Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL SKRIPSI

RANCANG BANGUN HYBRID SOLAR CELL DENGAN WIND TURBIN DARRIUS


VERTICAL MODEL TIPE H MENGGUNAKAN BUCK BOOSTER CONVERTER

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan


pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro

Oleh :

Angga Haganta Sitepu


NIM. 170402112

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATER UTARA
MEDAN
2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Energi listrik memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup manusia. Tingkat
perkembangan suatu negara dalam sektor industri maupun masyarakat bisa digambarkan
juga dari tingkat penggunaan listrik negaranya. Di Indonesia peningkatan konsumsi
listrik setiap tahunnya diperkirakan meningkat. Untuk mengatasi peningkatan konsumsi
listrik setiap tahunnya, kita dapat menggunakan energi terbarukan, mengingat
ketersediaan minyak bumi yang mulai menipis. Sebagai alternatif, energi terbarukan bisa
berasal dari sumber – sumber yang telah tersedia secara alami, seperti angin, matahari
dan lainnya.
Energi angin dan matahari merupakan salah satu energi terbarukan yang kini banyak
dikembangkan di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. Energi matahari
adalah sumber energi yang paling utama untuk kehidupan manusia dan terjamin
keberadaannya di muka bumi. Energi yang dipancarkan oleh matahari dihasilkan dari
reaksi fusi, yaitu penggabungan 4 inti Hidrogen menjadi inti Helium yang terjadi di dalam
inti matahari. Jika dihitung dengan menggunakan Hukum Stefan-Boltzmann, total energi
yang memancar dari seluruh permukaan Matahari pada saat ini sama dengan 3,8 x 1026
watt. Pengubahan energi matahari menjadi listrik dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu
melalui sel surya dan pembangkit listrik tenaga matahari. Dan Energi angin merupakan
sumber energi yang bisa diperbaharui dikarenakan angin akan terus berhembus selama
matahari bersinar. Energi angin bisa diubah menjadi energi mekanik untuk menghasilkan
usaha. Penggunaan energi angin telah dimulai sejak abad ke 7 SM oleh bangsa Persia,
yaitu dengan membuat kincir angin yang pertama di dunia. Energi angin tidak
menimbulkan polusi dan termasuk sumber energi yang dapat diperbaharui, maka banyak
negara di bumi seperti Jerman, Denmark, India, China, dan Amerika Serikat membangun
turbin angin sebagai sumber tenaga listrik tambahan.
Pada penelitian sebelumnya yang berjudul Rancang Bangun Sistem Pembangkit
Listrik Hybrid Solar Cell Dan Turbin Angin Vertikal Model Darrieus Tipe H Di Pesisir
Pantai Tamban Kabupaten Malang (2020) didapatkan hasil bahwa Model hybrid ini dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik per rumah tangga rata-rata untuk
penerangan sebesar 1 KWh / hari di daerah pesisir pantai tamban dengan performa dari
pembangkit listrik hybrid solarcell dan turbin angin variasi 4 blade, yaitu menghasilkan
efisiensi sebesar 52,01% dalam 1 hari (07.00 – 16.00) dan untuk performa dari
pembangkit listrik hybrid solarcell dan turbin angin variasi 6 blade menghasilkan efisiensi
sebesar 51,66% dalam 1 hari (07.00 – 16.00)[1].
Peneletian lainnya dengan judul Implementasi Buck-Boost Converter pada Hybrid
Turbin Angin Savonius dan Panel Surya (2022) menyatakan bahwa buck boost converter
dapat berfungsi dan dapat digunakan dalam penstabilan tegangan keluaran panel surya
dan turbin angin[2].
Lalu penelitian dengan judul Performance Analysis of a Hybrid Renewable-Energy
System for Green Buildings to Improve Efficiency and Reduce GHG Emissions with
Multiple Scenarios (2023) menyatakan bahwa tenaga surya dan angin, mungkin lebih
berhasil dibandingkan sistem nonhibrida dalam mempercepat transisi dari sumber energi
konvensional ke energi terbarukan dengan tantangan utama nya adalah tentang
keberlanjutan[3].
Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka penelitian ini akan membahas Perancangan
Hybrid Solar Cell dengan Wind Turbin Darrius Vertical Tipe H menggunakan Buck
Booster Converter dalam upaya transisi energi yang lebih hijau dan pemanfaatan buck
booster untuk mencapai hasil tegangan yang lebih maksimal dalam satu tujuan untuk
keberlanjutan energi terbarukan.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah bagaimana
pengaruh pemasangan Buck Booster Converter dalam Rancang Bangun Hybrid Solar
Cell dengan Wind Turbin Darrius Vertical Tipe H.

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemasangan
Buck Booster Converter dalam Rancang Bangun Hybrid Solar Cell dengan Wind Turbin
Darrius Vertical Tipe H.

1.4. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah kita dapat mengetahui bahwa
Buck Booster Converter tersebut dapat berfungsi maksimal dalam menstabilkan tegangan
yang fluktuatif dari Energi Angin dan Matahari dalam pemanfaatan sistem hibrida Angin
dan Matahari.
1.5. Batasan Masalah
Untuk membatasi cakupan materi dalam penelitian ini, maka dibuat Batasan masalah
sebagai berikut :
a. Penelitian ini hanya befokus pada system hybrid solar-wind dengan penggunaan
spesifik dari panel surya dan turbin angin Darrius Vertical model tipe H
b. Penelitian ini hanya akan memasukkan aspek teknis tanpa memasukan analisis
ekonomi maupun lingkungan.
c. Penelitian ini dalam pengukuran kinerja system hanya berfokus pada efesiensi
konversi energi atau output daya

1.6. Skematika Penulisan


Adapun skematika penulisan tugas akhir ini dalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan skematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang .
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang tempat dan waktu penelitian, bahan dan
peralatan, metodologi, perancangan alat.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang hasil perancangan alat Hybrid Solar Cell dengan
Wind Turbin Darrius Vertical Model Tipe H menggunakan Buck Booster
Converter.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini bersikan tentang kesimpulan yang didapatkan dari hasil
perancangan alat Hybrid Solar Cell dengan Wind Turbin Darrius Vertical
Model Tipe H menggunakan Buck Booster Converter.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Sistem Hybrid Solar-Wind


Sistem hybrid solar-wind adalah sistem yang menggabungkan dua sumber
energi terbarukan utama, yaitu energi surya (solar) dan energi angin (wind), untuk
memenuhi kebutuhan energi. Dalam sistem ini, panel surya dan turbin angin
digunakan bersama-sama untuk menghasilkan listrik, memanfaatkan keunggulan
masing-masing sumber energi untuk menciptakan sistem yang lebih andal dan efisien.

Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang sistem hybrid solar-wind:

a. Panel Surya (Solar PV)


Panel surya mengonversi energi matahari menjadi listrik menggunakan efek
fotovoltaik. Ketika sinar matahari jatuh ke panel surya, fotovoltaik di dalam panel
tersebut menghasilkan arus listrik. Panel surya umumnya dipasang di atap bangunan
atau di lahan terbuka yang terkena sinar matahar i secara langsung.

b. Turbin Angin
Turbin angin mengonversi energi kinetik angin menjadi listrik. Ketika angin
berhembus, turbin angin akan berputar, dan gerakan tersebut akan diubah menjadi
energi listrik melalui generator yang terpasang pada turbin. Turbin angin biasanya
dipasang di daerah yang memiliki angin cukup kuat dan konsisten.

c. Baterai Penyimpan Energi


Sistem hybrid solar-wind sering kali menggunakan baterai untuk menyimpan
energi yang dihasilkan oleh panel surya dan turbin angin. Baterai ini digunakan untuk
menyimpan energi berlebih saat produksi energi melebihi konsumsi, dan kemudian
menyediakan energi saat produksi energi di bawah konsumsi.

d. Pengonversi Energi
Pengonversi energi, seperti inverter dan controller, digunakan untuk mengatur
aliran listrik dari panel surya dan turbin angin ke sistem listrik rumah atau grid.
Pengonversi energi juga dapat mengatur tegangan dan arus agar sesuai dengan
kebutuhan sistem.

Keunggulan sistem hybrid solar-wind termasuk diversifikasi sumber energi,


stabilitas sistem, pengurangan fluktuasi daya, peningkatan ketersediaan energi, dan
reduksi emisi gas rumah kaca. Namun, tantangan dalam implementasi sistem ini
termasuk kesesuaian lokasi dan ketersediaan sumber energi, kompleksitas
pengelolaan dan kontrol sistem, biaya investasi awal, biaya operasional, dan efisiensi
teknologi penyimpanan energi.

2.1. Turbin Angin Darrieus Vertikal Tipe H


Turbin angin Darrieus adalah jenis turbin angin vertikal yang ditemukan oleh Georges
Darrieus pada tahun 1925. Turbin ini memiliki bentuk seperti kincir angin vertikal
dengan bilah melengkung yang tersusun sejajar dengan sumbu vertikal. Turbin
Darrieus sering kali dianggap sebagai salah satu desain turbin angin vertikal yang
paling ikonik.

Karakteristik Turbin Angin Darrieus Vertikal Tipe H:


a. Bentuk Melengkung
Bilah-bilah turbin Darrieus memiliki bentuk melengkung yang menyerupai
huruf "S". Bentuk ini memungkinkan turbin untuk menangkap angin dari segala arah
tanpa harus diarahkan secara aktif ke arah angin.

b. Prinsip Kerja
Ketika angin melewati turbin, gaya aerodinamis menyebabkan bilah-bilah
berputar mengelilingi sumbu vertikal. Gerakan rotasi ini diubah menjadi energi
mekanik yang kemudian dikonversi menjadi energi listrik oleh generator yang
terpasang pada turbin.

c. Efisiensi Variabel
Efisiensi turbin Darrieus dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kecepatan
angin, bentuk bilah, dan rasio aspek (rasio tinggi turbin terhadap lebar bilah).
Biasanya, turbin Darrieus memiliki efisiensi yang lebih tinggi pada kecepatan angin
rendah hingga menengah.
d. Keuntungan
 Tidak memerlukan penyesuaian aktif terhadap arah angin.
 Dapat diintegrasikan dengan mudah dalam lingkungan urban atau lokasi
dengan angin bervariasi.
 Desainnya yang kompak membuatnya cocok untuk aplikasi di area terbatas.
 Mampu beroperasi pada kecepatan angin yang relatif rendah.
e. Keterbatasan
 Efisiensi relatif rendah dibandingkan dengan turbin angin horizontal tertentu.
 Tergantung pada angin yang berputar dengan kecepatan konsisten dan stabil
untuk kinerja yang optimal.
 Memiliki momen torsi yang tidak seragam yang dapat menyebabkan getaran
dan keausan yang lebih besar pada struktur.

Turbin angin Darrieus vertikal tipe H adalah variasi dari desain Darrieus yang
umumnya memiliki bentuk seperti huruf "H" jika dilihat dari samping. Tipe H ini
memiliki dua bilah Darrieus yang diatur sejajar dengan sumbu vertikal, dengan satu
bilah di bagian atas dan satu lagi di bagian bawah. Desain ini dapat memberikan
stabilitas tambahan dan efisiensi yang lebih baik dalam kecepatan angin tertentu.

Dengan demikian, turbin angin Darrieus vertikal tipe H adalah turbin angin yang
mempertahankan karakteristik dasar dari turbin Darrieus, tetapi dengan variasi dalam
konfigurasi bilahnya untuk meningkatkan kinerja dan stabilitas.

2.2. Buck Booster Converter


Buck-boost converter adalah jenis converter DC-DC yang digunakan untuk
mengubah tegangan listrik DC dari satu tingkat tegangan ke tingkat tegangan yang
lebih tinggi atau lebih rendah, tergantung pada kebutuhan. Ini adalah alat yang sangat
berguna dalam sistem daya yang membutuhkan fleksibilitas dalam mengatur tegangan
keluaran, terutama dalam sistem tenaga terbarukan seperti sistem hybrid solar-wind.
Gambar 1. Rangkaian Buck Booster Converter

Karakteristik Buck-Boost Converter:

a. Prinsip Kerja
Buck-boost converter menggunakan prinsip sakelar PWM (Pulse Width
Modulation) untuk mengubah tegangan input menjadi tegangan keluaran yang
diinginkan. Sakelar dalam buck-boost converter beroperasi dalam dua mode: mode
buck (menurunkan tegangan) dan mode boost (menaikkan tegangan), tergantung pada
kondisi tegangan input dan output.

b. Transistor Sakelar
Buck-boost converter menggunakan transistor sebagai sakelar untuk mengatur
arus listrik melalui induktor. Ketika transistor dalam keadaan terbuka, energi
disimpan dalam induktor. Ketika transistor ditutup, energi diserap kembali oleh
sirkuit, menghasilkan tegangan yang sesuai di luar.

c. Induktor dan Kapasitor


Induktor dan kapasitor adalah komponen kunci dalam buck-boost converter.
Induktor digunakan untuk menyimpan energi sementara kapasitor bertindak sebagai
penyaring tegangan, menghasilkan tegangan keluaran yang lebih halus dan stabil.

d. Regulasi Tegangan
Buck-boost converter mampu menghasilkan tegangan keluaran yang tetap atau
dapat diatur tergantung pada konfigurasi dan kontrolnya. Ini memungkinkan
pengaturan tegangan yang presisi sesuai dengan kebutuhan sistem.

e. Aplikasi
Buck-boost converter sering digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk
sistem daya portabel, sistem tenaga terbarukan, sistem penyimpanan energi, dan
lainnya. Dalam konteks sistem hybrid solar-wind, buck-boost converter dapat
digunakan untuk mengatur tegangan yang dihasilkan oleh panel surya dan turbin
angin agar sesuai dengan kebutuhan sistem atau jaringan.
f. Keuntungan
1. Fleksibilitas dalam mengatur tegangan keluaran.
2. Efisiensi tinggi dalam mengkonversi energi.
3. Ukuran fisik yang relatif kecil dan bobot yang ringan.
4. Biaya yang relatif rendah.

g. Keterbatasan:
1. Meningkatkan kompleksitas sirkuit dan kontrol.
2. Dapat menghasilkan noise atau interferensi elektromagnetik (EMI) yang
membutuhkan perhatian khusus dalam desain sistem.

Dengan demikian, buck-boost converter adalah komponen penting dalam sistem daya
modern, terutama dalam konteks sistem hybrid solar-wind di mana fleksibilitas dalam
mengatur tegangan merupakan hal yang sangat penting.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat pengerjaan tugas akhir ini dilakukan di Departemen Teknik Elektro
Universitas Sumatera Utara selama 1 bulan.

3.2. Bahan dan Peralatan


Bahan dan Peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
1. Tiang Penyangga
2. Turbin Angin Model Darrieus Tipe H (Blade 6 dan Blade 4)
3. Solar Cell 50 WP
4. Control Box / Sistem Kontrol
5. Battery Lithium dan Rangkaian Sistem Kontrol
6. Rangkaian Sistem Kontrol / Control Box
7. Inverter
8. Solar Charger Contoller
9. Lampu
10. Rangkaian Buck Boost Converter
3.3. Metodologi
Adapun Langkah-langkah ataupun cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mencapai
tujuan adalah sebagai berikut

Mulai

Identifikasi Masalah

Identifikasi Kebutuhan Alat

Perancangan Alat

Realisasi Alat

Uji Tidak Sesuai


Coba
Alat

Sesuai

Selesai
3.4. Perancangan Alat
1. Persiapan Alat
a. Desain model sistem pembangkit listrik hybrid solar cell dan turbin angin
vertikal model Darrieus tipe H
b. Survey lokasi yang akan digunakan untuk mendirikan pembangkit listrik
tenaga hybrid.
c. Membeli perlengkapan dan alat yang digunakan.
d. Menyiapkan instrumen dan alat ukur.

2. Cara Kerja Alat


Adapun cara kerja alat Rancang Bangun adalah:

Anemometer Generator Generator Data Logger

Sumber Energi
Turbin Angin dan Buck Boost
Alam (Surya & Sensor Arus Control Box Inverter Beban
Panel Surya Converter
Angin)

Solar Power Solar Charge Buck Boost


Battery
Meter Controller Converter

3. Pengujian Alat
a. Pengambilan data dilakukan pada pukul 07.00 – 16.00 WIB.
b. Saat mulai running, solar power meter akan menangkap posisi intensitas
energi cahaya yang terbesar.
c. Ukur arus, voltase keluaran, dan intensitas energi surya dengan
menggunakan multimeter, dan solar power meter.
d. Gunakan Buck Boost Converter untuk mengoptimalkan stabilitas tegangan
keluaran dari panel surya dan turbin angin.
e. Saat mulai running turbin angin akan menangkap angin dan akan berputar.
f. Ukur arus, voltase keluaran, kecepatan angin, temperatur angin dengan
menggunakan multimeter dan anemometer.
g.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Rancang Bangun Sistem Pembangkit Listrik Hybrid Solar Cell Dan Turbin Angin
Vertikal Model Darrieus Tipe H Di Pesisir Pantai Tamban Kabupaten Malang.
Analyn N. Yumang, Charmaine C. Paglinawan, Arnold C. Paglinawan, Glenn O.
Avendaño, Jose Angelo C. Esteves, Jan Ralley P. Pagaduan, Jesse Dave S. Selda .
[2] Implementasi Buck-Boost Converter Pada Hybrid Turbin Angin Savonius Dan Panel
Surya. Anggara Trisna Nugraha 1 Dan Irgi Achmad.
[3] Performance Analysis Of A Hybrid Renewable-Energy System For Green Buildings
To Improve Efficiency And Reduce Ghg Emissions With Multiple Scenarios.

Anda mungkin juga menyukai