Oleh :
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemasangan
Buck Booster Converter dalam Rancang Bangun Hybrid Solar Cell dengan Wind Turbin
Darrius Vertical Tipe H.
1.4. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah kita dapat mengetahui bahwa
Buck Booster Converter tersebut dapat berfungsi maksimal dalam menstabilkan tegangan
yang fluktuatif dari Energi Angin dan Matahari dalam pemanfaatan sistem hibrida Angin
dan Matahari.
1.5. Batasan Masalah
Untuk membatasi cakupan materi dalam penelitian ini, maka dibuat Batasan masalah
sebagai berikut :
a. Penelitian ini hanya befokus pada system hybrid solar-wind dengan penggunaan
spesifik dari panel surya dan turbin angin Darrius Vertical model tipe H
b. Penelitian ini hanya akan memasukkan aspek teknis tanpa memasukan analisis
ekonomi maupun lingkungan.
c. Penelitian ini dalam pengukuran kinerja system hanya berfokus pada efesiensi
konversi energi atau output daya
b. Turbin Angin
Turbin angin mengonversi energi kinetik angin menjadi listrik. Ketika angin
berhembus, turbin angin akan berputar, dan gerakan tersebut akan diubah menjadi
energi listrik melalui generator yang terpasang pada turbin. Turbin angin biasanya
dipasang di daerah yang memiliki angin cukup kuat dan konsisten.
d. Pengonversi Energi
Pengonversi energi, seperti inverter dan controller, digunakan untuk mengatur
aliran listrik dari panel surya dan turbin angin ke sistem listrik rumah atau grid.
Pengonversi energi juga dapat mengatur tegangan dan arus agar sesuai dengan
kebutuhan sistem.
b. Prinsip Kerja
Ketika angin melewati turbin, gaya aerodinamis menyebabkan bilah-bilah
berputar mengelilingi sumbu vertikal. Gerakan rotasi ini diubah menjadi energi
mekanik yang kemudian dikonversi menjadi energi listrik oleh generator yang
terpasang pada turbin.
c. Efisiensi Variabel
Efisiensi turbin Darrieus dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kecepatan
angin, bentuk bilah, dan rasio aspek (rasio tinggi turbin terhadap lebar bilah).
Biasanya, turbin Darrieus memiliki efisiensi yang lebih tinggi pada kecepatan angin
rendah hingga menengah.
d. Keuntungan
Tidak memerlukan penyesuaian aktif terhadap arah angin.
Dapat diintegrasikan dengan mudah dalam lingkungan urban atau lokasi
dengan angin bervariasi.
Desainnya yang kompak membuatnya cocok untuk aplikasi di area terbatas.
Mampu beroperasi pada kecepatan angin yang relatif rendah.
e. Keterbatasan
Efisiensi relatif rendah dibandingkan dengan turbin angin horizontal tertentu.
Tergantung pada angin yang berputar dengan kecepatan konsisten dan stabil
untuk kinerja yang optimal.
Memiliki momen torsi yang tidak seragam yang dapat menyebabkan getaran
dan keausan yang lebih besar pada struktur.
Turbin angin Darrieus vertikal tipe H adalah variasi dari desain Darrieus yang
umumnya memiliki bentuk seperti huruf "H" jika dilihat dari samping. Tipe H ini
memiliki dua bilah Darrieus yang diatur sejajar dengan sumbu vertikal, dengan satu
bilah di bagian atas dan satu lagi di bagian bawah. Desain ini dapat memberikan
stabilitas tambahan dan efisiensi yang lebih baik dalam kecepatan angin tertentu.
Dengan demikian, turbin angin Darrieus vertikal tipe H adalah turbin angin yang
mempertahankan karakteristik dasar dari turbin Darrieus, tetapi dengan variasi dalam
konfigurasi bilahnya untuk meningkatkan kinerja dan stabilitas.
a. Prinsip Kerja
Buck-boost converter menggunakan prinsip sakelar PWM (Pulse Width
Modulation) untuk mengubah tegangan input menjadi tegangan keluaran yang
diinginkan. Sakelar dalam buck-boost converter beroperasi dalam dua mode: mode
buck (menurunkan tegangan) dan mode boost (menaikkan tegangan), tergantung pada
kondisi tegangan input dan output.
b. Transistor Sakelar
Buck-boost converter menggunakan transistor sebagai sakelar untuk mengatur
arus listrik melalui induktor. Ketika transistor dalam keadaan terbuka, energi
disimpan dalam induktor. Ketika transistor ditutup, energi diserap kembali oleh
sirkuit, menghasilkan tegangan yang sesuai di luar.
d. Regulasi Tegangan
Buck-boost converter mampu menghasilkan tegangan keluaran yang tetap atau
dapat diatur tergantung pada konfigurasi dan kontrolnya. Ini memungkinkan
pengaturan tegangan yang presisi sesuai dengan kebutuhan sistem.
e. Aplikasi
Buck-boost converter sering digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk
sistem daya portabel, sistem tenaga terbarukan, sistem penyimpanan energi, dan
lainnya. Dalam konteks sistem hybrid solar-wind, buck-boost converter dapat
digunakan untuk mengatur tegangan yang dihasilkan oleh panel surya dan turbin
angin agar sesuai dengan kebutuhan sistem atau jaringan.
f. Keuntungan
1. Fleksibilitas dalam mengatur tegangan keluaran.
2. Efisiensi tinggi dalam mengkonversi energi.
3. Ukuran fisik yang relatif kecil dan bobot yang ringan.
4. Biaya yang relatif rendah.
g. Keterbatasan:
1. Meningkatkan kompleksitas sirkuit dan kontrol.
2. Dapat menghasilkan noise atau interferensi elektromagnetik (EMI) yang
membutuhkan perhatian khusus dalam desain sistem.
Dengan demikian, buck-boost converter adalah komponen penting dalam sistem daya
modern, terutama dalam konteks sistem hybrid solar-wind di mana fleksibilitas dalam
mengatur tegangan merupakan hal yang sangat penting.
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
Identifikasi Masalah
Perancangan Alat
Realisasi Alat
Sesuai
Selesai
3.4. Perancangan Alat
1. Persiapan Alat
a. Desain model sistem pembangkit listrik hybrid solar cell dan turbin angin
vertikal model Darrieus tipe H
b. Survey lokasi yang akan digunakan untuk mendirikan pembangkit listrik
tenaga hybrid.
c. Membeli perlengkapan dan alat yang digunakan.
d. Menyiapkan instrumen dan alat ukur.
Sumber Energi
Turbin Angin dan Buck Boost
Alam (Surya & Sensor Arus Control Box Inverter Beban
Panel Surya Converter
Angin)
3. Pengujian Alat
a. Pengambilan data dilakukan pada pukul 07.00 – 16.00 WIB.
b. Saat mulai running, solar power meter akan menangkap posisi intensitas
energi cahaya yang terbesar.
c. Ukur arus, voltase keluaran, dan intensitas energi surya dengan
menggunakan multimeter, dan solar power meter.
d. Gunakan Buck Boost Converter untuk mengoptimalkan stabilitas tegangan
keluaran dari panel surya dan turbin angin.
e. Saat mulai running turbin angin akan menangkap angin dan akan berputar.
f. Ukur arus, voltase keluaran, kecepatan angin, temperatur angin dengan
menggunakan multimeter dan anemometer.
g.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Rancang Bangun Sistem Pembangkit Listrik Hybrid Solar Cell Dan Turbin Angin
Vertikal Model Darrieus Tipe H Di Pesisir Pantai Tamban Kabupaten Malang.
Analyn N. Yumang, Charmaine C. Paglinawan, Arnold C. Paglinawan, Glenn O.
Avendaño, Jose Angelo C. Esteves, Jan Ralley P. Pagaduan, Jesse Dave S. Selda .
[2] Implementasi Buck-Boost Converter Pada Hybrid Turbin Angin Savonius Dan Panel
Surya. Anggara Trisna Nugraha 1 Dan Irgi Achmad.
[3] Performance Analysis Of A Hybrid Renewable-Energy System For Green Buildings
To Improve Efficiency And Reduce Ghg Emissions With Multiple Scenarios.