Teknologi Hibrida Turbin Savonius-Darreieus Dan Panel Surya Sebagai Penyedia Daya Penerangan - Intan Fauziah Dan Zeqy Zulhaqy
Teknologi Hibrida Turbin Savonius-Darreieus Dan Panel Surya Sebagai Penyedia Daya Penerangan - Intan Fauziah Dan Zeqy Zulhaqy
Krisis energi merupakan salah satu persoalan besar yang dihadapi oleh negara Indonesia dunia pada
saat ini. Pemanfaatan perkembangan teknologi yang ada dapat menjadi solusi atas permasalahan tersebut.
Salah satunya pemanfaatan teknologi hibrida dan surya. Kedua energi tersebut merupakan energi terbarukan
yang dapat mengurangi efek negatif terhadap lingkungan (Tota-Maharaj dkk, 2012). Pengembangan energi
terbarukan dapat digunakan untuk mendampingi atau mensubtitusi penggunaan bahan bakar minyak yang
persediaannya mulai menipis (Setiawan, 2017).
Letak geografis dan astronomis Indonesia menjadikan potensi energi terbarukan khususnya energi
angin dan surya tersedia sepanjang tahun (Fauzi dkk, 2013).
Potensi energi :
- kecepatan rata-rata angin yang mencapai angka 3,73 m/s atau setara denga 13,428 km/jam (Syahrial
dkk, 2018)
- potensi energi surya sebesar 4,5 kW/m2/hari (Kumara, 2017).
Energi angin dan surya dapat dioptimalkan menggunakan teknologi hibrida.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari penulisan karya ilmiah ini adalah:
- Bagaimana caranya agar kita dapat mengembangkan teknologi hibrida pada konsep turbin savonius
darrieus sebagai penyedia penerangan
GAGASAN UTAMA
Gagasan ini merupakan pengembangan teknologi hibrida angin dan surya yang mengombinasikan turbin
vertikal Savonius-Darrieus dengan panel surya poliskritalin. Konsep alat ini didesain seperti lampu
penerangan yang dilengkapi fitur kontrol untuk otomatisasi distribusi dan pengamanan. Gagasan ini sangat
cocok diterapkan di Indonesia dengan potensi energi angin dan surya yang tersedia sepanjang tahun.
Implementasi alat ini dapat menjadi solusi atas berbagai macam permasalahan listrik.
Turbin Savonius-Darrieus
Turbin ini merupakan kombinasi dari dua jenis Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV) yaitu
Savonius dan Darrieus. Turbin ini dapat berputar dengan menerima angin dari segala arah dengan:
- kecepatan minimum bekisar : 3,24 m/s
- setara dengan : 11,664 km/jam
Kombinasi kedua jenis turbin menjadikan kerja putaran turbin lebih efektif karena mengompensasi
kekurangannya satu sama lain.
Gambar berikut menunjukan skema pendorongan gaya drag pada bilah Savonius.
Karena kelengkungannya, bilah mengalami kekurangan gaya drag ketika bergerak melawan angin
dibandingkan ketika bilah bergerak searah angin (Soelaiman, 2007).
Kondisi ini menjadikan efisiensi putarnya rendah yaitu 15% dari energi total yang mengenai bilah (Nugroho,
2015). Kekurangan ini dikompensasi oleh putaran bilah Darrieus dengan bentuk airfoil-nya yang
menghasilkan gaya aerodinamis angkat dengan efisiensi putaran yang baik (Winarto, 2014).
Gambar berikut menunjukkan dua tipe dari bilah Darrieus
Gambar berikut menunjukkan topologi Generator Fluks Aksial 6 kutub dengan sebuah stator berada di
antara dua rotor yang berputar.
Photovoltaic
Photovoltaic merupakan alat yang berfungsi sebagai konversi energi surya menjadi energi listrik.
Alat ini memiliki beberapa lapisan material semikonduktor tapis yang biasanya berbahan silikon. Pada
aplikasinya sel surya disusun sedemikian rupa sehingga membentuk Panel Surya (Girsang dkk, 2017).
Cahaya yang jatuh pada sel surya menghasilkan elektron bermuatan positif dan hole bermuatan
negatif. Elektron dan hole mengalir membentuk arus listrik. Prinsip ini dikenal sebagai prinsip photoelectric
(Sitorus dkk, 2015).
Gambar berikut menunjukkan diagram blok dari prinsip kerja bagian kontroler.
Battery Charging Controller
Battery Charging Controller (BCC) berfungsi untuk mengatur lalu lintas listrik dari pembangkit ke
baterai. BCC mengatur overcharging (kelebihan pengisian dan kelebihan tegangan) dari panel surya dan
turbin angin. Pemasangan ini mengurangi risiko kerusakan pada bateri akibat overcharging dan
ketidakstabilan tegangan. Bateri umumnya di-charge pada tegangan 14-14,7 VDC (Girsang dkk, 2017).
Mikrokontroler yang digunakan adalah ATMEGA328 dengan board Arduino yang bertujuan untuk
mempermudah pengendalian sistem. Mikrokontroler berfungsi sebagai autoswicthing distribusi daya atau
pengatur proses pemindahan sumber energi listrik yang satu ke sumber listrik cadangan sesuai perintah
program (Fahmiah, 2016), serta sebagai autoswitching penyuplaian daya kepada beban seperti penggunaan
lampu taman dengan sensor cahaya. Selain itu, mikrokontroler ini pun berfungsi sebagai sistem pengamanan
ketika perangkat menerima kondisi di luar normal. Sistem ini menggunakan sensor getaran, sensor panas
juga sensor angin untuk mengantisipasi alat terkena kondisi alam yang tak terduga. Sistem peralatan yang
dikendalikan dengan otomatisasi akan memberikan keuntungan dalam efisiensi, keamanan, dan ketelitian
(Fahmiah, 2016).
Blok diagram sistem hibrida angin dan surya (Syahrial dkk, 2018)
Sebelum disimpan dalam baterai kemudian disuplai ke beban, keluaran energi listrik melalui
perangkat kontroler terlebih dahulu yaitu Battery Charging Controller (BCC) dan mikrokontroler yang
berfungsi sebagai pengatur lalu lintas listrik, otomatisasi sistem distribusi daya dan sistem pengamanan
perangkat. Ketika baterai dalam keadaan kosong atau kurang dari batas maksimal, BCC akan mengalirkan
listrik menuju baterai dan beban. Namun ketika baterai sudah terisi penuh, BCC akan langsung
mengarahkan listrik menuju beban (Girsang & Pramana, 2017). Energi yang disalurkan berupa tegangan DC
atau tegangan AC setelah dirubah melalui inverter.
Gambar berikut menunjukkan desain konsep hibrida pohon cerdas turbin Savonius-Darrieus dan panel
surya.
Gambar 3.4 Desain Hibrida Pohon Turbin Savonius-Darrieus dan Panel Surya
Gagasan konsep Pengembangan Hibrida Pohon Cerdas Turbin Savonius-Darrieus dan Panel Surya
mampu menangkap angin dari segala arah dengan kecepatan yang minimum. Ditambah potensi energi angin
yang tersedia sepanjang tahun di Indonesia. Prototipe ini diletakan di sisi bagian jalan sebagai lampu
penerangan yang belum ada sebelumnya. Dimensi dan jarak antar tiang prototipe dirancang sesuai dengan
standar penerangan jalan umum di Indonesia.
Untuk memenuhi potensinya prototipe ini bisa juga dikelola oleh Dinas Perhubungan yang
bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat dan Dinas Pekerjaan Umum.
Perkiraan kontribusi ketercapaian elemen SDGs pada implementasi gagasan ini sebagaimana
topologi sebaran manfaat di atas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Affordable and Clean Energy (Energi Bersih dan Terjangkau)
Elemen ini memiliki peluang yang cukup tinggi karena alat ini bekerja dengan sumber
energi utama dari alam yaitu energi angina dan surya. Kedua energi ini terjangkau karena mudah
didapatkan dan gratis tersedia di alam.
2. Suistanable Cities and Communities (Kota dan Komunitas Berkelanjutan)
Elemen ini memiliki peluang yang cukup signifikan. Peluang ini muncul dari daya yang
disuplai pada penerangan desa sehingga desa dapat mengembangkan wilayahnya dan juga
masyarakatnya.
3. Climate Action (Penanganan Perubahan Iklim)
Adanya gagasan ini memiliki peluang yang cukup tinggi dalam mengsubtitusi penggunaan
energi fosil. Kondisi ini disebabkan alat bekerja oleh energi angin dan surya sebagai sumber energi
utama. Alasan ini akan mendukung tercapainya elemen penanganan perubahan iklim.
4. Decent Work and Economic (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi)
Penerapan alat sebagai penyedia daya penerangan desa mandiri akan memudahkan
masyarakat dalam pengembangkan produktivitasnya, sehingga masyarakat memiliki peluang yang
cukup baik dalam mendapatkan pekerjaan layak. Kondisi ini pun akan mendorong pertumbuhan
ekonomi masyarakat di desa tersebut.
5. Quality Education (Pendidikan Berkualitas)
Adanya penerangan desa mandiri memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar di
malam hari, baik belajar di rumah atau pun belajar agama seperti di masjid. Kondisi ini akan
mendukung peningkatan kualitas pendidikan anak-anak di desa tersebut.
6. Partnership for The Goals (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Kesimpulan
Gagasan desain pengembangan hibrid pohon cerdas turbin
Savonius-Darrieus dan panel surya ini mampu menangkap angin dari
segala arah dengan kecepatan angin rendah. Turbin Savonius yang
berputar pada kecepatan angin 3 m/s (10,8 km/jam) dipadukan dengan
Turbin Darrieus yang berputar pada kecepatan angin 4 m/s (14,4 km/jam),
menjadikan kecepatan putaran angin yang diperlukan untuk memutarkan
generator sehingga menghasilkan energi listrik adalah sekitar 3,24 m/s
(11,664 km/jam). Potensi energi surya di Indonesia pun cukup baik dari
radiasi matahari lebih dari 0,397 kW/m 2 berpeluang 92,97%. Maka
prototipe hibrida turbin angin dan panel surya ini cocok untuk
diimplemenetasikan di berbagai macam tempat. Daya keluaran yang
diharapkan berkisar 2 kWh dari kedua jenis pembangkit, sehingga mampu
menyuplai kebutuhan listrik dan penerangan. Prototipe ini pun didesain
dengan kontroler sebagai otomatisasi penyuplaian daya dan sistem
pengamanan.
Daftar Pustaka