Anda di halaman 1dari 27

PERANCANGAN STRUKTUR PANTAI

METODOLOGI PENELITIAN – (MO184701)

Draft Proposal P-1 : STUDI PEMILIHAN KONSEP


DESAIN DAN PERANCANGAN TEKNOLOGI
KONVERSI ENERGI ARUS LAUT DI INDONESIA

ANDREAS ANTHONI WIYANTO


NRP. 04311740000038

DOSEN PEMBIMBING :
DR. IR. HASAN IKHWANI, M.SC

DEPARTEMEN TEKNIK KELAUTAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
ABSTRAK

Energi rupanya masih menjadi topik menarik untuk diperbincangkan. Mulai dari
krisis energi hingga pemanfaatan energi terbarukan gencar didengungkan dalam
beragam karya tulis ilmiah maupun tugas akhir. Kebutuhan akan energi menjadi
tantangan yang harus dijawab pada saat ini, terutama sejak minyak bumi yang
menjadi penyuplai utama energi dunia mengalami penurunan produktifitas.
Diberikan solusi jangka panjang berupa pemanfaatan energi arus laut sebagai
pembangkit listrik dengan banyak kelebihan baik secara ekonomis, ekologis dan
sosial geografi. Namun sayangnya teknologi yang telah ada dan berkembang di
pasaran sejauh ini disesuaikan dengan kondisi asal negara pembuatnya, yang
mana kecepatan karakteristik arus laut dan fluktuasi pasang surutnya sangat
berbeda dengan yang ada di perairan tropis seperti Indonesia. Maka dirancanglah
sebuah tugas akhir yang membahas tentang studi pemilihan konsep desain dan
perancangan teknologi konversi energi arus laut di Indonesia. Dengan melakukan
perbandingan antar pilihan yang ada menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) dan permodelan arus laut dengan bantuan software MIKE 21.
Diharapkan penelitian ini memperoleh hasil output berupa peta persebaran kondisi
arus laut di Indonesia, konsep desain baru perancangan teknologi konversi arus
laut, dan mengetahui keuntungan kerugian dari penerapan teknologi ini yang
dapat memberikan manfaat dalam pengembangan potensi energi arus laut
kedepannya.

Kata kunci: energi arus laut, Analytical Hierarchy Process, MIKE 21.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................4
1.5 Batasan Masalah................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................5


2.1 Energi Arus Laut...............................................................................5
2.2 MIKE 21............................................................................................6
2.3 Turbin Arus Laut...............................................................................6
2.3.1 Turbin Arus Laut Vertical Axis.............................................7
2.3.2 Turbin Arus Laut Horizontal Axis........................................8
2.4 Komponen Turbin Arus Laut............................................................8
2.5 Perhitungan Daya dan Putaran Turbin Arus Laut.............................9
2.6 Computational Fluid Dynamics (CFD)...........................................10
2.7 SolidWorks......................................................................................10
2.8 Analisa Perhitungan Biaya..............................................................11
2.9 Analytical Hierarchy Process (AHP)..............................................12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................13


3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian...............................................13
3.2 Prosedur Penelitian..........................................................................14
3.2.1 Studi Literatur.....................................................................14

i
3.2.2 Pengumpulan Data..............................................................15

i
3.2.3 Permodelan Arus Menggunakan Software MIKE 21.........15
3.2.4 Pemetaan Persebaran Kondisi Arus Laut Indonesia...........15
3.2.5 Pemilahan Konsep Desain Perancangan Teknologi Konversi
Energi Arus Laut Dengan Metode AHP Mengunakan
Online Software BPMSG....................................................16
3.2.6 Pembuatan Konsep Desain Baru........................................16
3.2.7 Perhitungan Daya Listrik Yang Dihasilkan PLTAL..........16
3.2.8 Analisis Biaya dan Manfaat................................................17
3.3 Jadwal Penyusunan Tugas Akhir.....................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Potensi Energi Arus Laut di Indonesia…………………………….…2


Gambar 3.1 Dagram Alir Penyusunan Tugas Akhir…...…………………………..13

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Energi Arus Laut dan Sumber Energi Lain….…………..7
Tabel 3.1 Alokasi waktu penyusunan Tugas Akhir………………………………17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Energi rupanya masih menjadi topik menarik untuk
diperbincangkan. Mulai dari krisis energi hingga pemanfaatan energi
terbarukan gencar didengungkan dalam beragam karya tulis ilmiah
maupun tugas akhir. Kebutuhan akan energi menjadi tantangan yang harus
dijawab pada saat ini, terutama sejak minyak bumi yang menjadi
penyuplai utama energi dunia mengalami penurunan produktifitas (Orhan
2015). Meninjau dari Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2006-
2025 dan Kebijakan Energi Nasional yang tertera dalam Peraturan
Presiden No.5 Tahun 2006 utamanya mengenai penganekaragaman energi,
menuntut Indonesia untuk mengembangkan sumber energi alternatif. Hal
ini dilakukan guna mengurangi dominasi penggunaan bahan bakar fosil
berupa batu bara dan minyak bumi. Diantara beragamnya sumber energi
alternatif, salah satu yang paling berpotensi untuk diterapkan di negara
kepulauan yang dikelilingi lautan luas adalah energi lautnya.
Meskipun selalu dielukan memiliki potensi energi laut yang limpah
ruah. Namun nyatanya pemerataan akses energi di seluruh wilayah negara
masih belum tercapai. Buktinya banyak penduduk belum mendapatkan
akses listrik, terutama mereka yang tinggal di wilayah kepulauan,
terpencil, dan perbatasan. Dari penjabaran inilah, diberikan solusi jangka
panjang berupa pemanfaatan energi laut yang dapat dibagi menjadi empat
macam diantaranya; Ocean Wave, Tides, Tidal Current, OTEC dan
Salinity Gradient. Dengan kondisi geografis Indonesia yang memiliki
banyak pulau dan selat, mengakibatkan pergerakan arus laut mengalami
percepatan dan menjadikannya sebagai potensi energi (Erwandi 2011).
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
kecepatan arus laut di perairan Indonesia umumnya kurang dari 1,5 meter
per detik, kecuali di selat-selat antara pulau-pulau di Bali, Lombok, dan

1
Nusa Tenggara Timur yang kecepatannya bisa mencapai 2,5 meter per
detik hinggga 3,4 meter per detik (Lubis dan Yuningsih 2016).
Bahan mentah yang dikandung dalam potensi laut Indonesia dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Tingkat teknologi saat ini
diprediksi bisa mengonversi per meter panjang pantai menjadi daya listrik
sebesar 20–35 KW, terutama di daerah timur Indonesia. Posisi dan
kedalaman terbaik untuk penempatan turbin arus dapat diperoleh dari data
distribusi arus dan pengukuran arus jangka panjang secara kontinyu
(Yuningsih dan Masduki 2009).
Menurut Mukhtasor (2012), Anggota Dewan Energi Nasional
sekaligus Ketua Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI), menyatakan
strategi implementasi energi laut dapat menempuh double tracks. Pertama,
mendorong pemanfaatan teknologi dalam negeri yaitu pembangkit listrik
sekala kecil untuk memperluas akses listrik di pedalaman dan/atau pulau-
pulau terpencil. Sehingga pembangkit listrik arus laut skala 20-100 KW
dapat mulai diproduksi oleh produsen nasional. Strategi kedua, menjalin
kerja sama Internasional untuk implementasi energi laut skala menengah
dan besar agar energi laut dapat memperkecil ketergantungan terhadap
bahan bakar fosil. Rencana pengembangan ini memang bukanlah solusi
jangka pendek, satu atau dua tahun kedepan. Namun demikian, sejak
sekarang Pemerintah perlu mempersiapkan agar energi laut segera dapat
menjadi bagian dari program diversifikasi sumber energi.

Gambar 1.1 Potensi Energi Arus Laut di Indonesia


(Sumber; Asosiasi Energi Laut Indonesia 2012)

2
Pembangkit listrik energi arus laut memiliki banyak kelebihan baik
secara ekonomis, ekologis dan sosial geografi. Selain itu kapasitas energi
yang dihasilkan jauh lebih besar daripada tenaga angin. Energi yang
dihasilkan pada kecepatan arus laut sebesar 12mph (mileperhour)
sebanding dengan kecepatan massa udara atau angin yang bergerak
sebesar 110mph. Maka dari itu arus laut merupakan sumber energi yang
sangat potensial (Diamar 2009). Atas dasar potensi energi arus laut yang
sangat besar dan masih belum banyak teknologi yang memanfaatkannya
diikuti dengan kenyataan bahwa teknologi yang telah ada dan berkembang
di pasaran sejauh ini disesuaikan dengan kondisi asal negara pembuatnya,
yang mana kecepatan karakteristik arus laut fluktuasi pasang surutnya
sangat berbeda dengan karakteristik arus laut dan pasang surut yang ada di
perairan tropis seperti Indonesia. Maka dirancanglah sebuah tugas akhir
yang membahas tentang studi pemilihan konsep desain dan perancangan
teknologi konversi energi arus laut di Indonesia. Dengan melakukan
perbandingan antar pilihan yang ada menggunakan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP). Diharapkan hasil dari tugas akhir ini dapat
memberikan manfaat dalam pengembangan potensi energi arus laut
indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang menjadi bahan kajian dalam tugas akhir ini antara lain:
1. Bagaimana kondisi arus laut Indonesia yang dapat dimanfaatkan
sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut?
2. Bagaimana pemilihan konsep desain dan perancangan teknologi
konversi energi arus laut yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia?
3. Berapa besar daya listrik yang dapat dihasilkan oleh PLTAL dan
apakah keberadaan teknologi ini di suatu lokasi menguntungkan?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari tugas akhir ini antara lain:
1. Membuat peta persebaran kondisi arus laut Indonesia yang dapat
dimanfaatkan sebagai PLTAL

3
2. Memilah dan membuat konsep desain serta perancangan teknologi
konversi energi arus laut yang sesuai untuk ditetapkan di Indonesia
3. Menghitung besar daya listrik yang dapat dihasilkan oleh PLTAL dan
menarik kesimpulan perihal keuntungan dan kerugian dari teknologi
ini di suatu lokasi dengan melakukan perbandingan menggunakan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari tugas akhir ini antara lain:
1. Memiliki peta kondisi arus laut Indonesia yang layak untuk digunakan
sebagai PLTAL sebagai bahan pertimbangan investor energi
terbarukan
2. Memiliki konsep desain perancangan teknologi energi arus laut yang
tidak hanya cocok untuk diterapkan di Indonesia, namun juga untuk
diterapkan di negara lain yang memiliki kondisi perairan laut serupa.

3. Dapat dijadikan bahan pertimbangan pemerintah dalam penerapan dan


pemanfaatan energi arus laut Indonesia sebagai sumber energi
alternatif

1.5 Batasan Masalah


Adapun permasalahan yang ada dibatasi dengan asumsi sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di Indonesia
2. Permodelan arus menggunakan bantuan software MIKE 21, sehingga
arus yang digunakan berupa dua dimensi
3. Pengambilan keputusan dari konsep desain yang optimum untuk
diterapkan di Indonesia dari yang sudah ada di pasaran menggunakan
bantuan online software BPMSG
4. Penurunan kondisi listrik diasumsikan 30% karena kondisi lingkungan
yang tidak menentu
5. Kecepatan arus diasumsikan stabil

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Energi Arus Laut


Energi arus laut merupakan salah satu contoh dari beberapa jenis
energi hidrokinetik. Pemanfaatannya sebagai energi alternatif terbarukan
kini mengalami perkembangan pesat seiring dengan peningkatan
kebutuhan energi dunia (Asmus & Wheelock 2009). Arus laut adalah
gerakan massa air laut, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya arus
laut. Faktor utama yang menggerakkan massa air laut adalah pasang surut
akibat gravitasi matahari dan bulan. Faktor lainnya antara lain gesekan
angin dengan permukaan air (wind driven current), gaya gravitasi bumi
(arus geostropik), perbedaan densitas air laut yang dipengaruhi oleh
temperatur, salinitas dan tekanan (siklus termohalin), dan arus akibat
gelombang laut (longshore dan rip currents) (Duxbury, 2002).
Berdasarkan proses terjadinya, arus laut dibedakan menjadi; arus ekman,
arus termohaline, arus pasang surut, arus geostropik, dan arus wind driven.
Berdasarkan tingkat kedalamannya, arus laut dibedakan menjadi; arus
permukaan dan arus dalam.
Konversi energi arus laut menjadi energi listrik menggunakan
turbin dipengaruhi oleh massa jenis fluida yang mengalir, luas sapuan
yang mengenai turbin, dan kecepatan arus air laut yang melalui turbin
(Twidell & Weir, 2006). Energi kinetik air laut dengan massa 𝑚 yang
bergerak dengan kecepatan arus air 𝑣 dirumuskan sebagai berikut:
1
𝐸𝑘 = 𝑚 𝑣2
2
Sedangkan laju massa dengan massa jenis air 𝜌 yang bergerak dengan
kecepatan arus air 𝑣 dan luas penampang melintang 𝐴 dirumuskan sebagai
berikut:
𝑚̇ = 𝜌 𝐴 𝑣

5
Sehingga daya yang merupakan energi air dengan massa 𝑚 yang bergerak
dengan kecepatan arus air 𝑣 tiap satuan waktu 𝑡 dirumuskan sebagai
berikut:
1
𝑃= 𝜌 𝐴 𝑣3
2
2.2 MIKE 21
Menurut Awalia (2014) dalam tugas akhirnya yang berjudul studi
konsep pemanfaatan arus laut di Selat Lalang sebagai sumber energi
terbarukan untuk FSO Ladinda, MIKE 21 adalah suatu perangkat lunak
rekayasa profesional yang berisi sistem pemodelan yang komprehensif
untuk program komputer untuk 2D free-surface flows. MIKE 21 dapat
diaplikasikan untuk simulasi hidrolika dan fenomena terkait di sungai,
danau, estuari, teluk, pantai dan laut. Program ini dikembangkan oleh
DHI Water &Environment. MIKE 21 FM yang digunakan dalam
pemodelan ini menggunakan MIKE 21 hydrodynamic (HD) module.
MIKE 21 hydrodynamic (HD) module adalah model matematik
untuk menghitung perilaku hidrodinamika air terhadap berbagai macam
fungsi gaya, misalnya kondisi angin tertentu dan muka air yang sudah
ditentukan di open model boundaries. Hydrodynamic module
mensimulasi perbedaan muka air dan arus dalam menghadapi berbagai
fungsi gaya di danau, estuari dan pantai (Awalia, 2014). Efek dan
fasilitasi yang termasuk di dalamnya yaitu: Bottom shear stress, wind
shear stress, barometric pressure gradients, coriolis force, momentum
dispersion, sources and sinks, evaporation, flooding and drying, wave
radiation stresses
Menurut Awalia (2014), model hidrodinamika dalam MIKE 21 HD
adalah sistem model numerik umum untuk muka air dan aliran di estuari,
teluk dan pantai. Model ini mensimulasi aliran dua dimensi dalam fluida
satu lapisan (secara vertikal homogen).

2.3 Turbin Arus Laut


Pemanfaatan turbin arus laut sebagai pembangkit listrik memiliki
konsep yang hampir sama dengan pembangkit listrik pada turbin angin.

6
Dengan memasang sebuah turbin arus laut diharapkan dapat menghasilkan
pembangkit listrik yang memiliki daya yang lebih besar jika dibandingkan
dengan pembangkit listrik tenaga angin. Hal itu dikarenakan masa jenis air
laut jauh lebih besar dibangdingkan dengan masa jenis angin. Pada
dasarnya turbin arus laut dibagi atas 2 jenis turbin yaitu turbin arus laut
sumbu vertikal dan turbin arus laut sumbu horizontal. Menurut hasil
penelitian (Fraenkel 2002), lokasi yang ideal untuk dipasang turbin
pembangkit listrik tenaga arus adalah daerah yang memiliki arus dua arah
(bidirectional) dengan kecepatan mencapai 2 m/s, sedangkan kecepatan
idealnya adalah 2.5 m/s. Untuk daerah yang memiliki arus satu arah,
kecepatan minimalnya adalah 1.2 – 1.5 m/s. Kedalaman yang ideal adalah
tidak kurang dari 15 meter dan tidak lebih dari 40 meter. Daerah yang akan
dibangun diusahakan cukup luas sehingga dapat memuat banyak turbin,
serta dekat denga garis pantai sehingga penyaluran energinya cukup
mudah. Jalur pelayaran dan penangkapan ikan juga harus dihindari karena
berisiko terjadi gangguan atau kecelakaan. Energi arus laut di Indonesia
dipilih penulis menjadi topik penelitian karena memiliki banyak
keunggulan, seperti yang disebutkan pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Perbandingan Energi Arus Laut dan Sumber Energi Lain
(Emily Rudkin 2001)

2.3.1 Turbin Arus Laut Vertical Axis


Ada banyak model VAT (Vertikal Axis Turbine) yang telah
dibuat didunia ini. Namun, pada umumnya model dari VAWT
dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu (1) Savonius Type, (2) Darrieus
type, dan (3) H-Rotor Type. Turbin vertical axis dibagi menjadi 5

7
bagian, yaitu SCdarrieus, Hdarrieus, Darrieus, Gorlov, dan
Savonius turbin. Perbedaan dari kelima turbin ini yaitu model blade
yang digunakan. Untuk turbin tipe SC-darrieus dan H-darrieus
mempunyai bentuk blade tegak. Turbin Darrieus mempunyai blade
yang ditekuk, blade turbin Gorlov mempunyai bentuk memutar,
dan untuk tipe Savonius, model bladenya tegak dan ditekuk sedikit.
2.3.2 Turbin Arus Laut Horizontal Axis
Turbin sumbu horisontal memanfaatkan energi dari air laut
yang bergerak. Aliran arus laut yang menabrak blade turbin
menyebabkan rotor berputar di sekitar sumbu horisontal dan
menghasilkan tenaga.

2.4 Komponen Turbin Arus Laut


Pembangkit listrik tenaga arus laut memiliki beberapa komponen
penting untuk membantu merubah energi mekanik yang dihasilkan
menjadi energi listrik, antara lain:
 Rotor, untuk mengkonversi energi kinetik terdapat dua jenis rotor
(daun turbin) yang biasa digunakan Jenis rotor yang mirip dengan
kincir angin atau cross-flow rotor atau rotor Darrieus.
 Gearbox, berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada turbin
energi arus laut menjadi putaran tinggi agar dapat digunakan untuk
memutar generator.
 Sistem Pengereman (Brake System), digunakan untuk menjaga
putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja pada titik aman
saat terdapat arus yang besar. Alat ini perlu dipasang karena
generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya.
 Generator, dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik.
Generator yang digunakan oleh pembangkit arus laut dengan
teknologi MCT adalah generator asinkron. Tegangan dan arus
listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC (alternating
current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal.
 Rectifier adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus
bolak-balik (AC) menjadi sinyal sumber arus searah (DC).

8
Rectifier yang digunakan adalah rectifier 3 fasa. Daya rectifier tiga
fasa yang digunakan harus sesuai dengan daya output dari
pembangkit yaitu minimal sebesar 70 kW.
 Baterai, untuk mengatasi keterbatasan ketersediaan akan energi
arus laut (tidak sepanjang hari arus laut akan selalu tersedia) maka
ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan
alat penyimpan energi berupa baterai (accu).
 Inverter, digunakan untuk mengubah tegangan input DC menjadi
tegangan AC. Keluaran inverter dapat berupa tegangan yang dapat
diatur dan tegangan yang tetap. Sumber tegangan input inverter
dapat menggunakan baterai, cell bahan bakar, tenaga surya, atau
sumber tegangan DC yang lain. Daya inverter tiga fasa yang akan
digunakan harus sesuai dengan besarnya daya maksimum dari
beban untuk menjaga kemungkinan terjadinya overload.
Hasil penelitian Manggala (2016), menunjukkan bahwa variasi jumlah
blade/rotor lebih baik digunakan pemasangan 9 blades dan menggunakan
mekanisme variable active-pitch untuk meningkatkan performansi dan
efisiensi turbin. Disisi lain, dalam mekanisme untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap performansi turbin dapat dilakukan dengan
pengembangan desain baik dengan cara eksperimen maupun simulasi
(Amarta 2016).
Saran mendukung yang diberikan Karina (2014) dalam
penelitiannya adalah perlunya melanjutkan sampai tahap desain turbin
beserta dengan generatornya agar untuk dapat mengetahui lebih detail
efisiensi dari pembangunan turbin tersebut.

2.5 Perhitungan Daya dan Putaran Turbin Arus Laut


Untuk mengetahui putaran turbin arus laut ini akan disimulasikan
dengan bantuan software ANSYS. Dengan mendapatkan nilai daya dan
torsi pada turbin arus laut tersebut maka besarnya putaran turbin arus laut
dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut:
P=T.ω
Dimana: P = Daya pada turbin (Watt)

9
T = Torsi pada turbin arus laut (Nm)
ω = Putaran turbin arus laut (Rad/s)
Hasil penelitian Yulianto (2015), menunjukkan bahwa besarnya daya yang
dihasilkan pada setiap model turbin berbanding lurus dengan kecepatan
arus laut yang menabrak blade turbin. Semakin besar kecepatan arus yang
menabrak blade turbin maka daya yang dihasilkan semakin besar. Disisi
lain, besarnya torsi yang dihasilkan pada setiap model turbin berbanding
lurus dengan jumlah blade. Semakin banyak jumlah blade pada turbin
maka torsi yang dihasilkan semakin besar. Disisi lain penelitian
sebelumnya menjelaskan bahwa koordinat yang potensial sebagai sumber
energi arus laut ditentukan menggunakan data bathimetri berupa peta di
digitasi hingga diperoleh koordinat UTM sumbu x dan sumbu y, serta
kedalamannya (Sugito 2017).

2.6 Computational Fluid Dynamics (CFD)


Computational Fluid Dynamics (CFD) merupakan modeling yang
secara umum digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang
berhubungan dengan aliran fluida. CFD digunakan untuk perhitungan yang
dibutuhkan untuk mensimulasikan interaksi fluida dengan permukaan
benda (boundary condition). CFD berawal apada tahun 1960-an dan
berkembang sampai sekarang. Pemakaian CFD secara umum dipakai
untuk memprediksi aliran fluida, perpindahan panas,perubahan fase, reaksi
kimia dan tegangan pada permukaan benda solid. Pada proses simulasi
terdapat tiga tahap yang harus dilakukan, yaitu:
 Pre-processing merupakan proses memasukkan data masukan
(input data) yang selanjutnya akan dilakukan proses solving. Proses
ini meliputi: pendefinisian kondisi batas – batas (boundary) dari
geometry, penentuan domain-domain, dan pemilihan jenis fluida
yang akan dianalisa
 Solving merupakan proses menghitung dari data masukan yang
yang telah diberikan dengan metode numeric solver, dimana
dibedakan menjadi beberapa macam yaitu: finite difference

10
method, finite elements method, finite volume method, boundary
element method.
 Post processing merupakan tahap simulasi dimana
menginterpretasikan kondisi – kondisi yang telah dibuat.

2.7 SolidWorks
SolidWorks adalah sebuah program Computer Aided Design (CAD)
3D yang menggunakan sistem operasi Microsoft Windows. Program ini
dikembangkan oleh SolidWorks Corporation, yang merupakan anak
perusahaan dari Dassault Systemes, S.A. SolidWorks merupakan program
penting yang mulai banyak digunakan pada industry saat ini.Program ini
relatif lebih murah dan mudah digunakan dibandingkan program-program
sejenisnya.
Hasil penelitian Hariyanto (2016), menunjukkan hasil simulasi
menggunakan bantuan SolidWorks yang membuktikan keamanan dari
konstruksi penopang turbin dengan safety factor minimal sebesar 2. Disisi
lain, penelitian sebelumnya menggunakan konstruksi penopang turbin
jenis TLP dengan konfigurasi desain utama struktur yaitu memiliki 3
column dengan masing-masing berdiameter 1,3 m dan Panjang 4 m di
perairan Tanjung Gali Segara Lombok Timur (Ihsan 2015).

2.8 Analisa Perhitungan Biaya


Selain untuk memenuhi kebutuhan listrik dari masing – masing
wilayah hingga dilakukannya perancangan teknologi konversi energi,
perhitungan biaya sangat dibutuhkan sebagai parameter apakah suatu
pembangkit listrik tersebut layak dan cocok untuk dibangun. Sebagian
besar dalam hal penyediaan listrik, PT. PLN sebagai pemasok utama
menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber pembangkit listrik.
Terutama pada pulau – pulau kecil yang menggunakan Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD) dengan bahan baku yang dianggap tidak efisien dan
ekonomis, seperti halnya di wilayah kepulauan, terpencil, dan perbatasan.
Oleh karena itu untuk mengurangi dan mengatasi hal tersebut dibutuhkan
suatu pembangkit alternatif, seperti PLTA yang berpotensi untuk
diterapkan di Indonesia. Sasaran dari teknologi konversi energi ini akan

11
diutamakan untuk daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) di
Indonesia seperti yang sudah di singgung sebelumnya. Hal ini juga
didukung oleh saran yang diberikan oleh penelitian sebelumnya (Awalia
2014), yang membahas mengenai pemanfaatan energi laut untuk
mendukung operasi Floating Storage Offloading (FSO). Yang mana
potensi energi arus lebih baik dimanfaatkan untuk memasok listrik ke
rumah penduduk. Namun tempat yang nantinya akan menjadi lokasi
penerapan teknologi konversi arus laut ini perlu dilakukan peninjauan
dengan seksama untuk mendapatkan lokasi yang mempunyai nilai range
kecepatan aliran yang lebih besar, agar daya yang dihasilkan pun lebih
optimal (Manggala 2016). Jangan sampai teknologi yang kita usulkan
malah tidak layak untuk dijadikan pembangkit listrik yang mampu bekerja
secara kontinu, seperti kesimpulan yang ditarik dalam salah satu tugas
akkhir (Kamesworo 2016).
Saran mendukung yang diberikan oleh penelitian sebelumnya
(Ihsan 2015, Pasuratama 2016, Sugito 2017) adalah perlunya dilakukan
perhitungan ekonomi untuk ditambahkan guna mengetahui tingkat
kesesuaian turbin tersebut sebelum di terapkan di suatu lokasi yang telah
direncanakan.

2.9 Analytical Hierarchy Process (AHP)


Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali diperkenalkan
oleh Thomas Saaty(1980). adalah alat untuk menentukan pengambilan
keputusan secara sistematis sehingga didapat pengambilan keputusan yang
terbaik dengan menghitung aspek kualitatif dan kuantitatif. Dari segi
kuantitatif, AHP memiliki perhitungan yang sangat sistematis dan dari segi
kualitatif, pengumpulan data mudah didapat. Dari penjelasan diatas kita
ketahui bahwa AHP adalah alat pemilihan kriteria yang sangat flexibel
karena data kriteria tergantung dari pengalaman pembuat strategi
maintenance dan juga kemampuan AHP dalam menyatukan data kriteria
dengan hitungan kuantitatif dapat menghasilkan rangking multi kriteria.
AHP sendiri memudahkan pengambilan keputusan dengan cara membagi
permasalahan dalam suatu bentuk hirarki berbentuk grafik. Adapun isi

12
grafik dimana grafik teratas mendifinisikan sebagai goal atau tujuan yang
kemudian memisah kebawah menjadi beberapa sel yang dapat
mempengaruhi hasil akhir tujuan dan masih berlanjut kebawah hingga
didapat alternatif sistem maintenance secara umum.

13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian


Penyusunan tugas akhir dilakukan dengan mengikuti tahapan-
tahapan yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu studi literatur,
pengumpulan data yang dibutuhkan, pembahasan, dan penarikan
kesimpulan. Tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat pada diagram alir
(flowchart) berikut:

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Permodelan Arus Menggunakan


Software MIKE21

Validasi
Permodelan Arus

OUTPUT 1
Pemetaan Persebaran Kondisi
Peta Persebaran
Arus Laut Indonesia
Kondisi Arus
Laut Indonesia

Ya

14
Ya

Pemilahan Konsep Desain Perancangan Teknologi


Konversi Energi Arus Laut Dengan Metode AHP
Mengunakan Online Software BPMSG

OUTPUT 2
Pembuatan
Konsep Desain Konsep Desain Baru
Sesuai Untuk
Indonesia

Perhitungan Daya Listrik Yang


Dihasilkan PLTAL

OUTPUT 3
Keuntungan
Analisis Biaya dan Manfaat
dan Kerugian
PLTAL

Kesimpulan

Penulisan Laporan

Selesai

Gambar 3.1 Dagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

3.2 Prosedur Penelitian


Adapun prosedur dan langkah-langkah penyusunan tugas akhir ini
dijelaskan secara terperinci sebagai berikut:
3.2.1 Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mempelajari berbagai
bahan acuan seperti buku, Tugas Akhir terdahulu, jurnal baik
internasional maupun nasional, proceedings baik internasional

15
maupun nasional, dan artikel internet dalam memahami dan
menganalisa permasalahan pada topik penelitian ini.
3.2.2 Pengumpulan Data
Data-data dalam penelitian ini berguna sebagai input
terhadap pengaplikasian perangkat lunak MIKE 21. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data
sekuler. Data sekunder yang dikumpulkan yaitu berupa data-data
statistik. Data yang dibutuhkan adalah data peta bathimetri, pasang
surut, data angin, dan data pengukuran arus laut pada lokasi yang
telah ditentukan.
3.2.3 Permodelan Arus Menggunakan Software MIKE 21
Permodelan arus dengan menggunakan software MIKE 21
yang merupakan perangkat lunak untuk permodelan arus
hidrodinamika dua dimensi. Input data yang telah ada dilanjutkan
dengan pembuatan grid komputasi dan penentuan kondisi batas.
Hasil permodelan yang didapatkan adalah berupa kecepatan arus
dan elevasi muka air. Sebelum didapatkan output berupa peta
persebaran kondisi arus laut Indonesia yang dapat dimanfaatkan
sebagai PLTAL harus dilakukan validasi antara hasil pemodelan
dengan data sekunder yang didapatkan dan juga hasil komputasi
dengan software lainnya seperti CFD (Computational Fluid
Dynamics).
3.2.4 Pemetaan Persebaran Kondisi Arus Laut Indonesia
Setelah permodelan arus laut dilakukan, dilanjutkan dengan
pemetaan wilayah Indonesia yang memiliki arus laut yang sangat
potensial. Pemilihan lokasi penempatan PLTAL meninjau beberapa
faktor, baik dari faktor keamanan dan faktor lingkungan.
Selanjutnya akan dievaluasi untuk mendapat kecepatan arus
optimum yang dapat menghasilkan listrik secara kontinyu.

16
3.2.5 Pemilahan Konsep Desain Perancangan Teknologi Konversi
Energi Arus Laut Dengan Metode AHP Mengunakan Online
Software BPMSG
Dengan adanya informasi data yang lengkap mengenai jenis
turbin Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut yang beredar di
pasaran beserta material penyusun turbin, dilakukanlah analisa
pemilahan untuk menentukan jenis turbin yang sesuai untuk
diterapkan di Indonesia. Metode yang digunakan adalah AHP
dengan pertimbangan biaya, spesifikasi turbin, masa operasi,
kekurangan dari jenis turbin, dan daya yang mampu dihasilkan.
Output yang harapannya dapat diperoleh pada bagian ini adalah
konsep desain baru yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia dan
untuk diterapkan di perairan tropis serupa.
3.2.6 Pembuatan Konsep Desain Baru
Hal yang diperhatikan dalam pembuatan konsep desain baru
dalam perancangan teknologi konversi energi laut adalah kondisi
alam lokasi rencana peletakkan struktur. Karena untuk kondisi
perairan yang cenderung tenang dan hangat akan memerlukan
material yang berbeda untuk kondisi berairan yang cenderung badai
dan dingin. Selain itu nilai SF (Safety Factor) yang digunakan pun
jauh lebih kecil. Konsep desain baru disini merujuk pada
penggabungan beberapa jenis turbin Pembangkit Listrik Tenaga
Arus Laut yang sudah beredar di pasaran untuk mendapatkan
desain optimum dan tentunya menggunakan bantuan software
Solidworks.
3.2.7 Perhitungan Daya Listrik Yang Dihasilkan PLTAL
Selanjutnya perhitungan potensi daya listrik yang dihasilkan
oleh energi arus, hal ini diperlukan untuk mengetahui besar potensi
daya listrik yang dapat dihasilkan pada lokasi yang telah ditentukan
berdasarkan pada data arus yang diolah sebelumnya. Setelah itu
menghitung banyaknya turbin yang dibutuhkan sehingga mampu
memenuhi kebutuhan listrik pada lokasi yang telah direncanakan.

17
3.2.8 Analisis Biaya dan Manfaat
Setelah pembuatan konsep desain baru mengenai
perencanaan pembangunan PLTAL yang efektif sesuai dengan
kriteria teknis pada area yang telah ditentukan, perhitungan biaya
dan manfaat dilakukan untuk mengetahui kelayakan finansial
investasi pembangkit energi listrik tenaga arus laut. Output yang
harapannya dapat diperoleh pada bagian ini adalah mengetahui
keuntungan dan kerugian dari penerapan teknologi terbarukan ini.

3.3 Jadwal Penyusunan Tugas Akhir

Tabel 3.1 Alokasi waktu penyusunan Tugas Akhir

18
19
DAFTAR
PUSTAKA

Amarta, Z. 2016. Analisis Pengaruh Jumlah Foil terhadap Performansi Turbin Arus Air
Vertikal Aksis Jenis Helical Dengan Cascade Foil Berbasis CFD. Tugas Akhir.
Jurusan Teknik Fisika-Fakultas Teknologi Industri. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS). Surabaya.
ASELI. 2012. Profile book. Jakarta
Asmus, P., Wheelock, C. 2009. Hydrokinetic and Ocean Energy. USA: Pike Research
LLC.
Awalia, W.R. 2014. Studi Konsep Pemanfaatan Arus Laut di Selat Lalang sebagai
Sumber Energi Terbarukan untuk FSO Ladinda. Tugas Akhir. Jurusa Teknik
Kelautan-Fakultas Teknologi Kelautan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS). Surabaya.
Diamar, S. 2009. Potensi Arus Laut sebagai Listrik Alternatif.
http://www1.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-pers/features/potensi-arus-laut-
sebagai-listrik-alternatif/. Diakses pada tanggal 16 November 2019.
Duxbury, A.B., Duxbury, A. C., Sverdrup, K. A. 2002. Fundamentals of Oceanography.
McGraw Hill. Seattle: Seattle Community College.
Emily, Rudkin. 2001. World Energy Council Survey of Energy Resource 2001.
Erwandi. 2011. The Development of Indonesian Vertical Axis Marine Current Turbine for
The Tidal Power Generation. Indonesian Hydrodynamics Laboratory, Surabaya.
Fraenkel, P. 2002. Power from Marine Currents. Marine Currents Turbines Ltd.
Hariyanto, S.D. 2016. Perancangan Konstruksi Support Turbin Air untuk Sistem
Teknologi Energi Arus Laut. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sistem Perkapalan-
Fakultas Teknologi Sepuluh Nopember. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS). Surabaya.
Ihsan, R.A.A. 2015. Desain Supporting Structure Jenis Tension Leg Platform untuk
Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut di Perairan Selat Alas Lombok

20
Timur. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Kelautan-Fakultas Teknologi Kelautan.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya.
Kamesworo, W. 2016. Studi Kelayakan Teknis Penerapan Teknologi Pembangkit Listrik
Tenaga Gelombang Laut Sistem Bandul (PLTGL-SB) di Daerah Pesisir Pulau
Bawean Gresik. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sistem Perkapalan-Fakultas
Teknologi Kelautan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya.
Karina, A. 2014. Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang (PLTGL) di
Pulau Bawean Gresik. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Kelautan-Fakultas
Teknologi Kelautan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya
Lubis, S. dan Yuningsih, A. 2016. Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut di Dunia.
https://www.mgi.esdm.go.id/content/prospek-arus-laut-sebagai-energi. Diakses
pada tanggal 15 November 2019
Manggala, S.W. 2016. Rancang Bangun Turbin Arus Laut Sumbu Vertikal Straight Blade
Cascade untuk Mengetahui Pengaruh Variasi Jumlah Blade Terhadap Efisiensi
Turbin. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Fisika-Fakultas Teknologi Industri. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya.
Mukhtasor. 2012. Pengembangan Energi Laut.
https://www.den.go.id/index.php/dinamispage/index/314-.html. Diakses pada
tanggal 15 November 2019.
Orhan, K., Mayerle, R., Pandoe, W. A. 2015. Assesment of energy production potential
from tidal stream currents in Indonesia. Elsevier Energy Procedia 76 (2015) 7 –
16.
Pasuratama, D.M. 2016. Studi Konsep Struktur Penopang Turbin PLTAL untuk FSO
Ladinda. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Kelautan-Fakultas Teknologi Kelautan.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya.
Saaty, T. L. 1980. The Analytic Hierarchy Process. McGraw-Hill. New York.
Sugito, L.B. 2017. Studi Arus Laut pada Selat Alas untuk Pemetaan Potensi Pembangkit
Listrik Tenaga Arus Laut. Tugas Akhir. Departemen Teknik Kelautan-Fakultas
Teknologi Kelautan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya.
Twidell, J., Weir, T. 2006. Renewable Energy Resouce 2nd edition. London and New
York: Taylor & Francis.
Yulianto, S.E. 2015. Analisa Putaran dan Torsi Turbin Arus Laut Akibat Pengaruh
Variasi Diameter dan Jumlah Blade. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sistem
Perkapalan-Fakultas Teknologi Kelautan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS). Surabaya.

21
Yuningsih, A., A. Masduki, B. Rachmat, dan P. Astjario. 2009. Penelitian Potensi Energi
Arus Laut sebagai Pembangkit Listrik bagi Masyarakat Pesisir di Selat
Larantuka – Nusa Tenggara Timur, P3GL, Laporan Intern.

22

Anda mungkin juga menyukai