Anda di halaman 1dari 7

HIBRID MICROGRID UNTUK MASA DEPAN YANG LEBIH RAMAH

LINGKUNGAN

Muhammad Restu Hibatullah1, Aryo Rivanto2


Jurusan Teknik Elektro Universitas Tidar, Magelang
Alamat: Jalan Kapten Suparman 39 Magelang 56116
muhammad.restu.hibatullah@students.untidar.ac.id
aryo.rivanto@students.untidar.ac.id

ABSTRAK
Krisis energi listrik yang berkaitan dengan meningkatnya jumlah penduduk di suatu
daerah yang secara tidak langsung akan meningkatkan jumlah konsumen energi
listrik. Selain mengurangi cadangan energi fosil juga diperlukan energi alternatif
dari sumber energi terbarukan. Masalahnya adalah dalam menggabungkan potensi
sumber energi terbarukan dengan generator diperlukan pembangkit listrik hibrid.
Sistem hybrid dengan generator sebagai pemanfaatan energi cadangan dinilai
kurang optimal karena ketika ada sebuah generator listrik defisit mengambil alih
semua daya yang terbuang di pembangkit energy terbarukan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menghasilkan desain sistem hybrid antara generasi energi surya,
energi angin dan generator sebagai dukungan (support) ketika terjadi defisit daya
energi generator terbarukan. Metode penelitian dalam desain sistem hybrid adalah
diagram blok desain yang terdiri dari panel surya, turbin angin, inverter, dan
generator. Pada tahap ini telah menghasilkan output penelitian dalam bentuk model
sistem pembangkit energi terbarukan hybrid dan generator, kemudian membuat
simulasi sirkuit dan pengukuran. Hasil dari penelitian ini adalah sistem hibrida yang
bekerja adaptif terhubung generator untuk sistem ketika defisit daya atau
meningkatnya beban untuk memberikan dukungan daya pada pembangkit energi
terbarukan.
Kata kunci : Hybrid, Energi terbaharukan, Mikrogrid

I. PENDAHULUAN mandiri, menghasilkan energi listrik


Struktur sistem tenaga listrik di berbagai berlebih, dan kemudian menjualnya ke
belahan dunia sedang dilanda perubahan PLN? Kurang lebih seperti itulah
yang signifikan di era sekarang ini. struktur sistem tenaga listrik yang
Walaupun di Indonesia belum terlalu sedang muncul di berbagai negara.
tampak, bukan tidak mungkin dalam Struktur yang seperti menghasilkan
beberapa tahun ke depan akan terasa klaster-klaster sistem tenaga kecil yang
perubahannya. Pernahkah kalian disebut sebagai microgrid. Berbeda
bayangkan kalau suatu hari daerah tempat dengan sistem tenaga konvensional
tinggal kalian memiliki sumber energi yang berukuran raksasa dan dikelola
listrik sendiri yang dikelola secara secara terpusat oleh satu pengelola (di
Indonesia, fungsi ini dijalankan oleh aksesibilitas terbatas. Hal inilah yang
PLN), microgrid sifatnya terdistribusi dan menjadi perhatian di sistem tenaga
bisa menjangkau daerah-daerah terpencil terdistribusi. Sistem tenaga
yang tidak terjamah grid utama. terdistribusi dibangun berdasarkan
Sistem pembangkit hibrid adalah suatu lokasi beban atau konsumen. Dimana
sistem pembangkit yang menggunakan konsumen berada, di situ atau di dekat
lebih dari satu jenis energi primer untuk situlah sistem tenaga dibangun. Karena
satu beban yang sama. Tujuan utama kedekatan dengan konsumen ini,
dikembangkan pembangkit hibrid adalah saluran transmisi dan distribusi praktis
untuk menjamin suplai energi primer pada tidak diperlukan lagi.
pembangkit sehingga produksi listrik juga Microgrid bukannya tanpa kelemahan
terjamin. Dari sisi lain dengan atau kekurangan. Namun, pada
menggunakan sistem hibrid ini maka kenyataannya pemanfaatan microgrid
pembangkit juga akan lebih efisien dan terus bertambah dengan pesat dan
ekonomis [1]. Sistem pembangkit hibrid menjadi solusi yang efektif untuk
yang terdiri dari beberapa jenis mengatasi kekurangan energi listrik di
pembangkit pada umumnya berbagai wilayah. Salah satu faktor
menggunakan baterai sebagai pendorongnya adalah biaya investasi
penyimpanan energi dan pengendali yang pembangkit berbasis energi terbarukan
mengoptimalkan pemakaian energi dari yang semakin turun. Hal ini karena
masing-masing sumber dan baterai teknologi terkait, seperti teknologi
disesuaikan dengan beban dan panel surya dan turbin angin, yang
ketersediaan energi dari sumber yang telah memasuki fase dewasa sehingga
digunakan [2]. dimungkinkan produksi masal dalam
Secara garis besar, terdapat perbedaan jumlah besar. Walaupun sumber energi
paradigma antara sistem tenaga berbasis di microgrid tidak harus berupa energi
pembangkit konvensional dengan sistem terbarukan, pertumbuhan pemanfaatan
tenaga “terdistribusi” ini. Sistem tenaga energi terbarukan yang sangat pesat [3]
konvensional dibangun berdasarkan akan tetap menjadi penggerak utama
lokasi sumber energi. Dimana sumber pertumbuhan microgrid di tahun-tahun
energi tersebut berada, di situlah mendatang.
pembangkit dibangun dan dari situlah Contoh microgrid di dunia nyata
dibangun saluran transmisi dan distribusi berada di PT ABB Power Grids
yang sangat panjang untuk menjangkau Indonesia, telah berhasil menerapkan
konsumen. Sayangnya, terkadang tidak solusi microgrid pertama di Indonesia
semua konsumen bisa terjangkau oleh untuk memastikan pasokan listrik yang
sistem ini, terutama konsumen di daerah berkelanjutan untuk operasi
terpencil dengan penambangan off-grid di fasilitas Indo
Tambangraya Megah (ITMG) yang
disebut Indominco Mandiri (IMM) di
Bontang, Kalimantan Timur.
Terbesar dari jenisnya di Indonesia, berpengaruh terhadap kinerja dinamis
microgrid ini memanfaatkan tenaga surya sistem. Sebuah single slack pada model
untuk membantu mengurangi jejak sistem DC dapat dibentuk dengan
karbon ITMG, dan menjadi salah satu kontrol slack yang dimodelkan sebagai
tonggak penting dalam komitmen impedans virtual dalam kawasan S.
perseroan untuk mengurangi emisi Skema pemodelan menggunakan
karbon, sekaligus mengurangi biaya metode impedans virtual diperlihatkan
operasional.[4]. pada Gbr. 4. Reg V(s) menyatakan
regulator tegangan loop terbuka dan
II. MICROGRID Reg I(s) menyatakan regulator arus
loop tertutup [8]
Microgrid merupakan sistem distribusi
skala kecil dengan gabungan macam- 𝑅𝑒𝑔(𝑠) = 𝑅𝑒𝑔 𝑉(𝑠). 𝑅𝑒𝑔 𝐼(𝑠).
macam sumber energi fosil dan energi Fungsi alih regulator arus dapat
baru terbarukan yang memiliki sistem disederhanakan dan dimodelkan
interkoneksi beban yang terdiri dari sebagai proses tunda orde pertama.
1
sumber energi terdistribusi yang meliputi 𝑅𝑒𝑔 𝐼(𝑆) =
1+TcS
mikro turbin, fuel cells, PV dan lain dengan Tc menyatakan pengaturan
sebagainya dengan media penyimpanan siklus dan Reg V(s) adalah regulator
energi: flywheels, kapasitor dan baterai tegangan linier loop terbuka yang dapat
serta beban yang fleksibel [5] [6] [7]. diimplementasikan dengan kontrol P,
kontrol P lead-lag, atau kontrol PI

III. METODE PENELITIAN


Penelitian dilakukan dengan
pengambilan data dan menganalisis
microgrid diambil dari berbagai
literatur dan data di pustaka. Pada
Gambar 1. Microgrid penelitian ini dimulai dengan
membuat desain rancangan awal
DC Microgrid sistem hibrid berupa blok diagram
yang terdiri dari panel surya, turbin
angin, generator, beban, dan baterai.

Gambar 2. DC Microgrid

Sistem DC micro grid terdiri atas terminal


daya dan terminal slack. Kontrol pada
terminal slack secara aktif dapat
Gambar 3. Blok diagram sistem hibrid pembangkit energi terbarukan maka
panel surya, turbin angin dan generator generator akan padam. Cara kerja
sistem ditunjukkan pada Tabel 1 dan 2.
Cara kerja sistem hibrid pada blok
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
diagram diatas adalah sebagai berikut :
4.1 Sistem Hibrid Generator Backup
Pembangkit energi terbarukan terdiri dari
Daya maksimum yang mampu
panel surya dan turbin angin, panel surya
dihasilkan panel surya 1000 W, turbin
berkapasitas 1 kW. Panel surya di atur
angin 1200 W dan generator 3520 W.
pada intensitas cahaya 300-1000 w/m2
Total daya hibrid yang dihasilkan
pada tegangan yang telah di stabilkan 120
sebesar 5720 W, generator digunakan
V, dan turbin angin berkapasitas 1,3 kW
sebagai backup apabila pembangkit
dengan kecepatan angin antara 3 – 4,2
energi terbarukan tidak mampu
m/s pada tegangan stabil 120 V, Kedua
menyuplai daya saat terjadi
pembangkit tersebut dihubungkan pada
penambahan beban.
bus kopel DC dengan perangkat full
bridge konverter yang berfungsi
menaikkan tegangan dari 120V menjadi
310 V. Tegangan DC keluaran dari full
bridge konverter 310 VDC kemudian
dirubah menjadi tegangan AC 220
VAC/50 Hz melalui inverter, hasil
tersebut merupakan proses konversi
sesuai dengan rumus konversi tegangan
DC-AC yaitu tegangan rata-rata yang Grafik 1 Efisiensi daya generator Vs
diperoleh dari√(1/2) VMax. Total daya energi terbarukan (%)
dari inverter 725 W - 2200 W berasal dari
panel surya dan turbin angin. Generator Komposisi masing-masing pembangkit
3,5 kW dan inverter terhubung pada bus sesuai dengan keadaan beban yang
kopel AC dimana beban-beban terhubung telah ditentukan seperti pada Grafik 2.
Terlihat bahwa pada saat beban naik
Beban-beban pada bus kopel AC diatas kemampuan pembangkit energi
bervariasi antara 660 W – 3520 W. surya dan angin generator mengambil
Pembangkit energi terbarukan akan alih keseluruhan beban, hal ini dapat
mensuplai daya ke beban sebesar dilihat dari persentase generator dalam
kemampuan dari penjumlahan dari panel mensubstitusikan daya sebesar 100%
surya dan turbin angin. Kemampuan dari saat terjadi defisit energi. Panel surya
pembangkit energi terbarukan di hanya mampu menyuplai daya lebih
pengaruhi oleh intensitas cahaya kecil dari kemampuan generator.
matahari pada panel surya dan kecepatan
angin pada turbin angin, selain itu dari
kapasitas daya baterai. Ketika daya beban
naik lebih besar dari kemampuan
pembangkit energi terbarukan (PB >
P¬ET) maka generator akan menyala.
Ketika daya beban lebih kecil dari daya
mampu mensuplai daya karena
terbatasnya kapasitas daya
pembangkit.

Grafik 2 Komposisi pembangkit dalam


suplai daya beban

4.2 Sistem hibrid generator support


Simulasi hasil rancangan sistem hibrid Gambar 4 Hasil simulasi penelitian
yang terdiri dari sumber pembangkit generator sebagai support.
energi terbarukan 2200 W dan generator Grafik 3 menunjukkan performa dari
3520 W ditunjukkan pada Gambar 4.12. sistem hibrid dengan generator sebagai
total daya yang dihasilkan dari sistem support, terlihat bahwa generator
hibrid ini sebesar sama dengan sistem bekerja mendukung pembangkit energi
backup yaitu 5720 W. perbedaannya pada terbarukan menambah daya yang
daya yang dihasilkan generator pada saat dibutuhkan beban sebesar 923 W pada
bekerja sebagai support energi primer. beban 2860 W, 712 W pada beban 2200
Generator berfungsi sebagai support W dan 1320 W pada beban 2860 W.
energi atau suplai daya tambahan apabila sedangkan beban dari 0-2200 W di
terjadi penambahan beban ketika daya suplai oleh energi terbarukan.
dari pembangkit energi terbarukan tidak

Grafik 3 Performa sistem hibrid Dari Grafik 4 dapat dijelaskan pada


generator sebagai support saat beban 0W semua pembangkit
tidak bekerja, ketika beban 2200 W
panel surya menyuplai daya 45%
dan turbin angin 55% sedangkan
generator 0%, pada beban 660 W
panel surya 58%, turbin angin 51%
generator 0%. Ketika beban 2860
W panel surya hanya menyuplai
28% ditambah dengan turbin angin
Grafik 4 Komposisi Pembangkit (%) 40% selebihnya dari generator
32%. Saat daya beban naik lagi menghemat biaya untuk
menjadi 3520 panel surya dan operasional generator.
turbin angin masing-masing
menyuplai daya 28% dan 34% V. Simpulan
sedangkan generator 38%. Saat
beban Berdasarkan hasil kerja dari
turun menjadi 1320 W panel surya rancangan sistem hibrid dengan
menyuplai daya 45% dan turbin pemanfaatan generator
angin 86% sedangkan generator sebagai daya tambahan (support)
off. Saat beban naik 2200 W panel energi pembangkit energi
surya dan turbin angin menyuplai terbarukan dan perhitungan
daya 36% dan 31% sedangkan efisiensi dari sistem tersebut dapat
sisanya dari generator 32%. disimpulkan bahwa:
Kemudian daya beban naik menjadi 1. Persentase pemanfaatan energi
2860 W, panel surya 28%, turbin terbarukan naik dari 11,73%
angin 24% dan generator menjadi 25,94%.
menambah daya menjadi 38%. Dari Pemanfaatan generator turun dari
komposisi diatas menunjukkan 24,50% menjadi 16,74% dengan
energi terbarukan berpartisipasi efisiensi
sepenuhnya dalam hal penyuplaian pemanfaatan pembangkit pada
daya ke beban, sedangkan genset kedua sistem 36,23%.
berkontribusi menyuplai daya 2. Performansi dari sistem ini yaitu
tambahan pada saat energi sistem hibrid ini bekerja adaptif
terbarukan mengalami defisit daya menghubungkan
saat terjadi kenaikan beban.Hal ini generator ketika terjadi penambahan
karena generator digunakan beban atau defisit daya tanpa perlu
bersama-sama dengan pembangkit memutuskan daya dari panel surya
energi terbarukan dalam melayani atau turbin angin, dan generator
beban. Generator menyuplai daya akan
tambahan untuk membantu energi dipadamkan jika daya beban sesuai
terbarukan ketika terjadi kenaikan dengan kemampuan daya
beban diluar batas kemampuan pembangkit energi
pembangkit energi terbarukan, terbarukan, dengan demikian
sehingga kontinuitas suplai daya pemanfaatan generator sebagai
beban tidak terganggu. Perbedaan support lebih efektif
lainnya pada kapasitas generator dan efisien dibandingkan
yang digunakan. Generator yang pemanfaatan generator sebagai
digunakan pada sistem hibrid ini backup
lebih kecil dibandingkan dengan
sebelumnya, sehingga dapat
menghemat biaya generator. Selain
itu karena generator digunakan
hanya pada saat tertentu dengan
daya kecil, hanya memerlukan
bahan bakar yang sedikit, jadi
VI. DAFTAR PUSTAKA Veneri, Ed., Cham, Switzerland: Springer,
2017
[1] International Energy Agency,
“Renewables 2019 – Analysis and forecast
to 2024,” 2019.
[2] L. Margoni, “Microgrid: Keeping
The Lights On,” Triton: A UC San Diego
Alumni Publication. [Online]. Available:
https://www.alumni.ucsd.edu/s/1170/emag
/emag-interior-2-
col.aspx?sid=1170&gid=1&pgid=4665.
[Accessed: 26-Nov-2020].
[3] Hongxing Yang, Lin Lu, Wei Zhou. A
novel optimization sizing for hybrid solar-
wind power generation. RERG Sciene
Dirrect, Elsevier. 2007
[4] M H Nehrir, C Wang, K Strunz, H Aki,
R Ramakumar, J Bing, Z. Miao, and Z.
Salameh. A Review of Hybrid
Renewable/Alternative Energy Systems for
Electric Power Generation: Configurations,
Control, and Applications. IEEE
Transactions On Sustainable Energy, VOL.
2, NO. 4, October 2011
[5] Trisnasari C.T. 2016. Pemodelan dan
Simulasi Sistem Proteksi
Microgrid. Jurnal Teknik ITS. Vol 5 No
2.48-52
[6] S Manalu, C.O.P. Marpaung.2019.
Techno Economic Analysis of a
Microgrid System to Increase Electricity
Acces in Rural Areas.
IJSGSET Transsactions on Smart Grid and
Sustainable Energy. Vol 3
No 2
[7] I.A. Medina, I A D Giriantari, I. W
Sukerayasa. 2018. Kajian dan
Evaluasi Sistem Suplai Energi Listrik
PLTS dan PLTB di Kampus
[8] D. Chen dan L. Xu, "AC and DC
Microgrid with Distributed Energy
Resources," dalam Technologies and
Applications for Smart Charging of
Electric and Plug-in Hybrid Vehicles, O.

Anda mungkin juga menyukai