Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

Teknologi Hibrida Turbin Savonius-Darreieus Dan Panel Surya Sebagai


Sumber Daya Penerangan Jalan Ramah Lingkungan

BIDANG KEGIATAN
PKM - GAGASAN FUTURISTIK TERTULIS

Diusulkan Oleh:

Intan Fauziyah 2109148


Zeqy Zulhaqy 2109087

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


BANDUNG
2022
DAFTAR ISI

JUDUL PROGRAM i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan yang Ingin Dicapai.....................................................................2
1.3 Manfaat yang Ingin Dicapai...................................................................2
2. GAGASAN 3
2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan.....................................................3
2.2 Solusi yang Pernah ditawarkan..............................................................3
2.3 Gagasan yang Diajukan.........................................................................4
2.4 Pihak-pihak yang Dapat Membantu.......................................................9
3. KESIMPULAN 11
3.1 Gagasan yang Diajukan.......................................................................11
3.2 Teknik Implementasi............................................................................11
3.3 Prediksi Hasil.......................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA 13
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Topologi pembangkit listrik hibrida angin dan surya (3)
Gambar 2.2 Gaya drag mendorong dua bilah Savonius (4)
Gambar 2.3 Bilah eggbeater-bladed dan straight bladed (4)
Gambar 2.4 Topologi generator fluks aksial dua rotor (5)
Gambar 2.5 Prinsip kerja solar sel (5)
Gambar 2.6 Diagram blok prinsip kerja kontroler (6)
Gambar 2.7 Casing dari BCC Hibrida (6)
Gambar 2.8 Blok diagram sistem hibrida angin dan surya (7)
Gambar 2.9 Blok diagram sistem hibrida angin dan surya (8)
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Krisis energi merupakan salah satu persoalan besar yang dihadapi dunia
khususnya negara Indonesia (Sijabat, 2018). Pemanfaatan perkembangan
teknologi yang ada dapat menjadi solusi atas permasalahan tersebut, salah satunya
adalah pemanfaatan teknologi hibrida dengan energi angin dan surya. Kedua
energi tersebut merupakan energi terbarukan yang dapat mengurangi efek negatif
terhadap lingkungan (Tota-Maharaj dkk, 2012).
Pengembangan energi terbarukan dapat digunakan untuk mendampingi atau
mensubtitusi penggunaan bahan bakar minyak (Nakhoda, 2015) yang
persediaannya mulai menipis (Setiawan, 2017). Kondisi ini didorong tingginya
konsumsi energi di Indonesia yang mencapai 0,467 ton perkapita (Fauzi dkk
2013) dengan sebaran final pasokan energi primer yang berasal dari energi fosil
sebesar 76,2% (Syahrial, 2011). Asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia pun
mencapai angka 5,12% (Agustino, 2018) tanpa diiringi perkembangan sumber
energi baru.
Letak geografis dan astronomis Indonesia menjadikan potensi energi
terbarukan khususnya energi angin dan surya tersedia sepanjang tahun (Fauzi dkk,
2013). Potensi energi tersebut ditandai dengan kecepatan rata-rata angin yang
mencapai angka 3,73 m/s atau setara denga 13,428 km/jam (Syahrial dkk, 2018)
dan potensi energi surya sebesar 4,5 kW/m2/hari (Kumara, 2017).
Teknologi hibrida yang cocok adalah turbin angin vertikal Savonius-
Darrieus yang dapat berputar pada kecepatan angin rendah dari segala arah
(Siregar, 2014) dikombinasikan dengan panel surya jenis poliskristalin. Integrasi
dua jenis pembangkit listrik ini memiliki keandalan dan manfaat ekonomi di mana
kelemahan satu unit pembangkit akan dikompensasi oleh yang lain (Badwawi
dkk, 2016). Gagasan ini rencananya dapat diimplementasikan di jalan raya
sebagai sumber energi dalam penerangan jalan. Salah satu tempat yang cocok
menjadi lokasi penerapan gagasan ini adalah Jl. Soekarno-Hatta No. 85 , Warung
Muncang, Bandung Kulon, Bandung, Jawa Barat yang merupakan salah satu aset
yang dimiliki oleh PT Hutama Karya yang merupakan Badan Usaha Milik Negara
yang bergerak di bidang jasa konstruksi, pengembang dan penyedia jasa jalan tol.
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam gagasan ini adalah sebagai berikut :
1.2.1 Melakukan kontribusi dalam upaya menemukan solusi dalam
permasalahan krisis energi dengan memanfaatkan teknologi hibrida sebagai
sumber energi dalam penerangan jalan.
1.2.2 Rancangan konsep Turbin Savonius-Darreieus Dan Panel Surya
sebagai penyedia daya penerangan di jalan raya.
1.2.3 Gagasan pemanfaatan energi angin dan surya sebagai energi
terbarukan dan ramah lingkungan di Indonesia.

1.3 Manfaat
1.3.1 Memberikan pemahaman tentang perancangan Turbin Savonius-
Darreieus Dan Panel Surya sebagai penyedia daya penerangan.
1.3.2 Memberikan solusi alternatif dalam menghadapi krisis energi
dengan menerapkan teknologi hibrida sebagai sumber daya yang futuristik
dan ramah lingkungan.
1.3.3 Referensi dokumen teknis tentang desain konsep teknologi hibrida
angin dan surya sebagai penyedia daya penerangan desa.
1.3.4 Pembanding dengan desain teknologi pembangkit listrik hibrida
yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya
2. GAGASAN
2.1 Kondisi Kekinian
Ketidakseimbangan permintaan dan penawaran energi yang didorong
pesatnya laju pertambahan penduduk dan pesatnya industrialisasi dunia
mengakibatkan terkurasnya cadangan energi dalam jumlah besar, khususnya
energi fosil yang merupakan sumber energi utama dunia. Pemulihan ekonomi
global yang dimotori pertumbuhan ekonomi tinggi di Asia yang diiringi
peningkatan permintaan energi untuk industri dan konsumsi, turut mendorong
kenaikan harga energi dunia.
Indonesia memiliki potensi energi angin dan surya yang tersedia sepanjang
tahun dikarenakan lokasi geografis dan astronomisnya. Letak astronomis
Indonesia menjadikan angin selalu bertiup tetapi kecepatan rata-ratanya tergolong
rendah berkisar antara 3-7 m/s atau setara dengan 10,8-25,2 km/jam (Nakhoda,
2015) atau tepatnya pada angka 3,73 m/s setara dengan 13,428 km/jam (Syahiral
dkk, 2018). Kondisi ini pun menjadikan rata-rata radiasi matahari berkisar 4,5
kW/m2 (Kumara, 2017). Namun letak geografis suatu daerah menjadikan rata-rata
kecepatan angin dan radiasi matahari lebih tinggi. Kondisi ini menyebabkan rata-
rata kecepatan angin dan radiasi matahari masing-masing berkisar 4,57 m/s atau
16,452 km/jam dan 5,05 kW/m2 (Syahiral dkk, 2018).

2.2 Solusi Yang Pernah Ditawarkan


Banyak solusi yang telah ditawarkan untuk memecahkan masalah
kelistrikan khususnya penerangan jalan raya. Sebagian besar solusi yang
ditawarkan adalah pemanfaatan pembangkit listrik energi terbarukan dengan
sumber tunggal sehingga keluaran yang diberikan pembangkit belum optimal,
seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau Pembangkit Listrik Tenaga
Bayu (PLTB) (Saugi, 2012). Pembangkit listrik itu pun tidak dilengkapi dengan
sistem kontroler yang memungkinkan adanya otomatasasi suplai daya dan
pengamanan alat (Zarory dkk, 2014).
2.3 Gagasan yang Diajukan
2.3.1 Teknologi Hibrida Angin dan Surya
Pembangkit listrik hibrida mandiri ini dapat mengurangi ukuran
penyimpanan energi yang diperlukan untuk memasok daya berkelanjutan dengan
sumber tenaga yang tak terbatas (Glasersfeld, 1989). Komponen pembangkit
listrik hibrida ini terdiri dari 4 komponen utama yaitu:
1) Turbin angin dan Generator untuk mengubah energi mekanik dari
angin menjadi energi listrik
2) Panel Surya sebagai pembangkit listrik dari energi matahari
3) Kontrol daya yang terintegrasi kepada pembangkit, baterai dan
inverter. Komponen ini berfungsi sebagai pembatas masukan tegangan
dan arus kepada baterai dari pembangkit, serta sebagai otomatisasi
distribusi daya dan pengamanan.
4) Baterai sebagai tempat penyimpanan energi listrik.

Gambar 2.1 Topologi pembangkit listrik hibrida angin dan surya (Rosyadi, 2015)

2.3.2 Turbin Savonius-Darrieus


Turbin ini merupakan kombinasi dari dua jenis Turbin Angin Sumbu
Vertikal (TASV) yaitu Savonius dan Darrieus. Turbin ini dapat berputar dengan
menerima angin dari segala arah dengan kecepatan minimum bekisar 3,24 m/s
atau setara dengan 11,664 km/jam (Siregar, 2014). Kombinasi kedua jenis turbin
menjadikan kerja putaran turbin lebih efektif karena mengompensasi
kekurangannya satu sama lain.

Gambar 2.2 Gaya drag mendorong dua bilah Savonius (Soelaiman, 2007)
Karena kelengkungannya, bilah mengalami kekurangan gaya drag (Fconvex)
ketika bergerak melawan angin dibandingkan ketika bilah bergerak searah angin
(F ) (Soelaiman, 2007). Kondisi ini menjadikan efisiensi putarnya rendah
concave

yaitu 15% dari energi total yang mengenai bilah (Nugroho, 2015). Kekurangan ini
dikompensasi oleh putaran bilah Darrieus dengan bentuk airfoil-nya yang
menghasilkan gaya aerodinamis angkat dengan efisiensi putaran yang baik
(Winarto, 2014).

Gambar 2.3 Bilah eggbeater-bladed dan straight bladed (Soelaiman, 2007)


Kombinasi ini menciptakan efektivitas kerja yang optimal yaitu bilah
Savonius bekerja sebagai self-starting machine (Alamsyah, 2007) dan bilah
Darrieus bekerja memproduksi efisiensi putaran yang tinggi (Nugroho, 2015).
Energi mekanik yang dihasilkan turbin dikonversi menjadi energi listrik
menggunakan Generator Fluks Aksial (Fajar, 2017) yang mana dapat
memproduksi listrik dari putaran turbin rendah (Nakhoda, 2015).
Penggunaan generator jenis ini pun dapat mengurangi biaya pengeluaran
yang mahal (Ali dkk, 2015) dengan ukuran yang jauh lebih kecil dibandingkan
generator konvensional (Fajar, 2017).

Gambar 2.4 Topologi generator fluks aksial dua rotor (Fajar, 2017)

2.3.3 Panel Surya (Photovoltaic)


Photovoltaic merupakan alat yang berfungsi sebagai konversi energi surya
menjadi energi listrik. Alat ini memiliki beberapa lapisan material semikonduktor
tapis yang biasanya berbahan silikon. Pada aplikasinya sel surya disusun
sedemikian rupa sehingga membentuk Panel Surya (Girsang dkk, 2017).
Cahaya yang jatuh pada sel surya menghasilkan elektron bermuatan positif
dan hole bermuatan negatif. Elektron dan hole mengalir membentuk arus listrik.
Prinsip ini dikenal sebagai prinsip photoelectric (Sitorus dkk, 2015).

Gambar 2.5 Prinsip kerja solar sel (Sitorus dkk, 2015)


2.3.4 Kontroler Penyedia Daya
Pembangkit listrik hibrida ini dilengkapi dengan kontroler sebagai
pembatas daya yang masuk ke baterai serta otomatisasi sistem distribusi dan
pengamanan. Perangkat kontroler ini terdiri dari battery charging controller dan
auto swiching dengan mikrokontroler Arduino.

Gambar 2.6 Diagram blok prinsip kerja kontroler


Battery Charging Controller (BCC) berfungsi untuk mengatur lalu lintas
listrik dari pembangkit ke baterai. BCC mengatur overcharging (kelebihan
pengisian dan kelebihan tegangan) dari panel surya dan turbin angin. Pemasangan
ini mengurangi risiko kerusakan pada bateri akibat overcharging dan
ketidakstabilan tegangan. Bateri umumnya di-charge pada tegangan 14-14,7 VDC
(Girsang dkk, 2017).

Gambar 2.7 Casing dari BCC Hibrida (Girsang & Pramana, 2017)
Mikrokontroler yang digunakan adalah ATMEGA328 dengan board
Arduino yang bertujuan untuk mempermudah pengendalian sistem.
Mikrokontroler berfungsi sebagai autoswicthing distribusi daya atau pengatur
proses pemindahan sumber energi listrik yang satu ke sumber listrik cadangan
sesuai perintah program (Fahmiah, 2016), serta sebagai autoswitching
penyuplaian daya kepada beban seperti penggunaan lampu taman dengan sensor
cahaya. Selain itu, mikrokontroler ini pun berfungsi sebagai sistem pengamanan
ketika perangkat menerima kondisi di luar normal. Sistem ini menggunakan
sensor getaran, sensor panas juga sensor angin untuk mengantisipasi alat terkena
kondisi alam yang tak terduga.

2.3.5 Pembahasan Konsep Alat


Turbin Angin Kombinasi Sovonius Darrieus akan menerima angin dengan
kecepatan rendah berkisar 3,24 m/s atau setara dengan 11,664 km/jam (Siregar,
2014) dari berbagai arah. Energi mekanik dari turbin akan dikonversi menjadi
energi listrik melalui Generator Fluks Aksial yang hanya memerlukan kecepatan
putaran generator minimum yaitu 375 rpm (Fajar, 2017). Daya keluaran dari
generator akan dijumlahkan dengan daya keluaran dari solar panel jenis
poliskristalin yang berkapasitas 10WP (Girsang dkk, 2017).

Gambar 2.8 Blok diagram sistem hibrida angin dan surya (Syahrial dkk, 2018)
Sebelum disimpan dalam baterai kemudian disuplai ke beban, keluaran
energi listrik melalui perangkat kontroler terlebih dahulu yaitu Battery Charging
Controller (BCC) dan mikrokontroler yang berfungsi sebagai pengatur lalu lintas
listrik, otomatisasi sistem distribusi daya dan sistem pengamanan perangkat.
Ketika baterai dalam keadaan kosong atau kurang dari batas maksimal, BCC akan
mengalirkan listrik menuju baterai dan beban. Namun ketika baterai sudah terisi
penuh, BCC akan langsung mengarahkan listrik menuju beban (Girsang &
Pramana, 2017).
Gambar 2.9 Desain Hibrida Turbin Savonius-Darrieus dan Panel Surya

2.4 Pihak-pihak yang Membantu mengimplementasikan


1. Stakeholder bidang Infrastruktur
Peran utama para Stakeholder adalah dalam menentukan kebijakan dan
pendanaan dalam penerapan gagasan Turbin Hybrid dalam menyediakan
daya penerangan di jalan yang menjadi akses utama bagi masyarakat
setempat
2. PT Hutama Karya (Persero)
PT Hutama Karya merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di
bidang jasa konstruksi, pengembang dan penyedia jasa jalan tol. Perusahaan
ini memiliki banyak aset berupa infrastruktur seperti jalan raya, salah
satunya merupakan Jl. Soekarno-Hatta No. 85 , Warung Muncang, Bandung
Kulon, Bandung, Jawa Barat yang menjadi target gagasan ini akan di
terapkan.

2.5 Langkah-langkah Strategis Untuk Mengimplementasikan Gagasan


Langkah strategis perlu direncanakan dengan matang agar gagasan ini dapat
terealisasi dengan baik, yaitu
Tahap 1: Mengusulkan ide gagasan kepada stakeholders dan perusahaan di
bidang infrastruktur seperti PT Hutama Karya agar dapat menjadi rekomendasi
untuk sumber daya penerangan pada jalan raya
Tahap 2: Mengembangkan kerja sama dan kesepakatan dengan pihak terkait,
karena penerapan gagasan ini memerlukan waktu dan biaya yang besar jika di
terapkan dalam skalaa provinsi atau nasional, maka dari itu di perlukan kerja sama
yang baik antara pihak-pihak yang bersangkutan dalam mewujudkan gagasan
tersebut. Kerja sama yang di maksud berupa konsultasi dan pencairan anggaran
dalam pengerjaan proyek maupun sosialisasi kepada masyarakat
Tahap 3: Menggerakan pihak-pihak yang terlibat dalam melaksanakan gagasan
ini.
Tahap 4: Evaluasi dan monitoring. Kesulitan dan pengalaman yang ada dalam
mewujudkan gagasan ini dapat di jadikan pembelajaran dan sumber informasi
baru agar dapat terus melakukan pengembangan pada penerapan Teknologi
Hibrida ini
3. KESIMPULAN
3.1 Gagasan yang diajukan
Gagasan konsep Pengembangan Turbin Savonius-Darrieus dan Panel Surya
mampu menangkap angin dari segala arah dengan kecepatan yang minimum.
Ditambah potensi energi angin yang tersedia sepanjang tahun di Indonesia.
Prototipe ini diletakan sisi bagian jalan sebagai lampu penerangan yang belum ada
sebelumnya. Dimensi dan jarak antar tiang prototipe dirancang sesuai dengan
standar penerangan jalan umum di Indonesia. Keberadaan prototipe ini tidak akan
mengganggu keselamatan dan keamanan pengguna jalan karena desain yang
diterapkan telah memenuhi standar Penerangan Jalan Umum (PJU) Internasional
(Darmawan, 2013).
3.2 Teknik Implementasi
Potensi energi terbarukan di Indonesia memberikan peluang bahwa
penerapan turbin Savonius-Darrieus dan panel surya ini mampu menciptakan
manfaat yang berkelanjutan. Alat ini mampu menciptakan tiga elemen penting
yang berkaitan dengan Suistanable Development Goals (SDGs) sebagaimana
dikampanyekan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Manfaat alat ini
mendukung beberapa poin pada SDGs yaitu Affordable and Clean Energy (Energi
Bersih dan Terjangkau), Suistanable Cities and Communities (Kota dan
Komunitas Berkelanjutan), dan Climate Action (Penanganan Perubahan Iklim).
Setelah alat ini diimpelementasikan dan diproduksi secara massal, alat ini akan
mampu meningkatkan produktivitas masyarakat. Partnership for The Goals
(Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
3.3 Prediksi Hasil
Perkiraan kontribusi ketercapaian elemen SDGs pada implementasi gagasan
ini sebagaimana topologi sebaran manfaat di atas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Affordable and Clean Energy (Energi Bersih dan Terjangkau)
Elemen ini memiliki peluang yang cukup tinggi karena alat ini bekerja
dengan sumber energi utama dari alam yaitu energi angina dan surya.
Kedua energi ini terjangkau karena mudah didapatkan dan gratis tersedia
di alam.
2. Suistanable Cities and Communities (Kota dan Komunitas
Berkelanjutan)
Elemen ini memiliki peluang yang cukup signifikan. Peluang ini muncul
dari daya yang disuplai pada penerangan di jalan sehingga desa dapat
mengembangkan wilayahnya dan juga masyarakatnya.
3. Climate Action (Penanganan Perubahan Iklim)
Adanya gagasan ini memiliki peluang yang cukup tinggi dalam
mengsubtitusi penggunaan energi fosil. Kondisi ini disebabkan alat
bekerja oleh energi angin dan surya sebagai sumber energi utama. Alasan
ini akan mendukung tercapainya elemen penanganan perubahan iklim.
4. Partnership for The Goals (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan)
Penerapan gagasan ini akan berhasil ketika mampu membangun tujuan
dan pemahaman yang sama dengan stakeholders atau mitra termasuk
pemerintahan.
DAFTAR PUSTAKA

Agustino. (2018). Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 2019 Direvisi, Ini Penyebabnya.


Diambil 7 Maret 2019, dari
https://www.cnbcindonesia.com/market/20181016174304-17-37646/asumsi-
pertumbuhan-ekonomi-2019-direvisi-ini-penyebabnya
Alamsyah, H. (2007). Pemanfaatan Turbin Angin Dua Sudu Sebagai Penggerak
Mula Alternator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Universitas Negeri
Semarang.
Badwawi, R. Al, Abusara, M., & Mallick, T. (2016). A Review of Hybrid Solar
PV and Wind Energy System. Smart Science, 3(3), 127–138.
https://doi.org/10.1080/23080477.2015.11665647
Darmawan, I. (2013). Kondisi dan permasalahan listrik di indonesia. (1), 1–8.
Fahmiah, S. (2016). Perancangan Sistem Auto Switching Berbasis Arduino untuk
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Fakultas Teknik UM). Diambil dari
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TA-Elektro/article/view/51642
Fajar, A. (2017). Rancang Bangun Generator Sinkron Axial Flux Permanent
Magnet 1500 Axial Flux Permanent Magnet 1500 Watt. (December).
Fauzi, A. R., & Rifa, M. (2013). Studi Implementasi Smart Grid dengan Penetrasi
Hybrid Renewable Energy di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jnteti, nn(nn),
1–6.
Girsang, M. E., & Pramana, R. (2017). Prototipe Hibrida Panel Surya Dan
Turbin Angin Untuk Menyediakan Daya Kamera Pemantauan Bawah Laut
Di Kepulauan Riau. Teknik Elektro UMRAH, 1–14.
Glasersfeld, E. V. (1989). Cognition, Construction of Knowledge, and Teaching.
(80(1)), 1–15.
Kumara, I. N. S. (2017). Pembangkit Listrik Tenaga Surya Skala Rumah Tangga
Urban Dan. Research Gate, 9(July 2010), 68–75.
Nakhoda, Y. I. (2015). Rancang Bangun Kincir Angin Pembangkit Tenaga Listrik
Sumbu Vertikal Savonius Portabel Menggunakan Generator Magnet
Permanen. Industri Inovatif, 19–24.
Nugroho, Y. . (2015). Analisis Pengisian Baterai Pada Rancang Bangun Turbin
Angin Poros Vertikal Tipe Savonius Untuk Pencatuan Beban Listrik.
Penelitian Turbin Angin Hybrid. 3, 1–4.
Rosyadi, I. (2015). Pengoptimalan Operasi Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida
Surya - Angin Untuk Mengurangi Excess Electricity Menggunakan Mix
Integer Linear Programming. Transmisi, 17(4), 186–193.
Saugi, D. I. P. (2012). Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya. 10, 169–
180.
Setiawan, Rakhmat. (2017). Cadangan Energi Indonesia Menipis, Saatnya Melek
Energi Terbarukan. Diambil 7 Maret 2019, dari Reformier: https://www.
cakmat.com/599aefc15af02c183e6ca1d2/cadangan-energi-indonesia-
menipis-saatnya-melek-energi-terbarukan
Sijabat, T. W. S. (2018). Kerjasama ASEAN Power Grid dalam Meningkatkan
Ketahanan Listrik di Indonesia. JOM FISIP, 5, 1–11. Diambil dari http://e-
journal.uajy.ac.id/14649/1/JURNAL.pdf
Siregar, I. H. (2014). Komparasi Kinerja Turbin Angin Sumbu Vertikal Darrieus
Tipe- H Dengan Bilah Profil NACA 0018 Dengan dan Tanpa Wind
Deflector. Cylinder: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 1(1), 28–34.
Sitorus, B. D. P., Santosa, A. W. B., & Rindo, G. (2015). Analisa Teknis Dan
Ekonomis Penggunaan Wind Turbine Dan Solar Cell Pada Kapal Perikanan.
Jurnal Teknik Perkapalan, 3(1), 55–62. Diambil dari
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval/article/view/7905
Soelaiman, F. (2007). Perancangan, Pembuatan, dan Pengujian Prototype SKEA
Menggunakan Rotor Savonius dan Winside untuk Penerangan Jalan tol.
Jurnal Rekayasa Industri, 3, 1–3.Syahrial. (2011). Handbook of Energy &
Economic Statistics of Indonesia. Diambil 6 Maret 2019, dari
https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-handbook-of-energy-
economic-statistics-of-indonesia-2012-dcexnjb.pdf
Syahrial, S., Waluyo, W., & Fakhrullah, A. F. (2018). Studi Kapasitas Daya
Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida Angin dan Surya Berkapasitas 6 kW
berdasarkan Skenario Cuaca. ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik,
Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika, 6(1), 61.
https://doi.org/10.26760/elkomika.v6i1.61
Tota-Maharaj, K., Ramkissoon, R., & Manohar, K. (2012). Economical Darrieus
straight bladed vertical axis wind turbine for renewable energy applications.
Journal of the Energy Institute, 85(3), 156–162.
https://doi.org/10.1179/1743967112z.00000000030
Winarto, F. . (2014). Turbin Angin Sumbu Vertikal Tipe Hybrid antara Savonius
dan Darrieus Sebagai Alternatif Pembangkitan Listrik Tenaga Angin di
Indonesia. Diambil March 7, 2019, dari Sekolah Vokasi IGM website:
https://repository.ugm.ac.id/id/eprint/135886
Zarory, H., Wijaya, F. D., & Sutopo, B. (2014). Kendali Penyimpan Energi
Listrik untuk Aplikasi Mikrogrid. Jnteti, 3(2), 146–151.

Anda mungkin juga menyukai