DOSEN PEMBIMBING :
DR. IR. HASAN IKHWANI, M.SC
Energi rupanya masih menjadi topik menarik untuk diperbincangkan. Mulai dari
krisis energi hingga pemanfaatan energi terbarukan gencar didengungkan dalam
beragam karya tulis ilmiah maupun tugas akhir. Kebutuhan akan energi menjadi
tantangan yang harus dijawab pada saat ini, terutama sejak minyak bumi yang
menjadi penyuplai utama energi dunia mengalami penurunan produktifitas.
Diberikan solusi jangka panjang berupa pemanfaatan energi arus laut sebagai
pembangkit listrik dengan banyak kelebihan baik secara ekonomis, ekologis dan
sosial geografi. Namun sayangnya teknologi yang telah ada dan berkembang di
pasaran sejauh ini disesuaikan dengan kondisi asal negara pembuatnya, yang
mana kecepatan karakteristik arus laut dan fluktuasi pasang surutnya sangat
berbeda dengan yang ada di perairan tropis seperti Indonesia. Maka dirancanglah
sebuah tugas akhir yang membahas tentang studi pemilihan konsep desain dan
perancangan teknologi konversi energi arus laut di Indonesia. Dengan melakukan
perbandingan antar pilihan yang ada menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) dan permodelan arus laut dengan bantuan software MIKE 21.
Diharapkan penelitian ini memperoleh hasil output berupa peta persebaran kondisi
arus laut di Indonesia, konsep desain baru perancangan teknologi konversi arus
laut, dan mengetahui keuntungan kerugian dari penerapan teknologi ini yang
dapat memberikan manfaat dalam pengembangan potensi energi arus laut
kedepannya.
Kata kunci: energi arus laut, Analytical Hierarchy Process, MIKE 21.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................4
1.5 Batasan Masalah................................................................................4
i
3.2.2 Pengumpulan Data..............................................................15
i
3.2.3 Permodelan Arus Menggunakan Software MIKE 21.........15
3.2.4 Pemetaan Persebaran Kondisi Arus Laut Indonesia...........15
3.2.5 Pemilahan Konsep Desain Perancangan Teknologi Konversi
Energi Arus Laut Dengan Metode AHP Mengunakan
Online Software BPMSG....................................................16
3.2.6 Pembuatan Konsep Desain Baru........................................16
3.2.7 Perhitungan Daya Listrik Yang Dihasilkan PLTAL..........16
3.2.8 Analisis Biaya dan Manfaat................................................17
3.3 Jadwal Penyusunan Tugas Akhir.....................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Energi Arus Laut dan Sumber Energi Lain….…………..7
Tabel 3.1 Alokasi waktu penyusunan Tugas Akhir………………………………17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Nusa Tenggara Timur yang kecepatannya bisa mencapai 2,5 meter per
detik hinggga 3,4 meter per detik (Lubis dan Yuningsih 2016).
Bahan mentah yang dikandung dalam potensi laut Indonesia dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Tingkat teknologi saat ini
diprediksi bisa mengonversi per meter panjang pantai menjadi daya listrik
sebesar 20–35 KW, terutama di daerah timur Indonesia. Posisi dan
kedalaman terbaik untuk penempatan turbin arus dapat diperoleh dari data
distribusi arus dan pengukuran arus jangka panjang secara kontinyu
(Yuningsih dan Masduki 2009).
Menurut Mukhtasor (2012), Anggota Dewan Energi Nasional
sekaligus Ketua Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI), menyatakan
strategi implementasi energi laut dapat menempuh double tracks. Pertama,
mendorong pemanfaatan teknologi dalam negeri yaitu pembangkit listrik
sekala kecil untuk memperluas akses listrik di pedalaman dan/atau pulau-
pulau terpencil. Sehingga pembangkit listrik arus laut skala 20-100 KW
dapat mulai diproduksi oleh produsen nasional. Strategi kedua, menjalin
kerja sama Internasional untuk implementasi energi laut skala menengah
dan besar agar energi laut dapat memperkecil ketergantungan terhadap
bahan bakar fosil. Rencana pengembangan ini memang bukanlah solusi
jangka pendek, satu atau dua tahun kedepan. Namun demikian, sejak
sekarang Pemerintah perlu mempersiapkan agar energi laut segera dapat
menjadi bagian dari program diversifikasi sumber energi.
2
Pembangkit listrik energi arus laut memiliki banyak kelebihan baik
secara ekonomis, ekologis dan sosial geografi. Selain itu kapasitas energi
yang dihasilkan jauh lebih besar daripada tenaga angin. Energi yang
dihasilkan pada kecepatan arus laut sebesar 12mph (mileperhour)
sebanding dengan kecepatan massa udara atau angin yang bergerak
sebesar 110mph. Maka dari itu arus laut merupakan sumber energi yang
sangat potensial (Diamar 2009). Atas dasar potensi energi arus laut yang
sangat besar dan masih belum banyak teknologi yang memanfaatkannya
diikuti dengan kenyataan bahwa teknologi yang telah ada dan berkembang
di pasaran sejauh ini disesuaikan dengan kondisi asal negara pembuatnya,
yang mana kecepatan karakteristik arus laut fluktuasi pasang surutnya
sangat berbeda dengan karakteristik arus laut dan pasang surut yang ada di
perairan tropis seperti Indonesia. Maka dirancanglah sebuah tugas akhir
yang membahas tentang studi pemilihan konsep desain dan perancangan
teknologi konversi energi arus laut di Indonesia. Dengan melakukan
perbandingan antar pilihan yang ada menggunakan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP). Diharapkan hasil dari tugas akhir ini dapat
memberikan manfaat dalam pengembangan potensi energi arus laut
indonesia.
3
2. Memilah dan membuat konsep desain serta perancangan teknologi
konversi energi arus laut yang sesuai untuk ditetapkan di Indonesia
3. Menghitung besar daya listrik yang dapat dihasilkan oleh PLTAL dan
menarik kesimpulan perihal keuntungan dan kerugian dari teknologi
ini di suatu lokasi dengan melakukan perbandingan menggunakan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Sehingga daya yang merupakan energi air dengan massa 𝑚 yang bergerak
dengan kecepatan arus air 𝑣 tiap satuan waktu 𝑡 dirumuskan sebagai
berikut:
1
𝑃= 𝜌 𝐴 𝑣3
2
2.2 MIKE 21
Menurut Awalia (2014) dalam tugas akhirnya yang berjudul studi
konsep pemanfaatan arus laut di Selat Lalang sebagai sumber energi
terbarukan untuk FSO Ladinda, MIKE 21 adalah suatu perangkat lunak
rekayasa profesional yang berisi sistem pemodelan yang komprehensif
untuk program komputer untuk 2D free-surface flows. MIKE 21 dapat
diaplikasikan untuk simulasi hidrolika dan fenomena terkait di sungai,
danau, estuari, teluk, pantai dan laut. Program ini dikembangkan oleh
DHI Water &Environment. MIKE 21 FM yang digunakan dalam
pemodelan ini menggunakan MIKE 21 hydrodynamic (HD) module.
MIKE 21 hydrodynamic (HD) module adalah model matematik
untuk menghitung perilaku hidrodinamika air terhadap berbagai macam
fungsi gaya, misalnya kondisi angin tertentu dan muka air yang sudah
ditentukan di open model boundaries. Hydrodynamic module
mensimulasi perbedaan muka air dan arus dalam menghadapi berbagai
fungsi gaya di danau, estuari dan pantai (Awalia, 2014). Efek dan
fasilitasi yang termasuk di dalamnya yaitu: Bottom shear stress, wind
shear stress, barometric pressure gradients, coriolis force, momentum
dispersion, sources and sinks, evaporation, flooding and drying, wave
radiation stresses
Menurut Awalia (2014), model hidrodinamika dalam MIKE 21 HD
adalah sistem model numerik umum untuk muka air dan aliran di estuari,
teluk dan pantai. Model ini mensimulasi aliran dua dimensi dalam fluida
satu lapisan (secara vertikal homogen).
6
Dengan memasang sebuah turbin arus laut diharapkan dapat menghasilkan
pembangkit listrik yang memiliki daya yang lebih besar jika dibandingkan
dengan pembangkit listrik tenaga angin. Hal itu dikarenakan masa jenis air
laut jauh lebih besar dibangdingkan dengan masa jenis angin. Pada
dasarnya turbin arus laut dibagi atas 2 jenis turbin yaitu turbin arus laut
sumbu vertikal dan turbin arus laut sumbu horizontal. Menurut hasil
penelitian (Fraenkel 2002), lokasi yang ideal untuk dipasang turbin
pembangkit listrik tenaga arus adalah daerah yang memiliki arus dua arah
(bidirectional) dengan kecepatan mencapai 2 m/s, sedangkan kecepatan
idealnya adalah 2.5 m/s. Untuk daerah yang memiliki arus satu arah,
kecepatan minimalnya adalah 1.2 – 1.5 m/s. Kedalaman yang ideal adalah
tidak kurang dari 15 meter dan tidak lebih dari 40 meter. Daerah yang akan
dibangun diusahakan cukup luas sehingga dapat memuat banyak turbin,
serta dekat denga garis pantai sehingga penyaluran energinya cukup
mudah. Jalur pelayaran dan penangkapan ikan juga harus dihindari karena
berisiko terjadi gangguan atau kecelakaan. Energi arus laut di Indonesia
dipilih penulis menjadi topik penelitian karena memiliki banyak
keunggulan, seperti yang disebutkan pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Perbandingan Energi Arus Laut dan Sumber Energi Lain
(Emily Rudkin 2001)
7
bagian, yaitu SCdarrieus, Hdarrieus, Darrieus, Gorlov, dan
Savonius turbin. Perbedaan dari kelima turbin ini yaitu model blade
yang digunakan. Untuk turbin tipe SC-darrieus dan H-darrieus
mempunyai bentuk blade tegak. Turbin Darrieus mempunyai blade
yang ditekuk, blade turbin Gorlov mempunyai bentuk memutar,
dan untuk tipe Savonius, model bladenya tegak dan ditekuk sedikit.
2.3.2 Turbin Arus Laut Horizontal Axis
Turbin sumbu horisontal memanfaatkan energi dari air laut
yang bergerak. Aliran arus laut yang menabrak blade turbin
menyebabkan rotor berputar di sekitar sumbu horisontal dan
menghasilkan tenaga.
8
Rectifier yang digunakan adalah rectifier 3 fasa. Daya rectifier tiga
fasa yang digunakan harus sesuai dengan daya output dari
pembangkit yaitu minimal sebesar 70 kW.
Baterai, untuk mengatasi keterbatasan ketersediaan akan energi
arus laut (tidak sepanjang hari arus laut akan selalu tersedia) maka
ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan
alat penyimpan energi berupa baterai (accu).
Inverter, digunakan untuk mengubah tegangan input DC menjadi
tegangan AC. Keluaran inverter dapat berupa tegangan yang dapat
diatur dan tegangan yang tetap. Sumber tegangan input inverter
dapat menggunakan baterai, cell bahan bakar, tenaga surya, atau
sumber tegangan DC yang lain. Daya inverter tiga fasa yang akan
digunakan harus sesuai dengan besarnya daya maksimum dari
beban untuk menjaga kemungkinan terjadinya overload.
Hasil penelitian Manggala (2016), menunjukkan bahwa variasi jumlah
blade/rotor lebih baik digunakan pemasangan 9 blades dan menggunakan
mekanisme variable active-pitch untuk meningkatkan performansi dan
efisiensi turbin. Disisi lain, dalam mekanisme untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap performansi turbin dapat dilakukan dengan
pengembangan desain baik dengan cara eksperimen maupun simulasi
(Amarta 2016).
Saran mendukung yang diberikan Karina (2014) dalam
penelitiannya adalah perlunya melanjutkan sampai tahap desain turbin
beserta dengan generatornya agar untuk dapat mengetahui lebih detail
efisiensi dari pembangunan turbin tersebut.
9
T = Torsi pada turbin arus laut (Nm)
ω = Putaran turbin arus laut (Rad/s)
Hasil penelitian Yulianto (2015), menunjukkan bahwa besarnya daya yang
dihasilkan pada setiap model turbin berbanding lurus dengan kecepatan
arus laut yang menabrak blade turbin. Semakin besar kecepatan arus yang
menabrak blade turbin maka daya yang dihasilkan semakin besar. Disisi
lain, besarnya torsi yang dihasilkan pada setiap model turbin berbanding
lurus dengan jumlah blade. Semakin banyak jumlah blade pada turbin
maka torsi yang dihasilkan semakin besar. Disisi lain penelitian
sebelumnya menjelaskan bahwa koordinat yang potensial sebagai sumber
energi arus laut ditentukan menggunakan data bathimetri berupa peta di
digitasi hingga diperoleh koordinat UTM sumbu x dan sumbu y, serta
kedalamannya (Sugito 2017).
10
method, finite elements method, finite volume method, boundary
element method.
Post processing merupakan tahap simulasi dimana
menginterpretasikan kondisi – kondisi yang telah dibuat.
2.7 SolidWorks
SolidWorks adalah sebuah program Computer Aided Design (CAD)
3D yang menggunakan sistem operasi Microsoft Windows. Program ini
dikembangkan oleh SolidWorks Corporation, yang merupakan anak
perusahaan dari Dassault Systemes, S.A. SolidWorks merupakan program
penting yang mulai banyak digunakan pada industry saat ini.Program ini
relatif lebih murah dan mudah digunakan dibandingkan program-program
sejenisnya.
Hasil penelitian Hariyanto (2016), menunjukkan hasil simulasi
menggunakan bantuan SolidWorks yang membuktikan keamanan dari
konstruksi penopang turbin dengan safety factor minimal sebesar 2. Disisi
lain, penelitian sebelumnya menggunakan konstruksi penopang turbin
jenis TLP dengan konfigurasi desain utama struktur yaitu memiliki 3
column dengan masing-masing berdiameter 1,3 m dan Panjang 4 m di
perairan Tanjung Gali Segara Lombok Timur (Ihsan 2015).
11
diutamakan untuk daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) di
Indonesia seperti yang sudah di singgung sebelumnya. Hal ini juga
didukung oleh saran yang diberikan oleh penelitian sebelumnya (Awalia
2014), yang membahas mengenai pemanfaatan energi laut untuk
mendukung operasi Floating Storage Offloading (FSO). Yang mana
potensi energi arus lebih baik dimanfaatkan untuk memasok listrik ke
rumah penduduk. Namun tempat yang nantinya akan menjadi lokasi
penerapan teknologi konversi arus laut ini perlu dilakukan peninjauan
dengan seksama untuk mendapatkan lokasi yang mempunyai nilai range
kecepatan aliran yang lebih besar, agar daya yang dihasilkan pun lebih
optimal (Manggala 2016). Jangan sampai teknologi yang kita usulkan
malah tidak layak untuk dijadikan pembangkit listrik yang mampu bekerja
secara kontinu, seperti kesimpulan yang ditarik dalam salah satu tugas
akkhir (Kamesworo 2016).
Saran mendukung yang diberikan oleh penelitian sebelumnya
(Ihsan 2015, Pasuratama 2016, Sugito 2017) adalah perlunya dilakukan
perhitungan ekonomi untuk ditambahkan guna mengetahui tingkat
kesesuaian turbin tersebut sebelum di terapkan di suatu lokasi yang telah
direncanakan.
12
grafik dimana grafik teratas mendifinisikan sebagai goal atau tujuan yang
kemudian memisah kebawah menjadi beberapa sel yang dapat
mempengaruhi hasil akhir tujuan dan masih berlanjut kebawah hingga
didapat alternatif sistem maintenance secara umum.
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Validasi
Permodelan Arus
OUTPUT 1
Pemetaan Persebaran Kondisi
Peta Persebaran
Arus Laut Indonesia
Kondisi Arus
Laut Indonesia
Ya
14
Ya
OUTPUT 2
Pembuatan
Konsep Desain Konsep Desain Baru
Sesuai Untuk
Indonesia
OUTPUT 3
Keuntungan
Analisis Biaya dan Manfaat
dan Kerugian
PLTAL
Kesimpulan
Penulisan Laporan
Selesai
15
maupun nasional, dan artikel internet dalam memahami dan
menganalisa permasalahan pada topik penelitian ini.
3.2.2 Pengumpulan Data
Data-data dalam penelitian ini berguna sebagai input
terhadap pengaplikasian perangkat lunak MIKE 21. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data
sekuler. Data sekunder yang dikumpulkan yaitu berupa data-data
statistik. Data yang dibutuhkan adalah data peta bathimetri, pasang
surut, data angin, dan data pengukuran arus laut pada lokasi yang
telah ditentukan.
3.2.3 Permodelan Arus Menggunakan Software MIKE 21
Permodelan arus dengan menggunakan software MIKE 21
yang merupakan perangkat lunak untuk permodelan arus
hidrodinamika dua dimensi. Input data yang telah ada dilanjutkan
dengan pembuatan grid komputasi dan penentuan kondisi batas.
Hasil permodelan yang didapatkan adalah berupa kecepatan arus
dan elevasi muka air. Sebelum didapatkan output berupa peta
persebaran kondisi arus laut Indonesia yang dapat dimanfaatkan
sebagai PLTAL harus dilakukan validasi antara hasil pemodelan
dengan data sekunder yang didapatkan dan juga hasil komputasi
dengan software lainnya seperti CFD (Computational Fluid
Dynamics).
3.2.4 Pemetaan Persebaran Kondisi Arus Laut Indonesia
Setelah permodelan arus laut dilakukan, dilanjutkan dengan
pemetaan wilayah Indonesia yang memiliki arus laut yang sangat
potensial. Pemilihan lokasi penempatan PLTAL meninjau beberapa
faktor, baik dari faktor keamanan dan faktor lingkungan.
Selanjutnya akan dievaluasi untuk mendapat kecepatan arus
optimum yang dapat menghasilkan listrik secara kontinyu.
16
3.2.5 Pemilahan Konsep Desain Perancangan Teknologi Konversi
Energi Arus Laut Dengan Metode AHP Mengunakan Online
Software BPMSG
Dengan adanya informasi data yang lengkap mengenai jenis
turbin Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut yang beredar di
pasaran beserta material penyusun turbin, dilakukanlah analisa
pemilahan untuk menentukan jenis turbin yang sesuai untuk
diterapkan di Indonesia. Metode yang digunakan adalah AHP
dengan pertimbangan biaya, spesifikasi turbin, masa operasi,
kekurangan dari jenis turbin, dan daya yang mampu dihasilkan.
Output yang harapannya dapat diperoleh pada bagian ini adalah
konsep desain baru yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia dan
untuk diterapkan di perairan tropis serupa.
3.2.6 Pembuatan Konsep Desain Baru
Hal yang diperhatikan dalam pembuatan konsep desain baru
dalam perancangan teknologi konversi energi laut adalah kondisi
alam lokasi rencana peletakkan struktur. Karena untuk kondisi
perairan yang cenderung tenang dan hangat akan memerlukan
material yang berbeda untuk kondisi berairan yang cenderung badai
dan dingin. Selain itu nilai SF (Safety Factor) yang digunakan pun
jauh lebih kecil. Konsep desain baru disini merujuk pada
penggabungan beberapa jenis turbin Pembangkit Listrik Tenaga
Arus Laut yang sudah beredar di pasaran untuk mendapatkan
desain optimum dan tentunya menggunakan bantuan software
Solidworks.
3.2.7 Perhitungan Daya Listrik Yang Dihasilkan PLTAL
Selanjutnya perhitungan potensi daya listrik yang dihasilkan
oleh energi arus, hal ini diperlukan untuk mengetahui besar potensi
daya listrik yang dapat dihasilkan pada lokasi yang telah ditentukan
berdasarkan pada data arus yang diolah sebelumnya. Setelah itu
menghitung banyaknya turbin yang dibutuhkan sehingga mampu
memenuhi kebutuhan listrik pada lokasi yang telah direncanakan.
17
3.2.8 Analisis Biaya dan Manfaat
Setelah pembuatan konsep desain baru mengenai
perencanaan pembangunan PLTAL yang efektif sesuai dengan
kriteria teknis pada area yang telah ditentukan, perhitungan biaya
dan manfaat dilakukan untuk mengetahui kelayakan finansial
investasi pembangkit energi listrik tenaga arus laut. Output yang
harapannya dapat diperoleh pada bagian ini adalah mengetahui
keuntungan dan kerugian dari penerapan teknologi terbarukan ini.
18
19
DAFTAR
PUSTAKA
Amarta, Z. 2016. Analisis Pengaruh Jumlah Foil terhadap Performansi Turbin Arus Air
Vertikal Aksis Jenis Helical Dengan Cascade Foil Berbasis CFD. Tugas Akhir.
Jurusan Teknik Fisika-Fakultas Teknologi Industri. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS). Surabaya.
ASELI. 2012. Profile book. Jakarta
Asmus, P., Wheelock, C. 2009. Hydrokinetic and Ocean Energy. USA: Pike Research
LLC.
Awalia, W.R. 2014. Studi Konsep Pemanfaatan Arus Laut di Selat Lalang sebagai
Sumber Energi Terbarukan untuk FSO Ladinda. Tugas Akhir. Jurusa Teknik
Kelautan-Fakultas Teknologi Kelautan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS). Surabaya.
Diamar, S. 2009. Potensi Arus Laut sebagai Listrik Alternatif.
http://www1.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-pers/features/potensi-arus-laut-
sebagai-listrik-alternatif/. Diakses pada tanggal 16 November 2019.
Duxbury, A.B., Duxbury, A. C., Sverdrup, K. A. 2002. Fundamentals of Oceanography.
McGraw Hill. Seattle: Seattle Community College.
Emily, Rudkin. 2001. World Energy Council Survey of Energy Resource 2001.
Erwandi. 2011. The Development of Indonesian Vertical Axis Marine Current Turbine for
The Tidal Power Generation. Indonesian Hydrodynamics Laboratory, Surabaya.
Fraenkel, P. 2002. Power from Marine Currents. Marine Currents Turbines Ltd.
Hariyanto, S.D. 2016. Perancangan Konstruksi Support Turbin Air untuk Sistem
Teknologi Energi Arus Laut. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sistem Perkapalan-
Fakultas Teknologi Sepuluh Nopember. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS). Surabaya.
Ihsan, R.A.A. 2015. Desain Supporting Structure Jenis Tension Leg Platform untuk
Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut di Perairan Selat Alas Lombok
20
Timur. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Kelautan-Fakultas Teknologi Kelautan.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya.
Kamesworo, W. 2016. Studi Kelayakan Teknis Penerapan Teknologi Pembangkit Listrik
Tenaga Gelombang Laut Sistem Bandul (PLTGL-SB) di Daerah Pesisir Pulau
Bawean Gresik. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sistem Perkapalan-Fakultas
Teknologi Kelautan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya.
Karina, A. 2014. Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang (PLTGL) di
Pulau Bawean Gresik. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Kelautan-Fakultas
Teknologi Kelautan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya
Lubis, S. dan Yuningsih, A. 2016. Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut di Dunia.
https://www.mgi.esdm.go.id/content/prospek-arus-laut-sebagai-energi. Diakses
pada tanggal 15 November 2019
Manggala, S.W. 2016. Rancang Bangun Turbin Arus Laut Sumbu Vertikal Straight Blade
Cascade untuk Mengetahui Pengaruh Variasi Jumlah Blade Terhadap Efisiensi
Turbin. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Fisika-Fakultas Teknologi Industri. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya.
Mukhtasor. 2012. Pengembangan Energi Laut.
https://www.den.go.id/index.php/dinamispage/index/314-.html. Diakses pada
tanggal 15 November 2019.
Orhan, K., Mayerle, R., Pandoe, W. A. 2015. Assesment of energy production potential
from tidal stream currents in Indonesia. Elsevier Energy Procedia 76 (2015) 7 –
16.
Pasuratama, D.M. 2016. Studi Konsep Struktur Penopang Turbin PLTAL untuk FSO
Ladinda. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Kelautan-Fakultas Teknologi Kelautan.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya.
Saaty, T. L. 1980. The Analytic Hierarchy Process. McGraw-Hill. New York.
Sugito, L.B. 2017. Studi Arus Laut pada Selat Alas untuk Pemetaan Potensi Pembangkit
Listrik Tenaga Arus Laut. Tugas Akhir. Departemen Teknik Kelautan-Fakultas
Teknologi Kelautan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya.
Twidell, J., Weir, T. 2006. Renewable Energy Resouce 2nd edition. London and New
York: Taylor & Francis.
Yulianto, S.E. 2015. Analisa Putaran dan Torsi Turbin Arus Laut Akibat Pengaruh
Variasi Diameter dan Jumlah Blade. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sistem
Perkapalan-Fakultas Teknologi Kelautan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS). Surabaya.
21
Yuningsih, A., A. Masduki, B. Rachmat, dan P. Astjario. 2009. Penelitian Potensi Energi
Arus Laut sebagai Pembangkit Listrik bagi Masyarakat Pesisir di Selat
Larantuka – Nusa Tenggara Timur, P3GL, Laporan Intern.
22