pembangkit listrik.

3.6 Analisa Data Dan Pembahasan


Pada tahap ini, dilakukan analisis terhadap turbin angina dengan parameter dan
variasi yang ditentukan dan perhitungan matematis. Tujuan untuk mengetahui
model dan jumlah sudu yang sesuai untuk ditempatkan di jalan tol. Dari analisa
13

dan pembahasan digunakan sebagai acuan desain perancangan turbin angin


berdasarkan hasil kinerja.

3.7 Penarikan Kesimpulan Dan Saran


Tahap ini merupahkan tahap akhir dimana dilakukan penarikan kesimpulan
mengenai keseluruh proses yang telah dilakukan. Selain itu, juga memberikan
saran terkait penelitian selanjutnya.(Sinta Listani, 2016)
DAFTAR PUSTAKA

Jamal, J. (2019). Pengaruh Jumlah Sudu Terhadap Kinerja Turbin Savonius.


INTEK: Jurnal Penelitian, 6(1), 64. https://doi.org/10.31963/intek.v6i1.1127
Jawab, P., Penyusun, T. I. M., Dan, T., Tenaga, D., Ramadhan, A. I., Diniardi, E.,
Mukti, S. H., Sianipar, R., Indrawan, A. W., Pranoto, S., Sultan, A. R.,
Ramadhan, R., Proposal, D., Insentif, P., Sistem, R., Nasional, I., Akan, Y.,
Tahun, D., Proses, T., … Interna, P. J. (2016). Penerbit LP3M UMY Penerbit
LP3M UMY. Teknik, 37 (2), 2016, 59-63, 11(2), 61–78.
https://doi.org/10.14710/teknik.v37n2.9011
Lhokseumawe, P. N., Pengantar, K., Alwie, rahayu deny danar dan alvi furwanti,
Prasetio, A. B., & Andespa, R. (2010). Tugas Akhir Tugas Akhir. Jurnal
Ekonomi Volume 18, Nomor 1 Maret201, 2(1), 41–49.
Markvart, T., & Castañer, L. (2005). Solar Cells. Solar Cells, 7(2), 157–163.
https://doi.org/10.1016/B978-1-85617-457-2.X5000-8
Sinta Listani. (2016). No Title ‫ة‬LL‫ة المقدم‬LL‫ات الثقافي‬LL‫دمات الملحقي‬LL‫ودة خ‬LL‫ييم ج‬LL‫ترح لتق‬LL‫مقياس مق‬
40–11 ,147 ,:‫ مسقط‬،‫ سلطنة عمان‬،‫ معهد اإلدارة العامة‬،‫ جلة اإلداري‬.‫للطالب‬.
Wuriyandani, S., Rustana, C. E., & ... (2015). Pengembangan Pembangkit Listrik
Tenaga Hibrida Menggunakan Turbin Angin Sumbu Vertikal Tipe Double-
Stage Savonius Dan Panel …. … Nasional Fisika (E …, IV, 167–170.
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/prosidingsnf/article/view/5209

Anda mungkin juga menyukai